Inkontinensia Urine Ny. Ara, 76 tahun, keluh an utama tidak bisa menahan BAK sebelum sampai di toilet. Keluhan tsb mengganggu tapi tidak dikatakan ke dokter karena mengira itu wajar. Menyangkal rasa tidak nyaman di perut atau disurai. Hasil lab normal. Postvoid Residual Volume: 40 ml HIPOTESIS: Ny. Ara (76) tidak bisa menahan BAK sebelum mencapai toilet karena mengalami inkontinensia urine (tipe urgensi) yang dianggapnya sebagai proses penuaan.
Usia ↑ sebagai predisposisi Perubahan VU
↑ sel fibrosit (sel inaktif yang berasal dari jaringan ikat fibroblas), ↑ kolagen
Fungsi kontraktil VU ↓
Usia tua sebagai predisposisi IU dan jenis kelamin wanita sebagai faktor resiko
Perubahan uretra
↑ deposit kolagen
Atrofi mukosa uretra Penipisan otot uretra rentan infeksi
Mengapa Ny. Ara tidak bisa menahan BAK sebelum mencapai WC?
Perubahan uretra
Inkontinensia Urine
Urine mengental (protein inflamasi, bakteri)
Ny. Ara mengalami IU tipe urgensi
VU normalnya menampung urine ± 700ml. Jika VU terisi 150-250 ml, muncul keinginan untuk berkemih.
Karena pe↑ aktivitas m.detrusor overaktif bladder terisi 100-150 ml sudah ada sensasi berkemih.
Sfingter uretra mudah relaksasi
↑ sensitasi sfingter uretra
Apa dampak dari keluhan tersebut?
Medis
− Decubitus − ISK, dermatitis kontak
Hubungan usia tua dan keluhan Ny. Ara?
− Sepsis − Gagal ginjal − Mortalitas tinggi Sosial: hilangnya rasa percaya diri, depresi, terganggu aktivitas sosial dan seksual, ketergantungan
Ekonomi: mengganggu produktivitas, ↑
biaya pengobatan dan perawatan Mengapa ia berpikir ini bagian dari proses penuaan? Adanya pemahaman yang tidak tepat di mana hal ini dapat disebabkan oleh ketidaktahuan pasien ataupun penyangkalan akibat dampak sosial dari gangguan itu sendiri.
Yurika Erliani | 1
Inkontinensia Urine
Tidak mau menyusahkan orang lain
Apa makna klinis dari tidak ditemukannya abdominal discomfort dan disurai?
Tidak obstruksi overflow
terjadi retensi urine karena menyingkirkan tipe IU
Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium dan PVR?
Hasil pemeriksaan laboratorium normal tidak ada tanda ISK
PVR 40 ml over flow
menyingkirkan IU tipe
− PVR normal < 50 ml, pada tipe urgensi dan stres
− PVR yang me↑ adalah IU tipe overflow (↓ aktivitas detrusor dan obstruksi bladder outlet) Bagaimana penegakan diagnosis kasus ini?
Riwayat obat-obatan yang sapat mempengaruhi traktus urinarius bagian bawah
Riwayat fungsi BAB dan erektil
Riwayat kondisi fisik yang mempengaruhi kemampuan fungsional berkemih
Riwayat nyeri atau ketidaknyamanan area suprapubik atau perineal Mencari tahu keterbatasan sosial yang disebabkan oleh karena inkontin ensia. Hal ini penting karena mempengaruhi strategi manajemen
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan TTV
Pemeriksaan abdomen, RT, genital dan evaluasi persarafan lumbosacral (periksa nyeri tekan, massa)
Pemeriksaan pelvis perempuan menemukan beberapa kelainan prolaps, inflamasi, keganasan
Anamnesis: Riwayat penyakit (kondisi komorbid): DM2, stroke, demensia, stenosis spinal, konstipasi
Riwayat inkontinensia urine: episode, faktor penyebab
Kartu catatan berkemih: Duration of incontinence; Circumstances of the leak e.g sense of urgency, coughing, straining; Bladder storage symptoms i.e frequency, urgency, nocturia; Any voiding symptoms i.e straining, intermittency, poor stream, post void dribble.
Riwayat obstetri (jumlah paritas, riwayat persalinan sulit, riwayat persalinan lama perlu dicari pada wanita dengan stres incontinencia) dan ginekologis
untuk seperti
Penilaian khusus terhadap mobilitas pasien, status mental, kemampuan mengakses toilet
Pencatatan aktivitas berkemih (bladder record atau voiding diary) membantu menentukan jenis dan beratnya inkontinensia urine serta evaluasi terapi.
Pemeriksa an penunjang: Pemeriksaan sistometrografi sederhana untuk IU tipe urgensi
Test batuk untuk tipe stres
Urinalisis
Elektromiogram untuk mendeteksi gangguan fungsi ekstrinsik fungsi sfingter uretra
Riwayat bedah
Yurika Erliani | 2
Inkontinensia Urine Sistokopi menilai urotellium apakah kelainan mukosa dan Vistula trabekulasi detrusor
Penuaan panggul
Kadar gula darah dan kalsium darah
Fungsi ginjal
kelemahan
otot
dasar
Idiopatik
Neurogenik SSP yang menghambat kontraksi VU terganggu
Pengukuran volume residu urine postmiksi (PVR) dengan kateter atau pun USG
untuk mendeteksi retensi urine
Lesi suprapontin (stroke, parkinson)
Diagnosis Banding?
Trauma medula spinalis
Tipe urgensi
Obat-obatan
Kelainan metabolik
Hipoksemia ensefalopatik
Terdapat gejala OAB/Overactive bladder, yaitu tidak mampu menahan miksi sampai tiba di toilet
Penatalaksanaan?
Tipe stres Keluarnya urine dipicu aktivitas yang meningkatkan tekanan intraabdominal (batuk, bersin, tertawa), pada wanita muda
Tipe fungsional
Penjadwalan miksi Pengaturan miksi (dari 1 jam jadi 3 jam)
Edukasi pasien berkemihnya
Tipe overflow Biasanya ada gejala “frequent constant dribbling” urine menetes
Melatih otot dasar panggul seperti menahan kentut/BAB, senam kegel
Ada limitasi lain dari fungsi kognitif dan aktivitas fisik
Terapi perilaku bladder Training
or
Pancarannya lemah dan rasa tidak puas
tentang
gangguan
Terapi bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial dan kepercayaan diri
Siapkan lingkungan yang mendukung seperti membuat toilet yang berjarak tidak terlalu jauh dari rumah
Biasanya berkaitan dengan penyakit obstruktif, medikasi, trauma MS, diabetik neuropati
PVR biasanya meningkat
Tipe mixed: tipe stres + tipe urgensi Etiologi?
Kombinasi relaksan otot polos dengan antikolinergik (oxybutynin, tolterodine, dicyclomine) Antidepressan tricyclic (doxepine, imipramine) Tambahan: pemakaian pampers
Non-neurogenik Prognosis:
Inflamasi/iritasi VU
Batu VU, Ca VU
ad vitam: Dubia ad Bonam (dengan diagnosis awal dan terapi tepat)
Yurika Erliani | 3
Inkontinensia Urine
ad fungsional: dubia ad bonam Usia ↑
Komplikasi:
ISK, urosepsis
Infeksi kulit daerah kemaluan
Gangguan tidur
Masalah seperti mudah marah, psikososial dan rasa terisolasi
Mempengaruhi fungsi otot-otot yang mengatur fungsi berkemih
depresi,
Dehidrasi karena pasien mengurangi minum karena khawatir terjadi inkontinensia urine
Pe↓ fungsi saraf otonom, simpatis = merelaksasi VU, parasimpatis = mengkontraksi VU
Ditandai dengan melemahnya otot-otot dasar panggul dan pe↑ jumlah fibrosis & kolagen dinding VU
Ulkus dekubitus pada pasien yang kurang aktivitas, hanya berbaring.
Kelainan nonnurologis, tanpa lesi UMN
Detrusor instabilitas
Pe↓ komplians VU
Overakivitas detrusor VU
Kelainan neurologis
Kerusakan pusat inhibisi SSP (kortikal,subkortikal)
Tidak dapat menahan keluarnya urin
Detrusor hiperreflexia
IU URGENSI
Yurika Erliani | 4