PENGARUH PEMBERIAN JUS DAUN PEPAYA (Carica papaya L ) DALAM PAKAN HOUSE E GG PRODUCTI PRODUCTI ON DAN TERHADAP JUMLAH TELUR, HE N HOUSE KUALITAS TELUR AYAM ARAB Mutiara Permatasari1), V.M Ani Nurgiartiningsih2) dan Osfar Sjofjan 3) 1
Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Staff pengajar Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 3 Staff pengajar Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Email:
[email protected]) 2
ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jus daun pepaya ( Carica papaya L) L ) dalam pakan terhadap jumlah telur, hen house egg production dan production dan kualitas telur ayam arab. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 45 ayam arab berumur 68 minggu. Penelitian ini menggunakan tiga perlakuan dan 15 ulangan. Pakan perlakuan yang digunakan: pakan kontrol (P0), jus pepaya 4 % (P1) dan jus pepaya 8 % (P2). Variabel yang diukur adalah jumlah telur, hen house egg production, production , persentase telur dan haugh unit . Data dianalisis dengan analisis ragam Rancangan Acak Lengkap pola searah. Apabila terdapat perbedaan pengaruh antara perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: jumlah telur mingguan mingguan pada pada P0, P1 P1 dan P2 berturut-turu berturut-turutt adalah adalah 3,40 1,30 butir; 3,27 1,16 butir dan 3,20 1,08 butir. HHP butir. HHP pada pada P0, P1 dan P2 berturut-turu berturut-turutt adalah adalah 48,57 48,57 18,55 %; 46,67 46,67 16,61 % dan 45,71 15,46 %. Persenta Persentase se putih putih telur telur pada pada P0, P1 dan P2 P2 berturut-t berturut-turut urut adalah 53,08 2,31 %; 53,42 53,42 2,19 % dan 53,44 53,44 1,82 %. %. Persenta Persentase se kuning kuning telur telur pada pada P0, P1 dan P2 berturut-tu berturut-turut rut adalah adalah 33,75 33,75 2,36 %; 33,86 2,14 % dan 34,32 34,32 2,49 %. %. Persenta Persentase se kerabang kerabang pada P0, P0, P1 dan dan P2 bert berturu urut-tu t-turut rut adal adalah ah 13,17 13,17 0,85 0,85 %; 12,7 12,72 2 1,06 1,06 % dan dan 12,27 12,27 1,17 1,17 %. Haugh Unit pada Unit pada P0, P1 dan P2 berturut-turut adalah 74,09 6,31; 73,92 4,31 dan 74,30 5,49. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian jus daun pepaya dalam pakan tidak berpengaruh ber pengaruh terhadap jumlah telur, hen house egg production,haugh unit , persentase putih telur, kuning telur, kerabang.
Kata kunci: daun pepaya, pakan, hen house egg production, haugh unit, ayam arab
papay aya a L) AS FEED ADDITIVE ON EGG EFFECT OF PAPAYA LEAF JUICE (C ari ca pap HOUSE E GG PRODUCT PRODUCTII ON AND NUMBER, HE N HOUSE AND EGG QUALITY OF ARABIC LAYING HEN Mutiara Permatasari1), V.M Ani Nurgiartiningsih2) dan Osfar Sjofjan 3) 1)
Student, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University Lecturer at Animal Production Department, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University 3) Lecturer at Animal Nutrition and Feed Department, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University (Email:
[email protected]) 2)
ABSTRACT The purpose of this research was to observe effect of papaya leaf juice as feed additive on egg number, hen house egg production and production and egg quality of arabic laying hen. The materials used were arabic laying hens of 68 weeks old and randomly allocated to 3 dietary treatments with 15 replications. Dietary treatments were: control diet (P0) no papaya leaf juice, 4 % papaya leaf juice (P1) and 8 % papaya leaf juice (P2). The variables observed were egg number, hen house production, production , percentage compotition and haugh unit . Data were analyzed using analysis of variance with Completely Randomized Design one way classification. If there was significant differences between treatment, further further analysis will be done using Duncan’s Multiple Range Test. The result showed that the egg number at P0, P0, P1 P1 and and P2 P2 were were 3.40 3.40 1.30 1.30 egg; egg; 3.27 1.16 1.16 egg egg and and 3.20 3.20 1.08 1.08 egg. egg. HHP HHP at at P0, P1 and and P2 were were 48.57 48.57 18.55 %; 46.67 46.67 16.61 16.61 % and and 45.71 45.71 15.46 15.46 %. Percen Percentag tagee album albumen en at at P0, P1 and and P2 P2 were were 53.08 53.08 2.31 2.31 %; 53.42 53.42 2.19 2.19 % and and 53.44 53.44 1.82 1.82 %. Perce Percenta ntage ge yolk yolk at at P0, P1 P1 and and P2 were were 33.75 33.75 2.36 2.36 %; 33.86 33.86 2.14 2.14 % and and 34.32 34.32 2.49 2.49 %. Perce Percenta ntage ge egg shell shell at at P0, P1 and and P2 P2 were were 13.1 13.17 7 0.85 0.85 %; 12.72 12.72 1.06 1.06 % and and 12.2 12.27 7 1.17 1.17 %. Haugh %. Haugh Unit at at P0, P1 and P2 were 74.09 6.31; 73.92 73.92 4.31 and and 74.30 74.30 5.49. The conclusi conclusion on of this this research research was was papaya papaya leaf leaf juice juice addition addition in arabic arabic hen feed not significant to the egg number, hen house egg production,haugh unit , unit , percentage of albumen, yolk, egg shell.
Keywords:papaya leaf, feed, hen house egg production, haugh unit, arabic laying hen
1
PENDAHULUAN Ayamarab yang berkembang di Indonesia merupakanketurunan ayam lokal petelur unggul di Belgia, Eropa yang dikenal dengan nama ayam braekels dengan nama lain Gallus turcicus. Ayam braekels bersifat gesit, aktif dan daya tahan tubuhnya kuat (Diwyanto dan Prijono, 2007). Produktivitas ayam arab yang dipelihara secara intensif dapat mencapai 80 %. Disamping produktivitas bertelur tinggi, ayam arab memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan ayam kampung, yaitu berpostur badan kecil, konsumsi pakan rendah, dan tahan terhadap penyakit. Ayam arab memiliki sifat seperti ayam ras petelur yaitu tidak mengenal fase mengeram dan mampu bertelur sepanjang tahun. Disamping itu telur ayam arab juga memiliki kemiripan dengan ayam kampung, baik warna, bentuk, ukuran, maupun kandungan gizinya (Susmiyanto, Mudikdjo dan Suhardy, 2010 dalam Sodak, 2011). Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan ayam petelur. Pemilihan bahan pakan yang tepat akan menghasilkan pakan yang mempunyai kualitas yang mampu memenuhi kebutuhan ternak. Oleh karena itu, tingginya efisiensi penggunaan pakan harus selalu diusahakan agar peternak memperoleh keuntungan dan kualitas telur yang tinggi. Produktivitas ayam petelur dapat ditingkatkan dengan memperbaiki manajemen pakan, pencegahan dan penanggulangan penyakit. Pakan tambahan diperlukan untuk memperbaiki kualitas pakan, meningkatkan efisiensi pakan dan meningkatkan produksi ternak. Pemberian pakan tambahan merupakan faktor yang dapat menentukan efisiensi pemeliharaan ayam petelur. Pakan tambahan diberikan dalam jumlah yang sedikit, oleh sebab itu bentuk yang umum adalah mash (halus), beberapa dalam bentuk padat berupa tablet atau kapsul dan sebagian lainnya berbentuk cair. Biaya pakan tambahanumumnya merupakan biaya tambahan yang dapat ditekan pengeluarannya oleh peternak, sehingga diupayakan harganya murah dan penggunaannya efisien.
Pepaya merupakan tanaman obatobatan karena mengandung senyawa alkaloida, enzim proteolitik, papain, khimopapain dan lisosim yang berguna pada proses pencernaan dan mempermudah kerja usus (Kamaruddin dan Salim, 2006). Senyawa-senyawa tersebut dapat memecah molekul protein yang terkandung dalam telur. Oleh karena itu tanaman pepaya dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas telur. Daun papaya juga mengandung beta karoten yang berfungsi sebagaisumber Xantophyl alami (Anonimous, 1981). Zat makanan yang terkandung dalam daun pepaya adalah protein kasar sebanyak 20,88%, kalsium 0,99%, fosphor 0,47%, dan gross energy 2.912 kkal/kg (Widjastuti, 2009). Harga daun pepaya murah dan ketersediaan melimpah dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Berdasarkan pertimbangan diatas maka dilakukan penelitian tentang pemberian jus daun pepaya dalam pakan terhadap jumlah telur, hen house egg production, dan kualitas telur ayam arab. MATERI DAN METODE Materi Penelitian ini menggunakan 45 ekor ayam arab betina berumur 68 minggu dengan rata-rata bobot badan adalah 1320,69 88,04 g/ekor dengan nilai koefisien keragaman bobot badan 6,67 %. Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem batterydengan ukuran 40 x 20 x 40 cm. Setiap unit kandang berisi 1 ekor ayam arab yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Pakan yang digunakan terdiri atas beberapa campuran bahan pakan yang disusun berdasarkan kebutuhan zat makanan ayampetelur periode layer, terdiri atas: 30 % konsentrat, 25,2 % bekatul dan 44,8 % jagung. Pemberian pakan dan air minum secara ad libitum. Kandungan zat makanan bahan pakan disajikan pada Tabel 1 dan kandungan zat makanan pakan perlakuan disajikan pada Tabel 2. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan 2
lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan 15 ulangan.Adapun perlakuan yang digunakan adalah P0 (pakan kontrol), P1 (pakan kontrol dengan penambahan jus daun pepaya 4 ml/g pakan), P2(pakan kontrol dengan penambahan jus daun pepaya 8 ml/g pakan).
Variabel Penelitian Variabel penelitian yang diamati adalah :jumlah telur, hen house egg production, persentase telur dan haugh unit. Analisis Data Data hasil pengamatan ditabulasi dengan programexcel dan dilakukan analisis ragam Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Apabila terdapat perbedaan pengaruh antar perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s.
Tabel 1. Kandungan Zat Makanan Bahan Pakan (% BK) Zat makanan Energi Metabolis (Kkal/kg) Abu (%) Protein Kasar (%) Lemak Kasar (%) Serat Kasar (%) Kalsium (%) Fosfor (%)
Jagung 3863,87 1,24 9,97 4,63 2,07 0,74 0,24
Bahan pakan Bekatul Konsentrat 4464,55 2664,07 14,26 40,93 10,08 38,46 9,07 3,92 22,86 2,2 0,83 12,8 1,11 0,78
Daun Pepaya 2912 12,4 20,88 2,16 12,57 0,99 0,47
Sumber : 1 Hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (2014) 2 Widjastuti (2009)
Tabel 2. Kandungan Zat Makanan Pakan Perlakuan (% BK) Perlakuan Zat Makanan P0 P1* Energi Metabolis (Kkal/kg) 3655,30 3625,57 Bahan Kering (%) 87,52 87,51 Abu (%) 16,43 16,27 Protein Kasar (%) 18,54 18,64 Lemak Kasar (%) 5,54 5,40 Serat Kasar (%) 7,35 7,56 Kalsium (%) 4,38 4,24 Fosfor (%) 0,62 0,61
P2* 3595,84 87,51 16,11 18,73 5,27 7,77 4,10 0,60
Keterangan : *Hasil perhitungan dari masing - masing kandungan zat makanan bahan pakan
3
HASIL DAN PEMBAHASAN Secara lengkap data yang diperoleh selama penelitian pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rataan dan simpangan baku dari Jumlah telur mingguan, Hen House Egg Production, Persentase putih telur, Persentase kuning telur, Persentase kerabang dan Haugh Unit . Perlakuan P0 P1 P2 Variabel ± sd Jumlah telur mingguan (butir)
± sd
± sd
3,40 1,30
3,27 1,16
3,20 1,08
Hen House Egg Production (%)
48,57 18,55
46,67 16,61
45,71 15,46
Persentase putih telur (%)
53,08 2,31
53,42 2,19
53,44 1,82
Persentase kuning telur (%)
33,75 2,36
33,86 2,14
34,32 2,49
Persentase kerabang (%)
13,17 0,85
12,72 1,06
12,27 1,17
Haugh Unit (HU)
74,09 6,31
73,92 4,31
74,30 5,49
Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Telur Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah telur mingguanperlakuan P0, P1 dan P2 secara berturut – turut adalah 3,40 1,30 butir; 3,27 1,16 butir dan 3,20 1,08 butir. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pakan perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah telur mingguan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian jus daun pepaya dalam pakan sampai 8 % masih dapat ditolerir oleh ayam dan belum memberikan pengaruh terhadap jumlah telur mingguan. Menurut Brickman (1989), produksi ayam petelur dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : bibit, umur, kondisi kesehatan ayam, perkandangan, pencahayaaan, pakan dan suhu lingkungan. Scott et al., (1982) menyatakan bahwa tinggi rendahnya konsumsi protein dan energi secara fisiologis berpengaruh terhadap jumlah telur yang dihasilkan. Produksi telur juga dipengaruhi oleh faktor luar lainnya seperti stress, suara gaduh atau kehadiran orang asing. Menjaga agar produktivitas ayam arab tetap tinggi dapat dilakukan dengan menghindari hal-hal yang bisa membuat stress pada ayam. Wahyu (2004) menyatakan bahwa umur ayam mempengaruhi tingkat produktivitas telur,
semakin tua umur ayam maka produktivitas akan menurun. Pengaruh Perlakuan terhadap H en H ouse
E gg Production Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa hen house egg production dari perlakuan P0, P1 dan P2 secara berturut – turut adalah 48,57 18,55%; 46,67 16,61% dan 45,71 15,46%. Hasil rataan tersebut sudah sesuai dengan produksi telur ayam arab pada akhir periode produksi yaitu dibawah 85 % karena sudah melewati puncak produksi. Ayam arab mulai memproduksi telur pada umur 4,5 – 5 bulan. Produksi ayam arab mencapai puncak pada saat umur 8 bulan dengan produksi telur 75 – 85 % dari total populasi (Sulandari, dkk, 2007). Ayam arab sudah dapat diafkir pada umur 1,5 – 2 tahun (Kholis dan Sitanggang, 2002). Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pakan perlakuan tidakberpengaruh terhadap hen house egg production. Hal ini disebabkan oleh jus daun pepaya belum mampu meningkatkan produksi ovum pada saluran reproduksi ayam karena sudah melewati puncak produksi. Nutrisi atau makanan tambahan yang diberikan pada ayam periode akhir, belum mampu mempengaruhi produksi ovum sehingga tidak berpengaruh terhadap produksi telur (Istinganah, Mugiyono dan Iriyanti, 2013). Daun pepaya berfungsi 4
mempermudah pencernaan dan penyerapan nutrisi tetapi belum dapat memperbaiki fungsi fisiologi organ reproduksi ayam arab karena nutrisi yang terserap digunakan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan lemak dan otot sehingga energi yang digunakan untuk organ reproduksi dan produksi hanya sedikit. Daun pepaya berguna pada proses pencernaan dan mempermudah kerja usus (Kamaruddin dan Salim, 2006). Produksi dan kualitas telur secara internal maupun eksternal sangat ditentukan dari pemberian pakan baik secara kuantitas maupun kualitas pada ternak (Tugiyanti dan Iriyanti, 2012). Rata-rata konsumsi pakan yang dilaporkan Muharlien dan Nurgiartiningsih (2013) dari perlakuan P0, P1, dan P2 secara berturut-turut adalah 88,433 gram/ekor/hari; 87,175 g/ekor/hari; dan 86,976 g/ekor/hari. Konsumsi pakan pada penelitian sudah memenuhi, konsumsi pakan ayam arab umur diatas 18 minggu adalah 80-100 g/ekor/hari (Suprijatna, dkk, 2006). Kandungan serat kasar pada penelitian ini 7,35-7,77 %, sesuai dengan Darmana dan Sitanggang (2002) serat kasar yang dibutuhkan ayam arab antara 7 – 9 %. Hasil penelitian yang memberikan efek tidak berbeda nyata ini didukung oleh hasil rataan konsumsi pakan yang tidak berbeda nyata antara perlakuan, sehingga tidak berpengaruh terhadap hen house egg production. Faktor utama yang mempengaruhi produksi telur adalah jumlah pakan yang dikonsumsi dan kandungan zat makanan dalam pakan. Jumlah pakan yang dikonsumsi berpengaruh terhadap jumlah konsumsi protein dan energi dalam pakan. Scott et al ., (1982) menyatakan bahwa tinggi rendahnya konsumsi protein dan energi secara fisiologis berpengaruh terhadap jumlah telur yang dihasilkan. Umur ayam arab saat pengambilan sampel produksi telur pada penelitian ini adalah 68-72 minggu atau periode akhir sehingga telah mencapai puncak produksi dan produksi telur akan menurun seiring dengan bertambahnya umur ayam. Wahyu (2004) menyatakan bahwa umur ayam mempengaruhi tingkat
produktivitas telur, semakin tua umur ayam maka produktivitas akan menurun. Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Putih Telur Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian jus daun pepaya pada ayam arab tidak memberikan perbedaan pengaruh yang nyata terhadap persentase putih telur. Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa persentase putih telur dari perlakuan P0, P1 dan P2 secara berturut – turut adalah 53,08%; 53,42 %; dan 53,44 %. Hal ini membuktikan bahwa pemberian jus daun pepaya dalam pakan dapat membentuk molekul protein.Berat putih telur ayam arab menurut Diwyanto dan Prijono (2007) secara umum adalah 13,9 g/butir. Menurut Abubakar, dkk (2005) persentase putih telur ayam arab yaitu 51,07 %. Berdasarkan hal tersebut, maka rata-rata persentase putih telur ayam arab adalah 53,08 – 53,44 %, artinya persentase putih telur ayam arabhasil penelitian lebih tinggi dari penelitian Abubakar, dkk (2005). Berdasarkan angka rataan persentase putih telur pada Tabel 3, menunjukkan adanya kecenderungan menaiknya persentase putih telur dengan semakin meningkatnya pemberian jus daun pepaya dalam pakan (Tabel 2). Kandungan protein dalam pakan yang tinggi menyumbangkan protein yang tinggi pula di dalam putih telur. Asam amino terdiri dari asam amino essensial dan asam amino non essensial, metionin termasuk asam amino essensial. Salah satu contoh pengaruh suplementasi terhadap produksi dan kualitas telur ditunjukkan oleh penelitian Amrullah (2003), dimana ayam yang diberi 0,1% metionin dalam 14% dan 16% protein kasar di ransumnya ternyata memiliki kualitas telur yang lebih baik (bobot telur) dan produksi yang lebih tinggi (henday) dibanding yang tidak diberi suplementasi. Putih telur terdiri atas 12 % protein dan 88 % air. Ovomucin merupakan protein yang terdapat di dalam putih telur yang berperan dalam kekentalan putih telur. Banyaknya kandungan ovomucin putih telur mampu mempertahankan kekentalan dan 5
kesegaran putih telur dengan baik. Kandungan protein yang tinggi dalam pakan, diduga menyebabkan pembentukan molekul protein putih telur lebih besar dan lebih cepat sehingga kandungan ovomucin dalam putih telur dan persentase putih telur pada perlakuan P1 dan P2 cenderung lebih tinggi dibandingkan putih telur pada perlakuan P0. Menurut Rosidah (2006) bahwa protein putih telur yaitu ovomucin sangat mempengaruhi tingkat kekentalan atau viskositas telur. Apabila jumlah ovomucin semakin banyak maka semakin kental berarti viskositas telur semakin tinggi. Roesdiyanto (2002) bahwa struktur gel albumen terbentuk karena adanya ovomucin. Ovomucin ini sangat berperan dalam pengikatan air pada albumen telur, sehingga dapat mempengaruhi berat putih telur. Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Kuning Telur Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian jus daun pepaya pada ayam arab tidak memberikan perbedaan pengaruh terhadap persentase kuning telur. Hal ini berarti bahwa persentase kuning telur ayam arab baik pada P0, P1 dan P2 dengan penambahan jus daun pepaya 0 %, 4 % dan 8 % relatif sama. Menurut Abubakar, dkk (2005) secara umum persentase kuning telur ayam arab adalah 35,74 %. Berdasarkan hal tersebutmaka persentase kuning telur ayam arab hasil penelitian untuk P0, P1 dan P2 lebih rendah dari penelitian Abubakar, dkk (2005). Pakan dan kandungan nutrien merupakan faktor yang memberi pengaruh besar terhadap berat telur maupun komponennya, seperti berat kuning telur. Berat kuning telur dipengaruhi oleh kandungan lemak karena deposit lemak terbanyak berada di dalam kuning telur. Komposisi kuning telur adalah air 50%, lemak 32%-36%, protein 16% dan glukosa 1%-2% (Bell dan Weaver, 2002). Asam lemak yang banyak terdapat pada kuning telur adalah linoleat, oleat dan stearat. Kandungan lemak di dalam kuning telur dapat dipengaruhi oleh kandungan lemak pakan (Bell dan Weaver, 2002; Yamamoto
et al., 2007). Daun pepayamemiliki kandungan lemak yang rendah yaitu sekitar 2,16 % tidak akan banyak merubah kandungan asam linoleat dalam pakan yang memiliki kandungan lemak pakan yang relatif sama yaitu 5,27 – 5,54 % yang memungkinkan tidak terdapat pengaruh nyata dari perlakuan. Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Kerabang Telur Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa bahwa persentase kerabang telur antar perlakuan tidak berbeda nyata. Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa persentase putih telur dari perlakuan P0, P1 dan P2 secara berturut – turut adalah 13,17%; 12,72 %; dan 12,27 %. Hal ini dikarenakan kandungan kalsium yang ada dalam pakan pada setiap perlakuan tidak jauh berbeda. Kandungan Ca dalam pakan masih dalam kisaran kebutuhan ayam petelur yaitu 3,25 % - 4,25 %. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Roland, et al ., (1985) bahwa berat kerabang telur sangat erat kaitannya dengan konsumsi Ca oleh ayam.Selain Ca, kandungan P juga dibutuhkan dalam pembentukan kerabang. Kebutuhan ayam lokal petelur berumur diatas 18 minggu terhadap Ca dan P dalam pakan adalah 2,50 % dan 0,07 % (Anonimous, 2006). Pengaruh
Perlakuan
terhadap
Haugh
Unit Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata Haugh Unit perlakuan P0, P1 dan P2 secara berturut – turut adalah 74,09 6,31; 73,92 4,31; dan 74,30 5,49. Dari hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian jus daun pepaya pada ayam arab tidak memberikan perbedaan pengaruh yang nyata terhadap nilai Haugh Unit.Haugh Unit ( HU ) digunakan sebagai parameter mutu kesegaran telur yang dihitung berdasarkan tinggi putih telur dan bobot telur (Syamsir, dkk, 1994). Haugh Unit diukur dalam jangka waktu 1 hari setelah telur dikoleksi. Penurunan tinggi albumen diakibatkan oleh lama penyimpanan, sehingga nilai haugh unit pun berpengaruh (Abbas, 1989 dalam 6
Salatnaya, 2011). Kualitas telur sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi: hal-hal yang bersifat menurun (genetik) dan kondisi fisik ternak. Sedangkan faktor eksternal meliputi: temperatur, kelembaban dan penanganan telur (Idris, 1995). Menurut North dan Bell (1990), pada umumnya nilai Haugh Unit lebih menggambarkan umur penyimpanan telur. Lama penyimpanan dapat menyebabkan terjadinya penyusutan albumen atau putih telur yang kental karena adanya proses penguapan. Semakin besar ukuran pori-pori yang terdapat pada kerabang telur, maka proses penguapan akan berlangsung semakin cepat.Kualitas putih telur (kekentalan putih telur baik yang kental maupun encer) dipengaruhi oleh kandungan protein (lisosim) yang merupakan pembungkus kuning telur (Yuwanta, 2007).Wahju (2004) menyatakan bahwa metionin merupakan asam amino pembatas pertama yang sering mempengaruhi pembentukan struktur albumen dan mempengaruhi pemantapan jala-jala ovomusin. Dengan demikian, semakin terpenuhinya metionin maka semakin mantap pembentukan ovomusin. Ovomusin sangat berperan dalam pengikatan air untuk membentuk struktur gel albumen, jika jala-jala ovomusin banyak dan kuat maka albumen akan semakin kental yang berarti viskositas albumen tinggi seperti yang diperlihatkan dari indikator Haugh Unit.Rosidah (2006) menyatakan bahwa jika jumlah ovomucin meningkat maka albumen akan semakin kental dan menyebabkan nilai HU juga meningkat.Nilai haugh unit selama penelitian termasuk ke dalam kualitas AA dengan nilai haugh unit yaitu 73,92 – 74,30. Nilai Haugh Unit telur yang baru keluar dari tubuh induk adalah 100. Berdasarkan standar USDA (1999) yang memakai Haugh Unit untuk mengelompokkan kualitas telur sebagai berikut: Kualitas AA bila nilai haugh unit 72 Kualitas A bila nilai haugh unit 71 – 60 Kualitas B bila nilai haugh unit 59 -31 Kuailitas C bila nilai haugh unit 30
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah pemberian jus daun pepaya dalam pakan tidakmeningkatkan jumlah telur,hen house eggproduction, persentase putih, persentase kuning, persentase kerabang dan haugh unit telur ayam arab. SARAN Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk penelitian lanjutan sebaiknya menggunakan level pemberian jus daun pepaya lebih dari 8 % dengan jangka waktu pemberian yang lebih dini. DAFTAR PUSTAKA Abubakar, G. Pambudi, dan Sunarto. 2005. Performans Ayam Buras dan Biosekuritas di Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Dwiguna dan Ayam. Pro. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal.
Amrullah, I.K. 2003. Nutrisi Ayam Petelur . Satu Gunungbudi. Bogor. Anonimous.1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. . 2006. PedomanPembibitan Ayam Lokal Yang Baik . Direktorat Jenderal Peternakan. Jenderal Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta. Bell, D. & Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg . Kluwer Academic Publishers, United States of America. Brickman, W. L. 1989. Poultry Production in Tropical Areas. National Agriculture College Netherlands. Darmana, W., dan Sitanggang, M. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam 7
Arab Petelur . Agromedia Pustaka. Jakarta
dalam Pakan. Animal Production. 4 (2) : 77-82.
Diwyanto, K. dan S.N Prijono. 2007. Keanekaragaman Sumber Daya Hayati Ayam Lokal Indonesia: Manfaat dan Potensi. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
Roland, D.A., Farmer M. and Marple.D. 1984. Egg Shell Quality III : Calcium and phosporus requirement of commercial Leghorn. Alabama Agricultural Experiment Station Journal Article. No. 12-85-845.
Idris,
Susrini. 1995. Telur Pengawetannya. Penerbit Malang.
dan Fajar.
Istinganah, L., S. Mugiyono dan N. Iriyanti. 2013. Penggunaan Berbagai Jenis Probiotik Dalam Ransum Terhadap Produksi Dan Bobot Telur Ayam Arab. Jurnal Ilmiah Peternakan : 338 - 346 Kamaruddin, M. dan Salim. 2006. Pengaruh Pemberian Air Perasan Daun Pepaya Pada Ayam : Respon Patofisilogik Hepar . J. Sain Vet. : 37 – 43. Kholis, S., dan Sitanggang M. 2002. Ayam Arab dan Poncin Petelur Unggul . Agromedia Pustaka. Jakarta Muharlien dan V.M.A. Nurgiartiningsih. 2013. Pemanfaatan Limbah Daun Pepaya Dalam Bentuk Tepung Dan Jus Untuk Meningkatkan Performans Produksi Ayam Arab. Laporan Akhir. Ketahanan Pangan. UB North,
M.O. and Bell DD. 1990. Commercial Chicken Production Manual . Ed ke-4. New York: Chapman & Hall
Roesdiyanto. 2002. Kualitas Itik Tegal yang Dipelihara Secara Intensif dengan Berbagai Tingkat Kombinasi Metionin-Lancang (Atlanta sp)
Rosidah. 2006. Hubungan Umur Simpan dengan Penyusutan Bobot, Nilai Haugh Unit, Daya dan Kestabilan Buih Putih Telur Itik Tegal Pada Suhu Ruang . [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Salatnaya, H. 2011. StudiKualitas Telur Ayam Ras Di Pasar Tradisional Kota Manado. ISBN: 978-60298439-2-7 Scott, M.L., Mc Nesheim., and R.J. Young. 1982. Nutrition Of The Chicken. Inc. Westport, Connecticut. 62; 131; 136 – 140. Sodak, J. F. 2011. Karakteristik Fisik dan Kimia Telur Ayam Arab Pada Dua Peternakan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur . Skripsi. IPB Sulandari, S., M. S. A. Zein., S. Paryanti, T. Sartika, M. Astuti, T. Widjiastuti, E. Sudjana, S. Darana, I. Setiawan, dan D. Garnida. 2007. Sumberdaya Genetik Ayam Lokal Indonesia. Keanekaragaman Sumberdaya Hayati Ayam Lokal Indonesia: Manfaat dan Potensi. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta: 4567.
8
Suprijatna, E., Mahfud Z, L. D., dan Sarengat, W. 2006. Performans Produksi Ayam Arab Akibat Pemberian Ransum Berbeda Taraf Protein Saat Pertumbuhan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Fapet-Undip. Semarang
Syamsir, E., S. Soekarto, dan S. S. Mansjoer. 1994. Studi Komparatif Sifat Mutu dan Fungsional Telur Puyuh dan Telur Ayam Ras. Buletin Teknologi dan Industri Pangan. Bogor. Volume V nomor 3. Tugiyanti E., dan Iriyanti, N. 2012. Kualitas eksternal telur ayam petelur yang mendapat ransum dengan penambahan tepung ikan fermentasi menggunakan isolat prosedur antihistamin. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan.vol 1 (2) United State Department of Agriculture. 1999. Egg Industry Facts Sheet . http://www.aeb.org/eii/facts/industr y0facts.html. Diakses tanggal 25 Oktober 2013. Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. UGM Press. Yogyakarta Widjastuti, T. 2009. PemanfaatanTepung Daun Pepaya (Carica papaya L.) Dalam Upaya Peningkatan Produksi Dan Kualitas Telur Ayam Sentul . J. Agroland 16 (3) : 268 – 273. Yamamoto, T., L.R. Juneja, H. Hatta, & M. Kim. 2007. Hen Eggs: Basic and Applied Science. University of Alberta, Canada. Yuwanta, T. 2007. Telur dan Produksi Telur . UGM Press. Yogyakarta 9