PENGUKURAN INDEKS AKSESIBILITAS AKSESIBILITAS DI KOTA DEPOK DENGAN GRAVITY MODEL
1
Hasan Basri M, ST., MT. Email:
[email protected]
1
ABSTRAK
Aksesibilitas merupakan suatu konsep yang menggabungkan sistem tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks aksesibilitas pada jaringan jalan kota Depo Depok k meng menggu guna naka kan n para parame mete terr jara jarak, k, runn runnin ing g time time,, dan dan tra trael el time time,, kemu kemudi dian an penggambaran indeks aksesibiltas dengan sistem informasi geografis. !ntuk mengetahui berapa besar indeks aksesibilitas di suatu "ilayah harus adanya pengukuran aksesibilitas. Salah satunya adalah dengan model graity yang menggunakan parameter jarak dan "aktu tempuh #runni #running ng time time dan travel time$. time$. %etode perhitungan aksesibilitas ini berdasarkan "ilayah, yang terdiri dari 11 &ona #"ilayah$ yaitu &ona pancoranmas, &ona 'eji, &ona Sukmajaya, &ona (ipayung, &ona sa"angan, &ona )imo, &ona (ilodong, &ona 'ojongsari, 'ojongsari, &ona (imanggi (imanggiss &ona &ona *apos, apos, &ona cinere cinere.. kecamat kecamatan an +ancora +ancoranma nmass memil memiliki iki indeks indeks aksesibilitas yang tinggi yaitu sebesar 1, dan kecamatan cilodong mempunyai indeks aksesi aksesibil bilita itass yang paling paling rendah rendah yaitu yaitu sebesa sebesarr ,. ,. %etode %etode yang yang dikguna dikgunakan kan adalah adalah pengukuran langsung ke lapangan dengan alat stop"atch dan sepeda motor. +engukuran dilakukan dalam kondisi lalu lintas yang padat dan lalu lintas yang kosong kemudian di ambil rata-rata. ata kunci: Aksesibilitas, %odel /raity, /raity, 0ona +engukuran, %etode +engukuran 1.
PENDAHULUAN
ons onsep ep akse aksesi sibi bili lita tass pada pada umum umumnya nya di arti artika kan n seba sebaga gaii ukura ukuran n suat suatu u usah usahaa #ata #atau u kemuda kemudaha han$ n$ dala dalam m menga mengata tasi si perm permas asal alah ahan an spas spasia ial. l. %enu %enuru rutt para para ahli ahli +eng +enger erti tian an aksesibilit aksesibilitas as berbeda-beda, berbeda-beda, seperti yang dijelaskn dijelaskn geurs #2$ dalam tulisannya tulisannya adalah +otensi +otensi atau kesempatan untuk berinteraksi berinteraksi #3ansen, #3ansen, 1454$, kemudahan tata guna lahan yang dapat dicapai menggunakan menggun akan sistem transportasi tertentu. #Dali dan %artin, 1467$ ompone omponen n aksesi aksesibil bilit itas as dapat dapat diident diidentifi ifikas kasii dari beberap beberapaa defini definisi si yang yang berbed berbedaa dan pengukuran praktis aksesibilitas berdasarkan teori penting dalam mengukur aksesibilitas. +engukuran aksesibilitas perlu dilakukan untuk menetukan mudah atau tidaknya "ilayah tersebut tersebut dicapai #tingkat aksesibilit aksesibilitas$. as$. Aksesibilit Aksesibilitas as adalah konsep yang menggabungkan menggabungkan sist sistem em tata tata guna guna lahan lahan secar secaraa geogr geograf afis is denga dengan n sist sistem em jari jaringa ngan n tran transp spor orta tasi si yang yang menghubungkann menghubungkannya. ya. Aksesibi Aksesibilitas litas merupakan suatu ukuran kenyamanan kenyamanan atau kemudahan kemudahan
1
mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan 8mudah9 atau 8susah nya lokas tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi #'lack, 14;1$. Salah satu ariabel yang dapat dinyatakan apakah tingkat aksesibilitas itu tinggi atau rendah dapat dilihat dari banyaknya sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut. Semakin banyak sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut maka semakin mudah aksesbilitas yang didapat begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat aksesbilitas yang didapat maka semakin sulit daerah itu dijangkau dari daerah lainnya #'intarto, 14;:41$. %atriks Asal *ujuan #%A*$ atau %atriks Origin Destination #
Sumber : *amin #$
/ambar 1.1 %etode !ntuk %endapatkan %atriks Asal-*ujuan #%A*$ +enelitian ini menggunakan model /raity yang menggunakan beberapa parameter, yaitu "aktu tempuh #running time dan travel time) dengan jarak. Sehingga model graity mampu menunjukan pengaruh ketiga parameter tersebut, dan dikorelasikan satu sama lainnya sehingga diperoleh seberapa besar hubungan kedua parameter tersebut. %odel graity dipengaruhi juga oleh populasi yaitu seberapa besar aktiitas penduduk pada daerah tersebut, sehingga dapat diketahui bangkitan dan tarikan yang terjadi pada suatu "ilayah #&ona$ ke "ilayah yang lainnya.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Mode Gra!i"# %odel sintesis #interaksi spasial$ yang paling terkenal dan yang sering digunakan adalah model graity #/=$ karena sangat sederhana dan mudah dimengerti dan digunakan.
%odel ini memperkenalkan konsep graity yang diperkenalkan oleh >e"ton pada tahun 14;7 yang dikembangkan oleh analogi hukum graitasi. %odel ini berasumsi bah"a ciri bangkitan dan tarikan pergerakan berkaitan dengan beberapa parameter &ona asal, misalnya populasi dan nilai sel %A* yang berkaitan juga dengan aksesibilitas #kemudahan$ sebagai fungsi jarak, "aktu dan biaya. %odel graitasi atau +endekatan +eluang berdasarkan ?ndikator berbasis kepada peluang spasial yang tersedia bagi pejalan merupakan salah satu pilihan pertama untuk mengatasi aspek-aspek perilaku perjalanan. *erdapat beberapa indikator aksesibilitas yang digunakan pada model ini. 3ansen #1454$ menyatakan bah"a aksesibilitas adalah 9potensi atau kesempatan untuk berinteraksi9 atau secara harfiah 9generalisasi dari hubungan populasi-melalui-jarak9. onsep potensi untuk peluang sangat erat kaitannya dengan model graitasi berdasarkan pada interaksi massa dan telah dilakukan penelitian oleh =ich #146;$. +ersamaan 1 menunjukkan rumus sederhana untuk indikator aksesibilitas ini. W j Ai = j�L f #cij .β $ #1$ Di mana : j me"akili peluang massa yang tersedia bagi konsumen, terlepas dari apakah mereka f #cij .β $ dipilih atau tidak, adalah fungsi impedansi, cij adalah sebuah ariabel yang
�
me"akili biaya perjalanan antara simpul i dan j, dan adalah koefisien biaya perjalanan, biasanya dihitung dari model pilihan tujuan. Dalam tulisannya, 'aradaran #1$ menurunkan persamaan model graity menjadi persamaan linier. p j p Q= i + , i �j tii j�L t ij #$ Dengan parameter t yang akan dipilih adalah jarak tempuh, "aktu tempuh dan biaya perjalanan, sedangkan parameter p yang akan dipilih adalah jumlah penduduk dan potensi "ilayah yang di"akili oleh pendapatan daerah dari potensi "ilayah yang paling dominan. euntungan dari model aksesibilitas ini adalah : a. mudah dipahami, b. mudah dalam perhitungan, c. lebih sedikit data yang masukan dibandingkan indikator-indikator lain yang mencerminkan aspek-aspek perilaku, dan d. kemampuan membedakan antar lokasi. 'eberapa kelemahan dari indikator adalah: a. sensitif terhadap pilihan daerah demarkasi, b. kekurangan pera"atan tersebar pejalan dengan preferensi, dan ketidak pastian apa yang digambarkankan dalam tingkatan indikator #masalah dimensi$. 2.2 Sis"e$ In%or$asi Geo&ra%is 'GIS( Sistem ?nformasi /eografis #/eographic ?nformation System$ adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial #bereferensi keruangan$. Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki
�
kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database
).
METODE PENELITIAN
Dalam suatu perencanaan atau penelitan dibutuhkan suatu metode yang baik agar memperoleh hasil secara cepat dan optimal. *ujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menghitung nilai aksesibilitas dan mengetahui pengaruh popusai terhadap kemacetan di kota Depok. !ntuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini menggunakan alat bantu /?S #Geografic Information System$ untuk lebih mempermudah penggambaran indeks aksesibilitas di setiap &ona pada jaringan jalan kota Depok. %etode perhitungan aksesibilitas terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari proses yang panjang sampai proses yang lebih singkat. ).1
Jara* !ntuk mengetahui besarnya jarak dari &ona A ke &ona ' yaitu menggunakan data ruas jalan yang di dapat dari '?%ASDA kota depok. Data yan g disajikan yaitu berupa ruas jalan sehingga tinggal bagaimana menganalisis ruas mana saja yang dilalui untuk dari &ona A untuk mencpai &ona '. ).2
+a*" Te$- Analisis "aktu tempuh dibagi menjadi dua yaitu running time dan trael time. *rael time terdiri dari "aktu berjalan #=unning time$ atau "aktu di mana modus transportasi yang bergerak, dan berhenti "aktu tunda #delay$, atau "aktu di mana mode transportasi dihentikan #atau bergerak cukup lambat untuk dihentikan$. %etode yang digunakan adalah pengukuran langsung dengan menggunakan stop"atch dan kendaraan pribadi. +engukuran dilakukan pada jam sibuk dan jam kosong, kemudian di rata-ratakan.
/. /.1
ANALISIS Jarin&an 0aan *o"a de-o* )etak ota Depok sangat strategis, diapit oleh ota Bakarta dan ota 'ogor. 3al ini menyebabkan ota Depok semakin tumbuh dengan pesat seiring dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang tersinkronisasi secara regional dengan kota-kota lainnya.
2
Sumber : 3asil Analisa #1$
/ambar 2.1 +embagian 0ona %atriks Asal *ujuan %atriks asal tujuan adalah matriks berdimensi dua yang berisi informasi mengenai mengenai besarnya pergerakan antar lokasi #&ona$ di dalam daerah tertentu. 'aris menyatakan &ona asal dan kolom menyatakan &ona tujuan, sehingga sel matriksnya menyatakan besarnya arus dari &ona asal ke &ona tujuan. /.2
INDEKS AKSESIBILITAS ?ndeks aksesibilitas adalah angka yang menyatakan kemudahan untuk melakukan perjalanan dari suatu daerah menuju daerah-daerah lain disekitarnya dengan memasukan parameter hambatan perjalanan #"aktu dan jarak$ dan parameter tarikan perjalanan menuju &ona-&ona tujuan. Dalam penelitian ini hambatan perjalanan dinyatakan dengan nilai total "aktu perjalanan dengan nilai total jarak yang melalui rute pada jaringan jalan. Sedangkan parameter tarikan perjalanan adalah distribusi sebaran perjalanan dengan matriks asal tujuan. Setelah melakukan analisis Barak dan "aktu tempuh, selanjutnya menghitung indeks aksesibilitas dengan membagi populasi dengan jarak dan "aktu tempuh berdasarkan persamaan /raity %odel. #persamaan linier$
Q=
pi tii
+
p j
�t j�L
,
i �j
ij
Dengan parameter t yang akan dipilih adalah jarak tempuh dan "aktu tempuh sedangkan parameter p yang akan dipilih adalah sebaran pergerakan dari matriks asal tujuan.
5
/.)
Para$e"er Jara* Te$- ?ndeks aksesibilitas menggunakan paremeter Barak tempuh di dapat berasarkan persamaan dimana nilai t yang dipilih adalah jarak tempuh yang di dapat dari data ruas jalan kota depok #1$. indeks aksesibilitas menggunakan parameter jarak tempuh bisa dilihat gambar 2.
Sumber : 3asil Analisa #1$
/ambar 2. ?ndeks Aksesibilitas +arameter Barak *empuh /./
Para$e"er +a*" Te$- ?ndeks aksesibilitas menggunakan paremeter Barak tempuh di dapat berasarkan persamaan dimana nilai t yang dipilih adalah jarak tempuh #running time atau trael time$ yang di dapat dari pengukuran langsung ke lapangan. indeks aksesibilitas menggunakan parameter jarak tempuh dapat dilihat pada gambar 2. dan 2.2
7
Sumber : 3asil Analisa #1$
/ambar 2. ?ndeks Aksesibilitas +arameter *rael *ime Setelah diperoleh rute terpendek, maka selanjutnya dari total =unning *ime di masukan ke dalam matrika asal tujuan paramaeter =unning *ime
6
Sumber : 3asil Analisa #1$
/ambar 2.2 ?ndeks Aksesibilitas +arameter =unning *ime Apabila dikategorikan dari nilai yang paling rendah yaitu sampai dengan dilai paling tinggi yaitu 1. maka indeks aksesibilitas untuk disetiap kecamatan adalah sebagai berikut : *abel 2.1 ategori ?ndeks Aksesibilitas #dari . sampai dengan 1.$ >o 1 2 5
>ilai Aksesibilitas .-. .1-.2 .21-.7 .71-.; .;1-1.
ategori urang Sedang %enengah *inggi Sangat tinggi
Sumber : 3asil Analisa #1$
*abel 2. ?ndeks Aksesibilitas
;
>o
0ona
1 2 5 7 6 ; 4 1 11
pancoranma s 'eji Sukmajaya (ipayung Sa"angan )imo (ilodong 'ojongsari (imanggis *apos (inere
?ndeks Aksesibilitas =unning *rael Barak *ime *ime 1. .14 . .7 .12 .1 . .5 .12 .6 .;
1. .14 . .2 .1 .1 . .7 .12 . .6
1. .14 .2 .7 .15 .1 . .4 .16 . .4
Sumber : 3asil Analisa #1$
Secara teoritis dapat dirtikan bah"a semakin tinggi indeks aksesibilitas maka perjalanan dapat dikatakan akan semakin mudah demikian pula sebaliknya semakin rendah indeks aksesibilitas akan berarti perjalanan akan semakin sukar. ?ndeks paling tinggi terdapat di 0ona +ancoranmas, itu berarti ka"asan tersebut sangat aksesible, jarak yang menghubungkan lokasi pancoranmas ke lokasi yang lainnya sangat sangat dekat, Baringan jalan pada "ilayah tersebut lebih besar kondisi prasarana di "ilayah pancoranmas sangat mendukung, terdapat pusat perbelanjaan, pusat pemerintahan, pusat perkantoran, dan lain-lain. Sedangkan ?ndeks yang paling rendah terdapat pada "ilayah cilodong, karena akses ke "ilayah tersebut susah dijangkau dengan jaringan jalan yang kurang mendukung, jarak tempuh dan "aktu tempuh yang sangat panjang dan sarana prasarana yang kurang mendukung. /.
Anaisis Inde*s A*sesiii"as Di Se"ia- Ke3a$a"an Setelah melakukan perhitungan indeks aksesibilitas di kota depok kemudian melakukan analisis dari grafik diba"ah ini :
4
1.20 1.00
s a t i l i b i s e s k A s k e d n I
0.80 0.60 Jarak Running Time Travel Time
0.40 0.20 0.00
Kecamatan
Sumber : 3asil Analisa #1$
/ambar 2.5 /rafik ?ndeks Aksesibilitas dengan ecamatan ?ndeks aksesibilitas paling tinggi yaitu dimiliki oleh ecamatan +ancoranmas sedangkan indeks aksesibilitas paling rendah yaitu ecamatan (ilodong. Dilihat dari bentuk grafik pada gambar 2.. +ancoranmas memiliki memiliki pungsi impedasi yang rendah, seperti jarak yang relatif lebih dekat, "aktu tempuh yang digunakan lebih sedikit tetapi dalam hambatan #populasi$ yang besar. Sedangkan kecamatan yang mempunyai indeks aksesibilitas terendah yaitu kecamatan (ilodong karena kecamatan (ilodong memiliki fungsi impedasi yang tinggi, seperti jarak yang relatif lebih jauh, "aktu tempuh yang digunakan lebih lama tetapi dalam hambatan #populasi$ yang kecil. +arameter Barak, =unning time dan *rael time polanya hampir sama sehingga ketiga parameter tersebut sudah sesuai untuk penelitian menggunakan model graity.
/.4
Pen&&a$aran Inde*s A*sesiii"as Den&an Sis"e$ In%or$asi Geo&ra%is Sistem informasi geografis mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada S?/ merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi S?/ dapat menja"ab beberapa pertanyaan sepertiC lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. emampuan inilah yang membedakan S?/ dari sistem informasi lainnya.
1
Sumber : 3asil Analisa #1$
/ambar 2.7 ?ndeks Aksesibilitas +arameter jarak
Sumber : 3asil Analisa #1$
/ambar 2.6 ?ndeks Aksesibilitas +arameter *rael *ime
11
Sumber : 3asil Analisa #1$
/ambar 2.; ?ndeks Aksesibilitas +arameter =unning *ime
. KESIMPULAN 1. +erhitungan indeks aksesibilitas berdasarkan parameter jarak anatara lain di daerah pancoranmas mempunyai nilai 1, 'eji mempunyai nilai .14, Sukmajaya mempunyai nilai ., (ipayung mempunyai nilai .7, Sa"angan mempunyai nilai .12, )imo mempunyai nilai .1, (ilodong mempunyai nilai , 'ojongsari mempunyai nilai .5, (imanggis mempunyai nilai .12, *apos mempunyai nilai .6, (inere mempunyai nilai .;. ?ndeks paling tinggi terdapat di 0ona +ancoranmas, karena +ancoranmas mempunyai fungsi impedasi yang rendah seperti jarak yang relatif dekat berarti ka"asan tersebut sangat mudah dijangkau dari "ilayah manapun karena "ilayah pancoranmas mempunyai jarak paling dekat untuk dijangkau dari "ilayah-"ilayah #kecamatan$ disekitarnya. Aktifitas penduduk #populasi$ yang terjadi di "ilayah +ancoranmas sangat tinggi sehingga apabila menggunakan model graity menghasilkan indeks yang besar. Sedangkan indeks yang paling kecil terdapat pada
1
"ilayah (ilodong, karena "ilayah (ilodong mempunyai fungsi impedasi #jarak$ yang lebih besarjauh untuk dijangkau dari "ilayah-"ilayah kecamatan disekitarnya. Aktifitas penduduk #populasi$ yang terjadi di "ilayah tersebut sangat rendah sehingga menghasilkan indeks yg yang kecil. . +erhitungan indeks aksesibilitas berdasarkan parameter "aktu tempuh #running time$ antara lain di daerah pancoranmas mempunyai nilai 1, 'eji mempunyai nilai .14, Sukmajaya mempunyai nilai ., (ipayung mempunyai nilai .2, Sa"angan mempunyai nilai .1, )imo mempunyai nilai .1, (ilodong mempunyai nilai , 'ojongsari mempunyai nilai .7, (imanggis mempunyai nilai .12, *apos mempunyai nilai ., (inere mempunyai nilai .6. Sedangakan indeks aksesibilitas travel time antara lain di daerah pancoranmas mempunyai nilai 1, 'eji mempunyai nilai .14, Sukmajaya mempunyai nilai .2, (ipayung mempunyai nilai .7, Sa"angan mempunyai nilai .15, )imo mempunyai nilai .1, (ilodong mempunyai nilai , 'ojongsari mempunyai nilai .4, (imanggis mempunyai nilai .16, *apos mempunyai nilai ., (inere mempunyai nilai .4. ?ndeks paling tinggi terdapat di 0ona +ancoranmas, karena +ancoranmas memiliki fungsi impedasi #"aktu tempuh$ yang rendah, itu berarti ka"asan tersebut sangat mudah dijangkau dari "ilayah manapun karena "ilayah pancoranmas mempunyai "aktu tempuh yang lebih sedikit artinya lebih cepat untuk dijangkau dari "ilayah"ilayah #kecamatan$ disekitarnya. Aktifitas penduduk #populasi$ yang terjadi di "ilayah tersebut sangat tinggi sehingga apabila menggunakan model graity menghasilkan indeks yang besar. Sedangkan ?ndeks yang paling kecil terdapat pada "ilayah (ilodong karena akses ke "ilayah tersebut susah dijangkau hal tersebut diakibatkan (ilodong mempunyai "aktu tempuh yang lebih besar #lama$ untuk dijangkau dari "ilayah-"ilayah #kecamatan$ disekitarnya. Aktifitas penduduk #populasi$ yang terjadi di "ilayah tersebut sangat rendah sehingga menghasilkan indeks yg yang kecil.
4. SARAN 1. Dari perbandingan grafik jarak dengan "aktu tempuh #running time dan trael time$ bentuk grafik dari ketiga parameter tersebut hampir sama sehingga parameter tersebut relean dengan kondisi aktual, dan bisa di gunakan untuk penelitian penelitian berikutnya. . %atriks asal tujuan yang digunakan harus lebih spesifik, seperti halnya berdasarkan aktifitaskegiatan, seperti berbelanja, bekerja, sekolah, dan lain-lain. . !ntuk penelitian berikutnya hendaknya menambahkan parameter biaya perjalanan yang di cari berdasarkan perhitungan '<, untuk bisa membandingkan parameter mana yang lebih sesuai.
1
DA5TAR PUSTAKA 'aradaran Siamak, =amjerdi arideh, 1, Performance of Accessibility easures in !urope, S"eden : =oyal ?nstitute of *echnology
'ayuaji Ardian, 2, "onsep Analisis #ing$at A$sesibilitas %engan Ang$utan &mum 'eguler %i "ota Semarang( Semarang : !niersitas Diponegoro
/eurs art *, 'ert Fan ee, 2, Accessibility evaluation of lan%use an% transport strategies * revie+ an% researc, %irections, >etherland : Elseier. 3usein =ahmad, 7, "onsep Dasar Sistem Informasi Geografis -Geograp,ics Information System)( ?lmu omputer.com +rahasta Eddy, 11, #utorial ArcGis Des$top &ntu$ .i%ang Geo%esi / Geomati$a( 'andung : ?nformatika 'andung
+rogram Engineer, 5, )and Effect : #ransportation an% Lan% &se Lin$age 0 A Literature 'evie+, (olumbia : 'ritish (olumbia *amin,
!tama, Eriko, 2, o%ul Pelati,an A'2GIS3API45O, 'andung : (omlabs ?*'.
http:pm.amikom.ac.idpmdasijuni6G-GS*%?GA%?<% GHogyakartaGSistemG?nformasiG/eografi,G+engertianGdan G+emanfaatannya.pdf Idiakses pada : 14 %ei 1J http:""".fh"a.dot.goohimtt"natmec.pdf Idiakses pada 1
12