MAKALAH DASAR- DASAR PENDIDIKAN MIPA
“permasalahan “permasalahan pelaksanaan pengajaran sains”
DISUSUN OLEH : Elisa Kristina ( A1E011065) Esra lenni waty (A1E011057) (A1E011057) Semester III A
UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Hakikat pembelajaran pembelajaran Sains adalah pembelajaran yang mampu merangsang kemampuan berfikir berfikir siswa meliputi empat empat unsur utama : sikap, proses, produk produk dan aplikasi. Namun pembelajaran sains yang selama ini terjadi di sekolah belum mengembangkan kecakapan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia, yaitu orang yang belajar (siswa) dan orang mengajar (guru). Komunikasi antara siswa dan guru juga dipengaruhi dengan kondisi dan situasi pembelajaran. Pengajaran sains merupakan proses aktif yang berlandaskan konsep konstruktivisme yang berarti bahwa sifat pengajaran sains adalah pengajaran yang berpusat pada siswa (student centered instruction). Dalam pelaksanaannya pembelajan sains selalu berkaitan dengan metode ilmiah. i lmiah. Penggunaan metode ini pada dasarnya tidak terlepas dari bebagai pendekatan-pendekatan terutama pendekatan proses. Proses merupakan sekumpulan keterampilan intelektual yang harus dimiliki oleh para siswa sebagai bekal dalam mempelajari sains. Namun dalam pelaksanaan pengajaran sains terdapat beberapa masalah yang dialami oleh guru maupun pada murid. Permasalahan ini dapat timbul dikarenakan anak Indonesia
masih
rendah
dalam
kemampuan
literasi
sains
diantaranya
mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan sains. Ada beberapa solusi yang dapat guru
gunakan untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran sains. Salah satu cara yang dapat guru gunakan adalah adalah mengembangkan pembelajaran yang aktif, dimana guru berfungsi sebagai fasilitator, komunikator dan lain-lain. Dalam proses pembelajaran sains kita bisa menggunakan beberapa macam pendekatan seperti halnya pendekatan lingkungan dimana pembelajaran sains itu langsung kelapangan dan pengamatan langsung terhadap fenomena sains ada juga pendekatan STM (sains teknologi masyarakat) atau pendekatan STS (science technology society), pendekatan pendekatan konstruktivis dan pendekatan lainnya.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini , yaitu : a. Apakah hakikat pembelajaran sains? b. Apa saja faktor – faktor – faktor faktor yang mempengaruhi pembelajaran sains? c. Apa saja permasalahan pelaksanaan pembelajaran sains? d. Apa solusi atas permasalahan pembelajaran sains?
1.3. Tujuan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah : a. Dapat mengetahui hakikat pembelajaran sains b. Dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pembelajaran sains c. Dapat mengetahui permasalahan pelaksanaan pembelajaran sains d. Dapat mengetahui solusi atas permasalahan pembelajaran sains
BAB II PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN SAINS
Hakikat
pembelajaran
Sains
adalah
pembelajaran
yang
mampu
merangsang kemampuan berfikir siswa meliputi empat unsur utama (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran sains keterlibatan keempat unsur ini, diharapkan dapat membentuk peserta didik memiliki kemampuan pemecahan masalah dengan metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Namun pembelajaran sains yang selama ini terjadi di sekolah belum mengembangkan kecakapan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.Padahal pengajaran sains dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah pengajaran yang mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir, dan bagaimana memotivasi diri mereka Pengajaran
sains
merupakan
proses
aktif
yang
berlandaskan
konsep
konstruktivisme yang berarti bahwa sifat pengajaran sains adalah pengajaran yang berpusat pada siswa (student centered instruction). B. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN SAINS
Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia, yaitu orang yang belajar (siswa) dan orang mengajar (guru). Komunikasi antara siswa dan guru juga dipengaruhi dengan kondisi dan situasi pembelajaran.
Siswa yang berpotensial tidak akan berkembang tanpa bantuan guru dan masyarakat . 1. Guru
Seorang guru yang professional dituntut untuk memiliki kemampuankemampuan tertentu. Kemampuan guru dalam menguasai materi dan menguasai cara penyampaiannya merupakan modal utama dalam kelangsungan proses belajar mengajar. Seorang guru yang tidak menguasai materi tidak dapai mengajar dengan kualitas yang baik. Sebaliknya meskipun materi telah dikuasai namun seorang guru tidak dapat menguasai cara penyampaian akan mengajarnya tidak baik dan kurang maksimal. Guru yang mementingkan selesainya bahan tanpa memperhatikan kemampuan dan kesiapan anak didik akan menimbulkan kesuli tan anak dalam memahami pelajaran. Kondidi ini mengakibatkan timbulnya rasa enggan siswa belajar sains bahkan menjadi frustasi dan akhirnya sains menjadi pelajaran yang tidak disenangi terutama matematika. 2. Siswa
Berbicara tentang siswa banyak factor-faktor di dalamnya yang perlu kita perhatikan dalam hubungan dengan pembelajaran sains. Terkhusus pelajar matematika yang di anggap sulit, kita pertama perhatikan :
Apakah siswa cukup cerdas dan berbakat?
Apakah siswa siap belajar?
Apakah siswa mau belajar?
Apakah siswa berminat dan tertarik?
Apakah siswa senang atau apakah suasana lingkungan dan interaksinya mendukung siswa belajar?
Selain itu ada factor utama keberhasilan siswa yaitu kecerdasan , kesiapan dan bakat anak. Dengan mempelajari karakter-karakter tersebut bisa menentukan strategi
belajar
yang
bagaimana
mempertimbangkan karakteristik siswa.
yang
harus
diterapkan
dengan
juga
3. Sarana dan Prasarana
Proses belajar mengajar akan berlangsung baik jika sarana dan prasarana menunjang. Sarana yang cukup lengkap seperti perpustakaan ddengan buku-buku yang relevan dan adanya laboratorium dengan per lengkapan dan pembiayaan yang cukup.demikian juga dengan adanya prasarana yang cukup seperti sejuk dan bersih, tempat duduk yang nyaman dan lengkapnya peralatan pembelajaran memperlancar proses belajar mengajar sains. C. PERMASALAHAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SAINS
Berdasarkan data hasil PISA ( Program for International Assessment of Student ) tahun 2009, peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Ada tiga aspek yang diteliti PISA, yakni kemampuan membaca, matematika, dan sains, berikut hasil survey PISA tahun 2009; Reading ( 57), Matematika (61) dan Sains ( 60). Dengan predikat ini bisa mencerminkan bagaimana sistem pendidikan Indonesia yang sedang berjalan saat ini. Berdasarkan data PISA tahun 2009 tersebut, anak Indonesia masih rendah dalam kemampuan
literasi
sains
diantaranya
mengidentifikasi
masalah
ilmiah,
menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan sains. Berdasarkan data prestasi sains di TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) Indonesia pada tahun 2003 Indonesia berada diurutan 36 dan tahun 2007 diurutan 41. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan di Indonesia memang harus terus dilakukan. Perlu diupayakan penataan pendidikan yang bermutu dan terus menerus yang adaptif terhadap perubahan zaman. Rendahnya mutu sumber daya manusia Indonesia itu memang tidak terlepas dari hasil yang dicapai oleh pendidikan kita selama ini. Oleh Choiri mengatakan bahwa banyak permasalahan pembelajaran sains yang diangkat ke media tanpa adanya inovasi pembelajaran di kelas, Selain itu pemberian
materipun
harus
diperhatikan,
hal
ini
untuk
menghindari
kesalahan/kekurangan penerimaan konsep pada anak dengan benar dengan memperhatikan psikologi anak tersebut dari awal pelajaran hingga evaluasi.
Banyak
sekali masalah yang muncul yang dialami oleh guru, diantaranya :
a. Guru tidak siap mengajar, dalam arti terkadang guru belum memahami konsep materi yang diajarkan. b. Kesulitan memahami pelajaran, guru sering kesulitan dalam memunculkan minat belajar anak c. Kurang optimal dalam penerapan metode pembelajaran yang ada. d. Kesulitan memilih dan menentukan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan e.
Kesulitan menanamkan konsep yang benar pada siswa dan sering bersifat verbalistik.
Sedangkan
masalah yang timbul dari siswa diantaranya :
a. sukar untuk mengubah paradigma yang berpandangan bahwa guru adalah satu-satunya sumber belajar. b. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran sains karena bagi mereka sains itu sulit dan sangat dibenci. Masalah
dalam proses berlangsungnya pembelajaran antaranya :
a. pola pembelajaran DDCH (duduk, dengar, catat dan hapal). Pola pembelajaran DDCH punya kelemahan, yaitu : 1. kurangnya interaksi guru sehingga murid dapat menurunkan motivasi anak belajar 2.
murid apatis karena tidak ada keaktifan terlihat dalam proses pembelajaran.
3.
murid kesulitan memahami konsep materi pelajaran.
4.
munculnya trauma murid kepada guru yang mengajar
5.
materi pelajaran yang diserap murid masuk dalam ingatan i ngatan jangka pendek alias STM (short time memory)
6. prestasi pembelajaran sains cenderung menurun. b. Fasilitas baik sarana dan prasarana yang kurang menunjuang membuat proses belajar mengajar terhambat. c. Metode pembelajaran yang di terapkan guru kurang sesuai dengan konsep materi .
d. Kurangnya kreativitas dan inovasi dari guru dalam mengajar sehingga siswa menjadi bosan dan jenuh. e. Jumlah siswa di atas 20 anak dalam satu kelas menyebabkan guru kesulitan
untuk
mengatasi
masalah
perbedaan
kemampuan
individu.Contoh kendala lain adalah ketersediaan waktu; ketidakcocokan antara kurikulum, pembelajaran, dan evaluasi; keterbatasan sumber belajar; pola hubungan antara guru dan siswa; dan lain-lain. D. SOLUSI ATAS PERMASALAHAN PERMASALAHAN PEMBELAJARAN SAINS
1. Kegiatan Membenahi Membenahi Motivasi dan Prestasi. Kegiatan membenahi motivasi dan prestasi merupakan kegiatan awal pembelajaran.
Kegiatan
itu
perlu
dirancang
sebaik
mungkin
guna
mengkoordinasikan murid-murid murid- murid untuk “siap” belajar, menerima pelajaran dengan bertanya dan menggali ilmu pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan yang bisa memberikan motivasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan, misalnya metode ceramah (bercerita), peragaan, demonstrasi, dan sosiodrama dengan bermain peran, serta metode tanya jawab. Pada kegiatan memberikan motivasi, guru hendaknya memberikan pertanyaan awal yang mengarahkan pada materi yang akan dibahas, sehingga muncul opini anak.
2. Guru dapat mengembangkan pembelajaran yang yang aktif. Pendekatan pembelajaran “PAKEMI” dan inovatif, pembelajaran aktif, kreatif, enak, menyenangkan. Pendekatan pembelajaran PAKEMI paling tidak dapat membawa angin perubahan dalam pembelajaran, yaitu : a. guru dan murid sama-sama aktif dan terjadi interaksi timbal balik antar keduanya. b. guru dan murid dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam pembelajaran. c. murid merasa senagn dan nyaman dalam pembelajaran d. munculnya pembahasan dalam pembelajaran di kelas.
Selain itu pembelajaran aktif bisa dilakukan dengan pembelajaran CBSA. Dalam pembelajaran ini dirubah system dari guru yang aktif seperti pembelajaran dahulu, dimana guru memegang peran yang besar karena guru dianggap sumber satu-satunya
materi
pembelajaran
menjadi
siswa
yang
aktiv.anak-anak
diperlakukan sebagai pribadi yang potensial dan sedang berkembang. Keaktivan siswa harus meliputi intelektual dan emosional. Dalam CBSA peranan guru menjadi ganda tidak hanya ceramah namun ada peran lain diantaranya : a. sebagai informator b. sebagai komunikator c. sebagai organisator d. sebagai fasilisator e. sebagai motivator f. sebagai director g. sebagai kasalisator h. sebagai konduktor i.
sebagai inisiator
j.
sebagai moderator
k. sebagai administrator l.
sebagai evaluator.
3. Menentukan model pembelajaran yang mengembangkan misi pembelajaran sains Dalam pelaksanaannya pelaksanaannya pembelajan sains selalu berkaitan dengan metode metode ilmiah. Penggunaan metode ini pada dasarnya tidak terlepas dari bebagai pendekatan-pendekatan
terutama
pendekatan
proses.
Proses
merupakan
sekumpulan keterampilan intelektual yang harus dimiliki oleh para siswa sebagai bekal dalam mempelajari sains. Prestasi belajar siswa tidak semata-mata berasal dari pengetahuan yang ditransfer langsung dari pikiran guru ke dalam pikiran siswa. Hal ini disebabkan siswa yang datang ke sekolah sudah membawa pengetahuan awal yang siap dikembangkan dengan bimbingan guru, sesuai dengan kaidah pembelajaran yakni proses interaksi antara guru dengan siswa. Dalam proses pembelajaran, guru
memberikan bimbingan, menyediakan berbagai kesempatan yang dapt mendorong siswa belajar, dan memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran. mengintegrasikan isi sains kedalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang membekali siswa pengalaman belajar siswa secara langsung. Pemberian pengalaman belajar secara langsung ini sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah. Selain itu dalam proses pembelajaran sains kita bisa menggunakan beberapa macam pendekatan seperti halnya pendekatan lingkungan dimana pembelajaran sains itu langsung kelapangan dan pengamatan langsung terhadap fenomena sains ada juga pendekatan STM (sains teknologi masyarakat) atau pendekatan STS (science technology society), pendekatan konstruktivis
dan
pendekatan lainnya. 4. Membantu pemahaman hakikat sains dalam proses pembelajaran pembelajaran Membantu siswa dalam pemahaman hakikat sains dapat dilakukan dengan cara : a. Para siswa/mahasiswa perlu dilibatkan secara aktif dalam aktivitas yang didasari sains yang merefleksikan metode ilmiah dan keterampilan proses yang mengarah pada diskoveri atau inkuiri terbimbing. b. Para siswa/mahasiswa perlu didorong melakukan aktivitas yang melibatkan pencarian jawaban bagi masalah dalam masyarakat ilmiah dan teknologi c.
Para siswa/mahasiswa perlu dilatih ”learning by doing = belajar dengan berbuat sesuatu” s esuatu” dan kemudian merefleksikannya. Mereka harus secara aktif mengkonstruksi konsep, prinsip, dan generalisasi melalui proses ilmiah.
d.
Para guru perlu menggunakan berbagai pendekatan/model pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran sains. Siswa/mahasiswa perlu diarahkan juga pada pemahaman produk dan konten materi ajar melalui aktivitas membaca, menulis dan mengunjungi tempat tertentu.
e.
Para siswa perlu dibantu untuk memahami keterbatasan/ketentatifan sains, nilai-nilai, sikap yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran sains di masyarakat sehingga mereka dapat membuat keputusan.
5. Menempatkan siswa pada pusat proses pembelajaran Metoda mengajar tradisional dengan pendekatan ekspositori sebaiknya mulai
dikurangi.Guru
yang
hanya
men-transmisi
pengetahuan
kurang
menstimulasi siswa untuk belajar secara aktif. Hal ini bukan berarti bahwa metoda ceramah tidak baik, atau siswa tidak mengalami proses belajar. Variasi proses pembelajaran lebih memicu siswa untuk aktif belajar .Menempatkan siswa pada pusat poses pembelajaran berarti memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengonstruksi hal yang dipelajarinya berdasarkan pengetahuan yang diketahuinya dan menginterpretasi konsep, bukan memberikan informasi melalui buku teks.
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dalam makalah ini adalah :
Hakikat pembelajaran Sains adalah pembelajaran yang mampu merangsang kemampuan berfikir siswa meliputi empat unsur utama : sikap, proses, produk dan aplikasi
Faktor – Faktor – faktor faktor yang mempengaruhi pembelajaran sains adalah: guru, siswa , sarana dan prasarana
Permasalahan pelaksanaan pengajaran sains dapat timbul dikarenakan anak Indonesia masih rendah dalam kemampuan literasi sains diantaranya mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan sains.
Ada beberapa Solusi atas permasalahan pelaksanaan pengajaran sains,antara lain : kegiatan membenahi me mbenahi motivasi dan prestasi, dan guru dapat mengembangkan pembelajaran yang aktif.
3.2 Saran
Setiap guru seharusnya dapat mengatasi permasalahan pelaksanaan pengajaran sains.
Setiap guru sebaiknya dapat mengembangkan pembelajaran yang aktif. Sehingga terjadi interaksi antara guru dan murid.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011. Anonim.2011.http://hafismuadd http://hafismuaddab.wordpress.c ab.wordpress.com/tag/m om/tag/masalah-pembe asalah-pembelajaran-ipa/ lajaran-ipa/ Dasar-Dasar Pendidikan Mipa .Departemen Pendidikan Drs.Karso,dkk.1993.Dasar-Dasar
dan Kebudayaan.Jakarta