Pantangan / Tabu Tabu Tabu adal adalah ah tind tindak akan an untu untuk k meng menghi hind ndar arii apa apa yang yang diya diyakin kinii berb berbah ahay ayaa secara secara supranatural, sedangkan tabu makanan adalah tindakan untuk menghindari makanan tertentu berdasarkan penjelasan sebab akibat yang bersifat supranatural ( Sanjur, 1982). apat dikatakan bah!a pers"alan pantangan atau tabu dalam mengk"nsumsi makanan tertentu terdapat secara uni#ersal di seluruh dunia. $antangan atau tabu adalah suatu larangan untuk untuk mengk" mengk"nsu nsumsi msi jenis jenis makana makanan n terten tertentu, tu, karena karena terdap terdapat at ancama ancaman n bahay bahayaa terhada terhadap p barang siapa yang melanggarnya (Sedia"etama, 1999). alam ancaman bahaya ini terdapat kesan magis, yaitu adanya kekuatan superp"!er yang berbau mistik, yang akan menghukum "rang%"rang yang melanggar pantangan atau tabu tersebut. &arine (19') yang dikutip "leh ieldh"use (199*) menyatakan bah!a tabu adalah kebijaksanaa kebijaksanaan n pembatasan+ pembatasan+ larangan larangan untuk menghindari menghindari makanan makanan tertentu. tertentu. eberapa eberapa alasan tabu diantaranya adalah- ha!atir terjadi keracunan, tidak biasa, takut mandul, kebiasaan yang bersifat pribadi, kha!atir menimbulkan penykit, kebersihan/kesehatan, larangan agama, pembatasan makanan he!ani. &arine &arine membag membagii klasifi klasifikas kasii tabu tabu menjad menjadii- (1) ipand ipandang ang dari dari sudut sudut !aktu, !aktu, tabu tabu sementara dan tabu permanen. (2) 0enurut kel"mp"k "rang- tabu untuk masyarakat tertentu, secara umum untuk seluruh masyarakat, "rang lelaki atau perempuan, tingkat s"sial tertentu. $enghi $enghinda ndaran ran sement sementara ara dianta diantarany ranyaa pada pada !anita !anita hamil, hamil, melahir melahirkan kan,, menyu menyusui, sui, sedang sedang menstruasi, pada bayi, anak selama penyapihan, anak%anak, remaja, dan saat sakit. $antangan atau tabu makanan harus dibedakan berdasarkan agama dan yang bukan berdasarkan agama atau kepercayaan. $antangan atau tabu yang berdasarkan larangan "leh agama atau kepercayaan bersifat abs"lut, tidak dapat dita!ar lagi bagi penganut agama atau kepercayaan tersebut, sedang pantangan atau tabu lainnya masih dapat diubah atau bahkan dihilangkan, jika diperlukan. Tidak semua tabu itu merugikan atau jelek bagi k"ndisi gii dan kesehatan. kesehatan. $antangan atau tabu merupakan merupakan sesuatu sesuatu yang yang di!ariskan di!ariskan dari leluhur leluhur melalui melalui "rang tua, terus ke generasi%generasi generasi%generasi yang akan datang. rang tidak lagi mengetahui mengetahui kapan suatu pantangan pantangan atau tabu makanan makanan dimulai dan apa sebabnya. sebabnya. rang yang menganut menganut suatu pantangan, biasanya percaya bah!a bila pantangan itu dilanggar akan memberikan akibat kerugian yang dianggap sebagai suatu hukuman. $ada kenyataan hukuman ini tidak selalu terjadi bahkan sering tidak terjadi sama sekali. Tabu makanan sangat erat berhubungan dengan em"si, sehingga tidak mengherankan bah!a pantangan pangan terutama dilakukan "leh !anita atau dikenakan kepada anak%anak yang yang ada di ba!ah ba!ah asuhan asuhan atau atau penga! penga!asan asan para para !anita !anita tersebu tersebut. t. Tampak ampakny nyaa berbag berbagai ai pantangan atau tabu pada mulanya dimaksudkan untuk melindungi kesehatan anak%anak dan ibunya, tetapi tujuan ini bahkan ada yang berakibat sebaliknya, yaitu merugikan k"ndisi gii dan kesehatan.
apat apat dikatak dikatakan an bah!a bah!a pers"a pers"alan lan pantan pantangan gan atau tabu tabu dalam dalam mengk" mengk"nsu nsumsi msi makana makanan n tertentu terdapat secara uni#ersal di seluruh dunia. $antangan atau tabu adalah suatu larangan untuk untuk mengk" mengk"nsu nsumsi msi jenis jenis makana makanan n terten tertentu, tu, karena karena terdap terdapat at ancama ancaman n bahay bahayaa terhada terhadap p barang siapa yang melanggarnya (Sedia"etama, 1999). &arine (19') yang dikutip "leh ieldh"use (199*) menyatakan bah!a tabu adalah kebijaksanaa kebijaksanaan n pembatasan+ pembatasan+ larangan larangan untuk menghindari menghindari makanan makanan tertentu. tertentu. eberapa eberapa alasan
tabu diantaranya adalah- ha!atir terjadi keracunan, tidak biasa, takut mandul, kebiasaan yang bersifat pribadi, kha!atir menimbulkan penykit, kebersihan/kesehatan, larangan agama, pembatasan makanan he!ani. &arine membagi klasifikasi tabu menjadi- (1) ipandang dari sudut !aktu, tabu sementara dan tabu permanen. (2) 0enurut kel"mp"k "rang- tabu untuk masyarakat tertentu, secara umum untuk seluruh masyarakat, "rang lelaki atau perempuan, tingkat s"sial tertentu. $enghindaran sementara diantaranya pada !anita hamil, melahirkan, menyusui, sedang menstruasi, pada bayi, anak selama penyapihan, anak%anak, remaja, dan saat sakit. i dalam !ilayah 3nd"nesia ada keyakinan bah!a !anita yang masih hamil tidak b"leh makan lele, ikan sembilan, udang, telur, dan nanas. Sayuran tertentu tak b"leh dik"nsumsi, seperti daun lembayung, pare, dan makanan yang dig"reng dengan minyak. Setelah melahirkan atau "perasi hanya b"leh makan tahu dan tempe tanpa garam+nganyep, dilarang banyak makan dan minum, makanan harus disangan+dibakar, bahkan setelah maghrib samasekali ibu tidak diperb"lehkan makan (inkes $emalang, 2). 4lark yang dikutip "leh "bak menulis bah!a !anita%!anita 0eksik"%5merika dilarang makan makanan 6dingin7 seperti cabe, acar (makanan yang disajikan dengan cuka), t"mat, bayam, pr"duk%pr"duk dari daging babi dan sebagian besar buah%buahan. uah%buahan seperti pisang dan anggur serta buah%buahan yang asam lainnya harus dihindari karena keasamannya dan karena buah%buahan tersebut dipercayai menyebabkan pembuluh mekar pada ibu%ibu. alaupun buah%buahan dan sayur%sayuran juga dilarang dimakan "leh !anita%!anita ietnam yang sedang hamil, kaki dan tulang kaki babi diijinkan untuk dimakan karena kaki babi dipercaya dapat memperbaiki pengeluaran air susu ("bak, 22: Sanjur, 1982).
2.
Tahayul / Mistik Takhayul Secara bahasa, berasal dari kata khayal yang berarti- apa yang tergambar pada sese"rang mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi. ari istilah takhayul tersebut ada dua hal yang termasuk dalam kateg"ri talhayul, yaitu- 1. ekuatan ingatan yang yang terbentuk berdasarkan gambar indra!i dengan segala jenisnya, (seperti- pandangan, pendengaran, pancar"ba, penciuman) setelah hilangnya sesuatu yang dapat diindera tersebut dari panca indra kita. 2. ekuatan ingatan lainnya yang disandarkan pada gambar idra!i, kemudian satu dari unsurnya menjadi sebuah gambar yang baru. &ambar baru tersebut bisa jadi satu hal yang benar%benar terjadi, atau hal yang diluar kebiasaan (kemustahilan). Seperti kisah seribu satu malam, ;yai <"r" idul dan cerita%cerita khurafat lainnya.
4;T= T5=5>?@ 3 3;;AS35 5. Bika !anita hamil ngidam makanan tertentu tidak dipenuhi, kelak anak yang terlahir akan suka 6ngences7 (banyak meneteskan ludah) . anita hamil tidak b"leh melukai+menyakiti he!an, kelak anaknya bisa terlahir cacat 4. Saat hamil jangan pernah menghina "rang cacat, nanti anak yang lahir mengalami kelainan (cacat) tubuh
. ayi lahir bersama selaput ketuban (bayi bungkus) akan menjadi anak pintar serta punya banyak kelebihan A. uburlah ari%ari bayi di dekat rumah agar kelak anak itu selalu ingat dan setia pada keluarga . anita hamil harus selalu memba!a gunting, sebagai pen"lak bala &. Se"rang !anita tidak b"leh mencabuti rambut alisnya karena itu akan menghilangkan kepuasan seksual =. Bangan berhubungan seks lagi sejak kehamilan memasuki bulan ketujuh, itu akan menyebabkan si anak tidak h"rmat pada "rang tua I. Bangan memandang alat kelamin pasangan pada saat berhubungan intim, itu akan menyebabkan kesialan selama seminggu. J. Bangan pernah memberikan hadiah saputangan kepada tunangan karena ini akan menyebabkan putusnya hubungan.
3.
Kepercayaan / Agama 0argaret 0ead yang dikutip "leh S"eharj" mengemukakan c"nt"h pengaruh kepercayaan dalam penggunaan sumber pangan, yang dikemukakan pula "leh 0ar#in =ariss dkk bah!a masyarakat pedesaan 3ndia menganggap sapi merupakan binatang yang suci, sehingga tidak diperkenankan dagingnya untuk dimakan. i beberapa negara berkembang umumnya ditemukan larangan, pantangan atau tabu tertentu bagi makanan ibu hamil. @atar belakang pantangan atau tabu tersebut didasarkan pada kepercayaan agar tidak mengalami kesulitan pada !aktu melahirkan dan bayinya tidak terlalu besar. 5da pula penduduk di negara negara 5sia yang mempunyai kepercayaan bah!a makanan yang mengandung pr"tein he!ani menyebabkan air susu ibu beracun bagi anak bayinya (Suhardj", 2C).
4.
Adat Kebiasaan 5dat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai%nilai kebudayaan, n"rma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang laim dilakukan di suatu daerah. 5pabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis "leh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.
Tabu makanan dilihat dari segi gizi $antangan atau tabu yang tidak berdasarkan agama atau kepercayaan dapat kita hadapi menurut katag"ri (1) Tabu yang jelas merugikan k"ndisi gii dan kesehatan. Sebaiknya diusahakan untuk mengurangi, bahkan kalau dapat menghapuskannya, (2) Tabu yang memang menguntungkan keadaan gii dan kesehatan, diusahakan memperkuatnya dan melestarikannya, (C) Tabu yang tidak jelas pengaruhnya bagi k"ndisi gii dan kesehatan, dibiarkan, sambil dipelajari terus pengaruhnya untuk jangka panjang (Sedia"etama, 1999). =arus diakui
bah!a tidak semua tabu itu berakibat negatif terhadap k"disi gii dan kesehatan. ?ntuk mengambil tindakan yang tepat terhadap suatu tabu, sebaiknya kita telusuri terjadinya tabu tersebut, untuk dapat mengambil kesimpulan, apakah mudah ditanggulangi atau tidak. Kecanggihan teknologi dan perilaku makan 0akanan yang dimakan tidak cukup hanya dengan mengenyangkan kita, tetapi juga makanan tersebut harus sehat dan mengandung gii yang diperlukan "leh tubuh. Selain itu, makan tersebut harus memiliki unsur tambahan yang menggugah selera. egitu juga dengan minuman yang diminum, harus bersih, sehat, dan menyegarkan badan.
anyak makanan dan minuman kemasan yang di pr"duksi dengan hanya memerhatikan aspek selera, tanpa memperhatian kandungan giinya. 0akanan seperti itu tidak hanya disukai "leh "rang tua, tetapi juga disukai anak muda. 0akanan junk f""d ber!ujud makanan ringan yang memang rasanya menggugah selera ternyata tidak hanya disukai "leh anak balita, tetapi juga disukai "rang tua. egitu juga dengan minuman s"ft drink yang rasanya menyengat disukai "leh anak%anak dan "rang de!asa. ecanggihan tekn"l"gi peng"lahan makanan, pengemasan, dan penyimpanan secara tidak langsung sebagian memang menguntungkan k"nsumen. alau dulu kita sering jengkel karena susu yang kita buat banyak gumpalannya, kini telah hadir susu instan yang dijamin tidak akan menggumpal. emikian pula kita bisa merasakan rep"tnya membuat mie g"reng atau mie rebus, tetapi saat ini dengan mudah "rang bisa membeli mie instan yang dapat disajikan dengan cepat dan rasanya tak kalah dengan mie tradisi"nal 0asih banyak c"nt"h makanan maupun minuman kemasan yang kini dapat dengan mudah dijumpai di berbagai t"k", !arung, atau supermarket. Timbulnya tabu makanan $antangan atau tabu makanan adalah suatu larangan untuk mengk"nsumsi jenis makanan tertentu karena terdapat ancama bahaya bagi yang melanggarnya. Bika membicarakan tentang tabu makanan, tentu kita mencari apa sebenarnya yang mendasari atau melatarbelakangi tabu makanan tersebut. Segala jenis tabu ada yang berdasar pada dua hal , yakni agama dan kepercayaan. Suatu tabu yang berdasarkan agama ( 3slam) disebut haram hukumnya , dan indi#idu yang melanggar tabu disebut berd"sa . =al demikian karena makanan atau minuman tertentu mengganggu kesehatan jasmani maupun r"hani bagi pemakannya , sedangkan tabu yang berdasarkan kepercayaan umumnya mengandung perlambang atau nasehat%nasehat yang baik dan tidak baik , yang lambat laun menjadi kebiasaan(adata) terlebih dalam suatu masyakat kalangan sederhana. Suku atak T"ba terkenal dengan kemauan mereka terhadap semua jenis makanan . adapun tabu yang dikenal hanya sebatas pada "tak he!an yang disembelih , karena menurut mereka , apabila dik"nsumsi dapat menyebabkan rambutnya menjadi cepat beruban. ood Taboo $engertian ""d Tab"" Tabu makanan adalah suatu larangan dalam mengk"nsumsi makanan tertentu karena ada beberapa ancaman atau hukuman bagi "rang yang mengk"nsumsinya. 0enurut Susant" (19''), dalam ancaman ini, terdapat kekuatan
supranatural dan mistik yang akan menghukum mereka yang melanggar aturan ini atau tabu (adang Sukandar,2'). asar dari kebiasaan pangan dicirikan dalam suatu sistem nilai sese"rang dalam memilih makanan yang b"leh dik"nsumsi dan tidak b"leh dik"nsumsi. Sistem nilai tersebut pada dasarnya berasal dari tiga sumber kebenaran yang dipercayai, yaitu1. 5gama dan kepercayaan kepada Tuhan 2. 5dat yang berasal dari nenek m"yang C. $engetahuan yang diper"leh dari pr"ses pendidikan f"rmal. Selain itu, menurut ;ikma!ati (1999) sistem nilai tersebut dis"sialisasikan dalam keluarga dan dalam pendidikan inf"rmal melalui media masa (adang Sukandar,2'). Tabu makanan di 3nd"nesia masih menjadi masalah karena masih banyak makanan yang seharusnya dik"nsumsi tapi masih ditabukan. 5kibat tabu makanan tersebut ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak%anak tidak berani mengk"nsumsi makanan tertentu sehingga dapat mengurangi asupan makanan yang pada akhirnya akan menurunkan status gii mereka !enis ood Taboo " 1. Permanent food taboo, misalnya: • abi dan darah tidak b"leh dik"nsumsi "leh muslim dan yahudi karena dianggap tidak •
bersih Sapi dilarang dik"nsumsi "leh penganut hindu karena dianggap suci.
2. Temporary food taboo ilarang meng"nsumsi makanan tertentu pada k"ndisi tertentu seperti hamil, menyusui, anak%anak, dan selama sakit. 0isalnya5nak%anak dilarang makan ikan (kecacingan) • anita hamil dilarang makan pisang dempet (bayi kembar dempet) • alita dilarang makan telur karena bisa b"d"h. $adahal telur merupakan salah satu • sumber pr"tein yang penting bagi pertumbuhan dan mudah dijangkau DAFTAR PUSTAKA
https-++!!!.scribd.c"m+d"c+2D29D'EE*+""d%Tab""%d"cF
alam kaitannya dengan gii masyarakat, perlu k"nsen terhadap temporary food taboo ini karena seringkali larangan%larangan tersebut menyebabkan kurangnya asupan at gii penting yang mestinya dapat dipenuhi dari jenis makanan yang dianggap tabu tersebut.. 0enurut Jellife, praktek%praktek budaya terkait food taboo dapat diklasifikan sebagai berikut-
1. $raktek yang menguntungkan $erlu didukung dan diad"psi untuk memberikan pendidikan kesehatan dan gii masyarakat. 2. $raktek yang bersifat netral Tidak memperlihatkan nilai ilmiah dan bisa ditinggalkan perlahan%lahan. C. $raktek yang tidak dapat diklasifikasikan isa ditinggalkan, tapi bisa juga dilakukan penelitian ilmiah lebih jauh. D. $raktek yang merugikan $erlu dihilangkan, namun dengan cara yang bisa diterima "leh budaya masyarakat tersebut. 5danya food taboo di masyarakat kita bisa juga disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan. urangnya pengetahuan tentang hal tersebut tentunya juga ikut andil. Sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat supaya tidak lagi melakukan praktek food taboo yang merugikan bagi kalangan tertentu (bumil, busui, balita. dsb).
DAFTAR PUSTAKA
http-++anisayunfikha.bl"gsp"t.c"m+21C+12+kebiasaan%makan.html