Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
B u k u As u h a n
Ke p e r a w a t a n
Definisi, Etiologi, Patofisiologi, Penatalaksanaan dan Askep Teoritis
Hak Cipta © 2008 Oleh Akhmad Budiman, Amd.Kep Buku ini bebas untuk dibagikan kepada siapapun secara gratis. Dilarang keras untuk diperjual belikan atau untuk keperluan komersil lainnya. www.books.nursemedia.info
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura PENDAHULUAN
Efusi pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga pleura akibat fransudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Di negaranegara-neg negara ara barat, barat, efusi efusi pleura pleura teruta terutama ma disebab disebabkan kan oleh oleh gagal gagal jantung kongestif, sirosis hati, keganasan, dan pneumonia bakteri. Sementara di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, lazim diakibatkan oleh infeks infeksii tubercu tuberculos losis. is. Efusi Efusi pleura pleura merupak merupakan an manife manifesta stasi si klinik klinik yang dapat dapat dijumpai pada sekitar 50-60% penderita keganasan pleura primer atau metastatik, sementara 95% kasus mesotelioma (keganasan pleura primer) dapat disertai efusi pleura dan sekitar 50% penderita kanker payudara pay udara akhirnya akan mengalami efusi pleura. Keganasan efusi pleura memiliki dua du a sifat yang khas, yaitu cairan pleura lazim berwarna merah (hemoragik) (hemoragik) dan pada umumnya cepat terbentuk terbentuk kembali sete setela lah h diasp diaspir iras asi. i. Oleh Oleh karena karena itu, itu, juml jumlah ah caira cairan n pleu pleura ra bias biasany anyaa banya banyak k sehing sehingga ga mengaki mengakibat batkan kan pendoro pendoronga ngan n medias mediastin tinum um kearah kearah sisi sisi yang yang sehat sehat dengan segala akibatnya (Bambang Kisworo:2003).
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura LANDASAN TEORI
A. Kons Konsep ep Dasa Dasarr
Pada bagian ini Penulis akan menguraikan konsep dasar teori tentang penyakit efusi efusi pleura pleura mulai mulai dari dari defini definisi, si, anatomi anatomi fisiol fisiologi, ogi, etiolo etiologi, gi, patofi patofisio siolog logi, i, manifestaasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan serta konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan efusi pleura secara teoritis. 1. Definisi
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam rongga pleura yang dise disebab babkan kan oleh oleh pros proses es eksu eksudas dasii atau atau trans transuda udasi si yang yang berle berlebi bihan han dari dari permukaan pleura. (Asril Bahar ; Penyakit-penyakit Pleura, Jilid II, FKUI 1990, Hall : 705-805) Efusi pleura adalah penumpukan cairan secara abnormal dalam rongga pleura yang terletak diantara permukaan viseral dan pariental. (Buku Keperawatan Medikal Bedah ; Bronner & Suddarth, Edisi 8 Vol : 1: EGO) 2. Anato Anatomi mi Fisio Fisiolog logii Perna Pernapa pasan san
Sistem pernapasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran napas yang terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus & paru-paru yang dibungkus oleh pleura dan rongga dada yang melindunginya.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Dibawah ini penulis akan menguraikan anatomi dan fisiologi pernapasan secara teoritis. a. Anatomi
1) Definisi Pernapasan Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. (pengantar anatomi dan fisiologi tubuh manusia, hal : 87) Bernapas yaitu proses ganda ialah terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan paru atau pernapasan dalam. 2) Fungsi Pernapasan a) mengambil O2 (oksigen) yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran. b) mengeluarkan CO2 (karbondioksida) yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh) c) menghangatkan dan melembabkan udara. 3) Organ-organ Pernapasan Organ-organ pernapasan terdiri dari : a) Hidung (Naso = Nasal)
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
b) Tekak (Faring) c) Pangkal Tenggorok (Laring) d) Batang Tenggorok (Trakea) e) Cabang Tenggorok (Bronkus) f) Paru-paru a) Hidung (Naso = Nasal) (1) Definisi Hidung (Naso = Nasal) adalah saluran udara yang pertama,
mempunyai
dua
lubang
(kavum
nasi)
yang
dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi), yang di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran-kotoran yang masuk kedalam lubang hidung. (2) Bagian-bagian hidung Hidung mempunyai tiga lapisan yaitu: (a) bagian luar hidung (b) lapisan tengah hidung terdiri dari otot-otot dan tulang rawan (c) lapisan dalam yang terdiri dari selaput lendir yang berlipatlipat yang dinamakan karang hidung (kanko nasalis)
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Karang hidung (kanka nasalis) berjumlah tiga buah yaitu : (a) Lekukan bagian atas (meatus superior) (b)
Lekukan bagian tengah (meatus medialis)
(c)
Lekukan bagian bawah (meatus inferior) Meatus berfungsi sebagai tempat yang dilewati oleh udara
pernapasan. Rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas. Keatas rongga hidung berhubungan dengan beberapa rongga disebut sinus paranasalis, yang terdiri dari 4 yaitu : (a) Sinus maksilaris pada rongga rahang atas (b) Sinus frontalis pada rongga tulang dahi (c) Sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji (d) Sinus etmoldalis pada rongga tulang tapis Ada dua tuba pada hidung yaitu : (a) Tuba auditiva eustaki Menghubungkan rongga tekak dengan pendengaran (b) Tuba lakrimalis Menghubungkan hidung dengan saluran air mata.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Pada hidung dibagian mukosa terdapat serabut-serabut saraf atau reseftor-reseftor dari saraf penciuman disebut : Nervus Olfaktorius. (3) Fungsi hidung Hidung mempunyai empat fungsi yaitu : (a) Bekerja sebagai saluran udara pernapasan. (b) Sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung (c) Dapat menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa (d) Membunuh kuman-kuman yang masuk. Bersama-sama udara pernapasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung. b) Tekak (Faring) (1) Definisi Tekak (faring) adalah tempat persimpangan antara jalan napas dan jalan makanan (2) Letak Tekak (faring) terletak di bawah dasar tenggorok di belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
(3) Hubungan faring dengan organ lain ada 3 (tiga) yaitu : (1) ke atas berhubungan
dengan
rongga
hidung,
dengan
perantara lubang yaitu koana. Koana adalah lubang yang berhubungan dengan tekak. (2) ke depan berhubungan dengan ucilgan rongga mulut disebut istimus fausium. (3) ke bawah Berhubungan dengan 2 lubang yaitu : (a) ke depan lubang laring (b) ke belakang lubang esofagus (4) Adenoid Adalah perkumpulan getah bening (5) Tonsil Ada dua buah tonsil kanan dan kiri dari tekak (6) Epiglotis Empang tenggorok yang berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan. (4) Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
(1) Bagian sebelah atas Sama tinggi dengan koana disebut nasofaring (2) Bagian tengah Sama tinggi dengan istimus fausium disebut orofaring (3) Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring c) Pangkal Tenggorok (Laring) (1) Definisi Pangkal tenggorok (laring) adalah saluran udara yang bertindak sebagai pembentukan udara (lihat gambar lengkap pada lampiran). (1) Letak Pangkal tenggorok (laring) ditutupi oleh epigiotis terdiri dari tulang –tulang rawan yang berfungsi pada waktu menelan makanan menutupi laring. Laring terdiri dari 2 tulang rawan antara lain : (a) Kartilago Hiroid (1 buah) depan jakun (adam’aple), sangat terlihat pada pria. (b) Kartilago Ariteanoid (2 buah) berbentuk beker (c) Kartilago Krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin (d) Kartilago Epigiotis (1 buah)
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Terdapat 2 bagian yang memiliki lapisan, yaitu : 1. Laring ; dilapisi oleh selaput lendir 2. Epigiotis ; dilapisi oleh sel episentrum berlapis Laring merupakan tempat proses pembentukan suara, terdiri dari pita suara yang berjumlah 2, yaitu : (a) Pita suara palsu 1. Terletak di bagian atas 2. Tidak mengeluarkan suara (ventrikularis) (b) Pita suara sejah 1. terletak di bagian bawah 2. membentuk suara disebut vokalis 3. terdapat dua buah otot, yang dapat bergetar Terbentuknya suara merdu merupakan hasil kerjasama antara : (a) Rongga mulut (b) Rongga hidung (c) Lidah dan bibir Pita suara terdapat pada pria dan wanita (a) Pada pria lebih tebal (b) pada wanita lebih tipis
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
d) Batang Tenggorok (Trakea) (1) Definisi Batang tenggorok (trakea) adalah lanjutan dari laring. (2) Ciri-ciri (a) Dibentuk oleh 16 s/d 20 cincin (b) terdiri dari tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C) (c) diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia hanya bergerak ke arah luar, yang berfungsi mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama udara (d) panjang trakea 9-11 cm (e) terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos (f) yang memisahkan bronkus kanan dan kiri disebut karina
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
e) Cabang Tenggorok (Bronkus)
Bronkus
Image Source : http://www.clevelandclinic.org (1) Ciri-ciri (a) Terdapat 2 buah kiri dan kanan (b) Terdapat pada ketinggian vertebrata torokalis ke IV dan V (c) Dilapisi oleh jenis sel yang sama pada trakea (d) Bronkus berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk paru-paru (e) Bronkus bercabang-cabang (f) Yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli) (g) Bronkioli terdapat gelembung hawa atau alveli
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
(2) Beda Bronkus kanan dan kiri No. Bronkus Kanan 1. Lebih pendek
Bronkus Kiri Lebih panjang
2.
Lebih besar
Lebih ramping
3.
Terdiri dari 6-8 cincin
Terdiri dari 9-12 cincin
4. Mempunyai 3 cabang f) Paru-paru
Mempunyai 2 cabang
(3) Definisi Paru-paru adalah sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung = alveoli .
Gambar Anatomi paru-paru normal ImageSource: http://www.nlm.nih.gov
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
(4) Ciri-ciri alveoli (a) Gelembung alveoli yang terdiri atas sel-sel epitel dan endotel (b) Luas permukaan ± 90 m2 (c) Tempat pertukaran udara, O2 masuk dan CO2 dikeluarkan (d) Banyaknya gelembung 700.000.000 buah kiri dan kanan (5) beda paru-paru kanan dan kiri No. Paru-paru kanan 1 Terdiri dari 3 lobus
Paru-paru kiri Terdiri dari pulmo sinester
(belah paru) : lobus pulmo lobus superior dan lobus destra superior, lobus media inferior dan lobus inferior 3
Tiap
lobus
terdiri
dari Tiap
lobulus
lobus
terdiri
dari
belahan-belahan yang lebih kecil bernama segment
Mempunyai 10 segment
Mempunyai 10 segmen :
b. 5 segment pada superior a. 5 segment lobus superior c. segment pada medialis d. segment pada inferior
b. 5 segment pada inferior
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh-pembuluh darah getah bening dan saraf-saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus Bronkiolus bercabang-cabang disebut duktus alveolus, tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang berdiameter 0,2-0,3 mm. (6) Letak paru-paru (a) Paru-paru
terletak
pada
rongga
dada
datarannya
menghadap ketengah rongga dada / kovum mediastinum. Yang terdiri dari : 1. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus. 2. Pada mediastinum depan terletak jantung (b) Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi 2 yaitu : 1. Pleura viseral (selaput dada pembungkus) yaitu : selaput yang langsung membungkus paru-paru.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
2. Pleura parietal yaitu : selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Diantara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut :kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum / hampa sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit
cairan (eksudut)
yang berguna
untuk
meminyaki permukaannya (pleura), menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada dimana sewaktu-waktu bernapas bergerak. (7) Pembuluh darah paru-paru Sirkulasi pulmunar berasal dari vertikal kanan yang tebal dinding 1/3 dari tebal ventrikel kiri dan kontraksi dantekanan yang ditimbulkan jauh lebih kecil dibanding dengan tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi ventrikel kiri. Selain aliran melalui arteri pulmonal ada darah yang langsung mengalir ke paru-paru melalui arteri bronkialis. Darah ini adalah darah “kaya oksigen” (oxy genated) dibandingkan dengan darah pulmonal yang relatif kekurangan oksigen. Darah kembali melalui vena pulmonalis ke atrium
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
kiri. Arteri pulmonalis membawa darah yang sedikit O2 dari ventrikel kanan ke paru-paru sampai ke alveoli halus. Alveoli membelah dan membentuk jaringan kapiler, dan
jaringan
kapiler
itu
menyentuh
dinding
alveoli
(gelembung udara). Jadi darah dan udara hanya dipisahkan oleh dinding kapiler, menjadi vena pulmonalis dan sejajar dengan cabang tenggorok yang keluar melalui tampuk paru paru ke serambi jantung kiri (darah mengandung O2), sisa dari vena pulmonalis ditentukan dari setiap paru-paru oleh vena bronkialis dan ada yang mencapai vena kava inferior, maka dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda. (8) Kapasitas paru-paru Merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara didalamnya. Kapasitas paru-paru dibedakan menjadi 2 yaitu : (a) Kapasitas paru-paru Yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam-dalamnya. Kapasitas paru-paru, angka yang kita dapat tergantung pada beberapa hal :
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
1. kondisi paru-paru 2. umur 3. sikap 4. bentuk seseorang (b) Kapasitas vital yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal. Dalam keadaan normal kedua paru paru dapat menampung udara sebanyak ± 5 liter. Waktu ekspirasi di dalam paru-paru masih tertinggal 3 liter udara. Pada waktu bernapas biasa udara yang masuk kedalam paru-paru 2.600 cm3 (2 ½ liter). Pernapasan normal No 1
Usia Orang dewasa
Frekuensi 16-18 x/menit
2
Anak-anak
24 x/menit
3
bayi
30 x/menit
b. Fisiologi
1) Proses terjadinya pernapasan Proses terjadinya pernapasan terbagi dalam 2 bagian yaitu : (a) inspirasi (menarik napas).
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
(b) Ekspirasi (menghembuskan napas) 2) Macam-macam cara pernapasan Ada 2 cara pernapasan yaitu : (a) Pernapasan dada Pada waktu seseorang bernapas rangka dada terbesar bergerak, pernapasan ini pada orang muda dan pada pe rempuan. (b) Pernapasan perut Pada waktu bernapas ito diafragma turun naik, kebanyakan pada orang tua. (c) Pernapasan paru-paru (pernapasan pulmoner) 1. Definisi Pernapasan pulmoner adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi di paru-paru 2. Fisiologi pernapasan .Pernapasan
melalui
paru-paru
eksterna dimulai dari : ( Lihat gambar bagan di halaman berikutnya)
atau
pernapasan
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura Proses Inspirasi
Proses Ekspirasi
Oksigen ( O2)
Paru-paru
CO2
Mulut dan hidung
Menembus membran alveoli
Trakea
Alveoli
Alveoli
Pipa bronkhial Darah dan O2 CO2 dikeluarkan melalui hidung atau
Menembus O2 diambil oleh sel
Jantung Disebarkan ke
Proses inspirasi meliputi : Oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernapas dimana oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan
dengan
darah
dalam
kapiler
pulmonar,
alveoli
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
memisahkan oksigen dan darah. Oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan keseluruhan tubuh. Proses ekspirasi meliputi : Di dalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan menembus membran alveoli, dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung. Ada empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner yaitu : 1. Ventilasi pulmoner Gerakan pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar. 2. Arus darah melalui paru-paru Darah
mengandung
O2
masuk
keseluruh
tubuh,
karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru. 3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat yang bisa dicapai untuk semua bagian. 4. Difusi Gas yang menembus alveoli dan kaviler karbondioksida lebih mudah berdifusi dari oksigen.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95% jenuh oksigen.
a. Pernapasan jaringan atau pernapasan interna Darah hemoglobin + O2 (Oxihemoglobin)
Jaringan
Kapiler
Darah masuk (hemoglobin) yang banyak mengandung O2 dari seluruh tubuh masuk ke dalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan oksigen ke dalam jaringan, mengambil karbondioksida untuk dibawa ke paru paru dan di paru-paru terjadi pernapasan eksterna. b. Daya muat paru-paru Besar daya muat udara oleh paru-paru ialah 4.500 ml sampai 5.000 ml atau 41/2 sampai 5 liter udara dan kira-kira 1/10 nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air)
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
yaitu: yang dihirup masuk dan dihembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang. Kapasitas vital adalah volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat. Normalnya seorang laki-laki 4-5 liter dan seorang perempuan 3-4 liter. Kapasitas ini berkurang pada penyakit paru-paru, pada penyakit jantung ( yang menimbulkan kongesti paru) dan pada kelemahan otot pernapasan. c. Pengendalian pernapasan Pusat pernapasan terletak di dalam medula oblongata, mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama yaitu: 1) Kimiawi Karbon metabolisme,
dioksida dan
adalah
bahkan
produk
kimia
asam
yang
asam
dari ini
merangsang pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan. 2) Saraf Pusat
otomatik
dalam
medula
oblongata
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan melalui
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
radik saraf servikalis diantarkan ke diafragma oleh saraf prenikus. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot difragma dan interkostalis yang kecepatannya kira-kira 15 kali setiap menit. 3) Kecepatan pernapasan Pada wanita lebih tinggi dari pada laki-laki, pernapasan secara normal maka ekspirasi akan menyusul inspirasi dan kemudian istirahat. Pada bayi ada kalanya terbalik, inspirasi-istirahatekspiasi, disebut pernapasan terbalik. 4) Kebutuhan tubuh terhadap oksigen Bila oksigen di dalam darah tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti ebiru-biruan misalnya terjadi pada bibir, telinga, lengan dan kaki disebut sianosis. 5) Dinamika pernapasan Tekanan
udara
mendesak
melalui
saluran
pernapasan menekan paru-paru kearah dinding toraks dan memaksa
paru-paru
untuk
mengikuti
pergerakan
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
pernapasan dinding toraks dan diafragma, tekanan ini meningkat pada waktu inspirasi dan gerakan pernapasan ini dihasilkan oleh otot pernapasan (galang bahu). Waktu ekspirasi serat otot difragma yang relaksasi muncul tinggi menuju diafragma membebaskan ruang pelengkap diantara difragma dan dinding toraks. 3. Etiologi
a.
Neoplasma seperti : 1) Neoplasma bronkhogenik 2) Neoplasma metastasik
b.
Kardiovaskuler seperti : 1) Gagal jantung kongestif 2) Embolus pulmonar 3) Perikarditis
c.
d.
Penyakit pada abdomen 1)
Pankreatitis
2)
Asites
3)
Abses
4)
Sindrom melgs
Infeksi yang disebabkn bakteri seperti:
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
1)
Virus
2)
Jamur
3)
Mikrobakterial
4)
Parasit
e.
Trauma
f.
Lain-lain seperti: 1)
Lupus erimatrosus sistemik
2)
Reumathoid athritis
3)
Sindrom nefrotik
4)
Urema.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura 4. Patofisiologi Sederhana
Mikroorganisme
Alveoli
Inflamasi Paru
Terbentuk pus/nanah
Permeabilitas kapiler meningkat
Terjadi tekanan interstisial pleura
Cairan masuk ke intestinum
Akumulasi di jaringan pleura
Terjadi Efusi
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Akibat masuknya organisme di dalam alveoli maka terjadi inflamasi pada
paru-paru
dan
terbentuknya
pus/nanah
yang
berakibat
pada
permeabilitas kapiler meningkat, kemudian terjadi tekanan di interstisinal pleura, dan cairan masu ke intestinum. Terjadi akumulasi di jaringan pleura akibat adanya efusi. 5. Manifestasi Klinis
Gejala yang paling sering ditemukan, tanpa menghiraukan jenis cairan yang terkumpul ataupun penyebabnya adalah sesak napas dan nyeri dada. Gejala lain yang mungkin ditemukan : a. Batuk b. Cegukan c. Pernapasan cepat d. Nyeri perut 6. Komplikasi
Komplikasi pada efusi pleura adalah : a. Infeksi b. Fibrosis paru 7. Pemeriksaan Penunjang
Langkah pertama adalah melakukan pemeriksaan yaitu : a) Pemeriksaan fisik
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Pada daerah efusi, fremitus tidak ada, perkusi redup, suara napas berkurang. b) Untuk membantu memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan berikut ini: (1) Rontgen dada Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan
untuk
mendiagnosis
efusi
pleura,
yang
hasilnya
menunjukan adanya cairan. (2) CT Scan dada CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa menunjukkan adanya pneumonia, abses paru dan tumor. (3) USG dada USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang jumlahnya sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan. (4) Torakosentesis Penyebab dan jenis efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh dari torakosentesis. (5) Biopsi
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Jika
dengan
torakosentesis
tidak
dapat
ditentukan
penyebabnya, maka dilakukan biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa. (6) Analisa cairan pleura (7) Bronkoskopi Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menentukan sumber cairan yang terkumpul. 8. Penatalaksanaan
Jika jumlah cairan sedikit, mungkin hanya perlu dilakukan pengobatan terhadap penyebabnya. Jika jumlah cairan banyak, sehingga menyebabkan penekanan maupun sesak napas, maka perlu dilakukan tindakan drainase (pengeluaran cairan yang terkumpul). Cairan bisa dialirkan melalui prosedur torakosentesis, dimana sebuah jarum (selang) dimasukkan kedalam ronga pleura. Torakosentesis biasanya dilakukan untuk menegakkan diagnosis, tetapi pada prosedur ini juga bisa dikeluarkan cairan sebanyak 1,5 liter. Jika jumlah cairan yang harus dikeluarkan lebih banyak, maka dimasukkan sebuah selang melalui dinding dada.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Diberikan antibiotik pada empyema, dan apabila nanahnya sangat kental atau telah terkumpul di dalam bagian fibrosa, maka dilakukan pembedahan (operatif) untuk memotong lapisan terluar dari pleura.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura B. Asuhan Keperawatan Teoritis
Pada tahap ini, penulis akan menguraikan secara teoritis tentang aasuhan keperawatan pada klien dengan efusi pleura dengan metode keperawatan yang teridiri dari lima langkah yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Menurut Doengoes Marilyn, E dkk (2000), rencana asuhan keperawatan pada klien dengan efusi pleura dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat Gejala : dispnea dengan aktivitas maupun istirahat. b. Sirkulasi Tanda: 1) Takikardia 2) Frekwensi tak teratur / disritmia 3) S3 dan S4 / irama jantung gallop 4) Tanda Homman (bunyi renyah sehubungan dengan denyut jantung. Udara pada mediastinum. 5) Tekanan darah : hipertensi / hipotensi c. Integritas ego Tanda : ketakutan / gelisah
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
d. Makanan / cairan Tanda : adanya pemasangan I.V vena sentral / infus tekanan. e. Nyeri / kenyamanan Gejala : 1) Nyeri dada unilateral, meingkat karena pernapasan, batuk. 2) Timbul tiba-tiba gejala sementara batuk atau regangan (pnemotorak spontan). 3) Tajam dan nyeri, menusuk yang diperberat oleh napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher, bahu, abdomen (efusi pleura). Tanda: 1) Berhati-hati pada area yang sakit 2) Prilaku distraksi 3) Mengkerutkan wajah f.
Pernapasan Gejala: 1) kesulitan bernapas, lapar napas 2) batuk 3) Riwayat bedah dada / trauma : penyakit paru kronis, inflamasi / infeksi paru (empyema / efusi), keganasan (misal : obstruksi tumor) a) Pneumotorak spontan sebelumnya.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Tanda : 1) Pernapasan : peningkatan frekwensi / takipnea 2) Peningkatan kerja napas, penurunan otot eksesori, pernapasan dada, refreksi interkostal, ekspansi abdominalis kuat. 3) Bunyi napas menurun atau tidak ada. 4) Fremitus menurun 5) Perkusi dada ditemukan : hipersonan, bunyi pekak di antara atau di atas area yang terisi cairan. 6) Observas dan palpasi dada: penurunan pengembangan torak (area yang sakit) 7) Kulit : pucat, sianosis, berkeringat. 8) Mental : ansietas, gelisah, bingung. b) Penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif / terapi PEEP. g. Keamanan Gejala : adanya trauma dada, radiasi, kemotrapi untuk keganasan. h. Penyuluhan / pembelajaran Gejala : riwayat faktor reiko keluarga, tuberkulosis kanker, adanya bedah intra torakal / biopsi paru, bukti kegagalan membaik.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura 2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan yang aktual / potensial. (Allen VC (1998 : 67). Adapun menurut Doengoes Marilyn E, dkk (1999 : 721), diagnosa keperawatan pada efusi pleura adalah sebagai berikut: a.
Tak efektif pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri, proses inflamasi.
b.
Risiko tinggi terhadap trauma / penghentian napas be rhubungan dengan penyakit saat ini / proses cidera, tergantung pada alat dari luar.
c.
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi aturan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan p ada informasi.
3. Perencanaan
Komponen-komponen tahap perencanaan adalah membuat prioritas urutan diagnosa keperawatan, membuat kriteria hasil dan menulis rencana asuhan keperawatan. Manfaat rencana keperawatan adalah untuk membantu dan memberikan perawatan yang berkualitas dan meningkatkan komunikasi, pengaturan serta evaluasi keperawatan. (Allen VC, 1998 : 77). Adapun menurut Doengoes Marilyn E, dkk (1999 : 721), rencana keperawatan pada yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
a. Diagnosa 1 : tak efektif pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri, proses inflamasi. Tujuan
:
Menignkatkan/mempertahankan
ekspansi
paru
untuk
oksigenasi/ventilasi adekuat. .Intervensi: 1)
Identifikasi etiologi / faktor pencetus, conth kolaps spontan, trauma, keganasan,
infeksi,
komplikasi
ventilasi
mekanik,
Rasional :
pemahaman penyebab kolaps paru perlu untuk pemasangan selang dada yang tepat dan memilih tindakan terpeutik lain. 2)
Evaluasi fungsi pernapasan, catat kecepatan / pernapasan serak, dispnea, keluhan “lapar udara” terjadinya sianosis, perubahan tanda vital. Rasional : distress pernapasan dan perubahan tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologis dan nyeri atau dapat menunjukkan
terjadinya syok sehubungan dengan hipoksia /
perdarahan. 3)
Awasi kesesuaian pola pernapasan bila menggunakan ventilasi mekanik. Catat perubahan tekanan udara. Rasional : kesulitan bernapas dengan ventilator dan / atau peningkatan tekanan jalan napas diduga memburuknya kondisi komplikasi (misalnya ruptur spontan dari bleb, terjadinya pneumotorak)
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
4)
Awasi pasang-surutnya air penampung. Catat apakah perubahan menetap atau sementara. Rasional: botol penampung bertindak sebagai manometer intra pleural ( ukuran tekanan intrapleural); sehingga fluktuasi ( pasang surut ) menunjukan perbedaan tekanan antara inspirasi dan ekspirasi.
5)
Posisikan sistem drainase selang untuk fungsi optimal, contoh koil selang ekstra di tempat tidur, yakinkan selang tidak terlipat atau menggantung di bawah saluran masuknya ke wadah drainase. Alirkan akumulasi drainase bila perlu. Rasional : posisi tak tepat atau pengumpulan bekuan / cairan pada selang mengubah tekanan negativ yang diinginkan dan membuat evakuasi udara / cairan.
6)
Catat karakter / jumlah selang dada. Rasional: berguna dalam mengevaluasi perbaikan kondisi / terjadinya komplikasi / perdarahan yang memerlukan upaya intervensi.
7)
Kaji seri foto torak. Rasional : mengawasi emajuan perbaikan hemotorak / pneumotorak dan ekspansi paru. Mengidentifiasi kesalahan posisi selang endotrakeal mempengaruhi inflasi paru.
8)
Awasi/gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri. Kaji kapasitas vital/pengukuran volume tidal. Rasional : mengkaji status pertukaran gas dan ventilasi, perlu untuk kelanjutan atau gangguan dalam terapi.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
9)
Berikan oksigen tambahan melalui kanula/masker sesuai indikasi. Rasional : alat dalam menurunkan kerja napas ; meningkatkan
penghilangan distres respirasi dan sianosis sehubungan dengan hipoksemia. b. Diagnosa 2 : risiko tinggi terhadap trauma / penghentian napas berhubungan dengan penyakit saat ini / proses cidera, tergantung pada alat dari luar. Tujuan : untuk mencegah terjadinya komplikasi. Intervensi :
1) Kaji dengan klien tujuan / fungsi unit drainase dada, catat gambaran keamanan. Rasional: Informasi tentang bagaimana sistem bekerja memberikan keyakinan, menurunkan ansietas klien. 2) Pasangkan kateter torak ke dinding dada dan berikan panjang selang ekstra sebelum memindahkan atau mengubah posisi klien. Rasional: mencegah terlepasnya
kateter
dada atau selang terlipat dan
menurunkan nyeri / ketidaknyamanan sehubungan dengan penarikan atau menggerakkan selang. 3) Amankan sisi sambungan selang. Rasional: mencegah terlepasnya selang.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
4) Beri bantalan pada sisi dengan kasa / plester. Rasional: melndungi kulit dari iritasi / tekanan. 5) Amankan unit drainase pada tempat tidur klien atau pada sangkutan / tempat tertentu pada area dengan lalu lintas rendah. Rasional: mempertahankan posisi duduk tinggi dan menurunkan resiko kecelakaan jatuh / unit pecah. 6) Berikan transportasi aman bila klien dikirim keluar unit untuk tujuan diagnostik. Rasional : Meningkatkan kontinuitas evakuasi optimal cairan / udara selama pemindahahan. 7) Awasi sisi lubang pemasangan selang, catat kondisi kulit, adanya / karakteristik drainase dari sekitar kateter. Ganti / pasang ulang kasa penutup steril sesuai kebutuhan. Rasional: memberikan pengenalan dini dan mengobati adanya erosi / infeksi kulit. 8) Anjurkan klien untuk menghindari berbaring / menarik selang. Rasional: Menurunkan resiko obstruksi drainase / terlepas selang.
9) Identifikasi perubahan / situasi yang harus dilaporkan pada perawat, contoh perubahan bunyi gelembung, lapar udara tiba-tiba dan nyeri dada. Lepaskan alat. Rasional : Intervensi tepat waktu dapat mencegah komplikasi serius.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
10) Observasi tanda-tanda distres pernapasan bila kateter torak lepas / tercabut. Rasional : Pneumotorak dapat terulang / memburuk, karena mempengaruhi fungsi pernapasan dan memerlukan intervensi darurat. c. Diagnosa 3 : kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi aturan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan pada informasi. d. Tujuan : Memberikan informasi tentang proses penyakit, program
pengobatan dan prognosis. Intervensi :
1) Kaji patologi masalah individu. Rasional : Informasi menurunkan takut karena ketidak tahuan. Memberika pengetahuan dasar untuk pemahaman kondisi dinamik dan pentingya intervensi terapeutik. 2) Identifikasi kemungkinan kambuh / komplikasi jangka panjang. Rasional : penyakit paru yang ada seperti PPOM berat dan keganasan
dapat meningkatkan insiden kambuh. Selain itu klien sehat yang menderita pneumotorak spontan, insiden kambuh 10%-50%. Orang yang mempunyai episode spontan kedua beresiko tinggi untuk insiden ketiga (60%). 3) Kaji ulang tanda / gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat, contoh nyeri dada tiba-tiba, dispnea, distres pernapasan lanjut.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura Rasional
:
berulangnya
pneumotorak/hemotorak
memerlukan
intervensi medik untuk mencegah / menurunkan potensial komplikasi. 4) Kaji ulang praktik kesehatan yang baik, istirahat, laitahn. Rasional : mempertahanan kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan. 4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
adalah
perawat
melaksanakan
rencana
asuhan
keperawatan. Intruksi keperawatan diimplementasikan untuk membantu klien memenuhi kriteria hasil. Komponen implementasi terdiri dari tindakan keperawatan kolaborasi, dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan keperawatan. Allen VC (1998 : 105). Tahap ini merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan, oleh karena itu pelaksanaannya dimulai setelah rencana tindakan dirumuskan dan mengacu pada tindakan sesuai skala urgen, dan tidak urgen. Dalam pelaksanaan ada tiga tahap yang harus dilalui yaitu persiapan, perencanaan dan dokumentasi. a. Fase persiapan meliputi: 1) Review antisipasi tindakan keperawatan. 2) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. 3) Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
4) Persiapan alat. 5) Persiapan lingkungan yang kodusif. 6) Mengidentifikasi.aspek hukum dan etik. b. Fase intervensi. 1) Independen ; tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau perintah dokter atau tim kesehatan lainnya. 2) Interdependen ; tindakan perawat yang memerlukan kerja sama dengan kesehatan lain ( gizi, dokter, laboratorium daln lain-lain). 3) Dependen ; berhubungan dengan tindakan medis atau menandakan dimana tindakan medis dilaksanakan. c. Fase dokumentasi. Merupakan suatu catatan lengkap dan akurat dari tindakan yang telah dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan efusi
pleura,
perawat
dapat
berperan sebagai
pelaksana
keperawatan, pemberi support, pendidikan, advokasi, konselor, dan pencatatan / penghimpunan data. 5. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah pebandingan hasil-hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Allen VC (1998 : 123).
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Evaluasi terdiri dari 2 jenis yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif disebut juga sebagai evaluasi proses, evaluasi jangka pendek atau evaluasi berjalan, dimana evaluasi ini dilakukan secepatnya setelah
tindakan
keperawatan
dilakukan
sampai
tujuan
tercapai.
Sedangkan evaluasi sumatif, biasanya disebut evaluasi hasil, evaluasi hasil, evaluasi akhir, evaluasi jangka pajang. Evaluasi ini dilakukan pada akhir tindakan keperawatan paripurna dan menjadi suatu metode dalam memonitor kualitas dan efisiensi tindakan yang diberikan. Bentuk evaluasi ini lazimnya menggunakan format SOAP. Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan umpan balik rencana keperawatan, nilai serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil perbandingan melalui standar yang telah ditentukan sebelumnya.
Buku Asuhan Keperawatan | Efusi Pleura
Daftar Pustaka
Boughman, Diane C, (Alih Bahasa oleh Yasmin Asih) (2000). Keperawatan Medikal-Bedah ; Buku Saku untuk brunner dan Suddarth. Jakarta : EGC Penerbit buku Kedokteran. Doengoes, Marilynn E (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran. Haryanto (2008). Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep. Jakarta : Salemba Medika. Hudak, Carolyn M & Gallo, Barbara. M (2000). Keperawatan Kritis, pendekatan holistik. Jakarta : EGC Penerbit Buku kedokteran. Nursalam (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Pearce, Evelyn C (2002). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta : Gramedia. Soeparman (1995). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Penerbit FKUI. Syaifudin (1997). Anatomi dan Fisiologi Untuk paramedis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.