LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I
Nama
:
Ara Rizki Purilian
(08111003023)
Eriza Sativa Ginting
(08111003032)
Novian Sutami
(08111003036)
Yurina Dewityaningsih (08111003010) Jurusan/Kelompok
:
Kimia / VI (Enam)
PERCOBAAN : EFEK ION BERSAMAAN
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I I.
Nomor Percobaan
: V (lima)
II. Nama Percobaan
: Efek Ion Bersamaan
III. Tujuan Percobaan
: Menentukan harga tetapan hasil kali kelarutan garam
kalium oksalat dan mempelajari pengaruh konsentrasi ion oksalat pada kelarutan garam kalsium oksalat. IV. Dasar Teori Dalam larutan jenuh dari suatu garam sukar larut terjadi keseimbangan antara garam yang tidak larut dengan ion – ion – ionnya, misalnya garam AB merupakan garam sukar larut dalam larutan jenuh akan terjadi kesetimbangan: AB(s)
+
A
(l)
-
+ B (l)
Oleh karena garam AB merupakan padatan maka koefisien aktivitasnya sama dengan 1 dan [AB] adalah konstan sehingga dapat disederhanakan menjadi: +
-
K sp sp AB = [A ] [B ] Harga tetapan K sp sp dikenal dengan harga tetapan hasil kali kelarutan. Jadi satu garam sukar larut dalam air jika di larutkan dalam air sebagian kecil akan terurai menjadi ion – ion – ionnya. ionnya. Proses peruraian itu akan berhenti setelah hasil kaliu kelarutan garam itu sama dengan harga K sp sp dari garam tersebut.Dalam percobaan ini akan ditinjau garam kalsium oksalat CaC2O4 yang di larutkan dalam air. Konsentrasi ion oksalat akan dapat ditentukan dengan cara menitrasi larutan jenuh menggunakan larutan kalium permanganate. Hasil Kali Kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air. Nilai Ksp untuk elektrolit sejenis semakin besar menunjukkan semakin mudah larut. Sebuah atom atau molekul disebut ion, apabila dari kondisi yang stabil atom atau molekul tersebut melepaskan atau menangkap sebuah elektron. Ion diketemukan pertama kali oleh fisikawan Jerman,
Julius Elster dan Hans Friedrich Geitel pada tahun 1899. Ion dikatakan sebagai ion positif atau negatif tergantung dari jumlah elektron dan proton p roton yang dimilikinya. Ion negatif adalah ion yang memiliki jumlah elektron lebih banyak dari jumlah proton, sedangkan ion positif adalah sebaliknya. Kelarutan(s) merupakan konsentrasi maksimum zat terlarut. Ketentuan yang perlu diperhatikan : 1.
y+
x-
Jika Harga [A ] x [B ] = Ksp AxBy, larutan tepat jenuh (tidak terjadi
pengendapan) 2.
y+ x
x- y
Jika Harga [A ] [B ] < Ksp AxBy, larutan belum jenuh (tidak terjadi
pengendapan) 3.
y+
x- y
Jika Harga [A ] [B ] > Ksp AxBy, larutan lewat jenuh (terjadi pengendapan) Adapun penambahan ion senama (sejenis) pada pelarut akan memperkecil
kelarutan. Penambahan tersebut menggeser kesetimbangan k esetimbangan kekiri (sesuai prinsip Le Chatelier) Kelarutan suatu elektrolit juga mempengaruhi oleh pH larutan. Keberadaan +
ion H akan mengikat anion sehingga anion dalam larutan berkurang. Berkurangnya anion mengakibatkan lebih banyak garam yang larut (sesuai asas Le Chatelier). (http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/ 20(060294)/.html) Kesetimbangan kelarutan garam perak yodida, AgI dapat dituliskan sebagai berikut: +
-
AgI(s) ↔ Ag (aq) + I (aq) Ungkapan Ksp dari AgI dapat dirumuskan sebagai: +
-
Ksp AgI = [Ag ] [I ] Hubungan antara Ksp AgI dengan kelarutan AgI dalam air adalah: 2
2
Ksp AgI = s M x s M = s M
Simbol s adalah kelarutan dari AgI dengan satuan molar (M = mol/L). Garam AgI sukar larut dalam air. Apabila ke dalam kesetimbangan kelarutan AgI ini ditambahkan larutan natrium yodida, NaI maka ion-ion yodida dalam larutan bertambah banyak. Konsentrasi ion yodida yang meningkat ini mempengaruhi kesetimbangan kelarutan dari AgI, karena ion yodida merupakan ion senama/sejenis.
Menurut azas Le Chatelier, apabila konsentrasi salah satu ion diperbesar, maka kesetimbangan bergeser ke arah lawan, yaitu konsentrasi yang diperbesar menjadi sekecil mungkin. Berarti kesetimbangan ini bergeser ke kiri, yaitu endapan +
AgI bertambah, sedang [Ag ] berkurang. Konsentrasi ion perak yang baru ini menunjukkan kelarutan AgI yang baru, yaitu kelarutan AgI dalam ion senama. Jika kelarutan awal dan kelarutan baru dibandingkan, maka kelarutan AgI dalam ion senama (baru) lebih kecil dari kelarutan AgI dalam air. Berikut adalah beberapa contoh reaksi yang melibatkan adanya ion senama. a Pembentukan garam - garam Contoh : Kelarutan CaCO3(s) dalam air yang berisi CO2 lebih besar daripada dalamair. CaCO3 (s) + H2O(l) + CO2(g) → Ca(HCO3)2(aq) b. Reaksi antara basa amfoter dengan basa kuat Contoh : Kelarutan Al(OH)3 dalam KOH lebih besar daripada kelarutan Al(OH)3 dalam air. Al(OH)3(s) + KOH(aq) → KAlO2(aq) + 2H2O(l) c. Pembentukan senyawa kompleks
Contoh : Kelarutan AgCl(s) dalam NH4OH lebih besar daripada AgCl dalam air. AgCl(s) + NH4OH(aq) → Ag(NH3)2Cl(aq) + H2O(l) (http://chemistry-hollic.com/2012/12/07pengaruh-ion-senama.html) Ion negatif yang terbentuk di udara akibat radiasi alamiah tersebut sebagian besar adalah oksigen ion (O2-), karbon trioksida ion (CO3-), nitrogen dioksida ion (NO2-) dan nitrogen trioksida ion (NO3-). Ion-ion negatif ini didapati berada dalam keadaan stabil di udara dengan cara berikatan dengan molekul air disekitarnya. Itulah sebabnya mengapa ion-ion negatif banyak kita dapatkan pada waktu hujan turun atau disekitar air terjun dengan kandungan konsentrasi ion negatifnya bisa mencapai 3
10.000-20.000 per cm . Sedangkan konsentrasi ion negatif di daerah perkotaan sangat rendah. Hal ini dikarenakan udara perkotaan sarat dengan polusi dari berbagai asap industri dan
kendaraan bermotor yang banyak mengandung gas serta partikel (sampah udara) yang umumnya bermuatan positif. Gas dan partikel tersebut antara lain, Nitrogen monooksida (NO), Ammonium ion (NH4+), Asetaldehid (CH3CHO), Asam asetat (CH3COOH). Gas dan partikel ini sangat mudah bereaksi dengan ion negatif yang terbentuk secara alamiah di udara. Akibatnya kandungan konsentrasi ion negatif di 3
daerah perkotaan sangat rendah sekitar 100-200 per cm . Ion negatif dan kesehatan Berbagai penelitian tentang hubungan dari ion negatif dan kesehatan telah dilakukan sejak sejak satu abad yang lalu. Penelitian banyak dilakukan terutama di negara Jerman dan Rusia. Pada tahun 1919 fisikawan Rusia A. L. Tchijevsky pertama kalinya berhasil menjelaskan tentang aksi biologi dan fisika dari unipolar ion. Keberhasilan ini dilanjutkan Tchijevsky dengan konsep ionisasi udara dalam proses pengobatan dibidang kedokteran dengan menciptakan ionizer bertegangan tinggi yang dikenal dengan nama Lustre (1930), dan mendemonstrasikan efek biologi dan medikal dari ion negatif pada pernapasan hewan dan pasien hipertensi serta asma. Mekanisme efek biologi dan medikal dari ion negatif baru dijelaskan kemudian oleh A. P. Krueger dari Jerman pada tahun 1960. Krueger menjelaskan bahwa dengan menghirup ion negatif dapat menurunkan kandungan level serotonin dalam darah. Serotonin adalah sejenis hormon saraf yang bersifat depresan, yang dimana kelebihan serotonin dapat mengakibatkan mental depresi dan juga dapat menimbulkan penyempitan pada saluran pernapasan. Hal ini dibuktikan juga oleh Sulman dengan melalui percobaan terhadap para pasien yang terkena angin Sharaf atau Hamsin yang mengalami peningkatan serotonin 1000 kali lipat dari orang biasa, dan sembuh setelah melalui terapi ion negatif (1974). Untuk mengetahui lebih lanjut efek dari ion negatif terhadap serotonin tersebut, Professor Tomoo Ryusi dari Tokyo Metropolitan University mengadakan percobaan terhadap 10 orang atlit sepeda. Ryusi mencoba mengamati kandungan serotonin dalam darah yang meningkat setelah melakukan olah raga sepeda selama 60 menit. Dari data yang didapat diketahui bahwa, bagi para atlit yang beristirahat di
3
ruangan yang mengandung ion negatif 10.000 per cm didapati kandungan serotonin menurun hingga 50% dalam waktu 30 menit. Sedangkan para atlit diruangan yang 3
hanya mengandung negatif ion 200-400 per cm
kandungan serotonin justru
bertambah banyak. Para atlit merasa lebih rileks di ruangan yang banyak mengandung ion negatif. Disisi lain ion negatif juga diketahui berguna untuk menetralkan Superoksida. Superoksida dalam darah yang sebenarnya berfungsi untuk membunuh mikroorganisma dalam tubuh manusia, terkadang justru sebaliknya malah dapat merusak sel-sel dalam tubuh apabila kadar konsentrasinya terlalu tinggi (I. Fridovich, 1960). Sedangkan dengan adanya ion negatif akan dapat menambah jumlah enzim SOD (superoksida dismutase) yang berfungsi untuk mengurangi kadar superoksida dalam darah. (http://id.scribd.com/doc/56037631/Ion-Senama) Ion negatif dan sterilisasi Selain berguna bagi kesehatan tidak sedikit data-data yang menunjukkan bahwa ion negatif dapat juga dipergunakan untuk sterilisasi virus serta bakteri. Diantaranya ion negatif dapat membunuh bakteri E.Coli (K. H. Kingdon, 1960), Micrococcus Pyogenes dan virus Influenza (A. P. Krueger, 1976). Baik Kindon maupun Krueger mempergunakan konsentrasi ion negatif sebanyak 50.000-5.000.000 3
per cm dalam berbagai eksperimennya tersebut. Selanjutnya mekanisme dari proses membunuh bakteri ini dijelaskan oleh N. I Goldstein (1992) sebagai berikut, reaksi dari dua buah ion negatif O2- dan dua buah ion positif H+dapat menghasilkan Hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida dikenal memiliki energi potensial yang tinggi dan mampu untuk membunuh virus dan bakteri. Lebih lanjut H. Nojima dari Sharp Corp. (2002) menjelaskan reaksi dari ion negatif dalam membunuh bakteri E.Coli. Menurut Nojima pembentukan Hydrogen peroksida terjadi pada lapisan luar sel bakteri E.Coli, untuk kemudian merusak lapisan sel tersebut sekaligus membunuhnya.
sebagian AgCl akan terendapkan dari larutan, sebagaimana di prediksikan oleh asas Le Chatelier, sampai hasilkali ion sekali lagi sama dengan Ksp. Efek penambahan ion senama, dengan demikian, menurunkan kelarutan garam (AgCl) +
-
dalam larutan. Perhatikan bahwa dalam hal ini [Ag ] tidak lagi sama dengan [Cl ] +
-
pada kesetimbangan, sebaliknya [Ag ] > [Cl ]. (Raymond Chang. Kimia Dasar jilid 2. 2003:150-151)
V. ALAT dan BAHAN A. Alat
Gelas beker 250 ml
1 buah
Pengaduk dari sendok
1 buah
Corong gelas
1 buah
Pipet ukur 10 ml
1 buah
Pipet gondok 10 ml
1 buah
Buret 50 ml
1 buah
Erlenmeyer 250 ml
1 buah
B. Bahan
Kalsium oksalat padat
Larutan natrium oksalat 0,05 M
Larutan kalium permanganate 0,02 M
Larutan standard KMnO4
VI. PROSEDUR PERCOBAAN A. Standarisasi larutan KMnO4 0,63 gram asam oksalat H2C2O4.2H20 dilarutkan dalam labu takar 100 ml hingga tanda batas Larutan garam oksalat diambil 5 ml dan di + asam sulfat 2,5 M Campuran larutan garam asam oksalat dan asam sulfat dititrasi dengan KMnO4, diulangi 3 x titrasi dan dihitung molaritas rata-rata larutan standar KMnO4
B. Penentuan konstanta hasil kali kelarutan CaC2O4 CaC2O4 Padat + 100 ml aquades Dibuat larutan jenuh CaC2O4 Larutan CaC2O4 Diambil 10 ml Larutan CaC2O4 Dititrasi dengan KMnO4 hingga Titik equivalen dan menentukan konstanta hasil kali kelarutannya 2-
C. Pengaruh [C2O4 ] terhadap kelarutan CaC2O4 10 ml larutan jenuh sisa + berturut-turut 2,4,6,8 d an 10 ml Na2C2O4
kedalam 5 buah tabung reaksi aduk
supernatant masing-masing larutan
diambil 5 ml dan di tambah 10 ml aquadest Larutan kalsium oksalat dititrasi dengan KMnO4 dan dihitung kelarutan kalsium oksalat serta dibuat kurva hubungan antara kelarutan dan konsentrasi ion oksalat
VII. PERTANYAAN PRAPRAKTEK 1. Sebutkan dan jelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya kelarutan garam? Jawab : -
Tekanan : semakin besar tekanan pada saat melarutkan maka kelarutan makin cepat
-
Temperatur : makin tinggi temperatur maka kelarutan makin cepat
-
Konsentrasi : makin besar konsentrasi suatu larutan maka kelarutan makin cepat
-
Jenis Pelarut (ion senama/ion asing) : kelarutan akan semakin cepat jika dilarutkan dalam pelarut yang mengandung ion asing
-
Luas penampang : Kelarutan akan lebih cepat jika dilarut dalam wadah yang mempunyai laus penampang yang besar
2.
Jelaskan mengapa pengambilan larutan harus bebas dari padatan? Jawab : Karna apabila terdapat padatn pada saat pengambilan maka titrasi tidak akan terlihat titik ekivalen nya dengan jelas dan terbentuk garam pada titernya.
VIII. DATA HASIL PENGAMATAN A. Standarisasi larutan Titrasi ke
Volume
1
3,1 ml
2
3,3 ml
B. Penentuan konstanta hasil kali kelarutan Titrasi ke
Volume
1
0,5 ml
2
0,5 ml
IX. REAKSI dan PERHITUNGAN A. Reaksi KMnO4 + H2SO4 -
MnO4 + SO4
2-
-
MnSO4 +K 2SO4 + CO2 + H2O + C2O4 +
2-
2+
Mn
-
2+
Red : MnO4 + 8H + 5e Oks : C2O4 -
Mn
2-
+
2+
+
2KMnO4 + 16 H + 5C2H2O4
Mn
Dik : W asam Oksalat : 0,315 gr V1 KmnO4: 3,1 mL
V rata-rata =
: 3,3 mL
=
: 2,2 mL = 0,0025 mL
= 3,2 L = 0,0032 L W H2C2O4
=
=
x W H2C2O4
0,315 gr
= 0,0075 gr Mol KmnO4 = M KmnO4 x V KmnO4 = 0,02 M x 0,0032 L = 0,000064 mol
+ C02 + H2O (x2) (x1)
+ 10CO2 + 16H2O
2MnSO4 + K 2SO4 + 10CO2 + 16H2O
B. Perhitungan
V H2SO4
2-
+ 8H2O
2CO2 + 2e-
2MnO4 + 8H + 5e-
V2 KmnO4
+ SO4
M asam oksalat =
=
x
Mol asam oksalat = M asam oksalat x V pengenceran H2C2O4 = 0,025 M x 0,1 L = 0,0025 mol Mol KmnO4 bereaksi = =
= 0,000069 x 0,0256 = 0,00000158 mol
Mol KmnO4 = =
= 0,0004 M
X. PEMBAHASAN Pada percobaan ini membahas mengenai efek ion bersamaan yang mana bertujuan untuk menentukan harga tetapan hasil kali kelarutan garam kalsium oksalat dan mempelajari pengaruh konsentrasi ion oksala pada kelarutan garam kalsium oksalat. Efek ion bersamaan merupakan suatu keadaan dimana apabila ditambahkan ion senama kedalam suatu larutan maka kesetimbangan akan bergeser kekiri dan akan membentuk endapan. Pada percobaan ini ada dua uji yang dilakukan, yang pertama standarisasi larutan kalium permanganate dan yang kedua penentuan konstanta hasil kali kelarutan kalsium oksalat. Dari kedua ercobaan terdapat perbedaan satu sama lain, yang mana pada uji yang pertama sebelum dilakukan titrasi, terlebih dahulu ditambahkan asam sulfat, sedangkan pada uji yang kedua tidak. Hal ini dikarenakan pada uji perama diperlukan asam sulfat sebagai katalis untuk mempercepat terjadinya reaksi sedangkan pada uji kedua tidak menggunakan asam sulfat dikarenakan natrium oksalat sudah bersifat asam sehingga tidak memerlukan katalis lagi untuk mempercepat terjadinya reaksi. Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini diantaranya asam oksalat yang digunakan sebgai titer atau sampel, asam sulfat sebagai katalis atau yang mempercepat terjadinya suatu reaksi dan kalium permanganan sebagai autoindikator, karena memiliki fungsi selain sebagai larutan standar sekunder juga digunakan sebagai indikator. Adapun cirri khas dari kalium permanganat diantaranya memiliki warna ungu kehitaman. Hal ini dikarenakan pada kalium permanganat terdapat unsure mangan yang mana merupakan salah satu unsure transisi. Warna yang dihasilkan mangan dikarenakan terjadinya eksittasi electron pada unsure tersebut. Eksitasi electron merupakan perpindahan energi dari tingkat rendah ketingkat yang tinggi dan kemudian kembali lagi ketingkat energy rendah dengan memancarkan cahaya yang berupa warna. Pada percobaan kedua bahan yang yang digunakan berupa kalsium oksalat, yang mana kalsium oksalat tersebut dapat diganikan dengan natrium oksalat. Hal tersebut
dapat dilakukan, dikarenakan keduanya merupakan golongan alkali dan sama-sama berada pada orbital atau blos s. Adapun hal yang dilakukan pada percobaan ini berupa titrasi, titrasi merupakan suatu metode penentuan kadar suatu zat dengan menambahkan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi yang digunakan pada percobaan ini meruapakan titrasi permanganometri. Titrasi permanganometri dapat didefinisikan sebagai suatu metode penentuan kadar suatu zat dengan menggunakan kalium permanganate sebagai larutan standar sekunder sekaligus indikator. Kelarutan merupakan jumlah maksium zat terlaruta yang dapat larut dalam suatu pelarut. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi suatu kelarutan diantaranya suhu, tekanan, konsentrasi, ion senama, ion asing, pengadukan, jenis zat, luas permukaan dan tetapan dielektrik. Hasil kali kelarutan meruapakan hasil kali konsentrasi ion-ion berppangkat koefisiennya. Suatu larutan dikatakan larutan jebuh apabila hasil kali kelarutannya sama dengan hasil kali ion-ionnya sedangkan larutan belum jenuh atau larutan encer erupakan suatu larutan yang apabila hasil kali kelarutannya lebih besar dibandingkan hasil kali ion-ionnya dan larutan lewat jenuh merupakan suatu larutan yang apabila hasil kali kelarutannya lebih kecil dibandingkan hasil kali konsentrasinya. Larutan standar primer merupakan suatu larutan yang sudah diketahui konsentrasi dengan pasti sedangkan larutan standar sekunder merupak suatu larutan yang belum diketahui konsentrasinya dengan pasti. Adapun cirri-ciri dari larutan standar primer diantaranya tersedia dalam kemurnian yang tinggi, tidak bersifat higroskopis dan memiliki berat molekul yang besar sedangkan cirri-ciri dari larutan standar sekunder diantarnya bersifat higroskopis, tingkat kemurniannya rendah dan berat molekulnya rendah. Adapun analisa yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif merupakan suatu analisa yang berdasarkan alat indra sedangkan analisa kuantitatif merupakan suatu analisa yang berdasarkan perhitungan.
XII. KESIMPULAN 1. Kalium permanganat berfungsi sebagai autoindikator, yang mana selain bertindak sebagai larutan standar sekunder juga digunakan sebagai indikator. 2. Kalsium oksalat dapat digantikan dengan natrium oksalat, dikarenakan keduanya merupakan golongan alkali dan berada pada orbital atau blok yang sama. 3. Pada percobaan kedua tidak menggunakan asam sulfat, dikarenakan natrium oksalat sudah bersifat asam, sehingga tidak memrlukan katalis lagi. 4. Warna ungu pada kalium permanganat disebabkan karena adanya unsur mangan yang merupakan salah satu unsure logam transisi. 5. Penambahan ion senama kedalam suatu larutan akan mengakibatkan kesetibangan bergeser kekiri dan akan membentuk endapan. 6. Analisa yang digunakan dalam percobaan ini merupakan analisa kualitatif dan analisa kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA Bahan ajar.2008. penambahan ajar.2008. penambahan ion senama(http://kimia.upi.edu/utama/ senama(http://kimia.upi.edu/utama/ bahanajar/ kuliah_web/2008/ 20(060294)/.html) di akses pada tanggal 06 desember 2012 pukul 19.00 WIB. Chang Raymond. 2003. Kimia 2003. Kimia Dasar jilid 2. 2. Jakarta: Erlangga Hollic. 2012. Pengaruh 2012. Pengaruh ion senama (http://chemistryhollic.com/2012/12/07pengaruhion-senama.html/) di akses pada tanggal 07 desember 2012 pukul 21.00 WIB. Scribd.2009. Ion Ion senama(http://id.scribd.com/doc/56037631/Ion-Senama/ senama(http://id.scribd.com/doc/56037631/Ion-Senama/) di akses pada tanggal 09 desember 2012 pukul 15.00 WIB.
LAMPIRAN GAMBAR
Gelas ukur
Erlemenyer
Statif
Gelas Beker
Filler (karetpengisap) Pipet tetes
LITERATUR
Ion dikatakan sebagai ion positif atau negatif tergantung dari jumlah elektron dan proton yang dimilikinya. Ion negatif adalah ion yang memiliki jumlah elektron lebih banyak dari jumlah proton, sedangkan ion positif adalah sebaliknya. Kelarutan(s) merupakan konsentrasi maksimum zat terlarut. Ketentuan yang perlu diperhatikan : 1.
y+
x-
Jika Harga [A ] x [B ] = Ksp AxBy, larutan tepat jenuh (tidak terjadi
pengendapan) 2.
y+ x
x- y
Jika Harga [A ] [B ] < Ksp AxBy, larutan belum jenuh (tidak terjadi
pengendapan) 3.
y+
x- y
Jika Harga [A ] [B ] > Ksp AxBy, larutan lewat jenuh (terjadi pengendapan) Adapun penambahan ion senama (sejenis) pada pelarut akan memperkecil
kelarutan. Penambahan tersebut menggeser kesetimbangan kekiri (sesuai prinsip Le Chatelier) Kelarutan suatu elektrolit juga mempengaruhi oleh pH larutan. Keberadaan +
ion H akan mengikat anion sehingga anion dalam larutan berkurang. Berkurangnya anion mengakibatkan lebih banyak ban yak garam yang larut (sesuai asas Le Chatelier). Ion negatif yang terbentuk di udara akibat radiasi alamiah tersebut sebagian besar adalah oksigen ion (O2-), karbon trioksida ion (CO3-), nitrogen dioksida ion (NO2-) dan nitrogen trioksida ion (NO3-). Ion-ion negatif ini didapati berada dalam keadaan stabil di udara dengan cara berikatan dengan molekul air disekitarnya. Itulah sebabnya mengapa ion-ion negatif banyak kita dapatkan pada waktu hujan turun atau disekitar air terjun dengan kandungan konsentrasi ion negatifnya bisa mencapai 3
10.000-20.000 per cm . Dalam larutan jenuh dari suatu garam sukar larut terjadi keseimbangan antara garam yang tidak larut dengan ion – ion – ionnya, misalnya garam AB merupakan garam sukar larut dalam larutan jenuh akan terjadi kesetimbangan:
AB(s)
+
A
(l)
-
+ B (l)
Oleh karena garam AB merupakan padatan maka koefisien aktivitasnya sama dengan 1 dan [AB] adalah konstan sehingga dapat disederhanakan menjadi: +
-
K sp sp AB = [A ] [B ] Harga tetapan K sp sp dikenal dengan harga tetapan hasil kali kelarutan. Jadi satu garam sukar larut dalam air jika di larutkan dalam air sebagian kecil akan terurai menjadi ion – ion – ionnya. ionnya. Proses peruraian itu akan berhenti setelah hasil kaliu kelarutan garam itu sama dengan harga K sp sp dari garam tersebut.Dalam percobaan ini akan ditinjau garam kalsium oksalat CaC2O4 yang di larutkan dalam air. Konsentrasi ion oksalat akan dapat ditentukan dengan cara menitrasi larutan jenuh menggunakan larutan kalium permanganate. Dalam larutan jenuh dari suatu garam sukar larut terjadi keseimbangan antara garam yang tidak larut dengan ion ion – – ionnya, misalnya garam AB merupakan garam sukar larut dalam larutan jenuh akan terjadi kesetimbangan: AB(s)
+
A
(l)
-
+ B (l)
Oleh karena garam AB merupakan padatan maka koefisien aktivitasnya sama dengan 1 dan [AB] adalah konstan sehingga dapat disederhanakan menjadi: +
-
K sp sp AB = [A ] [B ] Harga tetapan K sp sp dikenal dengan harga tetapan hasil kali kelarutan. Jadi satu garam sukar larut dalam air jika di larutkan dalam air sebagian kecil akan terurai menjadi ion – ion – ionnya. ionnya. Proses peruraian itu akan berhenti setelah hasil kaliu kelarutan garam itu sama dengan harga K sp sp dari garam tersebut.Dalam percobaan ini akan ditinjau garam kalsium oksalat CaC2O4 yang di larutkan dalam air. Konsentrasi ion oksalat akan dapat ditentukan dengan cara menitrasi larutan jenuh menggunakan larutan kalium permanganate.
MSDS Natrium oksalat
Data kimia dan fisika Kelarutan di dalam air
37 g/l (20 °C)
Titik leleh
250 - 270 °C (penguraian)
Massa molar
134 g/mol
Densitas Densitas
2.27 g/cm (20 °C)
Bulk density
600 kg/m
Angka pH
8 (30 g/l, H2O, 20 °C)
BAHAYA : Apabila terkena mata dan kulit akan mengkakibatkan iritasi pada kulit, dan ppabila terhirup akan menyebabkan gangguan pada pernapasan dan apabila tertelan atau masuk kedalam tubuh akan menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh. PERTOLONGAN Kontak Mata: Memeriksa dan menghapus setiap lensa kontak. Segera basuh mata dengan air yang mengalir sedikitnya selama 15 menit, dengan kelopak mata tetap terbuka. Dapatkan perawatan medis. Kontak Kulit:Cucilah dengan sabun dan air. Tutup kulit yang teriritasi dengan sebua hemolien. Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang. Penghirupan: Jika terhirup, pindahkan keudara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
MSDS Kalium Permanganat (KMnO4)
Bahaya kesehatan
Berbahaya jika terjadi kontak kulit (yg mengganggu), dari kontak mata (yg mengganggu), dari proses menelan, dari inhalasi. Agak berbahaya dalam kasus kontak kulit (permeator). Korosif mungkin untuk mata dan kulit. Jumlah tergantung kerusakan jaringan panjang pada kontak. Kontak mata dapat menyebabkan kerusakan atau corneal kebutaan. Kontak kulit dapat menghasilkan radang dan blistering. Inhalasi zat akan menghasilkan iritasi ke perut u sus atau saluran pernafasan, dicirikan oleh bersin dan batuk. Bila terhrup secara berlebihan dapat merusak paru-paru. Sifat fisika-kimia
Fisik : solid/ zat padat Bau : tidak berbau Rasa : agak manis Berat molekul : 158,03 g/mol Warna : ungu Keselamatan dan penanganan
Apabila terkena mata segera dibilas dengan air paling tidak 15 menit, air dingin dapat digunakan. Kemudian segera meminta pertolongan medis.Segera mendapatkan perhatian medis. Apabila terkena kulit, segera dibilas dengan air sekurang-kurangnya 15 menit. Bila terkena pakaian dan sepatu segera cuci dengan air dingin dan sabun. Apabila terhirup di saluran pernapasan, segera pergi ke tempat yang berudara segar. Jika tidak dapat bernapas, dapat diberikan pernafasan buatan.Apabila sulit bernapas segera diberi Oksigen. Segera beri tindakan medis.