Penatalaksanaan dan Pencegahan Inkontinensia Urine
Metoda pengobatan inkontinensia urin ada tiga: 1. Teknik latihan perilaku (behavioral training), yang mempelajari dan mempraktekkan cara-cara untuk mengontrol kandung kemih dan otot-otot stingfer dengan cara latihan kandung kemih (bladder training) cara latihan otot dasar panggul (pelvic floor exercise). Lebih dari separuh penderita inkontinensia tertolong dengan cara ini, tanpa risiko pengobatan yang terjadi. 2. Obat-obatan: banyak obat-obat yang tersedia, dan 77% penderita menunjukkan perbaikan yang jelas, bahkan sekitar 44% sembuh. 3. Pembedahan: 76-92% penderita yang membutuhkan operasi, dapat disembuhkan (Finerty, 2003). TEKNIK LATIHAN PERILAKU
1. Latihan kandung kemih (bladder training) training) Bladder training mengikuti suatu jadwal yang ketat untuk ke kamar kecil/berkemih. Jadwal dimulai dengan ke kamar kecil tiap dua jam, dan waktunya makin ditingkatkan. Makin lama waktu yang dicapai untuk berkemih, makin memberikan peningkatan kontrol terhadap kandung kemih. Latihan kandung kemih terbukti efektif baik untuk inkontinensia tipe stress maupun urgensi. •
Sasaran :
-
Memperpanjang waktu untuk ke kamar kecil
-
Meningkatkan jumlah urin yang ditahan oleh kandung kemih
-
Meningkatkan kontrol pada dorongan/rangsangan berkemih menurut jadwal, dan tidak begitu saja saat dorongan berkemih datang
-
Mengurangi atau menghilangkan inkontinensia
•
Cara melakukan :
-
Buat catatan harian untuk berkemih
-
Minggu I gunakan kamar kecil ketat menurut jadwal
-
Tiap minggu tingkatkan jadwal berkemih 15 – 30 30 menit sesuai yang dapat ditoleransi
-
Catat jumlah urin
2. Latihan menahan dorongan berkemih Untuk mendapatkan kontrol atas kandung kemih, cara berikut dapat dipakai saat datang dorongan berkemih.
Berdiri tenang atau duduk diam, lebih baik jika kaki disilangkan. Tindakan ini mencegah rangsang berlebihan dari kandung kemih.
Tarik napas teratur dan relaks.
Kontraksikan otot-otot dasar panggul beberapa kali (senam kegel). Ini akan membantu menutup urethra dan menenangkan kandung kemih.
Alihkan pikiran ke hal lain, untuk menjauhkan perhatian dari dorongan berkemih.
Bila rangsang berkemih sudah menurun, jangan ke toilet sebelum jadwal berkemih.
3. Latihan otot dasar panggul Laporan tahun 1948, Arnold Kegel perbaikan/kesembuhan sampai 84% dengan latihan otot dasar panggul untuk wanita dengan macam – macam tipe inkontinensia. Otot pelvis dapat juga lemah seperti otot – otot otot yang lain. Latihan ini berguna untuk memperkuat otot-otot yang lemah sekitar kandung kemih. Untuk identifikasi otot yang tepat, bayangkan kita sedang menahan untuk tidak flatus. Otot yang diapaki untuk menahan flatus itulah yang akan digunakan.
Dilakukan beberapa kali sehari sekitar 10 menit
Praktekan di setiap waktu dan tempat, paling baik saat berbaring di tempat tidur. Jika sudah menguasai metodenya lakukan juga saat duduk dan berdiri.
Jangan memakai otot-otot perut, paha dan betissaat latihan dan bernapaslah seperti biasa.
Setelah 4-6 minggu dengan latihan teratur akan terasa berkurangnya kebocoran urin. Walaupun butuh waktu dan kesabaran, hasilnya cukup memuaskan. OBAT
Jenis Obat
Mekanisme
Tipe
Efek Samping
Nama Obat dan Dosis
Inkontinensia Antikolirgenik
Meningkatkan
Ugensi
atau Mulut
dan
kapasitas
stress
antispasmodic
vesika urinaria. instabilitas
kering, Oksibutinin: 2,5-5 mg
dengan penglihatan
tid
kabur,
Mengurangi
detrusor
involunter
hiperrefleksia.
Tolterodine: 2 mg bid
atau peningkatan TIO, Propanthelin:
vesika urinaria.
konstipasi
15-30
dan mg tid
delirium.
Dicyclomine:
10-20
mg Imipramine: 10-50 mg tid α
-Adrenergik
Meningkatkan
agonis
kontraksi
Tipe
stress Sakit
otot dengan
polos urethra.
kepala, Pseudofedrin:
15-30
takikardi,
mg tid
kelemahan
peningkatan
Phenylpropanolamine:
spineter.
tekanan darah.
75 mg bid Imipramine: 10-50 mg tid
Estrogen agonis
Meningkatkan aliran
Tipe stress, tipe
darah urgensi
periurethra.
Kanker
Oral: 0,625 mg/hr
yang endometria,
berhubungan
peningkatan
dengan
tekanan
darah,
Topical: 0,5-1,0 gr per aplikasi.
vaginitis atropi.
batu
saluran
kemih. Kolibergik
Menstimulasi
Tipe
luapan Bradikardi,
agonis
kontraksi
atau
vesika urinaria.
dengan
Bethanicol: 10-3- mg
overflow hipotensi,
tid.
vesika bronkokonstriksi,
urinaria atonik.
sekresi
asam
lambung. α
-Adrenergik
Merelaksasi
antagonis
otot urethra
Tipe
polos dan
luapan Hipotensi urgensi postural.
Terasozine:
1-10
mg/hari
dan yang
kapsul prostat.
berhubungan dengan pembesaran prostat.
PEMBEDAHAN
Pembedahan adalah pilihan terakhir untuk masalah inkontinensia yang tidak berhasil diatasi dengan teknik latihan perilaku, obat-obatan ataupun dengan memanfaatkan alat-alat bantu untuk meminimalkan problem inkontinensia. Yang sering dikerjakan pada penderita lanjut usia dengan inkontinensia adalah memasang kateter secara menetap. Untuk beberapa pertimbangan, misalnya memantau produksi urin dan keperluan mengukur balans cairan, hal ini masih dapat diterima. Tetapi sering alasan pemasangan kateter ini tidak jelas dan mengundang resiko komplikasi, umumnya infeksi (Kane dkk). Ada tiga macam cara kateterisasi pada inkontinensia urin (Reuben dkk): 1. Kateterisasi Luar: Terutama pada pria dengan memakai sistim kateter-kondom. Efek samping yang terutama adalah iritasi pada kulit, dan sering lepas. Tetapi ada juga laporan yang menunjukkan insidens infeksi saluran kemih meningkat dengan kateterisasi macam ini. Metode ini hanya dinjurkan pada pria yang tidak menderita retensio urin dan
mobilitasnya masih cukup baik. Kateter eksternal semacam ini untuk wanita mulai diperkenalkan, tetapi manfaatnya masih belum memuaskan. Diganti 7-10hari sekali untuk mengurangi resiko infeksi. Bila semuanya baik mungkin kateter dapat dipertahankan sampai 30 hari. 2. Kateterisasi Intermitten: Kateterisasi secara intermintten dapat dicoba, terutama pada wanita lanjut usia yang menderita inkontinensia. Frekuensi pemasangannya 2 hingga 4 x sehari, dengan sangat memperhatikan sterilitas dan teknik prosedurnya. 3. Kateterisasi Secara Menetap: (chronic indwelling catheter) Pemasangan kateter secara menetap harus benar-benar dibatasi pada indikasi yang tepat. Misalnya untuk ulkus decubitus yang terganggu dan penyembuhannya karena adanya inkontinensia urin ini. Komplikasi dan kateterisasi secara terus menerus ini disamping infeksi juga mungkin menyebabkan batu kandung kemih, abses ginjal dan bahkan proses dari keganasan dari saluran kemih. Memang akan lebih rumit dan membutuhkan biaya serta tenaga untuk memakai pembalut pembalut khusus serta alas tempat tidur dengan bahan yang baik daya serapnya dan secara teratur memprogram penderita untuk berkemih. Tetapi untuk jangka panjang, dapat diharapkan risiko morbiditas yang menurun dan dengan begitu juga berpengaruh pada penurunan biaya perawatan (Kane dkk). Produk untuk inkontinensia dapat dibagi menjadi beberapa kategori: memanfaatkan alat-alat bantu untuk meminimalkan problem inkontinensia. -
Penyerap
-
Drainase/penyalur urin
-
Penyekat urin
-
Alat-alat bantu berkemih di kamar kecil
-
Alat-alat pelengkap untuk terapi perilaku
-
Alat-alat perawatan kulit
Penggunaan kateter menyebabkan morbiditas. Dapat terjadi bakteriuri polimikrobial, panas, nefrolitiasis, batu kandung kemih dan pielonefritis. Kondom kateter juga dapat menyebabkan bakteriuri, infeksi, selulitis dan nekrosis, retensi urin dengan hidronefrosis. Mengganti kateter tiap 7-10 hari mengurangi resiko. Bila semuanya baik mungkin kateter dapat dipertahankan
sampai 30 hari. Kateterisasi intermitten membutuhkan ketrampilan dan kemauan penderita, serta kebersihan dan dekontaminasi/antiseptic regular kateter yang dipakai. Kateterisasi seharusnya dicadangkan untuk jangka pendek bila retensi urin tidak dapat diatasi dengan obat-obatan bila dibutuhkan agar luka yang ada kering, atau penderita dengan sakit terminal yang tidak dapat terlalu sering diganti pakaiannya Pencegahan
Dekatkan kamar mandi
Jaga lantai tetap bersih dan tidak licin
Minum 6-8 gelas air setiap hari kecuali dokter And a telah menginstruksikan sebaliknya
Batasi asupan alkohol dan minuman berkafein
Perbaikan gizi dan hindari obes (Ambil diet seimbang yang mencakup semua kelompok makanan dan tetap dalam kisaran berat badan yang sehat)
Sertakan cukup cairan dan serat dalam diet Anda dan berolahraga secara teratur untuk mencegah sembelit yang dapat menyebabkan kontrol kandung kemih yang buruk.
Memakaikan pampers
Latihan perilaku berkemih
Membuat catatan berkemih
Lakukan latihan dasar panggul secara teratur untuk memperkuat otot-otot yang mendukung outlet kandung kemih.
Beri pegangan di kamar mandi
WC dibuat datar, tidak tinggi
Atur pencahayaan
Refrensi:
•
Buku ajar Boedhi – Darmojo Darmojo Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ) Balai penerbit UI
•
http://www.singhealth.com.sg