I.
PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
Batik merupakan warisan leluhur yang tak terpisahkan dari budaya bangsa Indonesia. Dengan berbagai keindahan, corak dan mutu, warna alami serta motif yang menarik membuat kain tradisional tradisional ini sangat sangat populer populer dan diterima tidak hanya masyarakat masyarakat lokal tetapi tetapi juga masyarakat internasional. Batik memberi makna yang sangat sarat akan seni dan representatif budaya dari masing-masing daerah di tanah air. Tiap daerah memiliki ciri motif maupun cara pembuatan pembuatan batik yang berbeda-bed berbeda-beda. a. Banyak Banyak hal yang bisa digali digali dari sehelai kain batik. Berdasarkan perkembangannya batik sudah menjadi industri lebih dari 300 tahun lalu sejak kain itu diperdagangkan. Kini industri batik mendapat tantangan baru. Bukan dari turunnya minat konsumen, konsumen, tetapi tetapi dari cara berproduks berproduksinya inya ketika kini lingkungan lingkungan menjadi isu penting penting dunia. Limbah industri dan bahan baku pembuatan batik menjadi sorotan, terlebih ketika batik Indonesia diakui sebagai warisan dunia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu pengetahuan, dan Kebudayaa Kebudayaan n Perserikata Perserikatan n Bangsa-Ban Bangsa-Bangsa gsa (UNESCO) (UNESCO) pada tahun 2009. Selain itu, sejak sejak dilarangnya pewarna dengan gugus azo pada April 1996 oleh pemerintah Belanda, seperti telah diketahui bahwa gugus azo dalam pewarna sintetis dapat menyebabkan kanker kulit, membuat kita berpikir ulang dalam aplikasi pewarna pada kain batik. Menurut Menurut Imam dan Naima (2003), perkembangan perkembangan industri tekstil telah mengalami mengalami kemajuan kemajuan yang pesat pesat baik mengenai produksi produksi maupun maupun mutunya. mutunya. Adapun Adapun bermacam–m bermacam–macam acam produk tekstil yang ada sekarang ini lebih banyak menggunakan bahan baku sintetis. Zat warna sintetis mudah di peroleh dari bahan impor, tetapi harganya relatif lebih tinggi, penggunaan zat warna warna sintet sintetis is ini sangat sangat berbah berbahaya aya bagi bagi lingku lingkunga ngan n karena karena di dalam dalam terkan terkandun dung g sifat sifat karsinogenetik yang di duga kuat dapat mengakibatkan alergi kulit dan nantinya akan menjadi kank kanker er kuli kulit, t, sala salah h satu satu cara cara untu untuk k mena menang nggu gula lang ngii masa masala lah h ters terseb ebut ut adal adalah ah deng dengan an menggunakan zat warna alami yaitu zat yang ramah lingkungan, dapat di produksi di dalam negeri, tidak berbahaya bagi kulit, dan warna yang di peroleh lebih beragam serta kualitas zat warna alami tidak kalah dengan zat warna sintetis, sehingga memberi tampilan yang lebih mewah, menarik, dan natural. Indone Indonesia sia sebaga sebagaii salah salah satu satu negara negara tropis tropis memili memiliki ki potens potensii besar besar untuk untuk dapat dapat mengha menghasil silkan kan dan membua membuatt batik batik sehat sehat serta serta ramah ramah lingkun lingkungan gan dengan dengan memanf memanfaat aatkan kan berbagai sumberdaya yang sudah tersedia di alam. Setiap proses dalam pembuatan batik dapat memanfaatkan bahan-bahan alam yang ada di lingkungan sekitar sebagai pengganti bahan bahan bahan sintetik sintetik sehingga sehingga pencemaran pencemaran lingkungan lingkungan dapat diminimalka diminimalkan. n. Upaya memproduks memproduksii batik secara ramah lingkungan dapat dilakukan dilakukan dengan dengan menggunaka menggunakan n warna-warna warna-warna yang diperoleh dari hasil ekstrak bagian-bagian tumbuhan yang memiliki kandungan pigmen dengan warna yang menarik. Zat pewarna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh diperoleh dari hasil hasil ekstrak ekstrak berbagai berbagai bagian tumbuhan salah satunya satunya adalah adalah dari kayu. Kayu tingi ( Ceriops candolleana) yang yang mengha menghasil silkan kan arah arah warna warna cokela cokelat, t, kayu kayu tegera tegeran n ( Maclura yang Maclura cochinchin cochinchinensis ensis) yang mengha menghasil silkan kan arah arah warna warna kuning kuning,, dan kayu secang secang ( Caesalpia yang cender cenderung ung Caesalpia sappan sappan) yang
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
mengarah mengarah ke warna merah merupakan merupakan beberapa beberapa jenis tumbuhan tumbuhan yang sangat sangat potensial potensial untuk dijadikan sebagai zat pewarna alami. Namun, terdapat beberapa kendala pada pewarnaan batik yang menggunakan zat warna alam antara lain: prosesnya tidak praktis karena diperlukan proses pencelupan berulang-ulang, ketersediaan variasi warnanya agak terbatas hanya untuk warna-warna cerah, dan ketersediaan bahannya yang tidak siap pakai. Hal inilah yang membuat diperlukannya proses-proses dan formulasi khusus agar pewarna alami dapat dijadikan sebagai pewarna batik yang berkualitas. Sebagai Sebagai upaya mengangkat mengangkat kembali penggunaan penggunaan zat warna alam untuk tekstil tekstil maka perlu dilakukan pengembangan teknologi agar kendala-kendala yang terjadi dapat diatasi. Teknologi yang sedang menjadi tren akhir-akhir ini adalah nanoteknologi. Nanoteknologi secara umum dapat didefinisikan sebagai perancangan, pembuatan, dan aplikasi struktur/material yang berdimensi nanometer (Tatang dan Sinta 2008). Nanoteknogi ini diterapkan pada sistem emulsi yang dibuat dari kayu secang, tegeran, dan tingi yang sudah diekstrak diekstrak (nanoemulsi (nanoemulsi). ). Nanoemuls Nanoemulsii sendiri sendiri tidak hanya sebatas sebatas bagaimana bagaimana menghasilka menghasilkan n materi material al atau atau partik partikel el emulsi emulsi yang yang beruku berukuran ran nanome nanometer ter,, melain melainkan kan bagaim bagaimana ana cara cara memproduksi serta mengetahui kegunaan dari sifat baru yang muncul dari material nano yang telah dibuat. Untuk mengaplikasikan pewarna alami nanoemulsi pada proses pewarnaan batik, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang formulasi dan proses yang dibutuhkan agar kegunaan dan sifat baru yang muncul dapat mengatasi kelemahan pada zat pewarna alami. I.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Tujuan penelitian penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui mengetahui formulasi formulasi terbaik terbaik dari ekstrak kayu secang secang,, tegera tegeran, n, dan tingi tingi menjad menjadii zat pewarn pewarnaa alami alami dalam dalam bentuk bentuk nanoem nanoemuls ulsii serta serta mengetahui kegunaan dan sifat baru apa yang muncul pada pewarna alami tersebut, sehingga dapat mengatasi kendalanya saat diaplikasikan pada kain batik. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan memberikan informasi informasi tentang tentang pewarna pewarna batik alami dalam bentuk bentuk nanoemulsi nanoemulsi dan peluang pemanfaatanya untuk diaplikasikan pada kain batik di seluruh Indonesia.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
II. 2.1
TINJAUAN PUSTAKA
Zat Warna Menurut Isminingsih (1978), zat warna untuk bahan tekstil dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1.
Zat Zat Pewa Pewarn rnaa Alam Alam (ZPA (ZPA)) yait yaitu u zat zat warn warnaa yang yang bera berasa sall dari dari baha bahann-ba baha han n alam alam pada pada umumnya dari hasil ekstrak tumbuhan (akar, batang, daun, buah, kulit dan bunga ) atau hewan (lac dyes). Keuntungan dari pemakaian zat warna alam pada batik ialah merupakan warisan leluhur, mempunyai nilai jual atau nilai ekonomi tinggi karena memiliki seni dan warna yang khas, ramah lingkungan sehingga berkesan etnik dan eksklusif, intensitas warna terhadap mata manusia terasa sangat menyejukkan. menyejukkan. Adapun kerugian dari zat warna alam yaitu ketersediaan ketersediaan variasi warna sangat terbatas, kurang praktis dikarenakan ketersediaan bahan yang tidak siap pakai sehingga diperlukan proses – proses khusus untuk menjadikan larutan pewarna tekstil.
2.
Zat Pewar Pewarna na Sintesi Sintesiss (ZPS) yaitu yaitu zat zat warna warna buatan buatan atau sinte sintesis sis dibua dibuatt dengan dengan reaksi reaksi kimia kimia dengan bahan dasar arang batu bara atau minyak bumi yang merupakan hasil senyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti benzen, naftalen dan antrasen. Keuntungan Keuntungan dari dari pemakaian pemakaian zat warna sintetis ialah bahan mudah didapat, terdapat variasi warna, dan proses yang dikerjakan singkat. singkat. Kerugian Kerugian dari zat pewarna pewarna sintetis adalah adalah limbah limbah dari zat pewarna tersebut tersebut tidak ramah lingkungan. Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga. Pengrajin-pengrajin batik telah banya banyak k mengen mengenal al tumbuh tumbuhanan-tum tumbuh buhan an yang yang dapat dapat mewarn mewarnai ai bahan bahan teksti tekstill bebera beberapa pa diantaranya adalah : daun pohon nila ( indofera), kulit pohon soga tingi ( Ceriops candolleana
arn), Secang (Caesalpinia sappan L), kayu tegeran ( Cudraina javanensis), kunyit (Curcuma), teh (The), akar mengkudu ( Morinda citrifelia), kulit soga jambal (Pelthophorum ferruginum), kesumba ( Bixa orelana ), daun jambu biji ( Psidium guajava ). (Sewan Susanto 1973). Menurut R.H.MJ. Lemmens dan N Wulijarni-Soetjipto (1999) sebagian besar warna dapat diperoleh dari produk tumbuhan, pada jaringan tumbuhan terdapat pigmen tumbuhan penimbul penimbul warna warna yang berbeda tergantung tergantung menurut struktur struktur kimianya. kimianya. Golongan Golongan pigmen pigmen tumbuhan tumbuhan dapat dapat berbentuk berbentuk klorofil, klorofil, karotenoid karotenoid,, flovonoid flovonoid dan kuinon kuinon. Untuk itu pigmen pigmen pigmen alam tersebut perlu dieksplora dieksplorasi si dari jaringan atau organ tumbuhan dan dijadikan dijadikan larutan zat warna alam untuk pencelupan bahan tekstil. Proses eksplorasi dilakukan dengan teknik ekstraksi dengan pelarut air. Tumbuhan yang bisa digunakan untuk pembuatan zat warna alam dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Tabel 1. Jenis Tumbuhan untuk Zat Warna Alami No. Nama Bahan Nama Latin Hasil Warna 1 Kulit ak akar me mengkudu Kecoklatan Morinda citrifelia 2 Buah Kunyit Kuning Curcuma domestica 3 Daun jambu biji Hijau atau kemerahan Psidium guajava 4 Daun kapuk Abu-abu Bombax malabaricum 5 Kayu secang Kemerahan, Orange Caesalpia sappan 6 Biji Biji/k /kul ulit it bat batan ang g mang mangga ga Hijau Mangifera casturi 7 Biji bunga kesumba Merah terang Bixa Orelana 8 Kuli Kulitt bat batan ang g sog sogaa jamb jambal al Peltophorum ferruginum Merah coklat 9 Kayu nangka Kuning Artocarpus heterophyllus 10 Daun jati Merah marun Tectona grandis 11 Daun nilam Biru dan hitam Indigofera tictoria 12 Th e Coklat Tea 13 Tanah liat Coklat muda 14 Kayu tegeran Kuning Cudraina javanensis 15 Kulit buah manggis Ungu Garcinia mangostana 16 Kacang merah Merah Vigna umbellate
2.2
Kayu Secang A. Klasifikasi Ilmiah
Menurut Menurut Heyne Heyne (1987), (1987), taksonomi taksonomi tanaman secang adalah sebagai berikut: Divisio
: Spermatophyta
Sub divis ivisio io : Angiospermae Class Sub class
: Dicotyledone : Aympetalae
Ordo
: Rosales
Famili
: Leguminosae
Genus
: Caesalpinia
Spesies
: Caesalpinia sappan
Linn B. Habitat dan Deskripsi Tanaman
Kayu secang ( Caesalpinia sappan L) merupakan tumbuhan perdu yang memanjat dan merupakan pohon kecil berduri banyak, tingginya 5 sampai 10 meter (Heyne 1987). Tumbuhan ini umumnya tumbuh pada pegunungan pegunungan yang berbatu tetapi beriklim beriklim tidak terlalu terlalu dingin. dingin. Tanaman Tanaman secang secang tidak toleran terhadap terhadap kondisi kondisi tanah yang basah, basah, lebih menyukai menyukai daerah daerah dengan curah hujan tahunan 700-4300 mm dan dengan suhu 24-27.5°C, serta pH tanah 5-7.5. Tanaman ini juga mampu tumbuh di daerah yang sangat kering, oleh karena itu disarankan untuk untuk dikemb dikembang angkan kan di kawasa kawasan n Indone Indonesia sia bagian bagian Timur, Timur, sepert sepertii Nusa Nusa Tengga Tenggara ra Timur Timur (Zerrudo 1991). Akar tanaman secang berserabut dan berwarna gelap. Bagian batangnya dapat
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
berparuh, berukuran (7-9) cm x (3-4) cm, masih muda berwarna hijau kekuningan, semakin tua berubah berubah menjadi berwarna berwarna coklat kemerahan, kemerahan, berisi 2-5 butir biji yang berbentuk berbentuk jorong, jorong, memipih, berwarna coklat (Heyne 1987). C. Penyebaran
Kayu secang ditanam sebagai tanaman pagar dan dapat tumbuh pada berbagai macam tanah pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini diperbanyak dengan biji dan tersebar di India, Malaysia dan Indonesia (Departemen Kesehatan 1977). D. Manfaat
Kayu secang memiliki rasa sedikit manis dan hampir tidak berbau dan sering juga digunakan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit seperti luka, batuk berdarah (muntah darah), berak darah, darah kotor, penawar racun, sipilis, penghenti pendarahan, pengobatan pasca bersalin, demam berdarah, dan katarak mata. Kayu secang mengandung komponen yang memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba (Sundari et al., 1998). Kayu secang mengandung pigmen, tanin, brazilin, asam tanat, resin, resorsin, brazielin, sappanin, dan asam galat (Lemmens dan Soetjipto, 1992). Dari komponen tersebut yang paling menarik adalah zat warnanya. Kayu secang jika dilarutkan dalam air akan memberikan warna merah jambu yang menarik, dan diketahui bahwa brazilin yang dapat menimbulkan warna tersebut. Secara tradisional, pemanfaatan tanaman secang oleh masyarakat sudah cukup luas. Bagian tanaman secang yang sering digunakan adalah kayu dalam potongan-potongan atau serutan kayu. Tetapi selain itu, bagian lain dari tanaman secang yang dimanfaatkan adalah kayu, daun, buah, dan biji. Sampai abad ke-19, di Kalimantan kayu secang digunakan sebagai pewarna merah coklat untuk makanan. Kayu pewarna tersebut dapat dipanen setelah berumur 6-8 tahun (Lemmens, 1992).
2.3
Kayu Kayu Tin Tingi (Te Teng ngar ar)) A. Klasifikasi Ilmiah
King Kingdo dom m : Planta Plantaee
B. Habitat dan Deskripsi Tanaman
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Malpighiales
Family
: Rhizophoraceae
Genus
: Ceriops
Spesies
: Ceriops tagal C.B. Robinson
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
akar tunjang yang kecil. Banir dari bentukan seperti akar tunjang, kadang membentuk akar lutut atau akar nafas yang menonjol. Batang berkayu, warna coklat agak jingga. Bagian bawah batang terdapat banyak akar tunj tunjan ang g deng dengan an panja panjang ng ± 50 cm. cm. Perc Percab aban anga gann nnya ya bany banyak ak dan dan tida tidak k tera teratu tur. r. Bata Batang ng meng mengge gemb mbun ung g di bagia bagian n pang pangka kal. l. Susu Susuna nan n daun daun maje majemu muk k meng mengge gero rombo mboll di ujun ujung g batang/cabang. Masing-masing tangkai daun mempunyai 6 - 10 pasang daun yang letaknya bersilang. Daun hijau mengkilap dan sering memiliki pinggiran yang melingkar ke dalam. Unit & Letak: Letak: sederhana sederhana & berlawana berlawanan. n. Bentuk: Bentuk: bulat telur terbalik-eli terbalik-elips. ps. Ujung: membundar/ membundar/ tumpul atau berlekuk, mengkilap seperti kulit. Daun penumpu kecil, 1,5 – 2,5 cm, lekas gugur, meninggalkan bekas serupa cincin. Ukuran: 1-10 x 2-3,5 cm. Rangkaian bunga 5-10, bersusun menggantung, di ketiak daun. Bunga menge-lompok di ujung tandan. Gagang bunga panjang dan tipis, berresin pada ujung cabang baru atau pada ketiak cabang yang lebih tua. Letak: di ketiak daun. Formasi: kelompok (5-10 bunga per kelompok). Daun mahkota: 5; putih dan kemudian jadi coklat. Kelopak bunga: 5; warna hijau, panjang 4- 5mm, tabung 2mm. Benang sari: tangkai benang sari lebih panjang dari kepala sarinya yang tumpul. Buah Buah berb berben entu tuk k sepe seperti rti gada gada keci kecill (sis (sisii ± 5 mm, mm, panj panjan ang g ± 20 cm)/ cm)/ sili silind nder er mengga menggantu ntung ng ujung ujung tajam, tajam, helaia helaian n kelopa kelopak k meleba melebarr atau atau terben terbentuk tuk di ujung ujung buah, buah, dapat dapat mengapung, penyebaran melalui air. Buah panjangnya 1,5-2 cm, dengan tabung kelopak yang melengkung. Hipokotil berbintil, berkulit halus, agak menggelembung dan seringkali agak pende pendek. k. Leher Leher kotilo kotilodon don menjad menjadii kuning kuning jika jika sudah sudah matang matang/de /dewas wasa. a. Ukuran Ukuran:: Hipoko Hipokotil til silindris silindris panjang 4-25 cm dan diameter 8-12 mm. Permukaan buahnya berbintil-bintil berbintil-bintil,, kasar kasar dan beralur. Tipe biji vivipari (biji atau benihnya telah berkecambah sebelum buahnya gugur dari pohon). C. Penyebaran
Tidak diketahui daerah asal dari jenis ini, tetapi saat ini jenis ini dijumpai di pantai pantai Afrika Timur sampai India, dan kemudian melalui Asia tropis ke Australia dan Pasifik. Jenis ini meluas sampai Hong Kong, Taiwan, Yap dan Palau di bagian barat laut Pasifik, dan kepulauan Bismarck, kepulauan Solomon dan Kaledonia Baru Utara di barat daya Pasifik, dengan batas timur di Hibrida Baru. Akan tetapi, fosil-fosil menunjukkan bahwa jenis ini pernah satu kali mempunyai persebaran yang luas; jenis ini banyak dijumpai sepanjang pantai di Asia Tenggara termasuk Indonesia, antara lain dijumpai di daerah pantai di Jawa (Timur, Tengah, Tengah, Barat), Barat), Sumba, Sumba, Sulawesi Sulawesi Utara, Utara, Jawa umumnya terdapat di pantai-pant pantai-pantai ai sekitar sekitar Cilacap/Sagara Anakan (C. tagal diketahui menyebar mulai dari Mozambik di Afrika, hingga ke Pasifik barat, termasuk Australia, Indonesia dan Malaysia). D. Manfaat
Tengar menghasilkan kayu yang kuat dan awet, paling kuat dari antara kayu hutan bakau lainnya. Kayu ini kerap digunakan dalam konstruksi bangunan, bantalan rel kereta api, gagang peralatan dan lain-lain. Juga merupakan bahan kayu bakar dan arang yang baik. Kulit kayu tengar, sebagaima sebagaimana na kayu bakau, menghasilka menghasilkan n tanin yang kerap kerap digunakan digunakan sebagai sebagai
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
masih dipakai dalam `soga-batik` tradisional. Pepagan juga bermanfaat untuk mengawetkan dan mewarna jala-jala ikan dan tikar. Kayunya untuk pegangan alat dan kayu bakar, tetapi api yang dihasilkan dihasilkan dari kayu bakarnya bakarnya terlalu terlalu besar besar untuk keperluan keperluan rumah tangga sehingga merusak panci untuk memasak. Kayunya bagus untuk batubara. Di Sabah pepagan dipakai secara illegal untuk minuman beralkohol. Ekstrak tannin dipakai sebagai pengikat papan. Dulu pepagan dipakai secara lokal untuk obat tradisional di Peninsular Malaysia dan Indonesia. Di banyak daerah di Asia Tenggara, luas hutan bakau telah menurun, terutama karena eksploitasi besar-besaran untuk kayu bakar, batu bara, timber, dan bahan pewarna. Ceriops dan banyak pohon bakau yang lain dapat diperbanyak dengan mudah, dan kecambahnya tumbuh baik dan tidak tidak sulit sulit sehin sehingga gga cocok cocok untuk untuk refore reforesta stasi. si. Pemoto Pemotonga ngan n dan manaje manajemen men bakau bakau harus harus direncanakan dengan baik. Pepagan soga tingi dipergunakan sebagai campuran warna soga, selain itu dipergunakan juga untuk pengawetan jala, layar perahu dan menyamak kulit hewan. Pepagan ini mengandung bahan penyamak 18 - 25% 2.4
Kayu Tegeran A. Klasifikasi Ilmiah
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Eudicots
Ordo
: Rosales
Family
: Moraceae
Genus
: Maclura
Spesies
:
Maclura
cochinchinensis
B. Habitat dan Deskripsi Tanaman Soga tegeran tumbuh di hutan-hutan dataran rendah tropika pada ketinggian ± 100 m dpl. dpl. Tumbuh Tumbuhan an liana liana dengan dengan panjan panjang g batang batang dapat dapat mencap mencapai ai 10 m, mengga menggantu ntung ng pada pada tumbuhan tumbuhan lain tapi tidak merambat. merambat. Permukaan Permukaan batang kasar dan berduri. berduri. Percabangan Percabangan tidak teratu teratur, r, mengga menggantu ntung, ng, meling melingkar kar pada pada tumbuh tumbuhan an lain lain atau atau pada pada tumbuh tumbuhann annya ya sendir sendiri, i,
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2.5 2.5
Sist Sistem em Emu Emuls lsii dan dan Nano Nanote tekn knol olog ogii Emulsi adalah suatu sistem yang heterogen dan mengandung dua fase cairan yaitu fase terdispersi dan pendispersi. Molekul-molekul fase tersebut bersifat saling antagonis karena perbedaan sifat kepolarannya (Suryani et al . 2000). Emulsi Emulsi merupa merupakan kan penyat penyatuan uan dari dari zat-za zat-zatt yang yang mempun mempunyai yai sifat sifat yang yang bertol bertolak ak belakang. Zat-zat tersebut mempunyai sifat kelarutan yang berbeda, yaitu sebagian larut dalam air dan sebagian larut dalam minyak. Penyatuannya dimungkinkan dengan menambahkan suatu zat yang memiliki gugus polar maupun non polar secara bersamaan dalam satu molekulnya. Zat tersebut dinamakan emulsifier (Suryani et al . 2000). Pada pembuatan emulsi akan terjadi kontak antara dua cairan yang tidak bercampur karena karena berbeda berbeda kelarutann kelarutannya ya dan pada saat tersebut terdapat terdapat kekuatan kekuatan yang menyebabka menyebabkan n masing-masing cairan menahan pecahnya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Kekuatan ini disebut tegangan antar muka. Zat-zat yang dapat meningkatkan penurunan tahanan tersebut akan merangsang suatu cairan untuk menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan zat-za zat-zatt ini sebaga sebagaii zat pengem pengemuls ulsii dan zat pensta penstabil bil mengha menghasil silkan kan penuru penurunan nan tegang tegangan an antarmuka antarmuka dari kedua cairan yang tidak saling bercampur, bercampur, mengurangi mengurangi gaya tolak antara cairan-cairan tersebut dan mengurangi gaya tarik menarik antarmolekul dari masing-masing cairan (Ansel 1989). Zat pengemulsi mengarahkan dirinya di sekitar dan dalam suatu cairan yang merupakan gambaran kelarutannya pada cairan tertentu. Dalam suatu emulsi yang mengandung dua cairan yang tidak saling bercampur, zat pengemulsi akan memilih larut dalam salah satu fase dan terikat terikat dengan dengan kuat dalam fase tersebut dibandingkan dibandingkan pada fase lainnya karena molekulmoleku molekull zat zat ini mempun mempunyai yai suatu suatu bagian bagian hidrof hidrofilik ilik (bagia (bagian n suka suka air) air) dan suatu suatu bagian bagian hidrofobik (bagian tidak suka air). Molekul-molekul tersebut akan mengarahkan dirinya ke masingmasing fase (Ansel 1989). Suatu emulsifier memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan antar muka dan tegangan permukaan. Menurunnya tegangan antar muka ini akan mengurangi daya kohesi dan meningkatkan daya adhesi. Emulsifier akan membentuk lapisan tipis (film) yang menyelimuti partikel sehingga mencegah partikel tersebut bersatu dengan partikel sejenisnya. Sistem emulsi yang stabil dapat diperoleh melalui pemilihan emulsifier yang larut dalam fase yang dominan (pendispersi) (Suryani et al . 2000). Ada dua tipe emulsi, yaitu: (a) Emulsi A/M yaitu butiran-butiran air terdispersi dalam minyak minyak dan (b) Emulsi M/A yaitu butiran-butira butiran-butiran n minyak minyak terdispersi terdispersi dalam air. Pada emulsi
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Bila Bila dua larutan larutan murni murni yang yang tidak tidak saling saling campu campur/ r/ larut larut sepert sepertii minyak minyak dan air, air, dicampurka dicampurkan, n, lalu dikocok kuat-kuat, kuat-kuat, maka keduanya keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut disebut emulsi. Secara fisik terlihat seolah-olah seolah-olah salah satu fasa berada di sebelah sebelah dalam fasa yang lainnya. Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat (Hayyan 2008). Menurut Hayyan (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi, adalah: 1. Tegangan antarmuka rendah 2. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka 3. Tolakkan listrik double layer 4. Relatifitas phase pendispersi kecil 5. Viskositas tinggi. Nanoteknologi secara umum dapat didefinisikan sebagai perancangan, pembuatan, dan aplikasi aplikasi struktur/ma struktur/materia teriall yang berdimensi berdimensi nanometer. nanometer. Nanoteknol Nanoteknologi ogi sendiri sendiri tidak hanya sebatas bagaimana menghasilkan material atau partikel yang berukuran nanometer, melainkan bagaimana cara memproduksi serta mengetahui kegunaan dari sifat baru yang muncul dari material nano yang telah dibuat (Tatang dan Sinta 2008). Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau alat pada ukuran sangat kecil. Materi atau alat ini berukuran antara (1 – 100) nanometer. Satu nm sama dengan satu per-m per-milya ilyarr meter meter (0.000 (0.000000 000001 001 m), yang yang berart berartii 50.000 50.000 lebih lebih kecil kecil dari dari ukuran ukuran rambut rambut manusia. Ukuran (1 – 100) nm ini disebut juga dengan skala nano (nanoscale). Dengan nanoteknologi, material dapat didesain dan disusun dalam orde atom-per-atom atau molekul per-molekul sedemikian rupa. Dengan menyusun ulang atau merekayasa struktur material material di level level nanometer, nanometer, maka akan diperoleh diperoleh suatu bahan yang memiliki memiliki sifat sifat istimewa istimewa jauh mengungguli material yang lain Salah Salah satu satu aplika aplikasi si nanote nanotekno knolog logii yang yang sedang sedang berkem berkemban bang g adalah adalah nanoem nanoemuls ulsi. i. Nanoemulsi dapat didefinisikan sebagai emulsi minyak didalam air (o / w) dengan diameter globula rata-rata berkisar 50-1000 nm. Biasanya, ukuran globula rata-rata antara 100 dan 500 nm. Menurut Kamat (2008), sejak nanoemulsi memiliki rentang ukuran partikel yang sangat kecil, mereka dapat sangat efektif diproduksi menggunakan peralatan tekanan tinggi. Metode yang paling umum digunakan untuk memproduksi nanoemulsi adalah 'Homogenisasi Tekanan Tinggi' dan 'Microfluidization' yang dapat digunakan di laboratorium maupun skala industri. Metode lain seperti seperti 'Ultrasonifi 'Ultrasonificatio cation' n' dan 'emulsifikas 'emulsifikasii in-situ' in-situ' juga cocok cocok tetapi tetapi banyak banyak digunakan pada skala laboratorium dan bukan untuk produksi komersial.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
kecil yang disebut disebut 'microchannels'. Produk ini mengalir mengalir melalui melalui microchanne microchannels ls pada area tumbukan yang mengakibatkan partikel-partikel lebih halus dari range sub-mikron.
2.6
Param aramet eteer Anal Analiisis sis A. Warna
Pengukuran warna dilakukan menggunakan alat chromameter . Pengukuran Pengukuran meliputi meliputi atribu atributt warna warna CIELAB CIELAB (L,a, b, C, °H, ΔE). L menunj menunjukk ukkan an kecera kecerahan han dengan dengan nilai 0 (gelap (gelap/hi /hitam tam)) hingga hingga 100 (teran (terang/p g/puti utih), h), sedang sedangkan kan a dan b adalah adalah koordi koordinat nat-ko -koord ordina inatt chroma, dimana a untuk warna hijau (a negatif) sampai merah (a positif) dan b untuk warna biru (b negatif) negatif) sampai sampai kuning (b positif). positif). Total perubaha perubahan n warna (ΔE) selama selama penyimpana penyimpanan n diperoleh dengan menggunakan rumus :
ΔE = [(ΔL)² + (Δa)² + (Δb)²]½ (Hutchings, 1999) Sebelu Sebelum m penguk pengukura uran n dilaku dilakukan kan kalibr kalibrasi asi terleb terlebih ih dahulu dahulu terhad terhadap ap alat alat dengan dengan menggunakan plat berwarna putih atau calibration plate. Setelah proses kalibrasi, dilanjutkan dengan pengukuran atribut warna pada sampel. Sampel disiapkan sebanyak ±20 ml ke dalam cawan cawan petri petri dengan dengan ukuran ukuran diamet diameter er yang yang sama, sama, kemudi kemudian an diukur diukur atribu atributt warna warna dengan dengan chromameter. B. Tegangan Pemukaan
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya khohesi antara antara molekul molekul cairan cairan sehingga sehingga menyebabka menyebabkan n terjadinya terjadinya gaya kedalam kedalam pada permukaan permukaan cairan. Pengukuran tegangan permukaan: •
Metode kenaikan kapiler Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/cairan yang naik melalui suatu
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
C. Viskositas
Viskos Viskosita itass diarti diartikan kan sebaga sebagaii resist resistens ensii atau atau ketida ketidakma kmauan uan suatu suatu bahan bahan untuk untuk mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan terhadap deformasi deformasi atau perubahan perubahan bentuk apabila apabila bahan bahan tersebut tersebut dikenai dikenai gaya tertentu (Kramer, 1996). Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tendensi untuk melawan aliran cairan karena internal friction atau resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya (Lewis, 1987). Viskositas Viskositas biasanya biasanya berhubunga berhubungan n dengan dengan konsistens konsistensii yang keduanya keduanya merupakan merupakan sifa sifatt kena kenamp mpak akan an (app (appea eara ranc ncee prop proper erty ty)) yang yang berh berhub ubun unga gan n deng dengan an inde indera ra pera perasa sa.. Konsistensi dapat didefinisikan sebagai ketidakmauan suatu bahan untuk melawan perubahan bentuk (deformasi) bila suatu bahan mendapat gaya gesekan (sheering fore). Gesekan yang timbul sebagai hasil perubahan bentuk cairan yang disebabkan karena adanya resistensi yang berlawanan yang diberikan oleh cairan tersebut dinamakan gaya irisan (sheering stress). Jika tenaga tenaga diberi diberikan kan pada pada suatu suatu caira cairan, n, tenaga tenaga ini akan akan menyeb menyebabk abkan an suatu suatu bentuk bentuk atau atau deformasi. Perubahan bentuk ini disebut sebagai aliran (Lewis, 1987). Ada dua tipe aliran yaitu (Suyitno, 1988): 1. Newtonian Viskositas cairan yang bersifat Newtonian tidak berubah dengan adanya perubahan gaya irisan dan kurva hubungan antara shear stress dan shear ratenya linier melewati titik (0,0) atau dengan dengan kata lain viskositasn viskositasnya ya tidak berubah dengan adanya perubahan perubahan gaya gesekan gesekan antar permukaan permukaan cairan cairan dengan dengan dinding. dinding. Cairan Cairan newtonian newtonian biasanya merupakan merupakan cairan murni secara kimiawi dan homogen secara fisikawi. Contohnya adalah larutan gula, air, minyak, sirup, gelatin, dan susu. 2. Non-newtonian Viskositas cairan yang bersifat Non-newtonian berubah dengan adanya perubahan gaya irisan dan kurva hubungan antara shear stress dan shear ratenya non linier. Dengan kata lain, viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya gesekan antar permukaan cairan dengan dinding. Cairan non newtonian ini termasuk cairan yang bersifat non true liquid/non ideal. Contohnya yaitu soas tomat, kecap, slurry permen, dan susu kental manis. Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (Bambang Kartika, 1990): 1. Suhu
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute, karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan sehingga akan menaikkan viskositasnya. 4. Tekanan Viskositas Viskositas berbanding berbanding lurus dengan tekanan, tekanan, karena karena semakin semakin besar tekanannya, tekanannya, cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang dikenakannya. Viskositas akan bernilai tetap pada tekanan 0-100 atm. Untuk mengukur besarnya viskositas menggunakan alat viskometer. Berbagai tipe viskometer dikelompokkan menurut prinsip kerjanya (Bourne,1982): 1.
Tipe ka kapiler Pengukuran ini berdasarkan atas waktu yang diperlukan oleh cairan untuk melewati sepanjang pipa kapiler pada voleme tertentu. Oswald viskometer adalah salah satu tipe viskometer kapiler yang sederhana.
2.
Office Type Tipe viskometer ini menggunakan kapiler yang pendek. Prinsip pengukuran juga sama dengan tipe kapiler (berdasarkan waktu). Alat ini sangat simpel, murah, dan dapat digunakan secara cepat, dan digunakan untuk cairan Newtonian maupun non Newtonian. Alat yang dipakai disebut zhan viskometer.
3.
Visk Viskom omet eter er Rota Rotasi si Pengukuran Pengukuran viskometer viskometer berdasarka berdasarkan n rotasi rotasi (putaran) (putaran) dalam silinder. Alat yang digunakan digunakan stormer viskometer viskometer dan Mac Michael Michael tipe. Alat stormer stormer viskometer viskometer banyak digunakan untuk mengukur viskositas susu kental manis, produk tomat dan lainnya. Prinsip alat ini berdasarkan atas waktu yang diperlukan.
D. Diameter Globula
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ibrahim Ibrahim F, penerjema penerjemah. h. Jakarta: Jakarta: UI-Press. Terjemahan dari Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms. Bourne. 1982. Prosedur Uji Tekstur Bahan Makanan. Penerbit Liberty PAU Pangan dan Gizi-UGM, Yogyakarta. Depart Departeme emen n Keseha Kesehatan tan RI. 1977. 1977. Materi Material al Medika Medika Indone Indonesia sia I, Jakart Jakartaa di dalam dalam Jurnal Jurnal Warta Warta Tumbuhan Obat Indonesia. 1998. Giancoli, Douglas. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga Hayyan, Ibnu. 2008. Emulsi. Diakses dari http://ibnuhayyan.wordpress.com [25 Mei 2011]. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Terjemahan Badan Litbang Litbang Kehutanan Kehutanan Tumbuhan Berguna Berguna Indonesia. Indonesia. Jilid II , Terjemahan Jakarta. Dep-Hut, Jakarta. Hutchings, Hutchings, J.B. 1999. Food Inc.Gaithersburg rsburg,, Food Color Color and Appear Appearanc ance. e. 2nd (ed.) (ed.). Aspen Publ., Inc.Gaithe Maryland. Isminingsih, dkk. 1978. Kimia Zat Warna. Bandung: Institut Teknologi Tekstil. Kramer Kramer,, Dulson Dulson.. 1996. 1996. The Viscos Viscosity ity Determ Determina inatio tion n of WasteWaste-Gla Glass ss for Charac Character teriza ization tion of
Vitrification Process. New York.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Watt, J.M. and Maria Gerdina B.B. 1962. Medical and Poisonous Plants of Southern and Eastern
Africa. 2nd edition. Vol 1. E and S . Livingstone LTD, Edinburgh and London. Zerrudo, J.V. 1991. Caesalpinia sappan L. In : Lemmens, R.H.M.J. and Wulijarni Soetjipto, N. (eds). Plan Plantt Reso Resour urce cess of Sout Southe heas astt Asia Asia No. No. 3. Dye Dye and and Tann Tannin in Prod Produc ucin ing g Plan Plants ts.. Pudoc Pudoc Wageningen.