PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM IV
Kelompok: 2
Nama: Adita Novianti B04140056 (
[email protected])
Irfan Prasetia B04140059 (
[email protected])
Alif Nur Muhamad Muria B04140055 (
[email protected])
PENGAMATAN MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR DENGAN PEWARNAAN LCB (Lactophenol
Cotton Blue) DAN LUGOL
1. Kapang
1. Uraian Teori
Kapang adalah organisme eukariotik yang tidak mempunyai klorofil
dan mempunyai dinding sel yang kaku. Kapang termasuk fungi
multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya mudah dilihat
karena berserabut seperti kapas (Buchanan 2003). Ukuran kapang
berkisar dari 2- 10 (m kali beberapa mm. Cara reproduksi kapang yaitu
dengan cara aseksual dan seksual (Irianto 2013). Kapang terdiri dari
suatu thallus yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut
hifa. Setiap hifa memiliki lebar 5-10 (m dan membentuk suatu kumpulan
yang disebut miselium (Burrows 2004).
Pembentukan miselium merupakan sifat yang membedakan grup-grup
didalam fungi. Hifa dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu hifa
vegetatif/ hifa tumbuh dan hifa fertil yang membentuk bagian
reproduksi. Kapang dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur
hifa yaitu hifa tidak bersekat/ nonseptat dan hifa bersekat/ septat
yang membagi hifa dalam ruangan-ruangan. Namun, dinding penyekat yang
disebut septum tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih bebas
bergerak dari suatu ruangan ke ruangan lain (Cowan 2004).
2. Hasil Pengamatan
1. Rhizopus sp
Pengamatan Referensi
http://thunderhouse4-yuri.blogspot.co.id
Keterangan:
a. Stolon
b. Rhizoid
c. Sporangiophore
d. Sporangium
e. Sporangiospora
Pembesaran : 40x
Zat warna : LCB (Lactophenol Cotton Blue)
Pembahasan
Rhizopus sp merupakan contoh dari divisi Zygomycota. Rhizopus sp
memiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat. Sekat/
septum hanya ditemukan pada saat sel bereproduksi. Reproduksi
dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara seksual yaitu dengan
cara konjugasi sedangkan secara aseksual yaitu dengan spora nonmotil
yang dihasilkan oleh sporangium. Miselium pada hifa memiliki tiga tipe
yaitu stolon, rhizoid, dan sporangiofor (Pratiwi 2006).
Hasil pengamatan pada preparat slide culture yang telah dibuat
sebelumnya memperlihatkan morfologi Rhizopus sp secara utuh. Morfologi
Rhizopus sp terdiri dari stolon, rhizoid, sporangiofor, sporangium,
dan sporangiospora. Kolumela yang seperti tudung tidak jelas terlihat
karena tertutup oleh sporangiospora. Pengamatan dilakukan dengan
pembesaran 40x dan dengan pewarnaan LCB (Lactophenol Cotton Blue).
2. Aspergillus fumigatus
Pengamatan Referensi
http://thunderhouse4-yuri.blogspot.co.id
Keterangan:
a. Konidiofora
b. Vesikel
c. Fialid
d. Konidiospora
Pembesaran : 40x
Zat warna : LCB (Lactophenol Cotton Blue)
Pembahasan
Aspergillus hidup sebagai saproba pada benda- benda organik.
Koloninya berwarna abu- abu, hitam, kuning, atau cokelat. Aspergillus
fumigatus bersift parasit yang menyebabkan penyakit pada saluran
pernapasan unggas. Kapang ini bereproduksi secara seksual membentuk
askospora di dalam askus. Reproduksi aseksualnya dihasilkan spora
konidium yang terbentuk pada ujung hifa khusus yang disebut
konidiofor. (Pratiwi 2006).
Hasil pengamatan dengan mikroskop pembesaran 40x menunjukan
morfologi Aspergillus fumigatus terdiri dari konidiofora, vesikel,
fialid, dan konidiospora. Zat warna yang digunakan untuk preparat
slide kulture adalah LCB (Lactophenol Cotton Blue).
3. Penicilium sp
Pengamatan Referensi
https://www.pinterest.com
Keterangan:
a. Konidiofora
b. Metulae
c. Konidia
d. Septa
e. Fialid
Pembesaran : 40x
Zat warna : LCB (Lactophenol Cotton Blue)
Pembahasan
Penicilium sp termasuk dalam divisi Ascomycota. Reproduksi seksual
membentuk askospora di dalam askus. Reproduksi aseksualnya dihasilkan
spora konidium yang terbentuk pada ujung hifa khusus yang disebut
konidiofor. Kapang ini bersel banyak dan mempunyai miselium bersekat-
sekat. Penicilium sp mempunyai ujung konidiofor yang tidak melebar,
melainkan bercabang- cabang dengan deretan konidium pada cabang-
cabang tadi (Pratiwi 2006).
Hasil pengamatan memperlihatkan/ menunjukan struktur morfologi dari
kapang Penicilium sp. Bagian- bagiannya terdiri dari konidiofora,
metulae, konidia, septa, dan fialid. Pengamatan dilakukan dengan
pembesaran 40x.
4. Microsporum gypseum
Pengamatan Referensi
www.mycology.adelaide.edu.au
Keterangan:
a. Makrokonidia
b. Mikrokonidia
Pembesaran : 40x
Zat warna : LCB (Lactophenol Cotton Blue)
Pembahasan
Microsporum gypseum adalah kapang yang berepreduksi secara
aseksual. Makrokonidia dihasilkan dalam jumlah yang besar untuk
peranan reproduksi. Kapang ini merupakan parasit pada kulit yang
disebut panu (Boel 2003). Hasil pengamatan memperlihatkan makrokonidia
dan mikrikonidia secara jelas.
5. Fusarium sp
Pengamatan Referensi
http://thunderhouse4-yuri.blogspot.co.id
Keterangan:
a. Makrokonidia
b. Mikrokonidia
c. Septa
Pembesaran : 40x
Zat warna : LCB (Lactophenol Cotton Blue)
Pembahasan
Fusarium sp adalah jamur yang besekat banyak. Mikrokonidia
digunakan untuk reproduksi aseksual. Ciri utama kapang ini adalah
strktur tubuh berupa miselium bercabang, hialin, dan bersekat
(septa). Kapang ini merupakan jamur berbahaya karena dapat menyebabkan
tumbuhan layu patologis dan mengalami kematian (Ngittu 2014).
Morfologi Fusarium sp hampir sama dengan Microsporum gypseum yaitu
terdapat makrokonidia dan mikrokonidia.
2. Khamir
1. Uraian Teori
Khamir adalah organisme eukariotik uniseluler yang berukuran 5-
10 µm. Reproduksi dengan pembelahan sel secara aseksual, dan
penguncupan atau proses seksual (Irianto 2013). Khamir umumnya
digunakan untuk bentuk-bentuk yang menyerupai jamur dari kelompok
Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler berbentuk ovoid
atau spheroid. Saccharomyces cereviciae digunakan dalam pembuatan
anggur, bir, dan untuk fermentasi adonan dalam perusahaan roti
(Tortora et. al 2004). Saccharomyces cereviciae disebut sebagai
mikroorganisme aman (Generally regarded as safe) yang paling
komersial saat ini. Dengan menghasilkan berbagai minuman
beralkohol, mikroorganisme tertua yang dikembangbiakan oleh manusia
ini memungkinkan terjadinya proses bioteknologi yang pertama di
dunia. Beberapa jenis khamir seperti Candida albicans, dapat
menyebabkan infeksi pada manusia yang disebut kandidiasis (Prescott
2003).
Candida albicans adalah spesies cendawan patogen dari golongan
deuteromycota. Spesies cendawan ini merupakan penyebab infeksi
oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ
dalam manusia (Kuswadji 1999). Beberapa karakteristik dari spesies
ini adalah berbentuk seperti telur (ovoid) atau sferis dengan
diameter 3μm dan dapat memproduksi pseudohifa. Spesies Candida
albicans memiliki dua jenis morfologi yaitu bentuk seperti khamir
dan bentuk hifa. Selain itu, fenotipe atau penampakan
mikroorganisme ini juga dapat berubah dari berwarna putih dan rata
menjadi kerut tidak beraturan, seperti bintang, lingkaran, bentuk
seperti topi, dan tidak tembus cahaya. Cendawan ini memiliki
kemampuan untuk menempel pada sel inang dan melalukan kolonisasi.
2. Hasil Pengamatan
1. Saccharomyces cerevisiae
Pengamatan Referensi
http://www.daviddarling.info/
encyclopedia/Y/yeast.html
Morfologi sel : Oval
Pembesaran : 40x
Zat warna : Lugol
Pembahasan
Saccharaomyces cerevisiae termasuk dalam khamir yang berbentuk
oval. Dinding sel khamir pada sel-sel yang muda sangat tipis, namun
semakin lama semakin menebal. Saccharomyces cereviciae secara
morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong,
silindris, oval, atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya.
Berkembang biak dengan membelah diri melalui "budding cell". Pada
dinding sel terdapat struktur yang disebut bekas lahir (bekas yang
timbul dari pembentukan oleh sel induk) dan bekas tunas (bekas yang
timbul akibat pembentukan anak sel). Setiap sel hanya dapat memiliki
satu bekas lahir, namun bisa membentuk banyak bekas tunas.
Saccharomyces cerevisiae dapat membentuk 9 sampai 43 tunas dengan rata-
rata 24 tunas per sel, dan paling banyak lahir pada kedua ujung sel
yang memanjang (Burrows 2004).
Hasil pengamatan menunjukan bentuk dari sel Saccharaomyces
cerevisiae adalah oval. Namun berkas lahir dan bekas tunas tidak
terlihat. Pengamatan menggunakan pembesaran 40x dan pewarna yang
digunakan adalah lugol.
2. Candida albicans
Pengamatan Referensi
http://biotechnologie.ac-
montpellier.fr
Morfologi sel : Bulat
Pembesaran : 40x
Zat warna : Lugol
Pembahasan
Candida albicans adalah jamur sel tunggal berbentuk bulat sampai
oval. Jumlahnya sekitar 80 spesies dan 17 diantaranya ditemukan pada
manusia. Candida albicans memperbanyak diri dengan membentuk
blastospora (budding sel). Blastospora akan saling bersambung dan
bertambah panjang sehingga membentuk pseudohifa. Bentuk psudohifa
lebih virulen dan invasif daripada spora. Hal itu dikarenakan
pseudohifa berukuran lebih besar sehingga lebih sulit difagositosis
oleh makrofag (Irianto 2013).
Hasil pengamatan dengan pembesaran 40x menunjukan bentuk dari
Candida albicans adalah bulat. Pewarna yang digunakan adalah lugol.
2. Daftar Pustaka
Boel T. 2003. Mikosis Superfisial. [diakses pada: 30 September 2015]
[internet]. tersedia pada: http://library.usu.ac.id.
Buchanan RE, Gibbons NE. 2003. Bergey's Manual of Determinative
Bacteriology. USA: The William & Wilkins Company Baltimore.
Burrows W, Moulder JM, Lewert RM. 2004. Texbook of Microbiology.
Philadelphia : W.B. Saunders Company.
Cowan ST. 2004. Manual for the Identification of Medical Fungi.
London: Cambridge University Press.
Irianto K. 2013. Mikrobiologi Medis. Bandung(ID) : ALFABETA
Kuswadji. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Ketiga. Jakarta
(ID): FK UI. 103-6.
Ngittu Y et al. 2014. Identifikasi genus jamur fusarium yang
menginfeksieceng gondok (Eichhornia crassipes)di Danau Todano.
Jurnal Ilmiah Farmasi. 3(3): 156-161.
Pratiwi DA, Maryati S, Srikini, Suharno, Bambang S. 2006. Biologi 1.
Jakarta (ID): Erlangga.
Tortora GJ, Funke BR., Case CL. 2004. Microbiology an Introduction.
Eight edition. San fransisco (US): Benjamin cummings. 606-7.
3. Jawaban atas Pertanyaan
1. Thallus dari kapang terdiri dari:
a. Miselium
b. Spora
2. a. Sporangiospora adalah spora yang terbentuk dalam kantung yang
disebut sporangium.
b. Contoh kapang yang menghasilkan sporangiospora yaitu Rhizopus
sp.
3. a. Konidiospora adalah hasil reproduksi aseksual pada ujung hifa
khusus yang disebut konidiofor.
b. Konidiospora dapat ditemukan pada kapang Aspergillus fumigatus,
dan Penicillium sp.
4. a. Rhizoid adalah hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai
jangkar untuk menyerap makanan.
b. Contoh kapang yang memiliki rhizoid yaitu Rhizopus sp.
5. a. Makrokonidia adalah konidia yang berukuran besar.
c. Makrokonidia dan mikrokonidia dapat ditemukan pada kapang
Microsporum gypseum dan Fusarium sp.
6. Struktur yang dimiliki kapang Penicillium sp.
a. Konidiofora
b. Metulae
c. Konidia
d. Septa
e. Fialid
7. Rhizopus sp. memiliki struktur berupa
a. Stolon
b. Rhizoid
c. Sporangiophore
d. Sporangium
e. Sporangiospora
8. Zat warna yang digunakan untuk mengamati morfologi kapang adalah
LCB (Lactophenol Cotton Blue) sedangkan untuk khamir adalah Lugol.