PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Oleh Rianto Adi Putra 11110018
PRODI MANAJEMEN FAKULTAS BISINIS UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA 2013-2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai saham (Karnadi,1993). Bagi perusahaan yang akan go public nilai perusahaan dapat diindikasikan atau tersirat dari jumlah variabel yang melekat pada perusahaan tersebut. Misalnya saja asset yang dimiliki perusahaan, keahlian manajemen mengelola perusahaan. Setiap pemilik perusahaan akan selalu menunjukkan kepada calon investor bahwa perusahaan mereka tepat sebagai alternatif investasi maka apabila pemilik perusahaan tidak mampu menampilkan sinyal yang baik tentang nilai perusahaan, nilai perusahaan akan berada di atas atau dibawah nilai yang sebenarnya. Nilai perusahaan dapat menggambarkan keadaan perusahaan. Dengan baiknya nilai perusahaan maka perusahaan akan dipandang baik oleh para calon investor, demikian pula sebaliknya nilai. Perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi pihak kreditur. Bagi pihak kreditur nilai perusahaan berkaitan dengan liquiditas perusahaan, yaitu perusahaan dinilai mampu atau tidaknya mengembalikan pinjaman yang diberikan oleh pihak kreditur. Apabila nilai perusahaan tersirat tidak baik maka investor akan menilai perusahaan dengan nilai rendah. Nilai perusahaan yang telah go public dari harga saham yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut (Suharli, 2006). Namun terkadang perusahaan tidak berhasil untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut dapat dikarenakan ketika pihak manajemen bukanlah pemegang saham. Ketika pemegang saham mempercayakan pengelolaan kepada pihak lain, para pemilik mengharapkan pihak manajemen akan berjuang sekuat tenaga untuk meningkatkan nilai perusahaan, yang akirnya akan meningkatkan nilai kemakmuran pemegang saham. Para pemegang saham membayar jasa profesional pihak manajemen untuk mengedepankan kepentingan pemegang saham. Yaitu kesejahteraan pemegang saham.
Agency theory menyatakan
berbeda, pihak manajemen bisa saja bertindak mengutamakan kepentingan dirinya (Jensen dan Meckling,1976). Oleh karena itu terjadilah konflik antara pemegang saham dan pihak manajemen. Ketidak berhasilan tersebut juga dapat dikarenakan tidak cermatnya pihak manajemen mengaplikasikan faktor-faktor yang dapat memaksimalisas
nilai perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor internal maupun faktor eksternal dari perusahaan. Faktor eksternal yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan berupa tingkat bunga, fluktuasi nilai valas dan keadaan pasar modal. Namun nilai perusahaan juga dapat turun oleh faktor eksternal tersebut.
Misalnya keadaan krisis
ekonomi yang terjadi tahun 1999 yang lalu mengakibatkan tidak lakunya saham di bursa efek. Tidak lakunya saham sebuah perusahaan dapat mengakibatkan turunnya nilai perusahaan bagi perusahaan yang telah go public. Nilai perusahaan dapat dinilai dengan permintaan terhadap perusahaan tersebut (Suharli 2006).
Sedangkan faktor internal
yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan berupa pembayaran pajak, ukuran perusahaan, pertumbuhan, keunikan, resiko keuangan, nilai aktiva yang diagunkan profitabilitas, pembayaran deviden, non debt tax shield. Variabel-variabel dalam faktor internal tersebut dapat dikendalikan oleh perusahaan. Terdapat banyak faktor-faktor yang dapat menentukan nilai perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Weston dan Coveland (1992) mendefinisikan probabilitas sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Apabila profitabitas perusahaan baik maka para stakeholders yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Mengingat akan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Angg (1997) menyatakan bahwa profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara positif. Karena rasio profitabilitasnya menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
1.2 Motivasi penelitian Motivasi peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini juga, peneliti berharap hasil riset ini dapat berguna bagi semua orang dan dapat diaplikasikan diperusahaan-perusahaan. Supaya perusahaan dapat mengetahui kinerja-kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk memberikan informasi tentang peningkatan nilai perusahaan dan sebagai evaluasi system informasi dalam perusahaan.
1.3 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan, Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian yang akan diteliti adalah: “ Nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur menunjukkan kondisi yang berfluktuasi dan terdapat pengaruh yang tidak konsisten antara variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan, serta adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian terdahulu sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan masalah penelitian tersebut maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian ( research question ) sebagai berikut :
1.
Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
2.
Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
1.4 Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut : Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
1.5 Kontribusi atau Manfaat penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan dan kontribusi sebagai
berikut :
Bagi calon investor, Dengan adanya kajian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan pada saat melakukuan investasi.
Bagi perusahaan, Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengaplikasikan variabel-variabel penelitian ini untuk membantu meningkatkan nilai perusahaan serta sebagai bahan pertimbangan emiten untuk mengevaluasi, memperbaiki, dan meningkatkan kinerja manajemen dimasa yang akan datang. Bagi akademisi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori mengenai ukuran perusahaan, profitabilitas, dan prilaku investor yang diterapkan pada suatu perusahaan serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Bagi penelitian yang akan datang Penelitian ini dapat diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan wacana di bidang keuangan sehingga dapat bermanfaat penelitian selanjutnya mengenai nilai perusahaan pada masa yang akan datang.
BAB II KAJIAN LITERATUR, TEORI, & HIPOTESIS
2.1 Kajian Literatur Terdapat tentang
nilai
penelitian
terdahulu
perusahaan
yang
yang
telah
dihubungkan
dilakukan dengan
yang
menguji
berbagai
variabel
independen. Penelitian yang dilakukan Juan M. San Martin-Reyna*, Jorge A. Durán-Encalada**. Pada tahun 2012 dengan judul “Ownership Structure, Firm Value and Investment Opportunities Set: Evidence from Mexican Firms, ( struktur kepemilikan, nilai perusahaan dan peluang investor ). Variabel penelitian ini adalah nilai perusahaan, kepemilikian manajerial, kepemilikan institusional, dan peluang investor. Penelitian yang dilakukan Juan M. San Martin-Reyna*, Jorge A. Durán-Encalada** penelitian dengan judul “struktur kepemilikan, nilai perusahaan dan peluang investor, sebuah tinjauan non linier”. Dengan variabel independen struktur kepemilikan, dan variabel dependen adalah nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi nonlinear. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa kepemilikan institusional pasif, kepemilikan publik dan ukuran perusahaan tidak menunjukkan hubungan non linear terhadap nilai perusahaan.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Nilai Perusahaan Dalam penilaian perusahaan mengandung unsur proyeksi, asuransi, perkiraan, dan judgement. Ada beberapa konsep dasar penelitian yaitu : 1) nilai ditentukan untuk suatu waktu atau periode tertentu; 2) nilai harus ditentukan pada harga yang wajar; 3) penilaian tidak dipengaruhi sekelompok pembeli tertentu. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penelitian dalam perusahaan, diantaranya adalah : a) pendekatan laba antara metode rasio tingkat laba atau price earning ratio , metode kapitalisasi proyek laba; b) pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c) pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen; d) pendekatan aktiva antara lain metode penilain aktiva; e) pendekatan harga saham, dan f) pendekatan economic value added . Untuk penilaian dengan menggunakan metode arus kas, konsep penilaian harus ditambahkan mencakup, nilai adalah perspekstif, pasar yang mendikte tingkat nilai pengembalian ( required rate of return ), nilai bervariasi pada kemampuan perusahaan di dalam menggenaralisasi arus kas prospektif, kecuali di dalam keadaan yang tidak lazim dimana aktiva bersih yang dilikuidasi mempunyai nilai yang lebih besar dari arus kas. Metode cash flow dianggap sebagai metode yang paling akurat karena metode ini mencakup analisa semua informasi. Untuk mengerti “nilai” yang sesungguhnya, seseorang penilai harus mempunyai pandangan jangka panjang, mengerti arus kas perusahaan baik dari segi neraca maupun laporan laba rugi, dan mengerti bagaimana membandingkan arus kas untuk masing-masing periode waktu dengan menyesuaikan pada tingkat resiko pada masing-masing periode.
Mereka mengatakan suatu asumsi bahwa analisa cash flow ini merupakan alat pengukur yang sangat penting bagi para investor maupun auditor. Hal ini dapat saja terjadi karena pengakuan jumlah keuntungan suatu entenitas dalam periode yang sama bisa berbeda, meskipun angka maupun data yang diberikan sama. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam metode akuntansi yang digunakan, estimasi akuntasinya dan faktor lainnya. Spesifikasi terhadap pengakuan pendapatan dan biaya yang dikeluarkan pada masing-masing entitas diterapkan sesuai dengan kebijakan entitas tersebut. 2.2.2 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap nilai perusahaan suatu perusahaan. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total assets yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya. Jumlah asset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Akan tetapi jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan.
2.2.3 Profitabilitas Profitabilas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan (Petronila dan Muklasin,2003). Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti : laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Angg (1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu, rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba kotor dan margin laba bersih), dan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi yaitu return on asset (ROA) return on equity (ROE). Dalam mengukur profitabilitas digunakan return on investment (ROI) dan return on equity (ROE). ROI merupakan tingkat pengembalian atas investasi perusahaan pada aktiva. ROI sering disebut juga return on asset (ROA) . Nilai ROI sebuah perusahaan diperoleh dengan rumus. ROA =
Laba Bersih /
Jumlah aktiva perusahaan
ROA merupakan perbandingan laba bersih dengan jumlah aktiva perusahaan. Sedangkan ROE merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang akan di investasikan pemegang saham pada perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam modal ekuitas untuk menghasilkan laba. Return on equity (ROE) merupakan tingkat pengembalian ekuitas pemilik
perusahaan. Ekuitas pemilik adalah jumlah aktiva bersih perusahaan. Sehingga perhitungan ROE sebuah perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus : ROE = Laba Bersih / Modal Sendiri ROE sebagai salah satu rasio profitabilitas merupakan indikator yang sangat penting bagi para investor. ROE dibutuhkan investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan dividen. Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang bersangkutan akan menyebabkan harga saham yang berarti juga kenaikan dalam nilai perusahaan.
2.3 Hipotesis 2.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerrminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai totak aktiva perusahaan. Dengan semakin besar ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih banyak investor yang menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil. Kestabilan tersebut menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Kondisi tersebut menjadi penyebab atas naiknya harga saham perusahaan di pasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang besar terhadap perusahaan besar. Ekspektasi insvestor berupa perolehan dividen dari perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan saham perusahaan akan dapat memacu
pada peningkatan harga saham di pasar modal. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dianggap memiliki “nilai” yang lebih besar, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah : H1 : ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 2.3.2 Pengaruh Profitabilitas (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan Profitabilitas dapat dihitung dengan ROE ( return on equity ). ROE mencerminkan tingkat hasil penembalian investasi bagi pemegang saham. Profitabilitas
yang
tinggi
mencerminkan
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Dengan rasio profitabilitas yang tinggi yang dimilki sebuah perusahaan akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan. Tingginya minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan dengan ROE yang tinggi akan meningkatkan harga saham. Maka, akan terjadi hubungan positif antara profitabilitas dengan harga saham dimana tingginya harga saham akan mempengaruhi nilai perusahaan. Semakin tingginya profitabilitas perusahaan juga akan meningkatkan laba per lembar saham (EPS atau earning per share ) perusahaan. Adanya peningkatan EPS akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya dengan membeli saham perusahaan. Kinerja perusahaan dalam mengelola manajemen dapat digambarkan dengan profitabilitas. Angg (1997) menyatakan bahwa
rasio
profitabilitas
menunjukkan
keberhasilan
perusahaan
dalam
menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan banyaknya investor yang membeli saham
perusahaan maka akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Dari pemaparan diatas di informasikan hipotesis : H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhasap nilai perusahaan.
2.4 Model Tioretis Berdasarkan pemaparan diatas, maka terdapat
kerangka pemikiran
teoristis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoristis Hubungan antara ukuran perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Ukuran Perusahaan H1 (+) Nilai Perusahaan profitabilitas H2 (+)
BAB III METODA PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. 1.
Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain. penelitian ini menggunakan variabel ukuran perusahaan, dan profitabilitas, sebagai variabel independen. 2.
Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen pada perusahaan ini adalah nilai perusahaan.
3.1.2 Definisi Operasional Variabel 3.1.2.1 Variabel Independen a. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dinyatakan dengan total aktiva, maka semakin besar semakin besar total aktiva perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam.
b. Profitabilitas (ROE) Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Profitabilitas dapat diukur menggunakan ROE ( return on equity ) yang merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus : ROE = LABA BERSIH / MODAL SENDIRI dimana : Laba bersih ( laba kotor – beban operasi) = laba operasi Laba operasi – biaya-biaya operasi lainnya = laba sebelum pajak Laba sebelum pajak – pajak = laba setelah pajak Modal sendiri = saham biasa + tambahan modal disetor + laba ditahan
3.1.2.2 Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dengan PBV ( price book value ) merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah
modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi rasio tersebut semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Utama dan Santosa, 1998) dan Angg (1997) merumuskan PBV sebagai berikut :
PBV = Harga Saham per lembar saham / Nilai Buku per lembar saham
Harga saham yang akan ditawarkan tidak harus sama dengan nilai nominal per saham tersebut, harga setiap saham yang ditawarkan disebut dengan harga penawaran masa penawarannya ini sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Price to book value atau PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham pada suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel penelitian Nilai (PBV)
Definisi operasional variabel
satuan
Skala
perusahaan (PBV) Harga pasa rper lembarsaham dibagi Persen nilai buku per lembar saham
rasio
Ukuran perusahaan Total aktiva emiten atau Log natural total Persen
rasio
atau SIZE
aktiva
Profitabilitas (ROE)
Perbandingan antara laba bersih (EAT) Persen dengan modal sendiri
rasio
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Penelitian Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang menjadi pusat objek penelitian. Elemen yang dimaksud tersebut biasanya berupa orang, barang, unit organisasi dan perusahaan. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di bursa efek indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan periode penelitian 2009 sampai 2011 sebanyak 10perusahaan.
3.2.2 Sampel Pada Penelitian Ini Diambil Dengan Menggunakan Metode Purposing Sampling Purposing sampling adalah pengembalian sampel yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan kriteria dalam pengambilan sampel meliputi : 1.
Meliputi data laporan keuangan yang selama periode penelitian, yaitu
tahun 2009,2010, dan 2011. 2.
Memiliki price to book value , perusahaan manufaktur mankanan.
3.
Memiliki rasio profitabilitas ROE yang positif.
3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data yang diperoleh dari sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari ICMD. 3.4 Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode studi kepustakaan dan studi observasi. Metode studi kepustakaan yaitu suatu cara yang dilakukan dimana dalam memperoleh data dengan menggunakan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam lingkup penelitian ini. Sedangkan metode studi observasi yaitu suatu cara memperoleh data dengan menggunakan dokumentasi yang berdasarkan pada laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh BEI melalui ICMD dimana data yang digunakan merupakan data time-servis.
3.5 Model Empiris 3.5.1 Analisis Statistik Deskriftif Analisis statistik deskriptif mempunyai tujuan untuk mengetahui gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dengan cara melihattabel statistik deskriptif yang menunjukkan hasil pengukuran mean, nilai minimal danmaksimal, serta standar deviasi semua variabel tersebut.
3.5.2 Analisis Regresi Linier Analisis antara variabel
regresi bebas
bersama-sama ataupun
berganda digunakan untuk dalam mempengaruhi secara parsial.
variabel
mengetahui pengaruh tidak bebas secara
Persamaan regresi
dengan
linier
berganda dalam penelitian ini adalah : Y = βX1 + βX2 Keterangan : Y :
Nilai Perusahaan
X1 :
Ukuran Perusahaan
X2 :
Profitabilitas
3.5.3 Pengujian Hipotesis ( Uji Residual) 3.5.3.1 Uji Statistik F ( F-test) Uji statistic F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Jika probabilitas (signifikasi) lebih besar dari 0,05 maka variabel tidak berpengaruh terhadap variabel kecil
0,05
bebas secara bersama-sama
terikat
maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel terikat. Nilai f dapat dihitung dengan rumus : f dihitung =
R² / (k-1) (1-R²) / (n-K)
Dimana : R² :
koefisien determinasi
1-R² : n :
Residual sum of squares
jumlah sampel
jika probabilitas lebih
k :
jumlah variabe 3.5.3.2 Uji Statistik t (test) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel
variasi data
independen
variabel
dependen
menggunakan
secara individual dalam menerangkan (Imam
program
individual ditunjukkan dari nilai uji
Ghozali,2005). Dalam pengolahan
komputer SPSS 16.0, pengaruh secara sifnifikan uji
t. Jika nilai sifnifikan
t < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan
secara individual masing-masing variabel. Nilai t
dapat
t hitung
=
dihitung dengan rumus: b
σb Dimana: b : σb :
Koefisien regresi variabel Independen Devinisi
independen
standar koefisien
regresi
variabel
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Deskriftif Untuk lebih mempermudah dalam melihat gambaran mengenai variabel yang diteliti dan setelah melalui proses pengolahan dengan menggunakan program SPSS, variabel tersebut dapat dijelaskan secara statistik seperti yang tergambar pada Tabel 4. Statistik deskriptif variabel penelitian
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
TA
30
850
2564791
1035288.68
666018.736
ROE
30
.610
449.090
45.58933
82.164585
PBV
30
1.013
445.940
102.10377
131.519187
Valid N (listwise)
30
Dari tabel 4 terlihat bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 10 data selama rentang waktu penelitian 2009-2011. Variabel terikat yaitu Total Aset menunjukan mean (rata-rata) sebesar 0,1035%, dengan nilai maksimum 25,64% dan nilai minimum 0,850. ROE memiliki nilai mean 45,60%, dengan nilai maksimum 449,090% dan nilai minimum 0,610%. Variabel PBV menunjukan mean sebesar 102,104%, dengan nilai maksimum 445,940% dan minimum 1,013%.
4.2 Pengujian Model = uji f & uji r square Uji F dilakukan untuk menguji secara keseluruhan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kriteria pengujiannya adalah: jika Fhitung > Ftabel atau signifikan < α (0,05), maka hal ini berarti variabel mampu menjelaskan variabel terikatnya.
b
ANOVA Model 1
a.
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
27.541
2
13.771
Residual
64.432
24
2.685
Total
91.973
26
F
Sig.
5.129
.014
a
Predictors: (Constant), LnROE, LnTa
Dari tabel 11. Hasil uji F menunjukan hasil sebesar 5,129 yang signifikan pada 0,014. Jadi F hitung > F tabel (signifikan 0,014 < 0,05). Hal ini berarti bahwa diandalkan atau model yang digunakan sudah fix.
4.3 Uji koefisien Determinasi ( R2) Koefisien determinansi (R2) menunjukan proporsi yang diterangkan oleh variabel independen dalam model terhadap variabel terikatnya, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model, formulasi model yang keliru dan kesalahan eksperimen. b
Model Summary
Std. Error of the Model 1
R
R Square .547
a
.299
Adjusted R Square .241
Estimate 1.63850
Durbin-Watson 1.425
Predictors: (Constant), LnROE, LnTa
Berdasarkan tabel 10. Hasil uji koefisien determinasi ( R2) dapat diketahui bahwa nilai adjusted R2 yang diperoleh sebesar 0,241. Ini bearti bahwa price book value (PBV) yang terdaftar di BEI periode 2009-2011 dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya yaitu total aset dan ROE 29,90%. Sisanya 70,10% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini.
4.3 UJI ASUMSI KLASIK 4.3.1 Uji Heterokedastisitas Heterokedatisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari suatu pengamanan lainnya. Untuk mendeteksi adanya gejala heterokedatisitas digunakan uji glejser. Apabila nilai signifikan > 0,05, maka data tersebut bebas dari heterokedastisitas. Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
3.013
1.406
LnTa
-.084
.088
LnROE
-.197
.161
Coefficients Beta
t
Sig. 2.143
.042
-.187
-.949
.352
-.241
-1.223
.233
a. Dependent Variable: ABSRES
Hasil dari pengujian heterokedastisitas dapat dilihat dari pada tabel 8. Hasil uji heterokedastisitas. Dimana nilai signifikan 0,352 untuk variabel Total Aset, 0,233 untuk variabel ROE. Maka disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas pada penelitian ini.
4.3.2 Uji Multikolinearitas Gejala multikolinearitas ditandai dengan adanya hubungan yang kuat diantara variabel independen dalam suatu persamaan regresi. Apabila dalam suatu persamaan regresi terdapat gejala multikolinearitas, maka akan menyebabkan ketidakpastian estimasi, sehingga kesimpulan yang diambil tidak tepat. Model regresi yang dinyatakan bebas dari multikolinearitas apabila nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Hasil pengujian asumsi multikolinearitas untuk variabel penelitian ini dapat dilihat berdasarkan nilai VIF dan nilai tolerance-nya.
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Collinearity Statistics
Beta
-1.380
2.433
.445
.153
-.263
.279
LnTa LnROE
Coefficients t
Sig.
Tolerance
-.567
.576
.502
2.913
.008
.983
1.017
-.162
-.942
.356
.983
1.017
a. Dependent Variable: LnPBV
Tabel 7. Hasil uji multikolonearitas menunjukan bahwa semua variabel memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan variance inflation factor (VIF) kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar semua variabel bebas yang terdapat penelitian 4.3.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Dari tabel 9. Hasil uji autokorelasi didapat nilai durbin-watson(DW hitung) sebesar 1,425. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan DW hitung berada diantara -2 dan 2. Yakni -2 ≤ 2 ≤ 2 maka ini bearti tidak terjadi autokorelasi. Sehinga kesimpulannya adalah uji autokorelasi terpenuhi.
b
Model Summary
Model 1
R .547
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.299
a. Predictors: (Constant), LnROE, LnTa b.
Dependent Variable: LnPBV
.241
VIF
1.63850
Durbin-Watson 1.425
4.3.4 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan normal p-p plot test. Jika tingkat signifikannya >0,05 maka data berdistribusi normal. Jika tingkat signifikan <0,05 maka data dikatakan tidak berdistribusi normal. Secara rinci hasil pengujian normalitas dapt dilihat pada.
Dari tabel 5 tersebut dapat dilihat bahwa residual tidak terkena normalitas dimana data mengikuti distribusi normal.
4.3.5 Pengujian Hipotesis 4.3.5.1 Uji Hipotesis (uji t) Uji t dilakukan untuk mngetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. patokan yang digunakan adalah dengan membandigkan nilai signifikan yang dihasilkan dengan alpha 0,05 atau dengan membantdingkan t
hitung
dengan t
tabel.
Setelah itu melihat nilai beta untuk melihat arah
hipotesis. Standardized Unstandardized Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-1.380
2.433
LnTa
.445
.153
LnROE
-.263
.279
Model 1
t
Sig.
-.567
.576
.502
2.913
.008
-.162
-.942
.356
b. Dependent Variable: LnPBV Berdasarkan hasil olahan data statistik pada tabel 12. Hasil uji regresi. Maka dapat dilihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Secara persial sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan (Total Aset) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktir yang terdaftar di BEI. Berdasarkan tabel 12. Diketahui bahwa koefisien β Total Aset (TA) bernilai positif sebesar 0,502
dan nilai t
hitungnya
adalah 2,913, dengan signifikansi 0,008 < 0,05. Hal ini berarti bahwa Ukuran Perusahaan (TA) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) diterima.
2. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Pada tabel 12. Dapat diketahui bahwa nilai koefisien β ROE bernilai negatif sbesar 0,162 dan nilai t
hitung
yaitu sebesar
negatif 0,942, dengan signifikansi 0,356 > 0,05. Hal ini berarti bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Dengan demikian hipotesis kedua (H2) ditolak
4.3.6 Pembahasan 1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan Berdasarkan hasil olah data statistik dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai t hitung yaitu 2.913, dengan nilai signifikansi 0,008 < α (0,05) dan juga dapat dilihat β sebesar 0,502 dengan arah positif. Hal ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan dengan TA (X1) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis yang telah dirumuskan sesuai dengan hasil penelitian bahwa H1 diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada yang menyatakan bahwa penyajian informasi total aset melalui laporan keuangan merupakan pengukur nilai perusahaan yang penting dibandingkan dengan pengukur nilai perusahaan yang mendasarkan pada gambaran lainnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 2. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan Berdasarkan hasil olah data statisitk dapat dilihat bahwa profitabiliotas tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai t hitung 0.942, dengan nilai signifikansi 0,356 > α(0,05) dan juga dapat dilihat β sebesar 0,162 dengan arah negatif. Hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan ROE (X2) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis yang telah dirumuskan tidak sesuai dengan hasil penelitian bahwa H2 ditolak. Hasil penelitian ini berlawanan dengan teori yang menyatakan penyajian informasi laba melalui laporan keuangan merupakan pengukur nilai perusahaan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan sampel 10 perusahaan dengan yang digunakan selama 3 tahun periode 2009-2011 dan bertujuan untuk melihat apakah Total Aset sebagai Ukuran Perusahaan
dan ROE sebagai profitabilitas dapat
mempengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan pendahuluan, kajian teori dan pengolahan data serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Total aset (ukuran perusahaan) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011. 2. ROE (profitabilitas) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011.
5.2 KETERBATASAN PENELITIAN
Banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi penulis dalam melakukan penelitian ini, yaitu : 1. Periode penelitian ini
mencakup selama 3 tahun, karena penulis kekurangan
informasi mengenai laporan keuangan yang akan digunakan sebagai panduan penelitian. 2. Penelitian ini juga dikerjakan dengan buru-buru dan dateline yang sangat singkat, jadi dalam pencarian data dan pengolahan data sangat terbatas.
5.3 SARAN
Berdasarkan hasil yang telah dikemukakan maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi peneliti selanjutnya, dengan penelitian ini diharapkan penelitin selanjutnya dapt mnelakukan penelitian yang lebih lanjut berkaitan dengan nilai perusahaan. Dengan menambah periode pada sektor tertnetu, dan menambah variabel penelitian. 2. Bagi investor, agar dapat lebih memperhatikan faktor fundamental seperti rasio hutang dan pertumbuhan perusahaan dalam berinvestasi tanpa mengabaikan nilai perusahaan yang bagus.
Daftar Pustaka Jurnal Terjemahan Martin-Reyna.J.M, Duran-Encalada,J.A, 2012 , “Ownership Structure, Firm Value and Invesment Opportunities Set : Evidence From Mexican Firms. http://eprints.upnjatim.ac.id/id/eprint/239 http://journal.bakrie.ac.id/index.php/jurnal_ilmiah_ub/article/view/265