KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL S1 FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS RIAU Kampus Bina Widya, KM 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru
TUGAS
REKAYASA SUNGAI
MAKALAH
PERMASALAHAN SUNGAI
Oleh:
BOBBY ANSYARI NIM.1207136372
Kelas C
JURUSAN TEKNIK TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2015
Rekayasa Sungai
KATA ENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Rekayasa Sungai ini. Dalam penulisan makalah ini, penulis membahas permasalahan yang terjadi pada sungai, penyebab terjadinya maslah pada sungai serta penulis juga memberikan contoh kasus dari permasalahan sungai tersebut. Dengan pembahasan yang disajikan tersebut, penulis memberi makalah ini judul “Permasalahan Sungai”. Rasa terima kasih diucapkan kepada dosen pembimbing Bapak Mudjiatko, M.T, yang telah membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini. Dan juga diucapkan terima kasih kepada teman-teman serta keluarga yang telah ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak t erdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa mendatang. Semoga tugas makalah Rekayasa Sungai ini bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa teknik sipil umumnya dan juga bagi penulis sendiri khususnya.
Pekanbaru,
Oktober 2015
Penulis
i
Rekayasa Sungai
DAFTAR ISI Judul
Hlm.
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1 1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3 2.1 Permasalahan yang Terjadi pada Sungai ........................................................ 3 2.2 Penyebab Permasalahan Sungai yang Lumrah Terjadi ................................... 5 2.3 Contoh Kasus Permasalahan Sungai ............................................................... 7 BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 10 3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA
ii
Rekayasa Sungai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sungai di Indonesia semakin mengalami kerusakan lingkungan dari tahun ke tahun. Kerusakan lingkungan pada sungai meliputi kerusakan pada aspek biofisik ataupun kualitas air. Selama ini, permasalahan tentang sungai belum dianggap sebagai sebuah hal yang penting. Keberadaan sungai masih dianggap sebagai sebuah bagian dari kontur alam. Sungai hanya dianggap sebagai tempat air untuk mengalir menuju daerah yang lebih rendah. Padahal sungai memiliki peran yang sangat vital dalam menjaga keseimbangan lingkungan, khususnya terhadap pengelolaan air. Sungai berperan mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lain dan juga menjaga pola gerak air agar selalu tetap pada jalurnya. Dengan demikian, air tidak mengalir ke sembarang tempat yang pada akhirnya bisa menyebabkan permasalahan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain mempunyai fungsi hidrologis atau untuk mengalirkan air ke daerah-daerah, sungai juga mempunyai peran dalam menjaga keanekaragaman hayati, nilai ekonomi, budaya, transportasi, pariwisata dan lainnya. Kekayaan alam sungai Indonesia sedikitnya terdapat 5.590 sungai utama dan 65.017 anak sungai di Indonesia. Dari 5,5 ribu sungai utama panjang totalnya mencapai 94.573 km dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 1.512.466 km 2. Namun demikian, jumlah yang besar tersebut belum diimbangi dengan pengelolaan yang cukup optimal, akibatnya masih banyak sungai yang belum mampu memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi manusia, bahkan sungai justru sering menjadi sumber permasalahan kehidupan bagi manusia yang ada di sekitarnya. Saat ini sebagian sungai di Indonesia mengalami kerusakan sebagai akibat dari perubahan tata guna lahan, pertambahan jumlah penduduk serta kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan sungai. Gejala kerusakan lingkungan sungai dapat dilihat dari penyusutan luas hutan dan kerusakan lahan terutama kawasan lindung di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS).
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan sungai yang terjadi menyebabkan dampak yang besar ba gi makhluk hidup terutama bagi manusia. Menghadapi permasalahan tersebut penulis mencoba mengklarifikasikan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan sungai ini, dalam hal ini penulis mencoba merangkumnya dalam poin-poin permasalahan berikut:
Hlm. 1
Rekayasa Sungai
Berbagai permasalahan yang terjadi pada sungai dan dampak utama dari berbagai permasalahan sungai yang terjadi. Penyebab (fakta lapangan yang lumrah terjadi) berbagai permasalahan sungai.
yang menyebabkan terjadinya
Contoh kasus akibat dari permasalahan sungai.
1.3 Tujuan
Melalui tulisan ini diharapkan penulis mampu menginformasikan berbagai macam permasalahan sungai yang terjadi beserta dampak dan penyebabnya dengan tujuan agar kita lebih baik lagi dalam memperhatikan sungai dan menjaga kelestarian lingkungan sungai.
Hlm. 2
Rekayasa Sungai
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Permasalahan yang Terjadi pada Sungai
2.1.1 Pencemaran Sungai Pencemaran sungai adalah tercemarnya air sungai yang biasa disebabkan oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu kualitas biofisik maupun kualitas air itu sendiri. Dampak yang terjadi akibat pencemaran sungai adalah:
Pendangkalan sungai akibat penumpukan limbah padat
Banjir akibat sungai yang tersumbat oleh limbah padat
Terganggunya kehidupan biota sungai akibat kurangnya kadar oksigen atau bahkan mampu memunahkan kehidupan biota sungai Timbulnya penyakit pada masyarakat sekitar akibat konsumsi air sungai yang tidak lagi memenuhi standar kualitas konsumsi
Gambar 2.1 Pencemaran Sungai dengan Limbah Padat 2.1.2 Erosi Sungai Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang.
Hlm. 3
Rekayasa Sungai Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Dampak terjadinya pada sungai erosi adalah:
Erosi pada jumlah yang besar dapat berdampak terjadinya longsoran tanah pada bantaran sungai sehingga merusak struktur yang ada pada bantaran sungai Penumpukan hasil dari erosi atau pengikisan padatan dari bantaran sungai dapat menjadikan sungai dangkal Erosi juga mengakibatkan turunnya kemampuan tanah dalam meresapkan air (infiltrasi) sehingga air lebih banyak terlimpas, dalam kerusakan tanah yang parah sungai menjadi lebih mudah meluap atau banjir karena sulitnya air untuk terinfiltrasi ke bawah tanah.
Gambar 2.2 Erosi Sungai Menghancurkan Pemukiman Warga Bantaran Sungai
2.1.3 Sedimentasi Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang di transport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Tumpukan material yang
Hlm. 4
Rekayasa Sungai terdapat di hilir sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai. Sedimentasi pada sungai bisa berupa padatan besar seperti sampah, ranting tanaman atau sampah lainnya, tetapi yang terutama adalah karena partikel tanah akibat erosi yang berlebihan di daerah hulu sungai. Air hujan juga membawa dan menggerus tanah subur di permukaan dan melarutkannya untuk terbawa ke sungai, partikel tanah inilah yang akan menyebabkan proses sedimentasi ini. Dampak yang terjadi akibat sedimentasi ini adalah pendangkalan sungai dan penyempitan penampang sungai sehingga dalam kondisi terburuk akan mempermudah air sungai untuk meluap dan banjir.
Gambar 2.3 Luapan Sungai Akibat Pendangkalan dan Penyempitan Penampang Sungai oleh Material Sedimentasi Sungai yang Berlebihan
2.2 Penyebab Permasalahan Sungai yang Lumrah Terjadi
2.2.1 Sungai Menjadi Tempat Sampah Bukan rahasia lagi jika masih banyak masyarakat yang gemar membuang sampah rumah tangga mereka ke dalam sungai. Alasan yang dikemukakan adalah ketiadaan lahan untuk menampung sampah rumah tangga yang ada setiap hari. Cara mudah yang ditempuh selama ini yaitu membuangnya ke dalam sungai dengan harapan sampah tersebut akan hanyut dan tidak lagi mengotori halaman rumah. Sekilas cara ini terlihat sepele karena jumlah sampah yang dibuang dalam setiap rumah tidaklah banyak. Namun, apa jadinya jika setiap rumah melakukan tindakan tersebut? Tentu saja jumlah sampah yang ada di sungai akan menjadi bertumpuk.
Hlm. 5
Rekayasa Sungai Tindakan ini selain bisa menyebabkan sungai menjadi kotor, tumpukan sampah tersebut akan berpotensi menyumbat aliran air sungai sehingga bila sumbatan itu dibiarkan, akan menyebabkan aliran sungai berubah arah dan masuk ke pemukiman. Dalam jumlah besar, air yang masuk pemukiman ini akan menyebabkan bencana besar yang mengakibatkan kerugian bagi manusia di sekitar sungai dan terkena dampak banjir tersebut.
Gambar 2.4 Masyarakat Membuang Sampah dengan Sengaja di Sungai
2.2.2 Alih Fungsi Bantaran Sungai Di kawasan perkotaan, kebutuhan akan tempat tinggal menjadi sebuah hal yang sangat sulit untuk didapatkan. Selain karena harga ta nah yang mahal, ketersediaan lahan juga menjadi sebuah masalah tersendiri. Di sisi lain, manusia dituntut untuk memiliki tempat tinggal. Pilihan yang banyak dilakukan adalah dengan mendirikan bangunan di kawasan bantaran sungai. Hal ini dilakukan karena kawasan tersebut bebas dari kewajiban untuk membeli serta dianggap mudah dalam proses pendirian bangunan. Padahal mendirikan bangunan di kawasan bantaran sungai memiliki risiko yang sangat besar. Selain menyebabkan aliran sungai menjadi sempit dan akan menimbulkan ancaman ketika air sungai meluap, kehidupan masyarakat di bantaran sungai juga akan menjadi kurang sehat dikarenakan air sungai yang tentunya juga digunakan untuk konsumsi telah tercemar oleh limbah hasil kehidupan masyarakat bantaran sungai itu sendiri.
Hlm. 6
Rekayasa Sungai
Gambar 2.5 Kehidupan Masyarakat Bantaran Sungai
2.2.3 Kurangnya Perawatan Rutin Sungai Sebagian besar masyarakat Indonesia sering kali kurang memerhatikan kondisi sungai, akibatnya masyarakat sering tidak menyadari bahwa proses pendangkalan sungai sedang berlangsung dan menyebabkan kemampuan sungai untuk menampung debit air menjadi semakin kecil. Hal ini baru terasa ketika musim penghujan tiba, pada saat itu jumlah air yang melalui sungai akan meningkat secara tajam. Oleh sebab itu, diperlukan kesadaran dan kemauan dari semua pihak untuk memberikan perhatian pada sungai, caranya dengan melakukan pengerukan dasar sungai yang dilakukan secara rutin. Hal ini akan bermanfaat untuk menjaga kemampuan sungai dalam menampung debit air, sehingga pada musim penghujan tidak menyebabkan air menjadi meluap dan menggenangi pemukiman.
2.3 Contoh Kasus Permasalahan Sungai
Berikut Penulis berikan beberapa contoh kasus yang sudah umum terdengar oleh masyarakat Indonersia. 2.3.1 Sungai Bengawan Solo Bengawan solo termasuk sungai besar yang idealnya memiliki lebar 300 meter, namun kondisi saat ini lebar sungai hanya 160-180 meter. Hal ini karena sungai tersebut mengalami permasalahan. Pinggiran sungai di hulu Bengawan Solo yang kemiringannya 30-40 persen kini menjadi lahan pertanian, hampir tidak ada la han yang tersisa untuk hutan atau daerah resapan yang penting untuk kelestarian sumber mata air Bengawan Solo.
Hlm. 7
Rekayasa Sungai Daerah sempadan Bengawan Solo yang luasnya mencapai 1,9 juta hektare, kini hilang karena dihuni oleh 7,1 jiwa. Dari jumlah penduduk yang mendiami sempadan Bengawan Solo. Karena kurangnya pengetahuan penduduk terhadap kelestarian lingkungan Bengawan Solo, mereka tak peduli dan merusak sungai terbesar di Pulau Jawa itu. Dari 1,9 juta hektare luas sempadan sungai, 1,13 juta hektare di antaranya dipakai untuk lahan pertanian. Bengawan Solo meluap setiap musim hujan. Penyebabnya diantaranya, aliran sungai mulai dangkal karena ada sedimentasi dari lahan pertanian dan hilangnya sempadan sungai menyebabkan air hujan yang jatuh, langsung menuju sungai. Padahal, jika sempadan itu asli (berupa hutan), jatuhan air hujan tak langsung menyentuh permukaan tanah. Hujan mengenai daun pepohonan, lalu jatuh ke tanah, dan diserap akar-akar pohon. Akar-akar pohon ini, di samping bisa menyimpan air hujan (menghambat banjir), juga dapat memasok air untuk Bengawan pada musim kemarau. Pada sepanjang hulu dan sempadan Bengawan Solo terjadi erosi. Hal ini di sebabkan karena pada sungai bengawan solo marak berbagai penambangan pasir, terutama yang diusahakan secara besar-besaran dengan mesin penyedot. Lubang-lubang besar di dalam sungai menyebabkan ketidakstabilan tebing yang menimbulkan longsor. (Sumber: Harian Republika, Sabtu 14 Maret 2009 )
Gambar 2.6 Penambangan Pasir di Bantaran Sungai Bengawan Solo Secara Mekanik
2.3.1 Sungai Ciliwung Sungai Ciliwung merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai (SWS) Ciliwung - Cisadane. Sebagai bagian dari SWS Ciliwung - Cisadane, Sungai Ciliwung mempunyai daerah tangkapan + 337 Km2 mengalir sepanjang 117 km bermata air di Gunung Pangrango (3.019 m) yang terletak di sebelah selatan Kota Bogor dan bermuara di Laut Jawa dan memiliki lebar sungai 30 meter. Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang mengalir melintasi batas kota/ propinsi dan memiliki fungsi penting
Hlm. 8
Rekayasa Sungai bagi masyarakat sekitar yaitu sebagai sumber air baku, penggelontoran, jalur transportasi, dan sebagainya. Namun demikian, sejalan dengan pertumbuhan kota yang terjadi, kondisi Sungai Ciliwung dan lingkungan sekitarnya semakin hari semakin memburuk. Banyaknya penduduk yang tinggal di pinggiran sungai menjadi permasalahan sungai Ciliwung menjadi semakin kompleks. Selain menimbulkan kekumuhan, perlakuan penduduk kepada Sungai Ciliwung juga kurang bertanggung jawab, karena anggapan Sungai Ciliwung sebagai bagian belakang rumah mereka. Kegiatan pembangunan di DAS Ciliwung, yang cenderung mengarah pada penurunan daya dukung lingkungan, berupa penurunan kemampuan lahan dalam meresapkan air dan peningkatan laju erosi. Kondisi ini menyebabkan tingginya limpasan air permukaan yang berakibat timbulnya banjir tahunan di DKI Jakarta. Namun, upaya membebaskan bantaran sungai dari hunian liar adalah salah satu persoalan di antara berbagai masalah rumit menata Kota Jakarta. Di Jakarta Selatan, misalnya, ada 5.120 bangunan liar di bantaran sungai dengan 8.019 keluarga sebagai penghuninya. Ada lagi 5.404 bangunan dengan 7.161 keluarga di Jakarta Timur. Bahkan, di Jakarta Pusat masih ada 557 bangunan liar di bantaran sungai bersama 910 keluarga sebagai penghuni. (http://www.suarapembaruan.com/News/2007/02/22/Jabotabe/jab07.htm)
Gambar 2.7 Pemukiman Masyarakat di Bantaran Sungai Ciliwung
Hlm. 9
Rekayasa Sungai
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Kerusakan sungai di Indonesia semakin bertambah parah dengan juga semakin bertambahnya tahun. Kerusakan yang terjadi meliputi aspek biofisik maupun kualitas air, yaitu:
Pendangkalan sungai
Banjir
Longsor
Penurunan kualitas air sehingga tidak bisa lagi untuk dikonsumsi
Ketersediaan air yang kurang
Kerusakan sungai di atas terutama terjadi akibat terjadinya permasalahan pencemaran sungai, erosi dan sedimentasi. Permasalahan sungai ini pada umumnya terjadi akibat kelalaian, ketidakpedulian dan kurang tahunya masyarakat mengenai perlunya kelestarian sungai. Secara khusus permasalahan sungai ini terjadi akibat:
Sungai beralih fungsi menjadi pusat pembuangan limbah, baik li mbah padat maupun limbah cair, baik limbah biasa maupun limbah bersifat merusak, baik limbah dalam jumlah kecil maupun limbah dalam jumlah yang besar. Perubahan tata guna lahan, terutama lahan pada bantaran sungai. Lahan bantaran sungai yang seharusnya dipenuhi dengan tanaman berakar kuat untuk membantu pengikatan tanah bantaran sungai dan membantu proses infiltrasi, malah dipenuhi dengan struktur-struktur yang pada umumnya mempermudah terjadinya erosi dan banjir. Eksploitasi manfaat sungai yang berlebihan seperti penambangan pasir secara besar besaran dan kurangnya dalam perawatan rutin sungai seperti pengerukan dasar sungai untuk mengembalikan kapasitas debit sungai.
Permasalahan sungai ini bisa kita lihat pada apa yang terjadi pada kasus Sungai Bengawan Solo dan Kali Ciliwung, di mana permasalahan banjir terjadi akibat alih guna tata lahan dan eksploitasi sungai secara berlebihan.
Hlm. 10
Rekayasa Sungai
DAFTAR PUSTAKA
Bimbie.com. (t.thn.). Mengenal Berbagai Masalah Sungai. Diperoleh dari Bimbie.com: http://www.bimbie.com/masalah-sungai.htm Copo, H. (21 Oktober 2102). Permasalahan Sungai. Diperoleh dari http://kutukikuk.blogspot.co.id/2012/10/permasalahan-sungai.html Endah, A. (12 Agustus 2010). Kerusakan Sungai dan Daerah Aliran Sungai di Indonesia . Diperoleh dari Alamendah’s Blog: http://alamendah.org/2010/08/12/kerusakan-sungaidan-daerah-aliran-sungai-di-indonesia/
Putri, R. S. (4 April 2013). Definisi, Permasalahan dan Karakteristik Sungai di Indonesia. Diperoleh dari Geografi: http://resmakurosaki12.blogspot.co.id/2013/04/definispermasalahan-dan-karakteristik.html