ASPEK EPIDEMIOLOGI PENYA PENYAKIT POLIO
NAMA : DIAH PURNAMAWATHI NIM : 16120706027
FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DYANA PURA 2016
ASPEK EPIDEMIOLOGI PENYAKIT POLIO I.
Defii!i Polio atau poliomyelitis adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh
virus. Agen pembawa penyakit ini adalah sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut dan menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke system saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis). Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga tahun. !asa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 3 hari. II. E"i#$#%i Virus polio termasuk genus "nterovirus dan family Pi#orna viridae merupakan virus ke#il dengan diameter $3%3$ nm,berbentuk sferis dengan ukuran utamanya &'A yang terdiri dari .33 nukleotida, tahan pada p* 3%+, sehingga dapat tahan terhadap asam lambung dan empedu. Virus tidak dapat rusak beberapa hari dalam temperature $ %-, tahan terhadap gliserol, eter, fenol +/ dan berma#am%ma#am detergen, tetapi mati pada suhu % selama 3 menit, bahan oksidator, formalin, klorin dan sinar ultraviolet. 0e#ara serologi maka virus polio dibagi 3 tipe, yaitu 1 a. 2ipe 4runhilde b. 2ipe 5ansing dan #. 2ipe 5eon 2ipe yang sering menimbulkan epidemi# yang luas dan ganas, tipe kadang%kadang menyebabkan kasus yang sporadik dan tipe menyebabkan epidemi ringan. 6i negara tropis dan sub tropis kebanyakan disebabkan oleh tipe dan tipe dan virus ini tidak menimbulkan imunitas silang. III.
F&'"#( Re!i'# 7aktor yang memungkinkan timbulnya poliomyelitis menurut 0oerbakti (+8-8) antara
lain 1 +) 2ingginya Angka Tripple Negative Angka Tripple Negative adalah belum adanya antibodi terhadap virus polio. % %
Asumsi mengenai tingginya angka tersebut adalah 1 7aktor penghambat dari sesama enterovirus lainnya. 7aktor penghambat dalam pembentukan antibodi lainnya. 7aktor penghambat dalam pembentukan antibodi salah satu penyebabnya adalah status gi9i yang buruk. :angguan sistem imunitas pada penderita kurang kalori protein dapat berupa gangguan seluler yaitu fungsi makrofag dan leukosit serta sifat komplemen.
$) Perbaikan 5ingkungan
Perbaikan lingkungan diharapkan dapat membebaskan ndonesia dari infeksi polio. Akan tetapi kenyataannya perbaikan lingkungan masih belum merata, daerah dengan sanitasi buruk menjadi sumber penularan penyakit. 3) Perkembangan Pesat dibidang 2ransportasi Akses transportasi yang semakin berkembang memper#epat penyebaran virus dari satu daerah ke daerah lainnya termasuk import virus dari luar negeri. ) ;eadaan 0osial "konomi ;eadaan sosial ekonomi tidak mempengaruhi terjadinya poliomyelitis se#ara langsung namun dengan sosial ekonomi yang rendah tingkat pendidikan juga pasti rendah sehingga pengetahuan mengenai sumber dan #ara penularan penyakit polio sangat kurang. 0elain itu dengan status ekonomi yang rendah juga mempengaruhi terhadap status gi9i anak. IV. Ri)&*&" A$&+i&, Pe*&'i" !asing%masing penyakit memiliki perjalanan alamiahnya sendiri jika tidak diganggu dengan intervensi medis atau jika penyakit dibiarkan sampai melengkapi perjalanannya. Proses suatu penyakit dimulai dari seseorang yang rentan penyakit dan diserang oleh agen patogenik yang #ukup virulen untuk menimbulkan penyakit, perjalanan alami penyakit ini juga disebut dengan riwayat alamiah penyakit (2immre#k, $8). a.
F&!e Re"&
7ase rentan adalah tahap berlangsungnya proses etiologi, dimana faktor
b.
F&!e P(e!i+"#+&"i!
7ase pre simtomatis adalah tahap berlangsungnya proses perubahan patologis yang diakhiri dengan keadaan ireversibel yaitu manifestasi penyakit tak dapat dihindari lagi. 0eseorang yang telah mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi maka virus tersebut masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi usus. #.
F&!e K$ii!
7ase klinis merupakan tahap dimana perubahan patologis pada organ telah #ukup banyak, sehingga tanda dan gejala penyakit mulai dapat dideteksi. 6isini telah terjadi manifestasi klinis penyakit, yaitu 1
!asa nkubasi
!asa inkubasi adalah waktu masuknya agen sampai timbulnya gejala. !asa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 3 hari.
2ahap penyakit dini
6ihitung dari mun#ulnya gejala penyakit. 2ahap ini pejamu sudah merasa sakit (masih ringan) namun penderita masih dapat melakukan aktifitas (tidak berobat). :ejala yang timbul setelah virus berkembang melalui peredaran darah ke seluruh tubuh antara lain demam, muntah, sakit perut, lesu, kram otot pada leher serta punggung, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare.
2ahap penyakit lanjut
Penyakit makin bertambah hebat. Penderita tidak dapat melakukan pekerjaan. =ika berobat umumnya telah memerlukan perawatan (bed rest). 0etelah virus berkembang ke seluruh tubuh dan sampai ke sistem syaraf pusat menyebabkan melemahnya otot serta terkadang mengakibatkan kelumpuhan. d.
F&!e Te(+i&$
7ase terminal merupakan tahap dimana mulai terlihat akibat dari penyakit seperti sembuh spontan, sembuh dengan terapi, kambuh, perubahan berat ringanya penyakit, #a#at atau kematian. 0ebagian besar akibat penyakit ini sembuh dengan #a#at atau kelumpuhan. 'amun jika pada tahap penyakit dini segera dilakukan pengobatan se#ara intensif maka penderita dalam jangka waktu $%+ hari dapat sembuh dengan sempurna.
V. &
Di!"(i-!i /e*&'i" !enurut >rang Polio masih merupakan penyakit yang menyerang bayi dan anak%anak. %- /
penderita polio berusia dibawah 3 tahun, dan -%8 / berusia dibawah tahun. !ereka yang mempunyai resiko tinggi tertulari adalah kelompok rentan seperti kelompok%kelompok yang menolak imunisasi, kelompok minoritas, para migran musiman, anak%anak yang tidak terdaftar, kaum nomaden, pengungsi dan masyarakat miskin perkotaan. b) !enurut waktu Virus ini dapat hidup di wilayah tropis dan ditemukan sepanjang tahun. 6i daerah yang beriklim sedang, virus ini dapat dideteksi pada musim hujan. Penyakit polio umumnya terjadi pada musim tertentu dari musim hujan ke musim panas dan sebaliknya. 6i daerah endemik kasus polio mun#ul se#ara sporadis ataupun dalam bentuk ;54. =urnlah penderita meningkat pada akhir musim panas dan pada saat musim gugur di daerah beriklim dingin. c) !enurut tempat Penyakit ini biasanya mun#ul di daerah%daerah yang memiliki sanitasi buruk, lingkungan yang ter#emar oleh tinja, keadaan daerah yang kekurangan akan air bersih, dan daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. VI. &(& Pee%&,& 1. Pei%'&"& 'e!e,&"& (health promotion) Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakit%pejamu%lingkungan,
sehingga
dapat
menguntungkan manusia
dengan
#ara
meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan. 2indakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat. ontoh 1 •
!emberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
•
!eningkatkan kesadaran masyarakat tentang P*40.
•
!eningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya #u#i tangan.
•
!eningkatkan kualitas gi9i masyarakat. 2.
Pe($i3%& ++ 3& ',!! "e(,&3&/ /e*&'i"4/e*&'i" "e("e" (general and specific protection)
!erupakan
tindakan
yang
masih
dimaksudkan
untuk
men#egah
penyakit,
menghentikan proses interaksi bibit penyakit%pejamu%lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. 2indakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu. ontoh 1
Pemberian imunisasi polio sebagai imunisasi dasar yang diberikan sejak lahir
•
sebanyak kali dengan interval ?%- minggu. ;emudian diulang pada usia +@ tahun, tahun, dan usia + tahun. •
6iselanggarakannya Pekan munisasi 'asional (P')
•
!elakukan !opping p, artinya pemberian vaksinasi massal di daerah yang ditemukan penderita polio terhadap anak di bawah tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya. 5.
Pee%&''& 3i&%#!& !e&(& 3ii 3& /e%#-&"& *&% e/&" 3& "e/&" (early diagnosis and prompt treatment)
!erupakan
tindakan menemukan
penyakit sedini mungkin
dan
melakukan
penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat. ontoh 1 !elakukan pendataan dan pemeriksaan dini pada seseorang yang di#urigai
•
mengalami gejala awal dari penyakit polio. 0urvailan#e A#ute 7la##id Paralysis atau penemuan penderita yang di#urigai lumpuh
•
layuh pada usia di bawah + tahun harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena polio atau bukan. •
!en#ari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan.
•
!en#ari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit polio (#onta#t person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan. .
Pe+-&"&!& 'e&&"& (dissability limitation)
!erupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan penyakit yang telah lanjut untuk men#egah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya ke#a#atan yang akan timbul. ontoh 1 •
Penyediaan pelayanan fisioterapi untuk meminimalkan kelumpuhan dan menjaga agar tidak terjadi atrofi otot.
•
Pen#egahan terhadap komplikasi dan ke#a#atan dengan #ara tidak melakukan gerakan B gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang lumpuh.
•
Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan perawatan yang lebih intensif.
.
Pe+$i,& 'e!e,&"& (rehabilitation)
!erupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja se#ara wajar, atau agar tidak menjadi beban orang lain. ontoh 1 •
Penyedian perawatan ortopedik bagi mereka yang mengalami kelumpuhan menetap.
•
=ika kelumpuhan atau kelemahan berhubungan dengan organ pernapasan maka diperlukan perawatan intensif.
•
!embantu penderita penyakit polio dengan memberikan dukungan moral agar penderita polio tidak mengalami depresi karena kondisi kelumpuhan yang dialami.
•
!engusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah #a#at mampu mempertahankan diri.