PANDUAN PRAKTIK KLINIS ANEMIA
PPK
PUSKESMAS TERARA
1. Pengertian
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis 5. Diagnosis Kerja 6. Diagnosis Diagnosi s Banding
168/B6/PPK/PKMTRR/II/2016
No. Dokumen Dokumen
:
No. Revisi
:
Tgl. Terbit
:
9 Februari 2016
Tgl. Mulai Berlaku
:
9 Februari 2016
Halaman
:
1/3
dr.H.Anjasmoro. IP. 19810218 201001 1 007
Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel – sel sel darah merah (eritrosit) dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada dibawah nilai normal (kurang darah). Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Tanda gejala : 1. Mudah letih bila melakukan melakukan aktifitas fisik/mental. 2. Nafas pendek. pendek. 3. Pusing. 4. Tidak nafsu makan. 5. Wajah terlihat pucat. Faktor Risiko 1. Rendahnya asupan gizi pada makanan. 2. Gangguan kesehatan usus kecil atau operasi yang berkenaan dengan usus kecil. 3. Menstruasi. 4. Kehamilan. 5. Kondisi kronis seperti kanker, gagal ginjal atau kegagalan hati. 6. Faktor keturunan. 1. Keadaan umum : pucat, keletihan berat, nyeri kepala, demam, dipsnea, vertigo, sensitif terhadap dingin, BB turun. 2. Kulit : kulit kering, kuku rapuh. 3. Mata : penglihatan kabur, sclera pucat (merah muda). 4. Telinga : vertigo, tinnitus. 5. Mulut : mukosa licin dan mengkilat, stomatitis. 6. Paru – paru : dipsneu dan orthopnea. 7. Kardiovaskuler Kardiovaskuler : takikardia, palpitasi, mur – mur, mur, angina, hipotensi, kardiomegali, kardiomegali, gagal jantung. 8. Gastrointestinal Gastrointestinal : anoreksia dan menoragia, menoragia, menurunnya fertilisasi, hematuria (pada anemia hemolitik). 9. Muskuloskletal Muskuloskletal : nyeri pinggang, sendi dan tenderness sterna. 10.Sistem 10.Sistem persarafan : nyeri kepala, bingung, neurupatu perifer, parastesia, mental depresi, depresi, cemas, cemas, kesulitan koping. Anemia. Semua keadaan yang memberikan gambaran anemia hipokrim hipokri m mukrositik mukrosit ik lain, talasemia minor, anemia karena penyakit kronis, lead poisoning (keracunan timbale) dan anemia sideroblastik.
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Tata Laksana
9. Edukasi
10.Prognosis 11.Tingkat Evidens 12.Tingkat Rekomendasi 13.Indikator
14.Kepustakaan
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui : 1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12 – 14 g/dl). 2. Kadar Ht menurun (normal 37% - 41%). 3. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik). 4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada asupan darah tepi. 5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik) Tindakan umum : 1. Transpalasi sel darah merah. 2. Antibiotic diberikan untuk mencegah infeksi. 3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah. 4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen. 5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada. 6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau. Pengobatan (tergantung dari penyebabnya). 1. Anemia defisiensi besi a. Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur. b. Pemberian preparat Fe. c. Perrosulfar 3x200 mg/hari/oral sehabis makan. d. Peroglukonat 3x200 mg/hari/oral sehabis makan. 2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12. 3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral. 4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan transfusi darah. 1. Biasakan makan – makanan yang banyak mengandung zat besi. Diantaranya zat besi banyak terdapat pada syuran yang berwarna hijau atau dagung dan hati ayam, daging bebek, ikan , kacang – kacangan dan lai – lain. 2. Banyak memakan buah – buahan yang mengandung vitamin C karena vitamin C akan membantu penyerapan dari zat besi. Prognosis baik bila penyebab anemianya hanya kekurangan zat besi saja dan diketahui penyebabnya serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat.
Batasan anemia secara individu menurut WHO berdasarkan kadar hemoglobin (Hb) yang diperiksa per 10 gram millimeter (mL) atau gram per desiliter (dL) adalah : 1. Anak pra sekolah : Hb 11 gr/dL 2. Anak sekolah : Hb 12 gr/dL 3. Laki – laki dewasa : Hb 13 gr/dL 4. Perempuan dewasa : Hb 12 gr/dL 5. Ibu hamil : Hb 11 gr/dL 6. Ibu menyusui : Hb 12 gr/dL 1. Supandiman I., Sumantri, R., Fadjari, TN., Firanza, PI., Oehadian, A., 2003. Pedoman Diagnosis dan Terapi HEMATOLOGI ONKOLOGI MEDIK. Bandung : Q-Communication. 2. Sudoyo , AW., et al. 2006. Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM Jilid II Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI 3. McCance, KL., Huether, SE., 2006. PATHOPHYSIOLOGY The Biologic Basis for Disease in Adults and Children. 5th edition. USA : Elsevier Mosby.
4. O’Connor, S., Kaplan, S., Final Diagnosis – Anemia. Available at path.upmc.edu.