Ilmu Dakwah Dilihat Dari Segi Ontologi, Epistimologi, Dan Aksiologi Aksiologi
A. Landasan Ontologi Ilmu Dakwah.
Lazimnya kita memandang ilmu sebagai bagian dari pengetahuan, baik Soeroso Prawirohardjo di fakultas pasca sarjana Universitas Gajah Mada, menyatakan bahwa ilmu pengetahuan yang memiliki ciri-ciri khas. Ciri khas atau karakteristik pengetahuan itu keilmuan itu mencerminkan landasan-landasan ontologi, epistimologi, aksiologi. Ontologi adalah cabang metafisika mengani realitas yang berusaha mengungkap ciri-ciri segala yang ada, baik ciri-ciri yang universal, maupun yang khusus.ontology suatu telaah teoritis adalah himpunan terstruktur yang primer dan basit dari jenis-jenis entitas yang dipakai untuk memberikan penjelasan dalam seperti itu, jadi landasan ontology suatu pengetahuan mengacu apa yang digarap dalam penelaahannya, dengan kata lain apa ynag hendak diketahui melalui kegiatan penelahan itu. 1 Seperti disebut diatas yaitu bahwa landasan ontology adalah menelaah apa yang hendak diketahui melalui penelahan itu, dengan kata lain apa yang menjadi bidang telaah ilmu dakwah dakwah.. Berlain Berlainan an dengan dengan agama, agama, maka maka ilmu dakwah dakwah mengata mengatasi si diriny dirinyaa kepada kepada bidang-bidang yang bersifat empirik dan pemikiran objek ini tentunya berkaitan dengan aspek kehidupan manusia, sosial, kehidupan agama, pemikiran budaya, estetika dan filsafat yang dapat diuji atai diverifikasi. Ilmu dakwah mempelajari dan memberikan misi yang berkaitan dengan Islam bagi kehidupan manusia. Berdasarkan objek yang ditelaah, maka ilmu dakwah dapat disebut sebagai suatu ilmu pengeta pengetahua huan n yang yang sifatn sifatnya ya empirik empirik maupun maupun pemiki pemikiran ran.se .secara cara garis garis besar besar ilmu ilmu dakwah mempunyai tiga asumsi mengenai objeknya. Asumsi pertama bahwa objek-objek terten tertentu tu memp mempuny unyai ai kese keseru rupa paan an satu satu sama sama lain lain,, berd berdas asark arkan an ini ini maka maka kita kita dapa dapatt mengel mengelomp ompoka okan n beberap beberapaa objek objek dalam dalam kegiata kegiatan n yang yang serupa serupa kedalam kedalam satu satu golong golongan. an. Asumsi kedua bahwa kegiatan ilmu dakwah disamping menyampaikan misi ajaran islam juga mempelajari tingkah laku satu objek dalamkegiatan tertentu. Asumsi ketiga bahwa suatu suatu gejal gejalaa buka bukan n meru merupa paka kan n suatu suatu kejad kejadian ian yang yang bers bersif ifat at kebe kebetu tula lan, n, tiap tiap geja gejala la mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dengan urutan-urutan kejadian yang sama, disamping asumsi-asumsi tersebut dakwah sebagai ilmu atau ilmu dakwah, mengandung dua aspek yang pokok yaitu aspek fenomental dan aspek structural. 2 1 2 1
Aspek Aspek fenome fenomental ntal menunj menunjuka ukan n ilmu dakwah dakwah yang yang mengew mengewejan ejantah tahkan kan dalam dalam bentuk masyarakat proses dan produk, sebagai masyarakat atau kelompok “elit” yang dalam kehidupan kesehariannya kesehariannya begitu mematuhi kaidah-kaidah kaidah-kaidah ilmiah ynag menurut menurut paradigma paradigma Mertan disebut disebut universalism universalisme, e, komunise, komunise, disenterestedness, dan skepsisme skepsisme yang teratur dan terarah sebagai proses ilmu dakwah menampakan diri sebagai aktivitas atau kegiatan kelompok elit dalam upayanya menggali dan mengembangkan ilmu melalui penelitian, ekspedisi, seminar, kongres dan lain-lainnya, sedangkan sebagai produk ilmu dakwah dakwah dan mengha menghasil silkan kan berupa berupa teori, teori, ajaran ajaran,, paradig paradigma, ma, temuantemuan-temu temuan an dan lain sebagai sebagainy nyaa diseba disebarr luaska luaskan n melalui melalui karya-k karya-kary aryaa publik publikasi asi dan kemudi kemudian an diwaris diwariskan kan kepada madsyarakat dunia. Aspe Aspek k stru strukt ktur ural al menu menunj njuk ukan an bah bahwa ilmu ilmu dakw dakwah ah dise disebu butt seba sebaga gaii ilmu ilmu pengetahuan apabila didalamnya terdapat unsur-unsur unsur-unsur sebagai berikut: 1. Sasaran Sasaran yang yang dijad dijadika ikan n objek objek untuk untuk diket diketahu ahuii (Gegenstand) . 2. Objek sasaran sasaran ini ini terus menerus menerus diperta dipertanyaka nyakan n dengan dengan suatu cara (metode) (metode) tertentu tertentu tanpa mengenal titik henti. Adalah suatu cara paradiks bahwa ilmu pengetahuan yang akan terus berkembang justru muncul permasalahan-permasalahan baru yang mendorong terus dipertanyakan. 3. Ada alasan mengapa mengapa Geganst Geganstand and terus dipertanyak dipertanyakan. an. 4. jawaban jawaban yang diperol diperoleh eh kemudian kemudian dikump dikumpulkan ulkan dalam dalam sebuah sebuah sistim. sistim. Disamp Disamping ing aspek-a aspek-aspe spek k terseb tersebut, ut, maka maka berbica berbicara ra strateg strategii perkem perkemban bangan gan ilmu dakwah dakwah dapat dapat diliha dilihatt kedalam kedalam beberap beberapaa hal, hal, bahwa bahwa ilmu ilmu dan kontek kontekss dengan dengan sience sehingga menimbulkan adanya gagasan baru yang actual dan relevan, sedangkan yang berpe berpenda ndapat pat bahwa bahwa ilmu ilmu lebur lebur dalam dalam kontek konteks. s. Tidak idak saja saja merefle merefleksi ksikan kan tetapi tetapi juga juga memberi dasar pembaharuan bagi konteks. Hal itu tidak tidak dapat dapat dipung dipungkir kirii bahwa bahwa kini kini sangat sangat dirasa dirasakan kan urgen urgensiny sinyaa untuk untuk menjela menjelaska skan n dan mengar mengarahk ahkan an perkem perkemban bangka gkan n ilmu ilmu dakwah dakwah atas dasar dasar conte context xt of
discovery dan tidak hanya berhenti atas dasar context of justification .3 Strategi pengembangan ilmu dakwah yang paling tepat, kiranya adalah sebagai berikut: 1. Visi orientasi orientasi filosofik filosofiknya nya diletakkan diletakkan pada pada nilai-nilai nilai-nilai islam didalam didalam mengahada mengahadapi pi masalah-masalah yang harus dipecahkan sebagai data/fakta objektif dalam satu kesatuan interogrative. 3.
2
2. Visi dan orientas orientasii oprasionalny oprasionalnyaa diletakkan diletakkan pada dimensi dimensi sebagai sebagai berikut: berikut: a)
Tehologis ehologis dalam arti bahwa bahwa ilmu dakwah dakwah hanya hanya sekedar sekedar sarana sarana yang memang haru haruss kita kita per perguna gunaka kan n untu untuk k menc mencap apai ai suat suatu u lele leleos os (tuj (tujua uan) n),, yait yaitu u sebagaimana ideal kita kita untuk mewujudkan cita-cita masyarakat ilsmai.
b) b)
Etis tis dalam alam arti arti bah bahwa ilm ilmu dakwa akwah h kita ita haru haruss opras prasio iona nalk lkan an untuk ntuk meni mening ngka katk tkan an,, seba sebab b manu manusi siaa hidu hidup p dalam dalam relas relasii baik baik deng dengan an sesa sesama ma maupun maupun dengan dengan masyarakat masyarakat yang menadi ajangnya. ajangnya. Peningkata Peningkatan n kualitas kualitas manu manusi siaa haru haruss diin diinte tegr gras asik ikan an keda kedala lam m msay msayar arak akat at yang yang juga juga haru haruss ditigkatkan kualitas strukturnya.
Menurut Sukriadi Sambas, kajian ontology keilmuan ilmu dakwah yaitu mencakup haikat/keapaan dakwah, hakikat ilmu dakwah itu dapat dirumuskan sebagai kumpulan pengetahuan yang berasal dari Allah dan kemudian dikumpulkan oleh umat Islam secara sist sistem emat atis is dan dan tero terorg rgan anis isir ir yang ang memb membah ahas as inte intera raks ksii anta antarr unsu unsurr dala dalam m sist sistem em mela melaks ksana anaka kan n kewa kewaji jiban ban deng dengan an maks maksud ud mempe mempeng ngar aruh uhi, i, pema pemaha hama man n yang yang tepat tepat mengenai kenyataan dakwah sehingga akan dapat diperoleh susunan ilmu yang bermanfaat bagi tugas pedakwah dan khalifah umat Islam. B. Ladasan Epitimologi Ilmu Dakwah.
Pada hakikatnya gerakan dakwah islam terporos pada amar ma’ruf nahi munkar , ma’ruf mempunyai arti segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan munkar munkar yaitu yaitu perbua perbuatan tan yang yang menjau menjauhka hkan n diri diri dari dari Allah. Allah. Pada Pada tartan tartan amar amar ma’ruf ma’ruf siapapun bisa melakukannya karena kalau hanya sekedar menyuruh kepada kebaikan itu mudah dan tidak tidak ada resiko bagi bagi si penyuruh. penyuruh. Lain halnya dengan dengan nahi munkar, munkar, jelas mengandung konsekuensi logis dan beresiko bagi yang melakukannya, karena mencegah kemunk kemunkaran aran harus harus sinerg sinergis is dengan dengan tindak tindakan an konkri konkrit, t, nyata nyata dan dilakl dilakluka ukan n atas dasar dasar kesadaran yang tinggi dalam rangka menegakkan kebenaran. Oleh karena itu ia harus berhadapan secara Vis a vis dengan objek yang melakukan tindakan kemunkaran itu. Bera Berang ngka katt
dari dari penj penjel elas asan an diat diatas as,,
dala dalam m
meng mengem emba bang ngka kan n
dakw dakwah ah isla islam m
selanjutny selanjutnya, a, perlu kiranya dipertegas dipertegas mengenai mengenai epistimolog epistimologii dakwah dakwah secara keilmuan. keilmuan. Rumusa Rumusan n disini disini menyan menyangku gkutt yang yang berken berkenaan aan dengan dengan hakika hakikat, t, landas landasan, an, batasbatas-bat batas as kelimuannya termasuk didalamnya pengetahuan ilmiah dan persoalan ilmiah yang dapat diuji. Yang menjad menjadii batasan batasan tegas tegas mainstreem dasar dasar dalam dalam keilmu keilmuan an dakwah dakwah disini disini adal adalah ah dakw dakwah ah seba sebaga gaii
kebe kebena nara ran n
ilmu ilmu,,
3
kare karena na yang ang
diba dibaha hass
kaji kajian an wila wilay yah
epistimologinya. Oleh karena itu, maka teori pengetahuan kebenarannya adalah kebenaran ilmu dan bukan kebenaran agama, kebenaran ilmu diuji sejauh mana keabsahan suatu penge pengetah tahuan uan itu, itu, dan ini memerlu memerlukan kan pembuk pembuktian tian.. Hal ini diperlu diperlukan kan karena karena dataran dataran epistimolog epistimologii merupakan merupakan struktur struktur fundamentral fundamentral untuk membangun dan megembangka megembangkan n dakwah islam islam yang pada akhir lebih sistematis-k sistematis-konstr onstruktif uktif
dalam aplikasi aplikasi terapanya. terapanya.
Tanpa structural fundamental fundamental yang jelas, dakwah dakwah selalu diberi pegertian pegertian konotasi konotasi dan denotasi yang baik dan fositif. Padahal perlu secara rinci mengenai apa makna literer dari dakwah itu, kalau pengertian dakwah secara asal bahasanya itu “panggilan” lalu panggilan kemana ? atau untuk apa ?. Penjela Penjelasan san rinci rinci tersebu tersebutt tetap tetap diperlu diperlukan kan,, karena karena kalau kalau tidak tidak dakwah dakwah hanya hanya mernjadi prevelles bagu orang-orang tertentu, dan dengan gaya serta jabaran tertentu pula, misalnya pelakunya dibungkus status quo dengan sebutan da’i atau mubaligh yang serning kali masyarakat awam atau pada umumnya menempatkan apada macam tertinggi, yakni sebagai acuan dalam berfikir dab bertindak, atau bahkan sampai ditingkat ma’sum yang
taken for granted . Secara umum, epistimologi adalah cabang filsafat yang membicarakan mengenai hakikat ilmu, ilmu sabagi proses adalah usaha pemikiran yang sistematis dan metodik untu untuk k mene menemu muka kan n prin prinsi sip p kebe kebena nara ran n yang yang terd terdap apat at pada pada suatu suatu objek objek kajia kajian n ilmu. ilmu. Pertanyaan mengenai apakah objek kajian ilmu itu dan seberapa jauh tingkat kebenaran yang bisa dipakai dalam kajian ilmu, kebenaran objektif, subjektif, absolut dan relatif, merupakan linkup serta medan kajian epistimologi in general. Secara keilmuan keilmuan epistimolog epistimologii mempunyai mempunyai kedudukan kedudukan yang sesungguh sesungguhnya nya jauh lebih lebih mendas mendasar ar yakni yakni menuru menurutt landas landasan, an, batasbatas-bat batas as dan bahkan bahkan basis basis keshoh keshohiha ihan n pengetahuan dari akarnya sampai dengan melewati dimensi fisiknya sebagai cabang dalam filsafat filsafat epitimo epitimolog logii secara secara khusu khususs membah membahas as tentan tentang g teori teori ilmu ilmu pengeta pengetahua huan. n.4 Istilah epistimolog epistimologii berasal dari bahasda bahasda yunani, yakni yakni episteme dan logos logos diartikan diartikan sebagai penge pengetah tahuan uan atau kebena kebenaran ran,, sedang sedangkan kan logos logos diartik diartikan an sebaga sebagaii pikiran pikiran,, kata, kata, teori. teori. Dengan demikian secara etimolgi dapat diartiakan pula sebagai teori pengetahuan yang lazim dalam bahasa Indonesia disebut filsafat pengetahuan atau juga teori pengetahan. Teori pengetahuan ini berasal dari bahasa inggris yakni theory of knowledge . Untuk menemukan bagaimana cara mendapatkan pengetahuan ilmu dakwah itu penulis mencoba menelusurinya rancang bangun filsafat, pengetahuan Islam sebagaimana 4 4
perna pernah h dipetak dipetakan an tradisi tradisi keilmu keilmuan an tersebu tersebutt oleh oleh Muhamm Muhammad ad ‘Abid ‘Abid Al-Jab Al-Jabiri iri dalam dalam kerjanya Bunya Al-Aql Al-Arabi (1993) dan sekaligus ini dijadikan sebagai titik tolak metodo metodolog logis is untuk untuk memban membangun gun epitim epitimolo ologi gi keilmu keilmuan an dakwah dakwah.. Adapu Adapun n penjela penjelasan san konkritnya sebagai berikut: 1. Melalui Melalui cara pengetah pengetahuan uan bayani bayani atau lazim disebut disebut epitimo epitimolog logii bayani bayani,, bayani bayani secara etimolo etimologis gis mempun mempunyai yai penger pengertian tian penjela penjelasan san,, penjela penjelasan san (expianatory) secara perenyataan ketetapan, sedangkan secara terminologis, bayani berarti pola pikir yang bersumber pada nash, ijma, dan ijtihad. Epistimolgo bayani merupakan studi filosofis terhadap struktur pengetahuan yang menempatkan teks (wahyu) sebagai kebenaran mutlak. 2. Mela Melalu luii cara cara penge pengeta tahu huan an “irfani” atau lazim disebut epistimologi irfani, irfani secara secara episti epistimol mologi ogi irfani irfani (Gnosis) berarti Al-Ma’ri Al-Ma’rifah, fah, Al-Ilm, Al-Ilm, Al-hikma Al-hikmah. h. Episti Epistimol mologi ogi irfani irfani eksist eksistens ensial ial berpang berpangkal kal pada pada Zauq, Zauq, gaih, gaih, atau intuisi intuisi yang yang merupakan perluasan dari pandangan illuminasi, dan yang berakar pada tradisi Hemes. 3. Melalui Melalui pengetah pengetahuan uan burhani burhani,, atau lazim disebut disebut episti epistimol mologi ogi burhani. burhani. Burhani Burhani argumentasi si yang jelas, sedangkan sedangkan menurut (demontraty) secara bahasa berarti argumenta istilah (logika) berarti aktivitas aktivitas intelektual intelektual untuk untuk menetapkan menetapkan kebenaran kebenaran proposisi proposisi dengan metode deduktif, yakni dengan cara mengaitkan proposisi lainnya yang bersifat aksiomotik atau setiap aktivitas intelektual untuk menetapkan kebenaran suatu proposisi. Ketig Ketigaa bent bentuk uk epis epistim timol olgi gi (isl (islam) am) terse tersebu butt diata diatass meru merupa paka kan n bagi bagian an teor teorii pengetahuan dalam aplikasi terapannya ditengah pergerumulan kajian keislaman dewasa ini, termamsuk didalamnya ilmu dakwah. Oleh karena itu ketiga bentuk epistimologi diatas dalam hubungannya dengan dakwah (islam), pemikirannya dijelaskan secara konkrit dalam rangka menemukan dan merumuskan epistimologi dakwah secara keilmuan konseptual. Langkah awal penulis lakukan disini adalah mencoba merumuskan bagian-bagian runtutan secara teoritik dan kemudian dan dijabarkan dalam bentuk aplikasi dan keilmuan dakwah (islam). Adapun urutan teoritik sebagai berikut: 1. Sumber-su Sumber-sumber mber ilmu dakwah, dakwah, yakni yakni meliputi meliputi nash/teks nash/teks (otoritas (otoritas suci), suci), Al-Kho Al-Khobar bar dan Al-Ijma (otoritas salaf), kemudian kemudian teoritas teoritas termasuk termasuk didalamnya didalamnya alam, social, han humani humanitas tas (dalam (dalam bentuk bentuk keisla keislaman man dikena dikenall dengan dengan tuhan tuhan (theosentris ). Manusia (antroposentris) dan alam (kosmosentris).
5
2. Meto Metode de dan dan pros proses es-p -pro rose sess atau atau pros prosed edur ur keilm keilmua uan n dakw dakwah ah,, yakn yaknii ijtih ijtihad adiy iyah ah,, istinbathiyah, qiyas, dan abtraksi. 3. pendek pendekatan atan (approac (approach) h) keilmu keilmuan an dakwah dakwah,, yakni yakni bahasa bahasa (lugha (lughawiy wiyah) ah) Filosifis Filosifis,, psiko psikolog logi, i, sosiol sosiologi ogi,, antrop antropolo ologi, gi, etik, etik, estetik estetik,, dan hal-hal hal-hal yang yang terkait terkait erat denganscientifik atau ilmu bantu sejauh dibenarkan secara etik akademik. 4. Kerang Kerangka ka teoritik teoritik ilmu dakwah, dakwah, yakni yakni pola pola pikir pikir deduktif deduktif yangberp yangberpang angkal kal pada teks/n teks/nash ash,, pola pola pikir pikir indukt induktif if berdas berdasark arkan an pengal pengalama aman n dan kenyat kenyataan aan realitas realitas,, qiyas, dan premis logika dan silogisme. 5. Fung Fungsi si dan dan pera peran n akal akal dala dalam m ilmu ilmu dakw dakwah ah yakni akni akal akal difu difung ngsi sika kan n seba sebaga gaii pen penge geka kang ng hawa hawa nafs nafsu u atau atau peng pengat atur ur hawa hawa nafs nafsu u dan dan juga juga seba sebaga gaii alat alat pengukuhkan kebenaran atas kebenaran mutlak. 6. Tipe Tipe argumentas argumentasii ilmu dakwah dakwah,, yakni yakni apologetik, apologetik, dialektika dialektika (jadaly) , dogmatic, dan ekspiorasi-verifikatif. 7. Tolak ukur ukur validitas validitas keilmuan keilmuan dakwah, dakwah, yakni adapendek adapendekatan atan dan relasi relasi kuasa antara antara kontek sebagai relaitas, dan korespondensi yang berdasarkan data dan fakta dari kenyataan-kenyataannya. 8. Prinsip-pri Prinsip-prinsip nsip dasar dasar ilmu dakwah,yak dakwah,yakni ni ontology ontology deduktif deduktif dan induktif, induktif, qiyas qiyas dan prinsip kausalitas. 9. Kelomp Kelompok ok ilmu-il ilmu-ilmu mu bantu bantu dalam dalam keilmua keilmuan n dakwah, dakwah, yakni yakni filosof filosofis, is, psiko psikolog logi, i, antropologi, sosiolgi, sejarah peradaban kontemporer, ilmu komnukasi dan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip-prinsip komunikasi pada umunya. 10. Hubungan subjek subjek dan objek ilmu dakwah yakni ada keterkaitan secara objektif dan dan subjektif.
Secara epistimologi menurut Syukriadi Sambas, ilmu dakwah melibatkan kajian-kajin yang menyangkut:
1. kajian ontologis, ontologis, keilmuan keilmuan dakwah dakwah (mengungka (mengungkap p hakikat). hakikat). 2. kajian kajian secara secara epis epistimo timolog logii menyang menyangkut kut:: a. Jeni Jeniss kegi kegiata atan n dakw dakwah ah feno fenome mena na keilm keilmua uan n dakw dakwah ah (1) (1) kegi kegiata atan n tabli tabligh gh islami islami (komun (komunaki akikas kasii penyiara penyiaran n islam, islam, bimbin bimbingan gan penyulu penyuluhan han islam, islam, pengembangan masyaraka tislam).
6
b. b. Dakw Dakwah ah seba sebaga gaii feno fenome mena na keil keilmu muan an (men (mengu gung ngka kap p para para paka pakarr yang yang mengkaji dakwah). c. Sejar Sejarah ah pem pemik ikira iran n dak dakwa wah. h. d. Objekn Objekn kajian kajian ilmu dakwah dakwah (1) objek objek material: material: semua semua aspek ajaran-a ajaran-ajara jaran n islam yang bersumber pada Al-quran dan sunnah, serta produk ijtihad (2) objek formula mengkaji salah satu objek material, yakni kegiatan dakwah itu sendiri. C. Landasan Aksilogi Ilmu Dakwah.
Menurut Sambas, aksiologi ilmu dakwah adalah: a. Mentran Mentransfo sforma rmasik sikan an dan menjad menjadii manhaj manhaj (kaifiya (kaifiyah) h) mewujudk mewujudkan an ajaran islam menjadi tatanan Khoirul-Ummah. b. Mentransfor Mentransformasik masikan an iman iman menjadi menjadi amal amal sholeh sholeh jamaah. jamaah. c. Membangun dan mengembalikan tujaun hidup manusia, meneguhkan fungsi
khilafah manusia menurut Al-quran dan sunnah, oleh krena itu, ilmu dakwah dapat dipandang sebagai perjuangan bagi ummat islam dan ilmu rekayasa masa depan umat dan peradaban islam.5 Dalam dimensi aksiologis dakwah ada tiga hal yang harus dicermati dan ketiganya akan mengandung mengandung konsekuensi konsekuensi yang yang berbeda: 1. Perlu Perlu dijern dijernihk ihkan an terlebi terlebih h dahulu dahulu pemahama pemahaman n dakwah dakwah sebagai sebagai ilmu pengetah pengetahuan uan atau sebagai objek kajian atau bahkan sebuah ktivitas konkrit. Sebagai ilmu, criteria keilmuan seperti struktur yang jelas, sistematika, metodologi serta alur pikir yang
“maton” terargumentasikan. Sebagai objek kajian harus jelas pula sudut tinjauan maupun disipilin keilmuan yang dapat dijadikan alat pendekatan. Sebagai praktik yang harus dimiliki persyaratan tertentu dalam pelaksanaannya. 2. Kesadaran Kesadaran akan akan pluralitas pluralitas sebagai sebagai keniscaya keniscayaan, an, yang yang meliputi: meliputi: a. Perbed Perbedaan aan kebuday kebudayaan aan antara antara wilaya wilayah h tertentu tertentu dengan dengan yang lain, kurun kurun waktu tertentu dan kurun waktu yang lain. lai n. Kondisi sosial-ekonomi tertentu dan kondisi yang lain. Histories tertentu dan histories yang lain. b. b. Di dala dalam m umat umat terjad terjadii perb perbed edaan aan yang mela melahi hirk rkan an komu komuni nita tass Islam Islam yang “bersaing”. Sunni, Syi’I dan Khariji yang masing-masing mengklaim monopoli kebenaran. Yang terpenting dalam pendekatan dakwah adalah dilakukan dialog terus menerus dengan menjernihkan mana masalah yang bersifat substansial. 5 7
Sehingga dakwah berarti mencegah terjadinya perselesihan besar di kalangan umat atau al-fitnah al-kubra. c. Adanya Adanya realitas bahwa diluar diluar Islam Islam ada komunit komunitas as lain seperti ahli kitab, kitab, orang orang musyri musyrik k dan orang orang kafir kafir. Yang dapat dapat dilind dilindung ungii (Dzimm (Dzimmi) i) atau diperan diperangi gi tergantung kondisi yang ada. 3. Dakwah sebagai sebagai panggilan panggilan,, ajakan ajakan dan komunikasi komunikasi harus merupakan merupakan dialog dialog bukan monolog. Keterbukaan mejadi syarat mutlak, kesediaan untuk selalu diuji dan beradu argumen adalah syarat aksiologis yang harus ada dalam setiap upaya menyampaikan nilai kebenaran. Tidak terbatas hanya pada pengertian dakwah sebagai praktik, objek kajian atau lebih sebagai ilmu pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
1. Andi Andi Derm Dermaw awan an,, dkk. dkk. (ed (ed). ). Yogyakarta. Kurnia Kalam Semesta. 2002. “metodologi ilmu dakwah” . Yogyakarta. 2. Agus Agus Ahma Ahmad d Saf Safei ei
8
“memimpin hati yang selesai”. Bandung: Pustaka setia. 2003. 3. Syam Syamssuddi uddin n RS. RS.
“ilmu dakwah islam”. Bandung. 4. Mustan Mustansyi syir, r, Rizai Rizai dan dan Munin Munin,, Misnal Misnal..
“filsafat ilmu”. Yogyakarta: Pustaka pelajar. 2001. 5. Juju Jujun n Suria Suriasu suma mant ntri, ri,
“ilmu dalam perspektif moral dan politik”. Jakarta: Gramedia. 1986. 6. Wihard ihardjo jo,, Lik Like, e, ilmu: ilmu: Antara sikap dan pengetahuan. Prisma No 3 tahun XVI maret 1987. 7. Achm Achmad ad Charr Charris is Zub Zubai airr,
“ladasan aksiologi ilmu”. Dalam makalah intership Dosen-dosen filsafat ilmu pengetahuan se-Indonesia di Yogyakarta, tgl 21 September sampai dengan 5 Oktober 1997. 8. Irma Irma Fati Fatima mah h (ed (ed), ), Filsafat Islam: kajian ontologis, epistimologis, aksiologis, histories, persfektif. Yogyakarta. Lesfi. 1992.
ILMU DAKWAH DAKWAH DILIHAT D ILIHAT DARI SEGI ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI
MAKALAH
9
Diajukan untuk memenuuhhi memenuuhhi salah satu tuga tugass pengganti UTS (ujian tengah semester) pada mata kuliah “Filsafat Dakwah”
Disusun oleh: Taufik Irpansyah Jur/smt/kls
: MD/IV/B
JURUSAN MENEGEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2004
kata pengantar. pengantar. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kekuasaannya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dan tak lupa shallawat serta salam saya panjatkan kepada baginda Rosulullah SAW.
10
Saya ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah memberikan arahannya sehingga terselesaikannya makalah ini, dan saya juga ucapkan terimakasih kepada seua pihak yang telah banyak membantu akan terselesaikannya tugas makalah ini
Mungkin sekiranya dalam pembuatan makalah ini banyak sekali kesalahan atau kekurangan-kekurangannya saya sangat mengharapkan sekali saran dan krit ik yang sifatnya membangun.
Ci padung, 28 april 2004
Penulis
11