Penggunaan Media Kontras Dalam Radiologi 1.
SALURAN PENCERNAAN
a.
Oesofagografi
·
Definisi :Oesafagografi merupakan pemeriksaan dengan memasukkan bahan kontras. Umumnya dilakukan dengan bahan kontras tunggal (+) tetapi dapat dilakukan juga dengan kontras ganda. Oesafaogografi ialah pemeriksaan sinar-X yang digunakan untuk menentukan menentukan anatomi dan traktur digestif bagian atas.
·
Tujuan: Untuk menilai kelainan yang terjadi pada esofaghus.
·
Indikasi 1. Atresia Esofagus. Biasanya diketahui pada waktu pemberian minuman pertama kali pada saat bayi lahir. Setelah minum bayi tersebut akan muntah. Pada eosofagografi akan tampak esofagus yang buntu.
2. Fistula Trakeo-Esofagi ialah terdapatnya hubungan antara esophagus dan trachea. Pada pemeriksaan ini tidak boleh menggunakan kontras BaSO 4 karena tidak larut dalam air, yang dapat masuk ke trachea menuju paru-paru dan merangsang terjadinya pneumonia. Bahan kontras yang dipakai harus larut dalam air, seperti : dionosil, gastrografin.
3. Ulkus esophagus merupakan ulkus pada dinding esophagus yang disebabkan oleh asam lambung yang disekresi oleh sel-sel lambung. Bila terdapat ulkus pada esophagus misalnya pada posisi jam 12 dan bila di foto dengan posisi jam 3 atau 9 akan terlihat penonjolan ke luar dinding (additional defect ), sedang bila di foto pada posisi jam 6 tampak lubang dengan garisgaris di sekitarnya dan membentuk gambaran bintang ( star formation), di mana garis-garis tersebut sebenarnya adalah sikatriks. Selain itu dapat pula terlihat di sekitar dinding ulkus terdapat dinding esophagus yang tidak mau berkontraksi ( spatik ).
4. Divertikula esofagus. Pada foto dengan kontras BaSO 4 terlihat gambaran additional defect berupa kantong-kantong pada dinding esofagus.
5. Spasme Esofagus. Penyempitan esofagus bagian distal, biasanya terdapat pada dewasa muda. Terjadinya spasme ini disebabkan oleh faktor psikis. Jadi, tidak ada kelainan anatomis. Letak spasme biasanya pada 1/3 distal esofagus. 6. Sriktur Esofagus. Dapat terjadi pada semua umur. Terjadi kelainan anatomis dengan gambaran pada foto berupa mouse tail appearance (ekor tikus). Untuk membedakan striktur dengan spasme dapat diberikan muscle relaxan (buscopan). Jika melebar berarti spasme sedangkan bila tetap kecil atau sempit beraktir striktura. 7. Achalasia Esofagus. Striktura dengan kelainan anatomis konginental. Terdapat gambaran mouse tail appearance karena tidak terjadi peristaltic dan dilatasi region diatas bagian yang aganglionik. Kelainan ini mirip dengan mgacolon konginental. 8. Varises Esofagus. Biasanya terjadi pada orang dewasa tua, keadaan sirosis, hepatis, gizi buruk, kurus dan muntah darah. Predileksi letak tersering ialah pada 1/3 distal esophagus. Terjadi susunan yang berbentuk batubara disebut cobble stone appearance. Terdapat filing defect berupa lusensi. Pada valsava test tampak gambaran di atas yang menetap. 9. Massa (tumor) Esofagus - Tumor jinak. Berupa polip (tunggal), polyposis (banyak), batas tepi jelas, dan tidak terjadi erosi dasar. - Tumor ganas (Carcinoma Esofagus). Biasanya terdapat pada orang tua, laki-laki > wanita, pada esophagus 1/3 distal. Tipe yang terbanyak berupa adenokarsinoma. ·
Kontra Indikasi:
a)
Megaesofagus
b) Regurgitasi c)
Pasien dengan suspek perforasi
·
Media Kontras: Kontras Positif (Barium Sulfate), Kontras media(-) : Kristal-kristal carbon dioksida, missal Ez Gas. Kontras media positif untuk orang dewasa diencerkan dengan air sesuai kebutuhan. Padaesofagus, lumen dengan aliran kuat dan cepat, konsentrasi kontras harus tinggi (1:1 atau 1:2) atau pekat agar aliran cepat dan perlumuran dinding esofagus menjadi tepat sehingga adanya defek dapat terdeteksi. Pada bayi kurang dari setahun, keluhan muntah dan proyektil, digunakan cairan yang mudah diserap (water soluble), dimasukkan lewat dot/sendok/sonde misalnya gastrografin. Dilakukan pada posis supine sehingga perlumuran bagus. Esofagus normal memiliki dinding lumen yang sangat jelas dan outline jelas.
·
Persiapan Alat:
a.
Kontras media Barium Sulfate
b.
Pesawat X-Ray + Fluoroscopy
c.
Baju Pasien
d.
Gonad Shield
e.
Kaset + film ukuran 30 x 40 cm
f.
Grid
g.
X-Ray marker
h.
Tissue / Kertas pembersih
i.
Bahan kontras
j.
Air Masak
h. Straw ( pipet )
Oespfago-Maag- Duodenum (OMD)
·
Definisi : Pemeriksaan OMD adalah teknik pemeriksaan secara radiologi saluran pencernaan atas dari organ oesofagus maag duodenum menggunakan media kontras barium swallow dan barium meal, kemudian diamati dengan fluoroscopy.
·
Tujuan Pemeriksaan Untuk melihat kelainan-kelainan pada organ oesofagus, maag, dan duodenum.
·
Indikasi Pemeriksaan a.
Ulcus Pepticum: peradangan dari dinding mucosa, biasanya terjadi pada curvatura major.
b.
Diverticula: penonjolan keluar dari maag yang membentuk kantung (banyak terjadi pada
fundus). c.
Hematemesis: pendarahan.
d. Ulcers: erosi dari mucosa dinding lambung (karena cairan gaster, diet, rokok, bakteri) e.
Gastritis: peradangan yang terjadi pada gaster (baik akut maupun kronik).
f.
Tumor: biasanya terjadi pada gaster atau duodenum.
g.
Carsinoma: tumor, benjolan yang merupakan pertumbuhan jaringan.
h.
Hernia hiatal: sebagian lambung tertarik ke atas diafragma karena oesofagus yang pendek.
i. ·
Stenosis pylorus: penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus. Kontra Indikasi
a.
Obstruksi usus besar.
b.
Persangkaan perforasi tidak boleh menggunakan BaSO₄ tetapi menggunakan water soluble
kontras (urografin, iopamiro).
·
Persiapan Alat a.
Pesawat sinar-x + fluoroscopy
b.
Baju pasien
c.
Gonad shield
d. Kaset dan film ukuran 30 x 40 cm e.
Bengkok
f.
Marker R/L
g.
Tissue
h.
Obat emergency: dexametason, delladryl, dll
i.
Air masak sendok/sedotan dan gelas
·
Persiapan Bahan
a.
Media kontras positif (+): BaSO₄ (1:4), Jumlah kurang lebih 100 ml s/d 200 ml
b.
Media kontras negatif (-): Natrium Bicarbonat + Asam Sitrun misalnya Ez gas.
·
Tata Laksana Pemeriksaan Pemeriksaan dengan Kontras Tunggal
a.
Pasien pada posisi erect, diinstruksikan menelan 2-3 teguk BaSO₄.
b.
Dengan kontrol fluoroscopy, diamati bentuk, ukuran, dan posisi dari gaster.
c.
Media kontras biasanya akan mengisi duodenum, bila ada jeda waktu dimungkinkan lambung pasien spasme.
d. Foto-foto radiografi segera dibuat, sebelum media kontras masuk ke Jejunum. Pemeriksaan dengan Kontras Ganda Teknik ini memiliki keuntungan dalam menegakkan diagnosa karena lesi yang kecil dan dinding mucosa lambung dapt lebih jelas
Barium Follow trough
·
Definisi Pemeriksaan Follow Through adalah pemeriksaan secara radiografi dari usus halus.
·
Tujuan Pemeriksaan Untuk mendapatkan gambaran radiografi dari usus halus yang terisi media kontras positif (+).
·
Media Kontras dan Cara Pemasukannya barium sulfat dengan viskositas 1:6
a.
Per oral: melalui mulut
b.
Per anal: Complete Reflux Filling
c.
Enteroclysis: pemasukan langsung ke dalam usus halus dengan menggunakan Intestinal Tube yang dimasukkan melalui mulut.
d.
Intubasi: pemasukan langsung ke dalam usus halus dengan menggunakan Intestinal Tube yang dimasukkan melalui hidung.
·
Premedikasi:
a. Untuk metode per oral diberikan Maxalon untuk mempercepat gerak peristaltik. b. Untuk metode Enteroclysis: Glucagon/Buscopan/Diazepam. c. Untuk metode per anal diberikan glucagon. ·
Prosedur Pemeriksaan Memasukkkan Media Kontras
1) Metode Oral a. Dibuat foto pendahuluan Abdomen posisi AP. b. Pasien minum BaSO₄ kira-kira 400 mL. c. Pasien diposisikan supine, foto-foto radiografi dibuat dengan interval waktu 15 menit dengan dikontrol fluoroscopy sebelum pembuatan foto. d. Interval waktu untuk foto e. Foto pertama: 15 menit setelah minum media kontras. f. Foto kedua: 30 menit setelah minum media kontras. g. Selanjutnya setiap 15 menit berikutnya. h. Foto terakhir, biasanya pada menit ke-60 setelah minum media kontras/bila media kontras sudah mencapai illeocaecal. Kriteria Gambar: a.
Seluruh usus halus harus tercakup dalam radiograf.
b.
Gambaran lambung sebaiknya terlihat.
c
.
Marker waktu harus tampak.
d. Columna vertebralis tergambar pada garis tengah film. e.
Foto terakhir harus tampak caecum.
2) Metode Complete Reflux Filling a. Masukkan media kontras sebanyak 4500 mL melalui anal dengan menggunakan irigator set/enema bag serta dikontrol fluoroscopy. b. Bila media kontras telah mencapai Bulbus Duodeni, tabung irigator/enema bag direndahkan untuk mengososngkan colon. c.
Dibuat foto usus halus sesuai keperluan diagnosa, biasanya dengan posisi pasien supine.
3) Metode Enteroclysis a.
Persiapan pasien sama seperti untuk metode Complete Reflux Filling.
b. Masukkan Bilbao/Selling Tube dengan guide wire melalui mulut sampai mencapai duodenum. c. Suntikkan media kontras melalui tabung tersebut dengan kecepatan 100 mL/menit. d. Dibuat spot foto untuk bagian-bagian penting yang dicurigai adanya kelainan. e.
Dapat juga dimasukkan udara setelah media kontras mencapai Caecum.
4) Metode Intubasi a. Metode pemasukan bahan kontras secara langsung ke dalam usus halus dengan menggunakan Miller Abbot Tube yang dimasukkan melalui hidung. b. Prosedur pemasukan bahan kontras dan pengambilan foto sama dengan metode Enteroclysis.
Colon In Loop
·
Definisi : Pemeriksaan Colon In Loop adalah pemeriksaan radiografi dari usus besar dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan per anal.
·
Tujuan Pemeriksaan : Untuk menggambarkan usus besar yang berisi media kontras sehingga dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan-kelainan yang terjadi baik pada mucosanya maupun yang tedapat pada lumen usus.
·
Indikasi Pemeriksaan 1) Colitis: peradangan pada mucosa colon. 2) Polip, lesi, tumor, carsinoma 3) Diverticulitis 4) Megacolon 5) Invaginasi: masuknya lumen usus bagian proximal ke dalam usus bagian distal yang diameternya lebih besar.
·
Metode Pemeriksaan Kontras media(+): barium sulfat dengan viskositas 1:8 Kontras media(-) : udara
1) Metode kontras tunggal 2) Metode kontas ganda a)
Metode satu tahap: pemasukan media kontras negatif (-) dilakukan setelah pemasukan media kontras positif (+) tanpa evakuasi terlebih dahulu.
b) Metode dua tahap: pemasukan media kontras negatif (-) dilakukan setelah pemasukan media kontras positif (+) setelah evakuasi terlebih dahulu. ·
Persiapan Alat dan Bahan
1) Pesawat sinar-x dengan fluoroscopy.
2) Irigator set atau disposable soft-plastic enema tips dan enema bags. 3) Receiver 4) Vaselin sebagai pelumas 5) Rectal canule/tube 6) Handscoen 7) Laken/kain penutup meja pemeriksaan ·
Prosedur Pemeriksaan Memasukan Media Kontras
1) Metode Kontras Tunggal a.
Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan, dibuat foto pendahuluan.
b.
Kemudian miring ke arah kiri, sehingga bagian tubuh kanan terangkat dengan kemiringan 35°-40°, lutut kanan fleksi dan diletakkan di depan lutut kiri yang diatur sedikit fleksi.
c.
Irigator dipasang dengan tinggi kira-kira 24 inci di atas ketinggian anus, volume BaSO₄ kirakira 2000 mL.
d. Rectal tube dioleskan vaselin, dimasukkan melalui anal ke dalam rectum. e.
Klem irigator dibuka, barium akan mengalir masuk ke dalam rectum.
f.
Dengan dikontrol fluoroscopy, dibuat spot view untuk daerah yang dicurigai ada kelainan.
g.
Bila pengisian BaSO₄ telah mencapai illeocaecal, klem ditutup kembali, dibuat foto full filling dari colon.
h.
Pasien disuruh evakuasi di kamar kecil atau bila menggunakan irigator set disposable, bags direndahkan sehingga barium akan keluar dan ditampung dengan receiver.
i.
Setelah evakuasi, dibuat foto post evakuasi.
j.
Posisi-posisi yang dibuat: ap/pa, ap axial, pa axial, lateral, rao, lao
2) Metode Kontras Ganda Metode Satu Tahap a.
Dibuat foto pendahuluan Abdomen posisi AP.
b.
Prosedur pemasukan media kontras positif (+) sama dengan metode kontras tunggal.
c.
Klem selang irigator dibuka, media kontras positif (+) akan mengalir, kira-kira 300-350 mL masuk ke dalam rectum dikontrol dengan fluoroscopy.
d. Bila media kontras positif (+) telah mencapai colon transversum, klem ditutup , meja pemeriksaan diposisikan horizontal, lalu pompakan udara dengan menggunakan Regular Sphygmomanometer Bulb dengan memposisikan pasien lateral kiri, LAO, prone, RAO, lateral kanan, RPO, dan supine, masing-masing 7 pompaan. e.
Foto dibuat dengan posisi AP/PA, LAO, RAO, AP/PA axial, lateral. Metode Dua Tahap
a.
Prosedur awal pemasukan media kontras positif (+) dan pengambilan foto sama dengan metode satu tahap.
b.
Bila media kontras telah mencapai illeocaecal, klem selang irigator ditutup, kemudian dibuat foto “full filling” dengan posisi pasien supine.
c.
Kemudian pasien evakuasi ke kamar kecil atau enema bag direndahkan posisinya sampai lebih rendah dari meja pemeriksaan, media kontras dari dalam colon akan mengalir kembali ke dalam enema bag.
d. Setelah colon kosong, pompakan udara melalui anus, sampai terjadi distensi usus. e.
Dibuat foto evakuasi dengan posisi pasien supine.
Appendicografi
· Definisi: Pemeriksaan Appendicografi adalah pemerikasaan radiografi dari appendiks vermiformis dengan pemasukan media kontras positif (+) melalui mulut. · Tujuan Pemeriksaan : Untuk memperlihatkan atau menilai kelainan-kelainan yang terjadi pada appendiks vermiformis melalui pengisian media kontras ke dalam lumen appendiks. ·
Indikasi Pemeriksaan : Appendiksitis
·
Penggunaan media kontras : Bahan kontras barium sulfat dengan perbandingan 1 : 4 melalui oral sampai 1 : 8 melalui anal.
Lopografi
·
Definisi : Teknik pemeriksaan Lopografi adalah teknik pemeriksaan secara radiologis dari usus dengan memasukkan media kontras positif kedalam usus melalui lobang buatan pada daerah abdomen.
·
Tujuan Pemeriksaan : Tujuan pemeriksaan Lopografi adalah untuk melihat anatomi dan fisiologi kolon bagian distal sehingga dapat membantu menentukan tindakan medis selanjutnya.
·
Persiapan alat pada pemeriksaan Lopografi, meliputi :
1.
Pesawat x – ray
2.
Kaset dan film sesuai dengan kebutuhan
3.
Marker
4.
Standar irigator dan irigator set lengkap dengan kanula rectal
5.
Vaselin dan jelly
6.
Sarung tangan
7.
Penjepit atau klem
8.
Kain kassa
9.
Bengkok
10. Apron 11.
Plester
12. Tempat mengaduk media kontras ·
Persiapan bahan Kontras media(+):barium sulfat (1000ml untuk kontras tunggal dan 400ml untuk kontras ganda), Kontras media(-) :udara
1.
Media kontras, yang sering dipakai adalah larutan barium dengan konsentrasi antara 70 – 80 W/V % (Weight /Volume). Banyaknya larutan (ml) tergantung pada panjang pendeknya colon distal.
2.
Air hangat untuk membuat larutan barium.
3.
Vaselin atau jelly, digunakan untuk menghilangi rasa sakit saat kanula dimasukkan kedalam anus.
·
Pemasukan Media Kontras Barium dimasukkan melalui stoma (lubang colon distal) diikuti ngan fluoroskopi sampai mengisi daerah rectum dan dapat ditandai dengan keluarnya kontras melalui anus. Untuk keperluan informasi yang lebih jelas pasien dirotasikan ke kanan dan ke kiri serta dibuat radiograf full filling untuk melihat keseluruhan bagian usus dengan proyeksi antero posterior.
Sialografi
·
Pengertian Pemeriksaan Sialografi Pemeriksaan Sialografi adalah Pemeriksaan radiografi dari kelenjar ludah dan salurannya (sistem salivari) dengan penyuntikan bahan kontras media positif, dengan pemeriksaan sialografi juga dapat diketahui struktur anatomi dan fisiologis nya.
·
Peralatatatan `- Alat Steril -
Salivary duct dilator (untuk melebarkan permukaan atau muara dari kelenjar ludah
- Lacrimale duct canule atau kateter - Adaptor, untuk menghubungkan alat suntik dengan lacrimale duct canule - Spuit 2 cc 1 buah, Spuit 4 cc 1 buah - Handuk dan kain kass - Alat Unsteril - Ampul Kontras Media
- Lemon / jeruk nifis - Bengkok, plester - Gergaji ampul dan lampu sorot ·
Penggunaan Media Kontras Kontras media(+):
a.
Lipiodol(bersifat minyak) Kurang baik karena penyerapab maupun sekresi lambat,sehingga untuk pemeriksaan ulang pada kelenjar yang sama atau berbeda memerlukan waktu yang lama
b.
Hypaque 85%(bersifat air) Lebih disukai karena lebih cepat menyatu dengan air liur dan cepat disekresikan kembali
c.
Volume kontras media 1-2ml
2.
SALURAN PERKENCINGAN
a.
BNO-IVP
·
Definisi Pemeriksaan BNO-IVP adalah pemeriksaan radiografi dari Traktus Urinarius (Renal, Ureter, Vesica Urinaria dan Urethra) dengan penyuntikan media kontras positif (+) secara intra vena.
·
Tujuan Pemeriksaan
1) Untuk menggambarkan anatomi dari Pelvis Renalis dan sistem Calyces serta seluruh Traktus Urinarius dengan penyuntikan media kontras positif (+) secara intra vena. 2) Dapat mengetahui kemampuan ginjal mengkonsentrasikan dan mengekskresikan media kontras tersebut. ·
Indikasi Pemeriksaan
1) Nephrolitiasis: suatu keadaan terdapat satau atau lebih batu di dalam Pelvis atau Calyces dari ginjal. 2) Hydronephrosis (pembesaran ginjal): distensi dan dilatasi dari Pelvis Renalis, biasanya disebabkan oleh terhalangnya aliran urin dari ginjal. 3) Urolithiasis: suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam saluran ureter. 4) Pyelonephritis: radang pada ginjal dan saluran perkencingan bagian atas. 5) Renal Failure: kegagalan fungsi ginjal. 6) Haematuria: suatu keadaan dimana terdapat sel-sel darah merah di dalam urine. 7) Massa pada ginjal ·
Persiapan Alat dan Bahan
1) Peralatan Steril a.
Wings Needle No. 21 G 1 buah
b.
Spuit 20 cc 2 buah
c.
Kapas alkohol atau wipes
d. Tourniquet 2) Peralatan Un-Steril a.
Plester
b.
Marker R/L
c.
Media Kontras (Omnipaque, Urografin, Iopamario)
d. Obat-obatan emergency ·
Penggunaan Media Kontras Kontras media(+):
-
Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan. (contoh : iopamiro, ultravist,omnipaque)
-
Urografin 20cc/lopamiro Media kontras disuntikkan secara intra vena, biasanya pada vena cubiti dengan pasien dalam posisi supine. Volume media kontras sebagai berikut:
1) Media kontras yang digunakan adalah yang berbaham iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yaitu 1-2 cc/kg berat badan. 2) Untuk anak-anak kira-kira 2 ml/kg berat badan. 3) Bila ada dugaan kegagalan ginjal, dosis Bila ada dugaan kegagalan ginjal, dosis 4 ml/ kg berat badan. Pengambilan Gambar Radiografi § Foto menit ke-5 setelah disuntikkan media kontras Foto ini untuk melihat perjalanan kontras mengisi sistem Cal yces pada ginjal. § Foto menit ke-10 atau ke-15 Untuk melihat gambaran Pelviocalyseal, Ureter, dan Bladder mulai terisi media kontras § Foto menit ke-30 Foto ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan ginjal mengsekresikan media kontras. § Foto menit ke-60 Setelah masuk menit ke-60 dibuat foto BNO lagi dengan kaset dan film ukuran 30 x 40 cm. Setelah hasil rontgen dikonsultasikan pada radiolog dan dinyatakan normal maka pasien
diharuskan mixi kemudian difoto kembali. Jika radiolog menyatakan ada ganguan biasanya dilakukan foto 2 jam. § Foto Post Void Yang terakhir adalah melakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder.
b. Hydroneprosis, hydroureter Kontras media(+) dengan volume bahan kontas (saxton 1969) Dewasa sekitar 70kg: 20ml urografin 76%(atau sejenisnya), 40ml hypaque untuk dosis rendah c.
Nephrotomografi
Kontras media(+)decholin 20%, 20ml hypaque 45& dan 50ml hypaque 85% secara cepat d. Retrograde Pyelo-Ureterografi Kontras media(+)Biasanya hypaque 25% atau yang setara kira-kira dengan 10cc. Urografin 10cc atau lebih e.
Antegrade Pyelografi (APG)
·
Definisi Pemeriksaan Antegrade Pyelografi (APG) adalah teknik/prosedur pemeriksaan radiografi dari sistem urinaria dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan melalui kateter yang telah dipasang dokter urologi dengan cara nefrostomi percutan.
·
Tujuan
1) Memperlihatkan anatomi dan lesi-lesi Traktus Urinarius bagian proximal. 2) Dilakukan setelah IVP gagal menghasilkan suatu diagnosa yang kurang akurat/metode Retrograde Pyelografi (RPG) tidak memungkinkan. 3) Untuk menunjukkan terutama gambaran Pelvis Renalis dan Ureter. 4) Menunjukkan obstruksi Ureter akibat batu ·
Indikasi Pemeriksaan
1) Nephrolitiasis: suatu keadaan terdapat satau atau lebih batu di dalam Pelvis atau Calyces dari ginjal. 2) Urethrolitiasis: penyumbatan saluran ureter oleh batu karena pengendapan garam urat, oksalat, atau kalsium. 3) Nephritis: kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman umumnya bakteri steptococcus. 4) Pyelonephritis: radang pada ginjal dan saluran perkencingan bagian atas.
5) Trauma akut Traktus Urinarius 6) Hydronephrosis (pembesaran ginjal): distensi dan dilatasi dari Pelvis Renalis, biasanya disebabkan oleh terhalangnya aliran urin dari ginjal. ·
Persiapan Alat dan Bahan
1) Media kontras iodium 50 cc, cairan NaCl 100 cc. 2) Spuit dissposible 50 cc 3) Needle 19 G 4) Handscoen 5) Clamp, Plester danHaas 6) Alkohol atau betadine 7) Pesawat sinar-x, kaset dan film ukuran 24 x 30 cm dan 30 x 40 cm ·
Prosedur Pemeriksaan Pemasukkan Media Kontras
1) Kateter yang telah terpasang diklem kemudian selang yang menghubungkan dengan urine dicabut. 2) Media kontras disiapkan dengan mencampur media kontras dan NaCl dengan perbandingan 1:3. 3) Sebelum pemasukan media kontras dilakukan, buat foto pendahuluan dengan menggunakan kaset dan film ukuran 30 x 40 cm dengan posisi AP seperti foto Abdomen, CRnya tegak lurus terhadap kaset. 4) Masukkan media kontras yang sudah diencerkan melalui kateter yang langsung terhubung dengan Pelviocalyces. Hasil Gambaran Radiografi Terlihat gambaran ginjal yang tidak terpotong dan gambaran dimulai dari nefron sampai blass tetapi tidak ada rentang waktu seperti pemeriksaan BNO-IVP.
f. Retrograde Pyelografi (RPG)
·
Definisi Pemeriksaan Retrograde Pyelografi (RPG) adalah teknik/prosedur pemeriksaan sistem urinaria dengan menggunakan sinar-x dan memasukkan media kontras secara retrograde (berlawanan arah dengan alur sistem urinaria) untuh menegakkan diagnosa.
·
Indikasi Pemeriksaan
1) Stricture Uretra: kondisi medis yang ditandai oleh penyempitan abnormal uretra karena peradangan atau jaringan parut dari operasi, penyakit atau cidera. 2) Batu uretra
3) Uretris Injury 4) Renal Pelvic Neoplasm 5) Renal Calculi 6) Ureteric Fistule: adhesi abnormal struktur tubuh ureter, yang merupakan tabung yang mengangkut urine dari ginjal ke kandung kemih. 7) Accidental Ureteric Ligation ·
Kontra Indikasi
1) Urethritis Kontra indikasi absolute karena dapat menyebarkan infeksi pada Traktus Urinarius distal dan proximal. 2) Stricture Urethra Bukan kontra indikasi absolute, namum pemasukan kateter dapat memperparah keadaan. ·
Persiapan Alat dan Bahan
1)
Pesawat Rontgen
2)
Media kontras iodium 20 cc
3)
Spuit 20 cc
4)
Needle 19 G
5)
Handscoen
6)
Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm dan 30 x 40 cm
7)
Grid atau bucky
8)
Marker R/L
9)
Kateter dipasang dengan bantuan cystoscopy
10) ·
Desinfektan Prosedur Pemeriksaan Pemasukkan Media Kontras
1) Pemasangan kateter dilakukan oleh dokter urologi dengan menggunakan bantuan cystoscopy, secara retrograde (berlawanan arah dengan alur sistem urinari) melalui uretra sebelum pemeriksaan mulai dilakukan. 2) Lakukan foto pendahuluan (Abdomen Polos). a) Untuk memastikan letak kateter b) Mengetahui ketepatan teknik dan positioning 3) Lakukan injeksi 3-5 cc media kontras melalui kateter menuju Pelvis Renalis, pada ginjal yang diperiksa. a)
Diambil dengan menggunakan kaset dan film ukuran 24 x 30 cm.
b) Kontras dimasukkan kembali ± 5 cc sambil kateter ditarik perlahan, lalu foto menggunakan kaset dan film ukuran 30 x 40 cm untuk melihat daerah ureter. c)
Kontras dimasukkan sampai habis, sambil ditarik diperkirakan kontras habis, dan kateter dilepas. Foto diambil dengan menggunakan kaset dan film ukuran 30 x 40 cm.
g.
Retrograde cystografi
Kontras media(+) -
Kontras media berbahan iodium dengan perbandingan 1:3 atau 1:4 omnipaque
-
Kontras media yang water soluble
-
30-50ml hypaque 50%+200ml aquadestilata
-
Kadang kadang digunakan udara(gas)untuk double kontras
h. Urethra-cystografi
Kontras media(+) -
Golongan garam sodium atau meglumin 30-40cc
-
Klinis dengan suspek rupture urethra menggunakan kontras media bersifar larut dalam air(water soluble) missal urografin 60%
i.
Cysto-Urethrografi
·
Definisi Pemeriksaan Uretrocystografi adalah pemeriksaan radiologi untuk melihat fungsi dari uretra dan vesica urinaria yang mengalami gangguan berupa penyempitan dan sumbatan sehingga menimbulkan gangguan pada uretra dan vesica urinaria.
·
Indikasi Pemeriksaan
1) Stricture Urethra: penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya. 2) Retensi urine: kesulitan pada saat buang air kecil. 3) Kelainan kongenital: kelainan bawaan dari lahir, hal ini jarang terjadi. 4) Fistule: saluran abnormal yang terbentuk antara 2 buah organ yang seharusnya tidak terhubung. 5) Tumor ·
Kontra Indikasi
1) Infeksi akut 2) Recent instrumentation ·
Persiapan Alat dan Bahan
-
Pesawat sinar-x
-
Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm
-
Marker R/L
-
Media kontras, yaitu urografin
-
Gliserin
-
Kateter
-
Spuit
-
Handscoen
-
Kassa steril
-
Bengkok atau mangkuk kecil
-
Kapas alkohol
-
Plester
-
Baju pasien
·
Jalannya Pemeriksaan
-
Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan setelah disuruh untuk buang air kecil.
-
Daerah orifisium uretra diolesi dengan gliserin.
-
Masukkan media k
-
ontras melalui kateter sebanyak 12 cc.
-
Lakukan pemotretan dengan beberapa proyeksi.
·
Kontras media
-
berbahan iodine 15%-20%
-
urografin dan aquabidestilata 150-200cc
j.
Cystografi
·
Persiapan Alat dan Bahan
-
Pesawat sinar-x
-
Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm beserta marker R/L
-
Media kontras, yaitu urografin
-
Gliserin
-
Kateter
-
Handscoen danSpuit
-
Kassa steril
-
Bengkok atau mangkuk kecil
-
Kapas alkohol
-
Plester
-
Baju pasien
·
Bahan kontras:
-
Kontras media(+): steripaque 150ml
-
Kontras media(-) : CO2 60-80ml Pemeriksaan dengan kontras positif
-
Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan setelah disuruh buang air kecil.
-
Daerah orifisium uretra diolesi dengan gliserin.
-
Masukkan media kontras yang telah diencerkan dengan cairan infus sebanyak 150-500 cc melalui kateter, secara perlahan sampai ke vesica urinaria sehingga residu urine keluar melalui kateter.
-
Setelah media kontras mengisi vesica urinaria, maka lakukan pemotretan dengan beberapa proyeksi.