BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Konselor Konselor adalah seseorang seseorang yang mempelajari mempelajari konseling konseling dan secara professional professional yang dapat melaksanakan pelayanan konseling dengan berlatar belakang pendidikan minimal S1 jurusan BK Masalah adalah perbedaan antara keinginan dan kenyataan yang ada , menurut Prajudi masalah ah adal adalah ah sesua sesuatu tu yang ang meny menyim impa pang ng dari dari apa apa yang yang diha diharap rapka kan, n, Admuls Admulsudi udirjo rjo,, masal direncanakan, ditentukan,untuk dicapai sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan. Seperti Seperti profesional profesional lainnya, lainnya, konselor konselor juga menghadapi menghadapi berbagai berbagai macam masalah yang kadang kadang-kad -kadang ang sepele sepeleh, h, namun namun juga juga kadang kadang-ka -kadan dang g serius. serius. Yang menjad menjadii permas permasalah alahan an bukanlah masalah itu sendiri, tetapi bagaimana konselor menghadapi masalah-masalah itu. Sang Sangat atla lah h pent pentin ing g bah bahaa kons konselo elorr !dan !dan oran orang g yang yang menj menjala alani ni kons konseli eling ng"" meng mengen enali ali sebelumnya masalah-masalah yang potensial menanti mereka. 1.2 Rumusan Rumusan masala masala 1.#.1 1.#.1 apa saja saja masalah masalah yang dihadapi dihadapi konselo konselorr dalam dalam melakuk melakukan an konselin konseling g$ 1.#.# 1.#.# bagaim bagaimana ana cara cara menye menyelesa lesaika ikan n permasal permasalaha ahan n tersebu tersebutt $ 1.! "u "ujuan juan 1.%.1 1.%.1 mengetahui mengetahui masalah masalah apa apa saja yang mungkin mungkin dihada dihadapi pi oleh konselor konselor ketika ketika melakuk melakukan an
proses konseling 1.%.# 1.%.# cara menye menyelesai lesaikan kan permas permasalah alahan an yang yang ada. ada. 1.# $an%aa $an%aatt 1.&. 1.&.1 1 kons konsel elor or dapa dapatt meng menget etah ahui ui kemu kemung ngki kina nan n masal masalah ah yang dapa dapatt terja terjadi di pada pada saat saat
konseling sehingga konselor dapat menghindari atau mengatasi masalah tersebut.
1
BAB II I&I
2.1 Bentuk $asala 'ang Diada(i )onselor 'ujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang seutuhnya. Bimbingan dan konseling secara tidak langsung menunjang tujuan pendidikan dengan menangani masalah dan memberikan layanan secara khusus pada sisa, agar sisa dapat mengembangkan dirinya secara penuh. Kehadiran koselor sekolah membantu guru dalam memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang erta kaitannya dengan profesi guru, seperti keadaan emosional yang mempengaruhi proses belajarmengajar, mengembangkan sikap positif dan menangani masalah yang ditemui guru dalam pelaksanaan tugasnya. Konselor dan guru merupakan suatu tim yang saling menunjang demi terciptanya pembelajaran yang efektif. 'ujuan bimbingan di sekolah ialah membantu sisa dalam ( 1" mengatasi kesulitan belajar, #" mengatasi kebiasaan yang tidak baik pada saat kegiatan belajar maupun dalam hubungan sosial, %" mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jas mani, &" hal yang berkaitan dengan kelanjutan studi, )" kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan pekerjaan dan *" mengatasi kesulitan masalah sosial-emosional yang berasal dari murid berkaitan dengan lingkunga sekolah, keluarga dan lingkungan yang lebih luas. +oning mengemukakan baha tujuan bimbingan di sekolah sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri yaitu membantu sisa agar dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologis, merealisasikan keinginan serta mengembangkan kemampuan dan potensinya. Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, idyaisara, fasilitator, dan instruktur *UU No. 2+ "aun 2++! (asal 1 A'at -. amun masih banyak ditemukan hambatan-hambatan yang dihadapi konselor dalam melakukan layanan bimbingan dan konseling. Secara garis besar hambatan bimbingan dan konseling dalam dikelompokkan dalam dua hal, yaitu 1amatan internal dan 2- amatan eksternal. 1. Hamatan Internal.
berkaitan dengan kompetensi konselor. yaitu meliputi kompetensi akademik dan kompetensi profesional. Kompetensi akademik konselor yakni lulusan S1 bimbingan konseling atau S# bimbingan konseling dan melanjutkan pendidikan profesi selama 1 tahun. Kenyataan di lapangan membuktikan
2
baha masih banyak di temukan diberbagai sekolah SM, M's, M, SM, dan SMK guru BK non BK, artinya konselor sekolah yang bukan berlatar pendidikan bimbingan konseling. Kompetensi profesional terbentuk melalui latihan, seminar, orkshop. /ntuk menjadi konselor profesional memerlukan proses dan aktu. Konselor profesional membutuhkan jam terbang yang cukup matang. +i samping itu masih juga ditemukan dilapangan, adanya manajemen bimbingan dan konseling yang masih amburadul. /man Suherman !#00", lebih lanjut menjelaskan mengenai manajemen bimbingan dan konseling, layanan bimbingan dan konseling perlu diurus, diatur, dikemudikan, dikendalikan, ditangani, dikelola, diselenggarakan, dijalankan, dilaksanakan dan dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian, keterampilan, serta aasan dan pemahaman tentang arah, tujuan, fungsi, kegiatan, strategi dan indikator keberhasilannya. 2. Hamatan Eksternal. a. La'anan Bimingan dan )onseling da(at dilakukan ole sia(a saja
Stereotip keliru yang menyatakan baha konseling dapat dilakukan oleh siapa saja yang seharusna dilaksanakan secara profesional. Salah satu ciri keprofesionalan bimbingan dan konseling adalah baha pelayanan itu harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keahliannya itu diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang cukup lama di erguruan 'inggi, serta pengalaman-pengalaman. .
Bimingan dan )onseling an'a untuk orang 'ang ermasala saja
Sebagian orang berpandangan baha BK itu ada karena adanya masalah, jika tidak ada maka BK tidak diperlukan, dan BK itu diperlukan untuk membantu menyelesaikan masalah saja. adahal rele2ansi bimbingan dan konseling memiliki # suku kata, bimbingan yaitu suatu proses yang membantu indi2idu baik ada maupun tidak ada masalah yang bersifat prefentif, dan konseling yang merupakan pemberian bantuan yang dilakukan karena adanya suatu permasalahan yang bersifat kuratif. /.
)eerasilan la'anan B) tergantung ke(ada sarana dan (rasarana
Seorang konselor yang dinilai tidak bagus kinerjanya, seringkali berdalih dengan alasan baha ia kurang didukung oleh sarana dan prasarana yang bagus. Sebaliknya pihak konseli pun terkadang juga terjebak dalam asumsi baha konselor yang hebat itu terlihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki konselor. ada hakikatnya kehebatan konselor itu dinilai bukan dari faktor luarnya, t etapi lebih kepada faktor kepribadian konselor itu sendiri, termasuk didalamnya pemahaman agama, tingkah laku seharihari, pergaulan dan gaya hidup. d.
)onselor arus akti%, sedangkan konseli arus0ole (asi%
Sering kita temukan baha konseli sering menyerahkan sepenuhnya penyelesaian masalahnya kepada konselor, mereka menganggap baha memang itulah keajiban konselor, terlebih lagi jika dalam pelayanan Bk tersebut konseli harus membayar. 3al ini terjadi sebenarnya juga disebabkan karena tak jarang konselor yang membuat konseli itu menjadi sangat berketergantungan dengan konselor. Konselor terkadang mencitrakan dirinya sebagai pemecah masalah yang handal dan dapat 3
dipercaya. Konselor seperti ini biasanya berorientasi pada ekonomi bukan pengabdian. 'ak jarang juga konselor yang enggan melepaskan konselinya, sehingga dia merekayasa untuk memperlambat proses penyelesaian masalah, karena tentunya jika tiap pertemuan konseli harus membayar maka akan semakin banyak keuntungan yang diperoleh konselor. ada dasarnya hubungan yang dilakukan antara konselor dan konseli haruslah bersifat yang memandirikan konseli, bimbingan dan konseling yang dilakukansebaiknya menghargai potensi yang dimiliki konseli dengan memberikan konseli tanggung jaab untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan sedikit bantuan dari konselor karena konselor memiliki fungsi sebagai fasilitator saja. e.
$engangga( asil (ekerjaan Bimingan dan )onseling arus segera terliat
Seringkali konseli !orangtua4keluarga konseli" yang berekonomi tinggi memaksakan kehendak kepada konselor untuk dapat menyelesaikan masalahnya secepat mungkin tak peduli berapapun biaya yang harus dikeluarkan. 'idak jarang konselor sendiri secara tidak sadar atau sadar !karena ada faktor tertentu" menyanggupi keinginan konseli yang seperti ini, biasanya konselor ini meminta kompensasi dengan bayaran yang tinggi. Yang lebih parah justru kadang ada konselor itu sendiri yang mempromosikan dirinya sebagai konselor yang mampu menyelesaikan masalah secara tuntas dan cepat. ada dasarnya yang mampu menganalisa besar4kecil nya masalah dan cepat4lambat nya penanganan masalah adalah konselor itu sendiri, karena konselor tentunya memahami landasan dan kerangka teoritik BK serta mempunyai pengalaman dalam penanganan masalah yang sejenisnya. %.
uru Bimingan dan )onseling di sekola adala (olisi sekola3
Masih banyak anggapan baha bimbingan dan konseling adalah 5polisi sekolah6. 3al ini disebabkan karena seringkali pihak sekolah menyerahkan sepenuhnya masalah pelanggaran kedisiplinan dan peraturan sekolah lainnya kepada guru BK. Bahkan banyak guru BK yang diberi eenang sebagai eksekutor bagi sisa yang bermasalah. Sehingga banyak sekali kita temukan di sekolah-sekolah yang menganggap guru Bk sebagai guru 5killer6 !yang ditakuti". 7uru !BK" itu bukan untuk ditakuti tetapi untuk disegani, dicintai dan diteladani. 8ika kita menganalogikan dengan dunia hukum, konselor harus mampu berperan sebagai pengacara, yang bertindak sebagai sahabat kepercayaan, tempat mencurahkan isi hati dan pikiran. Konselor adalah kaan pengiring, penunjuk jalan, pemberi informasi, pembangun kekuatan, dan pembina perilaku-perilaku positif yang dikehendaki sehingga siapa pun yang berhubungan dengan bimbingan konseling akan memperoleh suasana sejuk dan memberi harapan. Kendati demikian, konselor juga tidak bisa membela4melindungi sisa yang memang jelas bermasalah, tetapi konselor boleh menjadi jaminan untuk penangguhan hukuman4pe-maaf-an bagi konselinya. Yang salah tetaplah salah tetapi hukuman boleh saja tidak diberikan, bergantung kepada besar kecilnya masalah itu sendiri.
9a2anagh !1:#" mengatakan baha ada tujuh masalah yang umum dalam suatu hunbungan konseling ( kebosanan, hostilitas, berbagai kesalahan konselor, manipulasi, 4
penderitaan , hubungan yang membantu 2ersus hubungan yang tidak membantu, dan mengakhiri konseling. 7ladding !1::#" menyebutkan suatu fenomena lain yang juga menjadi masalah konsleor yaitu burnout . 1. )eosanan Menurut 9a2anagh !1:#", konselor pemula jarang mengalami kebosanan karena sifat
baru dari pekerjaan mereka. Setiap hari ia bertemu dengan orang-orang yang mempunyai problem berbeda, dan mencoba ketermapilan dan tanggung jaab yang baru sebagai konselor $asala4masala5
Yang mungkin timbul karena kebosanan adalah( •
Konselor mengambil jarak dari kliennya, makin lama makin menjauh. Klien dapat merasakan hal ini, ia akan kehilangan rasa aman dan rasa diterima yang sangat penting
•
untuk keberhasilan konseling. Konselor terkadang mengambil cara negatif dalam menangani kebosanannya. ;a
•
mungkin akan daydreaming , atau berfantasi sendiri. Kemungkinan konselor kehilangan informasi penting sangatlah besar, kalau ia dikuasai oleh kebosanannya, karena ia menjadi kurang perhatian, kurang konsentrasi dan mungkin malah memikirkan masalahnya sendiri.
6ara untuk mengatasi 5
9a2anagh !1:#" menganjurkan untuk konselor membicarakan hal ini dengan klien. Membicarakan kebosanan kepada klien merupakan bagian dari konsep genuineness, tetapi perlu diperhatikan cara penyampaiannya sehingga tidak mengganggu rapport yang sudah terbentuk dengan klien. Konselor dapat melakukan perubahan bila menghadapi klien yang membosankan. Beberapa cara untuk mengatasi, misalnya dengan mengubah aktu pertemuan di jam-jam ketika konselor lebih 5aas6. Konselor bisa memberi tugas kepada klien !misalnya membuat catatan-catatan" yang kemudian akan dibicarakan dalam sesi konseling. 2. Hostilitas
5
Konselor sering merasa dirinya nice people karena sudah membantu orang lain dan ia mengharap akan dihargai karena hal ini. 'etapi orang dalam konseling punya hostilitas terpendam yang harus durai dahulu sebelum bisa melangkah maju. &umer Hostilitas •
Berasal dari frustrated needs.
•
yang biasa sudah dirasakan sangat mengancam mereka. 3ostiltas bisa juga ditujukan kepada konselor yang merupakan simbolisasi dari konflik internal dan eksternal yang dipunyai klien. Mungkin konselor adalah representasi dari orangtua yang tidak disukai, pasangan atau mantan pasangan yang dibenci, atau tokoh
•
otoritas. 'ekanan yang sangat intens !intense pressure) yang berasal dari orang lain maupun dari
•
dala dirinya sendiri. Konselor memang pantas untuk menerima hostilitas klien. Mungkin cara konselor berkomunikasi dirasakan kurang berusaha membantu.
$engada(i Hostilitas
8arang sekali kemungkinannya baha konselor tidak pernah menjadi sasaran hostilitas. Sangat penting konselor menemukan apa yang menyebabkan timbulnya hostilitas ini dan menghadapinya. Konselor secara sadar maupun tidak akan mencoba menghindari situasi yang mungkin akan menjadikannya sasaran hostilitas. Berusaha menghindar dari hostilitas adalah seperti ahli bedah yang ingin melakukan operasi tanpa terkena darah. =agi pula, situasi hostilitas ini jangan dihindari, perl dihadapi, karena klien perlu belajar untuk menyelesaikan dan menghadapi hostilitas ini. !. )esalaan )onselor
Subjek pekerjaan konselor-tingkah laku manusia- adalah hal yang sangat kompleks dan mempunyai nuansa-nuansa halus. 'idak dapat diukur dengan tepat, tidak dapat dipahami denga n tepat. 8adi pasti akan terjadi sesuatu kesalahan. •
Salah satu kesalahan yang dapat dibuat konselor adalah lemah, tidak tegas.
6
•
'idak mengakui kesalahan adalah bentuk kesalahan yang lain. Yang membedakan konselor yang efektif dan yang tidak efektif bukanlah ada atau tidaknya kesalahan, tetapi apakah mau mengakui atau tidak,kepada dirinya sendiri dan kepada kliennya.
Konselor yang efektif mengakui baha membuat kesalahan karena empat alasan( a. Mereka jujur, dan kejujuran menuntut kalau ada kesalahan harus diakui b.
Klien memanipulasi konselor dengan tujuan berikut( •
/ntuk memenuhi kebutuhan Klien yang datang untuk konseling biasanya mempunyai kebutuhan yang tidak terpenuhi. Konseling bukan tempat untuk memenuhi kebutuhan ini, karena menyebabkan klien tidak bisa berkembang, karena ingin tinggal terus dalam konseling. Klien yang mempunyai kebutuhan untuk dicintai mungkin akan berusaha memanipulasi konselor agar kebutuhannya ini terpenuhi, sedikitnya ada perasaan istimea untuk klien ini. Konselor yang kebutuhan cintanya tidak terpenuhi akan
•
sangat rentan terhadap hal ini. /ntuk menetralisasi ancaman. Sangat perlu bagi konselor untuk mengetahui dalam hal-hal apa saja dia rentan, sehingga bisa mengurangi potensinya untuk dimanipulasi. Klien yang berusaha memanipulasi konselor( a. Biasanya mereka tidak sadar tentang apa yang mereka lakukan, karena dilandasi kebutuhan-kebutuhan, perasaan dan motif yang tidak disadari. Bila dikonfrontasi biasanya bereaksi dengan hurt, confusion, anger, denial . 7
b. 'idak ada gunanya mengambil sikap defensif. kibatnya klien akan mengambil sikap defensif kembali yang tidak bermanfaat. c. 'idak ada gunanya bersikap sinis pada orang yang memanipulasi konselor, karena semua klien seperti itu. )onselor memani(ulasi klien
Beberapa contoh konselor yang manipulatif. •
Karena bosan dan jengkel, konselor mengatakan baha kliennya sudah mengalami
•
kemajuan, dan perlu 5istirahat6 dari konseling. Konselor perlu memenuhi kebutuhan untuk afeksi dan kehangatan, maka ia berusaha membangun hubungan ini dengna kliennya, dengan dalih baha klien perlu belajar dan mempraktikannya pada diri konselor.
7. Penderitaan * Suffering/Psychological/Bleeding -
Seperti hanya pada manipulasi, konselor bisa menderita dan sebaliknya klien juga bisa menderita. Kedua situasi ini dapat menimbulkan masalah dalam hubungan konseling bila tidak dikenali dan diatasi dengan efektif. Keinginan untuk mencegah penderitaan yang merupakan sebab utama orang pergi kepada konselor. ;ronisnya, efek samping dari konseling adalah adanya penderitaan ini, karean penderitaan adalah bagian inheren dari perkembangan kepribadian. Klien harus merasakan penderitaan ini untuk dapat melangkah kepada keadaan yang lebih positif. Konselor harus mampu untuk duduk dan membiarkan kliennya berdarahdarah sehingga semua 5racun6 dalam tubuhnya keluar. Saat yang tepat dan bagaimana menghentikan perdarahan ini adalah suatu keterampilan yang didapat berdasarkan pengalaman. . Huungan 'ang $emantu 8& Huungan 'ang "idak $emantu
da # tipe hubungan yang tidak membantu dalam konseling, a. +istansi emosional !emotionally detached " Konselor yang distan secara emosional tidak dapat 5masuk6 kedalam diri klien. ;a tidak dapat menyatukan dirinya dengan pikiran, perasaan dan persepsiklien sehingga bisa benar-benar berempati. Konselornya anonimus, sehingga sulit untuk menciptakan rapport dan rasa percaya. Keterlibatannya bersifat intelektual. Konselor berfungsi sebagai director, tutor atau mentor . 'etapi, kadang-kadang ada pula konselor yang memang mengambil jarak secara emosional. 8
b. Kelekatan emosional !emotionally attached " =ekat emosional berarti baha konselor dan4atau klien bergantung pada yang lain untuk pemuasan kebutuhan dasar mereka. Kebutuhan dasar yang terpenuhi dalam hubungan semacam
ini
merupakan kebutuhan
untuk
merasa aman,
untuk
menerimadan memberi cinta, untuk dikagumi, dan dibutuhkan. Konseling memang potensial untuk terbentuknya hubungan semacam ini. 'erjadi atau tidak tergantung pada pemenuhan kebutuhan diluar konseling. Sikap konselor terhadap klien • • •
arental !orangtua yang terlalu melindungi" >raternal !sahabat" ?omantik !kekasih atau pasangan"
3ubungan yang membantu adalah( Keterlibatan emosional !emotionally involved "( Satu-satunya hubungan yang sehat antara konselor dan klien adalah hubungan dimana ada keterlibatan emosional, bukan distansi dan bukan pula kelekatan. da hubungan yang dekat, ada transparasi. Mereka cukup saling mengenal untuk dapat saling percaya dan saling berempati. 9. "erminasi )onseling
Berapa pun sesi konseling yang terjadi, pada suatu aktu akan berakhir dalam salah satu dari tiga cara ini, yaitu bila sasaran konseling telah tercapai, klien secara prematur ingin menghentikan konseling, konselor ingin menghentikan konseling meskipun klien ingin melanjutkan. Melakukan terminasi, membaa masalah bagi konselor dan klien. 8. Burnout
7ladding mendefinisikan burnout: Becoming emotionally and/or physically drained to the point that they cannot perform functions meaningfully (1992, hlm. !). Menurut 7ladding, tidak ada seorang pun yang terus menerus selamanya dapat berfungsi secara bermakna. 'idak ada orang yang mampu untuk berfungsi secara adekuat kalau tidak pernah melangkah keluar dari peran profesionalnya.
9
/ntuk mempertahankanp pendekatan yang sehat, konselor yang sukses memakai cara-cara pre2entif untuk mencegah burnout. Beberapa saran 7ladding !1::#" untuk mencegah atau 5mengobati6 burnout sebagai berikut( • • • • • • •
• • • •
Menjalin hubungan dengan indi2idu-indi2idu yang sehat. Bekerja dengan rekan-rekan yang committed dan dengan organisasi yang punya misi "ommitted pada suatu teori konseling #ela$u$an latihan%latihan untu$ mengurangi stres Memodifikasi stresor pada lingkungan Melakukan self%assessment Secara berkala mengkaji ulang dan mengklarifikasi counseling roles, e&pectations, dan beliefs Menjalani terapi pribadi Menyisihkan suatu aktu bebas dan pribadi Mempertahankan sikap detached concern bila bekerja dengan klien Mempertahankan sikap 5selalu ada harapan6.
!@inkel" dapun masalah-masalah yang dihadapi seorang konselor yang dapat menghambat keefektifan kerjanya diantaranya yaitu ( 1. Memihak4 menitikberatkan pada informasi sepihak. Biasanya problema yang didengar konselor merupakan salah satu aspek persoalan yang dilihat dari sudut pandang konseli itu sendiri. Sebagai contoh, dalam konseling pernikahan, suami maupun istri bisa mempunyai pandangan berbeda mengenai satu persoalan. 'entunya konselor tidak dapat menyelesaikan persoalan dengan baik jika problema hanya didengar dari satu pihak, apalagi kalau sampai berpihak kepada salah satu konseli. #. Mengambil kesimpulan
yang
premature4
tergesa-gesa4
ceroboh.Seringkali
yang
dikemukakan oleh konseli hanya merupakan gejala atau akibat dari inti persoalannya dan belum tentu merupakan persoalan yang sebenarnya.
lainnya. /ntuk menghindarinya, konselor harus dapat menemukan cara yang tepat untuk mengatasinya tanpa merusak hubungan baik yang mungkin sudah terbina.+i dalam membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi konseli dengan rasional, konselor tidak boleh bersikap otoriter dan menuduh larangan-larangan yang sifatnya mengatur, sebaiknya dihindar 2.2 6ara $engatasi Hamatan4Hamatan &eorang )onselor
Sebagai guru BK tentu kita sangat menaruh harapan besar agar BK dapat berjalan efektif di sekolah. Kami merasa prihatin jika pelaksanakan tugas-tugas BK di sekolah kurang maksimal, oleh karena itu untuk dapat mingkatkan kinerja BK disekolah kita harus bekerja keras agar eksistensi BK disekolah dapat dakui keberadaanya dan terasa manfaatnya baik terhadap sisa, guru, sekolah dan masyarakat., oleh karenan itu ada beberapa saran yang dapat direnungkan dan dilaksanakan antara lain adalah sebagai berikut ( 1. Buatlah program BK sesuai dengan kubutuhan dan situasi kondisi sekolah #. =aksanakan program sesuai dengan kemampuan anda dan sekolah %. =aksanakan sosialisasi tentang tugas BK di Sekolah agar para sisa , guru dan kepala sekolah memahaminya tentang tugas-tugas BK di sekolah. &. 8angan terlalu menuntut kepada sekolah untuk melengkapi sarana dan prasarana BK jika sekolah memang tidak mampu menyediakannya.amun membuat usulan adalah hal yang bijak untuk dilaksanakan. ). Kuasai konsep BK dan 8angan malu bertanya jika anda memang tidak menguasai layanan BK disekolah, bertanya lebih baik dari pada salah dalam melaksanakan layanan BK. *. 8alin kerja sama yang solid antar guru BK melalui komunikasi intensif dalam forum M7BK, BK; dan forum-forum lain yang dapat meningkatkan kinerja BK. A. 8angan memaksakan diri untuk menangani kasus yang bukan menjadi tanggung jaab anda sepeti narkotika, kasus-kasus Kriminal, atau kasu-kasus kelainan jia, ingat baha betanggiung jaab sebatas sisa yang normal. +an jika hal ini terjadi di sekolah, maka segera kordinasi dengan pihak terkait untuk segera di 5 ?eferal 5 atau alih tangankasuskan.
11
. 'umbuhkan iat dan mantapkan hati baha 5 Saya akan menjadi guru BK yang professional mulai hari ini.
12
BAB III PENU"UP !.1 )E&I$PULAN
ermasalahan yang dihadapi konselor dibagi menjadi # yaitu internal dan eksternal. ermasalahan internal adalah permasalahan yang ada pada diri konselor tersendiri dan masalah eksternal adalah masalah yang terjadi di luar diri konselor !lingkungan" yang menghambat kinerja konselor dalam manjalankan4menyelesaikan tugas-tugasnya. ermasalahan yang terjadi bukanlah focus utama namun bagaimana cara menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi adalah tujuannya. !.2 &ARAN
Sebagai seorang konselor tentunya tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan yang akhirnya membuat masalah bagi konselor itu sendiri. Maka saran yang dapat diberikan adalah seorang konselor harus terus memperbaiki diri, belajar dari kesalahan-kesalahan terdahulu sehingga dapat mengurangi masalah dalam menjalankan proses konseling.
13
Da%tar Pustaka •
@.S. @inkel. 1::1. Bimbingan 'an onseling 'i nstitusi *endidi$an. 8akarta(
•
7ramedia @idiasarana ;ndonesia, %0#-%0%. mti, rman dan rayitno. #00. '++-%'++- B#B+ '+ 0.
•
8akarta( ' ?;K 9;'. +joko, B.S. #00:. '++-%'++- B#B+ '+ 0. Malang(
•
/ni2ersitas egeri Malang. =esmana, 8eanette Murad . #00). 'asar%dasar onseling . 8akarta ( /;-?SS
14