BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting did dalam proyek , terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambanga dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar(Rosiyati 2009). Tujuan dari penggunaan alat-lat berat tersebut adala untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya , sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. 1. Pembagian Berdasarkan Penggerak Utama
Pembagian alat berat berdasarkan penggerak utamanya, dapat digolongkan menjadi dua yakni traktor roda kelabang (Crawler ( Crawler Tractor ) dan traktor yang menggunakan roda ban (wheel (wheel tractor ). ). a. Traktor Roda Kelabang (crawler traktor) Crawler tractor dibutuhkan jika antara roda dan permukaan tanah dikehendaki gesekan yang besar, serta mendapatkan tenaga maksimum pada waktu kerja , sebab crawler tractor tidak bisa selip,tetapi kecepatannya sangat rendah,kecepatan maksimum crawler tractor hanya sekitar 4,5km/jam. Umumnya crawler tractor digunakan untuk menggusur tanah. Kegunaan crawler tractor terutama sebagai:
Tenaga penggerak untuk mendorong ,misalnya :buldozer,loader
Tenaga penggerak untuk penarik, misalnya:scrapper, sheep foot, roller.
Tenaga penggerak alat angkut, misalnya: truk
Tempat duduknya alat-alat berat lain,misalnya:crawler
b. Traktor Roda Ban (Wheel Tractor) Wheel Tractor menggunakan ban karet yang dipompa , dan penggunaannya dimaksudkan untuk memperoleh kecepatan yang lebih besar dari Crawler Tractor, tetapi Wheel Tractor memiliki daya tarik yang lebih kecil dari Crawler Tractor. Tipe Wheel Tractor ada dua yaitu, Wheel Tractor roda dua dan Wheel Tractor roda empat. Jika dibandingkan dengan yang menggunakan roda empat Wheel Tractor roda dua mempunyai kemungkinan selip yang lebih besar, tetapi sebaliknya Wheel Tractor roda dua memiliki kemampuan menarik yang lebih besar, sebab seluruh beratnya dilimpahkan pada dua roda saja. Selain itu pemeliharaan Wheel Tractor dengan roda dua lebih murah karena jumlah rodanya lebih sedikit; tetapi karena rodanya lebih sedikit itulah maka Wheel Tractor mempunyai ketahanan gelinding yang lebih kecil. Wheel Tractor roda empat lebih nyaman dikemudikan; pada kondisi kerja jalan yang sangat jelek lebih stabil sehingga kemungkinan berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi lebih besar. Traktor jenis ini jika dilepas dapat bekerja sendiri. Pebedaan crawler tractor dan wheel tractor
Crawler tractor
Wheel tractor
Memiliki kemampuan tarik yang besar
Kemampuan tarik lebih kecil
Kecepatannya relatif kecil
Kecepatan relatif besar
Luas bidang singgung antara roda dengan
Luas bidang singgung antara roda dengan
tanah lebih besar
tanah lebih kecil
Dapat bekerja pada kondisi tanah yang
Efektivitas kerja dipengaruhi oleh kondisi
buruk
tanah di lapangan
Kemungkinan selip tidak ada
Mungkin terjadi selip
2. Pembagian Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya, traktor dapat dibedakan menjadi: Peralatan pekerjaan tanah dan pekerjaan pengangkut
(1).Peralatan (1).Peralatan pekerjaan tanah
Peralatan pekerjaan tanah dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu: (a) alat penggusur tanah
(b) alat penggali tanah (c) alat pengangkut tanah (d) alat peratatanah (e) alat pemadat tanah
a. Alat Penggusur Tanah
Secara umum alat penggusur tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu Bulldozer (Buldoser) dan scarapper.
Bulldozer
Buldoser dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer ) dan Buldoser yang menggunakan roda karet ( Wheel Tractor Dozer ),Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah. Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer .
Perbandingan antara crawler tractor dozer dan wheel tractor dozer: Crawler tractor dozer
Wheel tractor dozer
Punya daya dorong besar, terutama pada
Daya
tanah lunak karena bidang gesar besar
kecepatannya lebih besar
Dapat
Tak dapat digunakan pada tanah lumpur,
digunakan
pada
tanah
lumpur
maupun berbatu tajam
dorong
nya
lebih
kecil
tapi
jika digunakan pada tanah berbatu usia ban menjadi lebih pendek
Untuk membawak lokasi harus diangakut,
Dapat dibawa ke lokasi tanpa pengangkut
karena jika berjalan di aspal dapat merusak aspal Memiliki
jarak
angkut
yang
pendek
Jarak angkutnya bisa jauh
(maksimim 30 feet) Operator cepat lelah
Enak dikendarai
Jalan proyek tak perlu dipelihara
Jalan proyek perlu di pelihara
Scrapper
Alat ini digunakan untuk menggali muatannya sendiri, lalu mengangkut ke tempat yang ditentukan, kemudian muatan itu disebagkan dan diratakan. Scrapper mampu menggali/ mengupas permukaan tanah sampai setebal + 2,5 mm atau menimbun suatu tempat sampai tebal minimum + 2,5 mm pula Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan,menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan jalan raya atau lapangan terbang. Efisiensi penggunaan Scrapper tergantung pada: (1) kedalaman tanah yang digali, (2) kondisi mesin, (3) operator yang bekerja. Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis Scrapper ada dua macam yakni: (1) Scrapper yang ditarik Buldoser ( Down Scrapper Tractor ), dan (2) Scrapper yang memiliki mesin penggerak sendiri (Self Propelled Scrappers). Down Scrapper Tractor adalah jenis Scrapper kuno, Scrapper ini bekerja denganditarik oleh Buldoser atau traktor sehingga punya kapasitas produksi yang kecil,sebab gerakan Buldoser sebagai alat penarik sangat lamban, dan jarak angkut yang ekonomis kurang dari 67 m. Self Propelled Scrappers adalah jenis Scrapper yang modern dan saat ini banyak digunakan. Scrapper ini memiliki mesin penggerak khusus sehingga gerakannya gesit dan lincah. Produksi Self Propelled Scrappers dapat tinggi, jika digunakan untuk mengangkut jarak yang sedang (+ 5 km)efektivitasnya dapat menyaingi truck, baik itu dalam produksi beaya tiap ton (m3) maupun kecepatannya.
b. Alat Penggali Tanah (Excavator )
Alat penggali sering juga disebut Excavator ; ada dua tipe Excavator yaitu: (1) Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (Crawler Excavator ) (2) Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (Wheel Excavator ).
Bagian- bagian utama dari excavator antara lain:
Bagian atas untuk berputar (revolving unit)
Bagian baewah untuk berpindah tempat(travelling unit)
Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan
Crane
Crane (alat pengangkat) jenisnya ada bermacam-macam: Crane gelegar, crane kolom putar, crane putar, crane portal, crane menara, crane kabel, dan mobil crane. Beberapa jenis yang banyak digunakan dalam proyek-proyek bangunan sipil yang berkaitan dengan pemindahan tanah adalah mobile crane, sebab crane ini dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, karena pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis membutuhkan mobilitas alat yang relatif tinggi. Shovel
Alat ini baik untuk menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan memasukkannya ke dalam truck atau alat angkut lainnya. Shovel dapat juga digunakan untuk membuat timbunan bahan-bahan persediaan seperti kerikil, pasir, semen PC, dan sebagainya. Umumnya Shovel dipasang di Truck Crawler . Dalam pengunaannya Shovel terutama digunakan untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat itu sendiri. Back Hoe
Back Hoe adalah alat dari golongan Shovel yang khusus dibuat untuk menggali material yang letaknya di bawah tempat kedudukan alat itu. Jenisnya ada dua yaitu Wheel Back Hoe dan Crawler Back Hoe
Dragline
Dragline merupakan alat penggali tanah dan dapat sekaligus memuatkan pada alat-alat angkut misalnya truck, traktor penarik gerobak, atau meletakkan tanah ke tempat-tempat penimbunan yang dekat dengan lokasi galian; Pada proyek-proyek yang membutuhkan pekerjaan penggalian tanah dengan volume besar, biasanya Dragline bekerja bersama-sama dengan Shovel ; fungsi Shovel untuk menggali
(terutama pada lokasi-lokasi yang letaknya berada di atas alat) sedangkan Dragline bekerja di daerah permukaan tanah yang bekas digali. Jika hasil galiannya terus dimuat ke dalam truck, maka truck tersebut tidak perlu masuk ke dalam galian sebab ada kemungkinan truck terjebak di lumpur dan tak bisa keluar. Dragline dapat digunakan pada lokasi yang berlumpur dan penuh air. Dragline sangat baik untuk penggalian parit-parit, sungai yang memiliki tebing yang curam sehingga kendaraan untuk mengangkut hasil galian tak perlu masuk ke lokasi galian. Kerugian penggunaan Dragline untuk penggalian adalah produktivitasnya sangat rendah, jika dibandingkan dengan Shovel yang punya kapasitas yang sama hasilnya hanya sekitar 70 sampai 80% kapasitas Shovel . Clam Shell
Perbedaan antara Dragline dan Clam Shell hanya terletak pada “ Drag Bucket ” yang digunakan saja. Clam Shell lebih cocok jika digunakan pada bahan-bahan yang berbutiran lepas seperti pasir, pasir, batu pecah, batu bara dan sebagainya. Clam Shell bekerja dengan mengisi bucket , mengangkat ke arah vertikal ke atas kemudian dengan gerakan memutar, mengangkut ke tempat yang dikehendaki disekelilingnya, dan kemudian ditumpahkan ke dalam truck atau alat angkut lainnya, atau hanya menumpuk material yang digali ke tempat-tempat yang ada disekelilingnya. Cara mengangkat dan membuang Clam Shell aalah dalam arah vertikal, oleh karena itu Clam Shell sangat sesuai jika digunakan untuk pekerjaan pengisian gerobakgerobak yang letaknya lebih tinggi dari Clam Shell tersebut.
c.
Alat Pengangkut (L oader )
Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang tercecer. Jenis Loader ada dua yaitu : (1) Loader dengan roda rantai (Crawler
Loader), dan (2) Loader dengan roda karet (Wheel Loader). Dalam pemilihan Loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu diperhitungkan adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan melebihi berat dari loader itu sendiri, sebab ada kemungkinan Loader dapat terjungkal ke depan, lebih-lebih jika digunakan Wheel Loader.
d.
Alat Perata Tanah ( Grader)
Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secaa mekanis; disamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan.
Bentuk Grader, beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh Grader antara lain adalah: - Perataan tanah (Spreading). - Pekerjaan tahap akhir (finishing) pada “pekerjaan tanah”. - Pencampuran tanah maupun pencampuran material (Side cast/mixing). - Pembuatan parit (Crowning Ditching) - Pemberaian butiran tanah (scarifying) Penggunaan untuk finishing pekerjaan tanah, diperlukan kondisi tanah yang sudah dalam kondisi mampat semaksimal mungkin. e.
Alat Pemadat Tanah (Compactor)
Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin. Pekerjaan pemadatan tanah dalam skala kecil pemadatan tanah dapat dilakukan dengan cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan sendirinya, namun cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna; agar tanah benar-benar mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah. Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas (Roller); klasifikasi Roller yang dikenal antara lain adalah:
- Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang harus ditarik traktor. - Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (Steel Wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic). - Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya. - Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (Three Wheel), roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle Tandem Roller. Alat pemadat yang menggunakan penggetar (viberator).
Three Wheel Roller sering juga disebut Macadam Roller, untuk menambah
bobot alat ini, roda silinder baja yang kosong diisi dengan zat cair (minyak atau air), bahkan dalam kondisi tertentu kadang-kadang diisi dengan pasir.Berat mesin penggilas ini berkisar antara enam sampai 12 ton. Tandem Roller ada dua jenis, yaitu berporos dua dan berporos tiga,berat
Tandem Roller berkisar antara delapan sampai 14 ton.. Segment Roller (merupakan mesin penggilas yang memiliki roda tersusun
dari lempengan-lempengan baja; walaupun masuknya roda beserta lempengannya ke dalam tanah tidak terlalu dalam, alat ini mampu memberikan efek pemadatan tanah pada bagian bawah.. Selain itu alat ini juga membantu menekan kelebihan air yang terkandung dalam lapisan tanah yang sedang dipadatkan, sehingga tanah memiliki kepadatan yang maksimal. Grid Roller mempunyai mesin penggilas yang berbentuk anyaman; alat ini
memberikan efek pemadatan pada bagian bawah permukaan, namun pemadatannya tak bisa rata, sebab rodanya berbentuk anyaaman. Grid Roller sangat baik jika digunakan untuk menggilas lapisan material berbutir kasar dan relatif tak lengket; Grid Roller merupakan alat pemadat tanah yang relatif baru dan belum banyak digunakan secara luas. Pneumatic Roller sering juga disebut Universal Compactor, roda-roda
penggilasnya terdiri dari ban karet yang dipompa (pneumatic). Roda-roda tersebut kecoali dapat bergerak maju dapat pula digetarkan atau digerakkan naik turun untuk memberikan tumbukan yang kuat. Alat ini beratnya 80 ton, dalam satu kali lintasan mampu memadatkan material timbunan sedalam 24 inci.
Vibvrator Roller adalah mesin pemadat dengan roda silinder baja dibagian
depan yang dapat digetarkan; efisiensi alat ini sangat tinggi dan dapat digunakan secara luas dalam setiap jenis pemadatan tanah. (2). Peralatan Pengangkut
Alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut adalah truck sebab mempunyai kemampuan yang besar, dapat bergerak dengan cepat, punya kapasitas angkut yang besar, dan biaya operasional yang murah.Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truck dapat digunakan dengan baik,efektif, dan efisien adalah jalan angkut yang cukup rata, kuat, dan keras. Pada jalan angkut dengan kondisi jelek, perlu penggunaan truck-truck cross countrying yang harga dan biaya operasionalnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan truck-truck biasa. Truck jenis ini dalam pekerjaan konstruksi bangunan sipil dikenal dengan nama Dump Truck . Dump Truck dapat menumpahkan muatan secara hidrolis yang menyebabkan satu sisi baknya terangkat, sedangkan satu sisi lainnya berfungsi sebagai sumbu putar atau engsel. Perbandingan bentuk antara truck dan Dump Truck .Jika dilihat dari cara pengosongan muatan, jenis truck dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: (1) End-Dump atau Rear Dump, yaitu Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke belakang (2) Side-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke samping (3) Bottom-Dump, Dump Truck dengan cara pengosongan muatan ke samping. Berdasarkan ukuran muatannya, dump truck dapat dibedakan menjadi tiga: Ukuran kecil, memiliki kapasitas angkut maksimum 25 ton, ukuran sedang memiliki kapasitas 25 sampai 100 ton, dan ukuran besar jika kapasitasnya lebih dari 100 ton. Untung- rugi penggunaan truck ukuran kecil keuntungan
Keuntungan
Lebih lincah
Punya kapasitas yang kecil
Lebih cepat dan ringan sehingga tidak
Membutuhan banyak pengemudi
merusak jalan Bila truck macet , kemerosotan produksi
Perawatan lebih banyak
kecil Lebih mudah untuk di sesuaikan dengan kapasitas alat gali
Biasanya bahan bakar nya lebih mahall
B. Pembatasan masalah
Kelompok kami hanya membahas tentang buldozer C. Tujuan pembelajaran
Agar kita dapat memahami lebih luas tentang bulldozer, manfaat dan kekurangan nya serta kapasitas nya.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bulldozer
Di teknik mesin alat berat, Bulldozer adalah hal yang sudah lumrah didengar bahkan beberapa orang bisa mengoperasikannya. Tapi tidak untuk kalian yang tidak mempelajari atau memahami alat berat lebih dalam. Bulldozer adalah jenis peralatan konstruksi yang menggunakan trek dan dilengkapi dengan pisau yang berposisi di depan. Bulldozer umumnya digunakan untuk menggali, mendorong dan menarik material (tanah, pasir, dan lain-lain). Istilah Bulldozer ini sering digunakan untuk menggambarkan semua jenis alat berat (excavator, loader, dll) meskipun sebenarnya istilah ini hanya mengacu pada traktor bertrek yang dilengkapi dengan pisau atau blade. Umumnya Bulldozer banyak digunakan dalam pekerjaan pertambangan, terutama untuk pertambangan batubara. Buldozer ini digunakan untuk meratakan tanah, menggali dan menumbangkan pohon pohon selama proses pembukaan lahan. Track Type Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang
untuk mendorong material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas permukaan tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai. Disamping itu ada kegunaan lainnya yang bisa dilakukan oleh machine ini, tergantung dari attachment yang dipasangkan, yaitu : • Ripping , bila dilengkapi dengan Ripper • Skidding , bila dilengkapi dengan Winch
Penggunaan Telehandler tergantung dari attachment yang dipasangkan pada mesin tersebut. Misalnya bisa digunakan sebagai forklift dengan daya jangkau yang lebih jauh. B. Komponen- Komponen Bulldozer
Komponen-komponen dasar dari dari bulldozer adalah sebagai berikut: 1. Traktor : Traktor adalah tubuh bulldozer. Ini meliputi kabin di mana kontrol berada. Kontrol dari " tongkat " berbagai ; ini mengontrol kanan dan kiri track , bersama dengan berbagai kontrol serupa lainnya yang mengangkat dan atau mengartikulasikan blade dan ripper .
2. Engine : Bulldozer selalu diesel bertenaga tinggi , terutama karena torsi yang diperlukan untuk bergerak melalui medan yang sangat kasar . 3. Trek : Terletak di kedua sisi tubuh bulldozer , trek yang terbuat dari link logam berat yang menciptakan traksi yang kuat. masing-masing trek sangatlah lebar, dan tingginya hampir setengah dari tinggi keseluruhan bulldozer. Dengan trek ini, sebuah Bulldozer bisa bergerak kedepan, keatas, dan dapat melalui semua obstruksi . 4. Blade : Blade ini terletak di bagian depan traktor, dan mampu mengangkat naik dan turun melalui lengan hidrolik yang diperintahkan dari dalam kabin . 5. The Ripper : Ripper ini sebenarnya sebuah tambahan, tidak semua bulldozer memiliki komponen ini. Nama ripper menjelaskan apa yang dilakukannya, yang adalah
untuk
menciptakan
bekas
cakar
ditanah
sehingga
baik
untuk
menggeburkan tanah . Sistem ini sangat berguna untuk meletakkan pipa panjang dibawah tanah .
C. Jenis-Jenis Bulldozer
1. Dozer Wheel Kelebihan Bulldozer jenis ini adalah: a. Kecepatannya yang lebih besar untuk bergerak darei jobsite satu ke jobsite yang lain. b. Tidak memerlukan alat angkut, untuk membawa walat ke jobsite. c. Output lebih besar, terutama jika dalam pelaksanaan diperlukan jalan yang cepat. d. Kelelahan operator lebih kecil. e. Tidak merusak permukaan jalan, jika berjalan diatas jalan raya. 2. Clawler Dozer Kelebihan bulldozer jenis ini adalah: a. Daya dorong lebih besar, terutama pada lapangan-lapangan yang lunak, seperti pada tanah lumpur dan tanah-tanah gembur. b. Dapat beroperasi pada tanah yang berlumpur. c. Dapat beroperasi pada tanah yang berbatu, dimana mungkin ban akan rusak berat.
d. Dapat beroperasi pada tanah yang kasar, hal ini bisa mengurangi biaya pemeliharaan jalan. e. Daya apung lebih besar, karena ground cntact lebih besar sehingga tekanan roda persatuan luas, kecil. f. Pengggunaaanya lebih flexible dan lebih luas utuk berbagai jenis lapangan). D. Blade
Blade adalah alat tambahan (attachment) yang dipasang pada tractor. Bentuk blade tergantung dari pada pekerjaan yang dilaksanakan, kekerasan material dan posisi pengupasan. 1. Posisi Blade Posisi blade bulldozer dapat dibedakan: a. Bulldozer bilah datar (straight bulldozer) Jenis dari dozer yang mempunyai kemampuan mendorong ke depan saja. b. Bulldozer bilah miring (angle dozer) Jenis dari dozer yang mempunyai kemampuan mendorong lurus kedepan dan mendorong kesamping. 2. Gerakan Blade Gerakan blade dapat dibedakan dalam tiga posisi: a. Tilting, gerakan mendorong kedepan, menggusur lapisan keras. b. Pitching, gerakan blade kedepan dan kebelakang c. Angling, gerlakan blade menyudut. 3. Macam-macam bentuk blade a. Universal blade (U-blade) Sayap (wing) yang terdapat disisi blade dimaksudkan untuk menhan material agar tidak keluar dari jalur dorongan. Hal ini memungkinkan bulldozer membawa/mendorong muatan lebih banyak. Karena kehilangan muatan yang relatif kecil dalam jarak yang cukup jauh. b. Straight blade (S-blade) Blade jenis ini paling cocok untuk segala jenis lapangan. Blade ini merupakan modifikasi daru U-blade. c. Angling blade (A-blade) Angle ini dibuat untuk posisi lurus dan menyerong/menyudut. Cocok untuk pekerjaan pembuangan kesamping. Pembuatan jalan, dan lain-lain.
d. “V” blade (V-blade) Blade ini bentuknya seperti huruf V, dengan gigi datar, fungsi utama untuk pembersihan tanah. E. Teknik Pengoperasian Bulldozer
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan dalam pengoperasian Bulldozer, diantaranya adalah: 1. Slot Dozing a. cara ini memungkinkan muatan besar dapat didorong didepan blade. Teknik ini banyak dipakai dalam penimbunan dan penggusuran besar-bes aran. b. Selalu mempergunakan gigi satu dan tidak memaksakan steering, track s hoe di jaga agar tidak terjani spining, atur tenaga dan blade control pada saat membawa beban material. c. Setiap melakukan perpindahan gigi transmisi baik dari gigi transmisi maju ke gigi transmisi mundur atau sebaliknya, bulldozer harus benar-benar berhenti dan kemudian pindahkan gigi transmisi yang sesuai, perhatikan selalu indikator suhu oli transmisi agar tidak overheating d. Jika hendak berbelok pada saat sedang membawa muatan gunakan alat kendali kemiringan bulldozer untuk berbelok, kedalaman parit tidak boleh melebihi tinggi blade.
2. Straight Dozing a. Isilah material semaksimal mungkin, dorong material dengan selalu menggunakan gigi satu jangan memaksakan pekerjaan diluar kemampuan bulldozer. b. Atur tenaga bulldozer, atur blade control dan jangan sampai track shoe slip, perhatikan kebersihan area kerja. c. Untuk mendapatkan hasil dorongan yang bagus, pertahankanlah ketinggian blade agar permukaan tetap rata. d. Menggusur lurus (straight dozing): jika blade menggali kedalam dan bagian belakang traktor sedikit terungkit, naikan blade sedikit keata s untuk melanjutkan pemotongan rata. jika beban gusuran menghambat laju traktor, pindahkan gigi transmisi rendah atau mengangkat blade sedikit.
3. Dozing up and down ( menggusur di lereng ) a. Jika bekerja didaerah kemiringan usahakan mendorong material dari area yang lebih tinggi ke area yang lebih rendah. b. Berhati-hati bila bekerja di lereng agar tidak terbalik, bila tractor tergelincir kesamping segera putar tractor kearah menurun. c. Jangan memotong bagian bawah tebing berlabihan karena akan mempertajam tebing, jaga jarak jangan terlalu dekat dengan pinggiran jurang atau persis di bawah tebing d. Melakukan pekerjaan dari daerah rendah ke daerah yang lebih tinggi akan memaksa dozer berkerja lebih berat, untuk itu operator harus selalu menggunakan gigi transmisi satu dan perhatikan indikator suhu oli transmisi agar tidak overheating, hidarkan slip pada track shoe. e. Memotong lereng bukit: jika mungkin, mulailah melakukan potongan menurun. berkerjalah dengan posisi traktor agak miring kesebelah dalam pemotongan. teras yang dibuat harus cukup lebar. f. Bila operator akan memotong suatu perbukitan maka lakukan tehnik mendorong mulai dari depan seperti gambar dibawah. 4. Dozing di disposal a.
Usahakan selalu merapikan dan membersihkan lantai disposal.
b. buatlah tanggul pengaman setinggi setengah
ban haul truck yang
melakukan aktivitas di disposal c. Naikkan lantai disposal setinggi 2% ( ± 3 meter sebelum tanggul ). d.
Posisi operasi bulldozer selalu sebelah kiri dari posisi lokasi damping haultruck.
e.
Menjaga kestabilan landasan disposal maupun pinggiran dumping agar tidak amblas, slip dan sliding/longsor.
f.
Sebelum melakukan pekerjaan pembuangan material, pastikan disposal bebas dari material lembek, berlumpur, semak belukar, sehingga mudah merekat dengan material buangan.
5. Ripping a. Posisi saat sebelum menurunkan shank, shank harus berada pada posisi keluar penuh, untuk menghujamkan shank ripper kedalam material, miringkan sudut shank ripper tersebut sehingga tip pada posisi yang tepat untuk bisa masuk kedalam material dengan mudah, besarnya sudut disesuaikan dengan jenis material yang harus dibongkar. b. Setelah shank diturunkan, operator harus mengatur kecepatan putaran engine (rpm) untuk mengantisipasi kekerasan material yang akan di ripping. sambil bergerak maju, masukkan shank ripper kedalam material. Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, gerakkan shank ripper kedepan agar besarnya sudut pada posisi yang paling efektip. sudut tersebut biasanya terletak diantara posisi tegak lurus dan maju. c. Atur kecepatan putaran engine (rpm) bersamaan dengan mengatur posisi shank mengarah kedalam material. gerakkan shank ripper kedepan atau posisi ”shank in” bila menghadapi material yang sulit diangkat. d. Setelah posisi shank diarahkan kedalam, disesuaikan dengan jenis kekerasan material, operator diharuskan tetap mengatur kecepatan putaran engine (rpm) untuk menjaga agar tidak terjadi slip pada track shoe. gerakkan shank ripper kebelakang atau posisi ”shank out” bila diperlukan jarak yang lebih lebar antara shank ripper dan track. e. Pada saat melakukan ripping, operator harus tetap mempergunakan gigi transmisi satu, dan tidak dibenarkan mempergunakan gigi transmisi tinggi. f. Pada saat melakukan ripping, operator dilarang untuk membelokkan bulldozer. g.
Pada saat melakukan pembongkar (ripping) bisa dilakukan dengan cara menyilang, hanya dilakukan bila diperlukan.
h. Penambahan jarak ripping antara 1,5 m menjadi 2,0 m kearah kanan sampai mendapatkan kondisi loading point yang tepat pada excavator. penambahan jarak 2,0 m bisa dilakukan pada ripping pertama dan 1,5 m bisa dilakukan pada ripping silang (second ripping) untuk mendapatkan bongkahan yang diinginkan (dilihat dari jenis kekerasan material).
6. Membuat parit a. Menggali parit dengan bulldozer miring; miringkan blade dengan menempatkan ujung blade yang rendah ditengah-tengah parit. bila kelandaian dan kedalaman blade sudah tercapai kembalikan blade ke posisi rata. b. Menggali parit dengan bulldozer rata: miringkan blade untuk menggali parit ”V” dangkal. untuk pembuatan parit besar, gusurlah pada sudut 90° dari garis tengah parit. setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, lakukan penggusuran sepanjang parit agar dasar dan sisinya rata. 7. Side by side (menggusur berdampingan) a.
Menggusur berdampingan; di gunakan bila memindahkan material gembur dalam jumlah besar. kedua traktor harus dalam posisi sejajar dengan blade masing-masing berdekatan.
8. Blade angel Mengatur sudut bulldozer blade a.
lepaskan pin pengunci dari pin penahan, masing-masing sisi tedapat satu.
b.
Cabut pin penahan.
c.
Tarik pin perangkai.
d.
Pasang blade pada sudut yang diinginkan.
e.
Pasang pin perangkai pada tempat yang baru.
f.
Pasang pin penahan.
g.
Pasang pin pengunci.
9. Stockpile leveling. a.
Pada saat melakukan penggusuran sebaiknya dimulai dari tengah stockpile, seperti pembuangan dari dump truck atau meratakan stockpile yang ada dilapangan. penggusuran dilakukan sampai bagian tengah rata dan mengikuti alur yang sudah ada.
Setelah selesai baru lakukan penggusuran dari samping kiri atau kanan dengan metode yang sama, hal ini untuk dapat mempercepat hasil kinerja alat secara produktip. c. Jangan melakukan penggusuran setengah blade, akan menyebabkan b.
kurang produktipnya penggusuran material.
10. Land clearing. a.
Perkerjaan land clearing harus dilakukan oleh operator yang benar-benar berpengalaman,waspadalah terhadap bahaya-bahaya yang akan timbul saat mengerjakan land clearing, dan jangan lakukan hal-hal sebagai berikut: - jangan sekali-kali sarang lebah sampai terdorong. -
jangan mendorong pohon yang sudah lapuk, dahan kering yang mudah
patah di bagian atasnya. bila menemui hal seperti ini sebaiknya dipotong saja dengan enchinsaw. -
hati-hati
terhadap pohon yang menyandar dipohon lain/tidak
ditumbangkan secara tuntas dan waspadalah selalu terhadap akar yang menyangkut di traktor. b.
Daerah seperti lereng/tebing curam yang dapat membahayakan operator dan alat yang dioperasikanya, pengalaman dan pengawasan dilapangan dalam perkerjaan land clearing perlu ditingkatkan karena kecelakaan tersebut disebabkan oleh bahaya-bahaya tersebut diatas dan masih banyak lagi bahaya-bahaya lain yang tidak terduga. .
BAB III PERHITUNGAN KAPASITAS PRODUKSI BULLDOZER A. Perhitungan Produksi Bulldozer
Dalam melaksanakan pekerjaan pemindahan tanah yang menggunakan alat alat berat hal terpenting yang perlu adalah mengetahui kapasitas operasi dari peralatan yang digunakan. Langkah awal yang dilakukan sebelum membuat perhitungan biaya adalah membuat estimasi dari kapasitas alat secara teoritis. Dari hasil tersebut dicoba untuk membandingkan dengan pengalaman yang pernah dilakukan pada jenis pekerjaan yang serupa. Dari perbandingan hasil itu terutama nilai efisiensi kerja, kita dapat melakukan perhitungan biaya yang paling sesuai untuk jenis pekerjaan dan peralatan yang akan digunakan. Sehingga biaya pelaksanaan tidak akan terlalu besar atau pun terlalu kecil. Kapasitas operasi alt berat biasa dinyatakan dalam m3/jam atau cuyd/jam, sedangkan produksi alat dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan per siklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam kerja. Sebelum membahas tentang cara perhitungan produksi bulldozer, ada beberapa langkah-langkah yang harus kita ketahui, yaitu sebagai berikut :
Waktu siklus (Cm)
Waktu siklus yang dibutuhkan Bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan adalah dimulai pada saat maju, ganti persneling dan mundur. Adapun untuk menghitung waktu siklus dalam menit, dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
=
+ + ()
Dimana : D : jarak angkut (m atau yard) F : kecepatan maju (m/min atau yard/min) R : kecepatan mundur (m/min atau yard/min) Z : waktu untuk mengganti persnelling
Kecepatan maju dan kecepatan mundur
Untuk mesin gerak langsung : - Kecepatan maju : 3 – 5 km/jam - kecepatan mundur : 5 – 7 km/jam.
Untuk mesin TOROFLOW : - Kecepatan maju : 0,75 dari kecepatan maksimum - Kecepatan mundur : 0,85 dari kecepatan maksimum.
Waktu yang diperlukan untuk ganti persneling
Untuk mesin gerak langsung : - dengan tongkat tunggal : 0,10 menit - dengan tongkat ganda : 0,20 menit
Untuk mesin TOROFLOW - Mesin TOROFLOW : 0,50 menit Effesiensi kerja
Pemeliharaan Mesin
Kondisi operasi alat
Baik Sekali
Baik
Sedang
Buruk
Buruk Sekali
Baik Sekali
0,83
0,81
0,76
0,70
0,63
Baik
0,78
0,75
0,71
0,65
0,60
Sedang
0,72
0,69
0,65
0,60
0,54
Buruk
0,63
0,61
0,57
0,52
0,45
Buruk Sekali
0,52
0,50
0,47
0,42
0,32
Tabel 1. Effesiensi Kerja
Produksi Per Siklus (q)
Produksi kerja bulldozer pada saat beroperasi adalah sebagai berikut :
= Dimana : L : Lebar Blade/sudu (m) H : Tinggi Blade (m) a : faktor blade
Faktor Blade/Sudu
Derajat Pelaksanaan penggusuran
Penggusuran ringan
Penggusuran sedang
Penggusuran agak sulit Penggusuran sulit
Faktor blade/sudu
Penggusuran dapat dilakukan dengan sudu penuh tanah lepas: kadar air rendah, tanah berpasir tidak dipadatkan , tanah biasa, bahan/material untuk timbunan persedian (stockpile) Tanah lepas, tidak mungkin menggusur dengan sudu penuh. Tanah bercampur kerikil, atau split, batu pecah, pasir. Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur kerikil, tanah liat yang sangat kering, dan tanah asli. Batu-batu hasil ledakan, batu-batu berukuran besar.
1,1-0,9
0,9-0,7
0,7-0,6 0,6-0,4
Tabel 2. Faktor sudu
Rumus umum
Kapasitas operasi alat berat biasa dinyatakan dalam m³/jam atau cuyd/jam, sedangkan produksi alat dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan per sikluswaktu dan jumlah siklus dalam satu jam kerja. Rumus umumnya :
= =
60
( )
Dimana : Q
: Produksi per jam dari alat (m³)
Q
: Produksi (m³) dalam satu siklus kemampuan alat untuk memindahkan Tanah lepas.
N
: Jumlah siklus dalam satu jam (dimana N =
E
: Efisiensi kerja
Cm
: Waktu siklus dalam menit
)
B. Contoh Perhitungan Produksi Bulldozer
1. Sebuah bulldozer dengan Kapasitas blade (q): 4,38 m3 sedang bekerja mendorong tanah liat berpasir dengan kondisi asli dan Effesiensi kerja baik dan jarak dorong 30 m. Kecepatan maju maksimum bulldozer 3,7 km/jam dan kecepatan mundur maksimum bulldozer 8,2 km/jam dengan membutuhkan waktu ganti persneling 0,50 menit. Hitunglah produksi bulldozer selama satu jam? Jawaban : Diketahui : Q : 4,38 m3 kecepatan maju max
: 3,7 km/jam
kecepatan mundur max
: 8,2 km/jam
waktu ganti persneling
: 0,50 menit
Ditanya : Q = .......? Penyelesaian :
Produksi Per siklus (q) : q
= 4,38 m3
Wa ktu siklus (Cm) : Kecepatan maju (F)
: 3,7 km/ jam karena menggunakan mesin TOROFLOW
maka
kecepatan
maju
minimumnya 0,75 x 3,7 = 2,775 km/jam (46,3 m/min) Kecepatan mundur (R) : 8,2 km/ jam karena menggunakan mesin TOROFLOW
maka
kecepatan
mundur
minimumnya 0,85 x 8,2 = 6,97 km/jam (116,2 m/min) Waktu ganti persneling (Z) : 0,50 menit Cm
= + + =
,
+
,
+ 0,50
= 0,648 + 0,258 + 0,50 Cm
= 1,41 menit
Perhitungan Per Jam (Q) : Effesiensi kerja
: karena effesiensi kerja baik maka didapat effesiensi kerja 0,75 (liat dari tabel 1)
= =
= 4,38
( ,
)
0,75
= 4,3842,550,75 = 139,78 / Jadi bulldozer dapat memproduksi 139, 78 m3 selama satu jam.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Bulldozer
dapat
di
bedakan
menjadi
2
yakni
menggunakan
roda
kelabang(crawler tractor dozer) dan buldozer yang menggunakan roda karet (wheel tractor dozer). B. Saran
Karena pembahasan Tugas makalah ini hanya membahas Bulldozer saja sehingga dirasa kurang lengkapa, maka untuk bisa menentukan alternatif penggunaan peralatan yang lain perlu dibahas lagi suatu penelitian atau studi lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Sonny Wedhanto (dosen Jrs. Teknik Sipil- FT UM - Email :
[email protected] ) Rochmanhadi. 1992. “Alat - Alat Berat dan Penggunaannya” Jakarta :YBPPU. Sumber : Pemindahan Tanah Mekanis, Modul teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar (Kemenkeu)