PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH
SKRIPSI
untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
HANIK MALIHATIN 071211022
FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG 2012
ii
ii
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum/tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang, 14 Juni 2012
Hanik Malihatin NIM. 071211022
iv
MOTTO
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah). Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri, dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahala nya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)”(Al-Baqarah: 272).
v
PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan kepada kedua orang tuaku, semoga kasih sayang yang engkau taburkan mampu mengantarkan kepada kemuliaan di dunia dan akhirat. Juga kepada adikku tercinta, seluruh keluargaku, serta sepupu dan keponakankeponakanku terkasih.
vi
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan blog dakwah dan untuk mengetahui persepsi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang tentang blog sebagai media dakwah. Jenis penelitian ini kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis, sedangkan spesifikasi penelitian deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. Dari seluruh mahasiswa di Fakultas Dakwah diambil 15 informan. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara ( interview) terbuka untuk mengetahui persepsi mahasiswa Fakultas Dakwah tentang blog sebagai media dakwah. Selain metode wawancara, peneliti juga menggunakan dokumenter untuk mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan subyek penelitian. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul terutama hasil wawancara dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 informan (mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang), 67% menyatakan blog menjadi suatu kebutuhan bahkan gaya hidup sesuai dengan perkembangan IT. 80% mahasiswa menyatakan blog menjadi sebuah media dakwah dianggap sangat bagus dan menarik bagi kegiatan dakwah di era perkembangan IT seperti sekarang ini. Sebanyak 47% mahasiswa menyatakan salah satu kelebihan berdakwah melalui blog adalah koneksi blog yang tidak mengenal jarak dan waktu. Sedangkan 67% mahasiswa menyatakan kekurangannya adalah tidak semua orang mengerti tentang blog. Sebanyak 87% mahasiswa menyatakan bahwa berdakwah melalui blog kurang efektif. Menurut 40% mahasiswa menganggap bahwa blog dakwah yang ideal adalah blog yang tetap berdasar pada Al-Qur‟an dan Hadits. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang tentang blog sebagai media dakwah termasuk kurang efektif karena mad‟u yang dapat menikmati blog dakwah hanya orang-orang tertentu saja seperti kaum intelekual dan akademisi. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapakan akan menjadi informasi dan masukan bagi masyarakat umum.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabil „Alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu untuk melampaui berbagai proses dalam penyusunan skripsi ini, mampu untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH ”, guna memenuhi tugas untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membimbing kita semua ke jalan yang lurus, yakni agama Islam. Selesainya skripsi ini, tentu saja tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu, melalui pengantar ini, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Muhammad Sulthon, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
2.
Ibu Dra. Hj. Amelia Rahmi, M. Pd dan bapak Ahmad Faqih, S.Ag, M.Si selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan waktu dan tenaga di tengah kesibukannya. Terima kasih atas nasehat, motivasi, bimbingan yang tidak ternilai harganya.
3.
Semua Dosen Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, yang telah mengabdikan ilmu-ilmunya kepada kami.
viii
4.
Staf Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, yang telah dengan sabar melayani segala urusan peneliti dalam mengatasi masalah administrasi selama penulis belajar.
5.
Kajur dan Sekjur Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
6.
Ayahanda Basiran dan Ibunda Rukayah, yang selalu memberi do‟a restu serta cinta kasih yang tidak pernah berkurang setiap waktu, selalu memberi ketegaran di kala kesedihan datang mendera, dan selalu sabar dalam mendidik putra-putrinya.
7.
Adikku Ali Ahmad Zubaidi dan adik-adik sepupuku, terima kasih untuk semua tawa yang kalian berikan, kalianlah motivator muda yang selalu ada di hatiku.
8.
Seluruh keluarga di Pati yang selalu mendukung di setiap langkahku. Terima kasih do‟anya.
9.
Seseorang yang selalu menghiasi hari-hariku, yang selalu sabar menghadapi sikapku, yang selalu memberi masukan di saat banyak problem, yang selalu tersenyum dalam keadaan apapun, yang selalu ada di kala suka dan duka, Iwan.
10. Sahabat-sahabatku: Anis, Iswati, Irna, kalian adalah sahabat terbaik yang aku miliki. 11. Mbak Muna, mbak Usna, mbak Athik, juga teman-teman di TPQ Nurul Iman, mbak Mila, mbak Zum, Aya‟, Mimi, Khomsah, Fitri.
ix
12. Teman-teman Fakultas Dakwah angkatan 2007 dan teman-teman KKN angkatan 56 desa Trayu Kec. Singorojo Kab. Kendal. 13. Teman-teman kos: Ayu, Alfin, Nana, Qudsi, Tin-tin, Safitri, Lia, Arni, Naila, Iga, Syafa, Ika, kalian selalu ada dalam keadaan suka dan duka. 14. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan namun tidak dapat disebut satu persatu dalam lembar ini karena keterbatasan yang ada. Kepada semuanya, kupersembahkan ucapan terima kasih yang tiada terhingga. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan, mendapat balasan dari Allah SWT. Akhir kata, penulis berdo‟a, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin Yaa Robbal „Aalamiin.
Semarang 14 Juni 2012 Penulis
Hanik Malihatin
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
NOTA PEMBIMBING ...........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ...............................................................
iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................
v
PERSEMBAHAN ..................................................................................
vi
ABSTRAKSI .........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...........................................................................
viii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
1.2. Perumusan Masalah .............................................................
5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................
5
1.4. Tinjauan Pustaka .................................................................
6
1.5. Metode Penelitian ................................................................
9
1.6. Sistematika Penulisan ..........................................................
14
BAB II KAJIAN TEORI TENTANG PERSEPSI, DAKWAH, DAN BLOG 2.1. Persepsi .................................................................................
16
2.1.1. Pengertian Persepsi ....................................................
16
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ..............
18
2.1.3. Teori-teori Persepsi ....................................................
23
2.2. Ruang Lingkup Dakwah.......................................................
25
2.2.1. Pengertian Dakwah ....................................................
25
2.2.2. Dasar Hukum Dakwah ...............................................
27
2.2.3. Tujuan Dakwah ..........................................................
29
2.2.4. Unsur-unsur Pendukung Dakwah...............................
32
xi
2.3. Blog ......................................................................................
46
2.3.1. Pengertian Blog ..........................................................
46
2.3.2. Sejarah Blog ...............................................................
52
2.3.3. Jenis-jenis Blog ..........................................................
53
2.3.4. Tujuan Blog ................................................................
56
2.3.5. Fungsi Blog ................................................................
57
2.3.6. Langkah-langkah Membuat Blog ...............................
58
2.3.7. Tampilan-tampilan Blog ...........................................
64
2.4. Blog sebagai Media Dakwah................................................
67
BAB III GAMBARAN UMUM FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG, KONDISI MAHASISWA, INTERNET (BLOG) DI KAMPUS 3.1. Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang .....................
74
3.1.1. Visi dan Misi ..............................................................
74
3.1.2. Profil ...........................................................................
75
3.1.3. Sejarah Singkat...........................................................
76
3.1.4. Struktur Organisasi .....................................................
76
3.1.5. Sarana dan Prasarana ..................................................
77
3.2. Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang ..............................................................................
80
3.3. Internet di Kampus ...............................................................
82
3.4. Persepsi Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang Tentang Blog sebagai Media Dakwah ................
85
BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH ..............
101
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ..........................................................................
110
5.2. Saran ....................................................................................
111
5.3. Penutup ................................................................................
112
xii
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIODATA PENULIS
xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Islam sebagai agama yang membawa rahmat kepada seluruh alam (rahmatan al-‘alamin) senantiasa menuntut kepada manusia untuk senantiasa menerima berbagai ilmu pengetahuan (seperti ilmu kedokteran, ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu mantiq) sepanjang tidak bertentangan dengan misi Islam, yakni memberikan keselamatan kepada seluruh alam. Dengan sifat terbuka terhadap ilmu pengetahuan tersebut diharapkan budaya Islam akan memiliki karakteristik yang sangat khas, yaitu menggali seluruh potensi dunia untuk melahirkan karya budaya yang memberikan nilai-nilai kesejahteraan, kedamaian bagi umat manusia dan alam (Tasmara, 2002: 14). Dakwah merupakan bagian yang pasti ada dalam umat beragama. Dalam Islam, kewajiban dakwah pada dasarnya merupakan kewajiban setiap muslim, setidaknya harus ada golongan dari pemeluk yang melakukannya. Sebenarnya sangat mulia apabila setiap muslim dapat membakukan dalam dirinya bahwa kewajiban dakwah merupakan fardhu ain, sebagai perwujudan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT (Ahmad, 1985: 33). Di era globalisasi seperti sekarang ini, dakwah Islam selalu dipengaruhi oleh perubahan sosial. Dalam hal ini, maka dakwah Islam menghadapi masalah yang semakin kompleks dan berat dalam bidang sosial, politik, iptek, keagamaan, ekonomi, maupun pendidikan. Dakwah harus
1
2
mampu memberikan pedoman menuju arah dan corak ideal tatanan masyarakat baru yang akan datang (Dahlan, 2003: 247). Kemajuan teknologi, khususnya di bidang teknologi informasi merupakan salah satu pemicu terjadinya pola pikir manusia untuk dapat memperoleh informasi secara cepat, akurat, dan dapat dipercaya. Internet sebagai salah satu media teknologi informasi sangat besar manfaatnya bagi masyarakat. Internet telah menyatukan jarak dan berbagai perbedaan yang sebelumnya menjadi penghambat dalam komunikasi (Husni, 2004: 1). Disadari atau tidak, perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan/industri maupun pemerintah. Hadirnya internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dewasa
ini,
perkembangan
internet
mulai
merambah
dan
menempatkan posisi yang kuat di deretan media massa yang lebih dahulu ada seperti surat kabar, majalah, radio,
dan televisi.
Melalui hardware dan
software, seseorang dengan mudah mampu mendapatkan informasi yang diinginkan hanya melalui komputer yang dilengkapi dengan modem yang disambungkan melalui jaringan telepon (Musyafak, 2004: 3). Blog merupakan salah satu istilah baru yang telah banyak dikenal secara umum oleh masyarakat pengguna internet seluruh dunia. Blog adalah
3
kependekan dari weblog, yang biasanya terdiri dari komentar dan berita dalam sebuah judul atau tema, seperti makanan, politik, agama, atau berita lokal, yang beberapa fungsinya cenderung untuk perseorangan sebagai online diary. Dalam arus informasi dan teknologi yang terus berkembang, dakwah harus mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, tanpa meninggalkan tradisi-tradisi lama. Semenjak ditemukan komputer, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi ledakan luar biasa. Komputer menjadi media terwujudnya era informasi seperti sekarang ini. Terlebih lagi didukung kondisi masyarakat sekarang yang hampir tiap rumah bahkan individu memiliki komputer serta sarana komunikasi melalui internet. Melalui teknologi blog, dakwah Islam bisa menyediakan berbagai kemudahan. Pertama, blog menyediakan berbagai kemudahan seperti penyampaian kajian-kajian Islam. Kedua, blog memberikan suatu ruang yang menawarkan sebuah dialog atau komentar dari para pengunjung blog tersebut sehingga pelaksanaan dakwah dapat dilakukan dengan baik. Dengan berbagai komponen yang dimiliki, blog dapat dijadikan wahana pencarian berbagai informasi dalam upaya peningkatan iman dan amal saleh setiap muslim yang selanjutnya pada saat yang sama peningkatan iman dan amal yang dicapai akan menjadikan/menempatkan dirinya sebagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh muslim lainnya.
4
Mahasiswa merupakan salah satu generasi muda yang diharapakan mampu untuk mampu mengikuti dan memanfaatkan perkembangan IT ( Information Technology) yang telah ada. Sebagai mahasiswa PTAI (Perguruan Tinggi Agama Islam) khususnya mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang sudah seharusnya dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi sebagai sarana untuk berdakwah. Internet merupakan salah satu media yang efektif bagi dakwah dan penyebaran informasi. Faktanya, masih sedikit mahasiswa Fakultas Dakwah yang menggunakan internet sebagai suatu media untuk berdakwah. Mahasiswa cenderung menggunakan internet sebagai gaya hidup dan media untuk mendatangkan penghasilan. Blog dimiliki
hanya sebatas lifestyle dalam mengikuti
perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini. Blog dibuat hanya sebagai media untuk promosi bisnis yang telah dijalani atau menulis artikel l ewat blog yang dapat mendatangkan penghasilan. Sudah seharusnya penggunaan blog yang
berkembang
pesat
dapat
dijadikan
salah
satu
media
untuk
menyampaikan dakwah. Dakwah melalui blog dapat memberikan pengaruh pada kemajuan ilmu pengetahuan, menggalakkan dakwah Islamiyah, dan kemajuan ummat. Namun pada kenyataannya, mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang masih sedikit sekali yang menggunakan blog sebagai salah satu media untuk berdakwah.
5
Dari latar belakang di atas, maka penulis mengangkat judul “Persepsi Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang Tentang Blog Sebagai Media Dakwah”.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka pokok permasalahan dalam skripsi ini
adalah ”Bagaimanakah persepsi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang Tentang Blog Sebagai Media Dakwah”?
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang tentang blog sebagai media dakwah. Sedangkan manfaat dari penelitian ini dapat penulis sebutkan sebagai berikut: 1.
Manfaat teoritis Memberikan sumbangan bagi perkembangan penelitian Ilmu Dakwah terutama dalam bidang penyiaran dakwah melalui internet khususnya blog.
6
2.
Manfaat praktis Menambah informasi ilmiah dalam dakwah Islam khususnya tentang media dakwah, serta melatih kekritisan peneliti terhadap pemanfaatan media dakwah baru di era sekarang yaitu blog.
1.4.
Tinjauan Pustaka
Ditinjau dari judul skripsi yang penulis teliti, maka di bawah ini terdapat beberapa kajian yang telah diteliti oleh peneliti lain yang terdapat kaitannya dengan skripsi yang penulis angkat, yaitu: a.
Andityas Pranowo (2006), berjudul Internet Sebagai Media Dakwah (studi analisis format dan materi dakwah situs www.aldakwah.org tahun 2003-2005). Dalam penelitiannya Andityas meneliti tentang bagaimana format dakwah melalui situs www.aldakwah.org , dan bagaimana format yang tepat untuk berdakwah melalui internet, apa materi yang disampaikan oleh situs www.aldakwah.org , serta apa saja kekurangan dan kelebihan dakwah melalui internet. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Hasil
penelitian
ini,
menunjukkan
bahwa
situs
www.aldakwah.org sebagai bagian dari media dakwah melalui internet memiliki format dan materi dakwah yang lengkap, sehingga user (mad’u) dipermudah dalam mencari informasi dan pengetahuan Islam. b.
Qomariyah (2007) berjudul Dakwah Melalui Internet (Analisis Terhadap Materi Dakwah Situs www.cybermq.com). Penelitian tersebut meneliti
7
tentang
bagaimana
materi-materi
yang
terdapat
dalam
situs
www.cybermq.com. Dalam penelitiannya adalah penelitian kualitatif. Data yang diperoleh peneliti tidak dalam bentuk angka, namun data diperoleh dengan penjelasan dan berbagai uraian-uraian yang berbentuk tulisan-tulisan tentang situs www.cybermq.com. Hasil penelitian ini, menunjukkan situs www.cybermq.com sebagai bagian dari media dakwah melalui internet, memiliki layanan: kolom, home, artikel, berita, dan komunitas MQ. Melalui rubrik-rubrik ini user dapat mencari informasiinformasi
yang
mereka
inginkan
khususnya
informasi
tentang
pengetahuan Islam. c.
Miyatun (2007) dengan judul “Persepsi Ulama Semarang Tentang Tayangan Misteri Ilahi di Indosiar”. Skripsi tersebut membahas tentang persepsi ulama di Semarang tentang tayangan Misteri Ilahi di Indosiar. Peneliti menggunakan
jenis penelitian kualitatif dan menggunakan
sample yang diambil dari ulama yang tergabung dalam organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, MUI Jawa Tengah, serta Kyai yang mempunyai pondok pesantren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulama Semarang mempunyai persepsi bahwa sinetron Misteri Ilahi bertentangan dengan akidah umat Islam, khususnya dengan prinsip tauhid, hal itu karena menjurus pada perbuatan syirik. Sebagian besar ulama menganggap bahwa sinetron Misteri Ilahi bertentangan dengan akhlak umat Islam khususnya dengan penggunaan kostum yang dianggap kurang etis dan adegan perkelahian yang memicu kekerasan. Sebagian
8
kecil ulama kota Semarang (dari ulama MUI kota Semarang) mempunyai persepsi bahwa sinetron Misteri Ilahi tidak bertentangan dengan akidah umat Islam khususnya dalam hubungannya dengan penggunaan kostum dan adegan perkelahian. d.
Rokhim (2003) dengan judul “Analisis Dakwah Terhadap Persepsi Ulama Semarang Tentang Penampilan Panggung Inul Daratista ”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi ulama Semarang tentang dakwah menggunakan media kesenian, serta untuk mengetahui bagaimana pandangan ulama Semarang tentang seni goyang Inul Daratista. Jenis penelitiannya adalah penelitian kualitatif dan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan induktif dan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penampilan panggung Inul Daratista bertentangan dengan nilai-nilai dakwah Islam sebab dari cara penampilannya mengundang maksiat dan tidak adanya usaha untuk pencegahan terhadap larangan agama seperti mabuk-mabukan dan kadang menimbulkan perkelahian. Selain itu, kesenian sebagai media dakwah adalah bahwa kesenian tersebut harus sesuai dengan aturanaturan dakwah, artinya harus mengindahkan nilai-nilai Islam dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam sebagaimana dalam Al-Qur’an dan Hadits. Pada dasarnya peneliti sama meneliti persepsi pada masyarakat umum, akan tetapi dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji persepsi
9
mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang dalam mensikapi blog sebagai media untuk berdakwah.
1.5.
Metode Penelitian 1.5.1.
Jenis/Pendekatan/Spesifikasi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan hasil katakata tertulis. Sebagaimana dikatakan Bogdan dan Tailor bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis (Moleong, 2004: 3) atau dengan kata lain penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2008: 9). Pendekatan yang penulis gunakan adalah fenomenologis yaitu penilaian terhadap situasi dalam kehidupan. Adapun spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rachmat, 1985: 30). Dengan metode ini peneliti akan mendeskripsikan tentang fenomena pada mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang tentang blog sebagai media dakwah.
10
1.5.2.
Definisi Konseptual
Dalam kamus psikologi dijelaskan bahwa “ perception” berarti persepsi, penglihatan, tanggapan, yaitu: proses dimana seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya, pengetahuan lingkungan yang diperoleh melalui interpretasi data indera
(Kartono,
1987:
343).
Menurut
Desiderato,
persepsi
adalah
pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 1996: 51). Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Oleh karena itu, proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi (Walgito, 2002: 45). Web Blog atau disingkat blog adalah sebuah aplikasi web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan ( posting ) pada sebuah halaman web umum. Posting-posting tersebut seringkali ditampilkan dalam urutan posting terbalik dengan update terbalik dengan update terbaru (new-entry) berada paling atas walaupun tidak harus selalu demikian. Situs seperti ini dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan pengguna blog tersebut.
11
Media dakwah ialah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang ditentukan (Syukir, 1982: 163). Dakwah disadari atau tidak, memerlukan teknologi komunikasi sebagai media untuk mencapai
mad’unya.
Dakwah hari ini, pada masyarakat yang sibuk
dengan kehidupannya yang semakin keras dan semakin kompetitif dimana aspek waktu bertatap muka dengan da’i semakin sempit, memerlukan saluran lain yang lebih efektif dan efisien. Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang adalah mahasiswa yang diberikan pembelajaran tentang dakwah. Sudah seharusnya mahasiswa memiliki kemampuan dalam bidang tersebut. Perkembangan teknologi komunikasi seperti sekarang ini, menuntut generasi muda untuk dapat memanfaatkan kemajuan tersebut dengan sebaik-baiknya. Salah satu perkembangan teknologi komunikasi adalah dengan munculnya blog. Pada zaman sekarang blog digunakan untuk berbagai keperluan seperti mencari berita, mengirim e-mail , belanja, chatting , sekedar bertukar informasi melalui sebuah mailing list . Mahasiswa Fakultas Dakwah dapat menggunakan blog sebagai sarana untuk berdakwah. Namun sampai saat ini mahasiswa masih sedikit sekali yang aktif menggunakan blog sebagai media atau sarana untuk dakwah. Jadi yang dimaksud dengan “Persepsi Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang Tentang Blog Sebagai Media Dakwah” adalah tanggapan atau pandangan tentang suatu fenomena atau hubungan, khususnya mahasiswa Fakultas Dakwah di IAIN Walisongo Semarang mengenai blog
12
sebagai media dakwah. Dakwah melalui media
blog memiliki beberapa
kelebihan, yaitu dalam waktu yang cepat dapat menjangkau khalayak luas. Selain itu dengan memanfaatkan blog, seorang da’i juga bisa berinteraksi langsung dengan mad’u (user ) melalui layanan online baik berupa e-mail , chat maupun massage board Compo Serve. Mahasiswa Fakultas Dakwah sudah seharusnya dapat memanfaatkan blog sebagai media dakwah yang sekarang sudah menjadi trend . Perkembangan teknologi komunikasi menjadi sebuah tantangan terutama bagi mahasiswa Fakultas Dakwah yang tetap harus dapat berdakwah di tengah persaingan media komunikasi.
1.5.3.
Sumber dan Jenis Data
Sumber data penelitian dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Menurut Lofland, dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif Lexy J. Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain (Moleong, 2002: 112). Dalam penelitian ini sumber data terdiri dari dua bagian yaitu sumber data primer dan data sekunder. a.
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya (Hasan, 2002 : 82). Data primer dari penelitian ini adalah berupa data mengenai pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
13
kepada mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang dan data profil Fakultas Dakwah. b.
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orangorang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 82). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan segala data tertulis yang berhubungan dengan tema yang bersangkutan. Baik itu dari buku, jurnal, surat kabar, atau literatul lain yang ada hubungannya dengan tema yang penulis teliti.
1.5.4.
1.
Teknik Pengumpulan Data
Dokumentasi Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti dalam data adalah dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206). Peneliti menggunakan data-data yang berkaitan dengan tema penelitian yaitu profil Fakultas Dakwah dan contoh blog yang memiliki muatan dakwah.
2.
Wawancara Metode wawancara atau interview merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2008: 231). Peneliti melakukan wawancara terstruktur kepada mahasiswa Fakultas
14
Dakwah IAIN Walisongo Semarang, meliputi: KPI, BPI, MD. Peneliti melakukan wawancara kepada 15 mahasiswa adalah untuk memperoleh data penelitian tentang persepsi atau tanggapan mereka mengenai blog sebagai media dakwah.
1.5.5.
Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang
diperoleh
dari
hasil
wawancara,
catatan
lapangan,
dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2008: 244).
1.6.
Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal mencakup halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran. Adapun bagian utama meliputi:
BAB I
Pendahuluan, yaitu mengungkap segala sesuatu yang mengarah pada pembahasan, yakni berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
15
dan manfaat penelitan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian yang meliputi jenis dan pendekatan penelitian, definisi konseptual, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Sedangkan bagian akhir dari pendahuluan ini ialah sistematika penulisan penelitian. BAB II
Pada bab ini berisi tentang kajian teori tentang persepsi, dakwah, dan blog. BAB III
Pada bab ini ditulis tentang gambaran umum Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, kondisi mahasiswa, internet (blog) di kampus, penyajian data, analisis data, paparan selama penelitian. BAB IV
Bab ini menguraikan temuan data analisis deskriptif kualitatif persepsi mahasiswa Fakultas dakwah IAIN Walisongo Semarang tentang blog sebagai media dakwah. BAB V
Bab penutup berisi tentang kesimpulan, saran, dan penutup.
BAB II KAJIAN TEORI TENTANG PERSEPSI, DAKWAH, DAN BLOG
2.1. Persepsi 2.1.1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan obyek-obyek di sekitar yang ditangkap melalui indera dan diproyeksikan pada bagian tertentu dalam otak sehingga dapat mengamati suatu obyek (Husaini, 1978: 103). Persepsi , adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian – balik (decoding ) dalam proses komunikasi (Mulyana, 2002: 167). Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat tidak mungkin terjadi komunikasi yang efektif. Untuk lebih memahami persepsi, berikut adalah beberapa definisi persepsi menurut para ahli, diantaranya: 1)
Desiderato, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi ( sensory stimuli) (Rakhmat, 1996: 51).
16
17
2)
Branca, mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses yang didahului oleh penginderaan (Walgito, 2002: 45).
3)
Moskowitz dan Orgel, persepsi merupakan proses yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya (Walgito, 2002: 46).
4)
Epstein dan Roger, persepsi adalah seperangkat proses dengan mengenali, mengorganisasikan, dan memahami serapan-serapan inderawi yang diterima dari stimuli lingkungan (Sternberg, 2008: 105).
5)
Joseph A. Devito, persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita (Mulyana, 2002: 168). Dari pengertian di atas, persepsi yang penulis maksud adalah
tanggapan atau pandangan tentang suatu fenomena atau hubungan. Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti keadaan lingkungan sekitar, dan juga tentang keadaan individu yang bersangkutan. Dengan demikian dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar individu, karena persepsi merupakan aktivitas yang intergrated . Meskipun stimulus yang diterima sama, tetapi karena pengalaman dan kemampuan berfikir yang berbeda antara individu yang satu dengan yang lain kemungkinan hasil persepsi juga berbeda.
18
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan Richard S. Crutchfield menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural, tetapi terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap persepsi, yakni perhatian. Menurut Kenneth E. Andersen, perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifatsifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, perulangan, faktor biologis, dan faktor sosiopsikologis (Rakhmat, 1996: 5154). Di samping itu masih ada faktor lain yang yang dapat mempengaruhi proses persepsi, antara lain: 1.
Faktor internal Individu sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individu mengadakan
persepsi.
Mengenai
keadaan
individu
yang
dapat
mempengaruhi hasil persepsi datang dari dua sumber, yaitu berhubungan dengan segi kejasmanian dan segi psikologis. Bila sistem fisiologis terganggu, hal tersebut akan berpengaruh dalam persepsi seseorang. Sedangkan segi psikologis yaitu antara lain mengenai pengalaman,
19
perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan motivasi akan berpengaruh pada seseorang dalam mengadakan persepsi. 2.
Faktor eksternal a. Stimulus Agar stimulus dapat dipersepsi, maka stimulus harus cukup kuat. Kejelasan stimulus akan banyak berpengaruh dalam persepsi. Stimulus yang kurang jelas akan berpengaruh dalam ketepatan persepsi. Bila stimulus berwujud benda-benda bukan manusia, maka ketepatan persepsi lebih terletak pada individu yang mengadakan persepsi, karena benda yang dipersepsi tersebut tidak ada usaha untuk mempengaruhi yang mempersepsi. b. Lingkungan atau situasi Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi bila obyek persepsi adalah manusia. Obyek dan lingkungan yang melatarbelakangi obyek merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan. Obyek yang sama dengan situasi sosial yang berbeda dapat menghasilkan persepsi yang berbeda (Walgito, 2002: 46-47).
20
3.
Faktor fungsional Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor -faktor personal. a.
Persepsi bersifat selektif secara fungsional Persepsi bersifat selektif secara fungsional adalah bahwa obyekobyek yang mendapat tekanan dalam persepsi biasanya obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Misalnya seperti pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi.
b.
Kerangka rujukan ( Frame of Reference) Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikofisik yang berkaitan dengan persepsi obyek. Para psikolog sosial menerapkan konsep ini untuk menjelaskan persepsi sosial. Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pada pesan yang diterimanya. Menurut Mc David dan Harari, para psikolog menganggap konsep kerangka rujukan sangat berguna untuk menganalisa interpretasi perseptual dari peristiwa yang dialami.
21
4.
Faktor struktural a)
Sifat stimuli fisik dan efek- efek yang ditimbulkan pada sistem saraf individu. Maksudnya adalah bahwa untuk memahami suatu peristiwa tidak hanya meneliti fakta-fakta yang terpisah tetapi harus memandang dalam hubungan keseluruhan atau untuk memahami seseorang harus melihat dalam kontesnya, lingkungannya, dan masalah yang dihadapi.
b)
Medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Dalam mengorganisasikan stimuli harus dengan melihat konteks. Walaupun stimuli yang diterima tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsi.
c)
Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek berupa asimilasi atau kontras.
d)
Obyek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Stimuli yang berdekatan satu sama lain akan dianggap satu kelompok. Dalam komunikasi, dalil kesamaan dan kedekatan ini sering dipakai oleh komunikator untuk meningkatkan
22
kredibilitas. Menghubungkan diri atau mengakrabkan diri dengan orang-orang yang mempunyai prestise tinggi disebut “ gilt by association” (cemerlang karena hubungan). Sebaliknya, kredibilitas berkurang karena
berdampingan dengan orang-orang yang nilai
kredibilitasnya rendah disebut “ guilt by association” (bersalah karena hubungan) (Rakhmat, 1994: 55-61). Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1996: 43-44), dalam bukunya “ Pengantar Umum Psikologi” terdapat 6 faktor yang menyebabkan perbedaan persepsi, yaitu: 1.
Perhatian. Biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsang yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian pada satu atau dua obyek saja. Perbedaan fokus antara s atu orang dengan orang lain menyebabkan perbedaan persepsi.
2.
Set. Set adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul.
3.
Kebutuhan. Kebutuhan-keebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi seseorang. Kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan persepsi yang berbeda pula.
4.
Sistem nilai. Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh terhadap persepsi.
5.
Ciri kepribadian. Ciri kepribadian akan mempengaruhi persepsi pula.
23
6.
Gangguan kejiwaan. Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dari ilusi, halusinasi bersifat individual, hanya dialami oleh penderita yang bersangkutan saja.
2.1.3. Teori-teori Persepsi
Teori adalah serangkaian hipotesa atau proposisi yang saling berhubungan tentang suatu gejala (fenomena) atau sejumlah gejala (Sarwono, 1995: 4). Dalam buku Sarlito Wirawan Sarwono yang berjudul “Teori-teori Psikologi Sosial ” (1995: 237-238) terdapat 4 teori persepsi sosial, yaitu: 1)
Teori Heider , adalah teori yang dikemukakan oleh Heider. Secara konseptual teori ini memang kaya dan merangsang sumbangan-sumbangan teori dari psikolog-psikolog sosial lain. Selain itu, teori ini juga merangsang banyak penelitian. Teori Heider tentang hubungan antar pribadi yang dapat diterapkan secara
sangat umum ini, menunjukkan
kekayaan dan keluasan pikirannya. 2)
Teori Jones & Davis, adalah teori yang dikemukakan oleh Jones & Davis. Teori ini terbatas pada atribusi terhadap orang. Teori ini bertanggung jawab pada sebagian dari berkembangnya sekumpulan penelitian tentang atribusi pribadi ( personal ). Teori ini juga menjelaskan tentang kondisikondisi yang harus ada untuk dapat terjadinya prediksi.
3)
Teori Kelley, adalah teori yang dikemukakan oleh Kelley. Teori ini terbatas pada atribusi terhadap lingkungan luar. Teori ini masih relatif baru
24
dan belum mampu merangsang penelitian karena para psikolog sosial lebih tertarik pada persepsi, atribusi dan keputusan/penilaian pribadi dari pada atribusi lingkungan. Walaupun demikian, konsep-konsep dari Kelley cukup teruji dan cukup bermakna dalam bidang psikologi sosial. 4) Teori Festinger , adalah teori yang dikemukakan oleh Festinger. Teori ini hanya sedikit menyinggung proses atribusi dan persepsi sosial. Secara khusus, teori ini membicarakan proses yang digunakan oleh seorang individu untuk menilai keampuhan pendapatnya sendiri dan kekuatan dari kemampuan-kemampuannya sendiri dalam hubungan dengan pendapat pendapat dan kemampuan-kemampuan orang lain yang ada dalam suatu lingkungan sosial. Persepsi tentang atribusi orang lain hanya merupakan faktor sekunder. Yang terpenting adalah dampak dari perbandingan sosial terhadap perubahan-perubahan dari pendapat pada individu itu sendiri. Berdasarkan teori-teori tersebut, teori yang cocok dalam penelitian ini adalah teori Jones dan Davis. Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki ilmu serta pengalaman yang berbeda-beda sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda antara individu satu dengan individu lain. Kondisi tersebut memang harus ada untuk terjadinya persepsi atau prediksi.
25
2.2. Ruang Lingkup Dakwah 2.2.1 Pengertian Dakwah
Istilah “dakwah” diungkapkan secara langsung oleh Allah SWT dalam ayat-ayat Al-Qur‟an. Kata “dakwah” di dalam Al-Qur‟an diungkapkan kira-kira 198 kali yang tersebar dalam 55 surat (176 ayat) ( Basit, 2006 : 26). Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab; da‟a yad‟u- da‟wah yang memiliki beberapa pengertian. Kata dakwah bisa diartikan sebagai pemohon , ibadah, nasab, dan ajakan atau seruan. Sedangkan secara terminologi, dakwah dipandang sebagai seruan dan ajakan kepada manusia menuju kebaikan, petunjuk, serta amar ma‟ruf (perintah yang baik) dan nahi munkar (mencegah kemungkaran) untuk mendapatkan kehidupan dunia maupun akhirat. Thoha Yahya Omar mengartikan dakwah sebagai usaha mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Dakwah juga berarti suatu proses mengubah suatu situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam atau proses mengajak manusia ke jalan Allah SWT (Halimi, 2008 : 32). Sedangkan Drs. Hamzah Ya‟qub memberikan pengertian dakwah Islam, sebagaimana yang tertulis dalam buku Publisistik Islam (1992), adalah mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti
26
petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Dan apabila dilihat dalam memberikan pengertian istilah dakwah, tampak bahwa standarnya tetap pada ayat AlQur‟an sehingga tampak adanya kesamaan. Definisi lain juga bisa ditemui dalam buku Metodologi Dakwah kepada Suku Terasing terbitan Team Proyek Penerangan Bimbingan dan Dakwah/Khotbah Agama Islam (Pusat) Departemen Agama RI, yakni setiap usaha yang mengarah untuk memperbaiki suasana hidup yang lebih baik dan layak, sesuai dengan kehendak dan tuntutan kebenaran. Sementara Asmuni Syukir menyatakan pengertian dakwah dapat dilihat dalam dua sudut pandang. Pertama , pengertian dakwah dari sifat pembinaan dan kedua, dakwah dalam arti pengembangan. Dakwah yang bersifat pembinaan artinya usaha mempertahankan, melestarikan, dan menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman kepada Allah SWT, dengan menjalankan syariat-Nya sehingga menjadi manusia yang hidup bahagia dunia dana akhirat. Sedangkan dakwah dalam artian bersifat pengembangan adalah usaha mengajak umat manusia yang belum beriman kepada Allah SWT agar mentaati syari‟at Islam (memeluk agama Islam) supaya nantinya dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat (Syam, 2007 : 3-4). Dari beberapa pengertian dakwah tersebut di atas, dapat dipahami bahwa pada prinsipnya dakwah merupakan upaya mengajak, menganjurkan, atau menyerukan manusia agar mau menerima kebaikan dan petunjuk yang
27
termuat dalam Islam. Atau dengan kata lain, agar mereka mau menerima Islam sehingga mereka mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat (Halimi, 2008 : 32). 2.2.2 Dasar Hukum Dakwah
Islam dan dakwah adalah dua hal yang tak terpisahkan. Islam tidak akan mungkin maju dan berkembang bersyi‟ar dan bersinar tanpa adanya upaya dakwah. Ajaran Islam yang disiarkan melalui dakwah dapat menyelamatkan manusia dan masyarakat pada umumnya dan hal-hal yang dapat membawa pada kehancuran (Aziz, 2004 : 37). Oleh karena itu, dakwah bukanlah suatu pekerjaan yang asal dilaksanakan, melainkan suatu pekerjaan yang sudah menjadi kewajiban bagi setiap pengikutnya. Dalam QS. Ali Imran : 104, Allah SWT berfirman:
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung “ (Depag, 2006 : 63).
Selanjutnya dalam surat Ali-Imran : 110, Allah berfirman:
28
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik ” (Depag, 2006: 64).
Menurut Abdul Karim Zaidan, bahwa huruf mim yang tertera dalam ayat tersebut mengandung arti yang menerangkan (lit tabyin) dan bukan mengandung arti yang menunjukkan sebagian ( lit tab”idh). Sehingga dengan demikian, kewajiban berdakwah adalah kewajiban individual ata u fardhu „ain bagi setiap orang Islam yang mukallaf . Tentu saja kewajiban ini sesuai dengan kemampuan masing-masing (Amin, 2008: 52). Memahami arti dari landasan hukum dakwah yang fardhu „ain tersebut dapat kita mengerti, bahwa Islam yang datang sebagai risalah terakhir yang memodifikasi ajaran-ajaran sebelumnya adalah merupakan risalah yang terkandung nilai-nilai humanis teosentris yang bersifat universal. Pengertian tersebut, berarti tidak terkecuali umat Islam atau bukan adalah manusia yang harus mendapatkan risalah tersebut. Maka jika tidak adanya kewajiban secara fardhu „ain (individual) tanggung jawab akan tergantung kepada kelompok-kelompok tertentu secara kifayah. Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam secara ajarannya merupakan rahmat bagi alam semesta (Amin, 2008: 53).
29
Selain
ayat
Al-Qur‟an,
terdapat
juga
hadits
Nabi
yang
memerintahkan umatnya untuk melaksanakan dakwah dengan mengubah kemungkaran yang dilihatnya sesuai dengan kemampuan dan kekuasaannya.
.
“Barang siapa diantara kamu melihat sesuatu kemungkaran, maka hendaklah dia mencegahnya dengan tangannya (dengan kekuatan atau kekerasan), jika dia tidak sanggup demikian (lantaran tidak mempunyai kekuatan dan kekuasaan) maka dengan lidahnya, (teguran dan nasehat dengan lisan atau tulisan), jika (pun) tidak sanggupdemikian (lantaran serba lemah) maka dengan hatinya, dan yang (akhir) ini adalah iman yang paling lemah”. (HR Muslim) (Natsir, 1981: 112-113). Dari ayat dan hadits di atas, dapat dilihat jelas bahwa hukum berdakwah adalah wajib menurut ukuran kesanggupan. Dakwah merupakan kewajiban yang harus dipikul oleh tiap-tiap muslim dan muslimah. 2.2.3 Tujuan Dakwah
Setiap usaha yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang jelas, agar memperoleh hasil tertentu atas usaha yang dilakukan, artinya ada nilai tertentu yang diharapkan dapat tercapai. Sebenarnya tujuan dakwah itu adalah sama halnya diturunkannya ajaran Islam bagi umat manusia itu sendiri, yaitu untuk membuat manusia memiliki kualitas akidah, ibadah, serta akhlak yang tinggi (Aziz, 2004: 60). Dalam
proses
penyelenggaraan
dakwah,
tujuannya
adalah
merupakan salah satu faktor penting dan sentral, karena pada tujuan itu
30
dilandaskan segenap tindakan dakwah dan merupakan dasar bagi penentuan sasaran dan strategi atau kebijaksanaan serta langkahlangkah operasional dakwah (Saleh, 1993: 19). Amrullah Ahmad, merumuskan tujuan dakwah, adalah untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap, dan tindakan manusia pada tataran individual dan sosio-kultural dalam rangka terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan (Ahmad, 1983: 2). Senada dengan itu, H.M. Arifin, menyatakan bahwa tujuan program kegiatan dakwah adalah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dibawakan oleh aparat dakwah (Arifin, 1994: 4). Mengacu pada pentingnya kedudukan dan peranan tujuan bagi proses pelaksanaan dakwah maka tujuan dakwah haruslah dipahami oleh para pelaku dakwah agar tidak terjadi kesulitan dan kekaburan yang berakibat pula pada timbulnya kekaburan dalam menentukan kebijaksanaan, atas dasar ini sehingga tujuan atau nilai yang hendak dicapai melalui penyelenggaraan dakwah harus dirumuskan. Karena dengan rumusan yang jelas akan memudahkan bagi para pelaku dakwah dalam memahami tujuan yang ingin dicapainya (Saleh, 1993: 20). Sementara itu, Abdul Rosyad Saleh membagi tujuan dakwah menjadi dua, yaitu tujuan utama dan tujuan departemental. Yang dimaksud tujuan utama dakwah adalah hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh
31
secara keseluruhan tindakan dakwah yaitu terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat (Saleh, 1993: 21). Sedangkan tujuan departemental ialah nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridhai oleh Allah Swt sesuai dengan bidangnya masing-masing (Saleh, 1993: 27). Di samping tujuan utama, yaitu tujuan akhir dari dakwah terwujudnya individu dan masyarakat yang mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam semua lapangan kehidupannya adalah tujuan yang sangat ideal, maka perlu ditentukan tujuan departemental pada tiap-tiap tahap atau tiap-tiap bidang yang menunjang tercapainya tujuan akhir dakwah. Dalam kaitan ini, Asmuni Syukir membagi tujuan dakwah yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dakwah merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam aktivitas dakwah. Ini berarti bahwa tujuan dakwah yang masih bersifat umum dan utama dimana seluruh proses dakwah ditujukan dan diarahkan kepadanya (Syukir, 1983: 51). Dengan demikian, tujuan dakwah secara umum mengajak umat manusia kepada jalan yang benar dan diridhai oleh Allah Swt agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat. Tujuan khusus merupakan perumusan tujuan sebagai perincian dari pada tujuan umum dakwah. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya, ataupun jenis
32
kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara yang bagaimana dan sebagainya secara terperinci (Syukir, 1983: 54). Dari penjelasan di atas secara keseluruhan baik tujuan umum dan tujuan khusus dakwah adalah: 1.
Mengajak orang-orang non Islam untuk memeluk ajaran Islam (mengislamkan orang-orang non Islam).
2.
Mengislamkan orang Islam, artinya meningkatkan kualitas iman, Islam, dan ihsan kaum muslimin, sehingga mereka menjadi orang-orang yang mengamalkan Islam secara keseluruhan (kaffah).
3.
Menyebarkan kebaikan dan mencegah timbulnya dan tersebarnya bentuk bentuk kemaksiatan yang akan menghancurkan sendi-sendi kehidupan individu, masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang tenteram dan penuh keridhaan Allah Swt.
4.
Membentuk individu dan masyarakat yang menjadikan Islam sebagai pegangan dan pandangan hidup dalam segala sendi kehidupan baik politik, ekonomi, sosial dan budaya (Aziz, 2004: 69).
2.2.4 Unsur-Unsur Pendukung Dakwah a. Subyek Dakwah ( Da’i )
Setiap muslim dan muslimah pada dasarnya mempunyai kewajiban untuk berdakwah, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar. Akan tetapi, dalam menghadapi berbagai masalah yang semakin berat dan kompleks, sebagai akibat tuntutan perkembangan
33
ilmu pengetahuan, teknologi, globalisasi, dan tuntutan kehidupan hidup, maka kiranya tidaklah memadai lagi kegiatan dakwah yang hanya dilakukan secara fardhi „perorangan‟, merencanakan dan mengerjakan sendiri kegiatannya. Akan tetapi, hendaknya dilakukan secara jama‟i, melalui sebuah kelembagaan yang ditata dengan baik dan dengan menghimpun berbagai keahlian yang diperlukan (Hafidhuddin, 1998 : 78) Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap muslim yang mukallaf (dewasa) secara otomatis dapat berperan sebagai da‟i (subyek dakwah) yang mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia. Secara khusus, orang yang seharusnya berperan lebih intensif sebagai dai (komunikator) adalah mereka yang memang mempunyai profesi ataupun memang secara sengaja mengkonsentrasikan dirinya dalam tugas menggali mutiara-mutiara ilmu serta ajaran agama Islam untuk disampaikan kepada orang lain sehingga ilmu dan ajaran agamanya tersebut dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain tersebut . Dalam perkembangan masyarakat kontemporer (dewasa ini) dengan mempertimbangkan pula segala aspek perubahan budaya sebagai akibat kemajuan science (ilmu pengetahuan) dan teknologi maka para da‟i dengan sendirinya juga dituntut pengetahuannya terhadap berbagai trend yang berkembang seirama dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Hal ini penting mengingat sasaran (obyek) dakwah
34
juga senantiasa dirangsang oleh kemajuan teknologi dengan segala aspeknya. Abu Zahrah menyatakan bahwa seorang da‟i harus mengetahui Islam, baik secara global maupun secara rinci, sedangkan jama‟ah (dewan) dakwah Islamiyah harus memiliki ilmu dakwah (retorika), mempunyai kemampuan memiliki ilmu psikologi sosial kemasyarakatan, baik secara keseluruhan maupun secara individual. Da‟i Islam dituntut untuk memiliki kekuatan fisik dan rasio, kemampuan berkomunikasi untuk bergaul dan bekerjasama dengan masyarakat, dan di dalam jiwanya tertanam optimisme terhadap orang yang menentangnya secara rasional (Zahrah, 1994: 142). Bahkan pada bagian yang lain secara rinci ia menya takan bahwa da‟i harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)
Berperilaku yang baik, berkepribadian yang positif, mengerti dan mengetahui kapan dan di mana harus diam.
2)
Mampu menjelaskan dan mengetahui retorika, meskipun tidak disyaratkan menjadi orator yang ulung, disarankan mengetahui metode dakwah yang lain.
3)
Memiliki keluwesan dan loyalitas dalam pergaulan serta suka membantu orang yang membutuhkan pertolongan.
4)
Mengetahui Alquran dan sunnah serta psikologi dan kultur obyek dakwah sehingga tidak kontraproduktif dengan masyarakat sasaran dakwahnya.
5)
Suka mempermudah dan tidak mempersulit.
35
6)
Jauh dari perbuatan maksiat dan syubhat (Zahrah, 1994: 155-159). Faktor da‟i sangat menentukan keberhasilan aktivitas dakwah. Maka
dalam hal ini da‟i menjadi penggerak dakwah yang profesional. Baik gerakan dakwah yang dilakukan oleh individual maupun kolektif, profesionalisme sangat dibutuhkan. Disamping profesional, kesiapan da‟i baik penguasaan terhadap materi, maupun penguasaan terhadap metode, media dan psikologi sangat menentukan gerakan dakwah untuk mencapai keberhasilannya (Amin, 2009 : 13). b. Obyek Dakwah ( Mad’u)
Yang dimaksud dengan obyek dakwah adalah sasaran yang dituju oleh suatu kegiatan dakwah. Mad‟u atau penerima dakwah adalah seluruh umat manusia baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, miskin atau kaya, muslim maupun non muslim, kesemuanya menjadi obyek dari kegiatan dakwah Islam, semua berhak menerima ajaran atau seruan kepada Allah. Pengetahuan tentang apa dan bagaimana mad‟u, baik jika ditinjau dari aspek psikologis, pendidikan, lingkungan sosial, ekonomi serta keagamaan, merupakan suatu hal pokok dalam dakwah. Karena hal tersebut akan sangat membantu dalam pelaksanaan dakwah, terutama dalam hal penentuan tingkat dan macam materi yang akan disampaikan, atau metode mana yang akan diterapkan, serta melalui media apa yang tepat untuk dimanfaatkan, guna menghadapi mad‟u dalam proses dakwah.
36
Dr. H. Hamzah Ya‟qub (1992: 33-35) dalam bukunya “ Publisitik Islam” menjelaskan bahwa keadaan masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu: Pertama, keadaan masyarakat (mad‟u)
diklasifikasikan menurut
derajat fikirannya dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu: 1.
Umat yang berpikir kritis : tergolong di dalamnya adalah orang-orang yang berpendidikan dan berpengalaman. Orang-orang pada level ini hanya dapat dipengaruhi jika pikirannya mampu menerima dengan baik. Dengan kata lain, berhadapan dengan kelompok ini, harus mampu menyuguhkan dakwah dengan gaya dan bahasa yang dapat diterima oleh akal sehat mereka, sehingga mereka mau menerima kebenarannya.
2.
Umat yang mudah dipengaruhi : yaitu suatu masyarakat yang mudah untuk dipengaruhi oleh paham baru ( sugestible), tanpa menimbangnimbang secara matang apa yang dikemukakan kepadanya.
3.
Umat yang bertaqlid : yakni golongan masyarakat yang fanatik buta bila berpegangan pada tradisi dan kebiasaan yang turun-temurun. Kedua, masyarakat (mad‟u) menurut bidang pekerjaan antara lain:
1.
Buruh, yaitu masyarakat yang alam fikirannya banyak dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaan. Harapan dan cita-citanya tertuju kepada perbaikan nasib, kondisi-kondisi kerja yang baik dan jaminan-jaminan sosial bagi kesejahteraan keluarganya.
2.
Petani, yaitu masyarakat yang lebih terikat kepada sawah-ladang, cinta kampung halaman dan adat kebiasaan, jiwa lebih tenang, rasa kekeluargaan dan persaudaraan lebih tebal, mempunyai semangat tolong menolong. Keperluan hidup sederhana, mempunyai banyak waktu terluang yang tidak dipergunakan.
3. Nelayan, yaitu masyarakat yang mempunyai aspirasi hidup tersendiri di laut yang bertalian dengan masalah perikanan. 4.
Pegawai, yaitu masyarakat yang bekerja dalam ligkungan departemendepartemen, jawatan-jawatan, kantor-kantor yang terikat oleh normanorma kepegawaian, taat kepada pimpinan, peraturan, dan tata tertib.
5.
Militer, yaitu masyarakat yang merupakan alat-alat negara yang mempunyai disiplin kuat, taat kepada atasan (komandan), berani dan
37
tahan menderita. Perhatian mereka ditujukan untuk mengabdi kepada nusa, bangsa, dan negara. 6.
Seniman, yaitu masyarakat yang mencoba menyelami kenyataankenyataan hidup dalam masyarakat kemudian dilukiskan dalam bentuk seni pahat, seni lukis, seni tari, seni drama, seni sastra, seni suara. Kebebasan sangat berarti baginya. Ketiga, masyarakat menurut ukuran biologis yakni:
1.
Pria, mempunyai sifat melindungi, lebih rasionil, dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berat dan sukar.
2.
Wanita, memerlukan perlindungan, lebih emosionil, lebih dapat mengerjakan pekerjaan yang halus dan sebagainya. Keempat , masyarakat menurut umur dapat dibagi, antara lain:
1.
Anak-anak, memiliki sifat minta dilindungi, dikasihi atau diperhatikan, dan belum ada rasa tanggung jawab.
2.
Pemuda, memiliki sifat penuh keberanian, ingin mencoba sesuatu dan berinisiatif.
3.
Orang tua, memiliki sifat ulet dalam pergulatan hidup, terlalu banyak perhitungan dan pertimbangan, bercita-cita agar anak-anaknya memiliki masa depan yang baik. Kelima, masyarakat menurut geografi (keadaan bumi atau daerah)
antara lain: 1.
Masyarakat desa, mempunyai rasa kekeluargaan yang tebal, rasa persatuan, percaya-mempercayai, ramah tamah, dan cara hidup masih sederhana.
2.
Masyarakat kota, terdiri atas berbagai suku, berbagai tingkatan dan golongan, bahkan berbagai bangsa, cara hidup mewah, materialistis, lebih individualis, tingkatan pengetahuan lebih tinggi dan lembagalembaga yang lebih ruwet dan luas. Terakhir keenam, yaitu masyarakat menurut keadaan ekonomi.
Masyarakat ini dapat dibagi dalam kategori-kategori: 1.
Orang kaya, yakni memiliki standar ekonomi kuat.
38
2.
Golongan menengah, yakni tidak kaya dan tidak mis kin.
3.
Golongan fakir miskin. Dengan mengetahui kondisi dan keadaan mad‟u, maka da‟i akan
dapat memilih materi dan metode yang tepat untuk mencapai keberhasilan dakwah. c. Materi Dakwah (M adatud Dakwah )
Materi adalah isi pesan (message) yang disampaikan oleh seorang subyek dakwah kepada mad'u. Materi dakwah yang dimaksudkan di sini adalah ajaran Islam itu sendiri yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Sunnah. Oleh karena itu, panggilan terhadap materi dakwah berarti panggilan terhadap Al-Qur‟an dan Hadits. Karena luasnya ajaran Islam, maka setiap da'i tidak ada jalan lain harus selalu berusaha dan tidak bosan mempelajari Al-Qur‟an dan Hadits. Pada dasarnya Al-Qur‟an itu sendiri merupakan dakwah yang terkuat bagi pengembangan Islam karena Al-Qur‟an mencakup cerita orang-orang terdahulu dan syari'at-syari'at serta hukum-hukumnya. Di dalamnya juga mencakup antropologi dan membicarakan tentang seruan untuk mengkaji alam semesta serta keimanan dan sisi kehidupan umat manusia. Sementara itu, hadits Rasulullah SAW merupakan hikmah petunjuk kebenaran. Oleh karenanya, materi dakwah Islam tidaklah dapat terlepas dari kedua sumber tersebut, bahkan jika tidak berpedoman dari keduanya (Al-Qur‟an dan Hadits) seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia dan dilarang oleh syari'at Islam (Zahrah, 1994: 75-77).
39
Menurut H. Toto Tasmara, materi dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al-Qur ‟an dan Sunnah baik tertulis maupun lisan (Tasmara, 1997: 43). Dengan kata lain, materi dakwah mencakup pada seluruh ajaran Islam secara kaffah yang berpangkal pada Al-Qur‟an dan Hadits. Enung Asmaya membagi materi dakwah ke dalam tiga kategori :
a) Materi dakwah tentang keshalehan individual.
Keshalehan individual kriterianya adalah materi yang berisi rukun Islam dan rukun iman seperti menghidupkan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa, haji dan lain-lain. Dalam surat Al-Baqarah : 177, Allah berfirman:
“Kebijakan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitabkitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (Depag, 2006: 27).
40
b) Materi dakwah tentang keshalehan sosial
Keshalehan sosial yakni format tentang hubungan seorang makhluk dengan makhluk lain, seperti wirausaha, pendidikan, kepemimpinan, dan sedekah (membantu orang lain), dan sebagainya.
c) Materi dakwah tentang manajemen qalbu
Materi dakwah tentang manajemen qalbu adalah materi-materi yang berupaya menata qalbu (hati). Agar senantiasa menjadikan niat dalam berbuat sesuatu dilandaskan pada nilai-nilai hakiki dan mulia. Materi ini terkait dengan akhlak. Kategori manajemen qalbu adalah akhlak kepada Allah dan akhlak kepada manusia (Asmaya, 2004 : 23).
Hamzah Ya'qub juga mengakui bahwa materi dakwah itu luas sekali, namun pada pokoknya meliputi: 1)
Akidah Islam, tauhid dan keimanan
2)
Pembentukan pribadi yang sempurna
3)
Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur
4)
Kemakmuran dan kesejahteraan dunia dan akhirat Jadi pada hakekatnya materi (isi) dakwah tetap yaitu seluruh ajaran
Islam yang tertuang dalam Alquran dan sunnah Rasulullah Saw. Sedangkan pengembangannya akan mencakup kultur Islam yang murni yang bersumber dari kedua sumber tersebut dengan memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat.
41
d. Media Dakwah (Washi latu d Dakwah )
Istilah media berasal dari bahasa Latin yaitu "median" yang berarti alat perantara. Secara semantik media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Syukir, 1983: 163). Media adalah suatu alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indera. Pesan yang diterima oleh panca indera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia, untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu sebelum dinyatakan dalam tindakan (Cangara, 2002: 131). Media dakwah menurut penyampaiannya dapat digolongkan menjadi 5 (lima) golongan besar (Ya‟qub, 1992: 47-48), yaitu: a.
Lisan, yaitu dakwah yang dilakukan dengan lidah atau suara. Termasuk dalam bentuk ini adalah khutbah, pidato, ceramah, kuliah, diskusi, seminar, musyawarah, nasihat, pidato-pidato radio, ramah tamah dalam anjang sana, obrolan secara bebas setiap ada kesempatan, dan lain sebagainya.
b.
Tulisan, yaitu dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan misalnya: buku, majalah, surat kabar, buletin, risalah, pamflet, spanduk, dan sebagainya.
c.
Lukisan, yaitu gambar-gambar hasil seni lukis, foto, film cerita, dan lain sebagainya. Bentuk terlukis ini banyak menarik perhatian orang
42
dan dipakai untuk menggambarkan suatu maksud ajaran yang ingin disampaikan kepada orang lain, seperti komik-komik bergambar. d.
Audio visual, yaitu suara cara penyampaian yang sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran, seperti televisi, sandiwara, ketoprak, wayang, dan lain sebagainya.
e.
Akhlak, yaitu suatu cara penyampaian langsung ditunjukkan dalam bentuk perbuatan yang nyata, contohnya menjenguk orang sakit, silaturrahmi, pembangunan masjid dan sekolah, poliklinik, kebersihan, pertanian, peternakan, dan lain sebagainya. Di era globalisasi informasi seperti sekarang, terjadi penghilangan
batas ruang dan waktu dari hasil perkembangan teknologi komunikasi. Masalah teknologi komunikasi menjadi penting untuk diupayakan agar da‟i menguasai, karena hakikatnya dakwah adalah proses komunikasi baik media visual, audio, dan lebih penting lagi media audio visual seperti televisi, film, internet, dan sebagainya. Begitu pentingnya peran media terhadap terbentuknya perilaku masyarakat skala besar dan luas sesuai rekayasa professional media. Oleh karena itu, para da‟i harus melatih para pengikutnya untuk mengembangkan kemampuan
menerima,
menyimpan,
mengolah,
dan
menyampaikan
informasi. Para da‟i harus menguasai media komunikasi dengan baik agar pesan-pesan dakwah dapat mudah menyebar dan diterima (Amin, 2009: 115).
43
e. Metode Dakwah (Thar iqatud Dakwah )
Metode diartikan sebagai suatu cara atau jalan yang bisa ditempuh. Adapun tujuan diadakannya metodologi dakwah adalah untuk memberikan kemudahan dan keserasian, baik bagi pembawa dakwah itu sendiri maupun penerimanya. Cukup banyak metode atau strategi yang telah dipraktekkan oleh para da‟i dalam menyampaikan pesan dakwahnya, seperti ceramah, tausiyah, nasihat, diskusi, bimbingan keagamaan, uswah dan qudwah hasanah, dan lain sebagainya (An- Nabiry, 2008 : 238-239) Adapun metode yang akurat untuk diterapkan dalam berdakwah, telah tertuang dalam QS.An-Nahl ayat 125 :
"Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk "(Depag, 2006: 281) Dari ayat di atas, terdapat 3 kerangka dasar tentang metode dakwah yang dapat dipilih salah satunya, atau kesemuanya. Kerangka dasar itu adalah sebagai berikut : 1) Da‟wah bil Hikmah Hikmah adalah meletakkan sesuatu sesuai pada tempatnya. Kata hikmah sering kali diterjemahkan dalam pengertian bijaksana yaitu suatu
44
pendekatan sedemikian rupa sehingga akan timbul suatu kesadaran pada pihak mad‟u untuk melaksanakan apa yang didengarnya dari dakwah itu, atas dasar kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, konflik maupun tertekan. Dengan demikian da‟wah bil hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi yang dilakukan atas dasar persuasif. 2) Da‟wah bil Mau‟idzhatil Hasanah Mau‟idzhatil Hasanah ialah kalimat atau ucapan yang diucapkan oleh seorang da‟i atau muballigh, disampaikan dengan cara yang baik, berisikan petunjuk-petunjuk ke arah kebajikan, diterangkan dengan gaya bahasa yang sederhana supaya apa yang disampaikan dapat ditangkap, dicerna, dihayati, dan pada tahapan selanjutnya dapat diamalkan. Mau‟izhah hasanah yang disampaikan dengan lemah lembut dan penuh pancaran kasih sayang akan menyisakan kebahagiaan pada diri umat manusia. Menuntun ke jalan yang haq, memberi pelajaran yang baik dan bermanfaat, memberi nasihat dan mengingatkan orang lain dengan bahasa yang baik dan penuh kelembutan. 3) Da‟wah bil Mujadalah Secara umum, metode dakwah yang satu ini ditujukan bagi orangorang taraf berpikirnya telah maju dan kritis seperti halnya Ahlul Kitab, yang memang telah memiliki bekal keagamaan dari para utusan Allah SWT sebelumnya. Dakwah dengan pendekatan mujadalah ini menuntut adanya profesionalisme dari para da‟i. Dalam kata lain, seorang da‟i bukan hanya
45
dituntut untuk sekedar mampu berbicara dan beretorika, ber-uswah dan berqudwah hasanah, tetapi juga dituntut memperbanyak perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sifatnya ilmiah (An-Nabiry, 2008 : 240-246). f. Efek Dakwah (Atsar )
Pengaruh dan efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan dari komunikator (Cangara, 2002: 26). Setiap aksi dakwah akan menimbulkan reaksi. Demikian jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da‟i dengan materi (maddah), media (wasilah), metode (thariqah) tertentu maka akan timbul respons dan efek (atsar ) pada mad‟u (penerima dakwah) (Nata, 1998: 363). Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari proses dakwah seringkali dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian par a da‟i. Tanpa menganalisis efek dakwah maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali. Sebaliknya dengan menganalisis efek dakwah secara cermat dan tepat maka kesalahan strategis dakwah akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya. Sebagaimana diketahui bahwa dalam upaya mencapai tujuan dakwah maka kegiatan dakwah selalu diarahkan untuk mempengaruhi tiga aspek perubahan diri obyeknya, yakni perubahan pada aspek pengetahuan (kognitif ), aspek sikap (attitude), aspek perilaku (behavioral ).
46
Berkenaan
dengan
tiga
aspek
tersebut,
Jalaluddin
Rakhmat
menyatakan: a.
Efek kognitif , terjadi bila perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi.
b.
Efek afektif , timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi,
atau
dibenci
khalayak,
yang
meliputi
segala
yang
berhubungan dengan emosi, sikap, serta nilai. c.
Efek behavioral , merujuk pada perilaku nyata yang dapa diamati yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku (Aziz, 2004: 138-140).
2.3. Blog 2.3.1. Pengertian Blog
Weblog atau disingkat blog adalah sebuah aplikasi web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan ( posting ) pada sebuah halaman web umum. Posting-posting tersebut seringkali ditampilkan dalam urutan posting terbalik dengan update terbaru (new entry) berada paling atas walaupun tidak harus selalu demikian. Situs ini dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan pengguna blog terse but. Blog merupakan situs yang menyerupai diary karena isi situs tersebut ditulis secara kronologis, menyerupai buku diari. Web blog adalah halaman umum web yang berisi tentang personalitas pembuatnya, berisi
47
jurnal yang dapat diakses oleh semua orang. Dengan kata lain, web blog merupakan tipe situs web yang isinya seperti jurnal, diurutkan secara kronologis. Isinya berupa berita atau komentar atas suatu peristiwa tertentu mulai dari hal yang “berat” sampai hal yang “ringan”, dari masalah politik sampai masalah makanan. Web blog bisa berisi teks, gambar, music, video, link ke web blog lain atau juga berisi kombinasi dari hal-hal tersebut (Bahtiar, 2007: 11). Menurut Carolyn Burke, “blog is pages, usually full of links and narrative and often specializing in a topic like politics or technology” (Jamieson, 2006: 7). Blog adalah halaman yang biasanya penuh dan saling berhubungan dan cerita yang sering dikhususkan dalam sebuah topik seperti politik dan teknologi. Blog ibarat sebuah media cetak, di mana pemilik, pengembang, para penulis akan membagikan informasi-informasi yang diketahui kepada publik. Dalam blog, seseorang dapat mengarsipkan data-data selama satu dekade lamanya secara rapi di hosting dunia maya, tanpa membutuhkan ruangan ataupun berat. Bila sewaktu-waktu ada seseorang yang membutuhkan datadata tersebut, maka hanya perlu mengklik tanggal-tanggal yang ada pada kolom arsip sebuah blog atau dapat langsung mengetikkan keyword bersangkutan pada kolom mesin pencari yang tersedia pada setiap blog (Willsen, 2011: 2).
48
Blog tertentu mengkombinasikan isinya dengan teks, gambar, dan link ke alamat blog lain, website lain atau media lain yang mempunyai topik yang berhubungan. Namun ada juga blog yang isinya terfokus pada satu hal tetentu saja seperti foto ( photoblog ), video (vlog ), atau audio ( podcasting ) (Bahtiar, 2007: 12).
Banyak aplikasi di internet yang menyediakan fasilitas blog , di antaranya:
1.
Blogger.com adalah sebuah layanan publikasi blog yang didirikan oleh Pyra Labs, dan diakuisisi oleh Google pada tahun 2003. Seiring dengan migrasi layanan Blogger ke server Google, beberapa fitur baru diperkenalkan, meliputi pengaturan label, antar muka penataan templat dengan cara geser dan letakkan (drag and drop), ijin pembacaan blog, dan opsi web feed yang baru.
Kelebihan:
a. Mendukung bahasa HTML atau Javascript b. Cocok untuk berbagai bisnis internet, seperti google adsense, adsense by camp, dll. c. Satu email bisa digunakan untuk membuat beberapa akun sekaligus. d. Mendukung bahasa Indonesia.
49
Kekurangan: a. Tidak tersedia form guestbook . b. Ketika mengganti template baru, widget yang telah terpasang akan hilang. c. Tidak dapat berkomunikasi antar-blogger karena tidak adanya “papan pengumuman”. d. Terlalu
banyak
jendela,
sehingga
memperlama
langkah
(http://caturhp.multiply.com/journal/item/155).
2.
Multiply.com adalah sebuah situs jaringan sosial dengan fitur yang memungkinkan orang untuk saling berbagi beberapa media, seperti foto, video, maupun blog. Multiply.com menyediakan layanan blog. Blog yang di posting ke Multiply.com dapat secara otomatis diteruskan ke akun LiveJournal, Blogger atau TypePad. Dimungkinkan pula untuk mem-posting via e-mail atau MMS. Pengguna juga dapat memberikan komentar terhadap sebuah film atau buku, atau juga untuk berbagi acara berdasarkan kalender.
Kelebihan:
a. Fasilitas lengkap (ada blog, photos, reviews, calender, links, music, video, recipes dan personal message) b. Setiap postingan selalu bisa dipantau oleh user lain melalui inbox, jadi peluang komentar/kunjungan antarsesama user Multiply lebih besar.
50
c. Tersedia banyak theme yang cantik d. Tersedia form guestbook dan kolom komentar. e. Dapat mengetahui siapa saja user Multiply yang telah mengunjungi situs kita. f. Bisa terjalin hubungan yang baik antar-user dengan adanya kontak. g. Komentar dan pengunjung bisa real time (keunggulan Multiply yang belum bisa ditiru provider lain).
Kekurangan:
a. Pengunjung yang bukan user Multiply tidak bisa memberikan komentar. b. Tidak mendukung javascript . c. Proses loading berat.
e. Penataan dan pemasangan widget lebih sulit dan memerlukan keahlian khusus (http://caturhp.multiply.com/journal/item/155).
3.
WordPress adalah sebuah perangkat lunak blog yang ditulis dalam PHP dan mendukung sistem basis data MySQL. WordPress adalah penerus resmi dari b2\cafelog yang dikembangkan oleh Michel Valdrighi (http://www.viniandra.com/index.php/website-tutor/49-blog-gratis).
Kelebihan: a. Lebih cepat terindeks oleh search engine. b. Banyak plugin.
51
c. Tersedia form komentar. d. Tersedia dashboard , sehingga komunikasi antar-blogger menjadi mudah. e. Sudah tersedia statistik pengunjung, baik harian, mingguan maupun bulanan. f. Pemasangan dan pengaturan widget lebih mudah. g. Tampilan lebih rapi dan terkesan profesional. h. Mendukung bahasa Indonesia.
Kekurangan: a. Tidak tersedia form guestbook . b. Tidak mendukung javascript . c. Terlalu banyak fitur sehingga membingungkan bagi para newbie (http://caturhp.multiply.com/journal/item/155).
Blog bisa dibedakan menjadi dua yaitu : gratis dan berbayar. Untuk blog gratis yaitu dimana kita bisa membuat blog tanpa membayar apapun, sebagai contoh di wordpress.com dan blogger.com. Sedangkan untuk yang berbayar maksudnya adalah blog yang menggunakan domain dan hosting sendiri (menyewa dari penyedia jasa hosting ). Blog ini umumnya dibuat dengan menggunakan sebuah blog engine (mesin blog) yang berupa CMS (Content
Management
System),
(http:imedewira.com/definisi-dan-manfaat-blog/).
contohnya
Wordpress
52
2.3.2. Sejarah Blog
Web blog pertama kali muncul sekitar tahun 1993. Sebelum blog menjadi terkenal, komunitas digital telah mempunyai beberapa forum diskusi seperti Usenet, Milis, dan BBS ( Bulletin Board System). Pada tahun 1990, sebuah software forum internet yaitu WebEx, dibuat dengan system percakapan berdasarkan urutan pesan. Tahun 1994-2001, blog modern berkembang dari sebuah diari online dimana masyarakat lebih menampilkan kehidupan pribadi di internet. Justin Hall adalah orang yang pertama kali membuat blog pribadi pada tahun 1994 ketika masih menjadi mahasiswa di Swarthmore College, dan dia menjadi pelopor blog pertama kali. Istilah web blog diciptakan oleh John Barger pada tanggal 17 Desember 1997. Bentuk pendeknya adalah “blog” yang dipopulerkan oleh Peter Merholz (Bahtiar, 2007: 12-13). Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com yang dimiliki oleh PyraLab sebelum akhirnya diakui oleh Google.com pada akhir tahun 2002. Semenjak itu banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang ditujukan bagi perkembangan para penulis blog (Willsen, 2011: 3). Menurut laporan We Are Social Singapore pada akhir 2011, pengguna blog di Indonesia telah mencapai 5.270.658 blog. Jumlah ini
53
meninggalkan jumlah pengguna blog di negara lain. Indonesia adalah negara dengan pengguna blog terbanyak di dunia. Praktis, dengan angka fantastis itu, tak heran jika di negeri ini banyak bermunculan berbagai macam komunitas blogger . Komunitas itu biasanya mengklasifikasikan mereka sesuai dengan minat dan hobi masing-masing (http://www.mizan.com/index.php?).
Media blog dapat dinikmati atau digunakan oleh masyarakat tertentu dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Memiliki pengalaman dan berpendidikan yakni masyarakat yang rasionil. b. Mengetahui perkembangan dalam bidang teknologi informasi terutama internet. c. Memiliki kemampuan atau kompetensi dalam menggunakan internet khususnya blog.
2.3.3. Jenis-jenis Blog
1.
Blog politik, yakni blog yang memuat tema tentang berita politik, aktivis politik atau politikus, dan semua persoalan politik yang ditujukan untuk umum. Tak jarang para politisi memiliki blog pribadi yang biasanya digunakan untuk menuliskan gagasan dan opini seputar politi k.
2.
Blog pribadi, disebut juga buku harian online yang berisikan tentang pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan jahat, dan perbincangan teman.
54
3.
Blog bertopik, yakni blog yang membahas tentang sesuatu dan fokus pada bahasan tertentu.
4.
Blog kesehatan, yakni lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan-ketarangan tentang kesehatan, mengenai penyakit baru, penemuan obat terbaru, cara mengatasi suatu penyakit, cara hidup sehat dan masalah lain yang berkaitan dengan kesehatan.
5.
Blog sastra, yakni blog yang membahas seputar dunia sastra, misalnya berisi tentang prosa, puisi, sajak dan lainnya. Blog sastra lebih dikenal sebagai litblog ( Literary blog ).
6.
Blog perjalanan, yakni fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan keterangan-keterangan tentang perjalanan/traveling.
7.
Blog riset, yakni persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru, misalnya kasus bakteri pada susu formula yang menghebohkan Indonesia.
8.
Blog hukum, yakni blog yang membahas persoalan tentang hukum atau urusan hukum, disebut juga dengan blawgs ( Blog Laws).
9.
Blog
media,
yakni
berfokus
pada
bahasan
kebohongan
atau
ketidakkonsistensi media massa, biasanya hanya untuk Koran atau jaringan televisi. Karena berisifat online biasa disebut cybernews.
55
10. Blog agama, yakni blog yang membahas mengenai suatu agama, seperti membahas tentang agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, atau Budha. Hal-hal yang dimuat bermaksud untuk mempermudah bagi para pemeluk agama tersebut untuk memperdalam masalah ilmu agama. 11. Blog pendidikan, yakni blog yang membahas seputar dunia pendidikan, biasanya ditulis oleh pelajar atau guru yang biasanya berisi tentang mata pelajaran tertentu, berisi tentang soal dan pemecahannya. 12. Blog kebersamaan, yakni blog yang ditulis oleh kelompok tertentu untuk kepentingan kelompok tersebut. 13. Blog petunjuk (directory), yakni blog yang berisi ratusan link halaman website. Blog ini dapat membantu orang-orang yang mencari informasi di internet dengan kata kunci yang merajuk ke blog petunjuk dan kemudian menuju blog yang membahas tema yang dicari. 14. Blog bisnis, yakni blog yang dibuat untuk keperluan berbisnis, misal jual beli online atau hanya untuk sekedar sarana promosi. 15. Blog pengejawantahan, yakni blog yang fokus tentang objek diluar manusia seperti kucing, monyet, anjing dan lainya. 16. Blog pengganggu atau ( spam), yakni blog yang digunakan untuk promosi bisnis affiliate, juga dikenal sebagai splogs (Spam Blog ), disebut pengganggu karena keberadaan meraka bisa saja sebagai penipu. (Willsen, 2011: 4-5).
56
2.3.4. Tujuan Blog
Sekarang ini banyak sekali para penyedia jasa pembuatan blog, dari yang berbayar maupun gratis, seperti Blogspot, WordPress, Multiply, dan sebagainya. Seseorang membuat blog sudah tentu mempunyai tujuan tertentu yang sesuai dengan keinginan blogger sendiri. Secara umum tujuan membuat blog adalah sebagai berikut:
1. Untuk media beriklan atau memperkenalkan sesuatu. Terkadang seorang pengusaha, lembaga, atau organisasi juga memanfaatkan blog untuk media beriklan seperti memperkenalkan produk dan membuat official site organisasinya. Mengingat adanya penyedia blog gratis dapat menambah efisiensi biaya iklan. 2. Untuk media mencari uang. Lain halnya dengan beriklan mencari uang yang dimaksud adalah dengan menjual sesuatu melalui blog atau mengikuti program seperti google adsense, dll. 3. Untuk berbagi pengetahuan. Seorang blogger yang juga memiliki keahlian lain, misalnya komputer atau pertanian kadang membuat blog untuk mendokumentasi ilmunya, atau agar dapat dipelajari oleh orang lain. 4. Untuk catatan harian (pengalaman) atau hobi. Seorang blogger juga sering memasukan pengalaman pribadi mereka untuk diposting di blog. Pengalaman yang dimasukkan mengacu kepada pengalaman yang berbeda dan terbilang aneh atau ekstrim.
57
5. Untuk suatu jasa atau informasi tertentu. Blog dirancang untuk menyediakan suatu jasa atau informasi tertentu, misalnya memberikan informasi seputar dunia komputer, menyediakan data prestasi yang pernah
diraih
Indonesia,
jasa
download
film
gratis,
dll
(http://komputerdanalam.wordpress.com/komputer-2/tujuan-seorang blogger-membuat-sebuah-blog/).
2.3.5. Fungsi Blog
1. Fungsi blog sebagai diary Sudah banyak orang yang menggunakan blog sebagai diary, tidak hanya wanita, yang konon sering membuat diary. Dengan adanya blog banyak juga laki-laki yang menjadikan blog sebagai tempat pencurahan pikirannya. Selain isinya tentang cerita kehidupan, blog juga digunakan untuk saling berbagi ilmu, misalnya ilmu bisnis internet atau pun pelajaran sekolah. Mereka biasanya memberikan tutorial setelah melakukan ilmu tersebut. 2. Fungsi blog sebagai bisnis. Zaman sekarang ini banyak yang menggunakan blog sebagai ladang bisnis, misalnya membuat deskripsi sebuah produk yang ditawarkan, jadi mereka tidak perlu presentasi kembali karena orang yang datang akan membacanya sendiri. Pemilik blog hanya melakukan follow up kepada
58
orang yang benar-benar minat akan produk yang ditawarkan. Hebatnya lagi pengunjung blog akan langsung bertanya kepada blogger. Oleh karena itu, blog sangat penting juga untuk memaksimalkan bisnis. 3. Fungsi blog untuk branding Selain untuk fungsi di atas blog juga digunakan untuk branding seseorang atau sebuah produk, misalnya seorang internet marketer, dan blog adalah branding yang memberikan gambaran kepada pembaca tentang siapa dan seperti apa pemilik blog. Berikanlah yang terbaik untuk para pembaca agar mereka merasa puas dengan blog dan merekomendasikannya kepada orang lain. Di dunia online cepat terkenal baik/jelek tergantung kepada yang menciptakannya, karena berita di internet akan menyebar dengan sangat cepat (http://randasaputra.com/fungsi-blog-zaman-sekarang). 2.3.6. Langkah-langkah Membuat Blog
Langkah-langkah membuat blog di Blogger adalah sebagai berikut: 1)
Buka situs www.blogger.com
2)
Klik Daftar seperti gambar berikut.
59
3)
Langkah pertama, diantarkan pada sebuah halaman berupa formulir yang harus diisi, agar memiliki sebuah akun Google yang nantinya akan dipergunakan untuk mengakases blog yang dimiliki.
4)
Isikanlah negara tempat berada dan juga nomor ponsel pada halaman verifikasi akun, klik Langkah berikutnya .
5)
Kemudian pada halaman berikutnya klik Kirim kode verifikasi. Perusahaan Google tidak akan menggunakan data untuk yang tidaktidak.
60
6)
Dalam hitungan menit akan menerima kode tersebut berupa pesan di ponsel. Jika tidak, klik coba lagi. Masukkan kode tersebut pada kolom yang tersedia, kemudian klik Verifikasi.
7)
Langkah kedua klik TAMBAHKAN FOTO PROFIL jika ingin menampilkan foto profil pada blog. Namun jika tidak, dapat langsung klik Langkah berikutnya.
61
8)
Langkah ketiga, berhasil memiliki sebuah akun Google. Klik Kembali ke Blogger.
9)
Pada halaman berikutnya klik Blogger.
10) Pada halaman selanjutnya, Anda akan diantarkan pada halaman konfirmasi profil. Pada halaman ini klik Lanjutkan ke Blogger .
62
11) Untuk memberi judul serta alamat blog, klik Blog Baru.
12) Isikan judul, alamat blog, dan pilih template yang diinginkan kemudian klik Buat blog.
13) Anda dapat memposting sebuah artikel dengan mengklik gambar pensil pada kotak berwarna orange.
63
14) Masukkan tulisan atau artikel kemudian klik Publikasikan.
15) Untuk pilihan membagikan tulisan atau artikel pada publik atau teman saja, klik Tambahkan nama, lingkaran, atau alamat e-mail kemudian klik Bagikan.
16) Untuk melihat tampilan blog yang telah dibuat, klik lihat blog.
64
17) Anda dapat melihat tampilan blog yang telah dibuat.
2.3.7. Tampilan-tampilan Blog
Sebuah blog yang terawat dan didesain dengan indah, tentu akan memberikan sebuah perasaan nyaman terhadap pengunjung dan juga pemilik. Selain itu, aktivitas menulis blog juga dapat dikatakan aktivitas yang berkaitan erat dengan dunia kesenian. Oleh karena itu, menjadi seorang blogger kreatif, mendesain blog merupakan suatu keharusan (Willsen, 2011: 31). Terdapat lima menu utama untuk mendesain blog, masing – masing mempunyai fungsi yang berbeda. 1) Pilihan template
65
Terdapat beberapa pilihan template yang dapat dipilih agar blog terlihat indah dan menarik para pengunjung. Banyak sedikitnya pengunjung tergantung kepada kreativitas pemilik blog. 2) Menu background (Latar Belakang).
Berfungsi untuk mengganti warna atau gambar latar blog. pemilik blog hanya dapat memilih salah satu dari menampilkan warna latar saja atau gambar latar. Jika memilih gambar latar, maka warna latar yang sebelumnya telah dipilih akan tertutup. Perbedaannya adalah bila hanya menampilkan warna latar, maka blog akan lebih mudah diaksese karena tidak terlalu berat. Sedangkan bila memilih untuk menampilkan gambar latar, maka blog menjadi berat dan susah diakses. 3) Menu adjust widths (Sesuaikan Lebar).
66
Menu ini berfungsi untuk mengubah lebar kolom entri blog. Sedikit lebih lebar akan membuat kegiatan membaca lebih nyaman. Kemungkinan tampilan yang terlihat pada layar sedikit berbeda karena tergantung template yang dipilih. 4) Menu layout (Tata Letak).
Seperti halnya halaman pada koran atau majalah yang sebelum terbit dapat disusun kolom-kolomnya, blogspot juga memberikan fitur canggih kepada pengguna. Body layout berfungsi untuk mengendalikan letak kolom bagian atas blog. 5) Menu advanced (Tingkat Lanjut).
Menu ini berfungsi untuk menyetting jenis, warna, ukuran, tulisan, serta link , bingkai, dan juga background widget blog. Dalam hal ini,
67
pemilik blog dapat memilih bagian mana yang ingin diganti warna atau ukurannya. Misalkan entri, teks halama, teks judul blog atau entri, dan lain sebagainya (Willsen, 2011: 32-37). 2.4. Blog Sebagai media Dakwah
Kehidupan manusia modern ditandai dengan adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
memberikan
dampak
positif
dan
negatif
bagi
kehidupan
masyarakat. Dampak positif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di antaranya adalah adanya kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam menyelesaikan pekerjaan, meningkatkan wawasan dan pola pikir manusia dalam berbagai bidang kehidupan, dan meningkatnya kesejahteraan hidup manusia.
Sementara
dampak
negatifnya
adalah
munculnya
sikap
materialisme, konsumerisme dan hedonisme di kalangan masyarakat, munculnya berbagai macam patologi sosial dan terjadinya anomali atau keterasingan manusia baik terhadap dirinya, lingkungan, dan Tuhannya (Basit, 2006 : 61). Dalam kaitannya dengan Islam dan pemikiran Islam, peradaban modern menjadi sebuah tantangan sekaligus ancaman terhadap umat Islam. Dalam banyak hal, umat Islam merasa terikat dengan tradisi yang dikembangkan atas dasar ajaran universal dari agama yang dianutnya. Akan tetapi, dalam kenyataan praktis, peradaban modern terasa begitu kuat
68
mendesakkan nilai-nilai baru bagi perubahan sikap dan perilaku umat (Siradj, 1999 : 28). Ketika masyarakat memasuki era globalisasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi, tantangan yang dihadapi semakin rumit. Tantangan tersebut tidak mengenal ruang, batas, waktu dan lapisan masyarakat, melainkan ke seluruh sektor kehidupan dan hajat hidup manusia, termasuk agama. Artinya, kehidupan kegamaan umat manusia tidak terkecuali Islam di mana pun ia berada akan menghadapi tantangan yang sama. Meskipun diakui bahwa di satu sisi kemajuan IPTEK menciptakan fasilitas yang memberi peluang bagi pengembangan dakwah, namun antara tantangan dan peluang dakwah dewasa ini, agaknya agaknya tidak berimbang. Al-Qur‟an Al-Qur‟an memiliki nilai-nilai yang universal dan fleksibel dengan perkembangan zaman. z aman. Nilai Al-Qur‟an Al-Qur‟an yang demikian ini membentuk m embentuk sikap Islam yang terbuka dan mudah beradaptasi atau akulturasi terhadap budaya lain. Media teknologi merupakan perwujudan dari adaptasi dan akulturasi antara dakwah Islam dengan teknologi informasi.
Hingga saat ini aktivitas dakwah dikalangan umat muslim masih tetap berlangsung dan perhatian pada dakwah semakin besar. Dakwah tidak lagi dilakukan sebatas pemberian khutbah di masjid/mushalla, kantor-kantor, sekolah dan lembaga formal lainnya. Seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi informasi penyebaran dakwah Islamiyah tersebar melalui media
69
teknologi, khususnya teknologi informasi seperti internet. Kegiatan dakwah akan dapat berjalan secara efektif dan efisien harus menggunakan cara-cara yang strategis dan tepat dalam menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT. Salah satu aspek yang bisa ditinjau adalah dari segi sarana dan prasarana dalam hal ini adalah media dakwah, karena dakwah merupakan kegiatan yang bersifat universal yang menjangkau semua segi kehidupan manusia, maka dalam penyampaiaannya pun harus dapat menyentuh semua lapisan atau tingkatan baik dari sudut budaya, sosial, ekonomi, pendidikan dan kemajuan teknologi
lainnya
(http://zamrishabib.wordpress.com/2011/02/15/dakwah-
melalui-dunia-maya/). melalui-dunia-maya/).
Dalam konteks media dakwah, teknologi informasi dan internet bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah. Salah satunya adalah memudahkan transformasi data berupa tulisan, opini, artikel atau data dalam format apapun yang berisi tema-tema Islam atau dakwah melalui media elektronik dan internet. Akhirnya kemudian muncul istilah e-dakwah, e-dakwah, yaitu aktivitas dakwah yang didukung oleh teknologi elektronik atau teknologi informasi. Dengan dukungan internet pengajian-pengajian yang selama ini konvensional (ulama bertemu jamaahnya secara fisik) akan bisa di lengkapi dengan pengajian maya (jamaah bisa berinteraksi dengan ulamanya melalui internet).
Blog adalah istilah baru yang telah banyak dikenal secara umum oleh masyarakat pengguna internet seluruh dunia. Blog adalah kependekan dari web log. Blog terdiri dari komentar dan berita dalam sebuah judul atau
70
tema, seperti makanan, politik, agama, atau berita lokal, yang beberapa fungsinya cenderung untuk perseorangan sebagai on-line diary. Populernya blog merupakan media yang tidak bisa dihindari karena sudah menjadi peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Dengan adanya akses internet, maka sangat banyak informasi yang mudah didapat dan layak diakses oleh masyarakat dunia, baik untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lainnya. Dengan munculnya jaringan internet dianggap sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi dan informasi. Dakwah melalui blog merupakan suatu inovasi terbaru dalam syiar Islam, dan tentunya akan memudahkan para da‟i dalam m elakukan aktivitas dakwah. Penggunaan media blog sebagai media dakwah merupakan kesempatan dan tantangan untuk mengembangkan dan memperluas cakrawala dakwah Islamiyah. Dakwah melalui blog dilakukan dengan membuat tulisan ( posting ) yang mengandung nilai-nilai dakwah. Agar blog menarik, maka perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut: 1. Menggunakan kata-kata yang menarik pada judul posting. Selain judul yang menarik perhatian, judul juga harus selaras dengan isinya dan judul posting sebaiknya diatur sedemikian rupa agar bisa menarik minat pengunjung blog.
71
2. Menggunakan gambar atau tampilan yang menarik Gambar yang menarik akan membuat mata cepat menangkapnya. Ini menjadi awal untuk menarik perhatian. Syaratnya, jangan gunakan gambar dengan ukuran terlalu besar, baik ukuran fisik maupun besar file. Gambar yang terlalu besar memperlambat akses blog. Ukuran gambar terlalu besar juga merusak lay-out . Jika gambar terlalu besar, gunakan thumbnail yang jika diklik akan membawa pengunjung ke gambar yang lebih besar.
3. Membuat format daftar Penggunaan bentuk daftar ini tidak terlalu melelahkan mata pengunjung. Format daftar disesuaikan dengan isi blog, jika isi blog berupa cerita detail maka tidak perlu dibuat daftar.
72
4. Memisahkan paragraf panjang Paragraf yang terlalu panjang akan membuat pengunjung blog merasa jenuh dan tidak berminat membaca. Maka diperlukan penggunaan kata yang tidak terlalu berlebihan. 5. Memberikan kata pengantar Menceritakan prolog mengapa posting dibuat dan jika perlu menambahkan tujuan yang ingin dicapai. Menyampaikan pula batasan pembahasan jika tidak ingin terlampau jauh membahas suatu materi. Jika pengunjung blog belum terlalu banyak, blog yang diatur dan dikelola dengan baik akan membuat nyaman pemilik blog dan pengunjung (http://www.vavai.com/blog/index.php?/archives/234-Tips-Membuat-IsiBlog.html&serendipity[entrypage]=all).
(http://sesukakita.wordpress.com/2012/04/16/terjebak-kebiasaan/).
73
Blog dakwah pada intinya sama dengan blog yang pada umumnya, namun yang berbeda hanyalah pada tema yang diusung pada blog tersebut dan isinya. Blog dakwah tidak hanya berisikan tafsir yang sukar dipahami dan isinya bahasa Arab semua. Blog dapat berupa share kisah-kisah hikmah yang membawa kebaikan jika telah membacanya, puisi yang menyeru kepada shalat, puasa, zakat, tolong menolong, berdakwah, dan bahkan jihad, cerpen Islami, tips dan trik bermuamalah, dan lain-lain sesuai dengan kapabilitas ilmu.
Melalui teknologi blog, dakwah Islam bisa menyediakan berbagai kemudahan. Pertama, blog menyediakan berbagai kemudahan seperti penyampaian kajian-kajian Islam. Kedua, blog memberikan suatu ruang yang menawarkan sebuah dialog atau komentar dari para pengunjung blog tersebut sehingga pelaksanaan dakwah dapat dilakukan dengan baik. Dengan berbagai komponen yang dimiliki, blog dapat dijadikan wahana pencarian berbagai informasi dalam upaya peningkatan iman dan amal saleh setiap muslim yang selanjutnya pada saat yang sama peningkatan iman dan amal yang dicapai akan menjadikan/menempatkan dirinya sebagai sumber dibutuhkan oleh muslim lainnya.
informasi yang
BAB III GAMBARAN UMUM FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG, KONDISI MAHASISWA, INTERNET (BLOG) DI KAMPUS 3.1. Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang 3.1.1. Visi dan Misi
Fakultas Dakwah IAIN Walisongo sebagai bagian dari Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam memiliki visi, misi dan tujuan. Visi dan misi Fakultas Dakwah sebagaimana visi dan misi IAIN Walisongo adalah : 1. Visi
Terwujudnya Fakultas Dakwah yang Unggul dan kompetitif dalam pendidikan, pengembangan dan penerapan ilmu dakwah. 2. Misi
1) Menyelenggarakan
pendidikan
ilmu
dakwah
yang
dialogis,
partisipatoris, humanis, dan egaliter. 2) Mengembangkan ilmu dakwah melalui pendekatan interdisipliner dan multi disipliner. 3) Menerapkan ilmu dakwah secara kritis, kreatif dan inovatif.
74
75
3.1.2. Profil
Fakultas Dakwah merupakan fakultas tertua di lingkungan IAIN Walisongo Semarang yang berdiri
sejak tanggal 6 April 1970. Gagasan
pendiriannya diilhami oleh kenyataan, bahwa di Jawa Tengah belum terdapat lembaga Pendidikan Tinggi Islam yang mampu melahirkan dai- da’i professional serta mampu membimbing dalam meningkatkan kualitas keimanan di tengah-tengah masyarakat. Pada perkembangannya, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo selalu berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan serta tuntutan zaman. Seiring pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), Fakultas Dakwah
IAIN
Walisongo
Semarang
berupaya
mencetak
da’i-da’i
professional serta kapabel di berbagai bidang. Melalui arahan serta bimbingan dosen-dosen yang kompeten di bidangnya. Saat ini Fakultas Dakwah telah membuka 3 (tiga) PRODI (Program Studi) S-1: 1.
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
2.
Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
3.
Manajemen Dakwah (MD)
serta 1 (satu) Program Magister (S-2) Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam yang dikelola Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang.
76
3.1.3. Sejarah Singkat
Fakultas Dakwah IAIN Walisongo di Semarang didirikan pada tahun 1969 atas prakarsa Drs. H. Masdar Helmy (Kepala Jawatan Penerangan Agama Provinsi Jawa Tengah) dan Drs. Soenarto Notowidagdo (anggota BPH Provinsi Jawa Tengah). Kuliah perdana dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 1969 dengan menempati gedung Yayasan Pendidikan Diponegoro di Jln. Mugas No. 1 Semarang. Kedua beliau itulah sebagai perintis sekaligus sebagai Panitia Pendiri Fakultas Dakwah dalam rangka mendapatkan pengesahan Penegerian dari Menteri Agama. Pada tanggal 6 April 1970 dengan Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 30 Tahun 1970 maka secara sah dan resmi Fakultas Dakwah menjadi salah satu fakultas yang berada di IAIN Walisongo Semarang. Sedangkan berdirinya IAIN Walisongo ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 31 Tahun 1970 pada tanggal yang sama yakni 6 April 1970 (Kemenag, 1990: 66). 3.1.4. Struktur Organisasi Tahun 2012
Dekan
: Dr. Muhammad Sulthon, M.Ag.
Pembantu Dekan I
: Drs. H. Anasom, M. Hum.
Pembantu Dekan II
: Drs. H. Nurbini, M.S.I.
77
Pembantu Dekan III
: Drs. H. Ahmad Anas, M.Ag.
Kajur KPI
: H. M. Alfandi, M.Ag.
Sekjur KPI
: Ahmad Faqih, S.Ag, M.S.I
Kajur BPI
: Hj. Mahmudah, S.Ag, M.Pd.
Sekjur BPI
: Safrodin, M.Ag.
Kajur MD
: Saerozi, S.Ag, M.Pd.
Sekjur MD
: Ariana Suryorini, SE, M.MSI
Kabag TU
: Drs. Ahmad Sholeh, M.Ag.
Kasubag Kepeg dan Keu
: Soimah, S.Ag.
Kasubag Kemahasiswaan
: Muhammad Royani, SH
Kasubag Akademik
: Ja’far Baihaqi, S.Ag, MH
Kasubag Umum
: H. Masyhuri, S.Ag (data Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo Semarang). 3.1.5. Sarana dan Prasarana
Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan Fakultas Dakwah, maka dibutuhkan muatan kurikulum, Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia dan memadai seperti tenaga pengajar (dosen), pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) dan evaluasi, serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan pendidikan. Dalam
78
kegiatan pekuliahan maupun diluar perkuliahan, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang memiliki berbagai sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan pendidikan. Selain gedung serta sarana lain untuk kantor dan kelas, Fakultas Dakwah memiliki LCD proyektor dan komputer pada setiap kelas untuk menunjang
kegiatan
perkuliahan
serta
agar
mahasiswa
mengetahui
perkembangan media pembelajaran saat ini. Dengan metode tersebut diharapkan mahasiswa mengetahui cara menggunakan sarana tersebut baik di dalam maupun diluar kegiatan perkuliahan. Laboratorium merupakan tempat pembinaan bagi mahasiswa agar lebih berkualitas di dalam mengusai ilmu pengetahuan akademik dan pendidikan keterampilan
profesional.
Laboratorium
Fakultas
Dakwah
memiliki ruangan-ruangan khusus serta kelengkapan peralatan seperti: (1) Divisi Broadcasting, yang dilengkapi dengan ruang Studio Siaran Radio dan ruang Studio Produksi Siaran Radio kedap suara lengkap dengan peralatan siarnya. Selain itu juga dilengkapi dengan ruang Production House (Produksi Siaran TV dan Film) kedap suara lengkap dengan peralatannya, (2) Divisi Publishing, yang dilengkapi dengan ruang percetakan lengkap dengan peralatan cetak, (3) Ruang Media Tradisional, yang dilengkapi dengan ruang micro preaching, yang dilengkapi dengan peralatan modern, seperti video shooting. Selain itu devisi ini memiliki peralatan tradisional, seperti gamelan dan wayang kulit yang biasa digunakan para wali ketika melaksanakan
79
dakwahnya, (4) Divisi Konseling, yang dilengkapi dengan ruang kedap suara untuk latihan dan praktek konseling. Selain itu, untuk melaksanakan fungsi divisi ini telah dibentuk Lembaga Bimbingan Konseling Islami (LBKI), (5) Divisi Penelitian dan Pengembangan, yang dilengkapi dengan operation room lengkap dengan berbagai peralatan, seperti komputer, yang berfungsi sebagai penyusunan data dan pusat informasi data. Selain itu tersedia ruangan seminar dan diskusi dengan kapasitas 200 orang, (6) Divisi Kelembagaan Islam, yang dilengkapi dengan ruang ekspose lengkap dengan peralatan-peralatan presentasi, seperti Laptop, LCD, OHP, dan lain-lain. Selain itu juga terdapat ruang praktikum manajemen kelembagaan Islam, seperti menejemen wisata religious, haji dan umroh (http://fandyiain.blogspot.com/2011/04/fungsilaboratorium-dakwah.html). Bagi para mahasiswa yang mengikuti organisasi baik intra maupun ekstra, pihak Fakultas juga menyediakan ruang khusus bagi setiap organisasi. Selain itu, seluruh mahasiswa juga dapat menikmati akses internet hampir di setiap gedung di IAIN Walisongo Semarang dengan adanya fasilitas Wi-Fi. Mahasiswa dapat menikmati fasilitas tersebut setiap saat dimanapun berada selama masih dalam kawasan IAIN Walisongo Semarang. Mereka dapat memanfaatkannya untuk mencari tugas atau hanya untuk mengakses facebook dan jejaring sosial lainnya. Sebagai
mahasiswa
Fakultas
Dakwah
sudah
seharusnya
memanfaatkan sarana tersebut untuk kegiatan positif terutama dakwah. Melihat kelebihan yang dimiliki internet, sangat tepat jika dijadikan sebagai
80
media dakwah. Blog merupakan media baru juga dapat digunakan sebagai salah satu media dakwah, tinggal bagaimana seorang da’i mengemas dakwahnya melalui blog dan dapat menarik minat pengunjung blog untuk membacanya. 3.2. Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang
Mahasiswa merupakan pelajar, atau seseorang yang menghadiri sebuah institusi pendidikan. Fakultas Dakwah merupakan fakultas yang mengedepankan materi ilmu dakwah dan ilmu lain yang menunjang kegiatan dakwah. Mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih jurusan yang diinginkan. Di lain pihak, mahasiswa juga dibebaskan untuk memilih UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang diminati untuk mengembangkan potensi diri mahasiswa masing-masing. Seiring berkembangnya media teknologi informasi, IAIN Walisongo Semarang memberikan fasilitas internet (area WiFi) pada setiap kampus. Banyak mahasiswa, dosen, dan karyawan yang menggunakan fasilitas internet untuk berbagai kepentingan. Mahasiswa Fakultas Dakwah banyak yang menggunakan fasilitas internet hampir setiap hari. Banyak mahasiswa yang menggunakan internet untuk mencari tugas, e-mail , website, facebook, blog, dan lain sebagainya. Mahasiswa Fakultas Dakwah merupakan mahasiswa yang memiliki kemampuan dalam bidang dakwah dan teknologi komunikasi. Mahasiswa fakultas ini diberikan pengajaran mengenai berdakwah pada era modernisasi
81
seperti saat ini. Memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi sebagai media dakwah sudah tentu menjadi tugas bagi seorang da’ i khususnya mahasiswa Fakultas Dakwah sebagai calon da’i. Salah satu produk keberagamanan media internet adalah blog. Blog dapat dijadikan sebagai salah satu media dakwah di tengah persaingan perkembangan teknologi informasi. Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo berdasarkan hasil registrasi tahun 2012 berjumlah 759 mahasiswa. Berdasarkan jumlah mahasiswa tersebut laki-laki sebanyak 325 dan perempuan sebanyak 434 (data Fakultas Dakwah). Sedangkan jumlah mahasiswa menurut jumlah masing-masing jurusan sebagai berikut. TABEL JUMLAH MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH MENURUT JURUSAN TAHUN 2012
No
Jurusan
Jumlah
1
KPI (Komunikasi Penyiaran Islam)
296
2
BPI (Bimbingan Penyuluhan Islam)
295
3
MD (Manajemen Dakwah)
168
Jumlah
759
82
Dari beberapa mahasiswa Fakultas Dakwah yang memiliki blog, kebanyakan blog mereka berisi artikel dan cerpen. Masih jarang yang mem posting artikel atau cerpen yang berisi muatan dakwah atau ajaran Islam. Fenomena seperti ini tidak seharusnya terjadi pada mahasiswa Fakultas Dakwah yang memiliki ilmu dan kemampuan khususnya
dalam bidang
dakwah. Kaum akademisi atau mahasiswa yang peka terhadap perkembangan media informasi sudah semestinya memanfaatkan dan menggunakannya dengan hal-hal yang positif dan sebaik mungkin. 3.3. Internet di Kampus
Teknologi di era globalisasi telah mengalami kemajuan yang begitu pesat, beragai macam media komunikasi bersaing dalam memberikan informasi yang tanpa batas. Dunia kini bergulir dalam proses revolusi informasi dan komunikasi yang melahirkan peradaban baru sehingga mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas sosial. Kehadiran media massa, seperti surat kabar, radio, televisi dan internet, sebagai komunikasi abad modern telah berpengaruh luas. Suatu pesan atau berita dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat dalam waktu yang relatif singkat. Fasilitas internet merupakan yang terlengkap dan terefisien, dimana segala bentuk dan macam informasi dapat diakses dengan mudah dan murah.
83
Internet
berasal
dari
kata
Interconnection
Networking
yang
mempunyai arti hubungan komputer dan berbagai tipe komputer
yang
membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, wireless, dan lainnya (Sutarman, 2003: 4). Perlu digarisbawahi bahwa internet tidak sama dengan web. Internet adalah sebuah jaringan komputer global, yang terdiri dari jutaan komputer yang saling terhubung dengan menggunakan protokol yang sama untuk berbagi informasi secara bersama. Jadi internet merupakan kumpulan atau penggabungan jaringan komputer local atau LAN menjadi jaringan komputer global atau WAN. Jaringan-jaringan tersebut saling berhubungan atau berkomunikasi satu sama lain dengan berbasiskan protokol IP ( Internet Protocol ) dan TCP (Transmission Control Protocol ) atau UDP (User Datagram Protocol ), sehingga pengguna pada setiap jaringan dapat mengakses semua layanan yang disediakan oleh setiap jaringan (Supriyanto, 2007: 336). Internet dapat dianggap sebagai super jaringan, suatu jaringan dari jaringan-jaringan komputer. Pemakai internet dapat sal ing berkomunikasi dan berbagi informasi, di manapun
meraka berada, di negeri atau bahkan di
benua yang berlainan (Husni, 2004 : 7). Kampus IAIN Walisongo Semarang merupakan salah satu kampus yang menggunakan teknologi internet, dimana setiap mahasiswa dapat
84
mengakses internet dengan tujuan masing-masing. Pihak institut semakin meningkatkan fasilitas yang ada untuk para mahasiswa, agar semua mendapatkan kemudahan untuk mengakses internet. Sesuai dengan tujuan memaksimalkan kemampuan mahasiswa untuk menggunakan atau bahkan membuat karya dalam bentuk aplikasi komputer dan informasi lebih cepat berkembang.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi menuntut mahasiswa dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Mahasiswa menggunakan fasilitas internet sebagai media untuk mencari tugas atau sekedar online melalui dunia maya seperti facebook, blog, twitter, website, dan sebagainya.
Akhir-akhir ini, keberadaan blog telah menjadi kebutuhan bahkan gaya hidup sebagian masyarakat. Kegiatan blogging telah menjamur dari berbagai kalangan dan setiap elemen masyarakat. Blog digunakan sebagai buku harian, ungkapan opini, ide, kreatifitas hingga untuk mengambil penghasilan lebih dari berbagai macam bisnis dunia maya, semua itu tergantung pada pemilik blog masing-masing.
Blog adalah istilah dalam dunia maya yang sangat dikenal oleh para penggiat IT. Kata Blog berasal dari kata weblog yang diperkenalkan pertama kali sejak tahun 1998 oleh John Barger. Dia memberi nama Weblog untuk menspesifikasikan istilah website yang bersifat pribadi dan sering di update dari waktu ke waktu. Dengan kata lain blog itu adalah website yang bersifat
85
personal, yang memuat opini personal dan hal-hal lain yang merupakan aktualisasi diri pembuatnya secara personal yang ingin dikabarkan pada komunitas global. Meskipun personal, isinya dapat dinikmati siapa saja darimana saja dan kapan saja. Blog sangat banyak diminanti oleh para penggiat di dunia maya karena dapat menjadi rumah kedua untuk menyalurkan hobi bahkan promosi.
3.4. Persepsi Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang tentang Blog sebagai Media Dakwah
Begitu menariknya blog di kalangan mahasiswa dan khususnya mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, maka penulis mencoba menggali informasi dari kalangan mahasiswa di Fakultas Dakwah mengenai blog sebagai media dakwah.
a. Blog sebagai suatu kebutuhan bahkan gaya hidup
Menurut Qudsiyatul Fitriyah (mahasiswa aktif organisasi), blog merupakan kebutuhan tambahan yang perlu digunakan dalam berdakwah karena zaman modern sekarang tidak bisa lepas dari penggunaan akses internet (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Tinwarotul Fatonah (mahasiswa UKM), dia membenarkan jika blog memang menjadi suatu gaya hidup, namun blog belum merambah kesemuanya seperti facebook dan twitter (wawancara tanggal 15 Mei 2012).
86
Keterangan dari Baitin (mahasiswa aktif organisasi), blog memang menjadi sebuah gaya hidup sesuai dengan era sekarang ini (wawancara tanggal 15 Mei 2012). Achmad Hasyim (mahasiswa UKM) berpendapat bahwa blog merupakan kebutuhan biasa akan tetapi perlu diberdayakan (wawancara 07 Mei 2012). Begitu juga Lulu’ Fajriyatus Sa’adah (mahasiswa UKM), blog menjadi salah satu wadah atau sarana untuk lebih eksis (wawancara tanggal 25 Mei 2012).
Berdasarkan wawancara dengan Nur Istirohah (mahasiswa), dengan berkembangnya berkembangnya IPTEK yang begitu cepat di era globalisasi seperti ini, blog dirasa sebagai sarana yang paling diminati dan efektif dalam menyampaikan informasi. Jadi sudah sewajarnya jika blog menjadi kebutuhan bahkan gaya hidup (wawancara tanggal 25 Mei 2012). Achmad Khoirul Anam (mahasiswa UKM) juga menyatakan blog merupakan kebutuhan sekaligus gaya hidup (wawancara tanggal 9 Mei 2012).
Menurut Ahmad Rokhimin (mahasiswa), memang di zaman sekarang ini blog menjadi kebutuhan bahkan sangat dibutuhkan oleh kalangan-kalangan tertentu (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Jadi Utomo (mahasiswa) juga menyatakan jika blog sebagai sebuah kebutuhan atau gaya hidup karena tuntutan perkembangan IT (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Sejalan dengan hal tersebut, Rizky Agustya Putri menyatakan di zaman modern seperti ini tidak mengenal blog akan ketinggalan info dan teknologi, blog memang menjadi sebuah kebutuhan kebutuhan (wawancara tanggal 27 Mei 2012).
87
Berbeda dengan Safitri Yulikhah (mahasiswa UKM), blog sebagai kebutuhan atau gaya hidup hanya bagi mereka yang merasa kenal dengan dunia maya (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Iik Fitri Mayanti (mahasiswa UKM) juga berpendapat jika blog merupakan suatu gaya hidup bagi orang tertentu saja (wawancara tanggal 24 Mei 2012). Selain itu, Muhammad Khoirudin (mahasiswa UKM) juga berpendapat bahwa blog menjadi kebutuhan bahkan gaya hidup bagi yang sudah mengenal blog (wawancara tanggal 11 Mei 2012).
Keterangan dari Nur Fatimah (mahasiswa UKM), blog tidak menjadi sebuah kebutuhan bahkan gaya hidup karena hanya orang-orang tertentu saja (wawancara tanggal 27 Mei 2012). Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Tri Winarni (mahasiswa UKM), blog bukan menjadi gaya hidup karena hanya sebagian orang saja yang mengetahui blog (wawancara tanggal 15 Mei 2012).
Tabel 1 Blog Sebagai Kebutuhan Bahkan Gaya Hidup Jawaban
Frekuensi
%
Terbesar
Kebutuhan bahkan gaya hidup sesuai
10
67%
67 %
3
20%
-
2
13%
-
15
100%
-
perkembangan IT Kebutuhan atau gaya hidup bagi orangorang tertentu saja Bukan kebutuhan atau gaya hidup karena hanya orang-orang tertentu saja JUMLAH
88
Dari tabel 1 tentang blog sebagai kebutuhan bahkan gaya hidup dari mahasiswa yang menjadi informan dapat dibaca: 67% sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa blog memang suatu kebutuhan bahkan gaya hidup sesuai dengan perkembangan IT. Sebagian lagi menyatakan sebagai kebutuhan atau gaya hidup bagi orang-orang tertentu saja sebesar 20%. Sedangkan yang lain sebanyak 13% menyatakan bukan sebagai kebutuhan bahkan gaya hidup karena hanya bagi orang-orang tertentu. ini dapat dintepretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa menganggap blog sebagai kebutuhan bahkan gaya hidup.
b. Blog menjadi media dakwah
Menurut Tinwarotul Fatonah (mahasiswa UKM), blog sangat bagus sekali digunakan sebagai media dakwah, namun di tengah perkembangan teknologi yang dapat mengakses blog hanya orang-orang tertentu seperti kaum intelektual (wawancara tanggal 15 Mei 2012). Achmad Hasyim juga berpendapat sama, blog dijadikan media dakwah sangat bagus asalkan referensi yang di tulis di blog valid (wawancara 7 Mei 2012). Menurut Baitin Chusnul Khotimah (mahasiswa aktif organisasi), memang blog menjadi sebuah peluang untuk kegiatan dakwah di era IT sekarang (wawancara tanggal 15 Mei 2012).
Lulu Fajriyatus Sa’adah (mahasiswa UKM), berpendapat bahwa jika blog menjadi media dakwah tidak masalah karena berdakwah memerlukan sarana dan blog salah satunya (wawancara 25 Mei 2012). Nur Istirohah
89
(mahasiswa) juga menanggapi positif dan akan lebih memberikan suatu nuansa yang berbeda (wawancara tanggal 25 mei 2012). Menurut Safitri Yulikhah (mahasiswa UKM), blog sebagai media dakwah mungkin dapat menjadi alternatif dakwah tersendiri (wawancara tanggal 14 Mei 2012).
Keterangan dari Achmad Khoirul Anam (mahasiswa UKM), blog sebagai media dakwah sangat apresiasif karena memanfaatkan media yang sedang berkembang (wawancara tanggal 9 Mei 2012). Qudsiyatul Fitriyah (mahasiswa aktif organisasi), blog memang perlu digunakan dalam berdakwah karena sekarang ini merupakan zaman modern yang tidak bisa lepas dari penggunaan internet (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Iik fitri Mayanti (mahasiswa UKM) juga menyatakan bahwa blog saat ini membawa perubahan dan untuk menambah pengetahuan terutama kepada mahasiswa untuk mencari tambahan data-data (wawancara tanggal 24 Mei 2012).
Menurut Muhammad Khoirudin (mahasiswa UKM), blog sebagai media dakwah sangat efektif, sesuai dengan perkembangan zaman seperti ini (wawancara tanggal 11 Mei 2012). Ahmad Rokhimin (mahasiswa), blog sebagai media dakwah justru sangat baik bahkan menarik sekali (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Jadi Utomo (mahasiswa) juga menyatakan hal yang sama, blog sebagai media dakwah bagus dan menarik (wawancara tanggal 14 Mei 2012).
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Nur Fatimah (mahasiswa UKM), blog sebagai media dakwah dianggap bagus karena memanfaatkan
90
media yang sedang berkembang saat ini (wawancara tanggal 27 Mei 2012). Tri Winarni (mahasiswa UKM), blog menjadi media dakwah memang bagus sekali, selain menggunakan lisan dan tulisan kita dapat menggunakan media yang berkembang seperti blog (wawancara tanggal 15 Mei 2012). Sedangkan Rizky agustya Putri berpendapat kurang efektif karena tidak setiap orang selalu mengakses blog (wawancara tanggal 27 Mei 2012).
Tabel 2 Blog Menjadi Media Dakwah Jawaban
Frekuensi
%
Terbesar
Sangat bagus
12
80%
80%
Peluang kegiatan dakwah
1
6,7%
-
Alternatif dakwah
1
6,7%
-
Kurang efektif
1
6,7%
-
JUMLAH
15
100%
-
Dari tabel 2 diatas, yaitu tentang blog menjadi media dakwah dapat dibaca: 80% sebagian besar informan menyatakan bahwa blog menjadi media dakwah sangat bagus. Sebagian kecil (6,7%) menyatakan blog menjadi media dakwah merupakan peluang bagi kegiatan dakwah. Sebagian kecil (6,7%) lagi menyatakan alternatif dakwah. Sedangkan sebagian kecil (6,7%) lagi menyatakan kurang efektif. Dari sini dapat dintepretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa menanggapi blog menjadi media dakwah sangat bagus.
91
c. Kelebihan dan kekurangan berdakwah melalui blog
Berdasarkan
wawancara dengan Tinwarotul Fatonah (mahasiswa
UKM), kelebihannya dakwah lebih bisa di update tiap hari, dokumen tidak hilang atau tahan lama. Kekurangannya (1) tidak semua orang bisa mengakses blog, (2) blog kalah populer dengan jejaring sosial lain seperti facebook dan twitter (wawancara tanggal 15 Mei 2012). Achmad Hasyim (mahasiswa UKM), kelebihan: berdakwah melalui blog membuktikan bahwa berdakwah di era modern seperti ini masih dapat dilakukan, kekurangan: masyarakat yang menggunakan blog sebagai media dakwah terbilang masih sedikit (wawancara tanggal 7 Mei 2012). Baitin Chusnul Khotimah (mahasiswa aktif organisasi), kelebihannya adalah dakwah di era modern juga bisa dilakukan melalui alat informatika, sedangkan untuk kekurangan sifatnya tidak bisa menyeluruh ke semua kalangan masyarakat (wawancara tanggal 15 Mei 2012).
Menurut Lulu’ Fajriyatus Sa’adah (mahasiswa UKM), kelebihan: tertulis, jadi dapat dibaca kapan saja. Kekurangan: bagi yang tidak paham dunia online, dakwah lewat blog sama sekali tidak berpengaruh (wawancara tanggal 25 Mei 2012). Nur Istirohah (mahasiswa) menyatakan, kelebihannya: 1) mudah diakses, 2) menjadikan kita lebih mudah mencari materi dakwah yang kita butuhkan, 3) lebih efisien dan mempersingkat waktu, 4) kita tidak perlu pergi jauh-jauh. Kekurangannya:(1) kurang disosialisasikan, (2) bagi orang yang tidak mengerti teknologi lebih tidak mengerti
(wawancara
92
tanggal 25 Mei 2012). Safitri Yulikhah (mahasiswa UKM), untuk kelebihannya yaitu dapat menjangkau masyarakat luas tanpa mengenal batas, jarak, dan waktu. Kalau dari segi kekurangannya mungkin mad’unya dari kalangan mahasiswa atau akademisi dan orang-orang yang awam tidak bisa menikmati dakwah melalui blog (wawancara tanggal 14 Mei 2012).
Keterangan dari Achmad Khoirul Anam (mahasiswa UKM), seperti kelebihan
dan
kekurangan
teknologi
(mendekatkan
yang
jauh
dan
menjauhkan yang dekat) (wawancara tanggal 9 Mei 2012). Qudsiyatul Fitriyah (mahasiswa aktif organisasi), kelebihannya adalah dapat diaksese dimana saja, kapan saja, dan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Menurut Iik Fitri Mayanti (mahasiswa UKM), kelebihannya kapan saja bisa, dimana saja bisa, dan ketika ingin mengakses blog tinggal mengetik apa yang diinginkan. Sedangkan kekurangan untuk orang awam mengakses blog masih banyak bertanya-tanya apa itu blog (wawancara tanggal 24 Mei 2012).
Menurut
Muhammad
Khoirudin
(mahasiswa
UKM),
untuk
kelebihannya dapat disampaikan serentak, sedangkan kekurangannya hanya orang yang sering akses internet yang akan membacanya (wawancara tanggal 11 Mei 2012). Ahmad Rokhimin (mahasiswa), untuk kelebihan, dapat menjangkau masyarakat secara luas tanpa mengenal jarak dan waktu, sedangkan kekurangannya adalah dakwah melalui blog kurang berhasil karena blog hanya dapat diakses bagi mereka yang mengerti atau biasanya
93
kaum intelek (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Jadi Utomo (mahasiswa) juga menyatakan, kelebihan: dapat menjangkau khalayak luas, kekurangan: sedikitnya pemilik blog dakwah (wawancara tanggal 14 Mei 2012).
Masih mengenai kelebihan dan kekurangan blog, Nur Fatimah (mahasiswa UKM) berpendapat, kelebihan: lebih efisien karena tidak perlu pergi ke suatu majlis, cukup dengan adanya akses internet kita dapat menerima materi dakwah. Kekurangan: masih sedikitnya pemilik blog dakwah (wawancara tanggal 27 Mei 2012). Rizky Agustya Putri (mahasiswa UKM), kelebihannya tidak membutuhkan waktu lama dan tidak terikat waktu, sedangkan kekurangannya belum dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat (wawancara tanggal 27 Mei 2012). Tri Winarni (mahasiswa UKM), kelebihannya adalah kemudahan dalam mengakses blog bagi orangorang tertentu, kekurangannya bagi orang yang awam akan sama sekali tidak mengenal (wawancara tanggal 15 Mei 2012).
Tabel 3 Kelebihan Berdakwah Melalui Blog Jawaban
Frekuensi
%
Terbesar
Dapat diupdate tiap hari
1
6,7%
-
Lebih efisien
2
13%
-
Tidak mengenal jarak dan waktu
7
47%
47%
Menjangkau masyarakat luas
2
13%
-
Dapat disampaikan serentak
1
6,7%
-
Di era modern masih dapat berdakwah
2
13%
-
JUMLAH
15
100%
-
94
Dari tabel 3 tentang kelebihan berdakwah melalui blog dapat dibaca: 47% sebagian besar mahasiswa menyatakan tidak mengenal jarak dan waktu. Sebagian kecil (13%) menganggap lebih efisien, (13%) menjangkau masyarakat luas,(13%) di era modern masih dapat berdakwah. Ada juga mahasiswa yang menyatakan dapat diupdate tiap hari sebesar 6,7% dan 6,7 lagi menyatakan dapat disampaikan serentak. Ini dapat diintepretasikan bahwa berdakwah melalui blog memilki kelebihan tidak mengenal jarak dan waktu.
Tabel 4 Kekurangan Berdakwah Melalui Blog Frekuensi
%
Terbesar
10
67%
67%
3
20%
-
Menjauhkan yang dekat
1
6,7%
-
Bersifat tidak menyeluruh
1
6,7%
-
JUMLAH
15
100%
-
Jawaban Tidak semua orang mengerti tentang blog Sedikitnya orang yang memiliki blog dakwah
Dari tabel 4 tentang kekurangan berdakwah melalui blog dapat dibaca: 67% sebagian besar mahasiswa menganggap tidak semua orang mengerti tentang blog. Sebagian kecil menyatakan sedikitnya orang yang memiliki blog sebesar 20%. Ada juga yang menganggap menjauhkan yang dekat dan bersifat tidak menyeluruh sebesar masing-masing 6,7%. Ini dapat diintepretasikan bahwa berdakwah melalui blog memiliki kekurangan tidak semua orang mengerti tentang blog.
95
d. Dakwah melalui blog dianggap efektif
Menurut Tinwarotul Fatonah (mahasiswa UKM), dakwah melalui blog belum terlalu efektif karena masih banyak kekurangan yang mesti dibenahi (wawancara tanggal 15 Mei 2012). Achmad Hasyim (mahasiswa UKM), dia menganggap kurang begitu efektif, tergantung pada individu masing-masing (wawancara tanggal 7 Mei 2012). Baitin Chusnul Khotimah (mahasiswa aktif organisasi), efektif atau tidak sebenarnya tergantung bagaimana pengelolaannya sehingga materi yang disajikan dapat menarik minat para pengunjung blog (wawancara tanggal 15 Mei 2012). Keterangan dari Lulu’ Fajriyatus Sa’adah (mahasiswa UKM) menganggap kurang efektif karena tidak semua orang dapat mengerti dunia online jadi tidak dapat dikatakan efektif (wawancara tanggal 25 Mei 2012). Nur Istirohah (mahasiswa) menyatakan dakwah melalui blog efektif bagi yang kenal teknologi, bagi yang tidak kenal menjadi tidak efektif (wawancara tanggal 25 Mei 2012). Safitri Yulikhah (mahasiswa UKM), tidak terlalu efektif karena tidak semua sasaran/mad’u dapat melihat blog (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Sejalan dengan hal di atas, Achmad Khoirul Anam (mahasiswa UKM) menyatakan efektif atau tidak blog sebagai media dakwah, semua itu tergantung pada penggunaannya (wawancara tanggal 9 Mei 2012). Qudsiyatul Fitriyah (mahasiswa aktif organisasi), merasa kurang efektif dalam mencapai sasaran dakwah (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Iik Fitri Mayanti juga
96
menyatakan bahwa dakwah melalui blog belum efektif karena masih banyak kendala (wawancara tanggal 24 Mei 2012). Menurut Muhammad Khorudin (mahasiswa UKM), dakwah melalui blog kurang efektif karena mad’unya hanya orang-orang tertentu yang mengenal istilah blog (wawancara tanggal 11 Mei 2012). Ahmad Rokhimin (mahasiswa), memang dapat dikatakan efektif hanya terhadap orang-orang tertentu saja (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Jadi Utomo (mahasiswa), menurutnya tidak efektif karena sasarannya tidak jelas (wa wancara tanggal 14 Mei 2012). Nur Fatimah (mahasiswa UKM) berpendapat kurang efektif karena masih sedikit masyarakat yang mengenal blog, hanya kelompok-kelompok tertentu saja (wawancara tanggal 27 Mei 2012). Rizky Agustya Putri (mahasiswa UKM), menurutnya kurang begitu efektif karena hanya para mad’u tertentu saja yang dapat menikmati dakwah lewat blog (wawancara tanggal 27 Mei 2012). Pendapat yang sama juga dinyatakan Tri Winarni (mahasiswa UKM) bahwa kurang efektif karena dalam blog terdapat tatanantatanan yang kurang sesuai (wawancara tanggal 15 Mei 2012).
97
Tabel 5 Efektifitas Dakwah Melalui Blog Jawaban
Frekuensi
%
Terbesar
Kurang efektif
13
87%
87%
Tergantung pengelolaannya
2
13%
-
JUMLAH
15
100%
-
Dari tabel 5 tentang efektifitas dakwah melalui blog dapat dibaca: 87% berpendapat bahwa dakwah melalui blog kurang efektif. Namun selebihnya yaitu 13% mahasiswa berpendapat bahwa efektif atau tidak tergantung pengelolaannya. Ini dapat diintepretasikan bahwa mahasiswa sebagian besar menganggap dakwah melalui blog secara umun kurang efektif. Hal ini dikarenakan hanya orang-orang tertentu yang dapat mengakses blog.
e. Blog dakwah yang ideal
Keterangan dari Tinwarotul Fatonah (mahasiswa UKM), blog dakwah yang ideal lebih ke isinya dengan bahasa yang enak dibaca tapi tetap kena. Kontennya dapat berupa cerita-cerita atau artikel-artikel. Namun antara ideal atau tidaknya suatu blog kembali pada pembaca atau pengunjung blog (wawancara tanggal 15 Mei 2012). Achmad Hasyim (mahasiswa UKM), blog dakwah yang ideal yakni blog yang memiliki unsur dari pendidikan, informasi, hiburan, dan kontrol sosial namun tidak saling bertentangan
98
(wawancara tanggal 7 Mei 2012). Baitin Chusnul Khotimah (mahasiswa aktif organisasi) menyatakan bahwa blog dakwah yang ideal yaitu blog yang memberikan sekat-sekat untuk para mad’u sehingga dalam mengakses, para mad’u bisa menemukan apa yang dibutuhkannya (wawancara tanggal 15 Mei 2012).
Menurut Lulu’ Fajriyatus Sa’adah (mahasiswa UKM), Blog dakwah yang ideal yakni blog yang sesuai dengan pemiliknya (cerpen, info, dan pengetahuan) yang berdasar pada Al-Qur’an dan Hadist (wawancara tanggal 25 Mei 2012). Nur Istirohah (mahasiswa), blog yang isinya memiliki manfaat bagi kita (wawancara tanggal 25 Mei 2012). Safitri Yulikhah (mahasiswa UKM) berpendapat, blog yang memuat seluruh unsur-unsur dakwah, untuk materi atau kontennya harus sering update sesuai dengan isu-isu terhangat (wawancara tanggal 14 Mei 2012).
Berdasarkan wawancara dengan Achmad Khoirul Anam (mahasiswa UKM), blog dakwah yang ideal adalah blog yang dapat memenuhi semua kebutuhan pengguna blog/media pengguna blog (wawancara tanggal 9 Mei 2012). Qudsiyatul Fitriyah (mahasiswa aktif organisasi), blog dakwah yang ideal adalah ketika blog tersebut memiliki unsur-unsur dakwah (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Sedangkan Iik Fitri Mayanti (mahasiswa UKM) berpendapat blog yang ideal itu tampilannya menarik dan disukai banyak orang misalnya seperti isi-isinya berbobot, bahasanya mudah dipahami, dan isinya sesuai dengan fakta dan realita (wawancara tanggal 24 Mei 2012).
99
Menurut Muhammad Khoirudin (mahasiswa UKM), blog dakwah yang ideal itu yang kontennya sesuai dengan ajaran Islam (wawancara tanggal 11 Mei 2012). Ahmad Rokhimin (mahasiswa), blog dakwah yang ideal itu blog yang mana isinya memiliki tema yang menarik sehingga banyak orang yang suka membacanya. Kemudian, memiliki blog yang bagus dan baik itu dapat meningkatkan reputasi seseorang karena orang lain dapat menilai diri seseorang dari coretan tulisannya (wawancara tanggal 14 Mei 2012). Jadi Utomo (mahasiswa), blog dakwah yang ideal adalah blog yang kontennya bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits (wawancara tanggal 14 Mei 2012).
Keterangan dari Nur Fatimah (mahasiswa UKM), blog dakwah yang ideal yakni blog yang mengandung unsur Islami dan masih tetap berlandas pada Al-Qur’an dan Hadits (wawancara tanggal 27 Mei 2012). Rizky Agustya Putri (mahasiswa UKM), blog ideal itu blog yang tidak terkontaminasi dengan gaya radikal serta bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits (wawancara tanggal 27 Mei 2012). Menurut Tri Winarni (mahasiswa UKM), blog dakwah yang ideal itu tampilannya menarik, konten yang mempertimbangkan kebutuhan mad’u sesuai dengan masa kini, bahasa yang digunakan singkat, padat, dan jelas (wawancara tanggal 15 Mei 2012).
100
Tabel 6 Blog Dakwah Yang Ideal Jawaban
Frekuensi
%
Terbesar
Berdasar pada Al-Qur’an dan Hadits
6
40%
40%
Tampilan menarik
2
13%
-
Tema menarik
1
6,7%
-
Bahasa yang enak dibaca
1
6,7%
-
Memenuhi kebutuhan pengunjung blog
1
6,7%
-
Memiliki unsur pendidikan
1
6,7%
-
Mempunyai sekat-sekat untuk mad’u
1
6,7%
-
Memiliki manfaat
1
6,7%
-
Konten sesuai isu-isu terhangat
1
6,7%
-
15
100%
-
JUMLAH
Berdasarkan tabel 6 tentang blog dakwah yang ideal dapat dibaca: 40% mahasiswa berpendapat blog dakwah yang ideal adalah berdasar pada Al-Qur’an dan Hadits. Sebagian kecil (13%) berpendapat yang memiliki tampilan menarik. Sedangkan yang lain masing-masing sebesar 6,7% bahasa yang enak dibaca, 6,7% memenuhi kebutuhan pengunjung blog, 6,7% memiliki insur pendidikan, 6,7% mempunyai sekat-sekat untuk mad’u, 6,7% memiliki manfaat, dan 6,7% konten sesuai isu-isu terhangat. Oleh Karena itu, dapat diintepretasikan sebagian besar mahasiswa berpendapat bahwa blog dakwah yang ideal yaitu blog yang tetap berdasar pada Al-Qur’an dan Hadits.
101
BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH
Kehidupan manusia modern ditandai dengan adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
memberikan
dampak
positif
dan
negatif
bagi
kehidupan
masyarakat. Dampak positif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di antaranya adalah adanya kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam menyelesaikan pekerjaan, meningkatkan wawasan dan pola pikir manusia dalam berbagai bidang kehidupan, dan meningkatnya kesejahteraan hidup manusia.
Sementara
dampak
negatifnya
adalah
munculnya
sikap
materialisme, konsumerisme dan hedonisme di kalangan masyarakat, munculnya berbagai macam patologi sosial dan terjadinya anomali atau keterasingan manusia baik terhadap dirinya, lingkungan, dan Tuhannya (Basit, 2006 : 61). Dari beberapa persepsi 15 informan mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang mengenai blog yang menjadi sebuah kebutuhan atau bahkan gaya hidup, 67% mahasiswa menyatakan bahwa blog memang menjadi suatu kebutuhan bahkan gaya hidup di tengah perkembangan teknologi informasi seperti sekarang ini.
101
102
Kemajuan teknologi informasi memang telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, dan sebuah jaringan mendunia yang tanpa batas. Beribu bahkan berjuta informasi dan berita hampir selalu dikonsumsi oleh masyarakat dunia setiap detiknya. Disadari atau tidak perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat. Internet
telah memberikan
kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan/industri maupun pemerintah. Salah satunya dengan hadirnya blog telah menunjang efektifitas dan efisiensi sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dengan munculnya media baru memaksa manusia untuk dapat menerima segala perubahan yang terjadi. Selain itu, terkadang masyarakat benar-benar membutuhkan sarana blog karena sebuah tuntutan untuk mengikuti perkembangan IT agar tidak ketinggalan informasi. Mengenai blog yang dijadikan sebagai media dakwah, 80% mahasiswa menanggapi positif dan sangat bagus untuk digunakan sebagai salah satu sarana dakwah di era modern sekarang ini. Blog perlu digunakan dalam berdakwah karena sekarang ini merupakan zaman modern yang tidak bisa lepas dari penggunaan internet Hal tersebut sangat menarik, dapat menjadi alternatif dakwah tersendiri dan memberikan inovasi baru dalam hal dakwah Islamiyah.
103
Peran media sangat penting terhadap terbentuknya perilaku masyarakat skala besar dan luas sesuai rekayasa profesional media. Oleh karena itu, para da’i harus melatih para pengikutnya untuk mengembangkan kemampuan
menerima,
menyimpan,
mengolah,
dan
menyampaikan
informasi. Para da’i harus menguasai media komunikasi dengan baik agar pesan-pesan dakwah dapat mudah menyebar dan diterima (Amin, 2009: 115). Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh dimasjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara, tempat, dan media yang bisa digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah seperti televisi, koran, majalah, buku, lagu, internet, dan sebagainya. Pada saat sekarang blog telah banyak digunakan mulai dari menteri hingga para guru. Blog digunakan untuk memposting tentang aktivitas serta keseharian ataupun untuk mengisi kekosongan waktu. Apabila da’i memanfaatkan secara maksimal media blog tersebut hasilnya akan maksimal pula. Berhasil atau tidaknya sebuah kegiatan dakwah, semua itu tergantung bagaimana da’i mengemas dakwahnya semenarik mungkin agar dakwahnya berhasil. Beberapa ahli dakwah memasukkan internet sebagai sarana baru, selain media cetak dan media elektronik, di dalam paradigma k om un ik as i m as sa ya ng m u t a k h i r . B l o g s a n g a t b e r p e l u a n g untuk dijadikan sebagai ruang dakwah yang baru. Blog be sert a
med ia
ba ru
la inn ya
me rup aka n
an gi n
se ga r
da lam
104
kehidupan
masyarakat
di
Indonesia.
Dapat
dikatakan
bahwa
be rba ga i med ia ba ru ter se bu t ad al ah rua ng ba ru di ma na masyarakat dapat mengakses informasi sesuai kepentingan mereka kapanpun dan dimanapun. Masyarakat
urban
yang
sibuk
dengan
berbagai
a kt i vi t a s ny a s ud a h ba r an g t en t u memiliki waktu lebih sedikit untuk mengahadiri acara dakwah konvensional seperti Tabligh Ak ba r, pe ng aji an um um , dl l. De ng an ad anya me di a sos ial seb aga i me di a dakwah baru bisa dipertimbangkan sebagai wujud dakwah modern. Mengenai kelebihan blog sebagai media dakwah, 47% mahasiswa berpendapat bahwa kelebihan dakwah melalui blog yaitu tidak mengenal jarak dan waktu. Sedangkan untuk kekurangannya, 67% mahasiawa menyatakan tidak semua orang mengerti tentang blog. Dalam kehidupan sehari-hari saat ini tidak dapat terlepas dari barang elektronik bahkan akses internet. Berbagai kemudahan yang ditawarkan internet (blog) terutama dapat diakses dimana saja dan kapan saja tanpa mengenal jarak dan waktu selama masih ada akses jaringan internet. Namun perlu diingat bahwa tidak semua orang mengerti tentang apa itu internet dan bagaimana cara penggunaannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa yang dapat mengakses internet (blog) adalah orang-orang yang memiliki kemampuan dalam bidang tersebut seperti pelajar, mahasiswa, serta kaum intelek
105
lainnya. Selain itu, secara umum blog memang kurang populer di mata masyarakat luas. facebook dan twitter lebih diketahui bahkan populer di kalangan masyarakat luas.
Dakwah melalui jaringan internet dinilai sangat efektif dan potensial dengan berbagai alasan. Pertama mampu menembus batas ruang dan ,
waktu dalam sekejap dengan biaya dan energi yang relatif terjangkau. Kedua, pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat secara drastis,
dan ini berpengaruh pada jumlah penyerap misi dakwah / praktisi dakwah. Ketiga para pakar dan ulama / ustadz yang berada dibalik media dakwah
melalui internet ini bisa lebih berkonsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status hukum secara syar’i dan lainnya. Keempat , dakwah melalui internet akhirnya kemudian menjadi salah satu primadona pilihan masyarakat. Berbagai situs, bebas memilih materi dakwah yang disenangi. Kelima, cara penyampaian menjadi lebih variatif membuat dakwah melalui internet terjangkau di berbagai segmen masyarakat
(http://blog.sunan-ampel.ac.id/yusuf/2011/04/28/sumbangsih-
teknologi-infromasi-sebagai-media-dakwah/)
Dilihat dari segi kemudahannya, memang banyak alasan yang dapat menunjang keberhasilan kegiatan dakwah. Namun di lain pihak, masyarakat yang tidak peka terhadap perkembangan IT tetap tidak akan bisa menikmati dakwah melalui media internet terutama blog. Hal tersebut salah satu kendala yang harus di cari jalan keluarnya oleh para da’i penggiat internet.
106
87% mahasiswa menyatakan bahwa dakwah melalui blog kurang efektif karena hanya orang-orang tertentu saja yang dapat menikmati blog dakwah. Sampai saat ini blog dakwah tidak dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang aplikasi internet terutama blog.
Perkembangan IT yang begitu pesat sebagian besar hanya dapat diikuti oleh masyarakat perkotaan. Sebagai contoh dakwah melalui blog, kebanyakan yang dapat menikmati hanyalah kaum intelek atau kaum terpelajar. Minat masyarakat di pedesaan masih cenderung kepada dakwah konvensional ( face to face) face) atau lewat media televisi. Hal ini dikarenakan masyarakat yang masih minim pengetahuan tentang penggunaan internet, waktu yang lebih banyak digunakan untuk bekerja, dan tidak adanya sarana yang dapat digunakan untuk akses internet. Fenomena yang terjadi pada masyarakat saat ini, masyarakat lebih banyak mengakses facebook dan twitter daripada blog.
Tidak dapat dipungkiri bahwa blog sebagai media dakwah merupakan warna baru dalam kegiatan dakwah Islamiah. Sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas Dakwah sudah seharusnya dapat memanfaatkan segala media yang ada sebagai salah satu media untuk berdakwah.
Perkembangan
segala
bentuk
teknologi
dan
informasi
seharusnya mampu menjadi peluang dan dapat dimanfaatkan bagi mahasiswa khususnya Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
107
40% mahasiswa beranggapan bahwa blog dakwah yang ideal adalah blog dakwah yang tetap berdasar pada Al- Qur’an dan Hadits. Dilihat dari segi tampilan maupun konten blog dakwah yang tetap berlandas pada ajaran Islam. Pada dasarnya Al-Qur ’an ’an itu sendiri merupakan dakwah yang terkuat bagi pengembangan Islam karena Al-Qur’an Al-Qur’an mencakup cerita orang-orang orang-orang terdahulu dan syari'at-syari'at serta hukum-hukumnya. Di dalamnya juga mencakup antropologi dan membicarakan tentang seruan untuk mengkaji alam semesta serta keimanan dan sisi kehidupan umat manusia. Sementara itu, hadits Rasulullah SAW merupakan hikmah petunjuk kebenaran. Oleh karenanya, materi dakwah Islam tidaklah dapat terlepas dari kedua sumber tersebut, bahkan jika tidak berpedoman dari keduanya (Al-Qur’an (Al- Qur’an dan Hadits) seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia dan dilarang oleh syari'at Islam (Zahrah, 1994: 75-77). Blog awalnya hanya berupa situs pribadi yang memuat kumpulan link situs favorit pemiliknya dan cenderung hanya sebagai tempat diary online online saja. Namun seiring popularitas dan daya tariknya kini blog sudah berkembang menjadi suatu sumber berita atau informasi alternatif. Konten materi blog dakwah yang bagus, informatif, inspiratif dan kaya sumber referensi serta bersifat tidak tertutup, tidak mustahil dapat diakses siapapun. Oleh karena itu tampilan serta konten blog perlu dibuat semenarik mungkin agar pengunjung blog berminat untuk membaca. Konten blog tidak hanya berupa artikel, namun dapat berupa cerpen, opini, kisah nyata, dan lain-lain.
108
Apapun dan bagaimanapun konten blog dakwah harus tetap berlandas pada Al-Qur’an dan Hadits. Tidak semata-mata hanya untuk mengejar agar pengunjung blog banyak. Kreatifitas dalam mengemas dakwah sangat penting a ga r
s yi a r
Is l a m
da pa t
di t e r i m a publik dengan baik. Zaman
modern, teknologi informasi berkembang pesat, jika para ulama tidak menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman akan ketinggalan. Dari beberapa persepsi mahasiswa dari hasil wawancara perlu ditegaskan bahwa pada zaman modern seperti sekarang ini da’i harus dapat memilih media yang tepat untuk dijadikan sebagai media dakwah. Di tengah perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat inter net menjadi sebuah media yang tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari. Blog merupakan salah satu produk internet yang dapat digunakan sebagai media dakwah. Ketika dakwah melalui media televisi sudah banyak , dakwah dapat dilakukan dengan media online seperti blog bagi orang yang menghabiskan waktunya di dunia maya. Media baru memang sangat diperlukan untuk berdakwah sehingga da’i harus peka terhadap perkembangan zaman. Dengan adanya blog sebagai media dakwah, ada perkembangan bagi umat Islam karena dakwah tidak hanya dilakukan secara konvensional namun dapat melalui media lain. Hal tersebut dapat membangun kreatifitas da’i dalam menyampaikan dakwahnya yang mengikuti perkembangan zaman.
109
Blog sebagai media dakwah menjadi nuansa baru dan sangat apresiasif bagi perkembangan dakwah Islamiah. Blog dapat menjadi sebuah peluang sekaligus manfaat untuk kegiatan dakwah di era teknologi informasi sekarang yang akan membawa perubahan serta menambah pengetahuan bagi umat Islam meskipun hanya bagi kaum intelektual saja. Blog sebenarnya memberikan peluang sangat baik kepada p ara da’i untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar . Sayangnya, karena berbagai sebab, blog belum digunakan secara maksimal sebagai alat dakwah. Para da’i dan cendekiawan muslim belum maksimal memanfaatkan teknologi ini untuk kepentingan dakwah. Agaknya, sosialisasi internet (blog) di kalangan masyarakat perlu mendapatkan prioritas dalam menggalakkan dakwah Islam. Demikianlah keseluruhan analisis persepsi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang terhadap blog sebagai media dakwah. Dari hasil penelitian tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa: persepsi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang menerima blog sebagai media dakwah. Namun, banyak dari mereka yang menyatakan dakwah melalui blog kurang efektif.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang telah penulis angkat dalam skripsi ini, dan analisa yang penulis lakukan mengenai “ Persepsi Mahasiswa Fakultas IAIN Walisongo Semarang Tentang Blog Sebagai Media Dakwah”, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: Dari 15 informan memandang blog sebagai suatu kebutuhan bahkan gaya hidup hanya bagi orang-orang mengerti tentang blog. Blog sebagai media dakwah merupakan inovasi baru untuk kemajuan dakwah Islamiah. Berdakwah dengan memanfaatkan media internet (blog) adalah cukup efisien sebab dapat dinikmati seluruh manusia sebagai obyek dakwah (mad’u). Persepsi mahasiswa yang mayoritas mengetahui blog dakwah menganggap masih kurang menarik dari segi tampilan dan konten. Terkadang konten dalam blog dakwah yang hanya berisi artikel-artikel dan berisikan tulisan Arab saja sehingga membuat pengunjung jenuh bahkan malas untuk membaca. Sebagian besar mahasiswa menganggap blog sebagai media dakwah kurang efektif digunakan karena hanya orang-orang tertentu saja yang dapat menikmati media tersebut. Blog dakwah yang dianggap ideal adalah blog yang di dalamnya tetap berdasar pada Al-Qur’an dan Hadits.
110
111
5.2. Saran-saran
Berdasarkan penelitian yang sederhana ini, ada beberapa saran yang penulis anggap penting dalam rangka melaksanakan dakwah melalui media internet khususnya blog adalah sebagai berikut: a)
Sasaran pengunjung blog adalah seluruh lapisan masyarakat terutama yang kesehariannya bergelut dengan internet (kaum intelektual) sebagai mad’u atau obyek. Melihat mereka yang terdiri dari berbagai golongan baik tua maupun muda dan banyak yang memanfaatkan blog sebagai peluang bisnis. Oleh karena itu, dalam penyajian tampilan atau konten blog perlu diselipi muatan pesan dakwah agar pembaca juga dapat menerima pesan dakwah. Dengan begitu selain mendapat info bisnis, pengunjung blog juga mendapatkan pengetahuan agama.
b)
Dari segi tampilan dan konten, akan lebih baik apabila tampilan dibuat lebih kreatif dan konten atau materinya tidak hanya berisikan artikel. Konten blog dapat berupa share kisah-kisah hikmah yang membawa kebaikan jika telah membacanya, puisi yang menyeru kepada shalat, puasa, zakat, tolong menolong, berdakwah, dan bahkan jihad, cerpen Islami, tips dan trik bermuamalah, dan lain-lain sesuai dengan kapabilitas ilmu.
112
5.3. Penutup
Syukur Alhamdulillah atas segala kenikmatan serta limpahan rahmat Allah SWT sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang. Harapan penulis, semoga skripsi ini membawa manfaat bagi kita semua, khususnya manfaat untuk kemajuan dakwah Islam. Amiin yaa robbal aalamiin. ‘
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Amrullah. 1983. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial . Jakarta: Kencana. Amin, Samsul Munir. 2008. Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta: AMZAH. Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta : Amzah. An-Nabiry, Fathul Bahri. 2008. Meniti Jalan Dakwah. Jakarta: Amzah. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Rineka Cipta. Asep Saeful Muhtadi, Maman Abd. Djaliel. 2003. Metode Penelitian Dakwah. Bandung: CV Pustaka Setia. Asmaya, Enung, 2004. Aa Gym Da’i Sejuk Dalam Masyarakat Majemuk . Jakarta : Hikmah. Aziz, Muhammad Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana. Bahtiar Rifai, Eko Priyo Utomo. 2007. Mengenal dan Mempercantik Blog . Bandung : Nuansa Aulia. Basit, Abdul. 2006. Wacana Dakwah Kontemporer . Purwokerto: STAIN Purwokerto Press. Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Data Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang tahun 2012. Departemen Agama RI. 2006. Al Quran dan Terjemahannya. Kudus : Menara Kudus. Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Penelitian Research. Yogyakarta : Andi Offset. Hafidhuddin, Didin. 1998. Dakwah Aktual . Jakarta: Gema Insani Press. Husaini, M. Noor. 1978. Himpunan Istilah Psikologi. Jakarta: Mutiara.
Husni. 2004. Solusi Web Service Berbasis Linux. Yogyakarta: GRAHA ILMU. Jamieson, Catherine. 2006. Create Your Own Photo Blog . Canada: Wiley Publishing Kayo, Khatib Pahlawan. 2007. Manajemen Dakwah. Jakarta: AMZAH. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif . Edisi Revisi, Bandung : Rosda Karya. Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Musyafak, Najahan. 2004. ”Penggunaan Internet Bagi Pengembangan Sistem Komunikasi dan Informasi di IAIN Walisongo Semarang”. Jurnal Ilmu Dakwah. Semarang. Rahmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda Karya. Rakhmat, Jalaluddin, Rosdakarya.
1996. Psikologi
Komunikasi.
Bandung:
CV.
Remaja
Saleh, Abd. Rasyad. 1993. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Sarwono, Sarlito Wirawan. 1995. Teori-teori Psikologi Sosial . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sarwono, Sarlito Wirawan. 1996. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Dan R & D. Bandung : Alfabeta. Supriyanto, Aji. 2007. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek Sutarman. 2003. Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: GRAHA ILMU Syukir, Asmuni. 1982. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya : Al-Ikhlas. Tasmara, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta : Gaya Media Pratama. Wafiyah, Awaludin Pimay. 2005. Sejarah Dakwah. Semarang : RaSAIL.
Wahid, Fathul. 2004. E-Dakwah : Dakwah Melalui Internet . Yogyakarta : Gava Media. Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset. Willsen, Lea. 2011. Teknik Dasar Blogspot Untuk Blogger Kreatif . Jakarta :PT Elex Media Komputindo. Ya’qub, Hamzah. 1992. Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership. Bandung: CV Diponegoro. Yunus Hanis Syam dan Muafi. 2007. Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Panji Pustaka. Zahrah, Abu. 1994. Dakwah Islamiah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. http://blog.sunan-ampel.ac.id/yusuf/2011/04/28/sumbangsih-teknologi-infromasi sebagai-media-dakwah/ http://bostasurun.blogspot.com/2009/04/manfaat-blog.html (http://caturhp.multiply.com/journal/item/155) http://fandyiain.blogspot.com/2011/04/fungsi-laboratorium-dakwah.htmls http://komputerdanalam.wordpress.com/komputer-2/tujuan-seorang-bloggermembuat-sebuah-blog/ http://randasaputra.com/fungsi-blog-zaman-sekarang (http://sesukakita.wordpress.com/2012/04/16/terjebak-kebiasaan/) http://www.mizan.com/index.php? http://www.vavai.com/blog/index.php?/archives/234-Tips-Membuat-Isi Blog.html&serendipity[entrypage]=all http://www.viniandra.com/index.php/website-tutor/49-blog-gratis Wawancara dengan Achmad Hasyim tanggal 07 Mei 2012. Wawancara dengan Achmad Khoirul Anam tanggal 09 Mei 2012. Wawancara dengan Ahmad Rokhimin tanggal 14 Mei 2012.
Wawancara dengan Baitin Khusnul Chotimah tanggal 15 Mei 2012. Wawancara dengan Iik Fitri Mayanti tanggal 24 Mei 2012. Wawancara dengan Jadi Utomo tanggal 14 Mei 2012. Wawancara dengan Lulu’ Fajriyatus Sa’adah tanggal 25 Mei 2012. Wawancara dengan Muhammad Khoirudin tanggal 11 Mei 2012. Wawancara dengan Nur Fatimah tanggal 27 Mei 2012. Wawancara dengan Nur Istirohah tanggal 25 Mei 2012. Wawancara dengan Qudsiyatul Fitriyah tanggal 14 Mei 2012. Wawancara dengan Rizky Agustya Putri tanggal 27 Mei 2012. Wawancara dengan Safitri Yulikhah tanggal 14 Mei 2012. Wawancara dengan Tinwarotul Fatonah tanggal 15 Mei 2012. Wawancara dengan Tri Winarni tanggal 15 Mei 2012.