93
i
PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN
NET INTEREST MARGIN (NIM) TERHADAP
PROFITABILITAS PT BANK SULSELBAR
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Diploma Tiga
Pada Politeknik Negeri Ujung Pandang
PRATIWI LEILA SAFILA
361 09 033
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2012
ABSTRACT
Pratiwi Leila Safila, "Influence (Non Performing Loan) NPL and (Net Interest Margin) NIM Of Profitability at PT Bank Sulselbar Makassar." (A. Gunawan, S.E.,M.Com.,Ak. And Drs. Samsul Bahri, M.Si)
As companies in general, the bank also has a goal to be able to get the maximum profit. Therefore, banks must maintain its financial ratios adjusted for the decision of Bank Indonesia as well as maintain its performance in order to remain trusted by customers in the economical activities.
This study aims to determine how the relationship or influence Non Performing Loan (NPL) and Net Interest Margin (NIM) on Profit at PT. Bank SulSelBar. The data used in this study in the form of secondary data obtained through the annual financial statements consist of the Balance Sheet and Income Statement 2006-2011 period, and some literature
Methods of analysis used is the measurement of the ratio consisting of the Non Performing Loan (NPL) and net interest margin (NIM), profitability ratios by using Return on Assets (ROA), a simple regression analysis, heteroskedastisitas test, normality test, correlation analysis, determination of test analysis F and t-test analysis.
The results of this study indicate that the NIM has positive and significant impact ROA on PT Bank Sulselbar . While NPL No significant influence ROA PT Bank Sulselbar The results of this study is expected that the variable NPL and the NIM can be used as guidelines for the management of banks in managing a bank in order to become a healthy bank.
Keywords : NPL (Loan To Deposit Ratio), NIM (Net Interest Margin), And ROA (Return On Asset)
ABSTRAK
Pratiwi Leila Safila, "Pengaruh Non Performing Loan) NPL and (Net Interest Margin) NIM Terhadap Profitabilitas pada PT Bank SulSelBar Makassar." (A. Gunawan, S.E.,M.Com.,Ak. dan Drs. Samsul Bahri, M.Si)
Sebagaimana perusahaan pada umumnya, bank juga mempunyai tujuan untuk bisa mendapatkan laba yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu bank harus menjaga rasio-rasio keuangannya disesuaikan dengan keputusan Bank Indonesia serta menjaga kinerjanya agar tetap dipercaya oleh nasabah dalam kegiatan perekonomian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterkaitan atau pengaruh Non Performing Loan (NPL) dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Profitabilitas pada PT. Bank SulSelBar . Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh melalui laporan keuangan tahunan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi periode 2006-2011, dan beberapa kajian pustaka.
Metode analisis yang digunakan adalah pengukuran rasio yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL) dan Net Interest Margin, rasio profitabilitas dengan
menggunakan Return on Asset (ROA), analisis regresi sederhana, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, analisis korelasi, determinasi, analisis uji F dan
analisis uji-t.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan. Sedangkan NPL Tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA perbankan. Hasil penelitian ini diharapkan bahwa variabel NPL dan NIM dapat dijadikan pedoman bagi pihak manajemen bank dalam pengelolaan suatu bank agar menjadi bank yang sehat.
Kata kunci : NPL (Loan To Deposit Ratio), NIM (Net Interest Margin), dan ROA (Return On Asset)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Allahumma Shalli Ala Muhammad Wa Ala Ali Muhammad
Puji syukur tak terhingga kita panjatkan dan kita haturkan pada sang Maha Pecinta pemilik cinta diatas segala kesempurnaan makhluk yang tak pernah butuh akan pujian, pemilik kasih sayang dan kelembutan yang tak pernah kering akan kasih sayangnya sebagaimana ia menebarkan cinta kasihnya di muka bumi. Pemilik ,ilmu nan kebijaksanaan yang sering kita agungkan yakni Allah SWT. Tidak lupa Shalawat dan salam kita haturkan kepada sang revolusioner abadi baginda Muhammad S.A.W yang mengayungi umat manusia dari tirani dan ketertindasan serta keluarganya yang suci dan para sahabatnya yang setia berjuang dijalan Tuhan. Semuanya tidak terlepas oleh-Nya tak terkecuali dalam penyusunan Tugas Akhir yang penulis lakukan. Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi Gelar Diploma Tiga Pada Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Selama penelitian ini banyak kendala dan kesulitan yang penulis temui, namun berkat petunjuk, arahan, bantuan moril dan materil serta kerja sama yang baik dari berbagai pihak, maka kendala dan kesulitan tersebut dapat diatasi.
Pertama-tama ucapan terima kasih saya haturkan secara khusus kepada orang tua yang saya hormati dan cintai Ayahanda H Muh Tahir Ngenre, S.E dan Ibunda Hj. Ernawati Tahir yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih saying dan kesabaran serta bantuan materi hingga penulis dapat berhasil menyelesaikan studi pada jenjang Diploma Tiga.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini, khususnya kepada :
Bapak Prof. Dr. H. Pirman, SE ,M.Si selaku Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Bapak Dr. Tawakkal, S.E., M.Si, Ak, Selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang.
A. Gunawan, S.E.,M.Com.,Ak. Selaku Pembimbing I dan Drs. Samsul Bahri, M.Si Selaku Pembingbing II yang senantiasa selalu memberikan bantuan serta meluangkan waktunya untuk memberikan masukan serta bimbingannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Ibu Fatmawati.S.E.,Ak Selaku Wali Kelas 3BD3 2009 yang selalu memberikan motivasi hingga selesainya Tugas Akhir ini.
Seluruh Dosen dan Staf Politeknik Negeri Ujung Pandang pada umumnya, dan Jurusan Akuntansi pada khususnya yang telah memberikan pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan.
Seluruh Staff dan karyawan PT Bank SulSelBar Makassar .
Ibu dari ibu penulis Hj Jawani dan Ketiga Adik penulis Tegar Prayudi Tahir, Nikita Tri Aulia, Dan Zaki Azfar Tahir Serta segenap keluarga besar yang selalu mendukung setiap langkah penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Sahabat Terbaik Penulis "Idung's + dua bolong's (Idung ilmong, ninong, ayu, teten, Battala Danang, dan adhe bolong) dan teman-teman yang banyak membantu deril, puta, pa'ma, pepi, guna, trio, dll. Serta Tak Terlupakan Sahabat Penulis yang selalu ada dalam suka dan Duka Amalia Pertiwi ismail "
Serta kawan seperjuangan 3BD3'09 atas keceriaan, kebersamaan, dan dukungan yang tiada hentinya kepada penulis. Wirdong, Nelong, kkak estong, echong, Larong, kkak trisong, firong, nopi, biya, nunu, mita, cute, icha, falah, dede, parid, romo, ibnu, uni, rijal, cuang, dan kk ince (Finally, kita akan duduki baruga bersama-sama tahun 2012 ini!!) dan Spesial Buat Alm. Juniati Muslimin.
Pengurus Harian Mahasiswa Akuntansi (HMA) Periode 2011-2012 (iwan, harun, ichal, novi, ismi, take, tio, fahrul, dll) ) atas pengalaman yang diberikan dan kesabaran menghadapi penulis. Serta Pengurus Periode 2012-2013 (Qipe, yhuya, fahrul, rara, kiki, andis, amal dll) yang tetap berjuang dan menjadikan HMA lebih baik lagi kedepannya. semangat Terlahir Untuk Satu.
Terkhusus Buad Andi Habibi, yang selalu menghadirkan senyuman, inspirasi dan Semangat Serta telah memberikan perhatian yang begitu besar kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan referensi bagi penulis guna perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Amin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ii
PENERIMAAN PANITIA UJIAN iii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang Masalah 1
Rumusan Masalah 5
Tujuan Penulisan 5
Manfaat Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan 7
Bank 8
Pengertian Bank 9
Tujuan dan Fungsi Perbankan 10
Kegiatan Utama Bank 13
Kredit 15
Pengertian Kredit 15
Fungsi dan Tujuan Kredit 16
Unsur-Unsur dalam Kredit 17
Kualitas Kredit 18
Kredit Bermasalah (NPL) 21
Net Interest Margin (NIM) 23
Profitabilitas 24
Pengaruh NPL Terhadap Profitabilitas 25
Pengaruh NIM Terhadap Profitabilitas 26
Hipositesis Penelitian 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28
Waktu dan Tempat Penelitian 28
Tipe Penelitian 28
Populasi dan Sampel 28
Teknik Pengumpulan Data 29
Jenis dan Sumber Data 29
Defenisi Operasional 30
Variabel Dependen 30
Variabel Independen 31
Teknik Analisis Data 32
Analisis Deskriptif 32
Analisis Regresi Berganda 33
Pengujian Asumsi Klasik 34
Uji Normalitas 34
Uji multikolinearitas 35
Uji Heteroskedastisitas 35
Uji Autokerelasi 36
Koefisien Determinasi (Adjust R2 ) 37
Pengujian Hipotesis 37
Uji T 37
Uji F 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40
Hasil 40
Gambaran Umum Perusahaan 40
Visi dan Misi PT Bank SulSelBar Makassar. 43
Deskripsi Hasil Penelitian 43
Perhitungan NPL PT Bank SulSelBar 44
Perhitungan NIM PT Bank SulSelBar 46
Tingkat Profitabilitas Dengan Menggunakan ROA 49
Pengaruh NPL Terhadap ROA 52
Pengaruh NIM Terhadap ROA 53
Statistik Deskriptif 54
Analisis Regresi Berganda 56
Pengujian Asumsi Klasik 58
Uji Normalitas 58
Uji Multikolinearitas 60
Uji Heteroskedastisitas 61
Uji Autokorelasi 63
Uji Koefisien Determinasi (Adjust R2 ) 64
Pengujian Hipotesis 65
Uji T 66
Uji F 70
Pembahasan 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74
Kesimpulan 74
Saran 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Rasio ROA, NPL, dan NIM PT Bank SulSelBar 4
4.1 Tingkat NPL PT Bank SulSelBar 44
4.2 Tingkat NIM PT Bank SulSelBar 47
4.3 Tingkat ROA PT Bank SulSelBar 50
4.4 Statistik Deskriptif Variabel (ROA Variabel Independen) 55
4.5 Hasil Analisis Berganda 57
4.6 Uji Kolmogorof- Smirnov 60
4.7 Uji Multikolinearitas 61
4.8 Run Test 64
4.9 Koefisien Determinasi (R2) 65
4.10 Hasil Uji- T Hipopotesis pertama 66
4.11 Hasil Uji- T Hipopotesis pertama 68
4.12 Hasil Uji- F 70
DAFTAR GAMBAR
Halaman
4.1 Grafik Kredit Bermasalah PT Bank SulSelBar 45
4.2 Grafik Pendapatan dan Biaya Bunga 48
4.3 Grafik Laba Sebelum Pajak 50
4.4 Grafik Profitabilitas ROA 51
4.5 Pengaruh NPL Terhadap ROA PT Bank SulSelBar 52
4.6 Pengaruh NPL Terhadap ROA PT Bank SulSelBar 54
4.7 Uji Normalitas Probability Plot 59
4.8 Uji Heteroskedastisistas 62
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di dunia modern sekarang ini, Dalam perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan yang merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dana masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan dan selanjutnya dari dana yang telah terhimpun tersebut, oleh bank disalurkan kembali dalam bentuk pemberian kredit kepada sektor bisnis atau pihak lain yang membutuhkan, serta memiliki potensi dan peluang yang besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi masyarakat dan sektor usaha.
Salah satu Bank yang dimiliki Pemerintah yaitu PT Bank SulSelBar, yang hingga saat ini masih mampu eksis menghiasi kompetisi dunia perbankan di Indonesia, khususnya provinsi Sulawesi selatan dan Sulawesi barat. Dalam aktivitasnya Bank SulSelBar menjalankan aktifitas yakni menghimpun dana dari masyarakat yang surplus dan menyalurkan kepada masyarakat yang defisit. Serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran (PSAK No. 31 paragraf 01).
Ukuran suatu prestasi di perusahaan umumnya adalah menilai sukses tidaknya manajemen dalam mengelola suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) dalam periode tertentu. Semakin tinggi kemampuaan menghasilkan laba atau profitabilitas perusahaan, diasumsikan semakin kuat kemampuaan perusahaan untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang kompetitif. Kemampuan menghasilkan keuntungan/ laba dikenal dengan istilah profitabilitas.
Profitabilitas merupakan salah satu elemen penting dalam penilaian kinerja keuangan bank. Bank harus senantiasa menjaga profitabilitasnya untuk menjaga kontinuitas usahanya. Dalam upaya untuk memperoleh pendapatan dan menghasilkan laba. Bank melakukan berbagai jenis usaha salah satunya dengan menyalurkan kredit kepada masyarakat. Namun pada kenyataan kredit yang menjadi tumpuan kegiatan usaha memiliki tingkat risiko kegagalan nasabah/debitur dalam membayar kembali pinjamannya pada saat kredit jatuh tempo (NPL). Selain itu Suku bunga yang di terlalu tinggi juga akan mempengaruhi Net interest Margin (NIM)
Perhitungan Profitabilitas biasanya digunakan analisis rasio. Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Dendawijaya 2005:118). Selanjutnya , Menjelaskan bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA (Dendawijaya 2005:119). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarkat.
Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. (Mawardi, 2005). Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Alasan dipilihnya Return on Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalah karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar.
Net Interest Margin (NIM) mencerminkan resiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antar suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut adalah selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman dimana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM) (Mawardi, 2005). Dengan demikian besarnya NIM akan mempengaruhi laba-rugi Bank yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas adalah kualitas kredit yang termasuk di dalamnya NPL atau Non performing loan.
Bank adalah sebuah lembaga yang berfungsi menyalurkan kredit bagi masyarakat. Oleh karena itu kegiatan bank yang paling mendominasi adalah pemberian kredit. Bank juga banyak mengambil keuntungan dari aktivitas pemberuian kredit ini, non performing loan adalah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian setiap bank karena non performing loan akan mempengaruhi profitabilitas bank. Ini harus menjadi perhatian khusus bagi bank karena dengan adanya NPL maka ini dapat memberikan pengaruh negative terhadap Profitabilitas.
Kredit bermasalah (NPL) menjadi ancaman utama yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank. Ini harus menjadi perhatian khusus bagi bank karena dengan adanya NPL maka ini dapat memberikan pengaruh negative terhadap Profitabilitas.
Adapun data tentang pergerakan rasio-rasio keuangan pada PT. Bank SulSelBar periode 2006-2011, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Rasio ROA, NPL, dan NIM PT. Bank SulSelBar
Periode 2006 - 2011
TAHUN
ROA
(%)
NPL
(%)
NIM
(%)
2006
4,80%
2,18%
9,15%
2007
6,44%
3,11%
12,10%
2008
7,11%
2,72%
12,21%
2009
5,56%
2,40%
10,73%
2010
5,58%
2,06%
10,31%
2011
3,34%
2,02%
10,18%
Sumber : Annual Report PT Bank SulSelBar
Dari data di atas. Pada tahun 2007 rasio ROA Naik yakni dari 4,80% pada tahun 2006 menjadi 6,44% pada tahun 2007, sedangkan pada rasio NPL juga Naik dari 2,11% pada tahun 2006 menjadi 3,11% pada tahun 2007. Dan Pada tahun 2011 rasio ROA menurun yakni dari 5,58% pada tahun 2010 menjadi 3,34% pada tahun 2011, sedangkan pada rasio NPL Turun dari 2,06% pada tahun 2010 menjadi 2,02% pada tahun 2011. Hal ini tidak sejalan dengan teori dimana jika NPL menurun maka ROA akan naik.
Hal yang sama juga terjadi pada rasio NIM, dari tahun 2009 ke 2010 rasio NIM menurun dari 10,73% menjadi 10,31%, sedangkan pada rasio ROA ternyata mengalami kenaikan dari 5,56% menjadi 5,58%. Hal ini tidak sejalan dengan teori dimana jika NIM mengalami Kenaikan maka ROA juga akan mengalami kenaikan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka judul yang diambil dalam penulisan tugas akhir ini adalah "Pengaruh NPL dan NIM terhadap profitabilitas pada PT Bank SulSelBar".
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas pada penulisan kali ini yaitu:
Bagaimana Pengaruh NPL terhadap profitabilitas pada PT Bank SulSelBar.
Bagaimana Pengaruh NIM terhadap profitabilitas pada PT Bank SulSelBar.
Bagaimana pengaruh NPL dan NIM terhadap profitabilitas pada PT Bank SulSelBar.
Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui rumusan masalah yang akan dihadapi penulis, tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah
Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh NPL terhadap profitabilitas pada PT Bank SulSelBar.
Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh NIM terhadap profitabilitas pada PT Bank SulSelBar.
Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh NPL dan NIM terhadap profitabilitas pada PT Bank SulSelBar.
Manfaat Penelitian.
Dari tujuan penelitian diatas manfaat dari penelitian ini adalah bersifat akademis dan praktis yaitu :
Manfaat akademis
Sesuai dengan tujuan penelitiaan, maka hasil dari penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan referensi serta dapat menambah wawasan bagi mahasiwa yang meneliti pada bidang yang sama.
Manfaat Praktis
Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk membuat kebijakan baru yang dapat membantu meningkatkan kinerja penyaluran kredit. Diharapkan juga penelitian ini bisa menggambarkan situasi Tingkat NPL, NIM , dan Profitabilitas PT Bank SulSelBar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil Penelitian Terdahulu
Budi Ponco (2008) Dalam Penelitian yang berjudul "Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR Terhadap ROA" Menjelaskan bahwa hasil penelitian adalah CAR, NIM dan LDR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan, serta BOPO yang memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan. NPL tidak Signifikan terhadap ROA.
Pandu Mahardian (2008) Dalam Penelitian yang berjudul "Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR Terhadap ROA (Studi Kasus Perusahaan perbankan yang Tercatat di BEJ periode Juni 2002-Juni 2007)" Menjelaskan bahwa hasil penelitian adalah CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Sedangkan NPL tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.
Diana Puspitasari (2009) Dalam Penelitian yang berjudul "Analisis pengaruh rasio CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan Suku Bunga SBI terhadap ROA" Menjelaskan bahwa hasil penelitian di Bank Devisa di Indonesia periode 2003-2007 adalah Variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif signifkan terhadap ROA. Selain itu ada juga variabel lain yang berpengaruh terhadap ROA yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Teddy Rahman (2009) dalam penelitian yang berjudul "Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR,NPL Terhadap Perubahan Laba (Studi Kasus Pada Bank Non Devisa Di Indonesia Periode 2003-2007)" Menjelaskan bahwa Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa selama periode 2003-20007, Dan berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan Laba dan BOPO dan Non Performing Loan (NPL) Berpengsruh Negatif dan signifikan terhadap Perunahan Laba sedangkan NIM berpengaruh positif tidak signifikan terhadap perubahan laba
Bank
Bank bisa dikatakan sebagai urat nadi perekonomian suatu negara, Terkhusus di era modern seperti sekarang ini peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah penting. Boleh dikatakan hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan tolok ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Makin maju suatu negara, makin besar pula peranan perbankan dalam membangun negara tersebut. Dengan demikian keberadaan dunia perbankan makin dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat.
Pada umumnya masyarakat memahami bank hanya sebatas tempat untuk meminjam dan menyimpan uang. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui seluk beluk bank secara utuh, sehingga pandangan tentang bank sering diartikan secara keliru.
Pengertian Bank
Berikut ini disajikan beberapa definisi mengenai bank :
PSAK Nomor 31 Standar Akuntansi Keuangan (2008:1) mengenai Akuntansi Perbankan mendefinisikan sebagai :
Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 menjelaskan bahwa "Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak."
Menurut Abdullah (2005) dalam Francisca dan Siregar (2009: 1) Mendefenisikan Bahwa : "Bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan dana."
Bank Dalam id.wikipedia.org adalah :
Dari beberapa Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Definisi di atas, dapat dikatakan bahwa bank merupakan lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman berupa kredit dan bekerja atas dasar kepercayaan yang diperoleh dari mayarakat. Bank juga berfungsi sebagai mediator atau perantara bagi peredaran lalulintas uang.
Tujuan dan Fungsi Bank
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Fungsi bank sangat krusial bagi perekonomian suatu negara. Oleh karena itu keberadaan aset bank dalam bentuk kepercayaan masyarakat sangat penting dijaga guna meningkatkan efisiensi penggunaan bank dan efisiensi intermediasi serta untuk mencegah kebangkrutan bank.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998, fungsi bank di Indonesia adalah:
Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat Bank bertugas mengamankan uang tabungan dan deposito berjangka serta simpanan dalam rekening koran atau giro. Sebagai penyalur dana atau pemberi kredit Bank memberikan kredit bagi masyarakat yang membutuhkan terutama untuk usaha-usaha produktif.
Jasa perbankan, menurut Sulaiman (2010 : 3), pada umumnya terbagi atas dua tujuan yaitu :
Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk itu, bank menyediakan uang tunai, tabungan dan kartu kredit. Ini merupakan peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter atau saling mempertukarkan barang dengan barang yang lainnya. Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak lain yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan dapat meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman sebagai modal membangun usaha.
Beberapa manfaat bank dalam kehidupan antara lain :
Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).
Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk management.
Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery).
Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.
Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar di masa mendatang. (id.wikipedia.org)
Menurut Triandaru, sigit dan Totok Budi (2006:9), secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai berikut :
Agent of trus
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun dalam menyalurkan dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di Bank apabila dilandasi oleh adanya unsur kepercayaan.
Masyarakat percaya sepenuhnya bahwa uanganya tidak akan disalahgunakan oleh pihak Bank, uangnya yakin akan dikelola dengan baik, Bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik atau diambil kembali dari Bank. Begitu pula pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitor atau masyarakat apabila dilandasi oleh adanya unsur kepercayaan. Pihak Bank berharap atau percaya bahwa debitor tidak akan menyalahgunakan pinjamanya, debitor akan mengelola dana pinjaman dengan baik , debitor akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan debitor mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainya pada saat jatuh tempo.
Agent of development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan disektor rill tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor ini tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sektor rill tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan Bank berupa penghimpun dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor rill. Kegiatan Bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, dimana kegiatan tersebut tidak terlepas dari adanya kehadiran uang. Kelancaran kegiatan tersebut tidak lain merupakan kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
Agent of service
Selain melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank sudah barang tentu erat kaitanya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberi jaminan bank, dan penyelesaian tagihan. Ketiga fungsi bank tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran yang lengkap dan menyeluruh mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai suatu lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution) saja.
Ketiga fungsi penting tersebut terkait dengan peran bank baik dari sisi mikro maupun makro. Dari sisi mikro, bank dibutuhkan sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan menyimpan dana, memperoleh kredit dan pembiayaan lain, maupun dalam melakukan berbagai transaksi ekonomi dan keuangan. Kepercayaan menjadi kunci utama bisnis perbankan selain pelayanan jasa yang diberikan kepada para nasabah dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan operasional perbankan
Kegiatan Utama Bank
Bank-bank umum terdiri dari bank umum pemerintah, bank umum swasta nasional devisa, bank swasta nasional nondevisa dan bank asing dan campuran. Kegiatan utama bank-bank umum adalah menghimpun dana masyarakat antara lain dalam bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan, serta menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Keberadaan bank- bank umum di suatu negara memiliki peranan pentinng dalam menunjang kegiatan perekonomian dan kemajuan suatu bisnis. Kebutuhan nasabah akan jasa bank-bank umum mendorong peningkatan kualitias dan pelayanan terhadap nasabah.
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998, kegiatan usaha yang dilakukan bank umum adalah:
menghimpun dana dari masyarakat,
memberikan kredit
menerbitkan surat pengakuan hutang,
membeli, menjual, atau menjamin surat-surat atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. Surat-surat berharga antara lain: surat- surat wesel, termasuk wesel yang diaksep oleh bank, surat pengakuan utang, kertas perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi, surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun, dan instrument surat berharga lain yang berjangka waktu (sampai dengan 1 (satu) tahun ).
memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri, maupun untuk kepentingan nasabahanya,
menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi, maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya,
menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga,
menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga,
melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak (custodian),
melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek,
membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya,
melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit, dan kegiatan wali amanat (trustee), menyediakan pembayaran dengan prinsip bagi hasil,
melakukan kegiatan lain, misalnya: kegiatan dalam valuta asing; melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan seperti: sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek dan asuransi; dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit,
kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang.
Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan bank tidak hanya terbatas pada kegiatan menerima dan menyalurkan dana dari masyarakat, tetapi juga membantu proses pembayaran dan perdagangan. Bank umum sangat penting dalam hal menopang kekuatan dan kelancaran sistem pembayaran dan efektivitas kebijakan moneter.
Ada beberapa hal yang dilarang dilakukan oleh bank umum, baik itu melakukan penyertaan modal, melakukan perasuransian dan juga usaha lain diluar ketentuan yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan pasal 10 Undang-undang No 7 Tahun 1992, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No 10 Tahun 1998, bank umum dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:
penyertaan modal, kecuali penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit dan bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pension,
melakukan usaha perasuransian,
melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang diatur dalam pasal 6 dan pasal 7 UU Nomor 7/ 1992.
Kredit
Pengertian Kredit
Dalam bahas alatin, kredit disebut "credere' yang artinya percaya, yaitu kepercayaan dari kreditur bahwa debiturnyaakan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian jedua belah pihak. Pengertian kredit menurut Undang- Undang Perbankan No 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut :
Kredit adalah peyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Berdasarkan defenisi kamus Perbankan-IBI, yaitu :
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan perjanjian pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain. Pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 31 (Revisi 2004) tentang Akuntansi Perbankan Mendefenisikan Kredit Sebagai berikut :
Kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan [pinjam meminjam antara bank dana pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi uangnya setelah dengan jangka waktu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Hal yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi dan pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA).
Kredit merupakan pinjaman yangn diberikan pihak bank selaku kreditur kepada nasabah selaku debitur. Kredit yang diberikan harus melalui beberapa proses kesepakatan yang menguintungkan bagi kedua belah pihak, sehingga tidak ada yang saling diuntungkan dan dirugikan karena pada intinya bank adalah penolong bagi debitur.
Fungsi dan Tujuan Kredit
Fungsi Kredit bagi masyarakat menurut Hasibuan (2008:88), adalah :
Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan perdagangan dan perekonomian.
Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
Memperlancar arus barang dan arus uang.
Meningkatkan hubungan internasional (L/C,CGI, dan lain- lain)
Meningkatkan produktivitas dana yang ada.
Meningkatkan daya guna (utility) barang
Meningkatkan kegairahan berusaha masyrakat.
Memperbesar modal kerja perusahaan.
Meningkatkan income percapita (IPC) masyarakat.
Mengubah cara berpikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis
Tujuan penyaluran kredit menurut Hasibuan (2008:88), antara lain adalah untuk :
Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit
Memanfaatan dan memproduktifkan dana- dana yang ada.
Melaksanakan kegiatan operasional bank
Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat
Memperlancar lalu lintas pembayaran
Menambah modal kerja perusahaan.
Meningkatkan pendapatan dan kesejahtraan masyarakat.
Kredit mempunyai manfaat sangat banyak bagi perekonomian ataupun bagi bank itu sendiri bahkan bagi masyarakat. Oleh Karen itu bank mempunyai perananan yang penting bagi perekonomian sebagai perantara yang berfungsi memeratakan uang di tengah masyrakat yaitu dengan menghimpun dan memberikan bagi yang memerlukan
Unsur- Unsur Dalam Kredit
Unsur- unsure yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit menurut kasmir (2002:103) adalah :
Kepercayaan
Merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa yang diberikan ( baik berupa uang, barng, atau jasa) benar- benar diterima kembali di masa yang akan dating jangka waktu kredit. Oleh karena itu. Sebelum kredit diberikan harus dilakukan penelitian dan penyelidikan terlebih dahulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik interent maupun ekstern untuk menilai kesungguhan dan etika baik nasabah terhadap bank.
Kesepakatan
Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dan akad kredit dimana masing- masing pihak menandatangi hak dan kewajiban sebelum kredit diberikan.
Jangka Waktu
Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak.
Resiko
Pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet kredit yang diberikan. Dalam pemberian kredit harus memperhitungkan secara cermat indicator yang dapat menyebabkan risiko macetnya kredit dan menetapkan cara- cara penyelesaiannya.
Balas jasa
Bagi bank, balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Bagi bank jenis konvensional, balas jasa berbentuk bunga bank dan biaya administrasi. Bagi bank berdasarkan prinsip syariah, balas jasa berbentuk bagi hasil.
Kualitas Kredit
Penilaian kualitas kredit yang diberikan dapat dilakukan dengan berbagi cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar dan sungguh- sungguh, alokasi pemberian kredit harus berpedoman pada ketetapan dan surat edaran otoritas moneter dan Bank Indonesia , dan kebijaksanaan pemberian kredit harus memiliki perencanaan.
Perencanaan kredit yang diberikan dilakukan secara realistis dan objective agar pengendalian dapat berfungsi dan tujuan tercapai. Perencanaan kredit yang diberikan harus didasarkan pada keseimbangan antara jumlah, sumber, dan jangka waktu dana agar tidak menimbulkan maslah terhadap tingkat kesehatan dan likuiditas bank.
Kualitas dari proses pemberian kredit terletak pada factor kualitas pejabat kredit yang menangani menurut Firdaus (2004:4), adalah sebagai berikut :
Kualitas atau kemampuan untuk dapat mengindentifikasi dan menganalisa risiko yang akan timbul dari usaha yang akan dibiayai.
Kualitas mental atau moral dari pada pejabat kredit yang menanganinya meliputi adanya kepentingan pribadi dan moral yang kurang baik.
Berdasarkan surat keputusan direksi Bank Indonesia No. 30/267/KEP/DIR/1998 tentang kualitas Aktiva Produktif pasal 4 menyatakan bahwa kredit ditetapkan menjadi lima golongan kolektibitas, yaitu :
Lancar (pass)
Kriteria dikatakan lancar apabila :
Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu
Memiliki mutasi rekening aktif
Bagian dari kredit yang di jamin dengan agunan tunai.
Dalam Perhatian khusus (Specialmention)
Kriteria dikatakan dalam perhatian khusus apabila :
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui Sembilan puluh hari.
Mutasi rekening relative rendah.
Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.
Didukung oleh pinjaman baru.
Kurang Lancar (Sub standar)
Kriteria dikatakan kurang lancar apabila :
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui Sembilan puluh hari.
Frekuensi rekening relative rendah
Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari Sembilan puluh hari.
Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur
Dokumentasi pinjaman yang lemah
Diragukan (Doubtfull)
Kriteria dikatakan diragukan apabila :
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui seratus delapan puluh hari.
Terjadi kaptalisasi bunga
Dokumentasi hokum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan
Macet (Uncollectible)
Kriteria dikatakan macet apabila :
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui dua ratus tujuh puluh hari.
Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.
Dari Segi hokum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkanpada nilai wajar.
Kredit Bermasalah (NPL)
Tingkat kelangsungan usaha bank berkaitan erat dengan aktiva produktif yang dimilikinya, oleh karena itu manajemen bank dituntut untuk senantiasa dapat memantau dan menganalisis kualitas aktiva produktif yang dimilikinya. Kualitas aktiva produktif menunjukkan kualitas aset sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi oleh bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank.
Menurut Siamat (2005) yaitu : Aktiva produktif yang dinilai kualitasnya meliputi penanaman dana baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing, dalam bentuk kredit dan surat berharga.
Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif Dinilai kualitasnya dengan menentukan tingkat kolektibilitasnya. Kolektibilitas dapat diartikan sebagai keadaan pembayaran kembali pokok, angsuran pokok atau bunga kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterima kembali dana yang ditanamkan dalam surat berharga atau penanaman lainnya. Sedangkan tingkat kolektibilitas dapat dibedakan menjadi empat tingkat, kredit kurang Lancar (KL) Diragukan (D) dan Macet (M). Pembedaan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya suatu kerugian yang diakibatkan oleh adanya kredit yang tidak terbayarkan atau kredit bermasalah (NPL).
NPL Merupakan rasio yang digunakan untuk penilaiian kualitas aktiva produktiv. NPL dapat dirumuskan sebagai berikut :
NPL =KL+D+MOS×100%
Dimana : KL = Kurang Lancar
D = Diragukan
M = Macet
OS = Outstanding (pinjaman)
Dalam PSAK no 31 (Revisi 2004) disebutkan :
bahwa kredit NPL pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok dan/atau bunganya telah lewat Sembilan puluh hari atau lebih setelah jatuh tempo atau kredit yang pembayrannya secara tepat waktu sangat diragukan.
Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur. Dalam penelitian ini digunakan rasio NPL dalam menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan bank tersebut.
Non Performing Loan (NPL) dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Rasio NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank
Menurut Hasibuan (2007) bahwa : Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur.
Menurut Kasmir (2004) bahwa :
Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain.
Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya NPL yang baik adalah di bawah 5%.
Net Interest Margin (NIM)
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia, No 06/23/DPNP. Tanggal 31 Mei 2004, bahwa NIM adalah " Perbandingan antara pendapatan bunga bersih (pendapatan bunga-beban bunga) dengan rata – rata aktiva produktif". Aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga. Tolak ukur profitabilitas ini dinyatakan dalam satuan persen. Dengan rumus sebagai berikut :
Net Interest Margin =pendapatan bunga-biaya bunga rata-rata aktiva produktif×100 %
Aktiva produktif terdiri dari giro pada bank lain + penemptan pada bank lain + surat berharga + kredit + penyertaan yang disalurkan.
Risiko pasar menurut Peraturan Bank Indonesia No.5 tahun 2003 merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari portofolio yang dimiliki oleh bank, dimana pergerakan tersebut bisa mengakibatkan kerugian, dalam hal ini adalah pergerakan suku bunga dan nilai tukar.
Berdasarkan ketentuan pada peraturan BI No.5/2003, salah satu proksi dari resiko pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasar dapat diukur dengan selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman diberikan (lending) atau dalam bentuk absolute, yang merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman. Didalam dunia perbankan dinamakan Net Interest Margin (NIM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperolah pendapatan operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit).
Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Analisis profitabilitas sangat diperlukan bagi investor jangka panjang.
Menurut Kasmir (2008:234) "Rasio profitabilitas bank adalah : alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan."
Menurut Harahap (2010) "Analisis rasio Profitabilitas yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya."
Pada penelitian ini, penulis menggunakan rasio profitabilitas yaitu Return on Asset (ROA). Return On Asset bank juga digunakan untuk mengetahui hubungan antara organisasi dan kinerja keuangan bank-bank retail, sehingga strategi organisasi dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat. Menurut ketentuan Bank Indonesia (SE. Intern BI, 2004) "Return On Asset (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset dalam satu periode."
Selanjutnya, BI Menetapkan Standar ROA minimal 1,5 % untuk penentuan kinerja keuangan Bank. Hal ini dikarenakan BI lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROA=Laba Sebelum PajakTotal Aktiva×100%
Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Profitabilitas
Adanya pemberian kredit akan disertai dengan penembalian kredit. Hal ini dilakukan sesuai kesepakatan mengenai jangka waktu dan syarat- syarat yang telah disepakati kedua belah pihak, antara penerima pinjaman (debitur) dengan pihak bank sebagai kreditur. Penyaluran dana dalam bentuk kredit merupakan sumber pendapatan dan keuntuntungan terbesar yang dimiliki sebuah bank.
Setiap kredit yang diberikan mempunyai resiko karena tidak semua usaha yang dibiayai bank dapat berhasil sehingga ada sebagian debitur tidak mampu mengembalikan pinjamannya kepada Bank yang akan menimbulkan kredit Bermasalah (Non Performing Loan) hingga berujung pada hilangnya kesempatan bagi bank untuk memperoleh pendapatan bunga dan kehilangan assetnya berupa pokok pinjaman yang telah disalurkan melalui kredit.
Hal tersebut mengakibatkan kerugian ganda sehingga nilai assetnya seca keseluruhan dalam laporan keuangan menjadi turun karena kehilangan potensi pendapatan dan asset yang disalurkan bank melalui kredit secara bersamaan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap profitabilitas bank dan akan mengganggu kegiatan operasional karena biaya untuk kegiatan bank berasal dari keuntungan yang diperoleh
Menurut Kasmir (2004) Pengaruh NPL Adalah :
Bahwa NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank .
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA
Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Profitabilitas.
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002) NIM Merupakan :
Net Interest Margin merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh pendapatan opersionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit). Rasio NIM menunjukkan berapa besar bunga bersih yang diperoleh bank tersebut, dimana bunga merupakan hasil dari kegiatan utama bank yaitu sebagai pihak penyalur dana kepada pihak yang membutuhkan. Karena kegiatan usaha pokoknya tersebut, maka rasio NIM ini merupakan faktor yang penting bagi kelangsungan hidup bank tersebut.
Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6% ke atas. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar Net Interest Margin (NIM) suatu perusahaan, maka semakin besar pula Return On Asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga dengan sebaliknya, jika NIM semakin kecil, ROA juga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut semakin menurun.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dan kerangka pemikiran teoritis di atas maka diperoleh hipotesis sebagai berikut
Hipotesis 1 : NPL Berpengaruh Signifikan terhadap ROA.
Hipotesis 2 : NIM Berpengaruh Signifikan terhadap ROA.
Hipotesis 3 : NPL dan NIM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA
BAB III
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT BPD Sul Sel- Bar yang berlokasi di Jl. DR. Ratulangi No. 16 Makassar. Penelitian ini berlangsung mulai dari Bulan April sampai dengan selesai.
Tipe Penelitian
Untuk memperoleh informasi yang diperlakukan dalam penelitian ini, maka metode pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu
Penelitiaan Lapangan (Field Research)
Penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian, dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai Laporan Keuangan Tahunan perusahaan dan data pendukung lainnya.
Penelitian Pustaka (Library Research)
Adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan peninjauan pustaka dari berbagai literatur, karya ilmiah, majalah dan buku- buku guna memperoleh landasan teoritis yang memadai untuk melakukan pembahasan.
Populasi dan sampel
Populasi adalah Keseluruhan Elemen yang hendak diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Keseluruhan data dalam bentuk laporan Keuangan tahunan di PT Bank SulSelBar mulai dari tahun 1961 sampai tahun 2011 . Sampel adalah bagian tertentu yang dipilh dari populasi atau perwakilan dari populasi). Sampel dalam penelitian ini adalah Data PT BankSulSelBar Selama 6 Tahun terakhir dengan kriteria merupakan laporan keuangan yang telah diaudit pada tahun 2006-2011.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, dibutuhkan data yang relevan. Untuk memperoleh data tersebut, maka dilakukan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :
Wawancara
Adalah teknik yang dipakai untuk mendapatkan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan guna mendapatkan data dan keterangan yang menunjang analisis dalam penelitian, terutama yang terkait dengan objek yang ingin di teliti.
Analisi Dokumen
Adalah teknik yang dipakai dalam mengumpulkan data dengan cara menganalisa dokumen-dokumen yang terkait dengan judul penelitian, dalam penelitian ini dokumennya adalah Laporan Keuangan Tahunan.
Observasi
Adalah teknik pendukung dan pelengkap dengan melakukan pencatatan data dari dokumen yang relevan dengan penelitian ini.
Jenis dan sumber data
Jenis data
Data kuantitatif
Adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan dalam bentuk daftar- daftar, dokumen- dokumen, dan lainnya berupa angka yang berhubungan dengan penulisan ini, Dalam hal ini data dan laporan keuangan tahunan selama 6 tahun terakhir (2006-2011) PT. Bank SulSelBar Cabang Utama Makassar.
Data kualitatif
Adalah data yang diperoleh dalam bentuk uraian dan penjelasan berupa gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan maupun informasi-informasi lisan lainnya yang menyangkut kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Sumber data
Data Primer
Adalah data yang diambil langsung dari objek penelitian yang belum diolah dan perlu dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis, misalnya hasil wawancara dengan bagian keuangan dan akuntansi serta karyawan lainnya mengenai aktivitas bisnis perusahaan;
Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan.
Definisi Operasional
Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA). ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari total aset (total aktiva) bank yang bersangkutan. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, ROA diukur dari perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total aset (total aktiva). Variabel dalam independen dalam penelitian ini adalah :
ROA=Laba Sebelum PajakTotal Aktiva×100%
Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri :
Non Performing Loan (NPL) :
NPL adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, NPL diukur dari perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit.
NPL =Kredit BermasalahOS×100%
Net Interest Margin (NIM) :
NIM adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga dari kredit yang disalurkan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia, No 06/23/DPNP. Tanggal 31 Mei 2004 NIM diukur dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap aktiva produktif.
Net Interest Margin =pendapatan bunga-biaya bunga rata-rata aktiva produktif×100 %
Teknik Analisis Data
Analisis kinerja perbankan dilakukan dengan menghitung rasio-rasio keuangan, yaitu NPL (Non Performing Loan) dan NIM (Net Interest Margin) yang kemudian masing-masing rasio tersebut diuji pengaruhnya terhadap rasio ROA (Return on Asset). Untuk melihat ada tidaknya pengaruh signifikan terhadap kedua variabel independen (NPL dan NIM) terhadap variabel dependen (ROA), maka dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statictical Product and Service Solutions) Versi 14.
Analisis Deskriptif
Penggunaan analisis deskriptif ini ditujukan untuk mengetahui gambaran kondisi NPL (Non Performing Loan) dan NIM (Net Interest Margin) terhadap ROA (profitabilitas) perusahaan yang dikomparasikan secara eksternal, yaitu melibatkan satu perusahaan.
Analisis Regresi Berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) (Menurut Usman, 2003 dalam Budi Ponco, 2008). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh NPL (Non Performing Loan) dan NIM (Net Interest Margin) terhadap ROA (Return On assets) pada PT Bank SulSelBar periode 2007-2011.
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
X1 = Net Performing Loan (NPL) per tahun untuk perusahaan dari periode 2006-2011
X2 = Net Interest Margin (NIM) per tahun untuk perusahaan dari periode 2006-2011
Y = Return on Asset (ROA) per tahun untuk perusahaan dari periode 2006-2011 .
Pengaruh variable independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan (Convident Interval) 95% atau Signifikan Level (α) sama dengan 5%.
Pengujian Asumsi Klasik
Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Asumsi klasik regresi meliputi (Menurut Ghozali, 2005 dalam Budi Ponco, 2008):
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi normal, Untuk Menguji Normalitas dapat diuji dengan Kolmogorof-Smirnof. Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:
Ho : data terdistribusi secara normal
Ha : data tidak terdistribusi secara normal
Atau menggunakan metode analisis grafik, baik secara normal plot atau grafik histogram, dengan acuan sebagai berikut :
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas adalah hubungan antar variable independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna ( koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model mendekati sempurna yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variable bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinieritas adalah koefisien korelasi variable tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga. Syarat uji multikolinieritas adalah : Jika tolerance < 0,1 atau inflation factor (VIF) > 10 t erjadi multikolinieritas. Jika terjadi multikolinearitas akan menimbulkan akibat sebagai berikut :
Standar error koefisien regresi yang diperoleh menjadi besar. Semakin besarnya standar error maka semakin erat kolinearitas antara variabel bebas.
Standar error yang besar mengakibatkan confident interval untuk penduga parameter semakin melebar, dengan demikian terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan, yakni menerima hipotesis yang salah.
Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaa variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar analisis (Menurut Ghozali, 2005 dalam Budi Ponco, 2008):
Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.
Uji Autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi
Pengujian ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Untuk menguji autokorelasi secara statistic dapat dilakukan dengan cara menggunakan Uji Run Test . Run Test merupakan bagian dari statistic non-parametrik untuk melakukan maka terlebih dahulu menentukan criteria sebagai berikut :
Residual (Res_1) random (acak)
Residual (Res_1) tidak random
Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi untuk melihat sejauhmana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan nilai Koefisien determinasi (adjusted R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah terbatas (Menurut Ghozali, 2005 dalam Budi Ponco, 2008).
Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara sebagai berikut: Uji signifikansi (pengaruh nyata) variabel independen (Xi) terhadap variabel dependen (Y) baik secara bersama-sama (serentak) maupun secara parsial (individual) dilakukan dengan uji statistik F (F-test) dan uji statistik t (t-test).
Uji T
Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan secara parsial. Adapun hipotesisnya dirumuskan sebagai berikut :
Perumusan hipotesis
H0 : ρ = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variable independen terhadap variable dependen.
Ha : ρ = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variable independen terhadap variable dependen
Menentukan tingkat signifikansi (α) yaitu sebesar 5%
Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan H0, yakni dengan melihat nilai signifikansi :
Jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima
Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak
Pengambilan keputusan
Uji F (Uji Kelayakan Model)
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Menurut Ghozali, 2005 dalam Budi Ponco, 2008). Langkah-langkah pengujiannya :
Perumusan hipotesis
Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.
Ha : β = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.
Menentukan tingkat signifikansi (α) yaitu sebesar 5%
Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis
Pengambilan keputusan
Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima
Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Gambaran Umum Perusahaan
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di Makassar pada tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67 tanggal 13 Juli 1961, nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.
Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No. 002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000. Dengan pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Propinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.
Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan modal dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD). Selanjutnya dalam rangka perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 tahun 2003 tentang Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp. 650 milyar. Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.HT.01.01 Tanggal 29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulsel, dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari 2005, Tambahan No. 1655/2005.
Perubahan Status Bank SulSel dari Perusahaan Daerah Menjadi Perseroan Terbatas juga diikuti dengan Perubahan Logo Bank SulSel, hal ini dilakukan melalui pelaksanaan sayembara logo yang diikuti oleh ribuan karya. Dan pada tanggal 22 Desember 2005, Logo baru Bank SulSel Diluncurkan Ke public.
Selanjutnya pada tahun 2011 PT Bank SulSel memperluas kiprahnya dengan mengambil bagian barat Sulawesi Selatan sehingga berubah nama dari PT. Bank SulSel menjadi PT. Bank SulSelBar.
Tugas pokok PT. Bank SulSelBar adalah sebagai Salah satu alat kelengkapan otonomi daerah pada bidang keuangan/perbankan dalam menjalankan tugas pokok tersebut, PT. Bank SulSelBar mempunyai fungsi Sebagai berikut :
Pendorong terciptanya tingkat pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Pemegang kas daerah dan pengelola uang daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
Pemegang Kas daerah pengelola uanmg daerah.
Salah satu Sumber Pendapatan Asli Daerah (PDA)
Perkembangan produk dan penyempurnaan layanan perbankan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi Informasi (TI) hampir semua produk dan Jasa PT Bank SulSelBar telah menerapkan dan memanfaatkan penggunaan Teknologi Informasi, Antara Lain :
Sistem Sentralisasi database dengan jaringan layanan online real time terus dikembangkan, terutama dalam mendukung efisiensi dan efektifitas proses rekonsiliasi pembukuan atas jutaan rekening yang dikelolanya. Jaringan layanan online real time tersebut telah mencakup seluruh kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas diseluruh wilayah Sulawesi Selatan dan Barat.
Layanan Delivery Channel yang sudah dikembangkan di Bank SulSel saat ini, antara lain : menyediakan layanan ATM bersama dan Phone Banking atau SMS Banking.
Visi dan Misi PT Bank SulSelBar Cabang Makassar
Visi : Menjadi Bank yang terbaik di Kawasan Indonesia Timur dengan dukungan manajemen dan sumber daya manusia yang profesional serta memberikan nilai tambah kepada Pemda dan masyarakat.
Misi
:
1
Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi
daerah
2
3.
Pemegang Kas Daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah Salah satu sumber pendapatan asli daerah
Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil Penelitian dan pembahasan merupakan penggambaran tentang hasil yang diperoleh dalam penelitian. Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah dikemukakan, maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif merupakan analisis yang mengacu pada deskripsi kondisi perusahaan. Analisis statistik merupakan analisis yang mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka yang dianalisis menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) Versi 14.
Namun terlebih dahulu akan dijelaskan tentang perhitungan variable penelitian yaitu NPL,NIM dan ROA.
Perhitungan Non Performing Loan (NPL) PT Bank SulSelBar
PSAK No. 31 (Revisi 2000) tentang Perbankan menyebutkan mengenai kredit yang bermasalah atau non-performing, sebagai berikut :
"non-performing pada umumnya merupakan kredit yang pembayaranangsuran pokok dan atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit non-performing terdiri atas kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan, dan macet".
NPL dicerminkan dalam kolektibilitas kredit tingkat 3,4,5. Data NPL disajikan dalam bentuk rasio yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPL =Kredit Kurang Lancar+Diragukan+Macet OS (Total Kredit)×100%
(Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004)
Hasil Peneletian mengenai gambaran tingkat non performing loan (NPL) PT. Bank SulSelBar dari tahun 2006 hingga 2011 dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.1
Tingkat NPL PT Bank SulSelBar
Per Desember (tahun 2006 sampai dengan 2011)
Tahun
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
OS (Total Kredit)
NPL (%)
2006
Rp7.355.475.628
Rp6.005.186.131
Rp30.800.299.413
Rp2.034.027.732.953
2,17%
2007
Rp15.125.384.931
Rp18.737.682.644
Rp45.014.272.140
Rp2.522.147.245.944
3,13%
2008
Rp5.121.566.567
Rp6.889.281.944
Rp79.811.001.719
Rp3.390.768.648.540
2,71%
2009
Rp4.964.319.847
Rp2.870.908.450
Rp75.184.097.809
Rp3.465.585.647.392
2,40%
2010
Rp8.050.179.477
Rp6.600.340.228
Rp78.392.496.135
Rp4.515.203.056.151
2,06%
2011
Rp8.394.040.617
Rp8.605.487.072
Rp91.689.247.666
Rp5.393.094.584.466
2,02%
Total
Rp49.010.967.067
Rp49.708.886.470
Rp400.891.414.882
Rp21.320.826.915.446
14,48%
Average
Rp8.168.494.511
Rp8.284.814.412
Rp66.815.235.814
Rp3.553.471.152.574
2,41%
Sumber : Lampiran (Data Diolah)
Sumber : Data Diolah Kembali
Gambar 4.1
Grafik Kredit (Kurang Lancar, Diragukan, Macet)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui jumlah kredit Kurang lancar tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp15.125.384.931 dan Jumlah kredit kurang lancar terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar Rp 4.964.319.847. Rata- rata kredit kurang lancar sebesar Rp8.168.494.511.
Jumlah kredit Diragukan tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar Rp18.737.682.644 dan Jumlah kredit Diragukan terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar Rp2.870.908.450. Rata- rata kredit Diragukan sebesar Rp8.284.814.412
Jumlah kredit Macet tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp91.689.247.666 dan Jumlah kredit Macet terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp30.800.299.413. Rata- rata kredit Jumlah Kredit Macet sebesar Rp66.815.235.814. Total Kredit mulai dari tahun 2006 hingga 2011 sebesar Rp21.320.826.915.446. di mana selama enam tahun tersebut total kredit mengalami peningkatan dengan rata- rata Rp3.553.471.152.574.
Total Kredit Tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp5.393.094.584.466 dan terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp2.034.027.732.953. NPL mengalami penurunan mulai dari tahun 2006 hingga 2011.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, yaitu PBI No.6/9/PBI/2004 pasal 2 ayat 2 tentang tindak Lanjut Pemeriksaan Bank Pengawasan dan penetapan Status Bank mengemukakan bahwa bank yang dinilai memiliki potensial kesulitan yang dapat membahayakan kelangsungan usahanya adalah bank yang salah satu kriterinya memuat kategori non performing Loan (NPL) di atas 5 % secara netto dari total kredit.
Dapat diketahui bahwa total NPL PT Bank SulSelBar dalam potensi yang aman karena nilai total NPL secara netto dari total kredit pada tahun 2007 sampai 2011 di bawah 5% yaitu sebesar 2,46%
Perhitungan Net Interest Margin (NIM) PT Bank SulSelBar
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia, No 06/23/DPNP. Tanggal 31 Mei 2004, bahwa NIM adalah " Perbandingan antara pendapatan bunga bersih (pendapatan bunga-beban bunga) dengan rata – rata aktiva produktif". Aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga. Tolak ukur profitabilitas ini dinyatakan dalam satuan persen. Dengan rumus sebagai berikut :
Net Interest Margin =pendapatan bunga-biaya bunga rata-rata aktiva produktif×100 %
Hasil Peneletian mengenai gambaran tingkat Net Interest Margin (NIM) PT. Bank SulSelBar dari tahun 2006 hingga 2011 dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.2
Tingkat NIM PT Bank SulSelBar
Per Desember (tahun 2006 sampai dengan 2011)
Tahun
Pendapatan Bunga
Biaya Bunga
Rata* aktiva produktif
NIM (%)
2006
Rp515.462.612.347
Rp141.042.749.270
Rp3.934.150.000.000
9,52%
2007
Rp573.924.606.019
Rp156.421.616.095
Rp3.451.328.000.000
12,10%
2008
Rp647.867.956.980
Rp138.177.286.368
Rp4.200.161.000.000
12,14%
2009
Rp627.323.601.872
Rp158.843.537.780
Rp4.349.887.000.000
10,77%
2010
Rp862.643.403.152
Rp230.024.653.897
Rp5.324.594.000.000
11,88%
2011
Rp962.591.509.056
Rp323.453.796.985
Rp6.324.796.000.000
10,11%
total
Rp4.189.813.689.426
Rp1.147.963.640.395
Rp27.584.916.000.000
66,51%
Average
Rp698.302.281.571
Rp191.327.273.399
Rp4.597.486.000.000
11,08%
Sumber : Lampiran (Data Diolah)
Sumber : Data Diolah Kembali
Gambar 4.2
Grafik Pendapatan Bunga dan Biaya Bunga
Berdasarkan table 4.2 diatas dapat diketahui jumlah Pendapatan Bunga tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp 962.591.509.056 dan Jumlah Pendapatan Bunga terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp515.462.612.347. Rata- rata Pendapat Bunga sebesar Rp698.302.281.571 Jumlah Biaya Bunga tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp323.453.796.985 dan Jumlah Biaya Bunga terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp138.177.286.368. Rata- rata Biaya bunga sebesar Rp191.327.273.399. Rata-rata aktiva produktif mulai dari tahun 2006 hingga 2011 sebesar Rp27.584.916.000.000 di mana selama enam tahun tersebut Rata- Rata aktiva produktif mengalami peningkatan dengan rata-rata Rp4.597.486.000.000. NIM mengalami penurunan mulai dari tahun 2006 hingga 2011.
Sesuai Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, bank yang salah satu kriterinya memuat kategori Net Interest Margin (NIM) di atas 6% . Dapat diketahui bahwa total NIM PT Bank SulSelBar dalam potensi yang aman karena nilai total NIM pada tahun 2006 sampai 2011 di Atas 6% yaitu sebesar 11,08%
Tingkat Profitabilitas Dengan Menggunakan Return on Assets (ROA) PT Bank SulSelBar
Profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan aktiva yang dimilikinya, ROA menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan, ROA mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan profit dengan asset yang dimilikinya.
Untuk menghitung ROA digunakan rumus sebagai berikut :
ROA=Laba Sebelum PajakTotal Aktiva×100%
(Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004)
Hasil Penelitian mengenai gambaran tingkat Return on Assets (ROA) PT. Bank SulSelBar dari tahun 2006 hingga 2011 dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.3
Tingkat ROA PT Bank SulSelBar
Per Desember (tahun 2006 sampai dengan 2011)
Tahun
Laba Sebelum Pajak
Total Aktiva
ROA(%)
2006
Rp219.037.158.151
Rp4.561.707.130.542
4,80%
2007
Rp265.730.218.642
Rp4.123.991.594.002
6,44%
2008
Rp316.803.320.640
Rp4.519.774.597.400
7,01%
2009
Rp238.043.772.674
Rp4.723.634.440.497
5,04%
2010
Rp337.902.028.582
Rp6.227.181.926.433
5,43%
2011
Rp363.147.972.044
Rp7.290.471.415.877
4,98%
Total
Rp1.740.664.470.733
Rp31.446.761.104.751
33,7%
Average
Rp290.110.745.122
Rp5.241.126.850.792
5,62%
Sumber : Lampiran (Data Diolah)
Sumber : Data Diolah Kembali
Gambar 4.3
Grafik Laba Sebelum Pajak
Berdasarkan table 4.3 di atas diketahui bahwa total laba sebelum pajak mulai tahun 2006 sampai 2011 adalah Rp1.740.664.470.733 dengan rata- rata sebesar Rp290.110.745.122. Titik tertinggi laba sebelum pajak adalah pada tahun 2011 sebesar Rp363.147.972.044. Dan titik terendah laba sebelum pajak adalah pada tahun 2006 sebesar Rp219.037.158.151. Sedangkan jumlah total aktiva mulai tahun 2006 sampai 2011 Rp Rp31.446.761.104.751
dengan rata- rata sebesar Rp5.241.126.850.792. nilai total aktiva tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp7.290.471.415.877 dan terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp4.123.991.594.002. Total aktiva mengalami peningkatan dari tahun 2006 hingga 2011.
Sumber : Data Diolah Kembali
Gambar 4.4
Grafik Profitabilitas ROA
Berdasarkan table 4.3 total ROA mulai tahun 2006 sampai 2008 adalah 33,7% dengan rata- rata 5,62%. Nilai ROA tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 7,01 % dan terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar 4,80 %. Bank Indonesia menetapkan standar ROA minimal 1,5 % untuk penentuan kinerja keuangan bank. Bila dibandingkan antara rata- rata total ROA yaitu sebesar 5,62% dengan satandar ROA yang ditetapkan BI yaitu sebessar 1,5 %, rata- rata total ROA PT Bank SulSelBar masuk dalam kategori tinggi sesuai pada peraturan BI No.6/PBI/2004 tetapi rata- rata ROA dibawah nilai standar minimal dalam kerangka penentuan kinerja keuangan bank yang di tentukan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 1,5 %.
Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA).
Pergerakan rasio NPL terhadap ROA pada PT Bank SulSelBar selama periode penelitian, yakni 2006-2011 dapat dilihat pada gambar berikut :
Sumber : Data Diolah Kembali
Gambar 4.5
Pengaruh NPL terhadap ROA PT Bank SulSelBar
Periode 2006-2011
Pada Gambar 4.5 dapat kita lihat bahwa secara umum nilai ROA dan NPL berbanding terbalik, Pada beberapa periode pergerakan Non Performing Loan (NPL) berbanding Lurus dengan pergerakan Return On Asset (ROA), yaitu Pada tahun 2006 dan 2007 Di mana pada periode tersebut ROA mengalami Kenaikan sedangkan NPL mengalami Kenaikan. 2008 dan 2009 serta 2010 dan 2011. Di mana pada periode tersebut ROA mengalami penurunan sedangkan NPL mengalami penurunan. Hal ini tentu saja bertentangan dengan teori yang ada di mana hubungan antara NPL dan ROA adalah berbanding terbalik.
Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On Asset (ROA).
Rasio NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, perhitungan NIM adalah dengan cara membandingkan pendapatan bunga bersih dengan total aktiva produktif.
Pergerakan rasio NIM terhadap ROA pada PT Bank SulSelBar selama periode penelitian, yakni 2006-2011 dapat dilihat pada gambar berikut :
Sumber : Data Diolah Kembali
Gambar 4.6
Pengaruh NIM terhadap ROA PT Bank SulSelBar Periode 2006-2011
Pengaruh Net Interest Magin (NIM) terhadap Return On Asset (ROA) adalah berbanding lurus. Meskipun demikian, pada periode penelitian terlihat bahwa pergerakan NIM dan ROA cukup fluktuatif. Pada Gambar 4.6 dapat dilihat adanya penurunan NIM namun terjadi peningkatan pada ROA. Hal ini terjadi pada 2007 dan 2008, sehingga hal tersebut tidak sesuai teori yang berlaku dimana penurunan NIM seharusnya disertai dengan penurunan pada ROA. Meskipun begitu dapat dilihat pada tahun berikutnya angka NIM meningkat dan disertai dengan peningkatan pada ROA.Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel ini masih berbanding lurus.
Statistika Deskriptif
Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakan tabel statistik deskriptif. Tabel statistik deskriptif ini meliputi nilai rata-rata (mean), jumlah data (N) dan standar deviasi dari empat variabel independen yaitu Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM) sebagai variabel yang mempengaruhi Return On Asset (ROA) pada PT Bank SulSelBar, seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Variabel
(Dengan Return on Asset/ ROA sebagai Variabel Dependen)
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NPL
6
2,02
3,13
2,4150
,43372
NIM
6
9,52
12,14
11,0867
1,12021
ROA
6
4,80
7,01
5,6167
,90099
Valid N (listwise)
6
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Sebagai rentabilitas ekonomis Return on Asset (X1) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata tingkat rasio ROA tahun 2006-2011 adalah sebesar 5.6167% dengan ROA tertinggi 7.01% dan terendah sebesar 4.80% dengan penyimpangan dari nilai rata-rata sebesar 0.90099%. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode penelitian besarnya ROA bank devisa di Indonesia sudah memenuhi standar yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu di atas 1,5%. Sedangkan standar deviasi untuk ROA adalah sebesar 0.90099%. ini cukup baik karena lebih rendah nilai standar deviasi dibandingkan dengan nilai rata- rata (mean) ROA.
Non Performing Loan. Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa rata-rata NPL sebesar 2,4640% dengan NPL tertinggi sebesar 3.13% sedangkan NPL terendah 2.02 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode penelitian besarnya NPL bank devisa di Indonesia sudah melebihi standar yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu di bawah 5%. Sedangkan rata-rata NPL adalah 2,4150% dengan nilai standar deviasi sebesar 0,43372. Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel NPL mempunyai sebaran kecil karena standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya (mean), sehingga simpangan data pada variabel NPL ini dapat dikatakan baik.
Net Interest Margin. Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata NIM adalah sebesar 11,0867% dengan rata-rata tertinggi 12,14% dan terendah 9,52%. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara statistik, selama periode penelitian besarnya NIM bank devisa di Indonesia sudah bisa memenuhi standar yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu di atas 6%. Sedangkan rata-rata NIM adalah 11,0867% dengan nilai standar deviasi sebesar 1,12021. Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel NIM mempunyai sebaran kecil karena standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya (mean), sehingga simpangan data pada variabel NIM ini dapat dikatakan baik.
Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 14.0 diperoleh estimasi sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-1,624
2,256
-,720
,524
NIM
,464
,260
,577
1,786
,172
NPL
,869
,671
,418
1,296
,286
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Dari tabel di atas, dengan melihat angka yang berada pada kolom unstandardized coefficient beta, maka dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = -1,624 + 0,869X1 + 0,464X2
Dari persamaan regresi tersebut maka dapat dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu NPL dan NIM terhadap ROA pada Bank PT Bank SulSelBar sebagai berikut :
Dari persamaan regresi linear berganda diatas, dapat dilihat nilai konstanta -1,624. Hal ini menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA) mempunyai nilai sebesar -1,624. jika variabel – variabel independen (Non Performing Loan/NPL dan Net Interest Margin/NIM) dianggap konstanta.
Koefisien transformasi regresi X1 atau untuk variabel Non Performing Loan (NPL) adalah sebesar 0,869. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) dari perusahaan PT Bank SulSelBar periode tahun 2006-2011.
Koefisien transformasi regresi X2 atau untuk variabel Net Interest Margin (NIM) adalah sebesar 0,464. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) dari perusahaan PT Bank SulSelBar periode tahun 2006-2011.
Dari hasil analisis berganda diatas menunjukkan bahwa pengaruh nilai Net Interest Margin (NIM) nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai Non Performing Loan (NPL). Pada data yang terlihat ROA bank ini cukup tinggi namun pengaruh NIM kecil terhadap ROA. Ini berarti bahwa perusahaan masih belum mampu menyalurkan aktiva produktifnya dengan efektif.
Pengujian Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang termudah.
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dapat juga dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:
Ho : data terdistribusi secara normal
Ha : data tidak terdistribusi secara normal
Gambar berikut ini akan memperlihatkan hasil uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini:
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Gambar 4.7
Uji Normalitas Probability Plot
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena data menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran data searah mengikuti garis diagonal tersebut.
Uji Kolmogorov smirnov digunakan untuk uji statistik apakah data terdistribusi normal ataukah tidak terdistribusi normal. Uji kolmogorov Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut : jika nilai signifikansi kolmogorov smirnov lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan maka data terdistribusi secara normal. Uji kolmogorov smirnov dapat dilihat dalam tabel 4.6 sebagai berikut :
Tabel 4.6
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPL
NIM
ROA
N
6
6
6
Normal Parameters(a,b)
Mean
2,4150
11,0867
5,6167
Std. Deviation
,43372
1,12021
,90099
Most Extreme Differences
Absolute
,214
,261
,249
Positive
,214
,174
,249
Negative
-,181
-,261
-,182
Kolmogorov-Smirnov Z
,524
,638
,609
Asymp. Sig. (2-tailed)
,946
,810
,852
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Dari tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa nilai K-S untuk variabel NPL adalah 0,524 dengan p = 0, 946, variabel NIM memiliki K-S 0,638 dengan p = 0, 810 dapat terdistribusi secara normal karena memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05..
Uji Multikolinearitas
Masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan persamaan regresi berganda adalah multikolinearitas, yaitu suatu keadaan yang variabel bebasnya berkorelasi dengn variabel bebas lainnya. Adanya Multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflaction factor (VIF). Batas nilai tolerance value di bawah 1 dan nilai variance inflaction factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari multikolinearitas.
Tabel 4.7
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Correlations
Collinearity Statistics
Zero-order
Partial
Part
Tolerance
VIF
1
(Constant)
NIM
,840
,718
,448
,604
1,655
NPL
,781
,599
,325
,604
1,655
Dependent Variable: ROA
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Berdasarkan table di atas, dapat kita lihat bahwa nilai tolerance dan VIF dari variabel NPL dan NIM sama yaitu sebesar 0,604 dan 1,655. Oleh karena itu dapat, disimpulkan bahwa dalam model ini tidak terdapat masalah multikolinearitas antara variabel bebas karena nilai tolerance masih berada di bawah nilai 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yag lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada gambar 4.8 berikut ini:
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Gambar 4.8
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan scatter plot antara nilai prediksi (ZPRED) dengan residual (SRESID) pada gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secar acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, titik-titik juga menyebar secara acak, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Pengujian ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Untuk menguji autokorelasi secara statistic dapat dilakukan dengan cara menggunakan Uji Run Test . Run Test merupakan bagian dari statistic non-parametrik untuk melakukan maka terlebih dahulu menentukan criteria sebagai berikut :
Residual (Res_1) random (acak)
Residual (Res_1) tidak random
Dengan menggunakan program SPSS dihasilkan table Run Tes Sebagai Berikut :
Tabel 4.8
Run Test
Unstandardized Residual
Test Value(a)
-.06156
Cases < Test Value
3
Cases >= Test Value
3
Total Cases
6
Number of Runs
5
Z
.456
Asymp. Sig. (2-tailed)
.648
a Median
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa Nilai tes adalah 0,456 dengan propabilitas 0,648 berada di atas signifikasi 0,05. Ini Berarti hipotesis nol diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa residul random (acak) atau tidak terjadi autokorelasi antar variabel residual.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi: variabel dependen. Sedangkan nilai Koefisien determinasi (adjusted R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah terbatas (Ghozali, 2005).
Besarnya nilai Adjusted R2 dapat dijelaskan pada tabel 4.9 sebagai berikut :
Tabel 4.9
Koefisie Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,901(a)
,811
,685
,50567
a. Predictors: (Constant), NIM, NPL
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Berdasar output SPSS tampak bahwa dari hasil perhitungan diperoleh Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,685. Dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa 68,5% Return on Asset (ROA) dari PT Bank SulSelBar dipengaruhi oleh variasi dari kedua variabel independen yang digunakan, yaitu NonPerforming Loan (NPL) dan Net Interest Margin (NIM), sedangkan sisanya sebesar 31,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian.
Pengujian Hipotesis
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Net Performing Loan (X1) dan Net Interest Margin (X2) terhadap Return On Asset (Y), maka dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda dan regresi sederhana untuk menjawab hipotesis yang dikemukakan sebelumnya melalui analisis berikut ini :
Uji t (Uji Parsial)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yang terdiri atas Net Performing Loan (X1) dan Net Interest Margin (X2) terhadap Return On Asset (Y). Pada tabel di bawah dapat kita lihat hasil uji-t tersebut.
Hipotesis pertama
Dalam penelitian ini yang diajukan sebagai hipotesis pertama adalah membuktikan perusahaan menggunakan metode NPL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini adalah analisis regresi linier sederhana. Adapun hasil dari analisis regresi linier sederhana dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji-t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
1,698
1,587
1,070
,345
NPL
1,623
,649
,781
2,502
,067
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Berdasarkan data hasil olahan SPSS di atas, maka diperoleh penjelasan sebagai berikut :
Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien transformasi regresi untuk variabel Non Performing Loan (NPL) sebesar 2.052 dengan nilai signifikansi sebesar 0.067 yang nilainya lebih besar dari taraf signifikansi yang ditolerir (0.05). Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) tidak Cukup bukti untuk menerima hipotesis tersebut.
Bank dapat menjalankan operasinya dengan baik jika mempunyai NPL dibawah 5% dan dalam rentan 5%-8% dikatakan masih dalam kondisi cukup baik (aman). Hasil persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel NPL terhadap ROA adalah positif hal ini terjadi karena rata-rata nilai NPL PT Bank SulSelBar pada tahun 2006-2011 sebesar 2,41% masih dalam batas maksimum NPL yang disyaratkan oleh Bank Indonesia. Laba perbankan masih dapat meningkat dengan NPL yang tinggi karena sumber laba selain dari bunga seperti fee based income relative tinggi. Selain itu NPL bisa saja terjadi bukan karena debitor tidak sanggup membayar akan tetapi ketatnya Peraturan Bank Indonesia dalam hal penggolongan kredit yang mengakibatkan debitor yang tadinya berada dalam kategori lancar bisa turun jadi tidak lancar. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Pandu Mahardian (2008), dan Budi Ponco (2008), yang menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) Tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset.
Hipotesis kedua
Dalam penelitian ini yang diajukan sebagai hipotesis pertama adalah membuktikan perusahaan menggunakan metode NIM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini adalah analisis regresi linier sederhana. Adapun hasil dari analisis regresi linier sederhana dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji-t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-1,871
2,431
-,770
,484
NIM
,675
,218
,840
3,093
,036
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Berdasarkan data hasil olahan SPSS di atas, maka diperoleh penjelasan sebagai berikut :
Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel Net Interest Margin (NIM) sebesar 0,464 dengan nilai signifikansi sebesar 0,036, dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih besar dari 0,05. Tetapi nilai konstantanya 0,484 Dianggap tidak significant Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa NIM berpengaruh positif dansignifikan terhadap perubahan laba tidak cukup bukti untuk menerima hipotesis kedua.
Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Teddy Rahman (2009), yang menyatakan bahwa net interest margin (NIM) berpengaruh positif dan Tidak signifikan terhadap Perubahan Laba. Net Interest Margin (NIM) tidak berpengaruh signifikan menunjukkan bahwa manajemen bank belum mampu mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan terutama dari Spread bunga tabungan dan kredit dan investasi. Net Interest Margin (NIM) diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi biaya bunga. Spread yang kecil yang disebabkan naiknya BI rate dan tekanan inflasi membuat besarnya biaya bunga meningkat menyebabkan bank kehilangan kesempatan memperoleh laba dari aktiva produktif
Uji F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama- sama terhadapa variabel tidak bebas. Dalam uji ini kita melihat pengaruh NPL (X1), variabel NIM (X2) secara bersama-sama terhadap variabel ROA (Y) yang digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji F
ANOVAb
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
3,292
2
1,646
6,437
,082(a)
Residual
,767
3
,256
Total
4,059
5
a. Predictors: (Constant), NIM, NPL
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Berdasarkan perhitungan dengan F-test dalam tabel 4.6 di atas diperoleh nilai F-hitung sebesar 6.437 dengan nilai signifikansi (sig) sebesar 0,082. Oleh karena nilai signifikansi 0,082 > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel NPL dan NIM terhadap variabel ROA secara bersama-sama (simultan) atau dapat diartikan bahwa model dalam penelitian ini Tidak Cukup bukti untuk menerima hipotesis ketiga.
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa ROA tidak dapat dipengarui signifikan secara bersama-sama oleh variabel-variabel NPL dan NIM dengan nilai 6.437 dengan nilai signfikansi 0,082, Walaupun nilainya di atas 0,05 tetapi nilai signifikansinya tidak terlalu melampaui . Dari nilai adjusted R square, didapatkan bahwa 31,5% variabel perubahan laba dapat dijelaskan oleh variasi dari dua variabel. Secara parsial didapatkan satu variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dan satu lagi berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Varibel NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan nilai 0,067. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian kredit bank Tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besar kecilnya perolehan laba bank. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa resiko usaha bank yang tercermin dalam NPL tidak berpengaruh terhadap ROA, dimana dapat dilihat dari banyaknya NPL bank yang rendah, hal ini sangat dimungkinkan karena proporsi kredit bermasalah Pada PT Bank SulSelBar tidak begitu besar sehingga tidak mempengaruhi ROA. Hal ini juga disebabkan karena cenderung untuk menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih menekankan pada survival bank. Sehingga pada prakteknya, PT Bank SulSelBar Cenderung beralih pada sektor yang beresiko kecil seperti penempatan dana ke SBI, fee based income, obligasi rekap, dan lain-lain yang tidak dibahas.
Selain itu NPL bisa saja terjadi bukan karena debitor tidak sanggup membayar akan tetapi ketatnya Peraturan Bank Indonesia dalam hal penggolongan kredit yang mengakibatkan debitor yang tadinya berada dalam kategori lancar bisa turun jadi tidak lancar. Hal ini juga disebabkan karena cenderung untuk menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih menekankan pada survival bank. Sehingga pada prakteknya, PT Bank SulSelBar Cenderung beralih pada sektor yang beresiko kecil seperti penempatan dana ke SBI, fee based income, obligasi rekap, dan lain-lain yang tidak dibahas. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Pandu Mahardian (2008), dan Budi Ponco (2008)
Variabel Interest Margin (NIM) Tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien transformasi regresi untuk variabel Net Interest Margin (NIM) sebesar 3,093 dengan nilai signifikansi sebesar 0.036 yang nilainya lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditolerir (0.05). Tetapi nilai konstantanya 0,484 Dianggap tidak significant. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA) tidak cukup bukti untuk menerima hipotesis kedua
Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Teddy Rahman (2009), yang menyatakan bahwa net interest margin (NIM) Tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perubahan Laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar NIM maka laba yang diperoleh bank akan semakin besar. Spread antara pendapatan bunga dan biaya bunga yang kecil membuat perubahan laba menjadi kecil. Biaya bunga naik yang disebebkan oleh kenaikan BI rate dan tekanan inflasi menyebabkan bank kehilangan kesempatan memperoleh laba dari aktiva produktif. Pihak bank tidak langsung menaikkan bunga kredit karena akan memengaruhi angsuran dan menyebabkan rasio kredit bermasalah meningkat, langkah yang dilakukan harus mengurangi margin dan meningkatkan volume kredit.
Variabel Net Interest Margin (NIM) dan Non Performing Loan (NPL) Tidak berpengaruh secara simultan terhadap Return On Asset (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh Nilai F-Hitung Sebesar 6,437 Dengan nilai Signifikasi (sig) sebesar 0,082. yang nilainya lebih besar dari taraf signifikansi yang ditolerir (0.05). Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Net Interest Margin (NIM) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) tidak Cukup bukti untuk menerima hipotesis tersebut. Berarti semua variabel Independen secara bersama-sama bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel Dependen. Hal ini disebabkan karena Kurangnya Data atau sampel yang digunakan untuk mendukung hasil atau teori yang ada. Dengan Demikian Dari hasil yang di dapatkan Model Tersebut tidak Untuk diteliti
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini mencoba untuk meneliti bagaimana pengaruh Non Performing Loan dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada PT Bank SulSelBar Makassar periode 2006-2011. Berdasarkan uraian-uraian yang telah peneliti paparkan terhadap data penelitian yang telah terkumpul yang kemudian di olah, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 menunjukan bahwa secara partial variabel NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ROA. Sehingga tidak cukup bukti untuk menerima hipotesis pertama . Hal ini berarti selama periode penelitian, fungsi intermediasi bank tidak berjalan dengan baik. Dibuktikan dengan masih stagnannya perekonomian disektor riil. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa resiko usaha bank yang tercermin dalam NPL tidak berpengaruh terhadap ROA, dimana dapat dilihat dari banyaknya NPL bank yang rendah, hal ini sangat dimungkinkan karena proporsi kredit bermasalah pada PT Bank SulSelBar tidak begitu besar sehingga tidak mempengaruhi ROA. Hal ini juga disebabkan karena cenderung untuk menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih menekankan pada survival bank. Sehingga pada prakteknya, PT Bank SulSelBar Cenderung beralih pada sektor yang beresiko kecil seperti penempatan dana ke SBI, fee based income, obligasi rekap, dan lain-lain yang tidak dibahas.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 menunjukan bahwa secara partial variabel NIM tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ROA. Sehingga tidak cukup bukti untuk menerima hipotesis kedua.
Net Interest Margin tidak berpengaruh signifikan menunjukkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar NIM maka laba yang diperoleh bank akan semakin besar. Spread antara pendapatan bunga dan biaya bunga yang kecil membuat perubahan laba menjadi kecil. Biaya bunga naik yang disebebkan oleh kenaikan BI rate dan tekanan inflasi menyebabkan bank kehilangan kesempatan memperoleh laba dari aktiva produktif. langkah yang dilakukan harus mengurangi margin dan meningkatkan volume kredit.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3 menunjukan bahwa secara Simultan variabel NIM dan NPL Tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ROA. Sehingga tidak cukup bukti untuk menerima hipotesis 3 . Karena Banyaknya Variabel yang lebih signifikan dari pada variabel NIM dan NPL
Saran.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pada pembahasan kali ini melihat variabel NIM yang ada sehingga dengan meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang di kelola oleh bank maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Untuk itu, penulis menyarankan agar bank lebih mengurangi biaya bunga untuk meningkatkan pendapatan guna memacu bank untuk lebih giat melakukan ekspansi kredit sehingga pendapatan bunga bersih yang diperoleh bank akan semakin tinggi dan kinerja keuangan akan meningkat.
Pada pembahasan kali ini bahwa pengaruh NPL tidak signifikan terhadap ROA maka hal ini disarankan untuk perlu adanya kehatian-hatian pihak perbankan dalam menjalankan fungsinya. Risiko berupa kesulitan pengembalian kredit oleh debitur dengan jumlah yang cukup besar dapat mempengaruhi kinerja perbankan. Terdapatnya kredit bermasalah tersebut menyebabkan kredit yang disalurkan banyak yang tidak memberikan hasil.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis memberikan saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian secara focus dengan menambah jumlah objek penelitian maupun memperpanjang time series, serta diharapkan agar dapat menambah referensi tentang pengaruh rasio NPL dan NIM Terhadap ROA.
DAFTAR PUSTAKA
Blogtutorialspss.2012.RunTest.http://blogtutorialspss.blogspot.com/2012/04/runs-test.html. Diakses 08 Oktober 2012.
Dendawijaya, Lukman.2005. Manajemen Perbankan. Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta.
Firdaus,Rahmat. 2004. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung : Alfhabeta..
Francisca., Hasan Sakti Siregar. 2009. Pengaruh Faktor Internal Bank terhadap Volume Kredit pada Bank yang Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi Universitas Sumatra Utara.
Harahap, Sofyan Syafri.2010.Analisis Krisis atas Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawalil Pers
Hasibuan,Malayu, S.P. 2007. Dasar- dasar Perbankan. Jakart : PT. Bumi Aksara
Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir.2003. Bank Lembaga Keuangan Lainnya. Penerbit : PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir, 2004, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, Penerbit Raja Grafindo Persada, PT, Jakarta
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Keputusan Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang No 4459 Tahun 2007.Pedoman Penyusunan Laporan Tugas Akhir Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang. Penerbit : Politeknik Negeri Ujung Pandang
Kuncoro dan Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan (Teori dan Aplikasi), Edisi Pertama, Penerbit BPFE , Yogyakarta
Mahardian, Pandu. 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang tercatat di BEJ Periode Juni 2002 – Juni 2007). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro
Mawardi,Wisnu. 2005. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi kasus pada Bank Umum dengan Total Asset kurang dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, No. 1, Juli, PP
Priyanto,D.2011.Buku Pintar Statistik Komputer. Yogyakarta : Media Kom
PSAK No 31.2008. Akuntansi Perbankan. Jakarta.
Ponco, Budi, 2008, Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap ROA, Skripsi Program sarjana Fakultas Ekonomi UNDIP
Puspitasari Diana, 2009, Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM,BOPO, LDR, Dan Suku Bunga Sbi Terhadap ROA (Studi Pada Bank Devisa Di Indonesia Perioda 2003-2007), TESIS Program pascasarjana Magister Manajemen UNDIP.
Rahman, Teddy. 2009. Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR,NPL Terhadap Perubahan Laba (Studi Kasus Pada Bank Non Devisa Di Indonesia Periode 2003-2007). ). Tesis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang.
Siamat,Dahlan.2002. Manajemen Lembaga Keuangan.. edisi 2. Penerbit :FEUI, Jakarta.
Surat keputusan direksi Bank Indonesia No. 30/267/KEP/DIR/1998. Perihal kualitas Aktiva Produktif pasal 4 menyatakan bahwa kredit ditetapkan menjadi lima golongan kolektibitas. Bank Indonesia. Jakarta
Surat Edaran Bank Indonesia, No 06/23/DPNP. Tanggal 31 Mei 2004. Perihal NIM (Net Interest Margin) Bank Indonesia. Jakarta
Triandaru, Sigit, Totok Budi Santoso, 2006, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, edisi kedua, Salemba Empat, Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan.
. 1998. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Wikipedia. 2012. Bank . http://id.wikipedia.org/wiki/Bank.Diakses 24 april 2012.
www.bi.go.id
PT. BANK SULSEL
LAPORAN POSISI KEUANGAN
(Dalam Rupiah)
NAMA AKUN/ Name of Account
2011
2010
2009
2008
2007
2006
ASET / ASSETS Kas / Cash Bank Indonesia
Giro pada Bank lain / Current Account with Other Banks
Penyisihan / Allowance
Penempatan pada Bank lain/ Placement with other Banks
Penyisihan / Allowance
Surat- Surat Berharga
Pinjaman yang Diberikan / Loan
Penyisihan / Allowance
Penyertaan / Equity Investment
Penyisihan / Allowance
Pendapatan YMA Diterima / Accrued Income
Biaya Dibayar di muka / Prepayments
Asset Tetap dan Inventaris / Fixed Assets and Iventories
Akum. Penyusutan Asset Tetap dan Inventaris
/ Accumulated Depreciation
Nilai Buku Asset Tetap dan Inventaris
/ Book Value of Fixed Assets and Inventories
Asset Pajak Tangguhan / Deferred Tax Assets
Asset Lain-lain / Other Assets
300.870.476.163
469.197.511.881
882.714.146 (2.040.857)
282.236.103.050
445.627.765.811
628.045.941
-
200.039.921.920
157.898.207.896
2.674.332.369
26.743.324
141.359.494.475,00
254.556.743.702,66
2.391.500.615,88 (23.915.006)
121.613.849.900
889.596.436.551,7
3.307.716.201,1 (33.077.162)
178.268.261.315,0
321.803.927.042,4
3.887.345.310,3 (38.873.453,1)
880.673.289
628.045.941
2.647.589.045
2.367.585.609,72
3.274.639.039,1
3.848.471.857,2
883.897.500.937
(550.000.000)
993.891.689
788.900.000.000
(8.050.000.000)
740.000.000.000,00 (7.400.000.000)
551.000.000.000 (5.510.000.000)
1.972.000.000.000,0
19.720.000.000,0
884.447.500.937
993.891.689
796.950.000.000
732.600.000.000,00
545.490.000.000
1.952.280.000.000,0
169.232.098.280
5.393.094.584.465,0
(122.932.937.434)
45.969.488.745
4.515.203.056.152,0
(129.269.702.098)
84.608.539.351
3.465.585.647.394,4
(112.997.157.225)
-
3.390.768.648.539,65 (117.395.768.888)
-
2.522.147.245.944,4 (82.570.640.381,7)
-
2.034.027.732.952,6 (56.070.482.950,4)
5.270.161.647.031
4.385.933.354.054
3.352.588.490.169
3.273.372.879.651,99
2.439.576.605.562,6
1.977.957.250.002,1
74.399.000
-
70.128.000
-
78.626.675.102
-
67.028.000,00 (670.280)
66.325.000 (663.250)
66.325.000 (663.250)
74.399.000
70.128.000
78.626.675.102
66.357.720,00
65.661.750
65.661.750
-
-
231.645.974.310 (114.390.563.025)
-
-
207.607.707.978 (99.090.081.108)
-
-
175.090.073.374 (87.183.200.426)
27.519.975.315,00
878.845.303,16
140.362.299.195,26 (69.924.453.192)
22.847.973.383
1.252.687.715
133.889.813.676,3 (58.489.753.819,8)
20.270.328.196,4
665.155.852,0
119.101.445.411,3 (45.936.028.767,0)
117.255.411.285
108.517.626.870
87.906.872.948
70.437.846.003,25
75.400.059.856,4
73.165.416.644,2
3.790.672.376
74.561.025.632
10.337.893.586
55.867.628.690
5.719.319.855
35.208.184.264
3.972.235.038,18
12.642.634.581,28
1.981.354.855,8
22.892.325.388,1
-
33.382.657.882,4
JUMLAH ASET / TOTAL ASSETS
7.290.471.415.878
6.227.181.926.433
4.723.634.440.497
4.519.774.597.400,25
4.123.991.594.001,9
4.561.707.130.541,7
PT. BANK SULSEL
LAPORAN POSISI KEUANGAN
(Dalam Rupiah)
NAMA AKUN/ Name of Account
2011
2010
2009
2008
2007
2006
LIAIBILITAS / LIABILITIES
Liabilitas Segera / Current Liabilities
Giro / Current Accounts Tabungan / Savings Deposito / Time Deposits
Simpanan dari Bank Lain/ Deposit from other Banks
Surat berharga yang diterbitkan
Pinjaman yang Diterima / Borrowings
Imbalan Pasca Sarjana
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi
/ Estimated Losses from Commitments and Contigencies
Liabilitas Lain-lain / Other Liabilities
Liabilitas Pajak Tangguhan
JUMLAH LIABILITAS / TOTAL LIABILITIES
EKUITAS / EQUITY
Modal Disetor / Authorized Capital
Saham Biasa / Ordinary Stocks
Tambahan Modal Disetor / Addition Paid in Capital
Modal Tambahan / Addition Capital
Modal Unit Usaha Syariah/ Sharia Business Unit Capital
Modal Sumbangan / Borrowing Capital
Jumlah Modal / Total Capital
Saldo Laba / Retained Earnings Cadangan Umum / General Reserve Cadangan Tujuan / Specific Reserve
Saldo Laba tahun Sebelumnya / Previous Income
Laba tahun berjalan / Current Income
Jumlah Saldo Laba / Retained Earnings
121.743.494.846
2.051.397.168.814
1.159.404.097.992
2.080.283.261.750
55.488.365.285
494.560.640.529
151.971.137.671
11.470.542.621
-
56.679.150.859
30.171.964.748
138.685.624.367
1.704.842.335.952
974.442.233.722
1.381.279.615.269
803.541.964.141
-
159.007.208.397
9.269.774.317
3.459.460.701
90.981.118.307
21.475.905.380
102.017.481.050
1.249.139.752.852
734.666.546.226
915.241.486.749
708.370.248.272
-
157.944.829.363
8.673.422.126
14.523.211.967
41.396.382.884
7.795.014.987
159.977.256.346,84
1.666.112.663.350,26
784.666.670.903,19
1.030.633.004.971,00
-
-
59.204.100.594,15
-
26.770.642,20
7.101.823.744,23
-
212.114.700.134,4
1.924.873.896.114,8
680.038.274.071,3
439.781.516.720,0
73.662.736.727,5
-
64.826.868.455,1
-
290.283.689,3
6.934.368.174,0
-
182.116.599.843,8
2.493.694.647.281,1
546.008.310.146,3
284.745.413.645,0
419.052.093.678,5
-
49.270.112.833,8
-
24.614.200,5
8.795.830.015,4
-
6.213.169.825.115
5.286.985.240.553
3.939.768.376.476,0
3.707.722.290.551,9
3.402.522.644.086,4
3.983.707.621.644,4
487.477.000.000
14.150.906.863
-
243.905.400
501.871.812.263
260.956.588.768
314.473.189.732
-
-
468.061.000.000
1.310.945
-
243.905.400
468.306.216.345
257.157.002.034
214.733.467.501
-
-
447.167.000.000
1.144.334.656
-
243.905.400
448.555.240.056
153.467.322.213
181.843.501.752
-
-
423.024.000.000,00
11.500.126.158,90
51.000.000.000,00
243.905.400,00
485.768.031.559
97.315.767.817,01
23.857.750.316,15 (12.931.100.622)
218.041.857.778
393.301.000.000,0
4.848.863.687,9
16.000.000.000,0
243.905.400,0
414.393.769.088
78.685.932.916,5
42.090.898.905,7
-
186.298.349.005,4
321.846.000.000,0
2.590.172,9
-
243.905.400,0
322.092.495.573
63.978.503.101,3
44.854.212.072,0
-
147.074.298.151,1
575.429.778.500
471.890.469.535
335.310.823.965
205.110.757.156
307.075.180.827,6
255.907.013.324,4
JUMLAH EKUITAS / TOTAL EQUITY
1.077.301.590.763
940.196.685.880
783.866.064.021
812.052.306.848
721.468.949.915,5
577.999.508.897,4
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
/ TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
7.290.471.415.878
6.227.181.926.433
4.723.634.440.497
4.519.774.597.400,25
4.123.991.594.001,9
4.561.707.130.541,7
URAIAN / DESCRIPTION(Rp)Tahun / Year 2010(Rp)Tahun / Year 2009(Rp)Tahun / Year 2008(Rp)Tahun / Year 2007(Rp)Tahun / Year 2006(Rp)I. Pendapatan dan Biaya Operasional / Operating Incomes & ExpensesPendapatan Operasional Utama / Main Operating Income Bunga Bank Indonesia / Interest Incomes of Bank Indonesia Bunga Antar Bank / Interbank InterestHasil Penempatan Dana Syariah / Profit Sharing of Sharia Fund PlacementBunga kredit yg Diberikan/Disalurkan / Loan InterestMargin Pembiayaan Murabahah Syariah/ Sharia Murabahah Financing MarginSurat BerhargaProvisi dan Komisi Kredit yang Diberikan /Disalurkan/Loan Provission and CommissionProvisi dan Komisi Murabahah Syariah/ Sharia Murabahah Provission and CommissionJumlah Pendapatan bunga / Total Interest IncomeBiaya Operasional Utama / Main Operating ExpensesBunga Bank Indonesia / Interest Incomes of Bank IndonesiaBunga Antar Bank / Interbank InterestBunga Pihak Ketiga Bukan Bank / Non Bank Third PartiesBeban/Bagi Hasil Syariah Pihak Ketiga Bukan Bank/ Non Bank Third Parties Profit Sharing ExpensesSurat Berharga yang di terbitkanJumlah Biaya Bunga / Total Interest Expense Pendapatan Operasional Utama Bersih (1-2) / Net Main Operating Income (1-2) Pendapatan dan Biaya Operasional LainnyaPendapatan Operasional Lainnya / Other Operating Income Biaya Operasional Lainnya / Other Operating Expenses Pendapatan (biaya) Operasional Lainnya/ Other Operating Income (Expenses)Pendapatan (biaya) Operasional Bersih / Net Operating Income (Expenses)II. Pendapatan dan Biaya Non Operasional/ Non Operating Incomes and ExpensesPendapatan Non Operasional / Non Operating IncomesBiaya Non Operasional / Non Operating ExpensesPendapatan (Biaya) Non Operasional/ Non Operating Incomes (Expenses)III. Laba (Rugi) / Profit (Loss)Laba (Rugi) Sebelum Pajak / Profit (Loss) before TaxBeban Pajak / Tax ExpensesPajak Penghasilan Tahun Berjalan / Current TaxesPenghasilan (Beban) Pajak Tangguhan / Deferred Tax7.930.966.06648.803.952.0573.678.592.636863.367.870.15528.677.938.29410.132.189.848--8.604.023.56036.622.621.0881.770.968.940792.216.236.56916.087.691.1827.341.861.814--7.909.764.13938.663.116.617493.654.454553.018.782.3049.629.354.0994.915.335.44712.693.594.812-52.459.329.955,245.539.153.079,1307.030.246,0514.532.726.219,44.516.811.299,7-29.564.513.393,3948.392.787,378.135.154.919,036.840.546.905,9471.185.634,6440.107.531.939,7362.348.526,9-17.845.273.093,0162.565.000,084.532.778.714,853.842.840.429,8-360.248.596.489,6--16.838.396.713,0-962.591.509.056862.643.403.153627.323.601.872647.867.956.980,0573.924.606.019,1515.462.612.347,2-75.953.256.181207.564.320.0217.206.827.50932.729.393.274-66.427.678.370158.693.440.9664.903.534.561--54.657.938.737102.055.071.5322.130.527.511-355.104.988,34.345.748.010,0132.544.254.109,0932.179.261,2381.871.226,22.236.451.367,0153.731.559.194,771.734.306,7467.180.860,16.616.017.142,0133.959.551.267,5-323.453.796.985230.024.653.897158.843.537.780138.177.286.368,45156.421.616.094,6141.042.749.269,6639.137.712.071632.618.749.256468.480.064.092509.690.670.611,5417.502.989.924,5374.419.863.077,6241.227.073.593 (506.275.560.736)77.164.909.364 (364.966.655.266)49.541.957.548,4 (237.542.911.429,6)36.923.368.288,5 (196.566.441.062,6)29.583.561.952,7 (179.893.774.919,4)(265.048.487.143)(287.801.745.902)(225.202.713.017)(188.000.953.881,1)(159.643.072.774,1)(150.310.212.966,7)310.153.175.289,2374.089.224.929344.817.003.353243.277.351.076321.689.716.730,4257.859.917.150,4224.109.650.110,9428.714.446 (11.369.967.331)1.656.711.013 (8.571.685.784)331.088.160 (5.564.666.561)530.644.530,4 (5.417.040.620,8)14.499.945.203,2 (6.629.643.711,4)400.938.833,8 (5.473.430.793,5)(10.941.252.885)(6.914.974.771)(5.233.578.401)(4.886.396.090,4)7.870.301.491,8(5.072.491.959,7)363.147.972.044109.659.303.210103.112.082.0006.547.221.210337.902.028.58294.805.112.76999.423.686.500 (4.618.573.731)238.043.772.67484.576.450.46286.961.072.775 (2.384.622.313)316.803.320.640,0 (98.761.462.861,8) (102.733.697.900,0)3.972.235.038,2265.730.218.642,2 (79.431.869.636,8)--219.037.158.151,1 (71.962.860.000,0)--Laba Setelah Pajak / Profit After Tax253.488.668.834243.096.915.813153.467.322.212218.041.857.778,2186.298.349.005,4147.074.298.151,1PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI SELATAN Dan SULAWESI BARAT LAPORAN LABA (RUGI)
URAIAN / DESCRIPTION
(Rp)
Tahun / Year 2010
(Rp)
Tahun / Year 2009
(Rp)
Tahun / Year 2008
(Rp)
Tahun / Year 2007
(Rp)
Tahun / Year 2006
(Rp)
I. Pendapatan dan Biaya Operasional / Operating Incomes & Expenses
Pendapatan Operasional Utama / Main Operating Income Bunga Bank Indonesia / Interest Incomes of Bank Indonesia Bunga Antar Bank / Interbank Interest
Hasil Penempatan Dana Syariah / Profit Sharing of Sharia Fund Placement
Bunga kredit yg Diberikan/Disalurkan / Loan Interest
Margin Pembiayaan Murabahah Syariah/ Sharia Murabahah Financing Margin
Surat Berharga
Provisi dan Komisi Kredit yang Diberikan /Disalurkan
/Loan Provission and Commission
Provisi dan Komisi Murabahah Syariah
/ Sharia Murabahah Provission and Commission
Jumlah Pendapatan bunga / Total Interest Income
Biaya Operasional Utama / Main Operating Expenses
Bunga Bank Indonesia / Interest Incomes of Bank Indonesia
Bunga Antar Bank / Interbank Interest
Bunga Pihak Ketiga Bukan Bank / Non Bank Third Parties
Beban/Bagi Hasil Syariah Pihak Ketiga Bukan Bank
/ Non Bank Third Parties Profit Sharing Expenses
Surat Berharga yang di terbitkan
Jumlah Biaya Bunga / Total Interest Expense Pendapatan Operasional Utama Bersih (1-2) / Net Main Operating Income (1-2) Pendapatan dan Biaya Operasional Lainnya
Pendapatan Operasional Lainnya / Other Operating Income Biaya Operasional Lainnya / Other Operating Expenses Pendapatan (biaya) Operasional Lainnya
/ Other Operating Income (Expenses)
Pendapatan (biaya) Operasional Bersih / Net Operating Income (Expenses)
II. Pendapatan dan Biaya Non Operasional/ Non Operating Incomes and Expenses
Pendapatan Non Operasional / Non Operating Incomes
Biaya Non Operasional / Non Operating Expenses
Pendapatan (Biaya) Non Operasional/ Non Operating Incomes (Expenses)
III. Laba (Rugi) / Profit (Loss)
Laba (Rugi) Sebelum Pajak / Profit (Loss) before Tax
Beban Pajak / Tax Expenses
Pajak Penghasilan Tahun Berjalan / Current Taxes
Penghasilan (Beban) Pajak Tangguhan / Deferred Tax
7.930.966.066
48.803.952.057
3.678.592.636
863.367.870.155
28.677.938.294
10.132.189.848
-
-
8.604.023.560
36.622.621.088
1.770.968.940
792.216.236.569
16.087.691.182
7.341.861.814
-
-
7.909.764.139
38.663.116.617
493.654.454
553.018.782.304
9.629.354.099
4.915.335.447
12.693.594.812
-
52.459.329.955,2
45.539.153.079,1
307.030.246,0
514.532.726.219,4
4.516.811.299,7
-
29.564.513.393,3
948.392.787,3
78.135.154.919,0
36.840.546.905,9
471.185.634,6
440.107.531.939,7
362.348.526,9
-
17.845.273.093,0
162.565.000,0
84.532.778.714,8
53.842.840.429,8
-
360.248.596.489,6
-
-
16.838.396.713,0
-
962.591.509.056
862.643.403.153
627.323.601.872
647.867.956.980,0
573.924.606.019,1
515.462.612.347,2
-
75.953.256.181
207.564.320.021
7.206.827.509
32.729.393.274
-
66.427.678.370
158.693.440.966
4.903.534.561
-
-
54.657.938.737
102.055.071.532
2.130.527.511
-
355.104.988,3
4.345.748.010,0
132.544.254.109,0
932.179.261,2
381.871.226,2
2.236.451.367,0
153.731.559.194,7
71.734.306,7
467.180.860,1
6.616.017.142,0
133.959.551.267,5
-
323.453.796.985
230.024.653.897
158.843.537.780
138.177.286.368,45
156.421.616.094,6
141.042.749.269,6
639.137.712.071
632.618.749.256
468.480.064.092
509.690.670.611,5
417.502.989.924,5
374.419.863.077,6
241.227.073.593 (506.275.560.736)
77.164.909.364 (364.966.655.266)
49.541.957.548,4 (237.542.911.429,6)
36.923.368.288,5 (196.566.441.062,6)
29.583.561.952,7 (179.893.774.919,4)
(265.048.487.143)
(287.801.745.902)
(225.202.713.017)
(188.000.953.881,1)
(159.643.072.774,1)
(150.310.212.966,7)
310.153.175.289,2
374.089.224.929
344.817.003.353
243.277.351.076
321.689.716.730,4
257.859.917.150,4
224.109.650.110,9
428.714.446 (11.369.967.331)
1.656.711.013 (8.571.685.784)
331.088.160 (5.564.666.561)
530.644.530,4 (5.417.040.620,8)
14.499.945.203,2 (6.629.643.711,4)
400.938.833,8 (5.473.430.793,5)
(10.941.252.885)
(6.914.974.771)
(5.233.578.401)
(4.886.396.090,4)
7.870.301.491,8
(5.072.491.959,7)
363.147.972.044
109.659.303.210
103.112.082.000
6.547.221.210
337.902.028.582
94.805.112.769
99.423.686.500 (4.618.573.731)
238.043.772.674
84.576.450.462
86.961.072.775 (2.384.622.313)
316.803.320.640,0 (98.761.462.861,8) (102.733.697.900,0)
3.972.235.038,2
265.730.218.642,2 (79.431.869.636,8)
-
-
219.037.158.151,1 (71.962.860.000,0)
-
-
Laba Setelah Pajak / Profit After Tax
253.488.668.834
243.096.915.813
153.467.322.212
218.041.857.778,2
186.298.349.005,4
147.074.298.151,1
Kredit Yang Diberikan Berdasarkan Kolektibilitas
PERTUMBUHAN KREDIT BERDASARKAN KOLEKTIBILITAS / Growth of Loan by Collectibility
URAIAN / Description
2011
2010
2009
2008
2007
2006
Lancar/ Current
5.232.799.811.476,0
4.368.462.327.146,0
3.337.383.971.242,0
3.261.326.386.956,1
2.406.119.403.292,5
1.958.226.736.532,3
Dalam Perhatian Khusus / Special Mention
51.605.997.634,0
53.697.713.166,0
45.182.350.046,0
37.620.411.353,6
37.150.502.936,0
31.640.035.248,3
Kurang Lancar / Substandard
8.394.040.617,0
8.050.179.477,0
4.964.319.847,2
5.121.566.566,6
15.125.384.931,4
7.355.475.628,0
Diragukan / Doubtful
8.605.487.072,0
6.600.340.228,0
2.870.908.449,9
6.889.281.944,4
18.737.682.644,3
6.005.186.131,0
Macet / Loss
91.689.247.666,0
78.392.496.135,0
75.184.097.809,3
79.811.001.718,9
45.014.272.140,2
30.800.299.413,0
Jumlah / Total
5.393.094.584.465,0
4.515.203.056.152,0
3.465.585.647.394,4
3.390.768.648.539,7
2.522.147.245.944,4
2.034.027.732.952,6
Rasio ROA, NPL, dan NIM PT. Bank SulSelBar Periode 2006 - 2011
TAHUN
ROA
(%)
NPL
(%)
NIM
(%)
2006
4,80%
2,18%
9,15%
2007
6,44%
3,11%
12,10%
2008
7,11%
2,72%
12,21%
2009
5,56%
2,40%
10,73%
2010
5,58%
2,06%
10,31%
2011
3,34%
2,02%
10,18%
Sumber : Annual Report PT Bank SulSelBar
Tingkat NPL PT Bank SulSelBar
Per Desember (tahun 2006 sampai dengan 2011)
Tahun
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
OS (Total Kredit)
NPL (%)
2006
Rp7.355.475.628
Rp6.005.186.131
Rp30.800.299.413
Rp2.034.027.732.953
2,17%
2007
Rp15.125.384.931
Rp18.737.682.644
Rp45.014.272.140
Rp2.522.147.245.944
3,13%
2008
Rp5.121.566.567
Rp6.889.281.944
Rp79.811.001.719
Rp3.390.768.648.540
2,71%
2009
Rp4.964.319.847
Rp2.870.908.450
Rp75.184.097.809
Rp3.465.585.647.392
2,40%
2010
Rp8.050.179.477
Rp6.600.340.228
Rp78.392.496.135
Rp4.515.203.056.151
2,06%
2011
Rp8.394.040.617
Rp8.605.487.072
Rp91.689.247.666
Rp5.393.094.584.466
2,02%
Total
Rp49.010.967.067
Rp49.708.886.470
Rp400.891.414.882
Rp21.320.826.915.446
14,48%
Average
Rp8.168.494.511
Rp8.284.814.412
Rp66.815.235.814
Rp3.553.471.152.574
2,41%
Sumber : Lampiran (Data Diolah
Grafik Kredit (Kurang Lancar, Diragukan, Macet)
Sumber : Data Diolah Kembali
Tingkat NIM PT Bank SulSelBar
Per Desember (tahun 2006 sampai dengan 2011)
Tahun
Pendapatan Bunga
Biaya Bunga
Rata* aktiva produktif
NIM (%)
2006
Rp515.462.612.347
Rp141.042.749.270
Rp3.934.150.000.000
9,52%
2007
Rp573.924.606.019
Rp156.421.616.095
Rp3.451.328.000.000
12,10%
2008
Rp647.867.956.980
Rp138.177.286.368
Rp4.200.161.000.000
12,14%
2009
Rp627.323.601.872
Rp158.843.537.780
Rp4.349.887.000.000
10,77%
2010
Rp862.643.403.152
Rp230.024.653.897
Rp5.324.594.000.000
11,88%
2011
Rp962.591.509.056
Rp323.453.796.985
Rp6.324.796.000.000
10,11%
total
Rp4.189.813.689.426
Rp1.147.963.640.395
Rp27.584.916.000.000
66,51%
Average
Rp698.302.281.571
Rp191.327.273.399
Rp4.597.486.000.000
11,08%
Sumber : Lampiran (Data Diolah)
Grafik Pendapatan Bunga dan Biaya Bunga
Sumber : Data Diolah Kembali
Tingkat ROA PT Bank SulSelBar
Per Desember (tahun 2006 sampai dengan 2011)
Tahun
Laba Sebelum Pajak
Total Aktiva
ROA(%)
2006
Rp219.037.158.151
Rp4.561.707.130.542
4,80%
2007
Rp265.730.218.642
Rp4.123.991.594.002
6,44%
2008
Rp316.803.320.640
Rp4.519.774.597.400
7,01%
2009
Rp238.043.772.674
Rp4.723.634.440.497
5,04%
2010
Rp337.902.028.582
Rp6.227.181.926.433
5,43%
2011
Rp363.147.972.044
Rp7.290.471.415.877
4,98%
Total
Rp1.740.664.470.733
Rp31.446.761.104.751
33,7%
Average
Rp290.110.745.122
Rp5.241.126.850.792
5,62%
Sumber : Lampiran (Data Diolah)
Grafik Laba Sebelum Pajak
Sumber : Data Diolah Kembali
Grafik Profitabilitas ROA
Sumber : Data Diolah Kembali
Pengaruh NPL terhadap ROA PT Bank SulSelBar Periode 2006-2011
Sumber : Data Diolah Kembali
Pengaruh NIM terhadap ROA PT Bank SulSelBar Periode 2006-2011
Sumber : Data Diolah Kembali
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NPL
6
2,02
3,13
2,4150
,43372
NIM
6
9,52
12,14
11,0867
1,12021
ROA
6
4,80
7,01
5,6167
,90099
Valid N (listwise)
6
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-1,624
2,256
-,720
,524
NIM
,464
,260
,577
1,786
,172
NPL
,869
,671
,418
1,296
,286
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPL
NIM
ROA
N
6
6
6
Normal Parameters(a,b)
Mean
2,4150
11,0867
5,6167
Std. Deviation
,43372
1,12021
,90099
Most Extreme Differences
Absolute
,214
,261
,249
Positive
,214
,174
,249
Negative
-,181
-,261
-,182
Kolmogorov-Smirnov Z
,524
,638
,609
Asymp. Sig. (2-tailed)
,946
,810
,852
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Coefficientsa
Model
Correlations
Collinearity Statistics
Zero-order
Partial
Part
Tolerance
VIF
1
(Constant)
NIM
,840
,718
,448
,604
1,655
NPL
,781
,599
,325
,604
1,655
Dependent Variable: ROA
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Run Test
Unstandardized Residual
Test Value(a)
-.06156
Cases < Test Value
3
Cases >= Test Value
3
Total Cases
6
Number of Runs
5
Z
.456
Asymp. Sig. (2-tailed)
.648
a Median
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,901(a)
,811
,685
,50567
a. Predictors: (Constant), NIM, NPL
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
1,698
1,587
1,070
,345
NPL
1,623
,649
,781
2,502
,067
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-1,871
2,431
-,770
,484
NIM
,675
,218
,840
3,093
,036
Sumber : Data Statistik yang Diolah, 2012
ANOVAb
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
3,292
2
1,646
6,437
,082(a)
Residual
,767
3
,256
Total
4,059
5
a. Predictors: (Constant), NIM, NPL
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data Statistik yang Diolah, 2012