1
Referat
EFUSI PLEURA
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Program Internsip Dokter di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.0 dr. !oesmir "aturaja
Oleh: dr. Gebrina Merlanda
Pendamping: dr. Nurullia Hanum V
PROGRAM INERNSIP !O"ER IN!ONESIA RUMAH SA"I ". IV #$.#%.#& dr. NOESMIR 'AURA(A $#)*
2
'A' I PEN!AHULUAN
#$usi pleura adalah akumulasi %airan abnormal di dalam %a&um pleura 'ang terj terjad adii kare karena na adan adan'a 'a peni pening ngka kata tan n prod produk uksi si %aira %airan n atau ataupu pun n kare karena na adan adan'a 'a penurunan absorbsi %airan dari permukaan pleura. (airan abnormal tersebut dapat berupa serous) darah) atau pus. Pen'akit*pen'akit 'ang dapat mengakibatkan #$usi pleura adalah tuberkulosis) in$eksi paru non tuberkulosis) keganasan) sirosis hati) trauma tembus atau tumpul pada daerah dada) in$ark paru serta gagal jantung kongesti$. kongesti$. #$usi pleura biasa terjadi terjadi sebagai sebagai komplikasi komplikasi dari berbagai berbagai pen'akit pen'akit 'ang mengindikasikan bah+a terdapat suatu pen'akit 'ang mendasarin'a.
,)2
Di negara negara*neg *negara ara barat) barat) e$usi e$usi pleura pleura terutam terutamaa diseba disebabka bkan n oleh oleh pen'ak pen'akit it jantung kongesti$) sirosis hati) keganasan) dan pneumonia bakteri. Sementara di negara* negara*neg negara ara berkem berkemban bang g seperti seperti indon indonesia esia la-im la-im di akibat akibatkan kan oleh oleh in$eksi in$eksi tuberkulosis. Tingkat kejadian e$usi pleura men%apai 20 per ,00.000 penduduk di negara*negara industri dan pen'ebaran etiologi berhubungan dengan pre&alensi pen'akit 'ang mendasarin'a. Insidensi di /merika Serikat men%apai ,) juta orang setiap tahunn'a. Sementara itu) di Indonesia tinggin'a insidensi berbagai kasus in$eksi menjadi $aktor resiko 'ang paling signi$ikan dalam men'umbang insidensi kasus e$usi pleura. Di Indonesia T" paru merupakan pen'ebab utama e$usi pleura) di susul oleh keganasan.
3
1ambaran klinik dan radiologik antara transudat dan eksudat bahkan antara e$usi pleura tuberkulosis dan non tuberkulosis hampir tidak dapat dibedakan) sebab itu pemeriksaan laboratorium menjadi sangat penting. Diagnosis e$usi pleura tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis) pemeriksaan $isik dan pemeriksaan penunjang
seperti $oto thoraks) usg dan %t*s%an thoraks.
Penanganan e$usi pleura berdasarkan etiologin'a. /pabila diagnosis e$usi pleura tuberkulosa sudah dapat ditegakkan maka pengelolaann'a pun tidak menjadi masalah) 'aitu e$usi dan tuberkulosis ditangani seperti penanganan e$usi dan tuberkulosis pada umumn'a.
)7
4
'A' II IN(AUAN PUSA"A
$.) !e+ini,i
#$usi pleura adalah akumulasi %airan abnormal di dalam %a&um pleura 'ang terjadi karena adan'a peningkatan produksi %airan ataupun karena adan'a penurunan absorbsi %airan dari permukaan pleura., (airan abnormal 'ang terakumulasi di dalam %a&um pleura dapat berasal dari berbagai sumber) antara lain3 robekn'a pembuluh darah dan pembuluh lim$e) ekstra&asasi 'ang berasal dari kapiler paru) $istula dari %a&um peritoneum) dan hasil sisa in$eksi berupa pus.,) #$usi pleura masi$ adalah akumulasi %airan abnormal pada %a&um pleura dengan jumlah besar) 'akni 4 05 pada gambaran radiologis dan atau memiliki &olume diatas 00 %%., #$usi pleura tuberkulosa adalah e$usi pleura 'ang disebabkan oleh pen'akit tuberkulosis akibat in$eksi Mycobacterium tuberculosis 'ang disebut juga sebagai pleuritis tuberkulosa 6pleuritis T". In$eksi T" paru primer men'ebabkan peradangan pada pleura 'ang dapat men'ebar dan meluas hingga menimbulkan e$usi pleura sebagai komplikasi. 2)8 $.$ Epidemi-l-gi
Tingkat kejadian e$usi pleura men%apai 20 per ,00.000 penduduk di negara*negara industri dan pen'ebaran etiologi berhubungan dengan pre&alensi pen'akit 'ang mendasarin'a. Insidensi di /merika Serikat men%apai ,) juta orang setiap tahunn'a. Sementara itu) di Indonesia tinggin'a insidensi berbagai kasus in$eksi menjadi $aktor resiko 'ang paling signi$ikan dalam men'umbang
5
insidensi kasus e$usi pleura. #$usi pleura tuberkulosa di Indonesia memiliki angka kejadian 9)7 sampai 5 dari seluruh kasus tuberkulosis. Pen'akit in$eksi 'ang paling sering mendasari terjadin'a e$usi pleura adalah tuberkulosis. Indonesia menempati urutan ke* di antara negara*negara dengan pre&alensi tuberkulosis tertinggi di dunia dengan kasus e$usi pleura sebagai komplikasin'a men%apai 0)25 pada rerata usia 2,*0 tahun. Tuberkulosis 6T" masih menjadi pen'ebab kesakitan dan kematian 'ang utama) khususn'a di negara*negara berkembang sehingga T" merupakan salah satu masalah kesehatan mas'arakat 'ang penting di dunia. :ampir sekitar sepertiga penduduk dunia telah terin$eksi kuman tuberkulosis. Setiap tahunn'a) Indonesia memiliki ; 20.000 kasus baru dengan ; ,0.000 kematian akibat T". Selain men'erang jaringan paru) T" sering bermani$estasi ke organ*organ lain 6T" ekstra paru.
gastrointestinal
lainn'a)
organ
genitourinarius)
peritoneum)
dan
perikardium. /ngka kejadian T" ekstra paru berkisar antara 9)7 sampai 5 dari semua kasus T".,0),, $. "la,i+i/a,i
#$usi
pleura
umumn'a
diklasi$ikasikan
berdasarkan
mekanisme
pembentukan %airan) 'aitu2))7 ).ran,uda0 Transudat adalah terbentukn'a %airan pada satu sisi pleura 'ang melebihi
proses reabsorpsi %airan tersebut pada sisi pleura lainn'a akibat dari ketidakseimbangan antara tekanan kapiler hidrostatik dengan tekanan onkotik. :al ini biasa terjadi pada kasus=
6
a b % d
Meningkatn'a tekanan kapiler sistemik Meningkatn'a tekanan kapiler pulmoner Menurunn'a tekanan koloid osmotik dalam pleura Menurunn'a tekanan intra pleura
#$usi pleura transudati&a biasan'a disebabkan oleh pen'akit non*paru) antara lain3 gagal jantung kiri) sindrom ne$rotik) obstruksi &ena %a&a superior) dan asites pada sirosis hati. Transudat umumn'a tidak ber+arna 6jernih. $.E/,uda0 #ksudat adalah %airan 'ang terbentuk melalui membran kapiler abnormal
'ang permeabel dan berisi protein berkonsentrasi tinggi. :al ini terjadi akibat proses peradangan 'ang meningkatkan permeabilitas pembuluh darah pleura sehingga sel mesotelial berubah bentuk menjadi bulat atau kuboidal dan terjadi pengeluaran %airan ke dalam rongga pleura. Protein 'ang terdapat dalam %airan pleura umumn'a berasal dari saluran getah bening. >egagalan aliran protein dari saluran getah bening ini 6misaln'a pada kasus e$usi pleura tuberkulosa akan men'ebabkan peningkatan konsentrasi protein %airan pleura sehingga menimbulkan eksudat. #$usi pleura eksudati&a biasan'a tidak han'a disebabkan oleh pen'akit paru) seperti3 in$eksi 6tuberkulosis) pneumonia) tumor pada pleura) in$ark paru) dan karsinoma bronkogenik) tetapi juga dapat disebabkan oleh in$eksi lain 'ang letakn'a berdekatan dengan paru*paru) seperti abses intra*abdominal dan per$orasi eso$ageal. Pada e$usi pleura eksudati&a sering ditemukan sel*sel peradangan) seperti sel polimor$onuklear dan jaringan nekrotik. #ksudat dapat tidak ber+arna 6jernih) keruh) atau berdarah.
7
#$usi
pleura
tipe transudati$
dibedakan
dengan eksudati$
melalui
pengukuran kadar laktat dehidrogenase 6?D: dan protein di dalam %airan pleura. #$usi pleura eksudati$ memenuhi paling tidak salah satu dari tiga kriteria berikut ini=
Protein %airan pleura@protein serum 4 0) ?D: %airan pleura@%airan serum 4 0) ?D: %airan pleura melebihi dua per tiga dari batas atas nilai ?D: 'ang normal di dalam serum
#$usi pleura tuberkulosa 6pleuritis T" biasan'a bersi$at eksudati$ dan lim$ositik. $.1
Pa0-+i,i-l-gi
Pato$isiologi terjadin'a e$usi pleura tergantung pada etiologin'a 'ang dapat mempengaruhi keseimbangan antara %airan dengan protein di dalam rongga pleura.7 Sebelum memahami mekanisme e$usi pleura tersebut) sangat penting untuk mengetahui $isiologi dari %airan pleura terlebih dahulu. Pleura terdiri atas suatu lapisan parietal 'ang menerima darah dari arteri sistemik dan lapisan &iseral 'ang menerima darah dari sistem arteri pulmonalis. Diantara kedua lapisan pleura tersebut terdapat %airan pleura 'ang ber$ungsi untuk meli%inkan dan mengurangi gesekan pleura parietal dan &iseral selama gerakan na$as terjadi. (airan pleura dalam keadaan normal dibentuk melalui proses $iltrasi di pembuluh darah kapiler seban'ak ,0*20 %% per hari. (airan pleura akan selalu diproduksi dalam jumlah tetap apabila terdapat keseimbangan antara proses produksi oleh pleura &iseralis dengan proses reabsorpsi oleh pleura parietalis dan sistem lim$atik. Proses produksi dan reabsorpsi tersebut terjadi melalui proses pertukaran pada dinding kapiler.2),2),),
8
Proses pertukaran pada dinding kapiler terjadi dalam dua %ara) 'aitu di$usi pasi$ menuruni gradien konsentrasi 'ang merupakan mekanisme utama untuk pertukaran -at*-at terlarut dan bulk flow 'ang merupakan mekanisme untuk menentukan distribusi &olume %airan ekstra seluler 6(#S antara kompartemen &askular 6plasma dengan %airan interstisium sehingga mekanisme bulk flow 'ang memiliki peranan penting dalam keseimbangan %airan pleura. Bulk flow adalah proses terjadin'a $iltrasi suatu &olume plasma bebas protein 'ang kemudian ber%ampur dengan %airan interstisium untuk selanjutn'a direabsorpsi kembali. Dinding kapiler memiliki $ungsi sebagai pen'aring dengan pori berisi air 'ang dapat dialiri oleh %airan plasma. >etika tekanan di dalam kapiler melebihi tekanan di luar maka %airan terdorong ke luar melalui pori dalam suatu proses 'ang dikenal sebagai ultra$iltrasi. Sebagian protein plasma tetap tertahan di bagian dalam selama proses ini berlangsung karena e$ek $iltrasi pori 6bahan besar tak larut lemak seperti protein plasma tidak dapat menembus pori 'ang berisi air sehingga $iltrat 'ang dihasilkan adalah suatu plasma bebas protein. >etika tekanan di luar kapiler melebihi tekanan di dalam maka %airan terdorong masuk dari %airan interstisium ke dalam kapiler melalui pori kembali 'ang dikenal sebagai reabsorpsi.,2),),
Terdapat empat ga'a
'ang mempengaruhi perpindahan %airan mele+ati
dinding kapiler) 'aitu ,. Tekanan darah kapiler = tekanan %airan atau hidrostatik 'ang dihasilkan oleh darah pada bagian dalam dinding kapiler 'ang %enderung mendorong %airan keluar dari kapiler ke dalam %airan interstisium.
9
2. Tekanan osmotik koloid plasma (tekanan onkotik) = tekanan 'ang mendorong perpindahan %airan ke dalam kapiler melalui e$ek osmotik akibat kadar protein 'ang lebih tinggi dengan konsentrasi air 'ang lebih rendah di dalam kapiler dibandingkan %airan interstisium. . Tekanan hidrostatik cairan interstisium= tekanan 'ang ditimbulkan oleh %airan interstisium pada bagian luar dinding kapiler 'ang %enderung mendorong %airan masuk ke dalam kapiler. .Tekanan osmotik koloid cairan interstisium= tekanan 'ang mendorong perpindahan %airan keluar kapiler dan masuk ke dalam %airan interstisium 6jika protein plasma se%ara patologis bo%or ke dalam %airan interstisium
"erdasarkan penjabaran diatas) e$usi pleura terjadi akibat akumulasi %airan pleura abnormal 'ang se%ara garis besar dapat disebabkan oleh dua hal) 'aitu2 ,. Pembentukan %airan pleura 'ang berlebih :al ini dapat terjadi karena peningkatan permeabilitas kapiler 6peradangan dan neoplasma) peningkatan tekanan hidrostatik 6gagal jantung kiri) dan penurunan tekanan intrapleura 6atelektasis.
10
2. Penurunan kemampuan reabsorpsi :al ini dapat disebabkan oleh penurunan tekanan osmotik koloid darah 6hipoalbumin dan sumbatan pembuluh lim$e. Perjalanan pen'akit e$usi pleura tuberkulosa dimulai dari adan'a in$eksi primer tuberkulosis oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis 'ang didapat melalui inhalasi udara 'ang mengandung droplet nu%lei. "akteri 'ang masuk ke dalam saluran perna$asan akan dila+an oleh sistem imunitas tubuh) 'aitu neutro$il dalam +aktu 2 jam pertama. Setelah neutro$il) sistem imunitas tubuh lainn'a 'ang berperan penting adalah makro$ag. Makro$ag 'ang me$agositosis bakteri akan menghasilkan sitokin) khususn'a I?*,2 dan I?*,8 'ang akan merangsang pertumbuhan lim$osit T (DA untuk kemudian melepaskan IB!*C 'ang penting dalam akti&asi mekanisme mikrobisid makro$ag dan merangsang untuk melepaskan T!B* 'ang diperlukan dalam pembentukan granuloma. 1ranuloma akan membatasi replikasi dan pen'ebaran mikobakteria. "ila bakteri mampu bertahan dari makro$ag maka bakteri akan berkembang biak di dalam sitoplasma makro$ag dan akan membentuk sarang T" pneumonia ke%il@a$ek primer@$okus 6sarang 1hon. Sarang primer ini dapat men'ebar dan menjalar ke pleura hingga membentuk tuberkel. Tuberkel adalah granuloma 'ang terdiri dari sel*sel histiosit dan sel datia*langerhans 6sel besar dengan ban'ak inti 'ang dikelilingi sel*sel lim$osit dan jaringan ikat. Tuberkel 'ang meluas dapat membentuk jaringan keju 6jaringan kaseosa karena proses hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh en-im 'ang diproduksi makro$ag serta akibat akti&itas sitokin dengan T!B n'a 'ang berlebih. Earingan keju 6jaringan kaseosa ini dapat pe%ah hingga membentuk ka&itas 'ang mengakibatkan bahan perkejuan serta kuman M. T"
11
masuk ke dalam rongga pleura dan menimbulkan interaksi dengan lim$osit T. Interaksi ini merangsang reaksi hipersensiti&itas tipe lambat dan menghasilkan lim$okin 'ang meningkatkan permeabilitas kapiler pleura terhadap protein sehingga protein dapat keluar ke interstisial dan mengakibatkan akumulasi %airan pleura abnormal 6e$usi pleura.2)7)8),),
1ambar .2 Patogenesis #$usi Pleura $.% Mani+e,0a,i "lini,
Mani$estasi klinis dari e$usi pleura sangat ber&ariasi dan seringkali berhubungan dengan proses pen'akit 'ang mendasarin'a. !'eri dada dikarenakan proses in$lamasi pleura 6in$eksi pleura) mesotelioma) in$ark pulmonal. Sesak dapat timbul karena penimbunan %airan dalam rongga pleura 'ang akan memberikan kompresi patologis pada paru sehingga ekspansin'a terganggu.
12
"atuk pada e$usi pleura mungkin disebabkan oleh rangsangan pada pleura oleh karena %airan pleura 'ang berlebihan) proses in$lamasi) ataupun massa pada paru* paru.),7),8 Pada pemeriksaan $isik) pasien dengan e$usi pleura dapat menunjukkan beragam interpretasi 'ang tergantung dari jumlah &olume %airan e$usi pleura. Pada umumn'a) e$usi F00 ml tidak dapat dideteksi dan tidak menunjukkan interpretasi apapun) sedangkan pada e$usi pleura dengan jumlah %airan 400 ml dapat ditemukan bun'i redup pada perkusi) penurunan pergerakan pada salah satu dinding dada 6gerakan dinding dada asimetris) melemah sampai hilangn'a stem $remitus) penurunan sampai hilangn'a suara perna$asan) dada tampak %embung) dan ruang antar iga 'ang melebar dan mendatar., Pada pemeriksaan radiologis) dapat dijumpai kelainan parenkim paru. "ila kelainan paru terjadi pada lobus ba+ah maka e$usi pleura terkait dengan proses in$eksi T" primer dan bila kelainan lobus paru ada dibagian lobus atas maka kemungkinan besar in$eksi 'ang terjadi berasal dari T" pas%a primer dengan reakti&asi $okus lama. #$usi pleura hampir selalu terjadi disisi 'ang sama dengan kelainan parenkim parun'a.2)7 (airan 'ang terdapat dalam rongga pleura akan membentuk ba'angan seperti kur&a dengan permukaan daerah lateral lebih tinggi dari pada bagian medial. Eumlah Pada $oto thoraks posterior anterior 6P/) terdapat gambaran kesuraman pada hemithoraks 'ang terkena e$usi) konsolidasi homogen dan meniskus) sinus %ostophreni%us tumpul) perdorongan trakea dan mediastinum ke sisi 'ang berla+anan) serta permukaan %airan minimal 'ang dapat terlihat pada $oto thoraks P/ adalah ,7*200 ml. "ila %airan kurang dari 200 ml 67*,00 ml
13
dapat ditemukan gambaran pengisian %airan di sinus %ostophreni%us posterior pada $oto thoraks lateral. Boto thoraks lateral dapat mengetahui lokasi e$usi pleura) di depan atau di belakang tubuh. 7)8 $.2 Penega//an !iagn-,i,
2.6.1 Anamnesis Penting untuk menggali in$ormasi tentang pasien se%ara men'eluruh melalui anamnesis) terutama untuk mengetahui $aktor resiko pen'akit pasien 'ang mendasari terjadin'a e$usi pleura. ,. >eluhan Gtama Gmumn'a men%akup gejala respiratorik) seperti n'eri dada) sesak) atau batuk. 2. Ri+a'at Pen'akit Sekarang Penggalian keluhan utama dan pen'erta mulai dari3 +aktu dimulain'a pasien merasakan keluhan) si$at keluhan hilang*timbul atau menetap) keluhan dipengaruhi oleh +aktu) akti&itas) atau posisi tubuh) lokasi terjadin'a keluhan dan lain sebagain'a.
. Ri+a'at Pen'akit Dahulu Ri+a'at batuk lama) asma) alergi) hipertensi) diabetes) pen'akit jantung) keganasan) dan trauma. . Ri+a'at Pen'akit >eluarga Ri+a'at keluarga 'ang memiliki keluhan 'ang sama dengan pasien) ri+a'at batuk lama dan ri+a'at penggunaan ebiasaan Sosial
14
Pengkajian terhadap lingkungan tempat pasien berakti$itas sehari*hari3 kelembapan) &entilasi udara) %aha'a matahari) kebersihan lingkungan) dan lain sebagain'a. 2.6.2 ambaran !linis ,. 1ejala Respiratorik , "atuk 2 Sesak na$as !'eri dada 2. 1ejala Sistemik , 2
Demam >eringat malam Penurunan na$su makan Penurunan berat badan Malaise
2.6." #emeriksaan $isik Pada pemeriksaan $isik) pasien dengan e$usi pleura dapat menunjukkan beragam interpretasi 'ang tergantung dari jumlah &olume %airan e$usi pleura) mulai dari tanpa gejala hingga menimbulkan gejala 'ang bermakna) seperti3
2)8),),
* Inspeksi
= dada tampak %embung dan gerakan dinding dada tampak asimetris.
* Palpasi
= salah satu bagian dada tertinggal) melemah sampai hilangn'a stem $remitus) serta ruang antar iga 'ang melebar dan mendatar.
* Perkusi
= redup hingga pekak 6tergantung ban'ak %airan.
* /uskultasi = penurunan sampai hilangn'a suara &esikuler) suara gesekan pleura. 2.6.% #emeriksaan #enun&an' ,.
/pusan dan kultur sputum) %airan pleura) serta jaringan pleura
15
#$usi pleura tuberkulosa tidak selalu mudah didiagnosis. Diagnosis pasti dari e$usi pleura T" adalah dengan ditemukann'a basil T" pada sputum) %airan pleura) dan jaringan pleura. Pemeriksaan apusan %airan pleura se%ara iehl *ielsen 6H! +alaupun %epat dan tidak mahal) tetapi sensiti&itasn'a rendah) 'aitu sekitar 5. Pemeriksaan apusan se%ara H! ini memerlukan konsentrasi basil ,0.000@ml dan pada %airan pleura pertumbuhan basil T" biasan'a terjadi dalam jumlah ke%il. >ultur %airan pleura 6kultur +owenstein lebih sensiti$ dibandingkan H!) 'aitu ,,*05 karena pada kultur diperlukan ,0*,00 basil T") tetapi kultur memerlukan +aktu 'ang lebih lama hingga enam minggu untuk menumbuhkan bakteri. :asil pemeriksaan "T/ dan kultur 'ang negati$ dari %airan pleura tidak mengeksklusi kemungkinan dari e$usi pleura tuberkulosa. :asil pemeriksaan "T/ pada sputum jarang positi$ pada kasus primer 62* 5) namun pada kasus reakti&asi pemeriksaan "T/ sputum menunjukkan nilai 'ang bermakna 60*05. #ksudat 'ang ka'a lim$osit pada %airan e$usi dan granuloma nekrotik kaseosa pada jaringan pleura tidak selalu didapatkan. 2.
"iopsi Pleura "iopsi pleura merupakan suatu tindakan in&asi$ 'ang memerlukan suatu
pengalaman dan keahlian 'ang baik karena pada beberapa kasus) pemeriksaan histopatologi dari biopsi spesimen pleura sering negati$ dan tidak spesi$ik) tetapi keakuratan diagnosis histopatologis 'ang didapat dari biopsi pleura dengan jarum tertutup men%apai 0*805) 'aitu dengan ditemukann'a peradangan jaringan granulomatosa) nekrosis kaseosa) dan "T/ positi$. . Gji Tuberkulin
16
Tes tuberkulin han'a men'atakan apakah seorang indi&idu sedang atau pernah mengalami in$eksi M. tuber%ulosae) M. bo&is) &aksinasi "(1) dan M'%oba%teria patogen lainn'a. Dasar tes tuberkulin ini adalah reaksi alergi tipe lambat. Tes ini akan memberikan hasil 'ang positi$ setelah mengalami gejala 4 8 minggu. Setelah 8*72 jam tuberkulin disuntikkan akan timbul reaksi berupa indurasi kemerahan 'ang terdiri dari in$iltrat) 'akni reaksi persen'a+aan antara antibodi selular dengan antibodi tuberkulin. Pada penderita dengan status gangguan kekebalan tubuh dan status gi-i buruk) tes ini akan memberikan hasil 'ang negati$. . (airan Pleura Sering kadar protein %airan pleura meningkat 4 gr@dl. Pada keban'akan pasien) hitung jenis sel darah putih %airan pleura mengandung lim$osit 4 05. Pada pasien dengan gejala F 2 minggu) hitung jenis sel darah putih menunjukkan kadar PM! lebih ban'ak. Pada e$usi pleura tuberkulosa) kadar ?D: %airan pleura 4 200 G) kadar glukosa sering menurun) kadar p: 'ang rendah) serta kadar (RP 'ang lebih tinggi dibandingkan dengan e$usi pleura eksudati&a lainn'a. $.3
Pena0ala/,anaan
Tujuan penatalaksanaan e$usi pleura terrlebih dahulu meringankan gejala simptomatik dengan %ara mengeluarkan akumulasi %airan dari %a&um pleura dan menangani pen'ebab e$usi pleura. #$usi pleura tuberkulosa 'ang tidak diterapi akan mengalami resolusi spontan dalam +aktu *, minggu dengan adan'a kemungkinan perkembangan T" paru akti$ atau T" ekstraparu pada *5 pasien sehingga sangat penting untuk dapat mendiagnosis dan memberikan terapi 'ang tepat untuk kasus ini. ,0
17
Pengobatan
dengan
obat*obat
anti
tuberkulosis
6Ri$ampisin
@I!:@
Pira-inamid@ #tambutol@ Streptomisin memakan +aktu *,2 bulan 'ang dibagi dalam dua $ase) 'aitu $ase intensi$ dan $ase lanjutan. Base intensi$ bertujuan untuk membunuh sebagian besar bakteri se%ara %epat dan men%egah resistensi obat) sedangkan $ase lanjutan bertujuan untuk membunuh bakteri 'ang tidak akti$. "erdasakan pedoman tata laksana D
Dosis pemberian obat disesuaikan dengan berat badan penderita dan %ara pemberian obat seperti pada pengobatan tuberkulosis paru) 'aitu,0 "a0eg-ri I :
2 6:RH#@ 6:R atau 2 6:RH#@ :R atau 2 6:RH#@ :# ) untuk kasus= * T" paru "T/ 6A * T" paru "T/ 6*) Rontgen 6A dengan gejala memberat@lesi luas * T" ekstra paru kasus berat Pengobatan dengan obat anti tuberkulosis dapat men'ebabkan %airan e$usi diserap kembali oleh tubuh) tetapi untuk mengembalikan $ungsi tekanan negati$ dan menghilangkan isi abnormal di dalam %a&um pleura dengan %epat dapat dilakukan terapi sebagai berikut= ,. ,ater -eal raina'e (tube thoracostomy)
18
Modalitas terapi 'ang bekerja dengan menghubungkan %a&um pleura 'ang berisi %airan abnormal dengan botol perangkat SD 'ang nantin'a akan menarik keluar isi %airan abnormal 'ang ada di dalam %a&um pleura dan mengembalikan %airan pleura seperti semula serta mengurangi kompresi terhadap paru 'ang tertekan hingga akhirn'a paru akan mengembang kembali. 2. Thoracosintesis Modalitas terapi 'ang bekerja dengan %ara melakukan aspirasi menggunakan jarum 'ang ditusukkan pada linea aJillaris media spatium inter%ostalis . /spirasi dilakukan dengan menggunakan jarum dan spuit atau dapat juga menggunakan kateter dengan batas maksimal ,000*,00 %% untuk menghindari komplikasi reekspansi edema pulmonum dan pneumothoraks akibat terapi.
'A' V "ESIMPULAN
#$usi pleura adalah akumulasi %airan abnormal pada %a&um pleura 'ang dapat disebabkan oleh adan'a kelainan pada pleura) paru atau karena pen'akit sistemik. #$usi pleura tuberkulosa adalah e$usi pleura 'ang disebabkan oleh pen'akit tuberkulosis akibat in$eksi Mycobacterium tuberculosis 'ang disebut juga sebagai pleuritis tuberkulosa 6pleuritis T". #$usi pleura tuberkulosa 6Pleuritis T" menjadi salah satu mani$estasi tersering dari T" ekstra paru) 'aitu kedua terban'ak setelah lim$adenitis T". #$usi pleura tuberkulosa dapat merupakan mani$estasi dari komplikasi T" primer atau T" post*primer 6reakti&asi pada pasien dengan status imunitas 'ang menurun melalui pen'erbukan langsung basil T" dari ka&itas paru) aliran darah 6hematogen) dan sistem lim$atik. Diagnosis e$usi pleura tuberkulosis dapat ditegakkan dengan
19
anamnesis) pemeriksaan $isik dan pemeriksaan penunjang. /pabila diagnosis e$usi pleura tuberkulosa sudah dapat ditegakkan maka penatalaksanaann'a sesuai dengan tatalaksana e$usi pleura dan tuberkulosis pada umumn'a.
!AFAR PUSA"A x
,. Mas'hudi) /!B) Batah S) Saktini B. :ubungan Eumlah Volume Drainase ater Sealed Drainage dengan >ejadian Gdema Pulmonum Re*#kspansi pada Pasien #$usi Pleura Masi$. /urnal Media Medika Muda. 20,. 2. :adi :. "uku /jar Ilmu Pen'akit Dalam= Pen'akit*Pen'akit Pleura. th ed. Eakarta= Pusat Penerbitan Departemen IPD B> GI3 200. . Par%el EM) ?ight R. Pleural #$$usions. #ubMed . 20, Bebruar'3 962= p. 29* 7. . Rubins E) Moseni$ar H) Manning :?) Peters SP. Pleural #$$usions. Medscape. 20,. . Surjanto #) Sutanto KS) /ptridasari E) ?eonardo. Pen'ebab #$usi Pleura pada Pasien Ra+at Inap di Rumah Sakit. /urnal 0espi ndo. 20, /pril3 262= p. ,02*8. . S'ahruddin #) Putrakusuma ?1. >arakterisitik #$usi Pleura di Rumah Sakit Persahabatan. / 0espi ndo. 20,2 Eul'3 26= p. ,*0. 7. M%grath #B) /nderson P". Diagnosis o$ Pleural #$$usion) a S'stemati%
20
/pproa%h. American /ournal of ritical are. 20,,3 2062= p. ,,9*27. 8. ?ongu R. Gpdate on Tuber%ulosis Pleural #$$usion Respirolog'. #ubMed . 20,03 ,= p. ,*8. 9. RI >ementrian >esehatan. Terobosan Menuju /kses Gni&ersal= Strategi Pengendalian T" di Indonesia Eakarta= >ementrian >esehatan RI3 20,0. ,0. RI >ementrian >esehatan. Pedoman !asional Pengendalian Tuberkulosis Eakarta= >ementrian >esehatan RI3 20,. ,,. Isbani'ah) Batti'ah) Thabrani) Hubaedah) Soepandi. Tuberkulosis dalam Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia Eakarta= Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 3 20,,. ,2. 1u'ton /() :all E#. "uku /jar Bisiologi >edokteran. ,,th ed. Ra%hman ?K) editor. Eakarta= #1(3 2007. ,. Sher+ood ?. Bisiologi Manusia = dari sel ke sistem. th ed. Kesdelita !) editor. Eakarta= #1(3 20,,. ,. lango D?) BauJi /S) >asper D?) :auser S?) Eameson E?) ?os%al-o E. :arrisonLs Prin%iples o$ Internal Medi%ine. ,8th ed. !e+ Kork= :ill (ompanies3 20,2. ,. Indonesia PDSPD. "uku /jar Ilmu Pen'akit Dalam. V ed. Sudo'o editor. Eakarta= InternaPublishing3 2009. ,. "arata+idjaja >1) Rengganis I. Imunologi Dasar. 9th ed. Eakarta= "alai Penerbit Bakultas >edokteran Gni&ersita Indonesia3 20,0. ,7. Isbani'ah B) Thabrani H) Soepandi PH. Tuberkulosis) dalam Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. 20,,. ,8. >han /:) Sulaiman S/) Muttali$ />) :assali M/) /kram :) 1illani S) et al. Pleural Tuber%ulosis and ItLs Treatment