KESEHATAN REPRODUKSI PERMASALAHAN KESEHATAN PEREMPUAN DALAM DIMENSI SOSIAL DAN UPAYA MENGATASINYA
Disusun oleh :
1. Siti Fatonah 2. Diah Pipit Mardiani 3. Lusi Herlina 4. Ranika Dwi 5. Rina Restiani
AKADEMI KEBIDANAN YPSDMI GARUT- JABAR
Nama
: Siti Fatonah
NPM
:B.0911149
Kelas
:4.a
PERMASALAHAN KESEHATAN PEREMPUAN DALAM DIMENSI SOSIAL DAN UPAYA MENGATASINYA
1.
Perkosaan
Adalah hubungan seksual tanpa kehendak bersama, yang dipaksakan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang juga dapat merupakan tindak pseudo seksual yaitu perilaku seksual yang tidak selalu di motivasi dorongan seksual sebagai motivasi primer, melainkan berhubungan dengan penguasaan dan dominan, agresi dan perendahan pada satu pihak (korban) oleh pihak lainnya (pelaku). (1) Cara mengatasinya :
a. Bersikap dengan baik, penuh perhatian dan empati. b. Memberikan asuhan untuk menangani gangguan kesehatannya, misalnya mengobati cidera, pemberian kontrasepsi darurat c. Mendokumentasikan basil pemerik saan dan apa yang sebena rnya terjadi. d. Memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan psikologis e. Memberikan konseling dalam membuat keputusan.
f.
2.
Membantu memberitahukan pada keluarga.(2)
Pelecehan Seksual
Adalah perilaku atau tindakan yang mengganggu, melecehkan dan tidak diundang yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap pihak lain, yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin pihak yang diganggunya dan dirasakan menurunkan martabat dan harga diri orang yang diganggunya.(1) Cara Mengatasinya : a.
Mempertahankan Imej Profesional
Berusaha untuk mempertahankan imej atau citra profesional. Kenakanlah busana yang rapi dan terhormat ke kantor sehingga Anda tidak mengundang perhatian rekan kerja yang ‘jahil’, terutama pria.
b.
Tegas dan Percaya Diri
Seorang pengganggu dan yang suka melecehkan biasanya kerap senang menyakiti orang lain. Jadi senjata terbesar yang dibutuhkan adalah kekuatan. Jika menunjukkan bahwa diri Anda lemah dan rentan, mereka justru akan memanfaatkan kelemahan tersebut. c.
Jangan Mengumbar ke Banyak Orang
Jika mengalami pelecehan seksual, cukup ceritakan pada teman dekat atau atasan yang punya wewenang menegur dan memberi sanksi terhadap karyawan yang berperilaku menyimpang karena jika mengumbar ke banyak orang bisa menjadi bumerang. d.
Membuat Catatan Tertulis
Catatlah tanggal dan waktu kejadiannya secara lengkap. Anda juga perlu mencatat identitas pelaku, lokasi kejadian dan perilaku serta ucapan si pelaku. Hal ini untuk menguatkan laporan ke bagian personalia, lembaga bantuan hukum atau kepolisian, jika memang kasus ini perlu dibawa ke jalur hukum. e.
Membina Tim
Ketika upaya secara individu gagal untuk menegaskan kepada si pelaku untuk tidak melakukan pelecehan terhadap Anda, sebaiknya Anda membina satu tim dengan rekan kerja terpercaya. Dengan begitu ketika si pelaku mulai ingin melecehkan, Anda memiliki beberapa saksi yang juga bisa membantu Anda keluar dari situasi tersebut.(4)
3.
Single Parent
Single parent adalah keluarga yang mana, hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa tedadi pada keluarga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah.(2) Cara Mengatasinya :
a. Memberikan kegiatan yang positif. Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung anak untuk lebih bisa mengah, ualisasikan diri secara positif antara lain dengan penyaluran. hobi, kursus sehingga menghindarkan anak melakukan hal-hal yang negatif. b. Memberi peluang anak belajar berperilaku baik. Bertandang pada keluarga, lain yang harmonis memberikan kesempatan bagi anak untuk meneladani figur orang tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan keluarga sendiri.
c. Dukungan komunitas. Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua tunggal dapat memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang bemasib sama sehingga tidak merasa sendirian.(2)
4.
Perkawinan Usia Muda Dan Tua
a. Perawinan usia muda Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 7 bahwa perkawinan diij inkan bila laki-laki berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun. Namun pemerintah mempunyai kebijakan tentang perilaku reproduksi manusia yang ditegaskan dalam UU No 10 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa pemerintah menetapkan kebijakan upaya penyelenggaraan Keluarga Berencana. Banyaknya resiko kehamilan kurang dari perkawinan diij inkan bila laki-laki berumur 21 tahun dan perempi mn berumur 19 tahun. Sehingga perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan bila pria kurang dari 21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun. Penanganan Perkawinan Usia Muda : a.
Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi sehingga kehamilan pada waktu usia reproduksi sehat.
b. Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pasangan dalam menghadapi
persoalan-persoalan
agar
mempunyai
cara
pandang
dengan
pertimbangan kedewasaan, tidak mengedepankan emosi. c. Dukungan keluarga. Peran keluarga sangat banyak mernbantu kell 1,grga muda baik clukungan berupa material maupun non material untuk kelanggengan keluarga, sehingga lebih tahan terhadap hambatanhambatan yang ada. d. Peningkatan kesehatan dengan pening katan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.(2)
b. Perkawinan usia tua Adalah perkawinan yang dilakukan bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun. Cara Mengatasinya
a. Pengawasan kesehatan: ANC secara rutin pada tenaga kesehatan. b. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.(2)
5.
Perempuan Ditempat Kerja
Menurut Kardamo adalah wanita yang kerja mengandalkan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan uang agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.(5) Cara Mengatasinya :
a. Bekerja menggunakan proteksi, seperti mask er, sarung Langan, baju khusus untuk proteksi radiasi. b. Cek kesehatan secara berkala. c. Melakukan aktif itas beker ja tidak hanya dengan satu pria misalnya bila lembur, divas luar. d. Tidak nebeng kendaraan tanpa ditemani orang lain, sekalipun ditawari oleh atasan. e. Jangan ragu mengatakan 'tidak' walaupun pada atasan. Tidak perlu takut pada ancaman di pecat. f.
Menetapkan target menikah.
g. Menjaga komunikasi dengan keluarga. Mencurahkan perhatian khusus pada keluarga pada hari libur dengan kualitas yang maksimal, mengagendakan kegiatan bersarna keluarga, memenuhi hak-hak suami dan anak, berbagi peran dengan suami dan selalu menghargai suami.(2)
6.
Incest
Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga. Anggota keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga yang mempunyai hubungan pertalian darah. Batas pertalian darah paling atas adalah kakek, paling bawah adalah cucu, batas kesamping adalah keponakan. Keluarga diluar itu bukan termasuk incest. Pelaku biasanya adalah orang yang lebih dewasa (lebih kuasa) dan korban lebih banyak adalah anak-anak. Sering terjadi pada anak tiri oleh bapak tiri, menantu oleh mertua, cucu oleh kakeknya.(2) Cara Mengatasinya : a. Waspada dalam mengasuh anak. Tidak membiasakan anak dirumah sendirian dengan anggota keluarga yang berlainan jenis. b. Tidak mengabaikan kata hati tiap ada gelagat yang menjurus pada tindakan pelecehan dalam keluarga. c. Memisahkan tempat tidur anak mulai umur 3 tahun dari ayah atau sauda ra baik sesama jenis kelamin maupun berlainan jenis kelamin. d. Perlu juga melibatkan orang lain diluar lingkungan keluarga.
e. Lapor pada petugas peneg ak hukum walaupun dibawah ancaman pelaku.(2)
7.
Home Less
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. Home less banyak terdapat di kota- kota besar. Kedatangan mereka ke kota besar tanpa didukung oleh pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya mereka tinggal di empeeran toko, kolong jembatan, kolong jalan layang, gerobak tempat barang bekas, sekitar rel kereta api, di taman, di tempat umum lainnya. Pekerjaan mereka sebagai pengamen, pengemis, pemulung sampah.(2) Cara Mengatasinya :
Penanggulangan Pencegahan dilakukan dengan : a. Penyuluhan dan konseling. b. Pendidikan pelatihan keterampilan. c. Pengawasan serta pembinaan lanjut.
Penghentian / Peniadaan a. Penertiban oleh aparat pemerintah. b. Penampungan. c. Pelimpahan.
Rehabilitasi a. Pembangunan perumahan sangat sederhana. b. Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan. c. Transmigrasi.(2)
8.
Perempuan Dipusat Rehabilitas
Wanita pemakai atau pecandu narkoba biasanya terganggu atau menderita secara fisik (penyakit), mental (perilaku salah), spiritual (kekacauan nilai2 luhur) dan social (rusak komunikasi. Pusat rehabilitasi : tempat atau sarana yg digunakan untuk proses pemulihan atau perbaikan untuk kembali seperti semula missal ketergantungan narkoba, penyandang cacat baik fisik atau mental dan masalah yg lain.(3)
Pusat rehabilitasi wanita meliputi : a. Maslah sosial, contohnya PSK. b. Masalah psikologis, misalnya trauma pada korban kekerasan. c. Masalah drug abuse.
Rehabilitasi bagi para PSK dilakukan : a. Di luar panti ditempat lokalisasi. b. Di dalam panti. Cara Mengatasinya :
a. Bimbingan agama. b. Bimbingan sosial. c. Latihan keterampilan. d. Pendidikan kesehatan. e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.(2)
Rehabilitasi wanita korban kekerasan, trauma psikologis Upaya yang dilakukan dengan membangkan dan membangkitkan rasa percaya diri. Salah satu cara dengan therapy psikologis. Mereka membutuhkan pendampingan agar bisa kembali pada keadaan semula. Upaya rehabilitasi korban kekerasan tercantum dalam UUPKDRT.(2)
9.
Pekerja Sexs Komersial
Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang perempuan menggunakan atau mengeksploitasi tubuhnya untuk mendapatk an uang. Akibatnya semakin banyak ditemukan penyakit menular seksual. Profesi sebagai pekerja seks komersial dengan penyakit menular seksual merupakan satu lingkaran setan. Biasanya penyakit menular seksual ini diidap oleh PSK, dimana dalam menjajakan dirinya terhadap pasangan kencan yang berganti-ganti tanpa menggunakan pengaman sseperti kondom. Cara Mengatasinya :
a. Keluarga 1. Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas. 2. Meningkatkan bimb ingan agama sesuai tamen g agar terhindar dari perbuatan dosa.
b. Masyarakat Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan PSK. c. Pemerintah 1. Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi. 2. Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK. 3. Meningkatkan keamanan denga n lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK untu k dijaring dan mendapatkan rehabilitasi
10.
Drug Abuse
Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa. a. Narkoba : pada dasarnya merupakan obat2an yang apabila pemakaiannya disalhgunakan dapat menimbulkan ketergantung b. Narkotika : zat atau obat yang berasal dr tanaman atau bukan tanaman yg dapat menyebabkan penurunan / perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan c. Psikotropika : zat atau obat baik alamiah atau sintetik bukan narkotika yg berkhasiat psikoaktif melalui susunan syaraf pusat yg menyebabkan perubahan khas pd aktivitas mental dan prilaku. d. Zat adiktif lainnya adalah ; minuman berakohol bersifat sedative (penenang), hipnotik, depresan, rokok. Cara Mengatasinya :
a. Membawa anggota keluarga (pemakai) ke panti rehabilitasi untuk mendapatkan penanganan yang memadai. b. Pembinaan kehidupan beragama, baik disekolah, keluarga dan lingkungan. c. Adanya komunikasi yang harmonis antara remaja dan orang tua, guru serta lingkungannya. d. Selalu berperilaku positif dengan mela kukan aktivitas fisik dalam penyal uran energi remaja yang tinggi seperti berolahraga. e. Perlunya pengembangan diri dengan berbagai program/hobi baik di sekolah maupun dirumah dan lingkungan sekitar. f.
Mengetahui secraa pasti gaya hidup sehat sehingga mampu menangkal pengaruh atau bujukan memakai obat terlarang.
g. Saling menghargain sesama remaj a (peer group) dan anggo ta keluarga. h. Penyelaesaian berbagai masalah dikalangan remaja/pelajar serta positif dan konstruktif.(2)
11.
Upaya Promotif Da Preventif Menurut Leavel And Cla rk a.
Health Promotion (mempertinggi nilai kesehatan)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya : 1. Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya. 2. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkun gan, seperti : penyediaan air rumah tangg a yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. 3. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat 4. Usaha kesehatan jiwa agar tercapa i perkembangan kepribadian yang baik.(6)
b.
Spesific Protection (memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit)
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu. Beberapa usaha diantaranya adalah : 1. Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu 2. Isolasi penderita mpenyakit menular 3. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-temp at umum maupun di tempat kerja.(6)
c.
Early Diagnosis and prompt tre atment (me ngenal dan mengetahui jenis penyakit Pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera).
Tujuan utama dari usaha ini adalah : 1. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera 2. Pencegahan menular kepada orang lain , bila penyakitnya menular 3. Mencegah terjadinya kecacatan yan g diakibatkan suatu penyakit
Beberapa Usaha diantaranya :
1. Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan misalnya pemeriksaan darah, rontgen, paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan 2. Mencari semua orang yang telah berhubun gan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat diberikan segera pengobatan dan tindakan-tindakan yang lain misalnya isolasi, desinfeksi, dsb. 3. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.(6)
d.
Disabilation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemapuan bekerja yang diakibatkan suatu penyakit)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha poin c, yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi kecacatan, maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertamabah berat (dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.(6)
e.
Rehabilition
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri atas : 1. Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya. 2. Rehabilitasi mental yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan . 3. Rehabilitasi social vokasional yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya. 4. Rehabilitasi aesthetis yaitu usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata palsu.(6)
12.
Indikator Status Kesehatan Perempuan
a.
AKI Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan penyebab kematian, penya kit dan
kecacatan pada perempuan usia reproduksi di Indonesia. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 melaporkan angka kematian ibu (AKI) sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2006 sebesar 226/100.000 kelahiran hidup. Menurut WHO penyebab tingginya angka kematian ibu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu infeksi, perdarahan dan penyulit persalinan sedangkan 5 penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan postpartum, sepsis puerperal, abortus, eklamsia, dan persalinan terhambat. Rendahnya kualitas hidup sebagian besar perempuan Indonesia disebabkan oleh masih terbatasnya wawasan, lingkungan sosial budaya yang belum kondusif terhadap kemajuan perempuan dan belum dipahaminya konsep gender di dalam kehidupan bermasyarakat dan berkeluarga.(7) b.
Pendidikan Pendidikan berpengaruh kepada sikap wanita terhadap kesehatan, rendahnya
pendidikan membuat wanita kurang peduli terhadap kesehatan. Mereka tidak mengenal bahaya atau ancaman kesehatan yang mungkin terjadi terhadap diri mereka. Sehingga walaupun sarana yang baik tersedia mereka kurang dapat memanfaatkan secara optimal karena rendahnya pengetahuan yang mereka miliki. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantun g pada kualitas pendidikan, dengan demikian program pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi bangsa.(7) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pemberian pendidikan kesehatan reproduksi bukan berarti membuka peluang untuk perilaku seks bebas melainkan lebih menekankan mengenai perbedaan lelaki dan perempuan secara seksual, kapan terjadi pembuahan, apa dampaknya jika berperilaku seks tanpa dilandasi tanggung jawab termasuk risiko terkena infeksi menular seksual. (3)
c.
Penghasilan/Upah
Penghasilan perempuan meningkat, maka pola pemenuhan kebutuhan akan bergeser dari pemenuhan kebutuhan pokok saja, menjadi pemenuhan kebutuhan lain, khususnya peningkatan kesehatan perempuan. Penghasilan berkaitan dengan status sosial ekonomi , dimana sering kali status ekonomi menjadi penyebab terjadinya masalah kesehatan pada wanita. Misalnya banyak kejadian anemia defisiensi fe pada wanita usia subur yang sering kali disebabkan kurangnya asupan makanan yang bergizi seimbang. Anemia pada ibu hamil akan lebih memberikan dampak yang bisa mengancam keselamatan ibu.(7) Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap sebagai harga dari tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan produksi. Sehubungan dengan hal itu maka upah yang diterima pekerja dapat dibedakan dua macam yaitu:
Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang yang diterima secara rutin oleh para pekerja.
Upah Riil , adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh para pekerja jika ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan banyaknya barang dan jasa yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut.(3) Upah dalam Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda.(5) d.
Usia harapan hidup Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di
dunia. Usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibanding kan laki-laki. Harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi sejak 1980. Harapan hidup perempuan adalah 54 tahun pada 1980, kemudian 64,7 tahun pada 1990, dan 70 tahun pada 2000. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa implikasi bertambahnya jumlah lansia. Berdasarkan data, wanita Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini semakim meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah itu sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup diiringi membaiknya derajat kesehatan masyarakat.(8)
e.
Tingkat kesuburan
Tingkat Kesuburan wanita sangat ditentukan oleh fungsi hormonal, kesehatan ovarium, dan sistem metabolisme. Bila tiga hal tersebut tidak mengalami gangguan, maka dapat dipastikan bahwa wanita tersebut memiliki tingkat kesuburan yang sangat baik. Usia juga sangat mempengaruhi kesuburan wanita. Tingkat kesuburan paling tinggi terjadi pada usia 8-30 tahun dan menurun 5-10 persen pada rentang usia 30-35 tahun. Persentase ini menurun lagi 30 persen jika telah menapaki usia 35-40 tahun. Kesuburan wanita akan menurun hingga 50 persen ketika berusia 40 tahun ke atas bahkan berhenti secara total pada masa menopause. Setelah melewati masa itu, sebenarnya wanita masih bisa mengalami kehamilan asalkan kondisi ovarium masih sangat baik.(9)
DAFTAR PUSTAKA
1. Permasalahan Kesehatan Wanita Dalam Dimensi Sosial Dan Upaya Mengatasinya. 9 Februari 2010. Http://Lenteraimpian.Wordpress.Com/2010/02/09/PermasalahanKesehatan-Wanita-Dalam-Dimensi-Sosial-Dan-Upaya-Mengatasinya/ Dikutip pada tanggal 18 Mei 2013-05-18 Sosial Wanita Dan Permasalahannya. 5 April 2012. 2. Dimensi Http://Jurnalbidandiah.Blogspot.Com/2012/05/Dimensi-Sosial-Wanita-Dan.Html Dikutip pada tanggal 18 Mei 2013-05-18 3. Permasalahan Kesehatan Wanita Dalam Dimensi Social Dan Upaya Mengatasinya. Sabtu 21 Agustus 2010, Http://Endahpurnasari.Blogspot.Com/2010/08/ Dikutip pada tanggal 18 Mei 2013-05-18 4. Masalah Sosial Masyarakat. 5 Mei 2012. Http://Masalahsosialmasyarakat.Wordpress.Com/2012/05/05/Cara-MengatasiPelecehan-Seksual/ Dikutip pada tanggal 18 Mei 2013-05-18 5. Permasalahan Kesehatan Wanita Dalam Dimensi Sosial Yang Mencakup Pendidikan, Wanita Di Tempat Kerja, Dan Upah . Rabu, 1 Februari 2012 Http://Princeskalem.Blogspot.Com/2012/02/Permasalahan-Kesehatan-WanitaDalam.Html Dikutip pada tanggal 18 Mei 2013-05-18 6. Makalah Upaya Promotif Dan Preventif Menurut Leavel Dan Clark . 10 November 2011. Http://Amazingbiges.Blogspot.Com/2011/11/Makalah-Upaya-PromotifDan-Preventif.Html Dikutip pada tanggal 18 Mei 2013-05-18
7. Indikator
Kesehatan
Wanita.
Selasa,
24
Mei
2011.
Http://Untukmuirel.Blogspot.Com/2011/05/Indikator-Kesehatan-Wanita.Html Dikutip pada tanggal 18 Mei 2013-05-18 8. Solihin Ners. 23 September 2012.
Http://Sastro12.Blogspot.Com/2012/09/V-
Behaviorurldefaultvmlo.Html Dikutip pada tanggal 18 Mei 2013-05-18 9. Indikator Kesehatan Wanita Berdasarkan Usia Harapan Hidup Dan Tingkat Kesuburan . Minggu, 06 Mei 2012. Http://SadamDamchin.Blogspot.Com/2012/05/Indikator-Kesehatan-WanitaBerdasarkan.Html Dikutip pada tanggal 18 Mei 2013-05-18
Nama: Diah Pipit Mardiani NPM : B. 0 911064
PERMASALAHAN KESEHATAN PEREMPUAN DALAM DIMENSI SOSIAL DAN UPAYA MENGATASINYA A.Perkosaan 1.
Pengertian P erkosaan
Adalah kekerasan atau kejahatan seksual berupa hubungan seksual yang dilakukan oleh
2.
3.
•
Tidak atas kehendak dan persetujuan perempuan
•
Dengan “persetujuan” perempuan namun di bawah ancaman
•
Dengan “persetujuan” perempuan namun melalui penipuan.
Realitas Perkosaan •
Terjadi secara spontan
•
Pelaku bukan orang asing
•
Bukan hanya terjadi pada orang dewasa
•
Bukan hanya terjadi di tempat sepi
•
Merahasiakan perkosaan tidak menyelesaikan masalah
Pelaku Perkosaan
•
Orang yang dikenal
•
Perkosaan oleh orang asing
Berdasarkan cara melakukan perkosaan
4.
5.
•
Perkosaan dengan janji-janji/penipuan
•
Perkosaan dengan ancaman halus
•
Perkosaan dengan paksaan (fisik)
•
Perkosaan dengan memakai pengaruh tertentu.
Perempuan yang rentan terhadap korban perkosaan •
Kekurangan pada fisik dan mental
•
Pengungsi, imigrasi
•
Korban tindak kekerasan suami/pacar
Dampak Perkosaan
Tindak perkosaan membawa dampak emosional dan fisik kepada korbannya. Secara emosional, korban perkosaan bisa mengalami hal berikut:
6.
Perasaan mudah marah
Takut,cemas dan gelisah
Rasa bersalah
Menyalahkan diri sendiri,dsb.
Cara m enghindari p erkosaan Bertingkah laku wajar Hindari berjalan sendiri di tempat gelap dan sepi Berhati-hati jika diberi minuman oleh seseorang
B.Pelecehan Seksual
Adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran hingga menimbulkan reaksi negative seperti rasa malu,marah,tersinggung,dan sebagainya pada diri orang yang menjadi korban pelecehan. 1) Bentuk-bentuk pele cehan seks ual •
Komentar yang berkonotasi seks tentang tubuh perempuan
•
Perkataan/perlakuan negative yang berdasar pada gender
•
Main mata,siulan nakal,cubitan,colekan,atau sentuhan di bagian tertentu tubuh perempuan.
2) Akibat yang ditimbulkan dari tindak pelecehan seksual •
Gangguan psikologis
•
Kerusakan organ fisik
3) Beberapa pasal dalam KUHP yang dap at menjerat seseorang pelaku pele cehan seksual •
Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap Kesopanan
•
Pasal 289-296 tentang Pencabulan
•
Pasal 295-298 dan Pasal 506 tentang Penghubungan Pencabulan (Mucikari)
•
Pasal 286-288 tentang Persetubuhan dengan Perempuan di Bawah Umur.
4) Kiat – kiat mencegah pelecehan seksual •
Pelajari persoalan pelecehan seksual
•
Membentuk kelompok solidaritas
•
Mampu bertindak asertif dan berani mengatakan tidak (menolak).
C. Orang Tua Tunggal (Single Parent)
Adalah seorang ayah atau seorang ibu yang memikul tugasnya sendiri sebagai kepala keluarga sekaligus ibu rumah tangga. Penyebab
•
Perpisahan karena perceraian
•
Perpisahan karena kematian
•
Kehamilan di luar nikah
•
Ditelantarkan atau ditinggal suami tanpa dicerai.
Dampak orang tua tunggal bagi perkembangan anak •
Tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik sehingga anak kurang dapat berinteraksi dengan lingkungan, menjadi minder,dan menarik diri.
•
Pada anak orang tua tunggal dengan ekonomi rendah,biasanya asupan nutrisi tidak seimbang sehingga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
Dampak orang tua tunggal terhadap ibu •
Beban ekonomi
•
Peran ganda
Hal – hal yang perlu dilakukan oleh orang tua tunggal •
Keterbukaan
•
Mengisi waktu
•
Membuka diri untuk masa depan
Ciri keluarga orang tua tunggal yang berhasil •
Menerima tantangan yang ada selaku orang tua tunggal dan berusaha melakukan peran dengan sebaik-baiknya
•
Pengasuhan anak merupakan prioritas utama
•
Percaya diri selaku orang tua dan independen.
•
Berwawasan luas dan beretika positif
•
Mampu mengelola waktu dan kegiatan keluarga.
D. Perkawinan Usia Muda dan Usia Tua
Pernikahan adalah lambing disepakatinya suatu perjanjian (akad) antara seorang lakilaki dan perempuan atas dasar hak dan kewajiban yang setara dengan kedua pihak.Dalam UU Pernikahan No.1 Tahun 1974; pernikahan adalah ikatan batin antara pria dan perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga/rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasar Ketuhanan YME. •
Tujuan pernikahan •
Untuk mengesahkan hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan secara hokum
•
•
Pengakuan hak hukum anak-anak yang dihasilkan dari pernikahan tersebut
•
Untuk pendataan dan kepentingan demografi.
Kriteria keberhasilan sebuah pernikahan •
Kebahagiaan suami istri
•
Hubungan yang baik antara orang tua dan anak
•
Kebersamaan
1). Pernikahan Usia Muda
Adalah pernikahan yang dilakukan oleh sepasang laki-laki dan perempuan remaja Alasan pernikahan usia muda •
Factor social budaya
•
Desakan ekonomi
•
Tingkat pendidikan
•
Sulit mendapatkan pekerjaan
Kelebihan pernikahan usia muda •
Terhindar dari perilaku seks bebas
•
Terpenuhinya kebutuhan secara biologis,psikologis,social dan ekonomi
Dampak yang terjadi karena pernikahan usia muda •
Kesehatan perempuan
•
Kualitas anak
•
Keharmonisan keluarga dan perceraian
Upaya pencegahan terjadinya pernikahan usia muda •
Bimbingan kepada remaja dan menjelaskan tentang edukasi seks
•
Memberikan penyuluhan kepada orang tua dan masyarakat.
Penanganan pernikahan usia muda •
Menetapkan usia pernikahan yang sehat di atas 20 tahun
•
Memberikan penyuluhan tentang risiko pernikahan usia muda
•
Bimbingan psikologis
2). Pernikahan Usia Tua
Adalah pernikahan yang dilakukan seorang perempuan di atas usia 35 tahun yang kebanyakan mereka memiliki alasan sbb: Factor keturunan, biasanya karena sebelumnya telah terjadi pada orang tua Pilih-pilih pasangan
Prioritas terhadap karier
Kelebihan seorang perempuan yang menikah di usia dewasa lebih memiliki kematangan secara fisik, social, dan finansial sehingga harapan untuk membentuk keluarga sejahtera dan berkualitas lebih mudah diwujudkan.Sementara itu, pernikahan di usia tua juga memiliki kekurangan seperti berikut: meningkatkan risiko komplikasi medis pada kehamilan dan persalinan yang berhubungan dengan kelainan degenerative; hipertensi dan diabetes mellitus,kelahiran sebelum masanya. E. Perempuan Ditempat Kerja
Tingginya tingkat pendidikan dewasa ini membuat banyak perempuan usia dewasa awal memasuki dunia profesionalismedengan bekerja. Alasan perempuan bekerja: •
Kebutuhan finansial
•
Aktualisasi diri
•
Pemenuhan kebutuhan social dan relasional
•
Peningkatan keterampilan/kompetensi.
F. Incest
Adalah hubungan seksual yang terjadi antara anggota keluarga.Anggota keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga yang mempunyai hubungan pertalian darah. Faktor penyebab incest •
Factor internal = biologis & psikologis
•
Factor eksternal = ekonomi keluarga,tingkat pendidikan dan pengetahuan, tingkat pemahaman agama, lingkungan social dan budaya.
Dampak incest: •
Gangguan psikologis
•
Dampak fisik
•
Stigma social
•
Harga diri rendah
•
Terjerumus ke dalam penggunaan alcohol dan obat terlarang.
Solusi dari kasus incest •
Solusi hukum : penegakan hukum,pemberatan hukuman bagi pelaku incest,perbaikan aturan hukum terhadap korban dan saksi, sosialisasi revisi KUHP di masyarakat, penyidik perempuan.
•
Solusi agama ; pendidikan agama sebagai landasan moral, pemisahan tidur orang tua dan anak, pendidikan masalah pernikahan, pendidikan secara umum, dll.
Pencegahan incest: •
Sosialisasi incest
•
Waspada dalam mengasuh anak
•
Peningkatan peran perempuan dalam keluarga
G. Perempuan Di Pusat Rehabilitasi
Wanita di pusat rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan wanita yang memilki penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya.Program rehabilitasi ini mencakup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan psikologis, dan pencegahan penyakit.Wanita di pusat Rehabilitasi kebanyakan menderita rendah diri dan kurangnya
pandangan positif terhadap kehidupan, oleh karena itu psikologi memainkan peranan yang sangat besar dalam program rehabilitasi.
H. Pekerja Seks Komersial (PSK)
Adalah setiap orang yang memperjualkan seks dengan uang atau dengan bermacammacam jenis keuntungan kepada siapapun tanpa keterlibatan emosi sama sekali. Motif yang melatarbelakangi: •
Kesulitan hidup/tekanan ekonomi
•
Nafsu seks yang abnormal
•
Akibat dari pergaulan bebas dan gaya hidup yang permisif
Masalah-masalah yang timbul dari PSK: •
Penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore, HIV/AIDS, sifilis, dan klamidia.
•
Timbul kehamilan yang pada umumnya tidak diinginkan
•
Timbul kekerasan.
I.Drug Abuse (Penyalahgunaan obat)
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat.Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Pengertian narkoba Adalah bahan/zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikkan dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, serta perilaku seseorang.Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Jenis-jenis narkoba:
•
Narkotika
•
Psikotropika
•
Bahan adiktif
Efek yang ditimbulkan dari narkoba: •
Depresan
•
Stimulan
•
Halusinogen
Reaksi tubuh akibat penyalahgunaan: •
Kecanduan (adiksi)
•
Ketergantungan (dependensi)
•
Toleransi
•
Overdosis
•
Withdrawal syndrome (sakau)
Jenis-jenis narkoba yang beredar: •
Heroin (putau,pt,atau etep)
•
Ekstasi (xtc atau i)
•
Sabu-sabu (SS atau ubas)
•
Ganja
•
Kokain
J. Upaya Promotif dan Preventif menurut Leavel and Clark
Disebut juga dengan upaya pencegahan adalah segala kegiatan yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah masalah kesehatan atau penyakit. Upaya promotif dan preventif ini bermanfaat untuk : •
Menurunkan angka kesakitan
•
Meningkatkan presentasi kasus yang dideteksi dini pada stadium awal
•
Menurunkan kejadian komplikasi
•
Meningkatkan kualitas hidup.
Dalam kesehatan masyarakat ada 5 tingkat pencegahan penyakit menurut Leavel dan Clark. Pada poin 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit, sedangkan point 3,4 dan 5 dilakukan pada masa sakit. 1. Promosi Kes ehatan (hea lth pr omotion)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya, di antaranya sbb: a. Penyediaan makanan sehat dan cukup b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat 2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and specific protection)
Usaha pencegahan/perlindungan umum dan khusus terhadap masalah kesehatan atau penyakit-penyakit tertentu adalah sbb: a. Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular c. Pengendalian sumber-sumber pencemaran. 3. Diagnosis dini da n pengobatan segera (early diagnosis and prompt tr eatment)
a. Mencari kasus sedini mungkin
b. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita c. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus. 4. Pembatasan kecacatan (disability limitation)
a. Pengobatan dan perawatan yang semp urna agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif. 5. Rehabilitasi (rehabilitation)
Usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi kembali sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat. Berikan adalah upaya yang dilakukan: a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat b. Menyadarkan
masyarakat
untuk
menerima
mereka
kembali
dengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
K. Indikator Status Kesehatan Perempuan
Ukuran yang menggambarkan atau menunjukkan status kesehatan wanita dalam suatu populasi tertentu. Adapun indicator kesehatan wanita di Indonesia dapat dilihat dari sbb: Angka kematian ibu
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tetapi bukan karena kecelakaan. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia merupakan angka tertinggi di Negara-negara ASEAN lainnya. Menurut SDKI (2004),AKI masih 230/100.000 kelahiran hidup, di
antara penyebab kematian ibu di Indonesia antara lain disebabkan oleh perdarahan sebanyak 42%,eklamsi 13%,aborsi11%,infeksi 10%,partus lama 9%,dan lain-lain 15% (Susena dan Modul Kependudukan AKI,2000) Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, jumlah angka putus sekolah didominasi anak perempuan. Jika dibandingkan, dari 6 juta anak, untuk setiap 3 murid laki-laki,terdapat 7 murid perempuan yang putus sekolah. Sementara itu, dari 44 juta anak usia sekolah, sebanyak 47% belum mendapatkan pendidikan dasar dan 75% diantaranya adalah anak perempuan (CETRO,2001).
Indikator penghasilan
Di bidang ekonomi kemampuan perempuan untuk memperoleh peluang kerja dan berusaha masih rendah.Krisis ekonomi yang berkelanjutan, disertai dengan krisis politik, semakin meningkatkan kemiskinan. Kemiskinan akan menurunkan derajat kesehatan perempuan dan anak karena perempuan dari keluarga berpenghasilan rendah berisiko menderita gangguan gizi dan kehilangan akses ke pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau.
Usia harapan hidup
Merupakan lama hidup manusia di dunia.Usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi sejak 1980. Harapan hidup perempuan adalah 54 tahun pada 1980,kemudian 64,7 tahun pada 1990, dan 70 tahun pada 2000. Peningkatan usia harapan hidup merupakan salah satu indicator keberhasilan peningkatan status kesehatan wanita yang berarti keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan social ekonomioleh pemerintah.
Tingkat fertilitas (kesuburan)
Gambaran mengenai rata-rata jumlah anak yang akan dilahirkan oleh perempuan pada masa reproduksi dari usia 15-49 tahun.
Nama
: Lusi herlina
Semester
4A :
NPM/no.absen
: B0911016
Permaasalahan Kesehatan Perempuan dalam Dimensi Sosial Kekerasan
Mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara yang tidak sah misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata, menepak, menendang dsb. Segala perlakuan keras yang mengancam aspek psikis, fisik, ekonomi, dan seksual wanita. (Pasal 89 KUHP) Penyebab terjadinya kekerasan : a.
Perselisihan tentang ekonomi.
b.
Cemburu pada pasangan atau pasangan mempunyai selingkuhan.
c.
Adanya problema seksual (misalnya: impotensi, frigid, hiperceks).
d.
Pengaruh kebiasaan minum alkohol, drugs abused.
Pemerkosaan
Setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau alat lain ke dalam vagina/alat tubuh seorang perempuan tanpa persetujuannya. Cara mencegah tindak perkosaan : a.
Berpakaian santun, berperilaku, bersolek tidak mengundang perhatian pria.
b.
Tidak menerima tamu laki-laki ke rumah, bila di rumah seorang diri.
c.
Tidak keluar malam sendirian/ berduaan bersama teman lelaki.
d.
Bila merasa diikuti orang, ambil jalan kearah yang berlainan, atau berbalik dan bertanya ke orang tersebut dengan nada keras, dan tegas. apa maksud dia.
e.
Berteriak bila diserang. Upaya promotif :
a. Meningkatkan keterarnpilan bagi tenaga kesehatan pada pertolongan tindak perkosaan untuk mengatasi masalah kesehatan dan dalam memberi dukungan bila ingin melapor ke polisi. b.
Penguasaan seni atau keterampilan bela diri bagi para wanita.
c.
Penyelenggaraan pendidikan seksual untuk remaja.
d.
Sosialisasi hukum yang terkait.
Pelecehan Seksual
Segala bentuk perilaku maupun perkataan bermakna seksual yang berefek merendahkan martabat orang yang menjadi sasaran.
Upaya promotif : a. Meningkatkan keterarnpilan bagi tenaga kesehatan pada pertolongan tindak pelecehan seksual untuk mengatasi masalah kesehatan dan dalam memberi dukungan bila ingin melapor ke polisi. b.
Sosialisasi hukum yang terkait.
Single Parent
Keluarga yang mana, hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa tedadi pada keluarga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah.
Penanganan single parent : a. Memberikan kegiatan yang positif. Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung anak untuk lebih bisa mengah, ualisasikan diri secara positif antara lain dengan penyaluran. hobi, kursus sehingga menghindarkan anak melakukan hal-hal yang negatif. b. Memberi peluang anak belajar berperilaku baik. Bertandang pada keluarga, lain yang harmonis memberikan kesempatan bagi anak untuk meneladani figur orang tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan keluarga sendiri. c.
Dukungan komunitas. Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua tunggal dapat memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang bemasib sama sehingga tidak merasa sendirian.
Upaya pencegahan single parent dan pencegahan dampak negatif single parent: a.
Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah.
b.
Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam segi psikologis, ke-aangan, spiritual.
c.
Menjaga kommikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi.
d.
Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga.
e.
Peningkatan spiritual dalam keluarga. Pernikahan Usia Muda
Kelebihannya ialah terhidar dari perilaku seks bebas, karena kebutuhan seksual terpenuhi; menginjak usia tua tidak lagi mempunyai anak yang masih kecil. Kekurangannya ialah meningkatkan angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk semakin meningkat; Kematangan psikologis belum tercapai sehingga keluarga mengalami kesakitan mewujudkan keluarga yang berkualitas tinggi; Tingkat peceraian tinggi.
Penanganan Perkawinan Usia Muda: a. Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi sehingga kehamilan pada waktu usia reproduksi sehat. b.
Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pasangan dalam menghadapi persoalan-persoalan agar mempunyai cara pandang dengan pertimbangan kedewasaan, tidak mengedepankan emosi.
c.
Dukungan keluarga. Peran keluarga sangat banyak mernbantu kell 1,grga muda baik dukungan berupa material maupun non material untuk kelanggengan keluarga, sehingga lebih tahan terhadap hambatanhambatan yang ada.
d.
Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.
6.
Pernikahan Usia Tua Kelebihannya ialah kematangan fisik, psikologis, sosial, financial sehingga harapan membentuk keluarga sejahtera berkualitas terbentang. Kekurangannya ialah Meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi; Meningkatnya resiko kelainan congenital pada bayi.
Penanganan Perkawinan Usia Tua a.
Pengawasan kesehatan: ANC secara rutin pada tenaga kesehatan.
b.
Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.
Pencegahan: a.
Penyuluhan kesehatan untuk menikah pada usia reproduksi sehat.
b.
Merubah cara pandang budaya atau cara pandang diri yang tidak mendukung.
c.
Meningkatkan kegiatan sosialisasi.
Wanita Di Tempat Kerja
Alasan wanita bekerja a.
Aktualisasi diri.
b.
Mata pencaharian. Penghasilan yang diperoleh dalam rangka mencukupi kebutuhan seharihari agar meningkat kualitas hidup keluarga, baik untuk memenuhi kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan, atau kebutuhan sekunder seperti perabot rumah tangga, mobil, jaminan kesehatan, dll.
c.
Relasi positif dalam keluarga.
d.
Pemenuhan kebutuhan sosial . Wanita bekerja akan menjumpai banyak relasi , Leman sehingga dapat memperkaya wawasan bagi wanita.
e.
Peningkaan keterampilan/kompetensi.
f.
Pengaruh lingkungan. Lingkungan mayoritas wanita banyak yang bekerja akan memberikan motivasi bagi wanita lain untuk bekerja.
Dampak wanita bekerja a.
Terpapar zat-zat kimia ya ng mempengaruhi kesehatan dan infertilitas. Asap rokok, bahan radiologi, bahan organik, bahan organo fosfat dan organo Morin untuk racun hewan perusak.
b.
Resiko pelecehan seksual. Pelaku pelecehan seksual bisa Leman sejawat, supervisor, manager atau atasan. Adaptor wanita terkadang tidak kuasa menolak karena ketakutan atau ancaman di PHK.
c.
Penundaan usia nikah. Wanita yang sibuk mengejar prestasi kariemya menyebabkan tidak mempunyai banyak waktu Luang untuk memperhatikan pernikahannya.
d.
Keharnionisan
rumah
tangga
terpengaruh.
Kesibukan
aktifitas
yang
berlebilian
memungkinkan wanita tidak mempunyai banyak waktu untuk keluarga karena pusat perhatiannya pada kesuksesan kanernya, sehingga bisa menelantarkan peran sebagai istri dan sebagai ibu. Upaya pemecahan
a.
Bekerja menggunakan proteksi, seperti masker, sarung Langan, baju khusus untuk proteksi radiasi.
b.
Cek kesehatan secara berkala.
c.
Melakukan aktifitas bekerja tidak hanya dengan satu pria misalnya bila lembur, divas luar.
d.
Tidak nebeng kendaraan tanpa ditemani orang lain, sekalipun ditawari oleh atasan.
e.
Jangan ragu mengatakan 'tidak' walaupun pada atasan. Tidak perlu takut pada ancaman di pecat.
f.
Menetapkan target menikah.
g.
Menjaga komunikasi dengan keluarga. Mencurahkan perhatian khusus pada keluarga pada hari libur dengan kualitas yang maksimal, mengagendakan kegiatan bersarna keluarga, memenuhi hak-hak suami dan anak, berbagi peran dengan suami dan selalu menghargai suami.
Incest
Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga. Anggota keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga yang mempunyai hubungan pertalian darah. Batas pertalian darah paling atas adalah kakek, paling bawah adalah cucu, batas kesamping
adalah keponakan. Keluarga diluar itu bukan termasuk incest. Pelaku biasanya adalah orang yang lebih dewasa (lebih kuasa) dan korban lebih banyak adalah anak-anak. Sering terjadi pada anak tiri oleh bapak tiri, menantu oleh mertua, cucu oleh kakeknya.
Gambaran incest di luar ikatan perkawinan
a.
Pelaku kebanyakan orang yang kerap berinteraksi dengan korban, tinggal dalam satu rumah.
b.
Korban mayoritas anak-anak sehingga tidak kuasa melakukan perlawanan diri. Biasanya dibawah tekanan karena ancaman pelakusehingga ketakutan atau diberi imbalan atau dengan bujuk rayu misalnya diberi uang atau makanan.
c.
Sering berakibat trauma fisik dan psikis.
Perlindungan Hukum
Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) pasal 81-82 UUPKDRT, KUHP pasal 285, KUHP pasal 98, KUH Perdata pasal 1365.
Upaya Mengatasi
a.
Waspada dalam mengasuh anak. Tidak membiasakan anak dirumah sendirian denga n anggota keluarga yang berlainan jenis.
b.
Tidak mengabaikan kata hati tiap ada gelagat yang menjurus pada tindakan pelecehan dalam keluarga.
c.
Memisahkan tempat tidur anak mulai umur 3 tahun dari ayah atau saudara baik sesama jenis kelamin maupun berlainan jenis kelamin.
d.
Perlu juga melibatkan orang lain diluar lingkungan keluarga.
e.
Lapor pada petugas penegak hukum walaupun dibawah ancaman pelaku.
Home Less
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. Penyebab Home Less
a.
Kemiskinan
Hal ini merupakan faktor utama. Kemiskinan menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan papan, sehingga mereka bertempat tinggal di tempat umum. Kemiskinan
juga menyebabkan
rendahnya pendidikan
sehingga tidak
mempunyai
ketrampilan dan keahlian untuk bekerja. Hal ini berefek pada anak-anak mereka. Mereka tidak mampu membiayai anak-anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut jadi gelandangan. b.
Bencana Alam Bencana alam akhir-akhir ini banyak menimpa negara kita. Mereka tinggal di pengungsian, kehilangan pekerjaan mereka.
c.
Yatim Piatu Anak yang tidak mempunyai orangtua, saudara tidak mempunyai tempat tinggal sehingga mereka mencari tempat berteduh di tempat-tempat umum.
d.
Kurang Kasih Sayang Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan, kurang kasih sayang orang tuanya, maka ia turun ke jalan untuk mencari komunitas yang mau menerima dia apa adanya.
e.
Tinggal di Daerah Konflik Penduduk yang tinggal di daerah konflik, dimana mereka merasa keamanannya kurang terjaga mengakibatkan mereka pindah ke daerah lain yang mereka anggap lebih aman, apalagi kalau rumah mereka hancur karena perang. Banyak tindak kekerasan di wilayah konflik, termasuk pelecehan seksual, perkosaan, pembunuhan sehingga mereka memaksa meninggalkan daerahnya.
Penanggulangan
Pencegahan dilakukan dengan : a. b.
Penyuluhan dan konseling. Pendidikan pelatihan keterampilan.
c.
Pengawasan serta pembinaan lanjut.
Rehabilitasi
a.
Pembangunan perumahan sangat sederhana.
b.
Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan.
c.
Transmigrasi.
3.
Wanita di Pusat Rehabilitasi Pusat rehabilitasi wanita meliputi :
a.
Maslah sosial, contohnya PSK.
b.
Masalah psikologis, misalnya trauma pada korban kekerasan.
c.
Masalah drug abuse.
Rehabilitasi bagi para PSK dilakukan :
a.
Di luar panti ditempat lokalisasi.
b.
Di dalam panti.
Upaya rehabilitasi yang dilakukan meliputi :
a.
Bimbingan agama.
b.
Bimbingan sosial.
c.
Latihan keterampilan.
d.
Pendidikan kesehatan.
e.
Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.
Pekerja Seks Komersial
Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang perempuan menggunakan atau mengeksploitasi tubuhnya untuk mendapatkan uang. Akibatnya semakin banyak ditemukan penyakit menular seksual. Profesi sebagai pekerja seks komersial dengan penyakit menular seksual merupakan satu lingkaran setan. Biasanya penyakit menular seksual ini diidap oleh PSK, dimana dalam menjajakan dirinya terhadap pasangan kencan yang berganti-ganti tanpa menggunakan pengaman seperti kondom. Faktor-faktor penyebab adanya PSK
a.
Kemiskinan
b.
Kekerasan Seksual
c.
Penipuan
d.
Pornografi Persoalan-persoalan psikologis
a.
Akibat gaya hidup modern
Seorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-barang yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok karena masalah keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan akhir dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya. b.
Broken Home Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seorang remaja untuk melakukan hal-hal yang kurang baik diluar rumah dan itu dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak bertanggungjawab dengan mengajaknya bekerja sebagai PSK.
c.
Kenangan masa kecil yang buruk Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan adanya perkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.
Dampak yang ditimbulkan bila seseorang bekerja sebagai PSK
a. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai seorang perempuan. b. Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan selalu mencemooh dirinya. c. Memberikan citra buruk bagi keluarga. d. Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti gonore, klamidia, herpes kelamin, sifilis, hepatitis B, HIV/AIDS. Penanganan masalah PSK
a.
Keluarga 1)
Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.
2) b.
c.
Meningkatkan bimbingan agama sesuai tameng agar terhindar dari perbuatan dosa.
Masyarakat Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan PSK. Pemerintah 1)
Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
2)
Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
3)
Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK untuk dijaring
dan mendapatkan rehabilitasi.
Drug Abuse
Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa. Dari segi hukum obat-obat yangs ering disalah gunakan dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: narkotika atau obat bius dan bahan psikotropika. Untuk mencegah penyalahgunaan obat, pemerintah baru-baru ini telah mengesahkan dua Undang-Undang penting yaitu: a.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tangg al 11 Maret 1997 tenta ng Psikotropika.
b.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1997 tanggal 1 September 1997 tentang Narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya adalah opium, morphine, cocaine, ganja/marihuana, dan sebagainya. Narkotika dibedakan menjadi :
a.
Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b.
Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
c.
Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Bahan psikotropika adalah bahan/obat yang mempengaruhi jiwa atau keadaan jiwa, yaitu :
a.
Keadaan kejiwaan diubah menjadi lebih tenang, ada perasaan nyaman sampai tidur.
b.
Dalam hal ini pemakai menjadi gembira, hilang rasa susah/sedih, capek/depresi.
c.
Bahan memberi halusinasi, yaitu si pemakai melihat/merasakan segala sesuatu lebih indah dari yang sebenarnya dihadapi.
Cara Pencegahan Tindak Penyalahgunaan Obat Terlarang
Penggunaan obat terlarang tersebut sudah melanggar hukum, agar generasi muda tidak semakin terjerumus maka perlu adanya pencegahan. Upaya-upaya yang dapat ditempuh antar lain: a.
Melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba. Misalnya dengan mengadakan seminar, maupun temu wicara antara gerakan anti narkobadengan para pelajar, penyuluhan kepada masyarakat umum maupun sekolahsekolah mengnai bahaya narkoba.
b.
Mengadakan razia mendadak secara rutin. Razia ini perlu dilakukan agar para pengedar, pengguna dapat terjaring disaat tanpa mereka ketahui (saat transaksi jual beli obat terlarang). Razia dapat dilakukan di sekolah, diskotik, club malam, cafe, maupun tempat-temp at sunyi yang diduga sebagai tempat transaksi.
c.
Pendampingan dari orangtua siswa itu senadiridengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Salah satu penyebab banyaknya remaja terjerumu s dalam pemakaian obat terlarang adalah kurang kasih sayang dari keluarga, sebab mereka berpikir tidak perlu lagi ada beban pikiran keluarga ketika mereka memakai obat tersebut.
d.
Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi disekitar lingkingan sekolah.
e.
Pendidikan moral keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa, karen a salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak kedalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti inipun akhirnya mereka jalani.
Solusi atau cara mengatasi tindak penyalahgunaan obat terlarang
a.
Membawa anggota keluarga (pemakai) ke panti rehabilitasi untuk mendapatkan penanganan yang memadai.
b.
Pembinaan kehidupan beragama, baik disekolah, keluarga dan lingkungan.
c.
Adanya komunikasi yang harmonis antara remaja dan orang tua, guru serta lingkungannya.
d.
Selalu berperilaku positif dengan melakukan aktivitas fisik dalam penyaluran energi remaja yang tinggi seperti berolahraga.
e.
Perlunya pengembangan diri dengan berbagai program/hobi baik di sekolah maupun dirumah dan lingkungan sekitar.
f.
Mengetahui secraa pasti gaya hidup seha t sehingga mampu men angkal peng aruh atau bujukan memakai obat terlarang.
g.
Saling menghargain sesama remaja (peer group) dan anggota keluarga.
h.
Penyelaesaian berbagai masalah dikalangan remaja/pelajar serta positif dan konstruktif. Upaya Promotif dan Prefentif Menurut Leavel dan Clark
Leavell dan Clark dalam bukun ya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah : a.
Masa sebelum sakit 1) Mempertinggi nilai kesehatan ( health promotion) 2) Memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit ( spesific protection )
b.
Pada masa sakit 3). mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingakt awal, serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt treatment)
4). Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu penyakit (disibility limitation) 5).
1.
Rehabilitasi (rehabilitation)
MEMPERTINGGI NILAI KESEHATAN (HEALTH PROMOTION) Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya : 1) Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya. 2) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. 3) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. 4)
2.
Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP SUATU PE NYAKIT (SPECIFIC PROTECTION) Usaha
ini
merupakan
tindakan
tertentu. Beberapa usaha diantaranya adalah :
pencegahan
terhadap
penyakit-penyakit
1) Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu 2) Isolasi penderita mpenyakit menular 3) Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja
3.
MENGENAL DAN MENGETAHUI JENIS PENYAKIT PADA TINGKAT AWAL SERTA MENGADAKAN PENGOBATAN YANG TEPAT DAN SEGERA (early diagnosis
and prompt treatment) Tujuan utama dari usaha ini adalah : a. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera b. Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit Beberapa usaha diantaranya :
Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan misalnya pemeriksaan darah, rontgen, paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan
Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat diberikan segera pengobatan dan tindakan-tindakan yang lain misalnya isolasi, desinfeksi, dsb.
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatnnya, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat. Kemungkinan kecacatan terjadi lebih besar penderitaan si sakit menjadi lebih lama, biaya untuk pengobatan dan perawatan menjadi lebih besar.
4.
PEMBATASAN KECACATAN DAN BERUS AHA UNTUK MENGHILANGKAN GANGGUAN KEMAPUAN BEKERJA YANG DIAKIBATKAN SUATU PENYAKIT (disibility limitation)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha poin c, yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi kecacatan, maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertamabah berat (dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
5.
REHABILITASI (REHABILITATION) Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya. Rehabilitasi ini terdiri atas :
a.
Rehabilitasi fisik Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya. Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu denganmempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b.
Rehabilitasi mental Yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan .seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badania muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental.untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat.
c.
Rehabilitasi social vokasional Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
d.
Rehabilitasi aesthetis Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata palsu. Usaha pengembalian bekas penderita ini kedalam masyarakat, memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keandaan mereka (fisik mental dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam keadan yang sekarang ini. Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsure kemanusian dan keadailan social. Mereka yang direhabilitasi ini
memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat, bukan hanya berdasarkan belas kasian semata-mata, melainkan juga berdasarkan hak asasinya sebagai manusia.
Contoh Upaya Promotif & Preventif Menurut Leavel & Clark KANKER PAYUDARA a.
Promosi Kesehatan (Health Promotion)
1. Perbaikan dan peningkatan gizi; dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup gizi. Seperti: makanan yang sehat, bersih, hindari bahan pengawet, alkohol serta lemak berlebih; 2. Menjaga kebersihan tubuh serta lingkungan dengan cara yang tepat dan aman; 3. Memeriksakan kesehatan secara berkala ke rumah sakit / bidan / PUSKESMAS; 4. Membiasakan hidup sehat dengan berolahraga yang cukup. b.
Perlindungan Umum dan Khusus (General and Specific Protection)
1.
Wanita usia 40 tahun dianjurkan melakukan Cancer Risk Assessement Survey.
2.
Wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan Mammografi setiap tahun.
3.
Wanita normal mendapat rujukan Mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.
4.
Perlindungan kecelakaan di tempat kerja; denga n menggunakan alat pelindung diri saat bekerja untuk melindungi dari radiasi serta bahan-bahan yang bersifat karsinogenik secara langsung.
5. c.
Mengendalikan sumber-sumber pencemaran lingkungan. Diagnosa dini dan pengobatan yang cepat dan tepat ( Early Diagnosis And Prompt
Treatment) 1.
Pemeriksaan SADARI adalah sebagai cara mendeteksi dini penyakit kanker payudara. Bila deteksi ini mempunyai kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan daignostik untuk
2.
memastikan diagnose seperti: pemeriksaan Biopsy / USG / mammografi / kolposcopy. Mencari orang-orang yang pernah berhubu ngan dengan penderita berpen yakit menular (contact person) terutama pihak keluarga kandung untuk diawasi/diberikan pengobatan bila terinfeksi.
3.
Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap pemulaan kasus.
4.
Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita (case holding).
5.
Mencari kasus sedini mungkin (case finding)
d.
Pembatasan Kecacatan (Dissability Limmitation)
Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi cacat atau memiliki ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu. Sehingga dilakukan perawatan untuk menghentikan penyakit, pencegahan komplikasi lebih lanjut, dan memberikan fasilitas yang terbaik untuk mengatasi cacat dan mencegah kematian. e.
Pemulihan Kesehatan (Rehabilitation)
Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif. INDIKATOR KESEHATAN STATUS KESEHATAN WANITA A. KESEHATAN IBU DI INDONESIA
Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan penyebab kematian, penyak it dan kecacatan pada perempuan usia reproduksi di Indonesia. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 melaporkan angka kematian ibu (AKI) sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2006 sebesar 226/100.000 kelahiran hidup. Menurut WHO penyebab tingginya angka kematian ibu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu infeksi, perdarahan dan penyulit persalinan sedangkan 5 penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan postpartum, sepsis puerperal, abortus, eklamsia, dan persalinan terhambat. Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu kerena kehamilan, persalinan, nifas dalam satu tahun dibagi dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan persen atau permil. Rumus: AKI= Jumlah kematian ibu karena Kehamilan kelahiran dan nifas X 100% (1000) B. KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI INDONESIA
Ada sekitar 60.861.350 remaja berusia 10-24 tahun, atau sekitar 30,2 % dari total penduduk di indonesia Angka pernikahan dini ( menikah sebelum usia 16 tahun) hampir dijumpai diseluruh propinsi di indonesia. Sekitar 10 % remaja melahirkan anak pertamanya pada usia 15-19 tahun. Kehamilan remaja akan meningkatkan resiko kematian dua atau empat kali lebih tinggi dibandingkan perempuan yang hamil pada usia lebih dari 20 tahun. Demikian pula resiko kematian bayi, 30% lebih tinggi pada usia remaja dibandingkan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu usia 20 tahun atau lebih (GOI&UNICEF,2000). C. KELUARGA BERENCANA
Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan ke 4 terbesar setelah China, India, USA. Faktor utama yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk adalah tingkat kelahiran. Tingginya angka kelahiran mencerminkan kurangnya cakupan keluarga berencana dan tujuan dari keluarga berencana yang sepenuhnya belum tercapai. Ketersediaan dan akses terhadap informasi dan pelayanan KB, dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Jika perempuan mempunyai akses terhadap kontrasepsi yang aman dan efektif, diperkirakan kematian ibu menurun hingga 50 % termasuk penurunan resiko kesehatan reproduksi yang terkait dengan kehamilan, persalinan dan aborsi tidak aman. Angka kesuburan umum adalah jumlah lahir hidup pertahun dibagi jumlah wanita usia subur pertengahan tahun dalam persen / permil. Rumus: AKU= Jumlah lahir hidup per tahun X 100% (1000) Jumlah penduduk wanita Pertengahan tahun D. INDIKATOR PENGHASILAN
Penghasilan perempuan meningk at, maka pola pemenuhan kebutuhan akan bergeser dari pemenuhan kebutuhan pokok saja, menjadi pemenuhan kebutuhan lain, khususnya peningkatan kesehatan perempuan. Penghasilan berkaitan dengan status sosial ekonomi , dimana sering kali status ekonomi menjadi penyebab terjadinya masalah kesehatan pada wanita. Misalnya banyak kejadian anemia defisiensi fe pada wanita usia subur yang sering kali disebabkan kurangnya asupan makanan yang bergizi seimbang. Anemia pada ibu hamil akan lebih memberikan dampak yang bisa mengancam keselamatan ibu. E. INDIKATOR PENDIDIKAN
Pendidikan berpengaru h kepada sikap wanita terhadap kesehatan, rendahnya pendidikan membuat wanita kurang peduli terhadap kesehatan. Mereka tidak mengenal bahaya atau ancaman kesehatan yang mungkin terjadi terhadap diri mereka. Sehingga walaupun sarana yang baik tersedia mereka kurang dapat memanfaatkan secara optimal karena rendahnya pengetahuan yang mereka miliki. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung pada kualitas pendidikan, dengan demikian program pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi bangsa. a). Angka melek huruf : Sampai tahun 2004, persentase perempua n yang melek huruf terus mengalami peningkatan, meskipun persentasenya masih lebih rendah dari laki-laki. Secara rasional angka melek huruf sudah mencapai 87,9%, pada laki-laki sebesar 92,3% dan pada perempuan sebesar 83.5%.
b). Rata-rata lama sekolah : Tahun efektif bersekolah pada umur 15 tahun sebesar 7.09% dimana pada laki-laki 7,62% dan perempuan 6,57%. Angka ini akan menunjukkkan bahwa secara rata-rata pendidikan penduduk mencapai jenjang pendidikan kelas I SLTP. c). Jenjang pendidikan yang telah ditamatkan : Pada tahun 2003 penduduk usia lebih dari 10 tahun yang berpendidikan SLTP hanya sebanyak 36,21%, pada laki-laki sebesar 39.87% dan pada perempuan 32.57%. Kondisi ini menunjukkan bahwa taraf pendidikan perempuan belum setara dengan laki-laki, hal ini dikarenakan terbentuk kontruksi yang terbentuk dari masyarakat. Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita untuk meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut masalah kesehatan sendiri.
F . UHH ( usia harapan hidup ) Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia. Usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi sejak 1980. Harapan hidup perempuan adalah 54 tahun pada 1980, kemudian 64,7 tahun pada 1990, dan 70 tahun pada 2000. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa implikasi bertambahnya jumlah lansia. Berdasarkan data, wanita Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini semakim meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah itu sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup diiringi membaiknya derajat kesehatan masyarakat. G. Tingkat Kesuburan Wanita
Tingkat Kesuburan wanita sangat ditentukan oleh fungsi hormonal, kesehatan ovarium, dan sistem metabolisme. Bila tiga hal tersebut tidak mengalami gangguan, maka dapat dipastikan bahwa wanita tersebut memiliki tingkat kesuburan yang sangat baik. Usia juga sangat mempengaruhi kesuburan wanita. Tingkat kesuburan paling tinggi terjadi pada usia 8-30 tahun dan menurun 5-10 persen pada rentang usia 30-35 tahun. Persentase ini menurun lagi 30 persen jika telah menapaki usia 35-40 tahun. Kesuburan wanita akan menurun hingga 50 persen ketika berusia 40 tahun ke atas bahkan berhenti secara total pada masa menopause. Setelah melewati masa itu, sebenarnya wanita masih bisa mengalami
kehamilan asalkan kondisi ovarium masih sangat baik.
Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan. Dengan mengetahui masa subur, ini akan bermanfaat bagi pasangan yang bermasalah dalam mendapatkan keturunan, yaitu dengan cara: 1. Menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi. 2. Memprediksikan hari-hari subur yang maksimum. 3. Mengoptimalkan waktu untuk melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan kehamilan. 4. Membantu mengindentifikasi sebagian masalah infertilitas
DAFTAR PUSTAKA
http://riannahasian2.blogspot.com/2013/02/dimensi-sosial-wanita-dan.html http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/dimensi-sosial-wanita-dan.html http://noormaawaddahworld.blogspot.com/2011/03/b-permasalahan-kesehatan-wanitadalam.htmlDiposkan oleh iniLah adDah di 16.22 http://amazingbiges.blogspot.com/2011/11/makalah-upaya-promotif-danpreventif.htmlDiposkan oleh jayanti sukma hapsari muis di 03.42 http://chu-wee.blogspot.com/2012/12/kesehatan-reproduksi.html http://deetha-nezz.blogspot.com/2011/05/indikator-kesehatan-wanitaberdasarkan.htmlDiposkan oleh Ditha Rizky Oktavianti pukul 3:49 AM http://sastro12.blogspot.com/Indikator Kesehatan WanitaDiposkan 23rd September 2012 oleh Solihin Ners http://untukmuirel.blogspot.com/2011/05/indikator-kesehatan-wanita.html Diposkan oleh untukmudi 15.32
Nama : Ranika Dwi Nurdiani NPM : B.0911008
Kelas : 4.A
PERMASALAHAN KESEHATAN PEREMPUAN DALAM DIMENSI SOSIAL DAN UPAYA MENGATASINYA
Perkosaan Perkosaanadalah :setiaptindakanlaki-lakimemasukkan penis, jariataualat lain kedalam vagina tanpaadapersetujuan. Penanganan Tugaskesehatandalamkasustindakperkosaan: 1. Bersikapdenganbaik, penuhperhatiandanempati 2. Memberikanasuhanuntukmenanganigangguankesehatannya 3. Mendokumentasikanhasilpemeriksaan 4. Memberikanasuhanpemenuhankebutuhanpsikologis 5. Memberikankonselingdalammembuatkeputusan 6. Membantumemberitahukanpadakeluarga
Pelecehanseksual Pelecehanseksualadalahsegalabentukprilakumaupunperkataanbermaknaseks ual yang berefekmerendahkanmartabat orang yang menjadisasaran. Pasakdalamundang-undang yang berkaitandengantindakpelecehanseksual: 1. Pasal 281-283 KUHP tentangkejahatanterhadapkesopanan 2. Pasasl 289-298 KUHP tentangpencabulan 3. Pasal 506 KUHP tentangmucikari 4. Undang-undangperlindungananak (UUPA) no 23 tahun 2003 5. Undang-undang no 23 tahun 2004 tentangpenghapusankekerasandalamrumahtangga (KDRT)
Single parent Single parent adalahkeluarga yang manahanyaadasatu orang tuatunggal, hanya ayah atauibusaja. Sebab-sebabterjadinya single parent:
1. Padakeluargasah a) Penceraian b) Orang tuameninggal c) Orang tuamasukpenjara d) Study kepulau lain atauke Negara lain e) Kerja di luardaerahatauluarnegeri 2. Padakeluargatidaksah 1. Dampak negative a) Perubahanperilakuanak b) Perempuanmerasaterkucil c) Psikologianakterganngu 2. Dampakpositif a) Anakterhindardarikomunikasi yang kontradiktifdari orang tua b) Ibuberperanpenuhdalampengambilankeputusandantegar c) Anak ;ebihmandiridanberkepribadiankuat Penanganan single parent 1. Memberikankegiatan yang positif 2. Memberikanpeluanganakbelajarberprilakubaik 3. Dukungankomunitas
Upayapencegahan single parent danpencegahandampak negative single parent 1. Pencegahanterjadinyakehamilan di luarnikah 2. Pencegahanperceraian 3. Menjagakomunikasidenganberbagaisaranateknologiinformasi 4. Peningkatan spiritual dalamkeluarga
Perkawinanusiamudadantua Perkawinanadalahikatanbatinantarapriadanwanitasebagaisuamiistri. 1. Perkawinanusiamuda Menurut UU perkawinan no 1 tahun 1974 pasal 7 bahwaperkawinandiijinkanbilalaki-lakiberumur 19 tahundanwanitawanitaberumur 16 tahun. 2. Perkawinanusiatua Adalahperkawinan yang dilakukanbilperempuanberumurlebihdari 35 tahun. Penangananperkawinanusiamuda a. Pendewasaanusiakehamilandenganmenggunakankontrasepsi b. Bimbinganpsikologis c. Dukungankeluarga d. Peningkatankesehatandenganpeningkatanpengetahuankesehatan Penangananperkawinanusiatua a. Pengawasankesehatan\ b. Peningkatankesehatandenganpeningkatanpengetahuankesehatan
Perempuanditempatkerja
Alas an wanitabekerja a. Aktualisasidiri b. Mata pencaharian c. Relasipositifdalamkeluarga d. Pemenuhankebutuhan social e. Peningkatanketerampilan/kompetensi f. Pengaruhlingkungan Upayapemechan a. Bekerjamenggunakanproteksi b. Cekkesehatansecaraberkala c. Melakukanaktifitasbekerjatidakhanyadengansatupria d. Tidaknebengkendaraantanpaditemani orang lain e. Janganragumengatakantidakwalaupunpadaatasan f. Menetapkan target menikah g. Menjagakomunikasidengankeluarga
Incest Incest adalahhubunganseksual yang terjadiantaraanggotakeluarga. Upayamengatasinya: a. Waspadadalammengasuhanak b. Tidakmengabaikan kata hati c. Memisahkantempattiduranakmulaiumur 3 tahundari ayah atausaudarabaik sesame jeniskelaminmaupuntidak.
Home less
Home lessatau tuna wismaataugelandanganadalah orang yang hidupdalamkeadaantidaksesuaidengannorma di masyarakatsetempat. Penanggulangan a. Penyuluhandankonseling b. Pendikitanpelatihanketerampilan c. Pengawasansertapembinaanlanjut
Peremouan di pusatrehabilitasi Pusatrehabilitasiperempuanmeliputi: a. Masalah social b. Masalahpsikologis c. Masalah drug abuse Upayarehabilitasi yang dilakukanmeliputi: a. Bimbingan agama b. Bimbingan social c. Latihanketerampilan d. Pendidikankesehatan e. Pendidikandankesejahteraanpribadi
Pekerjasexskomersial Pekerjasexskomersialadalahsuatupekerjadimanaseorangperempuanmenggun akanataumengeksploitasitubuhnyauntukmendapatkanuang. Penanganamaslah PSK a. Keluarga b. Masyarakat
c. Pemerintah
Drug abuse Penyalahgunaanobat (drug abuse) dalamduatiga decade terakhirbertambahgawatsecara global danjugasudahmencapaikeadaanserius di Indonesia. Cara mengatasinya: a. Membawaanggotakeluarga b. Pembinaankehidupanberagama c. Adanyakomunikasi yang harmonis d. Selaluberprilakupositif e. Perlunyapengembangandiri
Upayapromotif a. Meningkatanketerampilanbagitenagakesehatan b. Penguasaanseniatauketerampilanbeladiri c. Penyelenggaraanpendidikanseksualuntukremaja d. Sosialisasi hokum yang terkait
Indicator status kesehatanperempuan 1. AKI a. SekretarisJenderalAsosiasiPendidikanKebidanan Indonesia (APKINDO), Yeti Irawanmengatakan, angkakematianibu (AKI) saatmelahirkan di Indonesia termasuksalahsatu yang tertinggi di Asia. b. Yeti melanjutkan, pendidikan yang baikbertujuanmenyejahterakanperempuanindonesia, khususnyaibudananak.
"Angkakematianibuakanberkurangdansemuanyakitamulaidaripendidika n yang baik," kata dia, Jumat, (12/4) c. Berdasarkan Survey DemografidanKesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI di Indonesia mencapai 228/100.000 kelahiranhidup. Angkainijauhlebihtinggidibandingkan Vietnam (59/100.000), danCina (37/100.000). Inimenempatkan Indonesia sebagaisalahsatunegaradengan AKI tertinggiasia. d. Olehsebabitu, institusipendidikankebidananmemilikimisimengurangiAngkaKematianIb u (AKI) di Indonesia tersebut. "Mempersiapkanbidan yang baikItuadalahasetnegara yang tidakternilai," terangnya. e. Hariini, AIPKIND) menggelarrapatkerjanasional yang diselenggarakan di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. f.
Acara yang berlangsungselamatigahari, yakni 10-12 April 2013 inisekaligusuntukmendorongpendidikanKebidanan demi memenuhistandarnasionalpendidikanKebidanan Indonesia agar mampubersaingsecara global.
g. Saatinitercatat 327 institusipendidikankebidanan yang terdaftarsebagaianggota AIPKIND. Pendidikankebidanan Indonesia sudahberkembangcukupbaik. SekarangtigaUniversitasnegeritelahmenyelenggarakanpendidikanProfe siKebidanan. h. Demikianmemenuhituntutan UU Guru danDosentahun 2005, kinijugasudahdikembangkanpendidikan S-2 kebidanan di empatUniversitasNegeri. i.
Namunpesatnyaperkembanganpendidikankebidananbelum di dukungdengankendalimutululusan. Setiaptahun, setidaknyaada 29
ribubidanbarululusdariinstitusikebidanan. Namuntakjarangterdengarkeluhan stakeholder lulusantidaksiappakai. 2. Pendidikan Pendidikanmerupakan proses pemberdayaanpesertadiidksebagaisubjekdanobjekdalammembangunkehi dupan yang lebihbaik. Tujuanpendidikanyaitudiharapkanindividumempunyaikemampuandanketer ampilansecaramandiriunrukmeningkatkantariphiduplahirbatindanmeningka tkanperannyasebagaipribadi.
Penghasilan Sejakjamanpurbaketikamanusiamasihmencaripenghidupandengancaraberbur udanmeramuseorangistrisesungguhnyamenyiapkanmakanandanmengelolaha silburuanuntukditukarkandenganbahan lain yang dapatdikonsumsiolehkeluarga.
Usiaharapanhidup JOGJA - Pemprov DIJ inginupayapembangunanuntukkesejahteraanrakyatmemilikiukuranpasti.Untuk memantauberhasilatautidaknyapembangunan, BadanPerencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIJ menetapkanIndeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagaitolakukursebagaidasarpenilaiansetiaplimatahun.Adatigakomponendal am IPM. Yakni, pendapatan per kapita, angkamelekhuruf, danusiaharapanhidup. "Jadi, berhasiltidaknya RPJMD (rancanganpembangunanjangkamenengahdaerah) 2013-2017 bisadilihatdari situ," paparKepalaBappeda DIJ TavipAgusRayantokepadawartawan (25/3).Kondisi di DIJ, ujardia, relatifunik.Meskiprovinsiinidinilaisebagaiprovinsidenganpendapatanperkapitan omorsembilandaribawah alias rendah di Indonesia, usiaharapanhidupnyatertinggi. "Namun kami
menargetkanakanmeningkatkantigaaspekini," kata dia.Berdasarkan data yang dihimpundariPansus RPJMD DPRD DIJ diperoleh data bahwa DIJ menaikkan target IPM. Usiaharapanhidupditingkatkandari 73,27tahunmenjadi 73,50 tahun. Lantas, angkamelekhurufditingkatkandari 92 persenmenjadi 95 persen.Sedangkanpendapatan per kapitajugaharusmelonjakdariRp 6,3 juta per orang per tahunmenjadiRp 8,3 juta per orang per tahun.Selainitu, kata alumnus UGM Jogjakarta itu, peningkatanpenggunaantransportasiumumjugajadiperhatianpemprov. Hal tersebuttelahdiupayakanmelaluisejumlahcara. Pemprovsudahmendorongpeningkatantransportasidaratdenganpenambahanj aluruntukTransjogja. "Kalautransportasiudara (dilakukan) denganpembangunanbandara (baru di Kulonprogo)," kata dia.KetuaPansus RPJMD DPRD DIJ Sukamtamenyatakan, prioritasterhadap target IPM dantransportasiumumbukannyatanpadasar. Diamenilaihalituditempuhkarenaaspektersebutbisadirasakanlangsungmasyara kat.Menurutpolitikus PKS itu, target peningkatanIPM hanyabisadidapatjikasejumlah program kesejahteraanmasyarakatbisadifasilitasi. "Karenanya, tigaaspekiniharustampakhasilnya lima tahunmendatang," tandasnya. (hed/amd)
Tingkat kesuburan Ada 9 faktortingkatkesuburanwanita 1. Usia 2. Usiaibundasaat menopause 3. Siklushaid 4. Keputihan 5. Saathaid 6. Nyerimenjelangsaathaid
7. Merokok 8. Obesitas 9. Diet sangatketat
Nama : Rina Restiani Kelas : 4 .A DIMENSI SOSIAL WANITA DAN PERMASALAHANNYA
DIMENSI SOSIAL WANITA DAN PERMASALAHANNYA
A. status sosial wanita Menurut kamus besar bahasa Indonesia, 2001 status adalah keadaan atau kedudukan orang/badan dan sebagainya dalam hubungannya dengan masyarakat. Status social wanita berarti kedudukan wanita dalam masyarakat. Menurut Soekanto Soerjono, 1990 status sosial atau kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Status wanita mencakup dua aspek yaitu : 1.
Aspek otonomi wanita. Aspek ini mendeskripsikan sejauh mana wanita dapat mengontrol ekonomi atas dirinya disbanding dengan pria.
2.
Aspek kekuasaan sosial Aspek ini menggambarkan seberapa berpengaruhnya wanita terhadapa orang lain diluar rumah tangganya.
Status wanita meliputi:
1.
Status reproduksi, yaitu wanita sebagai pelestarian keturunan. Hal ini mengisyaratkan bila seorang wanita tidak mampu melahirkan, maka status sosialnya dianggap rendah disbanding wanita yang bis mempunyai anak.
2.
Status produksi, yaitu sebagai pencari nafkah dan bekerja diluar rumah. Santrock (2002) mengatakan bahwa wanita yang bekerja akan meningkatkan harga diri. Wanita yang bekerja mempunyai status yang lebih tinggi disbanding dengan wanita yang tidak ikut kerja.
B.Nilai wanita Menurut kamus besar bahasa Indonesia 2001, nilai berarti harga, mutu, kadar, sifatsifat yang penting yang berguna bagi kemanusiaan. Sejak zaman dulu perempuan sering diberlakukan nista diseluruh penjuru dunia dalam sejarah. Perempuan dianggap sebagai setengah manusia, mahluk pelengkap, konco wingking dan sejenisnya dimana hak dan kewajiban, terlebih lagi peradabannya diatur dan ditentukan oleh laki-laki. Pada peradaban Nasrani Kuno abad ke-5 M, merelka menyatakan bahwa
perempuan tidak memiliki ruh suci. Pada abad ke-6 masehi perempuan tercipta hanya untuk melayani laki-laki semata-mata. Di zaman peradaban Zunani Kuna pada kalangan kerajaan, mereka menempatkan perempuan sebagai mahluk yang terkurung dalam istana. Kalangan dibawahnya menjadikan perempuan bebas diperdagangkan. Saat perempuan sudah menikah, suami berhak melakukan apa saja terhadap istrinya. Pada peradaban Romawi perempuan kedudukannya dibawah kekuasaan sang ayah, dimana setelah menikah berpihak kepada suami. Kekuasaan yang dimiliki sangat mutlak, sehingga berhak menjual, mengusir, menganiaya bahkan sampai membunuh. Pada abad ke-7 masehi, perempuan sering menjadi barang sesajen bagi para dewa oleh masyarakat Hindu Kuno. Hak hidup bagi perempuan yang bersuami tergantung hidup mati suaminya. Jika suaminya meninggal, maka istri harus dibakar hidup-hidup bersama mayat suaminya dibakar. Gambaran ilustrasi peradaban diatas menyiratkan bagi kita, nilai perempuan yang sangat rendah dibanding laki-laki. Pada zaman sekarang nilai wanita juga masih dianggap rendah, tidak setinggi nilai laki-laki dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Dalam keluarga anak lebih takut atau lebih patuh pada ayah disbanding pada ibu. Dikehidupan masyarakat, laki-laki lebih diutamakan daripada perempuan.
C. Peran Wanita
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2001peran berarti tingkah laku yang diharapkan yang dimiliki wanita sehubungan dengan kedudukan dimasyarakat. Menurut Soekanto Soerjono, 1990 peranan ( role) merupakan dinamis kehidupan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Menurut Kartono Kartini, 1992 peran wanita sebagai berikut: 1. peran wanita berkaitan dengan kedudukannya dalam keluarga a.
Ibu rumah tangga penerus generasi. Perempuan berperan aktif dalam peningkatan
kualitas generasi penerus sejak dalam kandungan. b.
Istri dan teman hidup patner sex. Sikap istri mendampingi suami merupakan relasi
dalam hubungan yang setara sehingga dapat tercapai kasih saying dan kelanggengan perkawinan.
c.
Pendidik anak. Anak memperoleh pendidikan sejak dalam kandungan. Memberikan
contoh berperilaku yang baik karena anak belajar berperilaku dari keluarga. Ibu dapat memberikan pendidikan akhlak, budi pekerti, pendidikan masalah reproduksi. d.
Pengatur rumah tangga. Perempuan menjaga, memelihara, mengatur rumah tangga,
menciptakan ketenangan keluarga. Istri mengatur ekonomi keluarga, pemelihara kesehatan keluarga, menyiapkan makanan bergizi tiap hari, menumbuhkan rasa memiliki dan bertangggung jawab terhadap sanitasi rumah tangga juga menciptakan pola hidup sehat jasmani, rohani dan sosial.
2. Peran wanita berkaitan dengan kedudukannya dalam masyarakat sebagai mahluk sosial yang berpartisipasi aktif. Wanita berpatisipasi aktiv dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Wanita berperan aktiv dalam pembangunan dalam berbagai bidang seperti dalam pendidikan, kesehatan, politik, ekonomi, sosial, budaya untuk memajukan bangsa dan Negara.
Permasalahan kesehatan wanita dalam dimensi social dan upaya mengatasinya :
1.
Kekerasan
Pengertian kekerasan Pasal 89 KUHP : Melakukan kekerasan adalah pempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara yang tidak sah misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata, menepak, menendang dsb. Bentuk- Bentuk Kekerasan
a.
Kekerasan psikis. Misalnya: mencemooh, mencerca, men&na, memaki, mengancam, melarang berhubungan dengan keluarga atau kawan dekat / raasyarakat, intimidasi, isolasi, melarang istri bekerja.
b.
Kekerasan fisik. Misalnya memukul, membakar, menendang, melempar sesuatu, menarik rambut, mencekik, dll.
c.
Kekerasan ekonomi. Misalnya: Tidak memberi nafkah, memaksa pasangan untuk prostitusi, memaksa anak untuk mengemis,mengetatkan istri dalam keuangan rumah tangga, dan lain-lain.
d.
Kekerasan seksual.
Misalnya: perkosaan, pencabulan, pemaksaan kehendak atau melakukan penyerangan seksual, berhubungan seksual dengan istri tetapi istri tidak menginginkannya. Banyak kasus terjadi kekerasan psikis berupa makian, hinaan (ungkapan verbal ) Bering berkembang menjadi kekerasan fisik. Pada awalnya mungkin belum terjadi, tetapi ketidaksengajaan pria kemudian berlanjut pada tindakan kekerasan fisilk secara nyata.
Penyebab ter adinya kekerasan adalah a.
Perselisihan tentaing ekonomi.
b.
emburu pada pasangan.
c.
Pasangan mempunyai selingkuhan.
d.
Adanya problema seksual (misalnya: impotensi, frigid, hiperceks).
e.
Pengaruh kebiasaan minum alkohol, drugs abused.
f.
Permasalahan dengan anak.
g.
Kehilangan pekerjaan/PHK/menganggur/belum mempunyai pekerjaan.
h.
Istri ingin melanj utkan studi/ingin bekerja.
i.
Kehamilan tidak diinginkan atau infertilitas. Alasan Tindak Kekerasan Oleh Pria
a. 1)
Tindakan kekerasan dapat mencapai suatu tujuan. Bila terjadi adi konflik, tanpa harus musyawarah kekerasan meru pakan cara cepat penyelesaian masalah.
2)
Deegan melakukan perbuatan kekerasan, prig merasa hidup lebih berarti karena dengan berkelahi ma ka pria merasa menjadi lebih digdaya.
3)
Pada saat melakukan kekerasan pria merasa memperoleh `kemenangan' dan mendapatkan apa yang dia harapkan, maka korban akan menghindari pada konflik berikutnya karena untuk menghindari rasa sakit.
b.
Pria merasa berkuasa atas wanita. Bila pria merasa mempunyai istri ‘kuat' maka dia berusaha untuk melemahkan wanita agar merasa tergantung padanya atau membutuhkannya.
c.
Ketidaktahuari priaa. Bila latar belakang pria dari keluarga yang selalu mengandalakan kekerasan sebagai satu-satunyajclan menyelesaikan masalah dan tidak mengerti cara lain maka kekerasan merupakan jalan pertama dan ut-aina baginya sebagai cara yang jitu setiap ada kesulitan atau tertekan karena memang dia tidak pernah belajar cara lain untuk bersikap. Akilbat Tindakan Kekerasan
a.
Kurang bersemangat atau kurang percaya diri.
b.
Gangguan psikologi sampai timbul gagguan system dalam tubuh(psikosomatik), seperti: cemas, tertekan, st-I-ess, anoreksia (kurang nafsu makan), insomnia (susah tidur, Bering mimpibtwik,jantw-igterasa berdebar-debar, keringat dingin, rnual, gastritis, nyeri perut, posing, nyeri kepala.
c.
Cidera ringan sampai berat, seperti: lecet, memar, luka terkena benda tajam, patah tulang, luka bakar.
d.
Masalah seksual, ketakutan hubungan seksual, nyeri saat hubungan seksual, tidak ada hasrat seksual, frigid.
e.
Bila perempuan korban kekerasan sedang hamil dapat terjadi abortus/ keguguran.
2.
Perkosaan
Pengertian perkosaan: a.
Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau alat lain ke dalam vagina/alat tubuh seorang perempuan tanpa persetujuannya.
b.
Dikatakan suatu tindak perkosaan tidak hanya bila seorang, perempuan disiksa, dipukuli sampai pinsan, atau ketika perempuan meronta, melawan, berupaya melarikan setiap diri atau korban hendak bunuh diri, akan tetapi meskipun perempuan tidak melawan, apapun yang dilakukan perempuan, bila perbuatan tersebut bukan pilihan keinginan perempuan berarti termasuk tindak perkosaan. bukan kesalahan wanita.
c.
Dalani
rumah
tangga,
hubungan
seksual
yang
tidak
diinginkan
istril
termasuk tindakan kekerasan, merupakan tindakan yang salah.
Motivasi Perkosaan
a.
Pria ingin menunjukkan kekuasaan yang bertujuan untuk menguasai korban dengan cara mengancam (dengan senjata secara, fisik menyakiti perempuan, verbal dengan mengertak)
b.
dan dengan penetrasi sebagai simbol kemenangan. Sebagai cara meluapkan rasa march, penghinaan, balas dendam, menghancurkan lawan baik masalah individu maupun masalah kelompok tertentu, sedangkan unsur rasa cinta ataupun kepuasan seksual tidak penting.
c.
Luapan perilaku sadis, pelaku merasa p» as telah membuat penderitaan bagi orang lain.
Perempuan Rentan Terhadap Korban Pemerkosaan
a.
Kekurangan fisik dan mental, adanya suatu penyakit atau permasalahan yang berkaitan dengan fisik sehingga perempuan duduk diatas kursi roda, bisu, tuli, buta atau keterbelakangan mental. Mereka tidak mampu mengadakan perlawanan.
b.
Pengungsi, imigran, tidak mempunyai rumah, anak jalanan/gelandangan, di daerah peperangan.
c.
Korban tindak kekerasan suami/pacar.
Pencegahan Pemerkosaan :
a. b.
Berpakaian santun, berperilaku, bersolek tidak mengundang perhatian pria. Melakukan aktifitas secara bersamaan dalam kelompok dengan banyak teman, tidak berduaan.
c.
Di tempat keda bersama teman/berkelompok, tidak berduaan dengan sesama pegawai atau atasan.
d.
Tidak menerima tamu laki-laki ke rumah, bila di rumah seorang diri.
e.
Berjalan - jalan bersama banyak teman, terlebih di waktu malam hari.
f.
Bila merasa diikuti orang, ambil jalan kearah yang berlainan, atau berbalik dan bertanya ke orang tersebut dengan nada keras, dan tegas. apa maksud dia.
g.
Membawa alat yang bersuara keras seperti peluit, atau alat bela diri seperti parfum spray, bubuk cabe/merica yang bisa ditiupkan ke mata
h. i.
Berteriak sekencang mungkin bila diserang. Jangan ragu mencegah dengan mengatakan 'tidak', walaupun pada atasan yang punya kekuasaan atau pada pacar yang sangat dicintai.
j.
Ketika bepergian, hindari sendirian, tidak menginap, bila orang tersebut merayu tegaskan bahwa perkataan dan sentuhannya membuat anda merasa risih, tidak nyaman, dan cepatlah meninggalkannva.
k.
Jangan abaikan kata hati. Ketika tidak nyaman dengan suatu tindakan yang mengarah seperti dipegang, diraba, dicium, diajak ke tempat sepi.
l.
Waspada terhadap berbagai cara pemerkosaan seperti: hipnotis. obat-obatan dalarn rninuman, pemen, snack atau hidangan makanan.
m. Saat ditempat baru, jangan terlihat bingung. Bertanya pada polisi. hansip atau instapsi. n.
Menjaga jarak/space interpersonal derigan. lawan jenis. Di eropa space interpersonal dengan jarak 1 meter. Sikap terhadap korban perkosaan:
a.
Menumbuhkan kepercayaan diri bahwa hal ini terjadi bukan kesalahannya.
b.
Menumbuhkan gairah hidup.
c.
Mengliargai kemauannya untuk menjaga privasi dan keamanannya.
d.
mendampingi untuk periksa atau lapor pada polisi.
Resiko kesehatan pada korban perkosaan: a.
Kehamilan. Dapat dicegah dengan minuet kontrasepsi darurat pada 24 jam pertama.
b.
Tejangkit Infeksi menular seksual.
c.
Cidera robek dan sayatan, cekikan, memar bahkan sampai ancaman jiwa.
d.
Hubungan seksual dengan suarni mengalami gangguan, memerlukan waktu terbebas dari trauma ataupun merasa diri telah temoda.
e.
Gejala psik-ologis ringan hingga gangguan psikologi berat. Pada waktu singkat perempuan korban perkosaan menyaiahkan diri send iri, sebab merasa dirinya yang menyebabkan perkosaan terjadi, terlebih pandangan budaya biasanya selalu menyalahkan perempuan. Selain itu juga terjadi insomma/gangguan tidur, ancreksia/tidak nafsu makan,kecemasan mendalam, perasaan males untuk bersosialisasi. Gejala psikologi tersebut dapat berkembang bila penanganan tidak adekuat seiring dengan makin bertambah, waktu yaitu perasaan tidak punya daya upaya, marah yang mernbara, merasa diri tidak berharga, timbul gejala psikosomatis seperti: mual, mutah, sakit kepala, badan sakit. Selain itu dapat timbul ketakutan yang luar biasa/fobia, mengurung diri. Gejala psikologi ini tiap perempuan berbeda tergantung dari tipe kepribadian terbuka atau tertut,dukungan dari keluarga dan lingkungan, persepsi diri dengan apa yang dialami, pengalaman dalam menghadapi stress, koping mekanisme/telcnik mengatasi masalah sebelumnya. Tindakan pada saat serangan seksual:
a.
Hindari menangis atau minta belas kasihan.
b. c.
Hindari kepanikan, tetap waspada, bertindak saat pelaku lengah. Berjuang untuk pernbela diri seperti: menendang, teriak, menawar, melakukan strategi perlawanan.
d. e.
Amati ciri khusus pelaku. Manfaatkan evaluasi situasi yang terbaik.
Penanganan
Tugas tenaga kesehatan dalam kasus tindak perkosaan:
a.
Bersikap dengan baik, penuh perhatian dan empati.
b.
Memberikan asuhan untuk menangani gangguan kesehatannya, misalnya mengobati cidera, pemberian kontrasepsi darurat
c.
Mendokumentasikan basil pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi.
d.
Memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan psikologis
e.
Memberikan konseling dalam membuat keputusan.
f.
Membantu memberitahukan pada keluarga. Upaya promotif :
a.
Meningkatkan keterarnpilan bagi tenaga kesehatan pada pertolongan tindak perkosaan untuk mengatasi masalah kesehatan dan dalam memberi dukungan bila ingin melapor ke polisi.
b.
Penguasaan seni atau keterampilan bela diri bagi para wanita.
c.
Penyelenggaraan pendidikan seksual untuk remaja.
d.
Sosialisasi hukum yang terkait. Pasal dalam undang-undang yang berkaitan dengan tindak perkosaan:
a.
Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap Kesopanan.
b.
Pasal 289-298 KUHP tentang Pencabulan.
c.
asal 506 KUHP tentang Mucikari.
d.
Undang-undang Perlindungan Anak (UUPA) no 23 tahun 2003.
e.
Undang-undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Penjelasan selengkapnya tentang pasal pasal pada akhir bab ini.
3. Pelecehan seksual
Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku maupun perkataan bermakna seksual yang berefek merendahkan martabat orang yang menjadi sasaran.
Bentuk-bentuk pelecehan seksual a.
Mengucapkan kata-kata jorok tentang tubuh wanita.
b.
Main mata, siulan nakal, isyarat jorok, sentuhan, rabaan, remasan, usapan, elusan, colekan, pelukan, ciuman pada bagian tubuh wanita.
c.
Menggoda, kearah hubungan seksual.
d.
Laki-laki memperlihatkan alat kelaminnya atau onani di depan perempuan. Akibat pelecehan seksual
a.
Gangguan psikologis: marah, mengu mpat, tersinggung dipermalukan, terhina, trauma sehingga takut keluar rumah.
b.
Kehilangan gairah kerja /belajar, malas. Pasal dalam undang-undang yang berkaitan dengan tindak pelecehan seksual:
a.
Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap Kesopanan.
b.
Pasal 289-298 KUHP tentang Pencabulan.
c.
Pasal 506 KUHP tentang Mucikari.
d.
Undang-undang Perlindu-nganAnak (UUPA) no 23 tahun 2003.
e.
Undang-undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam.Rumah Tangga(KDRT).'
4. Single parent
Single parent adalah keluarga yang mana, hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa tedadi pada keluarga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah. Sebab-sebab terjadinya single parent a.
1)
Pada keluarga sah.
Perceraian. Adanya, ketidakharmonisan dalam keluarga yang disebabkan adanya perbedaan persepsi atau perselisihan yang tidak mungkin ada jalan keluar, masalah ekonomi/pekerjaan, salah
satu
pasangan
selingkuh,
kematangan
emosional
yang
kurang,
perbedaan
agama,aktifita.ssuan-iiistri yang tinggi di luar rumah sehigga kurang komunikasi, problem seksual dapat merupakan faktor timbulnya perceraian. 2)
Orang tua meninggal. Takdir hidup clan coati manusia di tangan Tuhan. Manusia hanya bisa berdoa dan berupaya. Adapun sebab kematian ada berbagai macam. Antara lain karma kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, musibah bencana alam, kecelakaan kerja, keracunan,
3)
penyakit dan lain-lain. Orang tua masu k penjara. Sebab masuk pen jara antara lain kar ena melakukan tindak kriminal seperti perampokan, pembunuhan, penciarian, pengedar narkoba atau thicial, perdata seperti hutang, jual beli, atau karma tidak pidana korupsi sehingga sekian lama tidak berkumpul dengan keluarga.
4)
Study ke pulau lain atau ke negara lain. Tuntutan profesi orang tua untuk melanjutkan study sebagai peserta tugas belajar mengakibatkan harus, berpisah dengan keluarga untuk sementara waktu, atau bisa terjadi seorang anak yang meneruskan pendidikan di pulau lain atau luar negeri dan hanya bersama ibu saja sehingga menyebabkan anak untuk sekian lama
tidak didampingi otch ayahnya yang hams tetap kerja di negara atau pulau atau kota. kelahiran. 5)
Kerja di luar daerah atau luar negeri. Cita-cita untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi menyebabkan salah satu orang tua meninggalkan daerah, terkadang ke luar negeri. Dampak single parent
a.
Dampak negative
1)
Perubahan perilaku anak. Bagi seorang anak yang tidak siap, ditinggalkan orang tuanya bisa menjadi mengakibatkan perubahan tingkah laku. Menjadi pemarah, berkata kasar, suka melamun, agresif, suka memukul, menendang, menyakiti temannya. Anak juga tidak berkesempatan untuk belaiar perilaku yang baik sebagaimana, perilaku keluarga yang harmonis. Dampak yang paling berbahaya biia anak mencari pelarian di luar rumah, seperti menjadi anak jalanan, terpengaruh penggunaaa narkoba untuk melenyapkan segala kegelisahan dalam hatinya, terutama anak yang kurang kasih sayang, kurang perhatian orang tuanya.
2)
Perempuan merasa terkucil. Terlebih lagi pada perempuan yang sebagai janda atau yang tidak dinikahi, di masyarakat terkadang mendapatkan cemooh dan ejekan.
3)
Psikologi anak terganggu. Anak Bering mendapat ejekan diri Leman sepermainan sehingga anak menjadi murung, sedih. Hai ini dapat mengakibatkan anak menj adi kurang percaya diri dan kurang kreatif.
b.
1)
Dampak positif
Anak terhindar dari komu nikasi yang kon tradiktif dari orang tua, tida k akan terjadi komunikasi yang berlawanan dari orang tua, i-nisaInya ibunya mengijinkan teLapi ayahnya melarangnya. Nilai yang diajarkan oleh ibu atau ayah d iterima penuh karena tidak terjadi pertentangan.
2)
Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusan clan tegar.
3)
Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena terbiasa tidak selalu hal didampingi, terbiasa menyelesaikan berbagai masalah kehidupan. Penanganan single parent
a.
Memberikan kegiatan yang positif. Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung anak
untuk lebih bisa mengah, ualisasikan diri secara positif antara lain dengan penyaluran. hobi, kursus sehingga menghindarkan anak melakukan hal-hal yang negatif.
b.
Memberi peluang anak belajar berperilaku baik . Bertandang pada keluarga, lain yang
harmonis memberikan kesempatan bagi anak untuk meneladani figur orang tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan keluarga sendiri. c.
Dukungan komunitas. Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua tunggal
dapat memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang bemasib sama sehingga tidak merasa sendirian. Upaya pencegahan single parent dan pencegahan dampak negatif single parent
a. b.
Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah. Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam segi psikologis, ke-aangan, spiritual.
c.
Menjaga kommikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi.
d.
Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga.
e.
Peningkatan spiritual dalam keluarga.
5. Perkawinan usia muda dan tua
Perkawinan adalah ikatan batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga/ rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan No 1 Thahun 1974)
Perawinan usia muda
Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 7 bahwa perkawinan diij inkan bila laki-laki berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun. Namun pemerintah mempunyai kebijakan tentang perilaku reproduksi manusia yang ditegaskan dalam UU No 10 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa pemerintah menetapkan kebijakan upaya penyeleng garaan Keluarga Berencana. Banyaknya resiko kehamilan kurang dari perkawinan diij inkan bila laki-laki berumur 21 tahun dan perempi mn berumur 19 tahun. Sehingga perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan bila pria kurang dari 21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun.
Perkawinan usia tua
Adalah perkawinan yang dilakukan bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
Kelebihan perkawinan usia muda
a.
Terhidar dari perilaku seks bebas, karena kebutuhan seksual terpenuhi.
b.
Menginjak usia tua tidak lagi mempunyai anak yang masih kecil. Kelebihan perkawinan usia tua
Kematangan fisik, psikologis, sosial, financial sehingga harapan membentuk keluarga sejahtera berkualitas terbentang. Kekurangan pernikahan usia muda
a. b.
Meningkatkan angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk semakin meningkat. Ditinjau dari segi kesehatan, perkawinan usia muda meningkatkan angka kematian bayi dan ibu, risiko komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Selain itu bagi perempuan meningkatkan risiko cacerviks karena hubungan seksual dilakukan pada saat secara anatorni sel-sel cerviks belum matur. Bagi bayi risiko terjadinya kesakitan dan kematian meningkat.
c.
Kematangan psikologis belum tercapai sehingga keluarga mengalami kesakitan mewujudkan keluarga yang berkualitas tinggi.
d.
Ditinjau dari segi sosial, dengan perkawinan mengurangi kebebasan pengembangan diri, mengurangi kesempatan melanjutka pendidikan jenjang tinggi.
e.
Adanya konflik dalam keluarga membuka peluang untuk mencari pelarian pergaulan di luar rumah sehingga meningkatkan risiko penggunaan minum alkohol, narkoba dan seks bebas.
f.
Tingkat peceraian tinggi. Kegagalan kehiarga dalam melewati berbagai macam permasalahan meningkatkan risiko perceraian.
Kekurangan pernikahan usia tua
a.
Meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Kemu-igkinan/risiko tejadi ca mammae meningkat.
b.
Meningkatnya risiko kehamilan dengan anak kelainan bawaan, misalnya terjadi kromosom non disjunction yaitu kelainan proses meiosis basil konsepsi (fetus) sehingga menghasilkan kromosom sejumlah 47. Aneuploidy, yaitu ketika kromosom basil konsepsi tidak tepat 23 pasang. Contohnya: trisomi 21 (down syndrome), trisomi 13 (patau syndrome) dan trisomi 18 (edwards syndrome).
Penanganan Perkawinan Usia Muda
a.
Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi sehingga kehamilan pada waktu usia reproduksi sehat.
b.
Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pasangan dalam menghadapi persoalan-persoalan agar mempunyai cara pandang dengan pertimbangan kedewasaan, tidak mengedepankan emosi.
c.
Dukungan keluarga. Peran keluarga sang at banyak mernbantu kell 1,grga muda baik clukungan berupa material maupun non material untuk kelanggengan keluarga, sehingga lebih tahan terhadap hambatanhambatan yang ada.
d.
Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi. Penanganan Perkawinan Usia Tua
a.
Pengawasan kesehatan: ANC secara rutin pada tenaga kesehatan.
b.
Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi. Pencegahan:
a.
Penyuluhan kesehatan untuk menikah pada usia reprodulcsi se-hat.
b.
Merubah cara pandang budaya atau cara pandang diri yang tidak mendukung.
c.
Meningkatkan kegiatan sosialisasi.
6. Wanita Di Tempat Kerja
Alasan wanita bekerja a.
Aktualisasi diri. Wanita yang bekerja akan memperoleh pengakuan dari lingkungan karena produktifitas dan kreatifitas yang telah dihasilkan.
b.
Mata pencaharian. Penghasilan yang diperoleh dalam rangka mencukupi kebutuhan seharihari agar meningkat kualitas hidup keluarga, baik untuk memenuhi kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan, atau kebutuhan sekunder seperti perabot rumah tangga, mobil, jaminan kesehatan, dll.
c.
Relasi positif dalam keluarga. Pengetahuan yang luas dan pengalaman rnengambil keputusan saat bekerja dalam memecahkan suatu masalah ditempat kerja, pola pikir terbuka memungkinkan jalinan saling mendukung dalam keluarga.
d.
Pemenuhan kebutuhan sosial . Wanita bekerja akan menju mpai banyak relasi, Leman sehingga dapat memperkaya wawasan bagi wanita.
e.
Peningkaan keterampilan/kompetensi. Dengan bekerja wanita terns terpacu untuk selalu meningkatkan keterampilan atau kompetensi sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi yang lebih sebagai karyawan.
f.
Pengaruh lingkungan. Lingkungan mayoritas wanita banyak yang bekerja akan memberikan motivasi bagi wanita lain untuk bekerja. Dampak wanita bekerja
a.
Terpapar zat-zat kimia yang mempengaruhi kesehatan dan infertilitas. Asap rokok, bahan radiologi, bahan organik, bahan organo fosfat dan organo Morin untuk racun hewan perusak.
b.
Resiko pelecehan seksual. Pelaku pelecehan seksual bisa Leman sejawat, supervisor, manager atau atasan. Adaptor wanita terkadang tidak kuasa menolak karena ketakutan atau ancaman di PHK.
c.
Penundaan usia nikah. Wanita yang sibuk mengejar prestasi kariemya menyebabkan tidak mempunyai banyak waktu Luang untuk memperhatikan pernikahannya.
d.
Keharnionisan
rumah
tangga
terpengaruh.
Kesibukan
aktifitas
yang
berlebilian
memungkinkan wanita tidak mempunyai banyak waktu untuk keluarga karena pusat perhatiannya pada kesuksesan kanernya, sehingga bisa menelantarkan peran sebagai istri dan sebagai ibu. Upaya pemecahan
a.
Bekerja menggunakan proteksi, seperti masker, sarung Langan, baju khusus untuk proteksi radiasi.
b.
Cek kesehatan secara berkala.
c.
Melakukan aktifitas bekerja tidak hanya dengan satu pria misalnya bila lembur, divas luar.
d.
Tidak nebeng kendaraan tanpa ditemani orang lain, sekalipun ditawari oleh atasan.
e.
Jangan ragu mengatakan 'tidak' walaupun pada atasan. Tidak perlu takut pada ancaman di pecat.
f. g.
Menetapkan target menikah. Menjaga komunikasi dengan keluarga. Mencurahkan perhatian khusus pada keluarga pada hari libur dengan kualitas yang maksimal, mengagendakan kegiatan bersarna keluarga, memenuhi hak-hak suami dan anak, berbagi peran dengan suami dan selalu menghargai suami.
1.
Incest
Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga. Anggota keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga yang mempunyai hubungan pertalian darah. Batas pertalian darah paling atas adalah kakek, paling bawah adalah cucu, batas kesamping adalah keponakan. Keluarga diluar itu bukan termasuk incest. Pelaku biasanya adalah orang yang lebih dewasa (lebih kuasa) dan korban lebih banyak adalah anak-anak. Sering terjadi pada anak tiri oleh bapak tiri, menantu oleh mertua, cucu oleh kakeknya. Incest dapat terjadi karena saling suka atau saling cinta dan dapat juga terjadi akibat paksaan tanpa rasa cinta. Incest ada yang diluar perkawinan, namun ada juga yang sengaja dilakukan dalam ikatan perkawinan. Diluar negri, perkawinan incest diperbolehkan, sedangkan di Indonesia perkawinan incest tidak dibenarkan menurut hukum. Perkawinan di Indonesia dinyatakan sah dilakukan menurut agama. Sedangkan pencatatannya, bila agama Islam di Kantor Urusan Agama (KUA) dan selain agama Islam di Kantor Pencatatan Sipil. Sah tidaknya perkawinan di Indonesia berdasarkan ajaran agama masing-masing. Semua agama di Indonesia melarang perkawinan incest. Bila diketahui ada pertalian darah (muhrim dalam agama islam) sedangkan perkawinan telah dilakukan dan walaupun sudah mempunyai anak, maka perkawinan harus dibatalkan.
Gambaran incest di luar ikatan perkawinan
a.
Pelaku kebanyakan orang yang kerap berinteraksi dengan korban, tinggal dalam satu rumah.
b.
Korban mayoritas anak-anak sehingga tidak kuasa melakukan perlawanan diri. Biasanya dibawah tekanan karena ancaman pelakusehingga ketakutan atau diberi imbalan atau dengan bujuk rayu misalnya diberi uang atau makanan.
c.
Sering berakibat trauma fisik dan psikis.
Perlindungan Hukum
Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) pasal 81-82 UUPKDRT, KUHP pasal 285, KUHP pasal 98, KUH Perdata pasal 1365.
Upaya Mengatasi
a.
Waspada dalam mengasuh anak. Tidak membiasakan anak dir umah sendirian dengan anggota keluarga yang berlainan jenis.
b.
Tidak mengabaikan kata hati tiap ada gelagat yang menjurus pada tindakan pelecehan dalam keluarga.
c.
Memisahkan tempat tidur anak mulai umur 3 tahun dari ayah atau saudara baik sesama jenis kelamin maupun berlainan jenis kelamin.
d.
Perlu juga melibatkan orang lain diluar lingkungan keluarga.
e.
Lapor pada petugas penegak hukum walaupun dibawah ancaman pelaku.
2.
Home Less
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. Home less banyak terdapat di kotakota besar. Kedatangan mereka ke kota besar tanpa didukung oleh pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya mereka tinggal di empeeran toko, kolong jembatan, kolong jalan layang, gerobak tempat barang bekas, sekitar rel kereta api, di taman, di tempat umum lainnya. Pekerjaan mereka sebagai pengamen, pengemis, pemulung sampah.
Penyebab Home Less
a.
Kemiskinan Hal ini merupakan faktor utama. Kemiskinan menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan papan, sehingga mereka bertempat tinggal di tempat umum. Kemiskinan
juga menyebabkan
rendahnya pendidikan
sehingga tidak
mempunyai
ketrampilan dan keahlian untuk bekerja. Hal ini berefek pada anak-anak mereka. Mereka tidak mampu membiayai anak-anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut jadi gelandangan. b.
Bencana Alam Bencana alam akhir-akhir ini banyak menimpa negara kita. Mereka tinggal di pengungsian, kehilangan pekerjaan mereka.
c.
Yatim Piatu Anak yang tidak mempunyai orangtua, saudara tidak mempunyai tempat tinggal sehingga mereka mencari tempat berteduh di tempat-tempat umum.
d.
Kurang Kasih Sayang Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan, kurang kasih sayang orang tuanya, maka ia turun ke jalan untuk mencari komunitas yang mau menerima dia apa adanya.
e.
Tinggal di Daerah Konflik
Penduduk yang tinggal di daerah konflik, dimana mereka merasa keamanannya kurang terjaga mengakibatkan mereka pindah ke daerah lain yang mereka anggap lebih aman, apalagi kalau rumah mereka hancur karena perang. Banyak tindak kekerasan di wilayah konflik, termasuk pelecehan seksual, perkosaan, pembunuhan sehingga mereka memaksa meninggalkan daerahnya.
Dampak Home Less
a.
Kebersihan dan Kesehatan Rumah mereka seadanya, sangat jauh dari kriteria rumah sehat. Perilaku hidup bersih sehat sangat kurang. Tempat tinggal mereka kotor, ventilasi, pernerangan kurang, keperluan untuk mandi, cuci dan masak tidak memenuhi kesehatan, dll sehingga muncul masalah kesehatan. Mereka tidak memperhatikan hal ini karena untuk makan saja mereka hampir tidak bisa terpenuhi. Mereka tidak mempunyai cukup dana untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan.
b.
Pengguna Narkoba Banyak diantara mereka menggunakan narkoba. Pengaruh lingkungan mereka sangat berpengaruh. Mereka rawan terkena HIV AIDS dengan penggunaan jarum suntik secara bergantian.
c.
Gizi Kurang Ketidakmampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan, akibat rendahnya daya beli makanan, apalagi membeli makanan bergizi mengakibatkan mereka mengalami gizi buruk, termasuk ibu hamil dan anak balita. Mereka makan sekedar kenyang.
d.
Tindak Kekerasan Sesama Home Less Perebutan atau persaingan lahan pencari makan menyebabkan mereka saling terjadi konflik.
e.
Dimanfaatkan Anak-anak kecil banyak dimanfaatkan untuk mengemis dan menyetorkan sejumlah uang setiap harinya agar terhindar dari tindak kekerasan oleh pihak lain yang lebih kuat atau oleh orang dewasa yang tidak bertanggungjawab.
f.
Pelecehan Seksual Orang dewasa yang tidak bertanggungjawab melakukan sodomi, pelecehan seksual dengan imbalan uang, atau dibawah ancaman mereka untuk melampiaskan nafsu mereka.
Penanggulangan
Pencegahan dilakukan dengan : a.
Penyuluhan dan konseling.
b.
Pendidikan pelatihan keterampilan.
c.
Pengawasan serta pembinaan lanjut.
Penghentian / Peniadaan
a.
Penertiban oleh aparat pemerintah.
b.
Penampungan.
c.
Pelimpahan. Rehabilitasi
a.
Pembangunan perumahan sangat sederhana.
b.
Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan.
c.
Transmigrasi.
3.
Wanita di Pusat Rehabilitasi Pusat rehabilitasi wanita meliputi :
a.
Maslah sosial, contohnya PSK.
b.
Masalah psikologis, misalnya trauma pada korban kekerasan.
c.
Masalah drug abuse.
Rehabilitasi bagi para PSK dilakukan :
a.
Di luar panti ditempat lokalisasi.
b.
Di dalam panti.
a.
Upaya rehabilitasi yang dilakukan meliputi : Bimbingan agama.
b.
Bimbingan sosial.
c.
Latihan keterampilan.
d.
Pendidikan kesehatan.
e.
Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.
Rehabilitasi wanita korban kekerasan, trauma psikologis
Upaya yang dilakukan dengan membangkan dan membangkitkan rasa percaya diri. Salah satu cara dengan therapy psikologis. Mereka membutuhkan pendampingan agar bisa kembali pada keadaan semula. Upaya rehabilitasi korban kekerasan tercantum dalam UUPKDRT.
4.
Pekerja Seks Komersial
Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang perempuan menggunakan atau mengeksploitasi tubuhnya untuk mendapatkan uang. Akibatnya semakin banyak ditemukan penyakit menular seksual. Profesi sebagai pekerja seks komersial dengan penyakit menular seksual merupakan satu lingkaran setan. Biasanya penyakit menular seksual ini diidap oleh PSK, dimana dalam menjajakan dirinya terhadap pasangan kencan yang berganti-ganti tanpa menggunakan pengaman sseperti kondom. Faktor-faktor penyebab adanya PSK
a.
Kemiskinan Kebutuhan yang semakin banyak pada seorang perempuan memaksa dia untuk mencari sebuah pekerjaan dengan penghasilan yang memuaskan namun kadang dari beberapa mereka harus bekerja sebagai PSK untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
b.
Kekerasan Seksual Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi PSK diantaranya kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak kandung, paman, guru, dan sebagainya.
c.
Penipuan Faktor lain yaitu penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen penyalur kerja. Kasus penjualan anak perempuan oleh orangtua sendiripun kerap ditemui.
d.
Pornografi Menurut definisi Undang-Undang Anti Pornografi, pornografi adalah bentuk ekspresi visual berupa gambar, lukisan, tulisan, foto, film atau yang dipersamakan dengan film, video, tayangan atau media komunikasi lainnya yang sengaja dibuat untuk memperlihatkan secara terang-terangan atau tersamar kepada publik alat vital dan bagian-bagian tubuh serta gerakangerakan erotis yang menonjolkan sensualitas dan/atau seksualitas, serta segala bentuk perilaku seksual dan hubungan seks manusia yang patut diduga menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada orang lain. Persoalan-persoalan psikologis
a.
Akibat gaya hidup modern
Seorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-barang yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok karena masalah keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan akhir dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya. b.
Broken Home Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seorang remaja untuk melakukan hal-hal yang kurang baik diluar rumah dan itu dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak bertanggungjawab dengan mengajaknya bekerja sebagai PSK.
c.
Kenangan masa kecil yang buruk Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan adanya perkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.
Dampak yang ditimbulkan bila seseorang bekerja sebagai PSK
a. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai seorang perempuan. b.
Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan selalu mencemooh dirinya.
c. Memberikan citra buruk bagi keluarga. d.
Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seper ti gonore, klamidia, herpes kelamin, sifilis, hepatitis B, HIV/AIDS. Penanganan masalah PSK
a. 1)
Keluarga Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.
2)
Meningkatkan bimbingan agama sesuai tameng agar terhindar dari perbuatan dosa.
b.
Masyarakat
c.
Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan PSK. Pemerintah
1)
Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
2)
Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
3)
Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi. Aspek kesehaan reproduksi
Diantara remaja putri berusia 11-15 tahun, yang diteliti, ada yang mengidap penyakit menular seksual Trikhomonas dan Human Papilloma Virus. Ini mengisyaratkan
bahwa remaja putri dalam usia yang sangat masih muda sudah melakukan huungan seks dengan laki-laki, bahkan tertular penyakit. Yang lebih menarik lagi adalah penelitian ini dilakukan diklinik spesialis swasta. Ini menunjukkan bahwa mereka yang datang kesana adalah kalangan menengah keatas. Kembali hendak dikemukakan disini bahwa, bukan masalah ekonomi yang mendorong remaja putri menjadi PSK, tetapi lebih pengaruh selera hedonistik. Dampak perilaku seksual yang sudah merambah dalam usia yang masih sangat muda ini akan mempengaruhi kesehatan reproduksi mereka dikemudian. Akibatnya bisa terjadi kemandulan atau beberapa penyakit saluran reproduksi lainnya, terutama mereka yang sudah pernah terinfeksi oleh HPV ( Human Papilloma Virus).
5.
Drug Abuse
Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa. Dari segi hukum obat-obat yangs ering disalah gunakan dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: narkotika atau obat bius dan bahan psikotropika. Untuk mencegah penyalahgunaan obat, pemerintah baru-baru ini telah mengesahkan dua Undang-Undang penting yaitu: a.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tan ggal 11 Maret 1997 tent ang Psikotropika.
b.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1997 tanggal 1 September 1997 tentang Narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya adalah opium, morphine, cocaine, ganja/marihuana, dan sebagainya. Narkotika dibedakan menjadi :
a.
Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b.
Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
c.
Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Bahan psikotropika adalah bahan/obat yang mempengaruhi jiwa atau keadaan jiwa, yaitu :
a.
Keadaan kejiwaan diubah menjadi lebih tenang, ada perasaan nyaman sampai tidur.
b.
Dalam hal inni pemakai menjadi gembira, hilang rasa susah/sedih, capek/depresi.
c.
Bahan memberi halusinasi, yaitu si pemakai melihat/merasakan segala sesuatu lebih indah dari yang sebenarnya dihadapi. Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan digolongkan menjadi :
a.
psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
b.
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan an dapat digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai poensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
c.
Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiatpengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
d.
Psikotropika golongan IV psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunya i potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Cara Pencegahan Tindak Penyalahgunaan Obat Terlarang
Penggunaan obat terlarang tersebut sudah melanggar hukum, agar generasi muda tidak semakin terjerumus maka perlu adanya pencegahan. Upaya-upaya yang dapat ditempuh antar lain:
a.
Melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba. Misalnya dengan mengadakan seminar, maupun temu wicara antara gerakan anti narkobadengan para pelajar, penyuluhan kepada masyarakat umum maupun sekolahsekolah mengnai bahaya narkoba.
b.
Mengadakan razia mendadak secara rutin. Razia ini perlu dilakukan agar para pengedar, pengguna dapat terjaring disaat tanpa mereka ketahui (saat transaksi jual beli obat terlarang). Razia dapat dilakukan di sekolah, diskotik, club malam, cafe, maupun tempat-temp at sunyi yang diduga sebagai tempat transaksi.
c.
Pendampingan dari orangtua siswa itu senadiridengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Salah satu penyebab banyaknya remaja terjerumu s dalam pemakaian obat terlarang adalah kurang kasih sayang dari keluarga, sebab mereka berpikir tidak perlu lagi ada beban pikiran keluarga ketika mereka memakai obat tersebut.
d.
Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi disekitar lingkingan sekolah.
e.
Pendidikan moral keagamaan harus lebih dite kankan kepada siswa, kare na salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak kedalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti inipun akhirnya mereka jalani.
Solusi atau cara mengatasi tindak penyalahgunaan obat terlarang
a.
Membawa anggota keluarga (pemakai) ke panti rehabilitasi untuk mendapatkan penanganan yang memadai.
b.
Pembinaan kehidupan beragama, baik disekolah, keluarga dan lingkungan.
c.
Adanya komunikasi yang harmonis antara remaja dan orang tua, guru serta lingkungannya.
d.
Selalu berperilaku positif dengan melakukan aktivitas fisik dalam penyaluran energi remaja
e.
yang tinggi seperti berolahraga. Perlunya pengembangan diri dengan berbagai program/hobi baik di sekolah maupun dirumah dan lingkungan sekitar.
f.
Mengetahui secraa pasti gay a hidup sehat seh ingga mampu menangkal pengaruh atau bujukan memakai obat terlarang.
g.
Saling menghargain sesama remaja (peer group) dan anggota keluarga.
h.
Penyelaesaian berbagai masalah dikalangan remaja/pelajar serta positif dan konstruktif.
6.
Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek dan objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan proses sadar dan sistematis disekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menyaqmpaikan suatu maksud dari suatu konsep yang sudah diterapkan. Tujuan pendidikan yaitu diharapkan individu mempunyai kemampuan dan ketrampilan secara mandiri untuk meningkatkan taraf hidup lahir batin dan meningkatkan perannyasebagai pribadi, pegawai/karyawan, warga masyarakat, warga negara, dan makhlik Tuhan dalam mengisi pembangunan. Tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada hakekatnya ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperoleh. Pendidikan yang baik dan berkualitas saat melhirkan individu yang baik dan berkualitas pula. Sebaliknya apabila pendidikan yang diperoleh tidak baik dan tidak berkualitas, maka hal ini akan berdampak terhadap kualitas SDM yang dibangun. Peningkatan pendidikan bagi kaum perempuan merupakan keharusan yang tidak dapat dielakkan demi mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Analisis gender dalam pembangunan pendidikan ditingkat nasional menemukan adanya kesenjangan gender dalam pelaksanaan pendidikan terutama di tingkat SMK dan perguruan tinggi, namun lebih seimbang peda tingkat SD, SMP, dan SMU. Kecenderungan adalah semakin tinggi jenjang pendidikan, maka makin meningkat kesenjangan gendernya. Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena pendidikan yang tinggi maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Seorang wanita yang lulus dari perguruan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan mampu berperilaku hidupn sehat bila dibandingkan dengan seorang wanita yang memiliki pendidikan rendah. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka ia semakin mampu mandiri dengan sesuatu yang menyangkut diri mereka sendiri.
7.
Upah
Fenomena perempuan bekerja bukanlah barang baru ditengah masyarakat kita. Sebenarnya tidak ada perempuan yang benar-benar menganggur, biasanya para perempuan juga memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya entah itu dengan mengelola sawah, membuka warung dirumah, mengkreditkan pakaian dan lain sebagainya. Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia masih beranggapan bahwa perempuan dengan pekerjaaan diatas bukan termasuk kategori perempuan bekerja. Hal ini karena perempuan bekerja identik dengan wanita karir atau wanita kantoran, padahal dimanapun dan kapanpun perempuan itu bekerja seharusnya tetap dihargai pekerjaann
Daftar pustaka
Sumber:
:
dan.html#ixzz2Ti9AEICf
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/dimensi-sosial-wanita-