PENATALAKSANAAN Farmakologi Anak Retardasi mental biasanya disertai disertai dengan gejala hyperkinetik (selalu bergerak, konsentrasi kurang dan perhatian mudah dibelokkan). Obat-obat yang sering digunakan dalam bidang retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala hyperkinetik, misalnya : Amphetamin dosis dosis 0,2 - 0,4 mg/kg/hari mg/kg/hari Imipramin dosis ± 1,5 mg/kg/hari Efek sampingan kedua obat diatas dapat menimbulkan convulsi Valium, Nobrium, Haloperidol Haloperidol dsb. dapat juga menekan gejala hyperkinetik Obat-obatan untuk konvulsi : Dilantin dosis 5 - 7 mg/kg/hari (Dilantin dapat juga menurunkan gejala hyperkinetik, gejala gangguan emosi dan menaikkan fungsi b erfikir) Phenobarbital dosis 5 mg/kg/hari (Phenobarbital dapat menaikkan gejala hyperkinetik) Cofein : baik untuk convulsi dan menurunkan gejala hyperkinetik Obat-obatan untuk menaikkan kemampuan belajar : Pyrithioxine (Encephabol, Cerebron). Glutamic acid. Gamma amino butyric acid (Gammalon). Pabenol.
Nootropil. Amphetamin dsb. Minum kopi tiap pagi bisa menurunkan gejala hyperkinetik, karena kopi mengandung Cofein.
Non Farmakologis Psikoterapi dapat diberikan baik pada anaknya sendiri maupun pada orang tuanya. Untuk anak yang terbelakang dapat diberikan psikoterapi individual, psikoterapi kelompok dan manipulasi lingkungan (merubah lingkungan anak yang tidak menguntungkan bagi anak tersebut). Walaupun tak akan dapat menyembuhkan keterbelakangan mental, tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku, kemampuan belajar dan hasil kerjanya. Yang penting adalah adanya ketekunan, kesadaran dan minat yang sungguh dari pihak terapis (yang mengobati). Terapi Terapis s berti bertinda ndak k sebaga sebagaii pengga pengganti nti orang orang tua untuk untuk membua membuatt koreks koreksii-kor koreks eksii terhad terhadap ap hubungan yang tak baik ini. Dari pihak perawat diperlukan juga ketekunan dan kesadaran dalam merawat anak-anak anak-anak dengan dengan retardasi retardasi mental mental serta serta melaporka melaporkan n kepada kepada dokter dokter bila dalam observasi observasi terdapat tingkah laku anak maupun orang tua yang negatif, merugikan bagi anak tersebut maupun lingkungannya (teman-teman disekitarnya). Social worker (pekerja sosial) melakukan kunjungan rumah untuk melihat hubungan anak dengan orang tua, saudara-saudaranya maupun dengan masyarakat sekitarnya. Tugasnya utama mencari datadata anak dan orang tua serta hubungan anak dengan orang-orang disekitarnya. Untuk ibu atau orang tua anak dengan retardasi mental dapat diberikan family terapi (terapi keluarga) untuk mengubah sikap orang tua atau saudaranya yang kurang baik terhadap penderita. Dapat diberikan juga terapi kelompok dengan ibu-ibu anak retardasi mental lainnya, seminggu seminggu sekali sekali selama selama 12 kali. kali. Tujuannya Tujuannya untuk mengurangi mengurangi sikap rendah diri, perasaan kecewa dari ibu tersebut karena ternyata banyak ibu lain yang mengal mengalami ami nasib nasib serupa serupa,, mempun mempunyai yai anak anak dengan dengan retard retardasi asi mental mental.. Dengan Dengan demiki demikian an ibu ibu dapat dapat bersikap lebih realistik dan lebih dapat menerima anaknya serta dapat merencanakan program yang baik bagi anaknya. Di luar negeri social worker yang bertugas memberi terapi kelompok untuk ibu-ibu tersebut diatas.
PENCEGAHAN Prevensi dalam bidang retardasi mental dapat : • primer : mencegah terjadinya retardasi. • sekunder : dapat menemukan kasus sedini mungkin dan pengobatan secepat mungkin. • tertier : mengurangi cacat fisik dan kelainan mental bila didapat pada penderita serta mengadakan rehabilitasi dengan cara memberi pekerjaan yang sesuai dengan derajat keterbelakangannya. Untuk melakukan prevensi, perlu diketahui sebab-sebab dan faktor-faktor penyebab timbulnya keterbelakangan mental. Sebab-sebab retardasi mental yang dapat dicegah, antara lain: penyakit infeksi, trauma capitis, gangguan genetik (perkawinan antar keluarga), gangguan metabolisme, kelainan deprivasi emosional yang dialami oleh anak (kekurangan kasiH sayang orang tua). Prevensi retardasi mental dalam tahun-tahun mendatang banyak bergantung atas usaha-usaha: menghilangkan kemiskinan dengan memperbaiki program-program pendidikan, kebudayaan dan kesejahteraan golongan sosioekonomi rendah. perbaikan program pelayanan medik, klinik-klinik kesejahteraan ibu dan anak dan PusatPusat Kesehatan Jiwa. counseling orang tua bagi anak retardasi mental yang disebabkan gangguan emosi.
diadakan tempat konsultasi dalam bidang retardasi mental untuk menentukan ada atau tidak adanya retardasi mental dan derajat keterbelakangannya pada anak.
PROGNOSIS Retardasi mental yang diketahuipenyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan dengan retardasi mental ringan dengan kesehatan yang baik tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda.