mencakup cara pembuatan, evaluasi sediaan dllDeskripsi lengkap
Descripción: Basic of hydraulics from definition of hydraulics to hydraulic systems.
anakDeskripsi lengkap
jurnal simetikonDeskripsi lengkap
Laporan PKL Pengawasan Mutu Teh Hijau di PT Rumpun Sari Kemuning IFull description
jurnal simetikonFull description
Deskripsi lengkap
laporan tehFull description
teknologi produksi tanaman perkebunanDeskripsi lengkap
Teh oolong adalah daun teh yang diolah dengan fermentasi (oksidasi enzimatis) secara parsial. Artinya, fermentasinya tidak terlalu lama seperti pada pembuatan teh hitam, sehingga hanya sebagian cairan sel yang mengalami proses fermentasi. (Gardjito, 2011) Bahan dasar teh oolong salah satunya adalah daun dari tanaman teh Se Chi Chuen. Daun yang diambil berasal dari tiga pucuk daun teh teratas yang dipetik pada pagi hari, umur daun tidak terlalu muda atau terlalu tua. Pucuk daun teh teratas memiliki kandungan kimia ter baik untuk menghasilkan mutu, rasa dan aroma yang baik serta bermanfaat bagi kesehatan. Adapun proses pembuatan teh oolong adalah sebagai berikut :
Pucuk Daun Teh
Penjemuran
Pucuk Daun Teh Layu
Pengayakan dan Paning
Penggulungan
Perajangan
Pengeringan
Teh Teh Ool Oolon on
-
-
-
Pucuk daun teh dengan kadar air 75 – 80 % dilayukan dengan sinar matahari selama 1,5 jam. Daun teh yang telah dilayukan lalu diayak dalam ruangan selama 4-7 jam, kemudian dikeringkan dengan sistem Panning (dimasukan dalam lorong/dilinder panas) dengan suhu 300oC – 350oC selama 5 menit, untuk inativasi enzim agar fermentasi tidak sempurna atau fermentasinya parsial (proses oksidasi enzimatis dihambat). Penggulungan dilakukan dengan sistem open top roller selama 5-12 menit. Tetapi proses pro ses penggulungan yang dilakukan tidak sampai membuat daun teh hancur seperti pada proses teh hitam (pada bagian penggilingan). Tujuan penggulungan adalah untuk memecah sel daun sehingga menghasilkan rasa sepat juga untuk mengoksidasi sebagian po lifenol yang terdapat dalam daun teh, proses ini dikenal sebagai proses semi oksimatis. Perajangan atau pemotongan dilanjutkan dengan pengeringan sehingga kadar air benarbenar minimal. Sumber : Gardjito, Murdijati dan Dimas Rahadian A.2011.Teh.Kanisius.Yogyakarta