ANEMIA
A. Definisi
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) merupakan keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berada di bawah normal. Hal ini mengakibatkanpada penurunan kapasitas penangkutan oksigen oleh darah
Nilai parameter seseorang dikatakan anemia
B. Sel Darah Merah
memiliki diameter s ekitar 6-8 m dan ketebalan 2 m
membentuk kepingan bikonkaf
terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein komplek s yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme ter sebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul ok sigen (O 2) di paru-paru
Fung si
berperan dalam sis tem kekebalan tubuh.
lain
Eritropoiesis
3URVHVSHPEHQWXNDQ 3URVHVSHPEHQWXNDQHULWURVLW\ HULWURVLW\DQJGLVHEX DQJGLVHEXWMXJDHULWU WMXJDHULWURSRLHVLVWHU RSRLHVLVWHUMDGLSDGDVXPVXPWX MDGLSDGDVXPVXPWXODQJ ODQJ 3HQGHZDVDDQVHOEHU 3HQGHZDVDDQVHOEHUODQJVXQJVHNLWDU ODQJVXQJVHNLWDUKDULGH KDULGHQJDQPDVD QJDQPDVDKLGXSVHWHODK KLGXSVHWHODKSHOHSDVDQGDU SHOHSDVDQGDUL L
V
V
W
6
%
W W
V
W
W
V W
W
V V
W VW V
V
W
6
W
W W
W VW
F
V VW
V
F +
F
PHQMDGL)HGDQELOLYHUGLQ\DQJQDQWLQ\DGLHNVNUHVLNDQPHODOXLVDOXUDQHPSHGXVHEDJDL ELOLUXELQ3URVHVOHQJNDSQ\DELVDGLOLKDWSDGDJDPEDUEHULNXWLQL
C.
Insid ensi
dan Prevalensi ter jadi pada ibu Hamil, anak-anak dan reama ja wanita
o
Banyak
o
7 dari
o
ada 2.546 orang, ternyata 73% orang memiliki ge jala-ge jala atau faktor resiko anemia.
o
Di
10 wanita Hamil terkena anemia
Indonesia prevalen si anemia sebe sar 5 7,1 % diderita oleh rema ja putri, 27,9 % diderita
oleh Wanita U sia Subur (WUS) dan 40,1 % diderita oleh ibu hamil
D. Etiologi Anemia y
dapat di sebabkan dari 3 hal, yaitu:
DE FISI EN SI: Defisiensi
komponen yang dibutuhkan dibutuhkan sel darah merah, seperti vitamin B 12, Fe,
asam folat, piridok sin y
PUSAT :
Gangguan fungsi sum s um tulang belakang. Mi salnya pada anemia pada lan sia, anemia
penyakit kroni s, dan kanker sum sum tulang y
PERI FERAL: P endarahan
atau penyakit kronis
E. Faktor Resiko Faktor y
resiko dari anemia adalah:
Genetik dan Se jarah keluarga: se jarah keluarga merupakan faktor re siko untuk anemia yang disebabkan oleh genetik, mi salnya sickle-cell anemia, atau fancony anemia. anemia, talasemia, atau fancony
y
Nutrisi:
B12, y
pola makan yang kurang zat penting bagi sel darah merah seperti zat besi, vitamin
dan asam folat dapat meningkatkan re siko anemia
Kondisi
saluran cerna: kondi si saluran cerna dapat mempengaruhi ab sorbsi nutrisi yang
penting bagi pembentukan sel darah merah s ehingga dapat meningkatkan resiko anemia. Selain itu, pendarahan akibat tukak lambung, tukak peptik, dan infek si parasit pada saluran cerna juga dapat m enyebabkan anemia. y
Menstruasi: menstruasi dapat meningkatkan re siko anemia akibat kekurangan zat besi. darah akibat men struasi m emicu pembentukan darah berlebih. Apabila tidak
Kehilangan
diikuti diikuti dengan p eningkatan a supan nutrisi terutama zat besi, dapat memicu ter jadinya anemia defisien si zat besi. y
Kehamilan:
kehamilan dapat meningkatkan re siko anemia akibat kekurangan zat be si. Hal ini
disebabkan tubuh harus memiliki nutri si yang cukup untuk tubuh tubuh ibu da n fetus, serta nutrisi untuk pembentukan sel darah fetus. Apabila tidak dibarengi dengan a supan nutrisi yang cukup terutama zat besi, dapat menyebabkan anemia y
Penyakit kroni s
y
Zat
seperti kanker, gagal gin j al, dan tukak dapat meningkatkan resiko anemia.
kimia dan obat: beberapa obat dan zat kimia seperti benzena, peni silin, primaquin, dan
sulfasalazin dapat menyebabkan anemia. y
Faktor lain
seperti infek si, penyakit autoimun
F. Patofisiologi Patofi siologi
anemia bermacam-macam tergantung dari jenis dan penyebab anemia. Patofisiologi
anemia: y
Kehilangan Darah Berlebihan Pendarahan,
y
y
trauma fisik, tukak lambung, infek si lambung, hemorroid
Pendarahan Kronis Pendarahan
y
(akut):
vagina, peptic ulcer, para sit intestinal, aspirin dan N SAID lain
Destruk si
Sel Darah Merah Berlebihan
Antibodi,
obat, trauma fisik, seguestra si berlebih pada limpa, dan faktor ek strakorpuskular lain
Faktor Intrakorpus kular
Heredita s dan kelainan sintesis hemoglobin y
Produksi R BC
dewa sa tidak cukup
o
Defisiensi
nutrient: Vitamin B12, Fe, a sam folat, piridok sin
o
Defisiensi
eritroblast: Anemia apla stik, eritroblastopenia terisola si, antagonis asam
folat, antibodi o
Defisiensi
infiltrasi sum sum tulang: Limfoma, leukemia, mielofibro mielofibrosis, karsinoma
o
Abnormalitas
endokrin: endokrin: Hipot iroid, insufi sien si adrenal dan kelen jar pituitari
o
Penyakit gin jal
kronis
o
Penyakit
o
Inflama si kronis: Granulatomasous disease dan collagen va scular disease
liver
G. Klasifikasi Anemia
terdiri dari 800 jenis berdasarkan arka n etiologinya, morfologinya, dan patofi siologinya.
Klasifikasi y
anemia berdasarkan morfologinya: morfologinya:
Normositik:
anemia normo sitik adalah anemia yang bentuk dan ukuran sel darah merahnya
normal (diameter 76 100 fl) namun jumlah sel darah merah sedikit. Contoh anemia yang termasuk anemia normositik adalah anemia hemolitik (anemia akibat peningkatan penghancuran s el darah merah), anemia apla stik (anemia akibat jumlah sel darah merah yang diproduk si sum sum tulang belakang berkurang) dan anemia akibat pendarahan. y
Anemia
makrositik adalah anemia dimana jumlah sel darah merah berkurang disertai dengan
peningkatan ukuran s el (diameter > 100 fl). Anemia makrositik dibagi men jadi dua, yaitu anemia makrositik megalobla s tik dan anemia makro sitik nonmegalobla stik. y
Anemia
makrositik megalobla stik adalah anemia akibat k elainan pada sintesis/ pembelahan
sel darah merah sehingga terbentuk megalobla st (eritroblast yang besar) yang akan men jadi eritro sit dengan ukuran yang besar. Contoh dari anemia makrositik megalobla stik adalah anemia akibat defi sien si asam folat dan vitamin B12. y
Anemia
makrositik nonmegalobla stik adalah anemia dengan ukuran sel darah merah besar
namun bukan di s ebabkan oleh terbentuknya megalobla st. Anemia makrositik nonmegaloblastik dapat dis ebabkan oleh alkohol, penyakit hati, mik sedema, sindrom mielodisplastik, obat sitotok sik, anemia aplastik, kehamilan, merokok, retikulo retikulositosis, myeloma, dan nenonatus. y
Anemia
mikrositik adalah kondi si anemia dimana jumlah s el darah merah berkurang disertai
dengan ukuran s el darah merah yang kecil (diameter < 76 fl). Hal ini ter jadi akibat kegagalan dalam sintesis sel darah merah. Anemia mikro sitik bia sanya dis ertai dengan hipokromik (kadar hemoglobin hemoglobin dalam darah berkurang, sehingga warna eritrosit lebih pucat dibanding normal). Contoh
anemia mikrositik yang sering ter jadi adalah anemia akibat defi siensi zat besi.
Klasifikasi y
anemia berdasarkan etiologinya: etiologinya:
Defisiensi:
anemia akibat defi siensi bahan-bahan y ang dibutuhkan dalam pembentukan sel
darah merah, seperti Fe, vitamin B12, dan asam folat. y
Pusat:
anemia yang di s ebabkan oleh kelainan pada fung si sintesis di sum sum tulang. Mi salnya
pada lansia, anemia penyakit kronis, dan kanker sum sum tulang. y
Periferal:
Klasifikasi y
anemia yang di s ebabkan oleh pendarahan atau penyakit kroni s.
anemia berdasarkan patofisiologinya:
Kehilangan Darah Berlebihan Pendarahan,
y
y
trauma fisik, tukak lambung, infek si lambung, hemorroid
Pendarahan Kronis Pendarahan
y
(akut):
vagina, peptic ulcer, para sit intestinal, aspirin dan N SAID lain
Destruk si
Sel Darah Merah Berlebihan
Antibodi,
obat, trauma fisik, seguestra si berlebih pada limpa, dan faktor ek strakorpuskular lain
Faktor Intrakorpus kular
Heredita s dan kelainan sintesis hemoglobin y
Produksi R BC
dewa sa tidak cukup
o
Defisiensi nutrient: Vitamin B12, Fe,
o
Defisiensi
asam folat, piridok sin
eritroblast: Anemia apla stik, eritroblastopenia terisola si, antagonis asam
folat, antibodi
Dari
o
Defisiensi
infiltrasi sum sum tulang: Limfoma, leukemia, mielofibro mielofibrosis, karsinoma
o
Abnormalitas
o
Penyakit gin jal
o
Penyakit
o
Inflama si kronis: Granulatomasous disease dan collagen va scular disease
endokrin: Hipotiroid, in sufi sien si adrenal dan kelen jar pituitari kronis
liver
sekian banyak jenis anemia, akan dibaha s beberapa jenis anemia, yaitu anemia akibat
defisien si besi, anemia akibat defi sien si vitamin B12 (anemia pernisiosa), anemia apla stik, dan anemia hemolitik. Anemia
defi siensi Fe merupakan anemia dengan prevalen si tinggi. Apabila tubuh kekurangan Fe
yang merupakan pembentuk hemoglobin, hemoglobin, maka tubuh akan menye suaikan dengan cara membentuk sedikit sel darah merah s ehingga menyebabkan anemia. Anemia yang disebabkan oleh defisien si besi biasanya mikrositik (berukuran kecil) dan di sertai hipokromik (warna pucat akibat
kekurangan hemoglobin). Penyebab utama anemia defi siensi besi adalah defi siensi asupan nutrisi, men struasi, pendarahan, atau penyakit seperti infek si parasit.Selain ge jala anemia pada umumnya, biasanya anemia akibat defi siensi besi diikuti diikuti dengan pica (memakan benda yang bukan ma kanan
seperti kapur, es, tanah), rasa tidak enak pada lidah, serta penurunan sekresi saliva. Anemia juga
dapat ter jadi apabila tubuh kekurangan vitamin B12, salah satu bahan pembentuk
eritro sit. Berbeda dengan anemia defi sien si besi, sel darah merah yang k ekurangan vitamin B12 akan berukuran besar (makrositik). Anemia perni siosa adalah anemia akibat defi sien si vitamin B12 akibat kelainan pada sel parietal. Anemia
apla s tik adalah anemia akibat sum sum tulang tidak memproduksi sel darah merah yang
cukup.Selain anemia, bia sanya disertai juga dengan penurunan sekresi platelet dan sel darah putih.Anemia apla stik bisa ter jadi secara idiopatik (genetik), penyakit autoimun ( sel darah putih menyerang sum sum tulang) atau obat.Pada umumnya ukuran s el darah merah pada anemia aplastik normal (normositik). Anemia
hemolitik adalah anemia yang ter jadi akibat peningkatan de struk si sel darah merah.Pada
umumnya ukuran sel darah merah pada anemia hemolitik hemolitik normal (normo sitik).Ge jala pada anemia hemolitik hemolitik pada umumnya mirip dengana g e jala anemia lainnya, namun di sertai dengan jaundice, hiperten si pulmonari, hemoglobinemia, peningkatan bilirubin, dan pembentukan batu gin jal. Sickle cell anemia adalah salah satu anemia hemolitik dimana sel darah m erah berbentuk bulan
sabit akibat kelainan genetik. Sel fago sit akan lebih banyak mende struksi sel darah merah sehingga dapat menyebabkan anemia.
H.
Menif estasi Klinis Manife stasi klini s dari anemia tergantung dari jenis dan tingkat keparahan anemia ter sebut. Namun pada umumnya ge j ala anemia terdiri dari: y
Pusing ( d izziness izziness
dan fatigue dan fatigue): ): Sel darah merah yang berkurang menyebabkan ok sihemoglobin
yang terdistribusi ke bagian tubuh seperti otak berkurang. Hal ini dapat m enyebabkan pu sing dan sakit kepala. y
Tekanan
darah rendah
y
Mata menguning: warna kuning dapat dis ebabkan oleh adanya bilirubin (ha sil destruksi sel darah merah) pada aliran darah
y
Kulit
pucat, dingin, dan berwarna kuning: kulit yang dingin berwarna pucat ter jadi akibat
kurangnya sel darah merah pada pembuluh darah. Kulit yang meng uning uning bi sa disebabkan oleh adanya bilirubin (ha sil destruk si s el darah merah) pada darah. y
Napa s
y
Otot melemah
y
Warna feces berubah: terutama pada anemia hemolitik, dimana ter jadi peningkatan de struksi
pendek
sel darah merah. Hal ini dapat menyebabkan pening katan kadar bilirubin yang merupakan hasil destruksi sel darah merah. Bilirubin ilirubin akan membuat w arna feces menguning. y
Pembes aran
y
Palpita si
hati
y
Peningkatan detak jantung Pada
anemia akut dapat ter jadi ge jala kardiorespiratori seperti takikardi, kepala teras a ringan
dan sesak napas.Sementara pada anemia kroni s ge jala yang nam pak adalah lelah, letih, pusing, vertigo, sensitif dingin, pucat. Khusus
pada anemia akibat defi sien si zat besi dapat ter jadi penurunan saliva, rasa tidak enak
pada lidah, dan pica. Pada an emia defisiensi vitamin B12 dan asam folat, ter jadi ikterus, pucat, atropi mukosa ga strik, abnormalitas neurop sikiatrik ( abnormalita abnormalita s neuropsikiatrik khusus pada defi siensi vitamin B12).
I.
Diagnosis
J.
Terapi a. Tujuan y
Mengurangi tanda-tanda dan ge jala
y
Memperbaiki etiologi yang menda sarinya
y
Mencegah kambuhnya anemia
b. Terapi non-f armakolog armakologi Terapi
non-farmakologi dapat dilakukan dengan mencukupi a supan makanan, yaitu nutrisi dari
besi, vitamin B 12, dan asam folat. -
Besi Besi memiliki ab sorpsi
yang rendah pada sayuran, produk padi -padian, produk produk susu, dan
telur. Absorpsi besi yang paling baik bera sal dari daging, ikan, dan unggas.Pemberian terapi besi ber s amaan dengan makanan dapat mengurangi ab sorpsi besi lebih dari 50 %, namun hal ini diperlukan untuk memperbaiki toleran si tubuh. -
Vitamin Di
B 12
bawah ini daftar makanan beserta jumlah vitamin B 12 yang terkandung di dalamnya :
-
olat Asam f ola Di
bawah ini adalah daftar makanan be serta jumlah asam folat yang terkandung di
dalamnya :
Selain itu, dapat juga diberikan transfusi darah. Tran sfusi darah diindika sikan untuk situasi yang akut di mana pa sien kekurangan darah yang berlebih.Tran sfusi darah dapat meningkatkan kon sentrasi Hb dalam waktu singkat tetapi tidak ditu jukan untuk menghilangkan penyebabnya.
c. Terapi f armakolog armakologi a. Besi 1.
Terapi 2+
Fe
besi secara oral
sulfat, fumarat, dan glutamat diabsorp si tubuh dalam jumlah yang kurang lebih
sama. Besi karbonat lebih menguntungkan karena re siko kematian yang lebih rendah jika ter jadi overdo sis.Adanya substan si chelator m ukopoli ukopolisakarida mencegah besi terpresipitasi dan men jaga besi dalam bentuk yang larut. Bentuk besi yang paling baik diabsorpsi adalah bentuk Fe
2+
dengan absorpsi paling baik ter jadi di duodenum dan
je junum.Dosis yang diberikan tergantung pada toleransi setiap individu.Umumnya, dosis yang direkomendasikan sebesar 200 mg besi setiap hari dalam 2 atau
3 dosis
terbagi. Besi disarankan untuk dikon sum si 1 jam s ebelum makan karena makanan akan mengganggu absorpsi besi. Namun pada beberapa pa sien, besi haru s diberikan bersama mak anan karena dapat menyebabkan mual dan diare ketika mengkon sum si besi dalam keadaan perut kosong.Besi ditransportasikan melalui darah.Sebanyak darah.Sebanyak 0,5 -1 mg besi dieksresi melalui urin, keringat, dan sel mukosa intestinal pada pria sehat,
sedangkan pada wanita yang sedang mengalami men struasi kehilangan be si sekitar 1-2 mg. y
y
Indika si : o
Defisiensi
o
Suplemen be si
Kontraindika si
besi untuk pencegahan dan pengobatannya
:
Hemokromatosis, hemosiderosis , anemia hemolitik, reak si hiper sensitivitas. y
Peringatan
:
Individu dengan ke seimbangan besi normal tidak boleh mengkon sum si dalam
o
jangka waktu lama. Overdosis dapat menyebabkan keracunan fatal t erutama pada anak-anak di
o
bawah 6 tahun. Kehamilan : kategori A
o
y
Efek
samping :
Cairan
mengandung besi dapat menodai gigi untuk sementara waktu, nyeri
abdominal, kon stipa si, diare, iritasi s aluran pencernaan, mual, muntah, feses berwarna lebih gelap. y
Interaksi obat :
Interaksi
Obat Asam
a setohidrok samat (AHA)
Mengkelat logam berat termasuk besi, absorp si besi menurun
Antacid
Absorpsi
Asam
Pada
a skorbat
besi menurun
dosis 200 mg meningkatkan absorpsi besi
30% Garam kalsium
Aborpsi
Kloramfenikol
Kadar
besi pada saluran cerna m enurun
serum besi meningkat
Antagoni s
H2
Absorpsi
besi menurun
Inhibitor pompa proton
Absorpsi
besi menurun
Trientin
Keduanya
Kaptopril
Penggunaan bers amaan
saling menghambat absorpsi dalam 2 jam
menyebabkan pembentukan dimer di sulfide kaptopril yang inaktif Sefalosporin
Besi
menurunkan ab sorpsi 80%, makanan
menurunkan absorpsi 30% Fluorokuinolon
Absorpsi
pada s aluran cerna menurun karena
ter jadi pembentukan komplek s Levodopa
Membentuk kelat dengan garam besi, menurunkan absorpsi kadar serum
Levotiroksin
Efikasi
levotirok sin menurun menyebabkan
hiportiroid sm Metildopa
Ter jadi
penurunan efika si
Penisilamin
Absorpsi
menurun karena, kemungkinan karena
terbentuk kelat Tetra siklin
Penggunaan
dalam 2 jam dapat saling
menurunkan absorpsi
y
Sediaan :
2.
Terapi
besi secara parenteral
Terdapat 3 jenis
yang tersedia : besi dek stran, natrium besi karbonat, dan besi sukrosa.
Yang membedakannya adalah ukuran molekul, farmakokinetik, farmakokinetik, dan efek sampingnya.
Natrium
komposisi
mekanisme
besi glukonat
Besi
dek stran
Besi
sukrosa
Ferric oxide hydrate
Komplek s
terikat pada chelat
hydroxide dan
iron hydroxide dalam
sukrosa
dekstran
sukrosa
Mengi si penyimpanan
Dibuang
besi dalam tubuh dan
oleh sel
besi tubuh pada
mengisi hemoglobin
retikuloendotelial
pasien defi siensi besi
yang membagi
yang sedang
kompleks men jadi
hemodiali sis kronis
besi dan dek stran.
dan menerima
Besi
eritropoietin.
ferric
dari plasma
segera
Komplek s
polynuclear
Mengisi penyimpanan
berikatan pada protein membentuk hemosiredin atau ferritin. Besi mengisi hemoglobin dan penyimpanan be si yang kosong indika si
Anemia
defi siensi besi
Pasien
dengan
Anemia
defi siensi besi
pada pasien yang
defisien si besi di
pada pasien yang
men jalani hemodiali sis
mana terapi oral
men jalani
kroni s dan menerima
tidak
hemodiali sis kronis
terapi suplemen dan
memungkinkan
dan menerima terapi
suplemen dan
eritropoietin
eritropoietin alpha peringatan
Tidak
terdapat back box
warning, Reak si
Black
box warning :
Reak si
anafilak sis
Black
Reak si
hipersensitifita s In jeksi intramuskular
-
B i sa
box warning :
-
anafilak sis
Dosis
umum
125 mg (10 ml)
100 mg tanpa
100 mg ke dalam
diencerkan dalam 100
diencerkan pada
dialysis line pada
ml saline normal, infu se
kecepatan tidak
kecepatan 1 ml (20
selama 60 menit,
lebih dari 50 mg (1
mg) larutan tanpa
intravena 12,5
ml) per menit
diencerkan per menit
8 dosis x 125 mg = 1000
10 dosis x 100 mg =
Hingga 10 dosis x 100
mg
1000 mg
mg = 1000 mg
Ra s a
Kram
mg / menit pengobatan
Efek
samping
Kram,
mual, muntah,
sakit dan noda
flushing, hipoten si,
coklat pada tempat
rash, pruritus
in jeksi, flushing,
ka ki, hipotensi
hipoten si, demam, menggigil, anafilaktik kontraindika si
hiper sensitifita s
Hiper sensitifitas,
Hiper sensitifitas,
anemia yang tidak
anemia yang tidak
berkaitan dengan
berkaitan dengan be si
defisien si besi, fase akut penyakit infek si gin jal Interak si obat
Tidak diketahui
Kloramfenikol
:
Belum
diteliti, namun
serum besi
diperkiraan
meningkat
menurunkan absorpsi besi oral
b.
Vitamin
B 12 / sianokobalamin
Penting
untuk pertumbuhan, reproduk si sel, hematopoie sis, dan sintesis nucleoprotein nucleoprotein d an
myelin.Vitamin B12 juga berperan dalam pembentukan sel darah merah melalui aktivitas koenzim asam folat.Absorpsi tergantung pada faktor intrinsik dan kalsium. y
Indika si D efisiensi
vitamin B 12 karena malabsorpsi s eperti pada anemia perni sio sa,
peningkatan kebutuhan vitamin B 12 seperti saat kehamilan, tirotoksiko sis, anemia hemolitik, pendarahan, penyakir hati dan gin jal. y
Kontraindika si
Hiper sensitifitas
y
Peringatan Pemberian
parenteral dipilih untuk anemia perni sios a namun hindari pemberian
intravena.Selain itu, pada defi siensi as am folat yang dibiarkan selama > 3 bulan dapat menyebabkan le si permanen pada sum sum tulang belakang.Hipokalemia belakang.Hipokalemia dan kematian mendadak dapat ter jadi pada anemia megalobla s tik parah yang diobati intensif. y
Efek
samping
Pemberian
secara parenteral dapat menyebabkan edema pulmonari, gagal jantung
kongestif, thrombosi s va skuler perifer, rasa gatal, syok anafilaktik, diare ringan, perasaan bengkak pada seluruh tubuh. y
Dosis
Secara oral : 1-2 mg setiap hari s elama 1-2 minggu, dilan jutkan 1 mg setiap hari Secara parenteral : baru digunakan jika terdapat ge jala neurologi, diberikan 1 mg
setiap hari selama 1 minggu, kemudian setiap minggu selama sebulan, dan terakhir setiap bulan. K etika ge jala teratasi, pemberian oral harian dapat dilakukan. y
y
Sediaan o
Sianokobalamin (generik) (generik) tab 50 mcg
o
Cairan
o
Etacobalamin
o
Vitamin B12 Cap FM (fimedco) tab 25 mcg
in jek si 500 mcg/ml, 1000 mcg/ ml (errita) cairan in jeksi 100 mcg/ ml
Interaksi obat Interaksi
obat Asam
aminosalisilat
kloramfenikol kloramf enikol
Menurunkan ker ja vitamin B 12 Menurunkan efek vitamin
B 12
pada
pasien anemia perni siosa Kolkisin,
alkohol
Asupan
berlebih (>2 minggu)
menyebabkan malabsorpsi vitamin B12
c. Asam f ola olat Folat
eksogen dibutuhkan untuk sintesis nukleoprotein danpemeliharaan eritropoie sis
normal, menstimula si produk si eritrosit, leuko sit, dan platelet pada anemia m egaloblastik. y
indika si anemia megalobla stik disebabkan defi siensi asam folat
y
kontraindikasi pengobatan anemia pernisio s a dan anemia m egaloblastik lainnya di mana vitamin B12 tidak
y
cukup.
Peringatan
Jangan diberikan s ecara tunggal pada anemia pernisiosa dan defi siensi vitamin B 12 karena m enimbulkan enimbulkan degenera si ma jemuk medulla spinali s.Selain itu, jangan diberikan pada penyakit yang gana s kecuali anemia megalobla stik karena defisien si as am folat merupakan komplika si penting. y
Efek
samping
Relatif
tidak tok sik, efek samping yang umum ter jadi adalah perubahan pola tidur,
sulit berkonsentrasi, iritabilita, aktivita s berlebih, berlebih, depr esi mental, mual, anorek sia, flatulen si. y
Dosis
Secara oral 1 mg setiap hari s elama 4 bulan.Jika ter jadi malabsorpsi, dosis harian ditingkatkan men jadi 5 mg. y
Sediaan Folic A cid
y
(generik) (generik) tab 1 mg, 5 mg.
Interaksi obat Interaksi
Obat Asam
aminosalisilat
Penurunan enurunan k adar
serum asam folat
selama penggunaan konkuren Kontras epsi
oral
Mempengaruhi Mempengaruhi metabolism folat dan menyebabkan defi siensi asam folat, tapi efeknya ringan
Dihydrofolate ihydrofolate
reductase inhibitor inhibitor
Mempengaruhi Mempengaruhi penggunaan a sam folat
Sulfasalazine
Ter j adi
tanda-tanda defi siensi folat
Fenitoin
Menurunkan kadar serum folat
d. Epoetin alf a dan darbepoetin alf a Menstimula si eritropoiesis pada pasien anemia yang sedang men jalani diali sis. y
Indika si Anemia
yang berkaitan dengan gagal gin jal kronis , anemia yang berkaitan dengan
terapi zidovudin pada pa sien terinfek si HIV, anemia pada pa sien kanker yang men jalani kemoterapi, dan penurunan trans fusi darah allorgenik pada pa sien yang diopera si. y
Kontraindika si
Hiperten si yang tidak terkendali y
Peringatan
Hentikan pengobatan untuk sementara jika tekanan darah tidak terkendali,. Selain itu, faktor lain dari anemia di singkirkan seperti defi siensi asam folat dan vitamin B 12 dan dapat diberikan suplemen be si jika diperlukan. Peringatan terhadap penyakit i skemik vaskuler, trombositosis, riwayat konvulsi, penyakit ganas, gagal hati kronis, migraine, kehamilan dan lakta si. y
Efek
samping
s; jarang ter jadi hiperkalemia ; Hiperten si memburuk pada pa sien gagal gin jal kronis; j peningkatan pla s ma kreatinin, urea, dan fo sfat ; konvulsi; reaksi kuliat dan udema palpebral ; serta a nafilaktik. nafilaktik.
y
Do sis
-
Pada
gagal gin jal kronis, dosis awal 50-100 unit/ kg
3
kali seminggu secara
subkutan atau intravena. Jika hemoglobin tidak m eningkat setelah 6-8 minggu, dosis dapat dinaikan hingga 150 unit/kg
3
kali seminggu
-
Pada
pasien dengan AI DS, dosis diberikan hingga 300 unit/kg
-
Pada
pasien kemoterapi, diberikan do sis awal 2,25 mcg/kg subkutan atau
3
kali seminggu.
intravena setiap minggu, s etelah itu diturunkan men jadi 0,45 mcg/ kg setiap minggu. y
Sediaan Eprex
(Janssen Indone sia) in jek si, epoetin alfa 2000 UI /ml, vial 0,5 ml (1000 UI), 0,5 ml
(1000 UI) pre -filled -filled syringe, vial 1 ml (2000 UI/ ml). y
Interaksi obat A CE
Kondisi
1.
inhibitor inhibitor dapat mempertinggi re siko hiperkalemia.
khusus :
Hemolitik Tu juan
anemia
:
-
Mengurangi atau menghambat destruksi sel darah merah
-
Meningkatkan jumlah sel darah merah
-
Mengobati penyebab kondi si tersebut
Terapi
hemolitik anemia dida sarkan pada penyebab hemolitik hemolitik anemia ter sebut. Terapi
nonfarmakologi dapat dilakukan dengan tran sfusi dar ah, pla plasmapheresis, operasi, dan tran splantasi stem sel sum sum tulang. Selain itu dapat dilakukan terapi farmakologi .Yang perlu diingat, hemolitik anemia tidak dapat dicegah, namun beberapa tipe hemolitik anemia dapatan dapat dicegah. a.
Tran sfusi
darah
Tran sfusi darah dilakukan jika
b.
ter jadi hemolitik anemia yang parah.
Obat Untuk autoimun hemolitik anemia ( AIHA), dapat diberikan obat untuk menghambat autoimun tersebut. Contohnya ontohnya : kortikosteroid. Jika dengan penggunaan kortiko steroid tidak memberikan respon, pasien diberikan imuno supresan lain seperti rituximab dan cyclosporine. Jika ter jadi sickle cell anemia, dapat diberikan hidroxyurea.
c.
Plas mapheresis Plas mapheresis
merupakan prosedur menghilangkan antibodi dari darah dan digunakan
untuk mentreatment autoimun hemolitik anemia.Untuk hal ini, darah dikeluarkan dari tubuh ( seperti diali sis) dan dipi sahkan dari antibodinya. antibodinya. Pengobatan ini baru dilakukan
jika pengobatan lain tidak beker ja. d.
Operasi Beberapa orang perlu dilakukan opera si
untuk mengangkat limpanya. Dengan
menghilangkan limpa, dapat mengurangi kecepatan de struk si sel darah merah. e.
Tran splanta si
stem sel sum sum tulang
Beberapa jenis
hemolitik anemia seperti talasemia, di mana ter jadi abnormalitas dari
sum sum tulang, transplantasi ini dapat dilakukan.
2. Sickle cell Tu juan
dari terapi sickle cell adalah untuk mengurangi komplika si, kerusakan organ, dan
mencegah ter jadinya infek si. a.
Men jaga kesehatan Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah ter jadinya infek si. Pasien dapat diberikan :
Imunisasi Pasien
dengan u sia 6 bulan ke atas dis arankan untuk menerima vaksin influenza.
Vak sin meningococcal juga direkomenda sikan untuk pasien 2 tahun ke atas terutama yang men jalani splenectomy.Pasien yang m emiliki kerusakan fungsi limpa rentan terhadap infeksi terutama pneumococcus sehingga diperlukan diperlukan va ksin pneumococcus. Terdapat 2 vaksin yang tersedia : y
7-valent pneumococcal con jugate
antibodi yang baik pada bayi.
vaccine (PCV7) yang menginduk si re spon
PCV direkomenda sikan
untuk bayi di bawah
usia 24 bulan. Bayi menerima vak sin pertama antara 6 minggu hingga 6 bulan. Setelah itu diberikan 2 do sis berulang dengan interval 2 bulan, kemudian diberikan do sis ke-4 pada usia 12-15 bulan. y
23-valent pneumococcal poly saccharide vaccine ( PPV23) direkomendasikan untuk anak-anak u sia 2 tahun ke ata s, diberikan sekitar 2 bulan setelah do sis terakhir pemberian PCV7. Jika diperlukan, do sis tambahan diberikan
3 -5
tahun kemudian.
Penicillin Penisilin
digunakan untuk pencegahan terinfeksi mikroba. Pasien direkomenda sikan
menggunakan peni silin setidaknya hingga usia 5 tahun walaupun telah dimuni sasi
dengan PCV7. Pengobatan profilaksis ini s ebaiknya dimulai dari u sia 2 bulan atau bahkan lebih awal Dosis
penisilin V pota ss ium 125 mg per oral 2 kali sehari hingga usia 3 tahun, diikuti 250 mg 2 kali sehari hingga usia 5 tahun. Alternatif lain dapat diberikan benzathine penisilin sebe sar 600.000 unit secara intramu scular s etiap 4 minggu untuk usia 6 bulan hingga 6 tahun dan 1,2 juta unit s etiap 4 minggu untuk usia di atas 6 tahun jika diperlukan. Untuk pa sien dengan alergi peni silin dapat diberikan eritromi sin 20 mg / kg 2 kali sehari. Namun profilak sis peni silin bias anya tidak diberikan lagi pada anak-anak usia di atas 5 tahun.
Asam
folat eritropoiesis menyebabkan meningkatnya kebutuhan a sam folat
Peningkatan
sehingga suplemen a sam folat dapat diberikan.
b.
Fetal
hemoglobin inducer
Hydroxyurea y
Mekani sme : merupakan s enyawa kemoterapeutik yang menstimula si produk si fetal hemoglobin (Hb F). Bagaimana mekani sme m emproduk emproduk si Hb F
secara tepatnya belum diketahui, namun berhubungan dengan inhibi si sintesis
DNA
dengan menghalangi perubahan ribonucleo sida men jadi
deoxyribonucleotida. Hydroxyurea juga meningkatkan NO, mengurangi neutrofil dan mono sit, memiliki efek antiok sidan, merubah membrane sel darah merah, m eningkatkan deformabilitas sel darah merah dengan peningkatan kandungan air intra s el, dan menurunkan ade si ke endothelium. y
Indika si : melanoma, leukemia mielo sitik kronik.
y
Kontraindikasi
y
Peringatan
y
Efek
: depre si sumsum tulang belakang, hiper sensitifita s.
: obat kehamilan kategori D
samping : neutropenia, kerontokan rambut, demam, gangguan saluran
pencernaan, depresi sumsum tulang belakang. y
Dosis
: untuk anak-anak yang tidak dapat menelan kapsul dapat dibuat
sediaan cair (100mg/ ml). do sis awal 10-15 mg/kg per hari, dosis dapat ditingkatkan men jadi 5-35 mg / kg setelah 8-12 minggu jika ter jadi toleran si. Jika menun jukan perbaikan, pengobatan dilan jutkan dengan dosis 2,5-5 mg /kg per hari. y
Sediaan : hydroxyurea kapsul 200 mg, 300 mg, 400 mg, 500 mg.
Butyrate Butyrate
dapat meningkatkan Hb F dengan mengubah ek spre si gen yang
meningkatkan produk si rantai - globin. globin.Pasien diberikan dalam bentuk garamnya,
seperti sodium phenylbutyrate. Contoh produk yang ada adalah Buphenyl® tablet.Penelitian enelitian mengenai penggunaan butyrate pada pa sien sickle cell ma sih berlan jut, terutama untuk menentukan dosis optimum yang dapat digunakan. Berda sarkan studi, pemberian pemberian 1 -11 g/ hari meningkatkan HbF dalam 5 minggu namun tidak bertahan lama. Efek samping yang ditimbulkan ditimbulkan seperti retensi cairan, ruam, bau badan tidak enak.
Decitabine Decitabine
dapat menginduk si Hb F dengan menginhibi si metilasi DNA yang
mencegah perubahan produk si - ke -globin. Decitabine diberikan diberikan pad a pa sien yang tidak merespon terhadap hydroxyurea. Dosis diberikan 0,2 mg/ kg 1-3 kali dalam
seminggu secara subkutan dapat meningkatkan Hb F serta menurunkan adeshi sel darah merah. Efek samping yang dilaporkan adalah neutropenia. Contoh sediaan : Dacogen®
c.
Tranfusi
in jection.
darah
Tran sfusi
dilakukan untuk mencegah komplika si seriu s dari sickle cell seperti stroke dan
kerusakan organ. Tran sfusi juga dapat mengurangi resiko nyeri va sooklusif dan acute chest syndrome. Tu juan utamanya adalah men jaga kadar HbS kurang dari 30% dari total Hb. Tran sfusi dilakukan setaip 3 -4 minggu sekali. Setelah mendapatkan terapi selama 4 tahun tanpa adanya perkembangan komplika si, frekuen si tranfusi dapat dikurangi dan memperbolehkan memperbolehkan kadar HbS hingga 50 % dari total Hb. d.
Tran splanta si
stem sel allogenic hematopoietic
Untuk menyembuh penyakit sickle cell, hanya dapat dilakukan dengan transplantasi.Namun untuk mendapatkan tran splantasi sangat sulit karena membutuhkan donor dari s audara kandung yang memiliki H LA -identik. e.
Terapi penanganan komplika si
Terapi nonfarmakologi untuk penanganan komplika si
dapat dilakukan dengan
jela skan di atas. Untuk m enghindari dengan transfusi darah seperti yang telah di j enghindari penyakit yang s emakin memburuk, pasien perlu memelihara ke seimbangan cairan dan oksigen tubuh.
Jika ter jadi demam 38,5
o
C
atau lebih tinggi secepatnya ditangani. Direkomendasikan
untuk diberikan antibiotik do sis rendah seperti seftriakson dan sefotaksim.
golongan
obat
Dosis
peringatan
Anak-anak
P
kodein a Opioid s lemah i
1 mg /kg setiap
6 jam; dewa sa 30-60 mg /dosis Anak-anak
hidrokodon
e
0,2 mg/kg
setiap 6 jam; dewa sa 5-10 mg /dosis
n
Ibuprofen Ibuprofen (anak-anak 10 mg /kg setiap 6-8 jam ;
d
dewasa 200-400 mg/dosis)
e n
Naproxen
Oral NSAI Ds
g
(anak-anak 5
m/ kg setiap 12 jam; dewasa 250-500 mg/dosis)
a Asetaminofen (anak-anak
n
10-15 mg/kg setiap 4 j am; dewasa 650 mg/dosis)
a nonopioid c
Efek
samping
ketorolac meliputi u gangguan
t
gastrointe stinal, e
Ketorolac
(0,5 mg/ kg kardiovaskular,
Intravena NSAI Ds
c
hingga 30 mg /dosis setiap 6 jam)
Hanya boleh
h
digunakan untuk
e
dewasa dan tidak
s
lebih dari 5 hari.
t Anak-anak
morfin
0,04-0,05 mg/ kg per jam
d Opioid kuat
Anak-anak
r
0,015 mg/ kg
setiap 3 -4 jam ; 1,dewasa
o
e
10 mg/dosis. Infuse berlan jut dengan
n
m
0,1-0,15 mg/ kg
setiap 3 -4 jam ; dewasa 5-
s y
gin jal, pendarahan.
hidromorfon
5-2 mg/dosis Infuse berlan jut dengan 0,004 mg/ kg per jam
harus menerima insentif spirometry untu mengurangi perkembangan atelecta sis (penurunan pertukaran ga s dalam alveoli).terapi alveoli).terapi cairan juga penting karena overhidrasi dapat menyebabkan re spiratory distress. Penggunaan antibiotik
spektrum luas seperti makrolida atau kuinolon juga direkomendasikan (studi menun jukan infeksi yang umumnya ter jadi pada acute chest syndrome akibat bakteri). Steroid dapat digunakan untuk menurunkan inflama si dan adhesi sel endothelial. Terapi menggunakan N O juga dapat dilakukan karena dapat menginhibi si agregasi platelet dan mengurangi k ecenderungan ecenderungan pembentukan HbS. Namun
f.
penangan menggunakan inhala si N O ma m asih dievalua si.
Terapi penanganan kri sis
Krisis
apla stik
Pasien
membutuhkan tran sfusi darah untuk anemia yang parah.Krisis apla stik
biasanya disebabkan oleh human parvoviru s B19.
Penangan pembe saran
limpa dapat dilakukan dengan ob servasi (khususnya pasien
dewasa karena cenderung lebih ringan) ringan) dan tran sfusi (memperlambat
splenectomy).
Krisis
va sooklu sif
Krisis
va sooklu sif merupakan rasa s akit yang diderita pada anemia sickle cell.Hal ini
ter jadi ketika sirkulasi darah dalam pembuluh dihambat dihambat oleh sel darah sickle yang menyebabkan i schemia.Penanganan dapat dilakukan dengan pemberian analgesik.Pemberian analge sik berbeda-beda tiap individu individu tergantung pada tingkat rasa sakitnya. Tingkat
Obat analgesik
nyeri
Ringan hingga
sedang
Nonopioid
dengan /tanpa kombina si opioid
lemah Sedang hingga berat
Opioid ringan atau opioid kuat dosis rendah dengan atau tanpa kombina si nonopioid
Berat
3.
Opioid kuat dan nonopioid
Anemia aplastic Terapi
anemia apla stik dilakukan untuk menghambat komplikasi yang lebih parah dan
meningkatkan kualitas hidup.Terapi nonfarmakologi dapat dilakukan dengan tran sfusi darah dan transplantasi sum sum tulang.Selain itu, dapat dilakukan pula terapi farmakologi.
a.
Tran sfusi
darah
Tran sfusi
darah dapat men jaga jumlah s el darah merah dalam tubuh dan mengurangi
ge jala yang timbul. b.
Tran splanta si
sum sum tulang
Tran splanta si
merupakan cara untuk menyembuhkan anemia aplastik namun sulit
karena diperlukan donor donor yang cocok.Dengan transplanta si, sum sum yang telah ru sak diganti dengan sum sum baru yang sehat. c.
Obat Ada
2 jenis obat yang digunakan :
Stulasi sum sum tulang Pengobatan
dilakukan untuk men stimula si sum s um tulang membentuk sel darah,
contohnya contohnya eritropoietin dan colony -stimulating timulating fa ctor (C SF).CSF disekresikan oleh glikoprotein glikoprotein yang berikatan dengan reseptor pada permukaan stem sel hemopoietic
sehingga mengaktifkan sinyal intra sel yang menyebabkan sel berprolifera si men jadi spesifik sel darah. Contoh sediaan CSF : Filgrastim in jection (US dan Canada) dan sargramostim in jection (US).
Supresi imun system Imunosupres an hanya mengurangi ge jala dan komplika si. 2 obat yang dapat diberikan : antithymocyte globulin ( ATG) dan siklo sporin. Pengobatan ini memerlukan waktu yang lama.
AT G
Mekani sme : tidak diketahui secara pasti
Kontraindika si
Efek
Dosis
Sediaan : thym oglobulin oglobulin in jection
Interaksi obat : dengan imunosupresan lain lain (meningkatkan resiko terinfeksi.
: penyakit viru s akut, hiper sensitifita s, kehamilan
samping : sakit kepala, gangguan kardiovaskular : dewasa 1,5 mg/kg /hari untuk 7 -14 hari intravena.
Siklo sporin
Mekani sme : supresi sistem imun, mekani smenya men ya belum diketahui diketahui secara pasti
Indika si : pencegahan penolakan transplanta si organ
Kontraindika si
Efek
: hiper sensitifitas, kehamilan
samping : gangguan k ardiovakular, gangguan pendengaran, mual muntah,
diare gangguan gin jal
Sediaan : Gengraf kaps ul 25 mg, 100 mg, Gengraf solution 100 mg/ ml ; Neoral kap sul 25 mg, 100 mg, solution 100 mg/ml; Sandimmune kapsul 25 mg, 100 mg,
solution 100 mg/ ml, in jection 50 mg / ml
Interaksi obat : AC E inhibitor inhibitor (hiperkalemia m eningkat), vitamin
E
(konsentrasi
siklosporin meningkat)
4. Anemia pada orang tua Terapi
yang diberikan tergantung pada jenis anemianya.Jika anemianya.Jika ter jadi defisiensi besi, diberikan
suplemen be si namun dosis direndahkan (contoh: diberikan diberi kan ferrou s sulfate 1 kali sehari) untuk menurunkan efek samping pada gastrointe stinal.Defisien si vitamin B 12 diberikan
suplemen vitamin B 12 baik oral atau parenteral, defisiensi a sam folat diberikan a sam folat dengan dosis 1 mg per hari.
5. Anemia pada pediatrik Anemia
pada bayi prematur sering ditreatment dengan transfusi s el darah merah. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan ok sigen, mengurangi fatigue s elama pemberian makan, dan meningkatkan pertumbuhan. pertumbuhan. Bayi prematur dapat pula diberikan eritropoiet eritropoiet in ( EPO) namun farmakokinetik EPO tergantung pada perkembangan usia bayi s ehingga penggunaannya pun masih kontrover sial. Untuk pemberian suplemen, bayi prematur mengkonsumsi 2 mg/ kg
suplemen be si setiap harinya.Secara parenteral yang ditreatment pula dengan
EP O
membutuhkan 6 mg/kg /hari. Bayi
dengan u sia 9-12 bulan dengan anemia mikro sitik ringan, pengobatan paling efektif
adalah pemberian be si (Fe
2+
sulfat 3 mg /kg 1-2 kali sehari dengan makanan selama 4
minggu). Jika bayi ter sebut memberikan respon yang bai k, pengobatan ini dapat dilan jutkan hingga 2-3 bulan.Jika bulan.Jika anemia terulang kembali, haru s didiagno sa penyebab anemia ter sebut.Untuk ebut.Untuk anak- anak yang lebih tua, dosis oral besi lebih tinggi (6 mg /kg/ day dibagi men jadi 2- 3 kali sehari). Untuk anak-anak dengan makrositik anemia, dapat diberikan a sam folat dengan dosis 1- 3 mg per hari.Namun defisiensi vitamin B 12 karena a nemia perniciou perniciou s bawaan membutuhkan
suplemen vitamin B 12 seumur hidup. Dosis awal diberikan 0,1 mg selama 10-15 hari, kemudian diikuti 0,06 mg / bulan.
K.
Studi Kasus Case
# 1 A 67-year-old man is referred for evaluation of d yspnea. The hematocrit is 28% The
¡
MCV is 78 and the blood smear reveals basophilic stippling and a small population of hypochromic microcytic red cells. Ferittin: 10 ng ml, Serum Fe 90 mcg dl, TIBC 400mcg dl. ¢
¢
¢
Pembahasan:
Nilai No mal: £
Ferritin = 15-200 TIBC = 250-400 Besi serum
= 50- 160
MVC = 80-100 Hemoto crit = 41-53
Kesimpulan
Pasien menderita Anemia defesiensi besi.obat yang harus diberikan berupa asupan b esi
L. Jawaban Pertanyaan
1. Kapan menggunakan obat vit. B12 secara oral dan kapan parenteral? Apa fa ctor intrinsic
dari penggunaan penggunaan oral? (vinda) 2. Perlukah mengkonsumsi obat pada anemia pada sa at menstruasi? (vinda) 3.
Anemia Vit. B12 dan asam folat keban yakan dalam bentuk suplemen (lupa)
4.
Beberapa obat dapat mempengaruhi G 6PD, dan
apa pengaruh G6PD itu sendiri?
dapat mengakibatkan anemia, sebenarnya
5.
Apakah
defesiensi pada ibu hamil dapat mempegaruhi janin pada kandungannya?
6.
Anemia
as am folat fatal? gak ngerti mksdnyaa apa?
7.
Apa
yang dimak sud dengan lead poi soning?
8.
Apa
yang dimak sud dengan siderobla stik?
9.
Bagaimana penggunaan parenteral bia sanya digunakan? Regimen dosisnya
M. Daftar Pustaka
Dipiro, Joseph T.,2008,Pharmacotherapy A Pathophisiologic Approach, 7 th edition, US, McGraw-Hill Companies 2008, ISO Farmakoterapi, Jakarta, PT. Ikrar Mandiri Abadi,p.1-25. http://www.nhlbi.nih http://www.nhl bi.nih.gov/healt .gov/health/dci/Diseases/ha/ha_treatments.html h/dci/Diseases/ha/ha_treatments.html http://www.drugbank.ca/drugs/DB00746 http://www.merckmanuals.com/professional/lexicomp/deferoxamine.html http://www.merckmanuals.com/professional/sec11/ch13 http://www.merckmanuals.com/profes sional/sec11/ch131/ch131i. 1/ch131i.html?qt=hydroxyurea html?qt=hydroxyurea &alt=sh