PENANGANAN KEGAWATDARURATAN KEGAWATDARURATAN PADA KASUS ASFIKSIA NEONATURUM DAN SISTEM RUJUKAN
DOSEN PEMBIMBING : Hj. Taliah, M.Kes
KELOMPOK 6 : Widya Eka Putri (1624260073DB) Dhea Sefriyuni (1624260013DB) Kenti Oktavia (1624160028DB) Nora Inda Sari (1624260041DB) Sakinah Albetriesa (1624260056DB) Wike Oktaviani(1624260076DB)
AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN BENGKULU TAHUN AJARAN 2017/208
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah, SWT atas berkat rahmat dan taufik hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul : Penanganan Kegawatdaruratan Asfiksia Neonatorum Dan Sistem Rujukan
Didalam penyusunan Makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik bimbingan, saran-saran dan masukan secara moril maupun materil. Tanpa bantuan pihak-pihak yang telah memberi bantuan maka Makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya terutama kepada : 1.
Hj. Taliah, M.Kes Selaku Dosen Pengasuh Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak pra Sekolah yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyempurnaan Makalah ini.
2.
Rekan-rekan seperjuangan di D3 Kebidanan Akbid Dehasen Bengkulu atas motivasinya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dan penulis akan menerima dangan senang hati demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Bengkulu, 19 Desember 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
.................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................2 1.3 Tujuan penulisan ..............................................................................................2 BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Asfiksia ..........................................................................................3 2.2 Etiologi Asfiksia ..............................................................................................3 2.3 Tanda dan Gejala .............................................................................................4 2.4 Pertolongan/Penatalaksanaan ..........................................................................4 2.5 Cara Merujuk ...................................................................................................6 2.6 Alur/ Mekanisme Rujukan ...............................................................................7 BAB III TINJAUAN KASUS
S: Data Subjektif ....................................................................................................9 O: Data Objekif ...................................................................................................10 A: Assesment .......................................................................................................10 P: Penatalaksanaan ..............................................................................................11 BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................12 3.2 Saran ..............................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan neonatal. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Pertumbuhan dan perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi (Saifudin, 2002). Menurut Wibawa (2008), faktor yang berhubungan terjadinya asfiksia adalah faktor ibu dan faktor janin. Dimana faktor ibu meliputi usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, pre-eklamsi, ketuban pecah dini, dan partus lama. Faktor janin meliputi lilitan tali pusat, letak sungsang, dan BBLR. Sedangkan menurut Manuaba(2010), ada 8 faktor yang berpengaruh terhadap kejadian asfiksia neonatorum, yaitu berat lahir rendah, ketuban pecah dini, persalinan lama, tindakan persalinan seksio Cesaria, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, riwayat obstetri jelek, kelainan letak janin dan status ANC buruk. Menurut WHO, setiap tahunnya, kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa neonatal (usia di bawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat 1 neonatus yang meninggal. Penyebab kematian neonatal di Indonesia adalah berat bayi lahir rendah 29%, asfiksia 27%, trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain, dan kealainan congenital. Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab utama kematian bayi baru lahir, meliputi pelayanan antenatal yang berkualitas, asuhan persalinan normal atau dasar, dan pelayanan asuhan neonatal oleh tenaga professional. Untuk menurunkan angka kematian bayi baru lahir karena asfiksia, persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan keterampilan manajemen asfiksia pada bayi baru lahir, kemampuan dan keterampilan ini harus digunakan setiap kali menolong persalinan. Oleh karena itu, keterampilan dan kemampuan penanganan resusitasi
1
pada neonatal sangat penting dimiliki oleh setiap tenaga professional yang terlibat dalam penanganan bayi baru lahir. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun masalah yang muncul adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penatalaksanaan dari Asfiksia Neonatorum ? 2. Bagaimana sistem rujukan pada asfiksia neonatorum ? 1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah, untuk : 1. Dapat
memahami konsep
dasar
teori
dari
Asfiksia
Neonatorum
(pengertian,penyebab,tanda dan gejala,cara menilai serta cara mencegah asfiksia pada neonatus) 2. Dapat mengetahui tata laksana dari Asfiksia Neonatorum 3. Dapat memahami askeb Asfiksia Neonatorum
2
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2007). Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan
yang
akan
dikerjakan
pada
bayi
bertujuan
mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro, 1999). Jadi, asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas dengan spontan dan teratur segera setelah lahir. 2.2 Etiologi / Penyebab Asfiksia
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut ini (Manuaba, 2010) : a. Faktor ibu •
Preeklampsia dan eklampsia
•
Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
•
Partus lama atau partus macet
•
Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
3
•
Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
b. Faktor Tali Pusat •
Lilitan tali pusat
•
Tali pusat pendek
•
Simpul tali pusat
•
Prolapsus tali pusat
c. Faktor Bayi •
Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
•
Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
•
Kelainan bawaan (kongenital)
Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan) 2.3 Tanda-Tanda dan Gejala •
Tidak bernafas atau bernafas megap-megap
Warna kulit kebiruan
Kejang
Penurunan kesadaran
Apgar score di bawah 7
Hipoksia
Denyut jantung < 100 x/ menit
2.4 Pertolongan / Penatalaksanaan
Pertolongan pertama untuk mengatasi asfiksia pada neonaturum ialah untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dalam membatasi gejala sisa (sekuele) yang mungkin timbul dikemudikan hari. Tindakan pada bayi asfiksia disebut resusitasi bayi baru lahir. Lngkah-langkah resusitasi :
Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh bayi dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.
Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar.
Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).
4
Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung.
Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-usap punggung bayi.
Nilai pernafasan. Jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 1 menit. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai warna kulit jika merah / sinosis penfer lakukan observasi, apabila biru beri oksigen. Denyut jantung < 100 x / menit, lakukan ventilasi tekanan positif.
Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif.
Ventilasi tekanan positif / VTP dengan memberikan O 2 100 % melalui ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari mulur ke mulut, kecepatan PPV 40 60 x / menit. –
Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10.
100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan.
60 100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV.
60 100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV, disertai
–
–
kompresi jantung.
< 10 x / menit, lakukan PPV disertai kompresi jantung.
Kompresi jantung
perbandingan kompresi jantung dengan ventilasi adalah 3 : 1, ada 2 cara kompresi jantung :
Kedua ibu jari menekan sternum sedalam 1 cm dan jari lain mengelilingi tubuh bayi.
Jari tengah dan telunjuk menekan sternum dan tangan lain menahan belakang tubuh bayi.
Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi dada.
Denyut jantung 80x./menit kompresi jantung dihentikan, lakukan PPV sampai denyut jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan.
Jika denyut jantung 0 atau < 10 x / menit, lakukan pemberian obat epineprin 1 : 10.000 dosis 0,2 0,3 mL / kg BB secara IV. –
5
Lakukan penilaian denyut jantung janin, jika > 100 x / menit hentikan obat.
Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3 5 menit. –
Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak respon terhadap di atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit.
2.5 Cara Merujuk
Sistem rujukan Neonatus adalah suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata cara pengiriman Neonatus resiko tinggi dari tempat yang kurang mampu memberikan penanganan ke Rumah Sakit yang dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya secara menyeluruh. Tujuan sistem rujukan neonatus adalah memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus dengan cepat dan tepat, menggunakan fasilitas kesehatan neonatus seefesien mungkin dan mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit-unit kesehatan sesuai dengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut serta mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi. Unit perawatan bayi baru lahir dapat dibagi menjadi : a. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat III
Kasus rujukan yang dapat dilakukan adalah bayi kurang bulan, sindroma ganguan pernafasan, kejang, cacat bawaan yang memerlukan tindakan segera, gangguan pengeluaran mekonium disertai kembung dan muntah, ikterik yang timbulnya terlalu awal atau lebih dari dua minggu dan diare.
Pada unit ini perlu penguasaan terhadap pertolongan pertama kegawatan BBL yaitu identifikasi sindroma ganguan nafas, infeksi atau sepsis, cacat bawaan dengan tindakan segera,ikterus,muntah, pendarahan, BBLR dan diare.
b. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat II :
Perawatan bayi yang baru lahir pada unit ini meliputi pertolongan resusitasi bayi baru lahir dan resusitasi pada kegawatan selama pemasangan endotrakeal, terapi oksigen, pemberian cairan intravena, terapi sinar dan tranfusi tukar, penatalaksanaan hipoglikemi, perawatan BBLR dan bayi lahir dengan tindakan.
6
Pada unit ini diperlukan sarana penunjang berupa laboratorium dan pemeriksaan radiologis serta ketersediaan tenaga medis yang mampu melakukan tindakan bedah segera pada bayi.
c. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat I :
Pada unit ini semua aspek yang menyangkut dengan masalah perinatologi dan neonatologi dapat ditangani disini.
Unit ini merupakan pusat rujukan sehingga kasus yang ditangani sebagian besar
merupakan
kasus
resiko
tinggi
baik
dalam
kehamilan,
persalinan maupun bayi baru lahir. 2.6 Alur / Mekanisme Rujukan
a. Setelah dilakukan resusitasi, jika belum juga berhasil maka bayi segera di rujuk ke rumah sakit yg memiliki fasilitas lengkap dengan memasang oksigen terlebih dahulu pada bayi asfiksia. b. Dampingi keluarga dan bayi tersebut selama proses merujuk. c. Tetap jaga kehangatan bayi selama dalam perjalanan merujuk d. Beritahu orang tua dan keluarga bayi mengenai keadaan bayinya. e. Lakukan imfomed consent. f.
Lengkapi BAKSOKUDA B ( bidan )
Pastikan ibu/ klien/ bayi didampingi oleh tenaga kesehatan yang komponen dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan. A ( alat )
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan, seperti spuit, infuse set, , oksigen, dan stetoskop. K ( keluarga )
Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir bayi (klien) dan alasan mengapa ia dirujuk. Orang tua bayi dan anggota keluarga lain harus menemani bayi (klien) ketempat rujukan. S (surat)
Beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi bayi (klien), alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat- obatan yang telah diterima oleh bayi (klien).
7
O (obat)
Bawa obat- obat esensial diperlukan selama perjal anan merujuk. K (kendaraan)
Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan bayi dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu yang cepat. U (uang)
Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan ditempat rujukan. DA (darah)
persiapkan pendonor darah jika sewaktu-waktu diperlukan
8
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. K UMUR 0 MENIT DENGAN ASFIKSIA SEDANG DI BPM BIDAN DELIMA
Tanggal Masuk / Jam
: 16 Juli 2017/ 14.45 WIB
Tanggal Pengkajian / Jam
: 16 Juli 2017/14.45 WIB
S: Data Subyektif
1. Biodata
Biodata Bayi Nama bayi
: By Ny.K
Umur bayi
: 0 menit
Tanggal/jam lahir
: 16 Juli 2011 / 14.45 WIB
Jenis kelamin
: Laki-laki
No Status Register
: 007296
Biodata Orangtua Nama ibu
: Ny.K
Nama bapak
: Tn.T
Umur
: 35 tahun
Umur
: 34 tahun
Suku/bangsa
: Jawa / Indonesia
Suku/bangsa
: Jawa / Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan
: SMP
Pendidikan
: SMA
Alamat
: Pucang Sawit, RT 4 / RW 8,Surakarta
2. Riwayat penyakit kehamilan Perdarahan
: Tidak ada
Pre-eklampsia
: Tidak ada
Eklampsia
: Tidak ada
Penyakit kelamin : Tidak ada 3. Riwayat kehamilan G4P3A0, umur kehamilan 40 minggu
9
ANC
: 9 x, di Puskesmas
TT
:2x
Kenaikan BB
: 10 kg
4. Riwayat Persalinan
Kala I
: 9 jam
Kala II
: 10 menit, mulai jam 14.35 WIB
DJJ
: (+) 144 kali / menit
Warna air ketuban
: Jernih
Caput
: Tidak ada
Cephal hematoma
: Tidak ada
Anak lahir seluruhnya jam
: 14.45 WIB
Jenis persalinan
: Spontan
5. Nutrisi Bayi belum mendapat nutrisi 6. Eliminasi BAK
: Bayi belum BAK
BAB
: Bayi belum BAB
7. Istirahat/tidur Bayi belum istirahat/tidur O: Data Obyektif
1. Pemeriksaan Awal Tangisan
: Bayi tidak menangis
Warna Kulit
: Biru pada ekstermitas
Gerakan
: Sedikit
Kesimpulan
: Bayi lemah
2. Pemeriksaan Umum KU
: Lemah
Kesadaran : Composmentis
A: Assesment
Bayi Ny.K umur 0 menit dengan asfiksia berat
10
P: Penatalaksanaan
Tanggal Pengkajian / Jam : 16 Juli 2017/14.45 WIB 1. Membersihkan muka, hidung dan mulut bayi dari lendir dan air ketuban 2. Melakukan resusitasi pada bayi baru lahir. 3. Pemberian obat epineprin 1 : 10.000 dosis 0,2 0,3 mL / kg BB secara IV. –
4. Menginformasikan keadaan bayi kepada ibu bahwa bayi mengalami kesulitan bernafas atau asfiksia berat dan perlu rujukan ke Rumah Sakit. 5. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk SOAP.
11
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa yang mungkin muncul. 4.2 Saran
Setelah pembaca mengetahui apa pengertian dan etiologi dari asfiksia neonatorum, diharapkan pembaca bisa mengantisipasi terhadap terjadinya asfiksia neonatorum dan dapat melakukan pencegahan serta memahami tindakan pengobatan yang dapat dilakukan pada bayi dengan asfiksia neonatorum.
12
DAFTAR PUSTAKA Hardiono, Dipusponegoro. 2004. Asfiksia Neonatorum, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi I. Jakarta: IDAI. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan Kedokteran. EGC:Jakarta Purwadianto. A. 2000. Kedaruratan Medik . Bina Rupa Aksara:Jakarta Saifudin,A.B. 2002. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo:Jakarta Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo: Jakarta Winkjosastro,G. 2008. Asuhan Persalinan Normal . Bakti Husada:Jakarta Wong.
L
Donna.
2004. Keperawatan
Jakarta:EGC.
13
Pediatrik .
Edisi
1.
Kedokteran.