Penatalaksanaan Efusi Pleura
Penatal Penatalaks aksanaa anaan n tergan tergantun tung g pada pada penyaki penyakitt yang yang mendas mendasari ari terjad terjadiny inyaa efusi efusi pleura pleura.. Aspira Aspirasi si cairan cairan menggu menggunaka nakan n jarum jarum dapat dapat dilaku dilakukan kan untuk untuk mengelu mengeluark arkan an cairan cairan pleura pleura,, apabil apabilaa jumlah jumlah cairan cairan banyak banyak dapat dapat dilakuk dilakukan an pemasa pemasanga ngan n draina drainase se interk interkost ostali aliss atau atau pemasangan
WSD.
Efusi
pleura
yang
berulang
mungkin
memerlukan
tambahan
medikam medikament entosa osan n atau atau dapat dapat dilakuk dilakukan an tidakan tidakan operat operatif if yaitu yaitu pleuro pleurodes desis, is, dimana dimana kedua kedua permukaan pleura ditempelkan sehingga tidak ada lagi ruangan yang akan terisi oleh cairan. Tuju Tujuan an pengo pengoba bata tan n adala adalah h untuk untuk menem menemuka ukan n penye penyeba bab b dasa dasar, r, untu untuk k menc mencega egah h penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta dipsnea. Pengo Pengobat batan an spes spesif ifik ik ditu dituju juka kan n pada pada peny penyeba ebab b dasa dasarr mis misal al gagal gagal jant jantung ung konge kongest stif if,, pneumonia, seosis! 1.
Pleurodesis
Pleuro Pleurodes desis is adalah adalah penyatu penyatuan an pleura pleura "isera "iserali liss dengan dengan pariet parietali aliss baik baik secara secara kimia#i, kimia#i, mineral mineral ataupun ataupun mekanik, mekanik, secara secara permanen permanen untuk mencegah akumulasi cairan maupun udara dalam rongga pleura. Tindakan tersebut umumnya diindikasikan untuk efusi pleura maligna dan pneumotoraks spontan. tujuan dilakukannya pleurodesis adalah untuk untuk mencega mencegah h berula berulangny ngnyaa efusi efusi berulan berulang g terut terutama ama bila bila terjad terjadii dengan dengan cepat!, cepat!, menghindari torakosintesis berikutnya dan menghindari diperlukannya insersi chest tube berulang, serta menghindari morbiditas yang berkaitan dengan efusi pleura atau pneumotoraks berulang trapped trapped lung , atelektasi atelektasis, s, pneumonia, pneumonia, insufisie insufisiensi nsi respirasi, respirasi, tension pneumothorax!. pneumothorax!. Indikasi •
Efusi pleura maligna
•
Pneumotoraks spontan
Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi absolut untuk pleurodesis. $eskipun demikian, perlu dipertimbangkan kemungkinan tingkat keberhasilan prosedur pada pasien serta risiko dilaku dilakukann kannya ya prosed prosedur ur agar agar pasien pasien mendap mendapat at manfaa manfaatt optimal optimal dari dari tindak tindakan an yang
dilakukan. %eberapa keadaan yang dapat dianggap sebagai kontraindikasi relatif pleurodesis meliputi& •
Pasien dengan perkiraan kesintasan ' ( bulan
•
Tidak ada gejala yang ditimbulkan oleh efusi pleura
•
Pasien tertentu yang masih mungkin membaik dengan terapi sistemik kanker mammae, dll!
•
Pasien yang menolak dira#at di rumah sakit atau keberatan terhadap rasa tidak nyaman di dada karena slang torakostomi
•
Pasien dengan re)ekspansi paru yang tidak sempurna setelah pengeluaran semua cairan pleura trapped lung !
Komplikasi yang mungkin timbul meliputi •
•
*yeri Takikardia, takipnea, pneumonitis, atau gagal napas terutama setelah pemberian slurry talc!, edema paru reekspansi. +mumnya keadaan ini bersifat re"ersibel.
•
Demam. %iasanya berkaitan dengan pleuritis, hilang dalam '- jam
•
Ekspansi paru inkomplit dan partially trapped lung
•
eaksi terhadap obat
•
Syok neurogenik
Pelaksanaan Pleurodesis a.
Persiapan pasien
•
$enerangkan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga, indikasi, dan komplikasi yang mungkin timbul,
•
Setelah mengerti dan setuju, pasien dan keluarga menandatangani surat ijin tindakan.
•
/oto toraks dilakukan sebelum pleurodesis untuk memastikan bah#a paru)paru telah mengembang sepenuhnya. $ediastinum dilihat untuk menilai tekanan pleura di sisi efusi dan kontra lateral,
•
%ila memungkinkan dilakukan bronkoskopi sebelum pleurodesis utnuk menilai adakah obstruksi di bronkus yang memerlukan radioterapi atau terapi laser.
•
Anamnesis dan pemeriksaan fisik ulang
•
Dilakukan pemeriksaan hemodinamik tekanan darah, nadi, frekuensi pernapasan, suhu!
•
0asil laboratorium dilihat ulang.
•
%ila belum terpasang 12 insersi chest tube. Semua cairan pleura dibiarkan keluar sampai habis, atau produksi cairan maksimal 344 cc per 5 jam. 6dealnya slang berada pada posisi posterio)inferior
b.
Persiapan alat dan bahan 3 1.
Alat)alat&
•
7lem chest tube 5 buah
•
8atheter tip syringe 94 ml! 3 buah
•
$angkuk steril 3 buah
•
Sarung tangan steril
•
Drape:duk steril
•
7assa steril 2.
%ahan)bahan&
•
;arutan po"idon)iodine,
•
34 ampul lidokain 5<
•
3 ampul pethidin =4 mg
•
cairan *a8l 4,>< 3.
•
%ahan sclerosing salah satu!&
)gen sitotoksik& bleomisin 4)-4 unit, atau mitoksantron (4 mg 54mg:m5!, dicampur dengan (4)344 ml *a8l 4,><,
•
Tetrasiklin dan turunannya& tetrasiklin 3444 mg (= mg:kg%%! atau minosiklin (44 mg ? mg:kg%%! atau doksisiklin =44)3444 mg, dicampur dengan (4)344 ml *a8l 4,>< dan 54 ml lidokain 5<
•
Talk& ()34 g bubuk talk steril dilarutkan dalam 344 ml *a8l ><. Talk disterilkan dengan radiasi sigma atau dimasukkan dalam autocla"e dengan suhu 5?4@/. %ubuk dimasukkan dalam kolf *a8; 4,><, dikocok, lalu dituang ke dalam mangkuk steril.
c.
Prosedur Tindakan •
Tindakan dilakukan di ruangan pasien
•
Dipasang jalur infus *a8l 4,><
•
Disiapkan 5
•
Posisi pasien setengah lateral dekubitus pada sisi kontralateral sisi yang ada chest tube berada di atas!, tempatkan handuk di antara pasien dan tempat tidur.
•
Pethidin =4 mg 6$, 3=)(4 menit sebelum memasukkan Bat pleurodesis.
•
8hest tube di)klem dengan 5 klem, lalu dilepaskan dari adaptor:WSD
•
7lem dibuka sesaat, agar paru sedikit kolaps dalam rongga pleura
•
54 ml lidokain 5< diinjeksikan melalui chest tube, kemudian klem kembali dipasang. Posisi pasien diubah)ubah agar lidokain merata d i seluruh permukaan pelura
•
Dengan menggunakan teknik steril, agen sclerosing dicampur dengan larutan saline di mangkuk steril. Aspirasi campuran dengan syringe.
•
Syringe dipasangkan pada chest tube, kedua klem dibuka, larutan diinjeksikan melalui chest tube. %ilas dengan *a8l 4,><.
•
Pasien diminta bernapas beberapa kali agar larutan tertarik ke rongga pleura
•
7lem segera dipasangkan kembali dan chest tube dihubungkan dengan adaptor WSD
•
0indari suction negatif selama 5 jam setelah pleurodesis.
•
Posisi tubuh pasien diubah)ubah supine, dekubitus lateral kanan)kiri! selama 5 jam, lalu klem dicabut. ongga pleura dihubungkan dengan suction bertekanan )54 cm 05.
d.
Monitoring pasca tindakan & •
Dilakukan foto toraks AP ulang untuk meyakinkan reekspansi paru, bila perlu setiap hari
•
A#asi tanda "ital
•
$onitor drainase chest tube harian
•
$onitor kebocoran udara
•
Perban diganti tiap - jam
•
7endalikan nyeri dengan analgetik
•
%ila perlu spirometri insentif
•
$obilisasi bertahap, cegah thrombosis "ena dalam
•
Pertimbangkan mencabut chest tube bila drainase pleura harian ' 344 ml atau tidak terlihat lagi fluktuasi pada botol WSD.
Sukses Pleurodesis : •
Sukses komplit & $embaiknya gejala jangka panjang berhubungan dengan
efusi
tersebut, dimana tidak adanya cairan terakumulasi kembali terlihat dari foto toraks sampai pasien mati. •
Sukses partial & %erkurangnya sesak nafas berhubungan dengan efusi tersebut, dimana cairan terakumulasi kembali kurang dari =4 < terlihat secara foto toraks dan tidak lagi diperlukan tindakan torakosintesis pada pasien selama hidup.
Gagal Pleurodesis
Tidak berhasil pleurodesis, tidak seperti yang didefinisikan diatas.
2.
Torakosintesis
Torakositesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan specimen guna keperluan analisis, dan untuk menghilangkan dipsnea. *amun bila penyebab dasar adalah malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa hari atau minggu. Torasentesis berulang menyebabkan nyeri, penipisan protein dan elektrolit, dan kadang pneumotoraks. Dalam keadaan ini pasien mungkin diatasi dengan pemasangan selang dada dengan drainase
yang dihubungkan ke system drainase #ater)seal atau pengisapan untuk menge"aluasi ruang pleura dan pengembangan paru. Agens yang secara kimia#i mengiritasi, seperti tetrasiklin, dimasukkan ke dalam ruang pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah akumulasi cairan lebih lanjut. Setelah agens dimasukkan, selang dada diklem dan pasien dibantu untuk mengambil berbagai
posisi
untuk
memastikan
penyebaran
agens
secara
merata
dan
untuk
memaksimalkan kontak agens dengan permukaan pleural. Selang dilepaskan klemnya sesuai yang diresepkan, dan drainase dada biasanya diteruskan beberapa hari lebih lama untuk mencegah reakumulasi cairan dan untuk meningkatkan pembentukan adhesi antara pleural "iseralis dan parietalis. $odalitas penyakit lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding dada, bedah pleurektomi, dan terapi diuretic. Cika cairan pleura merupakan eksudat, posedur diagnostic yang lebih jauh dilakukan untuk menetukan penyebabnya. Pengobatan untuk penyebab primer kemudian dilakukan.
Pengobatan Efusi Pleura
;angkah)langkah dasar yang disertakan dalam pengobatan yang menyebabkan masalah ini,
dengan cara mengeluarkan cairan dan mengobati penyakit penyebab efusi seperti
pneumonia, "entrikel kolaps dll!. ;angkah pertama diagnosa adalah penyinaran rontgen pada dada. Tapi mengkonfirmasikan adanya kelebihan cairan pleural dilakukan setelah ultrasonik atau 8T scan atau keduanya. ;angkah penting berikutnya dalam diagnosis adalah untuk mengetahui apa yang menyebabkan cairan menumpuk di pleura. Penyebabnya dapat ditentukan dengan mendapatkan sampel cairan. Proses yang terlibat dalam mengeluarkan sampel cairan ini dan menghilangkan sejumlah besar cairan itu, disebut terapi thoracentesis. Cumlah cairan dikeluarkan dalam kisaran (4 ml sampai 5 liter. Dalam kasus)kasus tertentu, cairan diambil dengan memasukkan saluran interkostal ke pleura. Dalam kasus pasien yang menderita kanker, cairan diambil dengan memasukkan tabung dada, dan memungkinkan cairan mengalir keluar. Proses ini dapat berlangsung lebih dari satu hari. Cika cairan terakumulasi terus menerus, kemudian mengulang efusi cairan yang dilakukan melalui pleurodesis kimia atau bedah. Terlepas dari proses apa pun yang dilakukan untuk
mengeluarkan cairan, antibiotik #ajib diberikan. ;angkah terakhir dalam pera#atan adalah menangani penyebab dasar. Dalam kasus pasien yang menderita bakteri efusi pleura, antibiotik hanya dapat digunakan. rang yang menderita kanker diobati dengan kemoterapi, terapi radiasi atau operasi. Diuretik diberikan kepada orang yang menderita efusi pleura karena disebabkan oleh masalah jantung. Efusi pleura disebabkan oleh pneumonia, tuberkulosis, infeksi bakteri dan arthritis, dapat didiagnosis dan diobati dengan mudah. Tapi ketika akar penyebab tidak diketahui, mendiagnosa dan mengeluarkan kelebihan cairan menjadi prosedur yang sangat penting.