LAPORA LAPORAN N TETAP TETAP PRAKTI PRAKTIKUM KUM
KIMIA ANORGANIK 2 “ Pembuatan Tawas Potasium kromium KCr(SO4)2.12H20 “ KCr(SO4)2.12H20 “
Kelompok 2 ( Dua ) Nam Nama
: Indr Indrii Savi Savittri ( 06101 10118132 132002 0024 )
Anggota : 1. Agustin Agustin kurniati kurniati 2. Hera Hera Pramit Pramitaa 3. Indri Permata Permata Sari Sari 4. Ria Astuti Astuti 5. Wiwit Apriliyan Apriliyanii
Dose Dosen n Peng Pengam amp pu
: Drs. Drs. M. Hadel adelii L, M.Si M.Si..
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016
1
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 2
I.
PERCOBAAN KE
: 8 (Delapan)
II. TANGGAL PERCOBAAN
: 06 April 2016
III. JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan tawas Potasium kromium KCr(SO4)2.12H20 IV. TUJUAN
Mempelajari reaksi pembuatan tawas potassium kromium V.
DASAR TEORI
Tawas adalah senyawa kimia berupa garam sulfat yang memiliki banyak sekali ragamnya salah satunya yang paling populer adalah Aluminum Sulfat yang banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses air sungai menjadi ari bersih (oleh karena itu disebut juga dengan nama populer Alum). Jenis tawas lainnya adalah seperti Tawas Natrium untuk bahan pengembang roti, Tawas Kalium untuk pengolah limbah, Tawas Besi untuk penyamakan kulit dan bahan pewarna. Kembali kepada kebutuhan sehari-hari, kamu dapat temui bongkahan tawas dicemplungkan ke sumur pompa untuk membuat air jadi jernih. Ibu kamu yang gemar memasak juga kadang menggunakan Tawas pada air rebusan untuk membuat mie dan baso. dan juga untuk penghilang bau pada masakan rebung (kuncup bambu). Tawas juga digunakan untuk bahan dasar deodorant atau juga dioleskan langsung pada ketiak untuk menghindari bau badan. Tawas
merupakan
garam
sulfat
rangkap
terhidrat
dengan
formula
M+M3+
(SO4)2.12H2O. M+ merupakan kation univalen, umumnya Na+, Fe+, Cr+, Ti3+ atau Co3+, tawas biasa dikenal dalam kehidupan sehari-hari adalah amonium sulfat dodekahidrat. berikut beberapa contoh tawas, cara membuat dan kegunaannya: 1. Natrium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas natrium) dengan formula NaAl(SO4)2. 12h2O digunakan sebagai serbuk pengembang roti. 2. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2. 12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam api. Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dan kalium hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam kalium aluminat. 2Al(s) + 2K+(aq) + 2OH-(aq) + 6H2O(l) —— > 2K+(aq) + 2Al(OH)4-(aq) + 3H2(g) ion aluminium, Al(OH)4- yang bersifat ampoter jika direaksikan dengan asam sulfat, diendapkan sebagai aluminium hidroksida, tetapi larut pada pemanasan. 2
VI. ALAT DAN BAHAN
Gelas Beker
Kalium dikromat
Kertas Saring
Metanol
Corong
HNO3 (2 M)
Batang Pengaduk
NaOH (5 M)
Gelas Arloji
Penangas Air
Evaporator
H2SO4 (5 M)
H2O2 3%
VII. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Masukkan 25 ml larutan asam sulfat 5 M kedalam beker gelas, kemudian tambahkan 4 gr potassium dikromat. Aduk campuran tersebut dan panaskan diatas penangas air agar semua dikromat larut. 2. Dinginkan larutan dalam pendingin es kira-kira selam 10 menit dan kemudian tambahkan 4 ml etanol sedikit demi sedikit kedalam campuran. Penambahan harus dilakukan secara hati-hati, karena pada reaksi tersebut menghasilkan panas. Amati perubahan yang terjadi dan catat pada lembar kerja. 3. Tutup larutan dengan gelas arloji dan amati perubahan yang terjadi pada keesokan harinya. 4. Kumpulkan Kristal-kristal yang telah terbentuk diatas corong dan pindahkan sisahnya dari gelas beker dengan cara menambahkan 5 ml etanol 60%. Bila perlu, ulangi cara tersebut sampai tidak ada Kristal yang tertinggal. Biarkan Kristal-kristal tersebut kering pada suhu kamar (dinamakan air drying) sampai keesokan harinya. 5. Timbang berat Kristal-krital tersebut dan hitung presentase hasil dari tawas potassium kromium berdasarkan jumlah dikromat yang digunakan. 6. Lakukan pengujian adanya ion kromium dengan cara : kedalam sejumlah sampel (0,05 gr tawas kromium kedalam 2 ml air) tambahkan larutan NaOH 5M tetes demi tetes sampai tdak terjadi lagi perubahan (setiap penambahan satu tetes larutan dikocok dan diamati dengan cermat sebelum penambahan tetes berikutnya dilajutkan atau tidak). Kemudian tambahkan 1 ml larutan H2O2 3% dan panaskan campuran sampai terjadi perubahan warna. Timbulnya warna kuning pada larutan (CrO4) menunjukkan adanya
3
ion kromat. Catat pengamatan anda pada lembar kerja dan tuliskan keseimbangan persamaan ionic dari oksidasi cr (aq) oleh H2O2 dalam medium basah. Catatan: Pelaksanaan uji untuk Cr harus dilakukan dalam medium basa. 7. Lakukan tes pengujian adanya ion sulfat dengan cara: didalam tabung uji, larutkan 0,05 gr tawas kromium dengan 5 ml air. Tambahkan larutan Ba(NO3)2 0,1 M dan larutan HNO3 2M beberapa tetes. Catat pengamatan anda pada lembar kerja dan tuliskan keseimbangan persamaan ionic dari reaksi yang terjadi.
VIII.DATA HASIL PENGAMATAN
Proses
Hasil Pengamatan
Asam sulfat +K2Cr207
Larutan berwarna orange bening
+ Metanol
Larutan berwarna hijau kehitaman, terdapat gas dan menghasilkan panas
Ditutup kaca arloji dan dibiarkan keesokan harinya
Larutan tidak berubah dan tidak terdapat kristal
4
IX. PERSAMAAN REAKSI
X.PEMBAHASAN
Tawas potassium Kromium , KCr(SO4)2 . 12H2O dibuat dari asam sulfat 5 M sebanyak 25 ml yang ditambahkan dengan 4 gram K2Cr2O7. Jika potassium dikromat telah ditambahkan pada asam sulfat 5 M maka dilakukan pemanasan. Pemanasan ini bertujuan agar semua dikromat larut dalam asam sulfat 5 M. setelah dipanaskan kemudian didinginkan, dilajutkan dengan penambahan etanol dan ditutup dengan kaca arloji lalu dibiarkan sampai keesokan harinya. Penambahan etanol ini bertujuan untuk membantu pembentukan Kristal tawas. Dari hasil percobaan, setelah ditambahkan Metanol maka larutan menjadi hijau pekat. Penambahan Metanol ini harus dilakukan sedikit demi sedikit karena reaksi ini merupakan reaksi panas. Pada saat reaksi trlihat gas yang dihasilkan dari reaksi panas tersebut. Keesokan harinya dilakukan penyaringan, setelah terbentuk Kristal kemudian hasil penyaringan dikeringkan dan tawas ditimbang. Pada percobaan kali ini, kami tidak mendapati terbentuknya Kristal tawas meskipun larutan telah dibiarkan beberpa hari tettap tidak terdapat Kristal, mengakibatkan persen kesalahan sebanyak 100% karena tidak ada tawas yang terbentuk. Hasil kesalahan 100% ini disebabkan oleh kesalahan dalam praktikum, seperti pada saat penimbangan, penutupan larutan yang tidak rapat, pengaruh suhu system lingkungan atau bisa saja praktikan kurang terampil dan kurang teliti dalam memakai alat. Pada percobaan ini masih terdapat kekurangan yaitu hasil yang didapat tidak sama dengan literature yang ada dikarenakan terjadinya kesalahan seperti pembuatan larutan dan cara mereaksikan larutan tersebut.
5
XI.KESIMPULAN
1. Tawas +
3+
M M 2.
merupakan
suatu
garam
sulfat
rangkap
terhidrat
dengan
formula
(SO4)2 12 H2O
tawas kromium dapat diperoleh dengan cara mereduksi ion dikromadari kalium dikromat menjadi ion kromium dalam suasana basa , reaksi antara ion sulfat dari tawas potassium kromium dengan larutan barium nitrat
akan mengahasilkan +
endapan putih BaSO4 yang tidak larut dalam asam encer . ion M merupakan kation 3+
univalent ion M merupakan logam-logam dengan tingkat oksidasi
6
3+
.
DAFTAR PUSTAKA
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia: Jakarta. Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro Dan Semimakro. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta. Sutresna, Nana. 1996. Penuntun Belajar Kimia 3. Ganeca Exact: Bandung.
7