2. Poliomielitis
2.1. Definisi dan Terminologi
Penya Penyakit kit polio polio adalah adalah penya penyakit kit infeks infeksii paralis paralisis is yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh virus. Agen pembawa penyakit ini sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk kedalam tubuh melalui mulut dan menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan masuk ke sistem saraf pusat yang mengakibatkan terjadinya kelemahan otot dan terkadang menyebabkan kelumpuhan. Infeksi virus polio terjadi didalam saluran penernaan yang menyebar ke kelenjar limfe regional terjadi sebagian keil penyebaranya ke sistem saraf. !istem saraf yang diser diseran ang g adala adalah h saraf saraf moto motorik rik otak otak bagi bagian an grey grey matte matterr dan dan kada kadang ng"k "kad adan ang g menimbulkan kelumpuhan. (#,$,%,&)
2.2. Etiologi
Poliomielitis disebabkan oleh infeksi virus dari genus enterovirus yang dikenl dikenl sebagai sebagai poliovirus poliovirus (PV). Virus Virus yang yang tergolong tergolong virus 'A ini biasanya biasanya berada di traktus digestivus. PV hanya menginfeksi dan menyebabkan manifestasi manifest asi penyakit pada manusia. !trukturnya sederhana, tersusun oleh satu genom 'A yang terbungkus protein yang disebut apsid. !elain melindungi materi geneti dari virus tersebut, protein apsid memungkinkan PV untuk menyerang beberapa jenis sel lain. Ada % serotipe serotipe yang telah diidentifikasi diidentifikasi yakni tipe # (PV#, Bruhilde (PV#, Bruhilde), ), tipe $ (PV$, Lansing (PV$, Lansing ) dan tipe % (PV%, Leon (PV%, Leon). ). asing"masing memiliki protein apsid yang sedikit berbeda. *etiganya sangat virulen dan menyebabkan gejala yang sama. +alaupun demikian PV# adalah strain yang paling sering ditemukan, dan paling sering menyebabkan kelumpuhan. kelumpuhan. !uatu infeksi poliomyelitis dapat disebabkan satu atau lebih tipe tersebut, yang dapat dibuktikan dengan % maam at anti dalam serum penderita. -pidemi yang yang luas luas dan ganas ganas biasany biasanyaa diseba disebabka bkan n oleh oleh ipe ipe #, ipe ipe % menye menyebabk babkan an epidemi ringan, sedang se dang ipe $ menyebabkan epidemic sporadic. sporadic. Poliovirus menyebar dari ratus Intestinal ke !istem !araf Pusat (!!P, dimana dimana mengakibat mengakibatkan kan meningitis meningitis asepti dan poliomyeli poliomyelitis. tis. Poliovirus Poliovirus ukup
#
kuat dan bisa bertahan aktif selama beberapa hari dengan suhu kamar, dan bias tersimpan dalam wujud beku "$/ o0. Poliovirus menjadi tidak aktif bila terkena panas, formaldehid, klorin dan sinar ultraviolet. Virus Virus ini juga tumbuh baik di berbagai biakkan jaringan dan mengakibatkan efek sitopatik dengan dengan epat. Virus ini dapat hidup dalam air untuk berbulan"bulan dan bertahun"tahun dalam deep deep freeze freeze.. 1apa 1apatt taha tahan n terh terhad adap ap bany banyak ak baha bahan n kimi kimiaa terma termasu suk k sulfonamide, sulfonamide, antibioti antibioti (streptomisi (streptomisin, n, penisilin, penisilin, kloromiseti kloromisetin), n), eter, fenol, dan glise gliseri rin. n. Virus rus dapa dapatt dimu dimusn snah ahka kan n deng dengan an ara ara peng pengeri ering ngan an atau atau deng dengan an pemberian at oksidator kuat seperti peroksida atau kalium permanganate. Reservoir alamiah satu"satunya ialah manusia, walaupun virus juga terdapat pada sampah atau lalat. asa inkubasi biasanya antara 2"#/ hari, tetapi kadang"kadang terdapat kasus dengan inkubasi antara %"%3 hari. ($,&,4)
Gambar.1 Poliovirus
(diambil dari en.wikipedia.org5wiki5Po en.wikipedia.org5wiki5Poliomyelitis) liomyelitis)
2.3. Epidemiologi
Infek Infeksi si viru viruss poli polio o terja terjadi di di selu seluru ruh h duni dunia, a, untu untuk k Amerik merikaa !eri !erika katt transmisi virus polio liar berhenti sekitar tahun #626. 1i egara"negara 7arat, eliminasi polio global seara dramatis mengurangi transmisi virus polio liar di seluruh dunia, keuali beberapa egara yang sampai saat ini masih ada transmisi virus polio liar yaitu India, imur imur engah engah dan Afrika. Afrika. Reservoir virus virus polio liar
$
hanya pada manusia, yang sering ditularkan oleh pasien infeksi polio yang tanpa gejala. 8oar (#633) dalam uraiannya tentang poliomyelitis di egara berkembang dengan sanitasi yang kurang baik berkesimpulan bahwa pada daerah"daerah tersebut epidemi poliomyelitis ditemukan pada 6/9 anak bawah umur 3 tahun. Ini disebabkan penduduk telah mendapatkan infeksi atau imunitas pada masa anak, sehingga seperti juga halnya Indonesia penyakit ini jarang ditemui pada dewasa. !elama tahun #63%"#632 di bagian Ilmu *esehatan Anak :*;I"'!0, dari $# penderita, 429 diantaranya berusia #"3 tahun. (%,2) 1ari tahun #664 sampai tahun $//3 negara Indonesia pernah dikatakan bebas polio, tetapi pada bulan maret tahun $//3 sebuah kasus A:P teratat dan dalam waktu $% minggu virus terus menyebar ke & provinsi di
ktober $//3. 1itemukan jumlah kasus polio liar menapai %/3 penderita tersebar di &2 kabupaten. !elain itu juga ditemukan &4 kasus V1PV dimana &3 kasus terjadi di Pulau adura (& kabupaten) dan # kasus di probolinggo. !etelah dilakukan upaya penguatan imunisasi rutin dan tambahan (PI) yang intensif, jumlah kasus polio liar menurun. Pada tahun $//4 hanya ditemukan $ kasus. *asus terakhir (virus polio liar tipe #) ditemukan di *abupaten Aeh enggara Provinsi Aeh dengan onset tanggal $ :ebruari $//4. 1ua setengah tahun setelah kasus terakhir, belum ada lagi kasus baru yang dilaporkan. (2,?,6)
%
Gambar.2 -pidemiologi Poliomielitis (diambil dari
http@55journals.ambridge.org5fulltetBontent5-'5-'#B#%5!#&4$%66&66///? &?sup/$$.gif)
!ejak tahun #6?/, Indonesia telah mengenal program imunisasi polio dengan Oral Polio Vaccine (>PV). 1an sejak tahun #66/ telah menapai ;0I (universal of child immunization). Poliomielitis jarang ditemui pada usia kurang dari 4 bulan, mungkin karena imunitas pasif yang didapat dari ibunya, walaupun poliomyelitis pada bayi baru lahir pernah dilaporkan. Penyakit dapat ditularkan oleh karier sehat atau kasus abortif. 7ila virus prevalen pada suatu daerah, maka penyakit ini dapat diperepat penyebarannya dengan tindakkan operasi seperti tonsilektomi, ekstraksi gigi yang merupakan port d’ entrée atau penyuntikkan. (&)
2.4 Patogenesis dan Patologi
*erusakan saraf merupakan iri khas poliomyelitis, virus berkembang biak pertama kali didalam dinding faring atau saluran erna bagian bawah, virus tahan terhadap asam lambung, maka bisa menapai saluran erna bawah tanpa melalui inaktivasi. 1ari faring setelah bermultiplikasi, menyebar ke jaringan limfe dan pembuluh darah. Virus dapat dideteksi pada nasofaring setelah $& jam sampai %"& minggu.
&
1alam keadaan ini timbul@ #. perkembangan virus, $. tubuh bereaksi membentuk antibody spesifik. 7ila pembentukkan at anti tubuh menukupi dan epat maka virus dinetralisasikan, sehingga timbul gejala klinis yang ringan atau tidak terdapat sama sekali dan timbul imunitas terhadap virus tersebut. 7ila proliferasi virus tersebut lebih epat daripada pembentukkan at anti, maka akan timbul viremia dan gejala klinis. Infeksi pada susunan saraf pusat terjadi akibat replikasi epat virus ini. Virus polio menempel dan berkembang biak pada sel usus yang mengandung polioviruses receptor (PV') dan telah berkoloni dalam waktu kurang dari % jam. !ekali terjadi perlekatan antara virion dan replikator, pelepasan virion baru hanya butuh &"3 jam saja. Virus yang bereplikasi seara loal kemudian menyebar pada monosit dan kelenjar limfe yang terkait. Perlekatan dan penetrasi bias dihambat oleh seretory IgA loal. *ejadian neuropati pada poliomyelitis merupakan akibat langsung dari multiplikasi virus di jaringan patognomik, namun ridak semua saraf yang terkena akan mati. *eadaan reversibilitas fungsi sebagian disebabkan karena sprouting dan seolah kembali seperti sediakala dalam waktu %"& minggu setelah onset., erdapat kelainan dan infiltrasi interstisiel sel glia.(#,3)
Gambar.3 Patogenesis Poliomielitis (diambil dari
http@55www.medindia.net5patients5patientinfo5images5poliomyelitis.gif) 1aerah yang biasanya terkena lesi pada poliomyelitis ialah@
3
#. medulla spinalis terutama kornu anterior $. 7atang otak pada nuleus vestibularis dan inti"inti saraf ranial serta formation retikularis yang mengandung pusat vital %. serebelum terutama inti"inti pada vermis &. idbrain terutama masa kelabu, substantia nigra dan kadang"kadang nuleus rubra 3. alamus dan hipotalamus 4. palidum 2. *orteks serebri, hanya daerah motorik
8ambaran patologik menunjukkan adanya reaksi peradangan pada system retikuloendotelial, terutama jaringan limfe, kerusakan terjadi pada sel motor neuron karena virus ini sangat neurotropik, tetapi tidak menyerang neuroglia, myelin atau pembuluh darah besar. erjadi juga peradangan pada sekitar sel yang terinfeksi sehingga kerusakkan sel makin luas. *erusakan pada sumsum tulang belakang, terutama terjadi pada anterior horn cell pada otak kerusakan terutama terjadi pada sel motor neuron formasi retikuler dari pons dan medulla, nulei vestibules, serebellum, sedang lesi pada korteks hanya merusak daerah motor dan premotor saja. Pada jenis bulber, lesi terutama mengenai medulla yang berisi nulei motorik dari saraf otak. 'eplikasi pada sel motor neuron di !!P akan menyebabkan kerusakan permanen. !eara mendasar, kerusakan saraf merupakan irri khas pada poliomyelitis. Virus berkembang di dalam dinding faring atau saluran erna bagian bawah, menyebar masuk ke dalam aliran darah dan kelenjar getah bening dan menembus dan berkembang biak di jaringan saraf. Pada saat viremia pertama terdapat gejala klinik yang tidak spesifik berupa minor illness. Invasi virus ke susunan saraf bias hematogen atau melalui perjalanan saraf. api yang lebih sering melalui hematogen. Virus masuk ke susunan saraf melalui sawar darah otak (blood brain barrier ) dengan berbagai ara yaitu @ •
ransport pasif dengan ara piknositosis
•
Infeksi dari endotel kapiler
4
•
1engan bantuan sel mononulear yang mengadakan transmisi ke dalam susunan saraf pusat.
•
*emungkinan lain melalui saraf perifer, transport melalui akson atau penyebaran melalui jaras olfaktorius.(#,%,&,3)
2.5 Gejala Klinis
anda"tanda klinis yang timbul akan sesuai dengan kerusakan anatomi yang terjadi. 7iasanya, masa inkubasin adalah %"4 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 2"$# hari. 'eplikasi di motor neuron terutama terjadi di sumsum tulang belakang yang menimbulkan kerusakan sel dan kelumpuhan serta atrofi otot, sedng virus yang berbiak di batang otak skan menyebabkan kelumpuhan bulbar dan kelumpuhan pernafasan. Pada setiap anak yang datang dengan panas disertai dengan kesulitan menekuk leher dan punggung, kekakuan otot yang diperjelas dengan tanda head drop, tanda tripod saat duduk, tanda brudzinsk! dan "erni#ue, harus diurigai adanya poliomyelitis.(?,6) Infeksi virus polio pada manusia sangat bervariasi, dari gejala yang ringan sampai terjadi paralysis. Infeksi virus polio dapat diklasifikasikan menjadi minor illnesses (gejala ringan) dan ma$or illnesses (gejala berat, baik paralitik, maupun non"paralitik). 8ejala lumpuh layuh (paralisis) yang dapat ditemukan pada anak, gejalanya bervariasi antara lain @ a) 7erjalan pinang atau tidak dapat berjalan b) idak dapat melonat menggunakan satu kaki ) idak dapat berjongkok lalu berdiri lagi d) idak dapat berjalan pada ujung jari atau tumit e) idak dapat mengangkat kakinya saat ditempat tidur f) erasa lemas, tidak ada tahanan g) *aki mengeil (atrofi otot)
2
Gambar 4. 8ejala klinis poliomyelitis
(http@55www.medindia.net5patients5patientinfo5images5poliomyelitis.gif )
%inor &llnesses #. Asimtomatis ( silent infection) !etelah masa inkubasi 2"#/ hari, karena daya tahan tubuh maka tidak terdapat gejala klinis sama sekali. Pada suatu epidemi diperkirakan terdapat pada 6/"639 penduduk dan menyebabkan imunitas terhadap virus tersebut. erupakan proporsi kasus terbanyak (2$9). $. Poliomielitis abortif 1iduga seara klinis hanya pada daerah yang terserang epidemi, terutama yang diketahui kontak dengan penderita poliomyelitis yang jelas. 1iperkirakan terdapat &"?9 penduduk pada suatu epidemi. imbul mendadak, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. 7iasanya sekitar $"#/ hari. 8ejala berupa infeksi virus, seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorok, konstipasi dan nyeri
?
abdomen. 1iagnosis pasti hanya bias dengan menemukan virus di biakan jaringan. 1iagnosis banding @ influena atau infeksi bakteri daerah nasofaring %a$or &llnesses #. Poliomielitis non"paralitik (eningitis Aseptik on"paralitik) 8ejala klinis sama dengan poliomyelitis abortif, hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih berat. 8ejala"gejala ini timbul #"$ hari, kadang" kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk dalam fase kedua dengan nyeri otot. *has untuk penyakit ini adalah adanya nyeri atau kaku otot belakang leher, tubuh dan tungkai dengan hipertonia mungkin disebabkan oleh lesi pada batang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior. 7ila anak berusaha duduk dari posisi tidur, maka ia akan menekuk kedua lutut ke atas sedangkan kedua tangan menunjang kebelakang pada tempat tidur ( 'ripod sign) dan terlihat kekakuan otot spinal oleh spasme, *aku kuduk terlihat seara pasif dengan *ernig dan 7rudinsky yang positif. C (ead dropD yaitu bila tubuh penderita ditegakkan dengan menarik pada kedua ketiak sehingga menyebabkan kepala terjatuh ke belakang. 'efleks tendon biasanya tidak berubah dan bila terdapat perubahan maka kemungkinan akan terdapat poliomyelitis paralitik. 1iagnosis 7anding dengan meningitis serosa, meningismus, tonsillitis akut yang berhubungan dengan adenitis servikalis. $. Poliomielitis paralitik 8ejala yang terdapat pada poliomyelitis non"paralitik disertai kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau ranial. imbul paralysis akut. Pada bayi ditemukan paralysis vesika urinaria dan atonia usus. !eara klinis dapat dibedakan beberapa bentuk sesuai dengan tingginya lesi pada susunan saraf @ a. 7entuk spinal 1engan gejala kelemahan5paralysis5paresis otot leher, abdomen, tubuh, diafragma, toraks dan terbanyak ekstremitas bawah. ersering otot besar, pada tungkai bawah otot kuadrieps femoris, pada lengan otot
6
deltoideus.
!ifat
paralisis
asimetris.
'efleks
tendon
mengurang5menghilang. idak terdapat gangguan sensibilitas.
Gambar. 5 Eetak motor neuron pada kornu anterior edulla !pinalis
(diambil dari en.wikipedia.org5wiki5Poliomyelitis)
1iagnosis banding @ •
Pseudoparalisis non neurogen @ tidak ada kaku kuduk, tidak ada pleiositosis.
1isebabkan
oleh
trauma5kontusio,
demam
reumatik akut, osteomielitis. •
Polyneuritis@ gejala para plegi dengan gangguan sensibilitas, dapat dengan paralysis palatum molle dan gangguan otot bola mata
•
Poliradikuloneuritis
(!indrom
8uillain
7arre)@
7iasanya
diawali demam, paralysis tidak akut tapi perlahan"lahan, bilateral simetris, pada fase permulaan likuor serebrospinalis !87 protein meningkat sedangkan Poliomielitis pleiositosis, !87 bias sembuh tanpa gejala sisa, !87 ada gangguan sensorik •
iopatia (kelainan progresif dari otot"otot dengan paralysis dan kelelahan disertai rasa nyeri).($,2,?)
#/
Gambar. 6 8ambar penderita Poliomielitis
(diambil dari en.wikipedia.org5wiki5Poliomyelitis)
b. 7entuk bulbar terjadi akibat kerusakan motorneuron pada batang otak sehingga terjadi insufisiensi pernafasan, kesulitan menelan, tersedak, kesulitan makan, kelumpuhan pita suara dan kesulitan biara. !araf otak yang terkena adalah saraf V, IF, F, FI dan kemudian VII. !ebagaimana kelainan saraf lainnya, tidak dapat digantikan atau diperbaiki. Perbaikan seara klinik terjadi akibat kerja neuron yang rusak akan diambil oleh neuron yang berdekatan ( sprouting ) atau alih fungsi oleh otot lain atau perbaikan sisa otot yang masih berfungsi. 8angguan motorik satu atau lebih saraf otak dengan atau tanpa gangguan pusat vital yakni pernafasan dan sirkulasi
Gambar.7 Eokasi dari region bulbar
(diambil dari en.wikipedia.org5wiki5Poliomyelitis)
##
. 7entuk bulbospinal 1idapatkan gejala ampuran antara bentuk spinal dan bentuk bulbar d. 7entuk ensefalitik 1apat disertai gejala delirium, kesadaran yang menurun, tremor dan kadang"kadang kejang. (4,2)
2.6 Diagnosis
1iagnosis polio dibuat berdasarkan@ •
Pemeriksaan virologik dengan ara membiakkan virus polio baik yang liar maupun vaksin. Virus poliomyelitis dapat diisolasi dan dibiakkan seara biakan jaringan dari apus tengorok, darah, likuor serebrospinalis dan feses.
•
Pengamatan gejala dan perjalanan klinik. 7anyak sekali kasus yang menunjukkan gejala lumpuh layu yang termasuk )cute *laccid Paral!sis. 7isa dilihat dari gejala"gejala klinis diatas. 0ara menegakkannya ialah dengan menambahkan pola neurologik yang khas seperti kelumpuhan proksimal, unilateral, tidak ada gangguan sensori.
•
Pemeriksaan khusus Pemeriksaan hantaran saraf dan elektromiografi dapat merujuk seara lebih tepat kerusakan saraf seara anatomi. 0ara ini akan dapat mempermudah
memisahkan
polio
dengan
kelainan
lain
akibat
demielinisasi pada saraf tepi, sehingga boisa membedakan polio dengan kerusakan motor neuron lainnya misalnya !indrom 8uillain"7arre. Pemeriksaan lain seperti 'I dapat menunjukkan kerusakkan di daerah kolumna anterior. •
Pemeriksaan 'esidual Paralisis 1ilakukan 4/ hari setelah kelumpuhan, untuk menari defiit neurologik. (2,?,6,#/)
2.7 Pemerisaan Pen!njang •
1iambil dari daerah faring atau tinja pada orang yang diurigai terkena poliomyelitis. Isolasi virus dari airan serebrospinal sangat diagnosti,
#$
tetapi hal itu jarang dikerjakan. 1alam pengumpulan spesimen tinja tergantung dari lamanya kelumpuhan kasus A:P. !pesimen tinja harus sudah diambil dalam waktu G#& hari setelah kelumpuhan, untuk menegah terjadinya spesimen yang tidak adekuat dan dilakukan $ kali dengan tenggang waktu antara keduanya minimal $& jam. !uatu kasus A:P didiagnosa polio apabila @ "
1itemukan virus polio liar
"
idak ditemukan virus pada spesimen tetapi terdapat paralisis residual setelah kunjungan ulang 4/ hari (polio kompatibel)
"
Penderita meninggal sebelum kunjungan 4/ hari.
Pada kasus A:P dengan spesimen yang tidak adekuat atau hasil laboratorium negatif maka belum bisa dipastikan kasus tersebut bukan polio untuk itu perlu dikumpulkan informasi penunjang klinis pada *; (kunjungan ulang) setelah 4/ hari dan pemeriksaan ulang. •
7ila virus polio dapat diisolasi dari seorang dengan paralysis flaid akut harus dilanjutkan dengan pemeriksaan oligonuleotide mapping atau genomi seHuening. ;ntuk menentukkan apakah virus termasuk virus liar atau vaksin.
•
engukur serologis at anti
•
Pemeriksaan airan erebrospinal pada infeksi virus polio, umumnya terjadi kenaikan jumlah sel leukosit (#/"$// sel5mm%, sebagian besar limfosit) dan terjadi peningkatan kadar protein ringan (&/"3/ mg5#//ml). (#,$,%)
2." Terapi dan Pengobatan
idak ada obat untuk polio, hanya bisa diegah dengan imunisasi. Vaksin polio, diberikan beberapa kali, hampir selalu melindungi anak"anak seumur hidup. Imunisasi lengkap sangat mengurangi risiko terkena polio paralitik. engenai vaksin polio akan dibahas di bab berikutnya. idak ada antivirus yang efektif melawan poliovirus. erapi utamanya adalah suportif. ($)
#%
ujuan pengobatan adalah mengontrol gejala selagi infeksi berlangsung. 1alam kasus"kasus tertentu, beberapa membutuhkan tindakan lifesaving , terutama bantuan nafas. 7erikut pengobatan non spesifik untuk setiap manifest klinis dari polio #. +ilent infection @ istirahat $. Poliomielitis abortif @ istirahat 2 hari, bila tidak terdapat gejala apa"apa, aktifitas dapat dimulai lagi. !esudah $ bulan dilakukan pemeriksaan lebih teliti terhadap kemungkinan kelainan musuloskeletal. %. Poliomielitis paralitik5non"paralitik @ istirahat mutlak sedikitnya $ minggu perlu pengawasan yang teliti karena setiap saat dapat terjadi paralysis pernafasan. Pengobatan sesuai dengan gejalanya, meliputi @ a. fase akut •
Antibiotik untuk menegah infeksi pada otot yang flaid
•
Analgetik untuk mengurangi nyeri kepala, myalgia, dan spasme
•
Antipiretik untuk menurunkan suhu.
•
:oot board, papan penahan pada telapak kaki, agar kaki terletak pada sudut yang tetap terhadap tungkai
•
7ila terjadi paralysis pernafasan seharusnya dirawat di unti perawatan khusus karena penderita memerlukan bantuan pernafasan mekanis.
•
Pada poliomyelitis tipe bulber kadang"kadang refleks menelan terganggu dengan bahaya pneumonia aspirasi. 1alam hal ini kepala anak diletakkan lebih rendah dan dimiringkan ke salah satu sisi.
b. fase post"akut •
kontraktur, atrofi dan atoni otot dikurangi dengan fisioterapi. indakkan ini dilakukan setelah $ minggu. Penatalaksanaan fisioterapi yang dilakukan @
"
Jeating dengan menggunakan I'' ( infra red radiation )
" ,-ercise active/passive0 terutama pada ekskremitas yang mengalami kelemahan atau kelumpuhan " Breathing e-ercise jika diperlukan
#&
•
7ila perlu pemakaian braces, bidai, hingga operasi ortopedik. (4)
2.# Prognosis
Jasil akhir dari penyakit ini tergantung bentuknya dan letak lesinya. tot"otot yang lumpuh dan tidak pulih kembali menunjukkan paralysis tipe flasid dengan atonia, arefleksia, dan degenerasi. *omplikasi residual paralysis tersebut ialah kontraktur terutama sendi, subluksasio bila otot yang terkena sekitar sendi, perubahan trofik oleh sirkulasi
#3
yang kurang sempurna hingga mudah terjadi ulserasi. Pada keadaan ini diberikan pengobatan seara ortopedik.(4,2) Post Polio !yndrome (PP!) !ekitar
$39
individual
yang
pernah
mengalami
polio
paralitik
mendapatkan gejala tambahan beberapa deade setelah sembuh dari infeksi akut, merupakan bentuk manifestasi lambat (#3"&/ tahun) sejak infeksi akut. 8ejala utamanya kelemahan otot, kelelahan yang ekstrem, paralysis rekuren atau paralysis baru, nyeri otot yang luar biasa. *ondisi ini disebut post polio syndrome (PP!). 8ejala PP! diduga akibat kegagalan pembentukan over"sied motor unit pada tahap penyembuhan dari fase paralitiknya.
+alau demikian bagaimana
patogenesisnya masih belum diketahui. :aktor yang meningkatkan resiko PP! antara lain jangka waktu sejak infeksi akutnya, kerusakan residual permanent setelah penyembuhan dari fase akut, dan kerja neuron yang berlebihan. (%,&)
2.1$ %asin dan Eradiasi Polio &E'(P)* Eradiasi Polio
!etelah pada penelitian ditemukan bahwa host dari virus polio hanya manusia sedangkan virus polio liar tidak bertahan lama di lingkungan. !elain itu telah ditemukan vaksin yang poten dan telah menyebar luas pada pertengahan #63/ yang mengakibatkan penurunan drasti insidensi polio di negara"negara maju. 1an dinyatakan juga bahwa >PV memiliki efek terhadap komunitas (communit! effect ). aka menjadi memungkinkan untuk dilakukan eradikasi terhadap penyakit ini. !ehingga usaha global untuk eradikasi polio dimulai pada tahun #6??, dipimpin oleh +orld Jealth >rganiation, ;I0-:, dan he 'otary :oundation. -radikasi dilakukan dengan ara.
1.
+m!nisasi r!tin dengan ,a!pan diatas #$-
0akupan imunisasi harus menapai lebih dari 6/9 untuk kelompok anak dibawah # tahun. +J> menganjurkan diberikan vaksin polio oral sebanyak 3 kali. 0akupan yang tinggi ini akan menekan angka kesakitan polio pada tingkat yang rendah dan menyiapkan negara tersebut untuk fase eradikasi. 0akupan tinggi juga harus berkesinambungan dan dipertahankan oleh negara yang telah
#4
bebas polio sampai seluruh dunia bebas dari polio, agar negara tersebut dapat bertahan terhadap virus liar yang berasal atau dibawa dari negara lain.
2.
Pean +m!nisasi asional &P+*
Imunisasi massal dapat dilakukan seara serentak pada semua anak dibawah 3 tahun dengan dua putaran imunisasi dengan selang waktu empat minggu. 8erakan ini dilakukan pada saat transmisi polio paling rendah dan kekebalan populasi ternyata lebih tinggi dari kekebalan populasi imunisasi rutin.
%. /!r0eilans Acute Flaccid Paralysis !urveilans A:P atau lumpuh layuh akut eradikasi membutuhkan metode surveilans yang sensitif dan mampu mendeteksi adanya kasus polio dimanapun di dunia. !urveilans A:P bertujuan untuk mendeteksi virus polio liar dan meningkatkan sistem pelaakan dan pelaporan nasional suatu negara. *asus polio tidak dapat dideteksi seara klinis saja, maka +J> menyarankan laboratory based A:P surveilans untuk keperluan eradikasi. !urveilans ini menakup deteksi semua A:P dibawah usia #3 tahun dan kasus harus diteliti seara klinik dan epidemiologik dengan epat, sampel tinja dikumpulkan seukupnya dengan selang waktu $& jam dan dikirim dalam keadaan dingin ke laboratorium. Virus yang ditemukan harus dibedakan apakah virus liar atau virus vaksin. inimal harus dilakukan pelaakan pada # kasus A:P setiap tahun"nya untuk setiap #//./// anak dibawah #3 tahun.
4. Mopping-up
Artinya tindakan vaksinasi massal terhadap anak dibawah usia 3 tahun didaerah ditemukanya penderita polio tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya. ampaknya di era globalisasi dimana mobilitas penduduk antar negara sangat tinggi dan epat, munul kesulitan untuk mengendalikan penyebaran virus ini. !elain penegahan dengan vaksinasi polio tentu harus disertai dengan peningkatan sanitasi lingkungan dan sanitasi perorangan. Penggunaan jamban keluarga, air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan serta memelihara kebersihan makanan merupakan upaya penegahan dan mengurangi resiko
#2
penularan virus ini. enjadi salah satu keprihatinan dunia bahwa keaatan yang ditimbulkan akibat infeksi virus ini menetap dan tidak bisa disembuhkan atau tidak ada obat yang dapat menyembuhkan polio.
;saha ini telah mengurangi jumlah kasus terdiagnosa setahun hingga 669, yaitu dari %3/./// pada #6??, hingga #.%#/ kasus pada ta hun $//2. Ini merupakan kali kedua umat manusia berhasil mengeradikasi sepenuhnya suatu penyakit. Kang pertama adalah smallpo, yang telah tereradikasi tahun #626. !ekarang banyak bagian dunia yang bebas polio. Amerika !erikat menyatakan bebas polio tahun #66&. pada tahun $///, %4 negara"negara pasifik barat termasuk 0ina dan Australia dinyatakan bebas polio. $//$, -ropa dinyatakan bebas polio. Jingga $//4, polio masih endemi hanya di & negara @ igeria, India, Pakistan, dan Afganistan. 1i Indonesia sendiri program eradikasi dimulai dengan PI tiga tahun berturut"turut tahun #663, #664, #662 dan sejak #663 tidak ada kasus lagi selama #/ tahun. ahun $//3 sempat ditemukan lagi kasus yang berawal dari lingkungan padat di !ukabumi. Kang menyebar epat keseluruh Indonesia. *embali dilakukan PI dan pengetatan surveilans dan wabah teratasi, kasus terakhir adalah kasus dari Aeh enggara, April $//4. (#,$,?,6)
2.11 %asin Polio
ahun #63$ dan #63%, Amerika !erikat mengalami ledakan jumlah kasus sebanyak 3?./// dan %3./// kasus, dari angka sebelumnya $/./// per tahun. enanggapinya, Pemerintah menginvestasikan jutaan dolar untuk menemukan dan memasarkan vaksin polio. Jilary *oprowsky, mengklaim telah menemukan vaksin polio tahun #63/. Vaksinnya yang berisi virus hidup yang dilemahkan yang dikonsumsi seara oral (>PV) masih dalam tahap penelitian dan belum siap dipakai sampai 3 tahun setelah vakin polio 1onas +alk in$ectable polio vaccine, IPV) dikonsumsi publi. Vaksin >PV adalah adalah virus yang dilemahkan, yang bisa mengalami mutasi sebelum dapat bereplikasi dalam usus dan diekskresi keluar. eskipun sangat jarang, selain mutasi bisa bersifat mutasi positif kearah virus yang lebih
#?
lemah, namun bisa juga terjadi mutasi negative ( back mutation) kembali kearah neurogenik dan menimbulkan kerusakan di ornu anterior seperti infeksi virus polio liar. *enyataan ini memiu perlunya imunisasi dengan inactivated polio virus (IPV).% >PV lebih efektif dalam pemberantasan poliomyelitis dibandingkan virus yang inaktivasi. !esudah pemberian vaksin >PV, maka virus yang dilemahkan tersebut akan bereplikasi di traktus gastrointestinalis bagian bawah. >PV dapat menutup PV' sehingga virus lain tidak bisa menempel dan menyebabkan kelumpuhan kelumpuhan. *emampuan ini menekan transmisi virus pada saat wabah. IPV sangat mampu menegah kelumpuhan karena menghasilkan antibody netralisasi yang tinggi, namun tidak mempunyai efek menekan transmisi. a) Oral Polio Vaccine (>PV) Vaksin ini dibuat dengan virus polio yang dilemahkan. Vaksin ini digunakan seara rutin sejak bayi lahir dengan $ tetes oral. Virus vaksin ini kemudian menempatkan diri di bawah usus dan memau pembentukkan antibody baik dalam darah maupun epithelium usus, yang menghasilkan pertahanan loal terhadap virus polio liar yang dating masuk kemudian. aka frekuensi ekskresi polio virus liar di masyarakat bisa dikurangi. Vaksin bertahan dalam tinja hingga 4 minggu setelah pemberian.
Gambar "a. Pemberian Imunisasi >PV Gambar. "b *emasan >PV
(diambil dari en.wikipedia.org5wiki5Poliomyelitis) Vaksin ini harus disimpan tertutup pada suhu $"? o0. dapat disimpan beku pada temperature G"$/ o0. *eputusan +J>, vaksin ini boleh digunakan multidose dengan syarat @
#6
a. tanggal kedaluwarsa tidak terlampaui b. vaksin"vaksin disimpan dalam rantai dingin ($"?o0) . botol vaksin yang telah terbuka yang terpakai hari itu telah dibuang oleh petugas Puskesmas. Vaksin Polio oral diberikan pada bayi baru lahir sebagai dosis awal, sesuai PPI dan -'AP> tahun $///. *emudian diteruskan dengan imunisasi dasar mulai umur $"% bulan yang diberikan tiga dosis terpisah dengan interval 4"? minggu. !atu dosis sebanyak $ tetes (/.# ml) diberikan per oral pada umur $"% bulan dapat diberikan bersama vaksin 1P dan Jib. b) &nactivated Polio Vaccine (IPV) Vaksin tipe ini berisi PV #,$,% yang dibiakkan pada sel"sel vero ginjal kera dan diinaktivasi dengan formaldehid. Pada vaksin tersebut juga ada neomisin, streptomisin dan polimiksin 7. Vaksin harus disimpan pada suhu $"? o0 dan tidak boleh dibekukan. 1osis /.3 ml dengan suntikkan subkutan dalam % kali berturut" turut dengan jarak
$ bulan antara masing"masing dosis akan memberikan
imunitas jangka panjang (muosal maupun humoral). Imunitas muosal yang ditimbulkan oleh IPV lebih rendah dibandingkan dengan yang ditimbulkan >PV.(#,$,4) *ejadian ikutan pasa imunisasi (*IPI) *asus poliomyelitis yang berkaitan dengan vaksin telah dilaporkan terjadi pada resipien (V1PVLvaccine derived polio virus) atau kontak (VAPPLvaccine associated polio paral!tic). 1iperkirakan terdapat satu kasus poliomyelitis paralitik yang berkaitan dengan vaksin terjadi setiap $.3 juta dosis >PV yang diberikan. 'isiko terjadi paling sering pada pemberian dosis pertama dibanding dosis berikutnya. 'isiko yang relative keil pada poliomyelitis yang ditimbulkan pemberian >PV ini tidak boleh diremehkan, namun tidak ukup untuk mengadakan perubahan terhadap kebijakan imunisasi, karena vaksinasi tersebut terbukti sangat berguna. !etelah vaksinasi, sebagian keil resipien dapat mengalami gejala pusing, diare ringan, nyeri otot. *ejadian ikutan pasa janin belum pernah dilaporkan, namun >PV jangan diberikan pada ibu hamil empat bulan pertama keuali terdapat alasan mendesak misalnya berpergian ke daerah endemis poliomyelitis. ($,&,4)
$/
Kesimp!lan
Poliomyelitis adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyerang pusat saraf dan bisa menyebabkan paralysis total. 7isa menyerang berbagai usia tapi lebih sering anak"anak. Virus masuk ke tubuh
$#
lewat saluran penernaan dan bermultiplikasi di usus. Ealu menyebar melalui limfogen atau hematogen menuju system saraf pusat. 8ejala bervariasi dari asimtomatik (silent), sampai gejala nonspesifik seperti demam, kelelahan, sakit kepala, muntah kaku kuduk, nyeri pada ekstremitas. 0ukup sering bermanifes hingga terjadi paralysis atau kelumpuhan. *elumpuhan bisa menjadi fatal jika terjadi pada komponen pernafasan yang menyebabkan terjadinga gagal nafas. erapi pada poliomyelitis hingga kini belum ada. Kang bisa dilakukan adalah penanganan suportif saja. Antara lain antibioti, analgetik, antipiretik, bidai atau braces, bantuan nafas mekanis (bila perlu). antinya mungkin memerlukan tindakan tindakan fisioterapi ataupun bedah ortopedi. Prognosis pada pasien penderita poliomyelitis dari segi angka hidup ukup baik. etapi seringkali poliomyelitis mengakibatkan disabilitas atau keterbatasan. Angka kematian ukup tinggi pada tipe bulbar, terutama jika menyerang pusat pernafasan. *arena belum adanya terapi, maka tindakan preventif sangat memegang peranan dalam penenggulangan wabah polio. Kaitu penggunaan vaksin polio untuk memberikan kekebalan pada manusia sebagai host. Vaksin itu sendiri terdiri dari $ maam yaitu >ral Attenuated Poliovirus Vaine (>PV) yang berisi virus hidup yang dilemahkan. 1an diberikan peroral, dan Inativated Poliovirus Vaine (IPV) yang berisi virus polio yang di nonaktifkan dan diberikan injeksi. 1engan menyebar luasnya vaksin polio ini maka masyarakat dunia dengan dipimpin oleh +J> telah berhasil mewujudkan eradikasi global penyakit poliomyelitis ini.
D(T(' P/T(K(
#.
!taf Pengajar Ilmu *esehatan Anak :*;I. Poliom!elitis. $//3. 1alam @ 'usepno Jassan, Jusein Alatas (ed). Buku "uliah &lmu "esehatan )nak 1ilid 2.
$$
$.
'anuh, I 8 , dkk. &nfeksi Virus 3 Poliom!elitis. $//?. 1alam @ Pedoman &munisasi 4i &ndonesia. !atgas Imunisasi I1AI.
%.
!oedarmo, !umarno !. Purwo, dkk. &nfeksi Virus3Poliom!elitis. $//?. 1alam @ Buku )$ar &nfeksi dan Pediatri 'ropis. ,disi "edua. 7adan Penerbit I1AI.
&.
+ikipedia the free -nylopedia. Poliom!elitis. East ;pdated @
3.
!imoes, -ri A. :. Polioviruses. $//%. 1alam @ 7ehrman, *liegman, Arvin (ed). 5elson 'e-tbook of Pediatrics 67 th edition. -lsevier !iene. Philadelpia. +J>
4.
+orld Jealth >rganiation. 'he 4isease and 'he Virus. 1alam @ 8lobal Polio ,radication &nitiative. (available from @ www.who.int5topis5poliomyelitis5en5, ited on @ Aug, 3 th $//6)
2.
-strada, 7enjamin 1. Poliom!elitis 3 'reatment and %edication. eediine. East ;pdated @ Aug, #3th $//2. (available from @ http@55emediine.medsape.om5artile564263/"overview, ited on @ Aug, 3 th $//6)
?.
+enner, *enneth . 1. Poliom!elitis. edline edial -nylopedia. East ;pdated @
6.
+ikipedia the free -nylopedia. Polio Vaccine. East ;pdated @
%$