Teorii Keperawatan Teor Keperaw atan Mode Modell Adaptasi Roy 1. Gambara Gambaran n Mode Modell Adaptas daptasii Roy Roy Model Adaptasi Roy (MAR) dikembangkan oleh Sister Callista Roy pada tahun 196 dan telah digunakan pada berbagai setting termasuk onkologi! bedah! komunitas dan indi"idu baik pada penyakit akut! kronis dan penyakit terminal (Cunningham! #$$#% &omey &omey ' Alligood! #$$6). &eori &eori ini didasarkan pada teori sistem umum seperti yang diterapkan pada indi"idu dan pandangan elson tentang adaptasi yang berkaitan dengan stimulus okal! kontekstual! dan residual (Christensen ' *enney! #$$9). +okus utama Model Adaptasi Roy Roy adal adalah ah kons konsep ep adap adapta tasi si manus anusia ia!!
seda sedang ngka kan n kons konsep ep menge engena naii
kepera,atan! manusia! sehat dan lingkungan seluruhnya saling berhubungan. Manusia se-ara terus menerus akan mengalami atau mendapatkan stimulus dari dari lingku lingkunga ngan n kemudi kemudian an beresp berespon on terhada terhadap p stimul stimulus us dan berada beradapta ptasi si (&omey ' Alligood! #$$6). Respon adaptasi manusia dapat berupa respon adapti atau respon ineekti. Respon Respon adapti adapti mening meningkat katkan kan integr integrita itass dan membat membatu u seseora seseorang ng untuk untuk men-apai men-apai tuuan adaptasi dengan tetap hidup! tumbuh! tumbuh! bereproduk bereproduksi si serta teradi transormasi antara seseorang dengan lingkungan. Respon ineekti ika terdapat kegagalan dalam men-apai tuuan atau adanya an-aman terhadap pen-apaian tuuan. *epera,atan memiliki tuuan yang unik yaitu membantu upaya indi"idu beradaptasi dengan mengelola lingkungan dan hasilnya adalah pen-apaian kesehatan yang optimal oleh indi"idu (&omey (&omey ' Alligood! #$$6). #$$6). Sebagai suatu sistem yang terbuka! seseorang menerima input atau stimulus dari lingkungan dan dari dirinya. /e"el adaptasi ditentukan oleh gabungan stimulus okal! kontekstual dan residual. Adaptasi teradi ketika seseorang berespon positi terhadap perubahan lingkungan. Respon adapti ini akan mening meningkat katkan kan integr integrita itass seseor seseorang ang dan menadi menadi sehat. sehat. Respon Respon ineek ineekti ti terhadap terhadap stimulus stimulus menyebabkan menyebabkan seseorang seseorang mengalami mengalami gangguan gangguan integritas integritas
(&omey ' Alligood! #$$6). Respon indi"idu terhadap perubahan lingkungan tergantung pada proses koping. 0roses koping menurut Model Adaptasi Roy dibagi menadi dua subsistem yang saling berhubungan. 0roses kontrol subsistem primer! ungsional terdiri dari regulator dan kognator. Subsistem sekunder! eektor terdiri dari empat mode adaptasi! yaitu kebutuhan isiologi! konsep diri! ungsi peran dan interdependensi. Roy menggambarkan regulator dan kognator s ebagai metoda koping! koping subsistem regulator dengan -ara adaptasi mode isiologis yaitu respon otomati melalui proses koping sara (neural)! kimia (-hemi-al)! dan endokrin. *oping subsistem kognator dengan -ara melalui respon mode adaptasi konsep diri! interdependen! dan ungsi peran melalui empat -hanel kognitiemosi yaitu proses inormasi persepsi! proses belaar! penilaian dan emosi (&omey ' Alligood! #$$6). *edua subsistem regulator dan kognator berespon terhadap perubahan lingkungan untuk mempertahankan integritas seseorang. Subsistem regulator dan kognator menghasilkan respon perilaku dalam empat model eektor yaitu ungsi isiologis! konsep diri! ungsi peran dan interdependensi. Respon seseorang dalam empat model ini akan menentukan apakah adaptasi seseorang terhadap stimulus merupakan respon yang eekti atau tidak eekti. Respon yang adapti akan meningkatkan integritas indi"idu dengan menghemat energi dan meningkatkan kebertahanan! pertumbuhan! reproduksi dan penguasaan sistem manusia (Christensen ' *enney! #$$9). #. 0roses *epera,atan Model Adaptasi Roy 0roses kepera,atan menurut Roy terdiri dari 6 tahapan yang berlangsung se-ara simultan! dinamis dan terus menerus yang meliputi pengkaian perilaku! pengkaian stimulus! diagnosa kepera,atan! penyusunan tuuan! inter"ensi dan e"aluasi (&omey ' Alligood! #$$6). Masingmasing tahapan proses kepera,atan dapat dilihat sebagai berikut2 #.1 0engkaian 0erilaku dan Stimulus 0engkaian perilaku merupakan tahap a,al dalam proses kepera,atan. Menurut Model Adaptasi Roy! perilaku merupakan reaksi terhadap stimulus baik yang dapat diobser"asi! diukur! dilaporkan se-ara subyekti!
dan kolaborasi dengan orang lain untuk menilai apakah perilaku adapti atau ineekti (+it3patri-ks ' 4alla-a! #$$6). Selain pengkaian perilaku pera,at uga melakukan pengkaian stimulus yang dapat mempengaruhi adaptasi. Model Adaptasi Roy menggambarkan 5 enis stimulus dari lingkungan yaitu stimulus okal! kontekstual dan residual. Stimulus okal merupakan stimulus yang se-ara langsung dihadapi oleh indi"idu. Stimulus kontekstual merupakan stimulus lain yang terdapat dalam diri indi"idu atau lingkungan yang dapat mempengaruhi situasi dan stimulus residual termasuk perilaku! keyakinan! sikap yang mempunyai pengaruh terhadap situasi namun pengaruhnya sulit di"alidasi (Christensen ' *enney! #$$9% Cunningham! #$$#). 0era,at melakukan pengkaian perilaku pasien yang adapti dan tidak eekti pada masingmasing model yang meliputi model adaptasi isiologi! konsep diri! ungsi peran dan interdependensi a. Model isiologis men-akup oksigenasi! nutrisi! eliminasi! akti"itas dan istirahat! proteksi dan perlindungan! sensasi! -airan dan elektrolit! ungsi neurologis dan endokrin. 1) ksigenasi ksigenasi merupakan proses sirkulasi oksigen ke sel dan aringan tubuh yang sangat penting untuk mempertahankan hidup dan kesehatan yang meliputi "entilasi! pertukaran gas al"eolar! transportasi oksigen dan respirasi seluler (7e/aune ' /adner! #$$#). Model Adaptasi Roy mengidentiikasi oksigenasi sebagai satu dari lima kebutuhan isiologi yang terdiri dari "entilasi! pertukaran gas dan transportasi (Roy ' Andre,s! 1999). 0roses ini tergantung pada ungsi paru! hematologi dan sistem kardio"askular (7e/aune ' /adner! #$$#). 0engkaian perilaku oksigenasi seperti pola napas! bunyi napas! keluhan sesak! denyut nadi! tekanan darah! kadar analisa gas darah. 0engkaian stimulus oksigenasi adalah patensi alan napas! pusat kontrol neural! trauma! perdarahan serebral! proses penyakit seperti pneumonia dan tuberkulosis! penurunan ungsi antung! penurunan sel darah merah atau hemoglobin yang dapat menurunkan
transportasi oksigen! kondisi lingkungan seperti rokok dan alergen! e8er-ise! stress! perubahan suhu lingkungan dan penggunaan obat narkotik atau anestesi (Roy ' Andre,s! 1999). #) utrisi utrisi merupakan intake -airan dan makanan yang berhubungan dengan
kebutuhan
metabolisme
(Myers!
#$$6).
MAR
mendeinisikan nutrisi sebagai proses digesti dan metabolisme untuk mempertahankan ungsi tubuh! pertumbuhan dan berungsi untuk mengganti aringan tubuh yang mengalami -edera (Roy ' Andre,s! 1999). Status nutrisi yang baik sangat penting untuk mempertahankan kesehatan. Sedangkan status nutrisi yang elek dapat memperlambat proses pemulihan! meningkatkan mortalitas dan biaya pera,atan (ilton! #$$). 0engkaian perilaku nutrisi meliputi pengkaian digesti dan metabolisme yang meliputi pola makan! sensasi terhadap makanan! alergi makanan! nyeri pada saat makan atau minum serta perubahan
-ara
intake
nutrisi
seperti
melalui
G&
atau
gastrostomy tube! berat badan dan tinggi badan! nasu makan! ri,ayat nutrisi! keadaan rongga mulut serta hasil laboratorium seperti protein plasma. 0engkaian stimulus meliputi pengkaian terhadap anatomi dan isiologi yang berhubungan dengan proses digesti seperti inspeksi mulut! pemeriksaan abdomen! kondisi setelah pembedahan yang mengharuskan pasien puasa atau pembatasan
diet
karena
penyakit%
pengobatan
yang
dapat
mempengaruhi intake makanan dan proses pen-ernaan% aktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi seperti usia! enis kelamin! akti"itas! temperatur! diet! ras dan ungsi endokrin! pengetahuan tentang nutrisi dan budaya (Roy ' Andre,s! 1999). 5) :liminasi :liminasi merupakan hal yang penting untuk mempertahankan kesehatan. Sistem tubuh yang terlibat dalam proses eliminasi adalah sistem perkemihan dan gastrointestinal (7e/aune ' /adner!
#$$#). :liminasi merupakan proses yang penting untuk adaptasi dan mempertahankan keseimbangan isiologis. Sampah metabolik sebagai hasil dari proses metabolisme dieliminasi melalui saluran -erna! ginal! kulit dan paruparu (Roy ' Andre,s! 1999). +okus pengkaian eliminasi menurut Roy adalah eliminasi intestinal dan eliminasi urinaria. 0engkaian perilaku eliminasi intestinal adalah bagaimana karakteristik eses! bising usus! nyeri saat deekasi dan temuan laboratorium. Sedang pengkaian perilaku eliminasi urinaria adalah karakteristik urine! rekuensi! urgensi dan temuan laboratorium. 0engkaian stimulus eliminasi adalah adanya proses penyakit yang mempengaruhi proses normal sistem gastrointestinal atau sistem urinaria! diet! intake -airan! kurangnya pri"asi! temperatur dan ketidaknyamanan ruangan! ketersediaan bedpan dan urinal! nyeri dan stress (Roy ' Andre,s! 1999). ) Akti"itas dan ;stirahat Akti"itas merupakan
kegiatan
hidup
seharihari
yang
membutuhkan energi termasuk akti"itas pera,atan diri! e8er-ise dan akti"itas di,aktu senggang (Myers! #$$6). Menurut MAR! akti"itas dan istirahat merupakan kebutuhan dasar dalam mode isiologis yang meliputi mobilitas dan tidur (Roy ' Andre,s! 1999). 0engkaian perilaku akti"itas dan istirahat yang meliputi mobilitas dan tidur meliputi rekuensi! intensitas! dan durasi akti"itas isik harian% ungsi motorik% tonus dan massa otot% kekuatan otot% mobilitas sendi% postur% gaya beralan% koordinasi% kualitas dan kuantitas tidur% pola tidur% tanda depri"asi tidur seperti kelelahan! ketidakmampuan untuk berkonsentrasi! disorientasi dan konusi. Sedangkan pengkaian stimulus akti"itas dan istirahat meliputi
kondisi
isik!
psikologis!
lingkungan!
kebiasaan!
penggunaan obat dan alkohol (Roy ' Andre,s! 1999). <) 0roteksi dan 0erlindungan 0roteksi dan perlindungan dibutuhkan untuk pertahanan tubuh mela,an ineksi! trauma! dan perubahan temperatur terutama oleh
struktur integumen dan daya tahan tubuh yang didapat (&omey ' Alligood! #$$6). MAR mengidentiikasi proteksi sebagai adaptasi yang penting melalui mekanisme pertahanan spesiik (sistem immun) dan nonspesiik (membran barrier! sel dan -hemi-al) (Roy ' Andre,s! 1999). *ulit merupakan organ yang sangat penting dan memiliki ungsi yang beragam termasuk ungsi proteksi (ilton! #$$). 0engkaian perilaku meliputi pengkaian tentang ri,ayat yang berhubungan dengan mekanisme pertahanan tidak spes iik! ri,ayat kesehatan yang lalu! ri,ayat keluarga dan ri,ayat psikososial termasuk gaya hidup. /akukan inspeksi kulit termasuk eritema! sianosis! aundi-e! pu-at% palpasi kulit untuk menilai temperatur! kelembaban! tekstur dan turgor% rambut dan kuku% membran mukosa! respon inlamasi dan temuan laboratorium. 0engkaian perilaku pertahanan spesiik meliputi pembesaran kelenar lime! respon inlamasi umum! malaise! nyeri! mual! muntah dan diare% status immun dan hasil laboratorium seperti sel darah dan immunoglobulin. 0engkaian stimulus meliputi aktor lingkungan yaitu suhu ruangan! sirkulasi udara dan kelembaban% integritas mode seperti dehidrasi! CR+! stress! status nutrisi% praktik higiene dan proses menua (Roy ' Andre,s! 1999).
6) Sensasi Sensasi akan se-ara terus menerus memberikan inormasi yang ada dilingkungan sekitar baik yang dilihat! didengar maupun sentuhan (S-anlon ' Sanders! #$$=). *ulit merupakan organ yang sangat penting untuk merasakan sensasi baik sentuhan! tekanan! panas! dingin dan nyeri (ilton! #$$). Sensasi merupakan input yang penting untuk berinteraksi dengan perubahan lingkungan meliputi penglihatan! pendengaran! dan rasa. Sensasi dapat berupa -ahaya! suara! panas! tekanan dan "ibrasi mekanik yang dihantarkan melalui akti"itas neuron untuk menghasilkan persepsi (Roy '
Andre,s! 1999). 0engkaian perilaku sensasi meliputi pengkaian ungsi penglihatan termasuk "isus! kemampuan menggerakkan dan reaksi pupil terhadap -ahaya% tes pendengaran% sensasi raba yang meliputi sentuhan dan tekanan! posisi! panas dan dingin serta nyeri. *elainan
neurologis
sering
menadi
stimulus
okal
yang
berhubungan dengan sensasi (Roy ' Andre,s! 1999). =) Cairan dan elektrolit *eseimbangan -airan
diaga
dengan
mempertahankan
keseimbangan intake dan output. *ondisi ini dapat mengalami gangguan ika teradi stress isiologis. Saat teradi stress isiologis! natrium dan air akan mempertahankan homeostasis. /arutan aCl $.9> yang mengandung natrium sering digunakan untuk resusitasi "olume -airan (Cooper! +orrest! ' Cramp! #$$6). Cairan! elektrolit dan asam basa menurut MAR merupakan satu dari empat proses kompleks
yang
berhubungan
dengan
mode
isiologis.
Mempertahankan keseimbangan -airan! elektrolit dan asam basa memegang peranan penting dalam mempertahankan integritas indi"idu (Roy ' Andre,s! 1999). 0engkaian perilaku yang berhubungan dengan -airan dan elektrolit tergantung pada stimulus. Aritmia menunukkan kelebihan natrium dalam darah. aus dan mulut kering mengindikasikan kekurangan -airan tubuh. ?alidasi perilaku -airan! elektrolit dan asam basa melalui melalui pemeriksaan laboratorium uga sangat penting. Stimulus okal yang menyebabkan ketidakseimbangan -airan dan elektrolit adalah penyakit kronis dan -edera. Stimulus lain berupa pengobatan! muntah! pengetahuan dan usia yang terlalu muda atau lansia (Roy ' Andre,s! 1999) @) +ungsi eurologis +ungsi neurologis memegang peranan penting terhadap adaptasi seseorang. Subsistem regulator dan kognator didasarkan pada ungsi neurologis. +ungsi neurologis meliputi ungsi kogniti dan
kesadaran (Roy ' Andre,s! 1999). +ungsi neurologis menurut Roy! yaitu untuk mengkoordinasi dan mengontrol gerakan! kesadaran! dan proses kognitiemosi (&omey ' Alligood! #$$6) 0engkaian perilaku pada ungsi neurologis meliputi tingkat kesadaran! ungsi kogniti! perhatian! sensasi! persepsi. 0engkaian stimulus okal
maupun kontekstual
pada ungsi neurologi
berhubungan dengan kondisi medis atau kondisi lain yang berhubungan mode adaptasi isiologis! konsep diri! ungsi peran dan interdependensi. Stimulus ungsi neurologi dapat berupa analisa gas darah dan hemoglobin yang dapat mempengaruhi aliran darah serebral! perdarahan! obesitas yang meningkatkan risiko hipertensi dan stroke! stress! takut! depresi! putus asa! serta support sistem yang diterima oleh pasien yang mengalami gangguan ungsi kogniti (Roy ' Andre,s! 1999). 9) +ungsi :ndokrin +ungsi endokrin merupakan proses kompleks yang terakhir diidentiikasi oleh MAR. Sistem endokrin dihubungkan dengan sistem sara otonom! integrasi dan mempertahankan seluruh proses isiologi tubuh untuk meningkatkan pertumbuhan! perkembangan! mempertahankan struktur dan ungsi tubuh (Roy ' Andre,s! 1999). 0engkaian perilaku tergantung pada stimulus okal. 0engkaian
stimulus
meliputi
status
perkembangan
yang
menunukkan bah,a 7M tipe # sering ditemukan pada usia 5$ tahun! ri,ayat
keluarga!
etnis! kondisi
lingkungan seperti
perubahan temperatur! tingkat pengetahuan dan konsep diri (Roy ' Andre,s! 1999).
b. Mode Adaptasi *onsep 7iri Mode adaptasi konsep diri berhubungan dengan psikososial yang menekankan pada aspek psikososial dan spiritual. *ebutuhan konsep diri berhubungan dengan integritas psikis yang meliputi persepsi akti"itas mental dan ekspresi perasaan. *onsep diri menurut Roy
meliputi isik diri yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya dan kepribadian diri yang berkaitan dengan konsistensi diri! ideal diri! moraletik dan spiritual. 0erasaan -emas! hilangnya kekuatan dan takut merupakan hal yang berat pada kepribadian diri (&omey ' Alligood! #$$6). 0engkaian perilaku konsep diri dengan mengobser"asi penampilan seperti postur! ekspresi ,aah! melalui pernyataan pasien tentang diri mereka dan ekspresi perasaan. 0engkaian stimulus meliputi usia dan perubahan kemampuan isik! perkembangan kogniti! interaksi dengan keluarga! reaksi orang lain termasuk budaya yang mempengaruhi perilaku! krisis perkembangan! persepsi! nilai dan strategi koping (Roy ' Andre,s! 1999). -. Mode Adaptasi ungsi 0eran 0eran merupakan kesatuan
ungsi
dalam
masyarakat
yang
menggambarkan hubungan dengan orang lain. Mode ungsi peran meliputi peran! posisi! perorma peran! penguasaan peran! integritas sosial! perilaku instrumental dan ekspresi. 0eran terdiri dari peran primer! sekunder dan tersier. Seseorang dapat menalankan satu peran primer
tetapi
memiliki
beberapa
peran sekunder
dan tersier
(Christensen ' *enney! #$$9% Roy ' Andre,s! 1999). 0eran primer menentukan sebagian besar peran seseorang selama hidup yang ditentukan berdasarkan usia! enis kelamin dan tingkatan perkembangan. 0eran sekunder merupakan peran yang dimiliki untuk melengkapi tugas yang berhubungan dengan peran primer dan tingkat perkembangan yang menggambarkan kebiasaan setiap indi"idu untuk memenuhi ke,aiban mereka. 0eran tersier merupakan peran sementara dan bebas dipilih oleh indi"idu termasuk akti"itas (Roy ' Andre,s!
1999).
0engkaian
perilaku
menurut
Roy
dengan
mengidentiikasi peran primer! sekunder dan tersier dengan melihat perilaku instrumental yang menggambarkan akti"itas yang dilakukan terkait dengan peran serta perilaku ekspresi yang menyatakan perasaan terkait dengan peran (&omey ' Alligood! #$$6). 0engkaian
stimulus dapat berupa status emosional! norma sosial! persepsi diri! persepsi sosial dan proses inormasi (Roy ' Andre,s! 1999). d. Mode Adaptasi ;nterdependensi Mode interdependensi menunukkan adanya kebutuhan akan aeksi yang adekuat dan sistem dukungan dari keluarga! temanteman dan masyarakat (Christensen ' *enney! #$$9). 0engkaian perilaku interdependensi diokuskan pada orang terdekat! sistem pendukung dan perilaku memberi dan menerima dalam hubungan. 0engkaian stimulus
terkait
dengan
harapan
dan
menyadari
kebutuhan!
kemampuan mera,at kedua pihak! harga diri! pengetahuan! usia serta pemahaman hubungan interdependen (Roy ' Andre,s! 1999) #.# 7iagnosa *epera,atan Model Adaptasi Roy mendeinisikan diagnosa kepera,atan merupakan suatu
proses
penilaian
yang
menghasilkan
pernyataan
yang
menggambarkan sistem adaptasi manusia yang diperoleh dari pengkaian perilaku
maupun
pengkaian
stimulus
yang
tidak
eekti
dan
membutuhkan penguatan (Christensen ' *enney! #$$9% Roy ' Andre,s! 1999). #.5 &uuan *epera,atan &uuan kepera,atan se-ara
umum berkontribusi
terhadap tuuan
pera,atan kesehatan se-ara menyeluruh yang dapat meningkatkan kesehatan dan mengarahkan dalam inter"ensi kepera,atan. &uuan kepera,atan Model Adaptasi Roy yaitu meningkatkan adaptasi pada keempat mode yang berkontribusi terhadap kesehatan seseorang! kualitas hidup dan dapat meninggal dengan tenang (+it3patri-k ' 4alla-a! #$$6). &ingkatan adaptasi terdiri atas 5 kemungkinan kondisi yaitu integrated, compensatory dan
compromised .
Adaptasi
integrasi
(integrated)
merupakan adaptasi tingkatan pertama yang menggambarkan struktur dan ungsi dari proses kehidupan untuk memenuhi kebutuhan se-ara keseluruhan.
&ingkatan
adaptasi
kedua
adalah
kompensasi
(compensatory) merupakan tingkatan adaptasi dimana kognator dan regulator diakti"asi oleh suatu penolakan dari proses integrasi. &ingkatan
ketiga adalah kompromi (compromised ) merupakan masalah adaptasi karena kedua proses integrasi dan kompensasi tidak adekuat (Roy ' Andre,s! 1999). #. ;nter"ensi *epera,atan ;nter"ensi kepera,atan menurut Roy merupakan suatu pendekatan kepera,atan untuk meningkatkan adapatasi dengan merubah stimulus atau memperkuat proses adaptasi. +okus inter"ensi kepera,atan adalah perilaku untuk men-apai tuuan! didasari atas pengetahuan dan diarahkan pada stimulus yang dilakukan oleh pera,at proesional yang diper-aya dapat meningkatkan perilaku adapti pasien. Setiap tahapan dalam proses kepera,atan! pera,at harus mengembangkan tekhnik dan keterampilan interpersonal
untuk
mengkai
dan
melakukan
inter"ensi
dengan
pendekatan pera,atan isik! anti-ipatory guidan-e! pendidikan kesehatan dan konseling (Roy ' Andre,s! 1999% &omey ' Alligood! #$$6). #.< :"aluasi &ahap akhir dari proses kepera,atan Model Adaptasi Roy adalah e"aluasi yang dilakukan untuk menentukan apakah inter"ensi sudah eekti. ;nter"ensi eekti ika pasien menunukkan perilaku sesuai dengan tuuan yang diharapkan (Roy ' Andre,ss! 1999). :"aluasi dilakukan se-ara terus menerus dan berkelanutan untuk menge"aluasi kemauan pasien dalam men-apai kriteria yang telah ditetapkan. :"aluasi uga bertuuan untuk menilai eektiitas komponen proses kepera,atan dalam membantu pasien men-apai kriteria hasil. Agar e"aluasi lebih eekti! maka dibutuhkan pengetahuan mengenai kesehatan! patoisiologi! strategi inter"ensi kepera,atan dan metode e"aluasi (Christensen ' *enney! #$$9).
Penerapan Model Adaptasi Roy Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Pneumothorax Spontan Paru Kiri e.c TB Paru. Suspek MDR dengan uluh Paru Kanan terin!eksi di Ruang Soka Atas RS Persaha"atan A. Pengka#ian $. %dentitas Pasien
0asien &n. A! umur # tahun! lakilaki! pendidikan terakhir SM*! pekeraan pramuniaga! belum menikah! beragama kristen protestan! tinggal di Bl. 7uren &erusan R& $1<$$@ Cilin-ing! Bakarta Dtara. 0asien masuk RS. 0ersahabatan tanggal 1 ktober #$15 dengan o. RM2 #
[email protected]=! pasien dira,at di ruang Soka Atas dengan diagnosa medis 0neumothora8 Spontan 0aru *iri e.- &E 0aru! suspek M7R dengan /uluh 0aru *anan terineksi. *elompok melakukan pengkaian tanggal #1 ktober #$15 s.d #5 ktober #$15 dengan Auto dan alo Anamnese serta 0emeriksaan +isik.
&. Riwayat Kesehatan a. *eluhan Dtama *eluhan yang sangat dirasakan pada saat dikai adalah sesak napas. b. Ri,ayat kesehatan sekarang
Eatuk berdahak seak 6 hari SMRS dan semakin memberat sertai disertai sesak naas seak 5 hari sebelum masuk RS! rasa sakit yang dirasakan tidak dipengaruhi aktiitas. -. Ri,ayat 0enyakit 7ahulu 0ada tahun #$$= klien didiagnosa menderita &uberkulosis 0aru dan mendapat terapi A& kategori ;! minum obat teratur dan dinyatakan sembuh. 0ada tahun #$11 klien kembali mengalami batuk berdahak yang tidak sembuhsembuh! kemudian dilakukan pemeriksaan di *linik! setelah diperiksa ternyata &E akti! klien diberi A& kategori ;; minum obat se-ara teratur! klien dinyatakan sembuh. Eulan Agustus #$15 klien kembali mengalami keluhan yang sama! batuk berdahak dan berdarah segar! klien dira,at di RS *oa dan mendapatkan A& kategori ;; selama 1 bulan! namun
saat
minum
ethambutol
mengeluh
gatalgatal
dan
dokter
menyarankan untuk menghentikan pengobatan. *lien kemudian berobat ke poli M7R RSD7 diperiksa kultur dahak dan hasilnya akan diketahui bulan o"ember #$15. Sedangkan untuk ri,ayat merokok dan minum alkohol dilakukan pasien seak kelas 1 SM*. d. Ri,ayat kesehatan keluarga *lien mengatakan ada dalam keluarga yang memiliki ri,ayat penyakit yang serupa dengan klien yaitu Ayah! ;bu! Saudara kembar dan adiknya. Menurut keluarga ibu klien telah meninggal akibat menderita penyakit tuber-ulosis! sedangkan ayah! saudara kembar dan adiknya telah dinyatakan sembuh. Dntuk ri,ayat penyakit keturunana lainnya seperti asma! hipertensi! 7M disangkal oleh pasien dan keluarga. '. Pengka#ian Model Adaptasi Roy (Mode )isiologis* Konsep diri* )ungsi peran* dan %nterdepedensi+ a. Model )isiologis 1) ksigenasi dan Sirkulasi Pengkajian perilaku *lien mengeluh sesak disertai batuk! batuk berdahak ,arna putih.
Sesak berkurang ika posisi kepala ditinggikan atau duduk. +rekuensi naas ## 8menit! bentuk dada asimetris! dada kanan lebih -ekung daripada dada kiri! dada kiri tertinggal saat bernaas. &idak ada massa atau benolan. :kspansi dada asimetri dengan dada kiri tertinggal. ?o-al remitus dada kiri lebih kuat dibandingkan kanan! tidak ditemukan de"iasi tra-hea! tidak ada krepitasi! tidak menggunakan otot bantu pernaasan! suara naas bron-ho"esikular sedangkan suara ron-hi terdapat dilapang paru kanan dan kiri. &horak photo tanggal ## Agustus #$15! kesimpulan2 &b. 0aru! dibandingkan radiograi thora8 tanggal 1$$=15 relati status Fuo (masih tampak ibroiniltrat di hampir seluruh paru kanankiri). &elah dilakukan tindakan pemasangan Water Seal Drainage (4S7) pada tanggal 19 ktober #$15! dan telah dilakukan thora8 ulang kesimpulan posisi 4S7 tepat di ;CS . 0asien saat ini merasakan sesak napasnya berkurang! dan berdasarkan hasil obser"asi terdapat undulasi dan bubling pada botol 4S7! tidak ada produksi.
Sianosis pada lidah! bibir dan kuku tidak ada! nadi teraba kuat @ 8menit! tekanan darah 11$=$ mmg! CR& # detik! ;rama antung reguler! tidak terdengar murmur. *onungti"a tidak anemis! tidak ada distensi "ena ugularis. analisa gas darah arteri (tanggal 1@ ktober #$15) 02 =!55 0C# <5!# mmg! 0a# 1$ mmg! C5 #9 mmol/! E: #.$! saturasi # 9@.@>. &erapi2 # nasal -anul # lpm. Pengkajian stimulus Stimulus okal2 kerusakan parenkim paru Stimulus kontekstual2 asidosis respiratorik stimulus residual2 &b paru
#) utrisi Pengkajian perilaku *eluhan mual dan muntah tidak ada! anoreksia tidak ada! kesulitan menelan tidak ada! mukosa mulut lembab! tidak ada lesi! karies gigi tidak ada! tinggi badan 16@ -m! berat badan $ *g! klien mengalami penurunan berat badan H 1$ *g seak tahun #$11! ;M&2 1! #@! konungti"a tidak anemis. 0orsi makan yang disaikan habis satu porsi. /aboratorium test (1@ ktober #$15)2 b 11!# gdl! 7iet &*&0 1<$$ *kal. Pengkajian stimulus Stimulus okal2 ineksi kuman mi-oba-terium tuber-ulosis Stimulus kontekstual2 Stimulus residual2 5) :liminasi Pengkajian perilaku Euang air besar tidak ada masalah! 1 I # 8 hari! konsistensi lunak! ,arna kuning tidak ada perdarahan. &idak ada ri,ayat konstipasi maupun diare! buang air ke-il biasanya I 6 8 hari! bising usus normal (<8menit). 0asien sudah terpasang dou,er -atheter seak masuk! urin keluar lan-ar! produksi #5$$ --# am (#11$15)! keluhan nyeri pada kandung kemih tidak ada! urin ernih! hematuria tidak ada. Pengkajian stimulus Stimulus okal% tidak ada! stimulus kontekstual% tidak ada! stimulus residual% tidak ada. Semua perilaku adapti. ) Akti"itas dan istirahat
Pengkajian perilaku 0asien tampak lemah! bentuk ektremitas atas dan ba,ah simetris! klien mempunyai keterbatasan akti"itas karena terpasang 4S7 dan do,er -atheter! terkadang sesak naas. &idak ada keluhan nyeri pada anggota gerak! kekuatan otot
<<<< <<<<
<<<< <<<< *ebutuhan istirahat tidur klien selama di ra,at H 6 am sehari! tidak ada kesulitan tidur. 0asien bedrest ! akti"itas seharihari (kebersihan diri! eliminasi) dibantu. Makan minum mandiri. Pengkajian stimulus Stimulus okal2 dispneu! kelemahan Stimulus kontekstual2 terpasang 4S7 Stimulus residual2 nyeri dan sesak napas <) 0roteksi dan perlindungan Pengkajian perilaku 7emam tidak ada! suhu tubuh 56!5 $C a8ila. &erdapat luka insersi dari tindakan in"asi pemasangan 4S7 pada dada sebelah kiri tepatnya pada mid a8ila anterior ;CS ! kondisi luka kering! tidak terdapat perdarahan dan tandatanda ineksi. *eluhan nyeri! dirasakan klien pada lokasi insersi pemasangan 4S7 dengan skala nyeri ?AS < (rentang 11$) intensitas sedang. &andatanda lebitis pada site inus tidak ada. /eukosit 11. <6 ribumm5 &herapi2 asam meenamat 58<$$ mg peroral kalau perlu. Pengkajian stimulus Stimulus okal% tidak ada! stimulus kontekstual% tidak ada! stimulus residual% tidak ada. Semua perilaku adapti. 6) Sensasi Pengkajian perilaku *lien mengatakan ungsi penginderaan2 pendegaran! penglihatan dan penghiduan! sentuhan tidak ada kelainan. 0asien mengeluh nyeri pada area insersi pemasangan 4S7! sensasi nyeri taam dirasakan menyebar di sampai ke area dada kanan! nyeri dirasakan hilang timbul dan semakin memberat terutama saat klien men-oba posisi telentang! telah dilakukan relaksasi napas dalam sesuai auran pera,at dan mendapatkan terapi analgetik Asam Meenamat <$$ mg (0) namun nyeri hanya
berkurang sedikit dengan skala nyeri ?AS < (rentang 11$) intensitas sedang. :kspresi menahan nyeri tampak pada raut ,aah pasien Pengkajian stimulus Stimulus okal2 agen inury isik Stimulus kontekstual2 nyeri akut Stimulus residual%
=) Cairan dan elektrolit Pengkajian perilaku Muntah tidak ada! biasanya sebelum sakit minum 6I= gelashari. Mukosa mulut lembab! turgor kulit elasti-!. *lien minum H 1 botol AFua besar ( 1<$$ --)# am! inuse aCl <$$ -- @ am dan Aminoluid <$$ -- # am! ;4/ 6$$ --# am. Ealan-e -airan J 6$$ &idak terdapat edema! dan tidak ditemukan distensi B?0. /aboratorium (1@1$#$15)2 Dreum 1 mgdl (2#$$)! *reatinin $! mgdl ( $!< I 1!<). a 15< m:F/ (2 15< I 1<<)! * 5!5$ m:F/ ( 5!< I
Sensasi tubuh2 mengatakan menerima kondisi kesehatannya saat ini. Citra tubuh2 menyadari dirinya menderita tuberkulosis paru dan sekarang mengalami 0neumotorak. *onsistensi diri2 0asien mengatakan akan tetap berusaha tetap berobat dan akan menaga kesehatannya. ;deal diri2 ingin -epat sembuh, berhenti minum al-ohol dan bekera di klub malam dan tidak mau dira,at lagi. Moralspiritualetika diri2 beragama *risten! patuh melaksanakan ibadah. Sering berdoa untuk kesembuhannya. Pengkajian stimulus Stimulus okal% tidak ada! stimulus kontekstual% tidak ada! stimulus residual% tidak ada. Semua perilaku adapti c. )ungsi peran. Pengkajian perilaku *egiatan seharihari sebelum sakit bekera di -lub malam. *lien sering
kumpul dengan temantemannya. ubungan dengan teman dan orang tua baik. *lien merasa tidak ada masalah dengan perannya selama sakit. Pengkajian stimulus Stimulus okal tidak ada! stimulus kontekstual tidak ada! stimulus residual% tidak ada. Semua perilaku adapti. d. %nterdependensi. Pengkajian perilaku *lien merasa dekat dengan adiknya! hubungan dengan keluarga baik.
Selama dira,at klien ditunggu oleh adik dan bibinyaa se-ara bergantian. Eiaya berobat ditanggung oleh *BS dan keluarganya. Pengkajian stimulus Stimulus okal% tidak ada! stimulus kontekstual% tidak ada! stimulus residual% tidak ada. Semua perilaku adapti.
Analisis Penerapan Teori Keperawatan ,alista Roy dalam tahap pengka#ian pada kasus Pneumotoraks pada Tn. A-
*elebihan2 1. *onsep teori Callista Roy yang dipaparkan -ukup elas dan dapat dideenisikan se-ara operasional #. &eori adaptasi Callista Roy konsisten dalam membahas tentang adaptasi! mulai dari sistem! keyakinan atau nilai! dan kebutuhan asuhan kepera,atan yang dielaskan se-ara konsisten memang berokus pada adaptasi. 5. 7alam aplikasi teori dalam praktik khususnya tahapan pengkaian mudah untuk menilai dan memperhatikan ungkapan subekti dari pasien berupa keluhan geala yang tidak menyenangkan . 7apat se-ara spesiik menentukan penyebab dari perubahan perilaku pada pasien sehingga dapat meentukan tindakan kepera,atan yang dibutuhkan oleh klien <. 0enerapan model -allista Roy dalam tahapan pengkaian melibatkan klien sebagai okus utama 6. &eori kepera,atan Callista Roy mengutamakan optimalisasi koping indi"idu dalam beradaptasi terhadap stimulus (perubahan perilaku yang ineekti)
*ekurangan2 1. Sulit untuk diaplikasikan karena memerlukan tingkat analisa dan -riti-al thinking yang tinggi #. Memerlukan ,aktu yang -ukup panang dalam menggali permasalahan pada klien 5. Sulit menggali masalah kepera,atan yang bersiat resiko pada pasien
Da!tar Pustaka Christensen! 0. B.! ' *enney! B. 4. (#$$9). Proses keperawatan: aplikasi model
konseptual. (Kuyun Kuningsih ' Kasmin Asih! 0eneremah). Bakarta2 :GC 7e/aune! S. C.! ' /adner! 0. *. (#$$#). Fundamentals of nursing: Standards practice. #th edition. DSA2 7elmar&homson /earning! ;n&omey! A. M.! ' Alligood! M. R. (#$$6). !ursing t"eory utili#ation
application. 5th edition. St. /ouis! Missouri2 Mosby! ;n-. Roy! S. C.! ' Andre,s! . A. (1999 $. %"e roy adaptation model . #nd edition. Dnited States o Ameri-a2 Appleton ' /ange. S-anlon! ?. C.! ' Sanders! &. (#$$=). :ssentials o anatomy and physiology. < th edition. 0hiladelphia2 +. A. 7a"is Company