Pengertian dan Sistem Pusat Perbelanjaa Perbelanjaan n Pusat Perbelanjaan (Shopping Center) adalah suatu area tertentu yang terdiri atas satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang.! "i dalam area Pusat Perbelanjaan dapat dijumpai beberapa toko modern. Pusat Perbelanjaan terdiri atas beberapa bentuk, yakni #al, Plaza, S$uare, Pertokoan, clan Pusat Perdagangan (%rade Center). &nvestasi properti dengan mendirikan pusat perbelanjaan, seperti halnya %oko #odern, juga dapat menghasilkan dua macam keuntungan, yaitu (a) keuntungan dari perputaran usaha, dan (b) keuntungan dari naiknya nilai aset tanah dan bangunan. Pendirian pusat perbelanjaan juga harus didukung izin khusus bernama '&zin saha Pusat Perbelanjaan' Perbelanj aan' (&PP) selain izin mendirikan bangunan, dan lainlain. Pendirian pusat perbelanjaan harus didahului studi kelayakan yang mendalam agar kelak tempat tersebut benar benar dapat mendatangkan keuntungan maksimal. Pusat perbelanjaan yang tidak layak bangun akan mnnlmbulkan kerugian berganda, baik kerugian karena minimnya putaran usaha maupun kerugian akibat turunnya nilai aset tanah dan bangunan tersebut. Pendirian pusat perbelanjaan yang salah lokasi dan kemudian bangkrut akan lebih sulit dijual kembali kepada investor lain. Sistem sirkulasi di pusat perbelanjaan tercliri atas tiga kategori umum* a) Sistem +anyak oridor (Pertokoan) b) Sistim Plaza- S$uare c) Sistem #al a) Sistem +anyak oridor Sistem dengan banyak koridor lebih mengarah ke bentuk pertokoan tempo dulu yang ukuran ruang kiosnya tergolong kecil, yaitu mulai dari ! m hingga / &n den lebar jalur sirkulasinya juga lebih kecil. nit ritel- toko-kios menggunakan sistem jual (tidak untuk disewa). %erdapat banyak koridor tanpa penjelasan orientasi, tanpa ada penekanan, sehingga semua dianggap sama. 0ang Strategis hanya unit di bagian depan atau yang dekat dengan pintu masuk. 12ektivitas pemakaian ruangnya sangat tinggi. Sistem +anyak oridor biasanya diterapkan pada Pusat Perbelanjaan berbentuk Pertokoan, contohnya Pertokoan "uta #erlin. b) Sistem Plaza- S$uare Pada Sistem Plaza- S$uare terdapat 'plaza' atau 3ruang berskala besar' yang menjadi pusat orientasi kegiatan dalam ruang dan masih menggunakan pola koridor untuk e2isiensi ruang. "alam sistem ini mulai terdapat hierarki dari lokasi masingmasing toko, yaitu lokasi strategis berada di clekat plaza, serta mulai mengenal pola void dan mezanin. Pada sistem plaza, unit ritelnya bisa ditempati dengan sistem sewa dan sistem jual.' Penggunaan sistem plaza menjadikan pusat perbelanjaan tampil lebih elite dengan lebar sirkulasi yang memadai. %ampilan kios - toko juga lebih diperhatikan diperhatikan sehingga sehingga menarik mata mata pengunjung. pengunjung. 4al itulah itulah yang kemudian kemudian melahirkan melahirkan istilah window shopping. c) Sistem #al onsep Sistem #al memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut* a) oridor utama dipersia dipersiapkan pkan menjadi jalur karena menghubungka menghubungkan n dua pusat kegiatan atau magnet yang sering disebut anchor. b) Pada umumnya bangunan hanya terdiri atas tiga lantai, dengan suasana interior dan lanskap yang menarik dan menyegarkan suasana. 5amun, kini jumlah lantai bisa lebih dari tiga. c)
6liran pengunjung harus dapat melewati bagian depan dari toko 7 toko yang berada di bangunan tersebut.
d) Pintu8 maguk dan keluar keluar mal harus terpisah, terpisah, agar tidak monoton dan pengunjung pengunjung dapat dapat mencapai seluruh seluruh bagian mal. e) 4arus ada ruangan yang yang bervariasi dan menarik, menarik, seperti taman dengan dengan tempat tempat duduk untuk bersantai, bersantai, patungpatung, air mancur, dan sebagainya. 2) Penempatan dan pengelompo pengelompokan kan penyewa utama dan penyewa lainnya diatur sedemikian rupa sehingga apa yang diinginkan oleh para penyewa dapat terwujud.
g) jarak antara penyewapenyewa utama maksimum 99 m sampai :9 m agar para pengunjung yang datang tidak merasa lelah. h)
;ebar mal utama utama minimum <: <: m, sedangkan sedangkan pada mal bercabang bercabang minimum / m sampai m.
i) kuran tiaptiap unit ritel juga besar, yaitu di atas ! m dengan lebar umum minimum ! m tiap unitnya sehingga para penyewa dapat menampilkan-mendisplay barang dagangan mereka dengan baik. j) Setiap unit kios kios akan menghadap menghadap ke jalur jalur sirkulasi utama sehingga tiap tiap unitnya akan akan menjadi sangat strategis. k)
Sistem unit ritel ritel (kios-toko) (kios-toko) adalah sistem sewa. sewa.
Contoh pusat perbelanjaan perbelanjaan dengan sistem sirkulasi #al- S$uare, antara lain Pondok &ndah #all, +lok # #all, 6trium Senen, #al elapa =ading <, #al Ciputra.