Kenapa Ketepeng Cina ?
Ketepeng cina sudah terbukti memiliki efek antijamur dan penyakit jamur khususnya di jayapura masih termasuk dalam 10 penyakit terbanyak sehingga peneliti ingin menggunakan tanaman yang bisa digunakan sebagai antifungi. Ketepeng cina merupakan tumbuh liar sehingga peneliti mudah mendapatkannya karena tidak perlu melakukan budidaya dahulu serta belum ada penelitian mengenai ketepeng cina di papua khususnya di poltekkes Kenapa Gel ?
Ekstrak daun ketepeng sebagai antifungi belum digunakan secara maksimal, karena penggunaannya yang kurang praktis. Sehingga perlu dikembangkan suatu formula yang dapat memudahkan dan mendapat kenyamanan dalam penggunaannya penggunaannya seperti sediaan gel. Gel mempunyai keuntungan seperti mudah diaplikasikan pda kulit, absorbsi pada kulit jauh lebih baik dibandingkan dengan krim se rta daya penetrasinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan krim, mudah dicuci. Tampilannya menarik (jernih) tidak lengket mudah merata saat dioleskan dan memberikan e fek dingin. Pelepasan obat lebih baik, film yang terbentuk setelah kering tidak menyumbat pori. Kenapa estrak 5% ?
Penambahan ekstrak tanaman ke dalam sediaan gel mempengaruhi sifat fisik gel seperti viskositas dan pH gel (Wathoni dkk., 2009). Pada penelitian formulasi gel dengan menggunakan ekstrak tanaman herbal, penggunaan konsentrasi ekstrak yang mengandung 5% ekstrak menunjukkan kestabilan setelah penyimpanan. Dan bila konsentrasi besar, maka tidak terbentuk gel dengan baik dan gel dapat m enjadi pecah. Dan bila konsentrasi kecil maka warna, bau dan rasa dari tanaman tidak sesuai dengan keinginan peneliti Kenpa perbedaan gelling agent ?
Sifat fisik gel dipengaruhi oleh gelling agent, Fungsi utama dari gelling agent untuk menjaga konsistensi
cairan dan padatan dalam suatu bentuk gel. Gelling agent membentuk jaringan struktur gel. Kenapa perbedaan gelling gelling agent agent karena karena setiap jenis gelling gelling agent memiliki efek yang yang berbeda dalam memberikan memberikan pengaruh terhadap terhadap karakteristik karakteristik formula gel seperti kekuatan kekuatan dan elastisitas. elastisitas. Untuk Untuk itu peneliti peneliti ingin ingin menguji stabilitas dri 2 basis ini untuk mengetahui gelling agent apa yang baik digunakan pda formulasi gel ekstrak daun ketepeng cina ini. Kenapa cmc na ?
penelitian ini menggunakan Na-CMC sebagai basis gel. Hal ini Na-CMC merupakan polimer turunan selulosa yang cepat mengembang bila diberikan bersama air panas mempunyai sifat netral, campurannya jernih, dan daya ikat terhadap zat aktif kuat (Aponno et al., 2014). Menurut Maulina & Sugihartini (2015) basis Na-CMC terdapat te rdapat kelebihan apabila dibandingkan dengan menggunakan basis carbopol, antara lain: Nilai pH yang lebih tinggi dibandingkan basis carbopol yang bersifat asam, nilai daya sebar basis Na-CMC yang lebih tinggi, dan apabila gel dengan basis Na-CMC diberi ekstrak hasilnya tidak mempengaruhi daya sebar, berbeda dengan gel basis car bopol apabila diberi penambahan ekstrak mengakibatkan penurunan nilai daya sebar
Sebagai gelling agent, cmc na akan memberikan viskositas yang stabil, membentuk massa gel dengan baik, membentuk sifat alir sediaan gel. Dgn menggunakan basis cmc na tdk diperlukan penambahan basa untuk menetralkan keasaman untuk dpt membentuk massa gel sepertijika me nggunakan karbopol. Cmc na sering digunakan sebagai basis gel dan te rsedianya cmc na di lab Kenapa CMC-Na 3% ?
Karena 3% termasuk dalam kategori konsentrasi basis CMC-Na yaitu 3-6%. Kenapa harus 3% karna berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Nutrisia Aquariushinta sayuti konsentrasi cmc -na yang optimum dalam formulasi gel adalah 3%, maka dari itu peneliti ingin mengetahui dan membuktikan stabilitas gel dengan basis cmc na dengan 3% Kenapa HPMC ?
HPMC dibandingkan dengan metilselulosa lain menghasilkan cairan lebih je rnih. HPMC juga dapat menghasilkan gel yang netral, tahan terhadap pengaruh asam dan basa, stabil pada pH 3-11, mempunyai resistensi yang baik terhadap serangan mikroba dan tahan panas (Suardi et al., 2008). Konsentrasi penggunaannya sebagai gelling agent dalam sediaan topikal yaitu 2-10% (Rogers, 2009). Menurut Rosyad (2009) HPMC mempunyai daya pengikat zat aktif yang kuat.s HPMC mampu meningkatkan waktu kontak dengan kulit sehingga dapat meningkatkan efektivitas penggunaan gel sebagai antibakteri (Miswida, 2012) Kenapa HMPC 5% ?
Konsentrasi hpmc yang digunakan sebagai basisi adlah 2-10%. Oleh karena itu dlm penelitian ini hpmc yang digunakan adalah 5%. Konsentrasi ini dipilih berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pd konsentrasi 5% dpt menghasilkan gel yang baik. Kenapa propilen glikol ?
PG merupakan humektan yang dpt meningkatkan daya sebar sediaan dan mempertahankan kandungan air dalam sediaan sehingga sifat fisik dan stabilitas sediaan selama penyimpanan dapat dipertahankan. PG memiliki stabilitas yg baik pd pH 3-6. Kenapa PG 15% ?
Karena konsentrasi PG sebagai humektan dalam sediaan topikal setara dengan 15%. Bila konsentrasi PG kurang dri jauh dari 15% maka sediaan akan cepat mengering dan knsentrasi jauh dri 15% maka sediaan terlalu cair. Kenapa Nipagin ?
Nipagin berfungsi sebagai pengawet untuk larutan air. Nipasol berfungsi sebagai pengawet untuk larutan minyak penambahan nipagin sudah dapat mengingkatkan aktivitas ekstrak ketepeng cina untuk mengawetkan sediaan gel
Kenpa nipagin 0,25% ?
Karena senyawa dalam daun ketepeng cina kemiliki kemampuan sebagai pengawet alami seperti tannin, saponin, alkaloid, stroid, terponoid, flavonoid, karbohidrat dan antrakuinon yang berpotensi sebagai antijamur sehingga tidak perlu penambahan pinapin dengan konsentrasi besar Kenapa maserasi ?
Pada metode maserasi bahan alam tidak mengalami peruraian, karena penggunaan metode mase rasi tanpa pemanasan, sehingga hasil senyawa yang diekstraksi jumlahnya banyak. Kelebihan dari metode maserasi adalah biayanya yang murah dan mudah untuk dilakukan. Maserasi termasuk metode ekstraksi dingin, yaitu metode esktraksi tanpa pemanasan. Sehingga metode ini hanya tergantung oleh lamanya waktu kontak antara pelarut dengan sampel, dan kepolaran pelarutnya. Semakin lama waktu kontak antara pelarut dengan sampel, maka akan semakin banyak pula senyawa metabolit sekunder yang terekstrak. Kenapa etanol ?
Dalam pemilihan jenis pelarut faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah daya melarutkan, titik didih, sifat racun, mudah tidaknya terbakar dan pengaruh terhadap alat peralatan ekstr aksi. Pada umumnya pelarut yang sering digunakan adalah etanol karena etanol mempunyai polaritas yang tinggi sehingga dapat mengekstrak lebih banyak dibandingkan jenis pelarut organik yang lain. Pelarut yang mempunyai gugus karboksil (alkohol) dan karbonil (keton) te rmasuk dalam pelarut polar. Etanol mempunyai titik didih yang rendah dan cenderung aman. Etanol juga tidak beracun dan berbahaya. Kenapa etanol 96% ?
Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi dipilih berdasarkan tingkat kepolarannya. Senyawasenyawa yang ingin diekstrak pada penelitian ini adalah senyawa turunan fenol yang bersifat polar sehingga dibutuhkan pelarut yang bersifat polar pula. Salah satu jenis pelarut polar yang baik adalah etanol. Pada penelitian ini digunakan pelarut etanol 96% yang memiliki konstanta dielektrikum 24,30 dan titik didih 78,4 ℃. Semakin tinggi konstanta dielektrikum suatu pelarut akan semakin baik pula kemampuannya dalam menarik senyawa-senyawa aktif dari sampel. Kenpa 1 : 7,5 ?
Semakin banyak jumlah pelarut semakin banyak pula jumlah produk yang akan diperoleh, hal ini dikarenakan : - Distribusi partikel dalam pelarut semakin menyebar, sehingga memperluas permukaan kontak. - Perbedaan konsentrasi solute dalam pelarut dan padatan semakin besar. Kenapa 5 Hari ?
Semakin lama waktu ekstraksi, rendemen yang diperoleh pun akan meningkat, hal te rsebut dikarenakan semakin banyak simplisia yang terdesorbsi ke pelarut.
Kenapa dipotong kecil-kecil ?
ukuran partikel padatan merupakan faktor yang berpengaruh dalam ekstraksi. Semakin kecil ukuran partikel maka luas permukaan bidang kontak padatan dengan pelarut akan semakin besar namun ukuran padatan yang terlalu kecil juga memiliki kelemahan yaitu banyaknya kandungan yang menguap dan terjadi kesulitan dalam proses filtrasi padatan setelah proses ekstraksi. Variabel bebas dan terbatas ?
variabel bebas (independent ), variabel terikat (dependent ). Variabel independen merupakan variabel yang kedudukannya memberi pengaruh terhadap variabel dependen, dapat dimanipulasi, di ubah, atau diganti. Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Dalam penelitian eksperimen, variabel independen adalah perlakuan (treatment ) sedangkan variabel dependen adalah karakteristik yang diukur setelah mendapat perlakuan. Variabel terikat berupa karakteristik sebjek sebelum mendapat perlakuan. Penelitian eksperimen menguji hubungan sebabakibat antar variabel independen (bebas) yang terdapat pada objek percobaan dan dependen (terikat) yang terdapat pada karakteristik subjek yang te lah diberi perlakuan. Obat topikal anti jamur ?
Ketokonazol, terbinafin, bifonazol, kotrimazol, mikonazol Jamur penyebab penyakit kulit ?
Jamur biasanya menyebabkan penyakit pada manusia antara lain adalah dermatofit (Dermatophyte yang berarti tumbuhan jamur). Jamur serupa ragi Candida albicans, yang meyebabkan infeksi jamur. Penyakit akibat infeksi jamur diantaranya: a) Kutu air ( Tinea Pedis) Kutu air disebabkan oleh jenis jamur Tricophyton dan merupakan infeksi jamur Dermatophytose yang paling banyak timbul. Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut dengan krim mikonazol atau salep whitifild (benzoate 5%, salisilat 5% dalam lanolin dan vaselin ) dapat juga digunakan griseofulvin atau ketokonazole untuk peroral. b) Kuku kapur (Anychomycose) Pengobatan : tebinafin oral 1 kali sehari 250 mg. c) Panu (Pytiriasis Versicolor) Penyebabnya adalah masalah Malassezia Fufur suatu jamur yang terdiri dari kelompok sel dengan Hypen pendek diatas kulit. Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut dapat dilakukan dengan memoleskan bercak-bercak dengan laurutan salisilat 5-10 % dalam spritus atau menggunakan ketokonazole selama 2-3 minggu. d) Ketombe (Dandruff, Pityriasis Capitis) Menurut perkiraan, penyerpihan meningkat disebabkan oleh jamur Pityrosporum Ovale. Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut dapat dilakukan dengan shampo yang mengandung selensulfida 2,5 %, dan piroctone olamine (Oktopiroc). Pada kasus yang hebat (Eczema Seborosis) dianjurkan menggunakan gel ketokonazole 2% (Brown, 2002). e) Sariawan ( Candidiasis mulut)
Pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut secara efektif dapat dilakukan dengan flukonazol secara oral, pilihan yang kedua itranozal dan ketokonazol oral, dan pilihan yang ketiga adalah tablet isap amfoterisin (Tjay dan Raharja, 1995). Skala data ?
1. Skala Nominal Skala yang diberikan pada suatu objek yang tidak menggambarkan kedudukan objek atau kategori tersebut terhadap objek atau kategori lainnya, tetapi hanya sekedar label atau kode saja. Misalnya: Gender : 1 = laki-laki 2 = perempuan Pendidikan : 1 = untuk tingkat SLTP 2 = untuk tingkat SMU 3 = untuk tingkat perguruan tinggi Keterangan. Angka 1 dan 2 atau 3 pada skala pengukuran ini tidak ada artinya, bahwa angka angka 3 lebih tinggi kedudukannya daripada angka 2 begitu juga sebaliknya. Angka tersebut hanya sebatas identifikasi saja terhadap suatu objek. Adapun cirri-ciri dari skala tersebut. a. Kategoro data bersifat saling lepas (satu obj ek hanya masuk pada satu kelompok saja) b. Kategori data tidak disusun secara logis 2. Skala Ordinal Data yang disusun secara berjenjang mulai dari tingkat terendah sampai ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama. Data ini setiap jenjangnya memiliki sifat yang berbeda. Misalnya. Tingkat pendidikan diurutkan berdasarkan jenjang pendidikan Taman kanak-kanak =1 Sekolah Dasar (SD) =2 Sekolah Menengah Pertama =3 Sekolah Menengah Atas =4 Sarjana =5 Analisis data di atas menunjukkan pendidikan TK dengan nomor urut 1 lebih rendah disbanding dengan tingkat pendidikan SD nomor urut 2 dan SD lebih rendah disbanding SMP. 3. Skala Interval Skala interval suatu skala dimana objek dapat diurutkan berdsarkan suatu atribut tertentu, dimana jarak/interval antara tiap objek sama. Pada skala ini yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran melainkan interval dan tidak terdapat nilai nol. Misalnya. Pengukuran instrument penelitian.
Dalam banyak kegiatan penelitian data diperoleh sering melalui kuesioner untuk menilai sikap atau perilaku sering dinyatakn dengan data interval, setelah alternative jawabannya diberi skala yang setara dengan data interval. Contoh. Jawaban: STS TS N S SS 1 2 3 4 5 Keterangan. STS : sangat tidak setuju TS : tidak setuju N : netral S : setuju SS : sangat setuju Interval antara STS dan TS atau S dan SS adalah sama
a. b. c. d.
4. Skala Rasio Suatu skala yang memiliki sifat-sifat skala nominal, skla nominal dan skala interval dilengkapi dengan titik nol absolute dengan makna empiris. Karena terdapat angka nol maka pada skala ini dapat dibuat perkalian atau pembagian. Sifat yang membedakan data skala rasio dengan nominal, ordinal dan interval dapat dilihat melalui contoh ini. Contoh: panjang suatu benda dalam ukuran meter di nyatakan dalam rasio Panjang benda 1 meter dengan 2 meter sangat berebda nyata, sehingga dapat di buat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal) Ukuran panjang benda mulai dari yang terpendek sampai yang paling panjang (sifat data ordinal) Perbedaan antara panjang benda 1 meter dengan 2 meter memiliki perbedan yang sama antara panjang benda 2 meter dengan 3 meter (sifat data interval) Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ada dua hal, yaitu data rasio memiliki angka 0 meter, artinya tidak ada benda yang diukur dan benda yang memiliki panjang 4 meter, 2 kali lebih panjang dari benda yang memiliki panjang 2 meter. Kedua hal tersebut tidak dimiliki oleh jenis data nominal, ordinal, dan interval