BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN REKAYASA LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH SYAFRUDIN
PEMODELAN LINGKUNGAN
1
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN
1
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN
1
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
BAB I PENGANTAR PEMODELAN LINGKUNGAN
1.1. 1.1. SIST SISTEM EM LIN LINGK GKUN UNGA GAN N
Pendefinis Pendefinisian ian sistem sistem lingkungan lingkungan dapat dilakukan dilakukan dengan dengan banyak banyak cara cara tergan tergantun tung g pada pada tujuan tujuan dari dari pendef pendefini inisan san terseb tersebut ut . Untuk Untuk tuju tujuan an pemo pemode dela lan n ling lingku kung ngan an yang yang memi memili liki ki prin prinsi sip p seba sebaga gaii " pendugaan dan perkiraan " digunakan dalam proses pengelolaan ling lingku kung ngan an . Peng Pengel elol olaan aan ling lingku kung ngan an itu itu send sendir irii adal adalah ah upay upaya a terpadu pemantauan , pengendalian, pengawasan dan perbaikan unsur-uns unsur-unsur ur lingkungan lingkungan
lingkungan lingkungan dari dari kemungkinan kemungkinan degrada degradasi si
lingkungan. Unsur lingkungan terdiri atas unsur abiotik dan biotik yang merupakan bagian dari mahluk hidup ( manus, tanaman dan hewan) , udara , tanah dan air. Pengelolaan lingkungan berasaskan pelest pelestaria arian n kemamp kemampuan uan lingku lingkunga ngan n yang yang serasi serasi dan seimba seimbang ng untu untuk k
menu menunj njan ang g
pemb pemban ang gunan unan
yang yang
berk berkel elan anju juttan
bag bagi
peningkatan kesejahteraan manus. Oleh Oleh karena karena itu sistem sistem lingku lingkunga ngan n dapat dapat didefi didefinis nisika ikan n sebaga sebagaii obyek obyek pengam pengamata atan n berupa berupa himpun himpunan an elemen elemen-ele -elemen men alam alam baik baik kimiaw kimiawi, i, dan atau atau biolog biologii yang yang sifatsifat-sif sifatn atnya ya mengal mengalami ami proses proses perubahan perubahan dalam skala ruang dan waktu tertentu tertentu menurut hukum hukum alam yang berlaku. Dari definisi definisi diatas diatas ada empat faktor faktor yang dapat diidenti diidentifikasi fikasikan kan dalam setiap sistem lingkungan yakni obyek, elemen , sifat dan pros proses es . Seba Sebaga gaii cont contoh oh Sist Sistem em Ling Lingku kung ngan an dari dari Sung Sungai ai Banj Banjir ir Kanal Barat atau Sungai Kaligarang :
PEMODELAN LINGKUNGAN
1
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
•
Obyek
: Sungai termasuk morfologi badan air
sungai , •
Elemen-elemen
: air, pencemar, ikan , sedimen,
rumput dan tanaman di sekitar kawasan sungai dan sebagainya, •
Sifat-sifatnya
: Kecepatan aliran, laju aliran (debit ),
konsentrasi, jumlah , suhu, populasi ikan dan sebaginya, •
Proses Perubahan
: aveksi -difusi, reaksi kimia, reproduksi dan
mati. 1.2. MACAM MODEL LINGKUNGAN
Model dalam sistem lingkungan dapat di bagi menjadi dua yakni model fisik dan model matematis. Model fisik adalah konsep model lingkungan yang dilakukan sedemikian rupa dengan skala tertentu mirip/sepadan dengan sesuatu aslinya atau berskala tertetu sesuai degan aslinya
contoh
model Sungai Kaligarang pada
skala
laboratorium. Ini berarti, model sistem lingkungan adalah tiruan dari sistem aslinya yang mana dapat dikatakan unsur tiruan yang ada pada model
sistem lingkungan ada
yang ditirukan dalam sistem
lingkungan aslinya dan tidak sebaliknya. Model fisik ini memiliki persayaratan secara jelas karena fenomena fisik yang ada di lapangan ditransformasikan dengan skala tertentu pada suatu laboratorium maupun tempat diluar (out door). Sehingga diperoleh mendekati kenyataan sebetulnya. Model fisik adalah sistem fisik yang kelakuannya menyerupai sistem aslinya berdasarkan prinsip analogi. Sistem Asli PEMODELAN LINGKUNGAN
Model Sistem
2
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Rawa Pening Sungai Kaligarang
Kolam ikan Selokan
Model matematik pada sistem lingkungan adalah model yang disusun berdasarkan kriteria tertentu dapat mewakili realitas fisik yang walaupun dalam skala tertentu. Model matematik adalah sistem
persamaan
dinterpretasikan
matematik
sebagai
hasil
yang
hasil
pengamatan
penyelesaiannya terhadap
sistem
aslinya. Contoh : Misal Fenomena Pencemaran Mikroba Sumber mikroba yang terdapat didalam air sungai berasal dari limpasan limbah rumah tangga, sampah dan limbah peternakan.
Mikroba-mikroba
utama
yang
banyak
dijumpai pada badan-badan air adalah bakteri dan virus. Di perairan, mikroorganisme akan mati karena kondisi lingkungannya kurang sesuai. Kematian mikroorganisme dalam perairan hampir sama dengan penguraian zat organic, yaitu :
dB
= KB ……………………………………………….
dt
(1.1) Integrasikan persamaan (1) akan diperoleh :
ln
B BO
= - Kt ………………………………………….
(1.2) untuk bilangan dasar e, atau
PEMODELAN LINGKUNGAN
3
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
B
log
BO
= - kt ………………………………………..
(1.3) untuk bilangan dasar IO, dimana : BO
= jumlah mikroorganisme semula
B
= jumlah mikroorganisme pada saat t
B/BO
= bagian mikroorganisme yang hidup
(1 - B/BO)
=
bagian mikroorganisme yang mati
Laju penguraian kematian mikroorganisme K tergantung dari temperatur, pH, nutrien, sedimentasi dan absorpsi, serta kompetisi mikroorganisme itu sendiri.
Model matematik dapat dibagi m,enjadi model numerik dan model statitistik. Model numerik (Numerical Model) adalah model prediksi yang
dibuat
dengan
menghilangkan
variabel
tertentu
serta
melinierkan fungsi aljabar untuk mempermudah penyelesaian. Misal model Statistik Timbulan Limbah Padat Perkotaan dapat dinyatakan sebagai fungsi linier sebagai berikut :
Y
= a1 X 1 + a2 X 2 + a3 X 3 ………………………………………………………
……(1.4) keterangan : Y =besar timbulan rata-rata dalam satuan (liter/hari), a 1 =kontanta timbulan untuk faktor X 1 (perkembangan perkotaan) , a2 =kontanta timbulan untuk faktor X 2 (Peningkatan jumlah penduduk)
PEMODELAN LINGKUNGAN
4
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
a3=kontanta timbulan untuk faktor X 3 ( Tingkat pendapatan masyarakat), Dengan
mengetahui
model
timbulan
tersebut
,
kita
dapat
emprediksi jumlah tmbulan limbah padat (sampah) suatu kota untuk tahun tahun mendatang. 1.3. PEMODELAN MATEMATIK DAN PEMROGRAMAN SISTEM LINGKUNGAN
Pemodelan matematik sistem lingkungan dapat dikerjakan menurut langkah dibawah ini secara berurutan
sebagaimana penjelasan
dibawah ini.
1.3.1
Pendefinisian Model Sistem Lingkungan
Dalam tahap ini diskripsi model tiruan dari sistem lingkungan yang aslinya
ditetapkan
dengan
menggunakan
asumsi-asumsi
pendekatan . Faktor-faktor umum yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut :
-
Ruang dan waktu
Batasan ruang yang ditempati oleh sistem harus didefinsikan secara jelas dalam bentuk sketsa " volume kontrol". Bidang batas dengan sekeliling sistem harus ditentukan terbuka atau tertutup . Sifat distributif atau non distributip dari sistem lingkungan yang akan dianalisa harus ditentukan . Jika sistem tersebut bersifat distributif tetapkan sistem koordinat ruang yang akan digunakan . Demikian juga apakah sifat aliran dalam ruang bersifat steady (tunak) atau
bersifat dinamik atau unsteady
dari sistem yang
harus ditetapkan. PEMODELAN LINGKUNGAN
5
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
-
Sifat-sifat Fisika,Kimia dan Biologi
Semua sifat-sifat fisika , kimiawi, dan atau biologi,yang akan terlibat didalam analisis harus diwujudkan dalam bentuk simbol matematik dilengkapi dengan sistem satuannya .Klasifikasikan apakah sifat-sifat fisis tersebut konstant atau variabel dan hitung jumlah variabel yang ada . Jika sifat fisis tersebut adalah variabel, tetapkan apakah variabel akan bersifat eksogen atau endogen. Endogen adalah variabel yang terkait satu sama lainnya dan dapat berubah
karena
keterkaitannya
menurut
hukum.
Sedangkan
Eksogen adalah variabel yang dapat diubah diluar sistem misal variabel pengadukan dan suhu harus ada ada enerji (manipulated variabel).
-
Proses Perubahan
Tetapkan jenis fenomaena alam yang mendasari terjadinya proses perubahan sifat fisis yang terlibat dalam bentuk hukum alam yang berlaku. Fenomena alam tersebut antara lain adalah : 1) Proses Perpindahan masaa, energi dan momentum, 2) Proses Reaksi Kimia, 3) Proses perubahan fasa, 4) Proses Kesetimbangan kimia; 5) Proses Kesetimbangan Fasa. Bila
pemodelan
lingkungan
digunakan
untuk
pengambilan
keputusan , maka menurut Basta dan Bower (1982) dalam Hufschmidt et al (1983)
karakteristik model -model penaksiran
alam mempunyai ciri yang lebih spesifik adalah :
PEMODELAN LINGKUNGAN
6
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
1) Berciri " Waktu " Menggambarkan bagaimana arus dan gerak buangan (residu) bervariasi sejalan dengan waktu , baik secara konsepsi maupun perhitungan yang bisa menggunakan manual atau komputasi tergantung akan kompleksitas suatu masalah yang dikaji. Biasanya informasi yang diberikan meliputi (1) variabilitas waktu ( steady, quasy steady
atau non steady) ; (2) Satuan waktu penerapan
termasuk nilai input dan nilai output serta tahapan waktu perhitungan. 2) Berciri " Ruang " Menggambarkan
kemampuan
model
menangkap
perubahan
konsentrasi buangan (residu ) dalam variasi ruang . Informasi yang diberikan (1) memiliki dimensi model misal dimensi tunggal dengan bidang horizontal dan vertikal ; atau dimensi ganda dengan bidang longitudinal dan vertikal (2) memiliki kemungkinan agregasi ruang yaitu jumlah dan ukuran dari berbagai kemungkinan segmen , lapisan dan volume serta (3) memiliki penerapan satuan -satuan khusus yang sesuai . 3) Berciri " Fisik " Menggambarkan proses-proses fisik yang dianggap mempengaruhi gearak limbah /buangan . Informasi yang diberikan akan meliputi berbagai hal seperti (1) kekuatan pengerak utamanya pengerak hidraulik maupun meteorologik (seperti gerak pasang surut,arus angin, arus sungai
PEMODELAN LINGKUNGAN
(2) memiliki fenomena proses fisik seperti
7
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
adveksi -difusi, dilusi dan konveksi, bajet panas temperatur, tenaga angin dan tenaga akselerasi cariolis. 4) Berciri " Kimiawi " Menggambarkan transportasi dan interaksi kimiawi yang diyakini menimbulkan
perubahan
konsentrasisejalan
dengan
waktu.
Informasinya meliputi (1) proses kimia dasar ( kesetimbangan /equilibrium, termo kimia, dan reaksi-reaksi kimia kopel dan non kopel serta (3) penyajian indikator-indikator kualitas ambien termasuk baku mutu seperti senyawa -senyawa konservatip ataupun non konservatip). 5) Berupa " Proses Ekologis " Menggambarkan proses biologi dasar yang mempengaruhi interaksi antara indikator-indikator kualitas lingkungan dan konstituenya serta antara berbagai organisme yang diikutkan dalam konsep dasar model . Komponen proses termasuk dalam katagori ini adalah (1) proses biologi - kimia (seperti fotosintesa dan respirasi pembusukan biologis dan (2) dinamika trofik (seperti tingkatan trofik , dinamika pertumbuhan penduduk, mortalitas serta interaksi ekosistem pemangsa -mangsa). 6) Berciri " Matematis " Menggambarkan dasar teoritika atas representasi matematis dari suatu ,model serta metoda-metoda penyelesaian/penuntasan untuk diterapkan pada suatu model. Informasinya mencakup (1) aspek teoritiknya
(
deterministik,
PEMODELAN LINGKUNGAN
stokastik,
atau
kombinasinya
8
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
keduanya ) (2) aneka metoda penyelesaian lain ( statistik seperti regresi ; numerik ; integrasi analitik dan sebagainya ). 7) Memiliki Status " Komputasi " Bila penyelesaian secara matematis memerlukan perhitungan yang sangat panjang baik untuk skala ruang dan waktu serta karena kompleksitas
persoalan,
perhitungan
analitik
secara
konvensional /manual tidak mungkin digunakan . Hal tersebut pertimbangan waktu dan pembiayaan yang relatif mahal. Oleh karena status komputasi dalam permodelan juga dapat diterapkan. Informasinya mengenai (1) apakah suatu model terkode atau tak terkodikasi (2) apa bahasa komputer yang akan digunakan (basic, visual basic, SCI, fortran, dan pascal serta pascal dengan borland delphinya
)(3)
kebutuhan
agar
berbagai
kemungkinan
perlengkapan komputer dan pelengkapnya . 8) Membutuhkan " Data Eksisting dan Data Surut Kebelakang" Data kondisi saat ini dibutuhkan disamping untuk menganalisa persoalan yang ada dapat juga untuk memprediksi kearah depan suatu masalah. Oleh karena itu banyaknya kebutuhan data akan memberikan gambaran bentuk, mantapnya, serta kemudahan dan ketelitian model yang ditunjukan pada saat proses verifikasi model. Mungkin juga data ytang dibutuhkan dapat bersifat umum atau khas
data
lokal
tergantung kepada
seberapa
jauh
aplikasi
pengembangan model nantinya yang akan dikehendaki. 9) Memiliki Konsep Dasar Pemakaian
PEMODELAN LINGKUNGAN
9
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Menggambarkan dasar kesulitan yang mungkin dihadapi dalam mendapatkan, menyesuaikan ataupun menerapkan suatu model. Informasinya (1) ketersediaan model dan dokumentasi penunjang dari berbagai sumber (2) pengenalan terhadap bidang-bidang kesulitan dalam menerapkan suatu model. 10)
Memiliki gambaran Output dan Prakiraan Bentuk Outputnya
Menggambarkan hasil dari suatu model sehubungan dengan macam informasinya yang bisa didapat, baik secara spasial maupun temporer serta dilengkapi format penyajian hasil itu . 11)
Memiliki keterkaitan terhadap model lainnya.
Menggambarkan hubungan suatu model lingkungan terhadap model-model analisis mutu lingkungan lainnya serta bagaimana bentuk hubungan itu. Misalnya dapat diinformasikan tentang hubungan antara model kerusakan dan model manfaat. 12)
Kebutuhan Personil Sumber Daya sesuai klasifikasi.
Menggambarkan tipe , jumlah, dan kadar pengalaman yang harus dimiliki personil dalam rangka mengetrapkan suatu model . Informasinya (1) diskripsinya posisi (insinyur, programmer, analisa sistem,
ekologis,
atau
lainnya
(2)
kadar
pendidikan
dan
kemampuannya (3) pengalaman menyangkut bidang interdisiplinya yang harus dimiliki dalam suatu tim. 13)
Kebutuhan Pembiayaan Pemodelan.
PEMODELAN LINGKUNGAN
10
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Menggambarkan pembiayaan yang terkait dengan penerapan model sejak penelusuran awal hingga penerapan dan pembahasan hasil penerapan model 14)
Memiliki tingkat Keakuratan " Ketelitian dan Kepekaan
Model" Menggambarkan
kemampuan
model
secara
utuh
dalam
mewujudkan citra suatu sistem alam yang nyata dengan berbagai proses
inti
yang
ada
padanya.
Informasinya
:
(1)
kadar
keterwakilan hubungan yang sebenarnya ada dalam sistem yang nyata,
khususnya
berkenaan
dengan
asumsi;
(2)
ketelitian
numerik, baik kemapanan maupun penyimpangan ; dan (3) kepekaan terhadap kesalahan pada input. 15)
Bagaimana " catatan lain " .
Menggambarkan beragam kenyataan mengenai suatu model, sejarah
perkembangannya,
hasil
pengamatan
terhadap
keterpakaian model itu dalam menganalisis mutu lingkungan. Informasinya : (1) keterbatasan dan syarat-syarat penggunaan suatu model; (2) kelebihan khusus serta pilihan yang ada; (3) penemu model dan prosedurnya, serta perkembangan derivatnya.
PEMODELAN LINGKUNGAN
11
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
d if in is i asumsi
m u la i
penurunan p e rs a m a a n
N
m e to d e penyelesaian
N
p e n y u s u n a n a l g o r it m a
c h e k p e rs a m a a n
c h e k m e to d e p e n y e s a ia n
N
c h e k a lg o r i tm a
Y chek p e m p r o gr am a n
p e m p ro g r am a n
m e l ih a t keabsahan model
EN D
Validasi
N
Y p r o s e s s im u la s i
Gambar 1 : Bagan Alir Proses Pemodelan Matematis Sistem Lingkungan 1.3.2
Penurunan Persamaan Model
Penurunan sistem persamaan yang menyusun model matematik sistem lingkungan dapat dilakukan sebagaimana berikut :
PEMODELAN LINGKUNGAN
12
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
-
Pemberlakuan Hukum Kekekalan
Hukum
kekekalan
yang
dapat
diberlakukan
adalah
hukum
kekkekalan masa , enerji dan momentum. Pemberlakuan hukum kekelan terhadap volume kontrol secara umum berbentuk input sama dengan output ditambah dengan akumulasi. Semua variabel yang terlibat dalam laju alir massa, enerji, dan momentum akan terikat oleh persamaan ini.
-
Pemberlakuan hukum perpindahan dan reaksi kimia,
Semua variabel yang terlibat dalam laju perpindahan
massa ,
enerji dan momentum serta kecepatan reakasi yang dirumuskan secara eksplisit diikutsertakan dalam sistem persamaan yang dihasilkan .
-
Pemberlakuan hukum kesetimbangan,
Semua variabel yang terlibat dalam hukum kesetimbangan massa , fasa dan persamaan-persamaan keadaan yang berlaku akan membentuk sistem persamaan tersendiri sebagai pelengkap.
-
Penyelesaian Sistem Persamaan.
Sebelum penyelesaian sistem persamaan yang dihasilkan dilakukan analisa derajat bebas dengan menghitung selisih antara jumlah variabel dengan jumlah yang ada . Syarat agar supaya sistem persamaan dapat diselesaikan adalah bahwa jumlah derajat harus sama dengan nol . Bila derajat bebas lebih besar dari nol , maka model tersebut belum legkap. Usaha yang harus dilakukan adalah menambah jumlah persamaan atau dengan mengurangi jumlah
PEMODELAN LINGKUNGAN
13
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
variabel yang ada . Salah satu cara untuk mengurangi jumlah variabel adalah dengan memberikan harga yang konstan pada variabel tersebut . Sebaliknya jika derajat bebas lebih kecil dari nol, maka model tersebut terlalu lengkap . Usaha yang biasa dilakukan dengan mengurangi jumlah persamaan yang ada atau dengan menambah jumlah variabel yang baru. Penyelesaian persamaan yang sederhana dapat dilakukan secara analitis, tetapi untuk persamaan yang rumit lebih baik jika dilakukan dengan metode numerik. Metode penyelesaian numerik persamaan tergantung pada jenis persamaan yang ada . Adapun jenis-jenis persamaan yang terjadi dalam model matematik sistem lingkungan adalah sebagai berikut : 1.3.2.1 Sistem Persamaan Aljabar Model matematik sistem steady (tunak) ang non distributif biasanya berbentuk sistem persamaan aljabar. Secara sistem persamaan alajabar dapat dirumuskan dalam bentuk :
F ( x )
= 0 ……………………………………………………….
(1.5) keterangan : X adalah vektor :
X
, X 2 , X ..........
..........
F adalah fungsi vektor : ( F 1 , F 2 , F 3 ..........
......
X n
..........
.....
F n
Hasil yang diharapkan dari penyelesaiaan sistem ini adalah berupa satu set akar berupa vektor X. Metode penyelesaian
tergantung kepada liniearitas dari sistem
persamaan. Jika persamaan adalah linier dapat diselesaikan antara lain dengan metode eliminasi Gauss atau metode dekomposisi Matrik . Jika persamaan adalah non linier dapat diselesaiakan antara lain dengan metode Newton Raphson pada matematika rekayasa. PEMODELAN LINGKUNGAN
14
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
1.3.2.2 Sistem Persamaan Diferensial Biasa Sistem dinamik yang non distributif biasanya memiliki persamaan bentuk persamaan sistem deferensiasi biasa. Sistem persamaan diferensial biasanya secara umum dapat ditulis dalam bentuk :
dX dt
= F ( X )
dengan syarat awal X (t 0 ) = X 0 …………..
(1.6) keterangan : X adalah vektor ………………….. ( X 1 , X 2 , X 3 ..........
..........
. X n
) F adalah fungsi vektor …………
( F 1 , F 2 , F 3 ..........
..........
... F n
)
Dan t adalah waktu . Hasil yang diharapkan dari penyelesaian sistem ini adalah satu set akar berupa vektor X harganya merupakan fungsi dari t . Metode penyelesaian yang numerik praktis antara lain dengan metode euler , Runge Kutta dan sebagainnya. 1.3.2.3 Sistem Persamaan Diferensial -Aljabar Sistem dinamik yang non distributif disertai dengan fenomena kesetimbangan fase dan kesetimbangan kimia mempunyai bentuk sistem persamaan diferensial aljabar . Bentuk sistem persamaan
PEMODELAN LINGKUNGAN
15
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
deferensial aljabar ini adalah campuran antara bentuk sistem persamaan aljabar dan sistem persamaan deferensial bersama . Bentuk umumnya adalah sebagai berikut :
dG ( X ) dt
= F ( X ) ……………………………………………
(1.7) dengan syarat awal :
H ( X )
X (t 0 )
keterangan : ( X 1 , X 2 , ..........
=0
= X 0 X adalah vektor …………………………….
.......
X n )
G adalah fungsi Vektor ………………….. (G1 , G ,.........
......
Gn )
H adalah fungsi vektor ………………….. ( H m
1
+
,.........
......
H n )
F adalah fungsi vektor…………………… ( F 1 , F 2 ..........
........
F n )
Dan t adalah waktu. Hasil yang diharapkan dari penyelesaian sistem ini adalah sama dengan hasil penyelesaian sistem persamaan diferensial biasa yaitu satu set akar berupa vektor X harganya merupakan fungsi dari t . Metode penyelesaian yang numerik praktis antara lain dengan metode semi implisit, Euler dan Rungge Kutta. 1.3.2.4 Sistem Persamaan Diferensial Parsiel Sistem dinamik yang distributif biasanya mempunyai bentuk sistem persamaan
diferensial
parsiel
.
Bentuk
sistem
persamaan
deferensial parsiel secara umum berbentuk :
PEMODELAN LINGKUNGAN
16
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
2
dU
dU d U = F (U , , ) …………………………………………. 2 dt dx dX
(1.8) dengan syarat batas :
G (U (t , C ),
dU (t , C ) dX
)
= 0 ………………………………………
(1.9) dan syarat awal
U (0, X )
= U 0 ( X ) ………………………………………………
(1.10) keterangan
:
X
( X 1 , X 2 , ..........
.......
X n )
adalah
vektor
koordinat
ruang
=
U adalah fungsi vektor …………………..… (U m
1
+
,.........
......
U n )
Hasil penyelesaian dari sistem persamaan ini adalah vektor U yang merupakan fungsi waktu t dan vektor koordinat ruang X. Metode penyelesaian numerik dari sistem persamaan differensial parsiel ini antara lain adalah dengan mentransformasikannya kedalam bentuk sistem persamaan diferensial biasa atau aljabar. Transformasi ini dapat dilakukan antara lain dengan metode kuadratik differensial atau kologasi ortogonal pada matematika rekayasa. 1.4
PENYUSUNAN ALGORITMA
Untuk menyelesaikan sistem persamaan dengan metode apapun termasuk metode matematik (statistik atau numerik) yang tersedia secara tuntas maka perlu dahulu disusun algoritma yang berupa
PEMODELAN LINGKUNGAN
17
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
urutan perhitungan /langkah demi langkah dari pemasukan data sampai penulisan hasil persamaan. Algoritma dapat dibuat dalam bentuk diagram alur atau flow chart atau bisa juga dalam bentuk pseudo-code dalam bahasa komputer. 1.5
PEMROGRAMAN KOMPUTER
Pada tahap ini algoritma penyelesaian sistem persamaan model matematis diterjemahkan dalam bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman komputer bila memang persoalan tidak dapat diselesaikan secara konvensional /manual maka dapat digunakan bahasa FORTRAN, VISUAL BASIC, SCI, PASCAL dan TURBO PASCAL dengan Kelengkapan BORLAND DELPHInya. Pemilihan bahasa disamping selera juga dipengaruhi oleh penampilan dan kecepatan prosesnya. Tujuan utama pemrograman adalah untuk membantu menghasilkan perhitungan yang teliti dan cermat serta cepat tanpa membutuhkan waktu yang relatif lama.
1.6
VALIDASI MODEL
Pada tahap ini diadakan uji coba terhadap hasil penyelesaian model apakah interpretasi hasil penyelesaiannya sudah menirukan kelakuan sistem lingkungan yang aslinya apa tidak?. Uji coba dapat dilakukan dengan perbandingan langsung menggunakan data dari sistem lingkungan
yang asli atau menggunakan " enggineering
judgment". Jika hasil uji coba belum memadai , maka urutan pekerjaan kembali pada tahap-tahap sebelum ini. Jika sebaliknya hasil uji coba telah
PEMODELAN LINGKUNGAN
18
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
memadai , maka program komputasi hasil penyelesaiaan model tersebut dapat disempurnakan untuk keperluan proses simulasi. 1.7
PROSES SIMULASI MODEL SISTEM LINGKUNGAN
Proses simulasi adalah metode memerankan model sebagai sarana dalam meirukan sistem lingkungan aslinya . Dengan simulasi maka perlakuan ekperimen terhadap sistem aslinya dapat ditirukan . Untuk menjalankan proses simulasi maka model matematik pada khususnya harus menyediakan fasilitas yang diperlukan .
BAB III MODEL KUALITAS AIR PERMUKAAN
3.1. PENDAHULUAN
Model kualitas air merupakan alat untuk memberikan masukan dalam
menentukan strategi
pengelolaan dan pemantauan
kualitas air. Suatu bahan pencemar yang dibuang ke suatu perairan akan mengalami berbagai proses tergantung dari sifat
PEMODELAN LINGKUNGAN
19
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
bahan pencemar tersebut dan factor hidraulis dari badan air penerima. Unsur pencemar dikatagorikan menjadi 4 (empat) golongan yaitu : 1. Unsur Non Konservatif 2. Unsur Konservatif 3. Unsur Panas ( Thermal ) 4. Zat Radio Aktif Unsur non konserfatif merupakan zat organic yang akan terurai secara biologis oleh mikroorganisma yang ada di dalam air. Unsur konservatif merupakan zat anorganik yang tidak terurai didalam air. Jadi apabila unsur konservatif ini dibuang ke suatu perairan, konsentrasinya tidak akan berubah ataupun berkurang dari
suatu
badan
air.
Pengurangan
unsur
yang
disebut
belakangan ini hanya dapat terjadi oleh factor pengenceran. Ditinjau dari cara pencemaran, digolongkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu : 1. Pencemaran (pembuangan) titik 2. Pencemaran (pembuangan) garis Pembuangan air limbah yang dilakukan di satu tempat tertentu, merupakan
titik
pembuangan,
disebut
Contohnya adalah pembuangan air
pencemaran
titik.
lim\bah industri yang
dibuang melalui suatu pipa ke badan air penerima, dan anak sungai yang mengalir ke suatu induk sungai. Pembuangan air limbah yang melimpah ke dalam suatu badan air sepanjang jarak tertentu disebut pencemaran garis. Contohnya adalah
PEMODELAN LINGKUNGAN
20
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
urban run off, air limbah pertanian yang tidak dilengkapi dengan saluran drainase dan air limbah erosi. Selain dari kedua jenis pencemaran tersebut di atas, terdapat juga
cara
pencemaran
kombinasi,
misalnya
kombinasi
pencemaran titik dan garis, dan kombinasi pencemaran banyak titik. Dilihat dari badan air penerima dapat dikatagorikan menjadi 4 (empat) golongan yaitu : 1.
Sungai
2.
Danau
3.
Air Tanah
4.
Pantai (Estuary)
Dari kombinasi faktor-faktor tersebut di atas
maka sekurang-
kurangnya akan terdapat 32 model kualitas air yang diperoleh dari 4 unsur pencemar x 2 cara pencemaran x 4 badan air penerima. Makalah ini hanya membahas dua badan air penerima yaitu sungai dan danau.
3.2. KONSEP NERACA MASSA PADA TITIK PEMBUANGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN
21
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Q 2C
Q 1C
2
Q 0C
1
0
GAMBAR 3.1 : KONSEP NERACA KESEIMBANGAN
Apabila suatu air sungai dengan debit Q 1 mengandung unsur pencemar sebesar C1, menerima air buangan (air limbah) dengan debit Q2 dan mengandung unsur pencemar pencemar sebanyak C2, maka konsentrasi campuran C O dari air buangan adalah :
CO =
+ Q 2 C2 Q1 + Q 2
Q1 C1
--------------------------------------- (3.1)
QO = Q1 + Q2
Apabila pada
sedikit setelah posisi buangan titik tersebut
berlaku Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 Tentang Pencemaran Air yang mengatur tentang Baku Mutu Peruntukkan badan Air Permukaan / Sungai seperti :
TABEL 3.1 : PERUNTUKKAN GOLONGAN SUNGAI No
KELAS
PEMODELAN LINGKUNGAN
PERUNTUKKAN BADAN AIR/SUNGAI
22
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
1
I
Air yang digunakan sebagai air baku air minum, pariwisata air, perikanan air tawar, penyiraman tanaman dan peruntukkan lain yang sesuai dengan mutu kebutuhannya.
2
II
Air yang digunakan perikanan air tawar, penyiraman tanaman dan peruntukkan lain yang sesuai dengan mutu kebutuhannya.
3
III
Air yang digunakan sebagai perikanan air tawar, penyiraman tanaman dan peruntukkan lain yang sesuai dengan mutu kebutuhannya.
4
IV
Air yang digunakan penyiraman tanaman dan peruntukkan lain yang sesuai dengan mutu kebutuhannya.
Sumber : Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 Tentang Pencemaran Air.
Kelas tersebut memiliki baku mutu standar ( Streamt Standart ) yang bilamana konsentrasinya terlampui setiap parameter ( baik fisika, kimia dan biologi ) dapat dikatakan kondisi perairan tercemar. Model tersebut berlaku untuk unsur pencemar yang bersifat non konservatif, konservatif pembuangan panas, maupun zat radio aktif. Permasalahannya apabila kondisi perairan dibagian hulu buangan titik ini sudah tercemari maka pengelolaannya tidak sesederhana mungkin. Jika bagian hilir yang diperhitungan ternyata kondisi tercemar maka pengelolaannya bisa dilakukan pada sumber buangan titik tersebut selama bagian hulu belum mengalami pencemaran.
Contoh Soal :
PEMODELAN LINGKUNGAN
23
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Ada sebuah sungai dimana terletak buangan titik
dari suatu
industri dengan kondisi sebagaimana berikut :
3.3. ZONA PENGADUKAN SEMPURNA
Air limbah yang dibuang ke suatu sungai (pencemaran titik) akan teraduk sempurna setelah mengalir sejauh Lm dari titik pencemaran. Jarak Lm tergantung dari cara menempatkan lokasi titik
pembuangan
ke
dalam
sungai,
yaitu
apabila
titik
pembuangan dilaksanakan di tepi sungai, modelnya adalah :
2
Lm = 2.6
U
B
H
----------------------------------
(3.2) Sedangkan untuk titik pembuangan yang dilaksanakan di tengah sungai modelnya adalah :
2
Lm = 1.3
U
B
H
----------------------------------
(3.3) Keterangan : Lm
= jarak
dari
titik
pencemaran
ke
zona
pengadukan sempurna, ft.
PEMODELAN LINGKUNGAN
24
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
U
= kecepatan air sungai r
ata-rata, fps B
= lebar air sungai rata-rata, ft
H
= dalam/tinggi air sungai rata-rata, ft
3.4. UNSUR NON KONSERVATIF
a. Pembuangan titik Unsur non konservatif yang dibuang ke dalam sungai akan terurai secara biologis menurut reaksi tingkat pertama, yaitu laju penguraian unsur tersebut berbanding lurus dengan konsentrasi pada setiap waktu. Dengan demikian persamaan neraca
masa
pada
keadaan
tunak
adalah
persamaan
diferensial linier tingkat pertama, yaitu :
I
d[ Q C
A
dx
]
= - KC…………………………………….
(3.4) Keterangan: A
= luas penampang basah sungai
Q
= debit air sungai
C
= konsentrasi
unsur
non
konservatif
(zat
organic) x
= jarak dari titik pembangan ke titik yang ditinjau ke arah hilir
K
= konstanta laju penguraian zat organic
Pada jarak x = 0, maka C = C O, dimana CO diperoleh dari persamaan (3.1). PEMODELAN LINGKUNGAN
25
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dQ
Apabila debit air konstan,
dx
= 0, maka persamaan (3.4)
menjadi : Q
dC
A
dx
= - KC
Asumsikan luas penampang basah sungai tetap, dA/dx = 0, maka :
U
dC dx
= - KC
…………………………………. (3.5)
Pemecahan persamaan (3.5) dengan kondisi C = C O adalah :
C = CO exp.
Apabila L =
x u
−
Kx u
……………………………….(3.6)
maka persamaan (3.6) menjadi :
C = CO exp. (- Kt)…………………………….. (3.7) Dimana t = waktu tempu zat organic mengalir didalam air sungai. Logaritmik dari persamaan (3.7) adalah : ln C = ln CO - Kt …………………………………(3.8) apabila ln C diplot terhadap t atau x pada kertas semi logaritmik maka akan diperoleh garis lurus dengan sudut = K untuk absis t dan sudut K/U untuk absis jarak.
PEMODELAN LINGKUNGAN
26
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
U X
C
C
O
m g /l
jarak x w a k t u te m p u h t
X
sudut
= K / U u n t u k j a ra k = K u n t u k w a k tu t em p u h
ln C
x atau t
GAMBAR 3.3 : GRAFIK PENGURANGAN CEMARAN
Unsur non konservatif akan berkurang secara eksponensial dengan laju penurunan sebesar K. b. Pencemaran Mikroba Sumber mikroba yang terdapat didalam air sungai berasal dari limpasan limbah rumah tangga, sampah dan limbah peternakan. Mikroba-mikroba utama yang banyak dijumpai pada badan-badan air adalah bakteri dan virus. Di perairan, mikroorganisme akan mati karena kondisi lingkungannya kurang sesuai. Kematian mikroorganisme dalam perairan hampir sama dengan penguraian zat organic, yaitu :
dB dt
= KB ………………………………………………..
(3.9)
PEMODELAN LINGKUNGAN
27
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Integrasikan persamaan (3.9) akan diperoleh :
ln
B
= - Kt …………………………………………
BO
(3.10) untuk bilangan dasar e, atau
B
log
= - kt …………………………………………
BO
(3.11) untuk bilangan dasar IO, dengan keterangan : BO
= jumlah mikroorganisme semula
B
= jumlah mikroorganisme pada saat t
B/BO
= bagian mikroorganisme yang hidup
(1 - B/BO)
=
bagian mikroorganisme yang mati
Laju penguraian kematian mikroorganisme K tergantung dari temperatur, pH, nutrien, sedimentasi dan absorpsi, serta kompetisi mikroorganisme itu sendiri. c. Pembuangan Garis Model dari pembuangan garis kedalam sungai adalah :
C =
CD K
(1 – e -Kx/u) =
CD K
((1 – e-Kt) ………………
(3.12) Keterangan : CD =
PEMODELAN LINGKUNGAN
W A
, dan W = beban pencemaran
28
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Notasi lainnya sama dengan notasi sebelumnya.
U X
C
C =
C D K
(1 - e
- Kx/u
)
C D K
X
GAMBAR 3.4 :BEBAN GARIS
3.5.
UNSUR KONSERVATIF
Unsur konservatif dengan konsentrasi C O tidak berkurang atau bertambah
sepanjang
aliran
sungai
selama
tidak
ada
penambahan atau pengurangan debit dan konsentrasi. Jadi unsur konservatif konsentrasinya akan berubah bila ada pembebanan baru atau pencemaran. 3.6. PENCEMARAN PANAS
Pencemaran
panas
dapat
memberikan
dampak
terhadap
kehidupan flora dan fauna yang ada dalam air.
PEMODELAN LINGKUNGAN
29
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
In p u t p a n a s = W
Q T
u
= T
O
C
p
Q
e
U
b
T
T
H
T
D
W i la y a h k e l e b i h a n p a n a s
Tb
b
ja r a k x
O GAMBAR 3.5 : INPUT PENYEBARAN PANAS
Input panas kedalam suatu badan air dinyatakan dengan : WH = P . CP . Qe . T ……………………………… (3.13) Keterangan : WH = input panas P
= berat jenis air limbah
CP
= spesifik panas dari air
Qe
= debit
T
= temperatur air limbah
Satuan WH yang tipikal adalah :
lb . l ft 3
Wh (106 Btu/hari) = P
.
0,1337
ft
Btu .Q lb . O f
MG . l (Of) Hari
3
gal
atau
PEMODELAN LINGKUNGAN
30
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
g Wh (K cal/hari) = P 3 . l cm 103
m3 . Q g . Oc Hari Cal
O . l ( c) .
Cm 3 . Kcal m3 . Cal
Pada kondisi tunak dimana tidak ada perubahan pada parameter iklim dan variable lingkungan lainnya maka persamaan dasar dari penurunan panas sepanjang aliran sungai adalah :
U
dC dx
= - kC ……………………………………… (3.14)
atau
U
dT dx
K
= - PC H (T – Tb) = - Kr (T – T b) …… (3.15) p
Keterangan : T
= temperatur air sungai rata-rata, OC
Tb
= temperatur air sungai mula-mula, OC
K
= koefisien pertukaran panas rata-rata (heat exchange coefficient), cal/cm2 . menit . OC
P
= berat jenis air, g/cm3
Cp
= spesific panas dari air, cal/g . OC
H
= kedalaman air, cm]
K r
= koefisien pertukaran (exchange coefficient), hari-1
Keterangan : K
K r = P C H p Pada jarak x = 0, maka T = T O (temperatur campuran). PEMODELAN LINGKUNGAN
31
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Substitusikan parameter-parameter ini ke persamaan (3.15) akan diperoleh :
T = (TO – Tb) exp. −
K r x
+ Tb
u
…………………………
(3.16) Harga K tergantungdari temperatur rata-rata air sungai dan kecepatan angin di atas permukaan di atas permukaan air seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini :
) C O 2 / ) T + e T (
= m T a t a r a t a R r u t a r e p m e T
35 2 o. C
30
m . W . K , t n 6 i ic e f f 0 5 c o e 0
25
g e a n h c e x a t 2 3 0 e h 5 c e a f r 2 y S 0
20 15 10
3 5
1 0 0
1 2 0
1 4 0
8 0
4 0
1 5
5
1
0
2
3
4
5
6
7
8
9
10
W in d s p e e d , U m = ( m / s )
GAMBAR 3.6 : design chart for surface heat exchange coefficient
3.7 . UNSUR RADIO AKTIF
Pengurangan zat radio aktif dalam perairan dinyatakan dengan model berikut :
-
dN dt
PEMODELAN LINGKUNGAN
= λ N ………………………………………(3.17)
32
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Integrasikan menjadi :
Ln
N N O
N N O
m= -λ t ……………………………….. (3.18)
=e
-λt
………………………………………(3.19)
untuk bilangan dasar e, dan
N N O
= 10
– 0,434 λt
…………………………… (3.20)
untuk bilangan dasar 10. Keterangan : NO
= banyaknya atom radioaktif semua, pada t=0
N
= banyaknya atom radioaktif pada saat t = t
N
= bagian atom radio aktif yang tinggal
N O
(sisa) 1-
N N O
= bagian atom
radioaktif yang
tinggal
(telah terurai) λ
= kkonstanta
laju
penguraian
atom
radioaktif konstanta laju penguraian λ biasanya dinyatakan dengan waktu paro T, yaitu waktu t dimana 50% aktivitas radioaktif telah terhenti (mati), tidak aktif dan tinggal 50%. Hubungan antara konstanta laju penguraian dan waktu paro T diperoleh dengan mensubstitusi ½ untuk N/NO dan T untuk t pada persamaan (3.19) yaitu :
PEMODELAN LINGKUNGAN
33
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
½ = e-λ T atau ln2 = λ T sehingga : λ T = 0,693 …………………………………… (3.21) Radioaktif dinyatakan dengan satuan Curie (C i), milicurie = mci = 10-3 Ci, mikrocurie = μ Ci = 10-6 Ci. Dinyatakan dengan mgd atau cfs, atau l/det. Bila konsentrasi dalam μ C i/ml, maka beban limbah radioaktif W (bila debit Q dalam mgd) adalah :
W=
μC i ml
x 10
6
gall hari
x
3,758 gall
i
x
10 3 ml l
W = 3,785 x 103 Ci/hari Bila Q dalam cfs, maka : W=
μC i ml
x
ft
3
sec
x
28,2 l ft 3
x
86400
det
hari
W = 2,436 x 103 Ci/hari
3.8.
MODEL OKSIGEN TERLARUT (DISSOLVED OKSIGEN)
Zat organic (unsur non konservatif) yang dibuang ke suatu badan air akan diuraikan oleh mikroba-mikroba menjadi unsur-unsur lain yang lebih stabil, CO2 dan H2O. Mikroba dalam menguraikan zat organic ini membutuhkan oksigen untuk proses respirasi dan oksigen ini diambil dari oksigen terlarut yang ada didalam air. Laju pemakaian oksigen terlarut oleh mikroorganisme adalah K 1, dimana besarnya K 1 tergantung dari jenis zat organiknya sendiri. Zat organic yang sulit terurai nilai K 1 kecil sedangkan zat organic yang mudah terurai nilai K 1 besar. Konstanta K 1 berkisar antara 0,08 PEMODELAN LINGKUNGAN
34
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
sampai dengan 0,30. koefisien K 1 dinamakan koefisien deoksigensi. Karena oksigen terlarut dipakai oleh mikroorganisme maka lama kelamaan oksigen terlarut dalam air sungai akan berkurang atau malahan habis sama sekali. Dalam keadaan ini maka kondisi sungai menjadi anaerobic dan septic sehingga timbul gas-gas H 2S, CH4 dan sebagainya yang berbau dan air sungai berubah warnanya menjadi kelabu sampai hitam. Secara grafis pengurangan oksigen terlarut dalam air sungai digambarkan pada grafik di bawah ini. P e n c e m a ra n organik
U
oksigen terlarut = 02
w a k t u a t a u ja r a k
R eaerasi K
2
D e f is i t oksigen D e o k s ig e n a s i K
GAMBAR
1
3.7 : FENOMENA OKSIGEN TERLARUT
Namun kedalam air sungai ini akan masuk oksigen terlarut dari udara karena adanya turbulensi dari air sungai. Selain daripada itu oksigen terlarut juga akan terbentuk dalam air sungai dengan adanya proses fotosintesa. Laju penambahan oksigen terlarut ke dalam air sungai adalah K 2 dimana besarnya K 2 tergantung dari profil sungai dan besarnya turbulensi dari air sungai itu sendiri. Koefisien K 2 dinamakan koefisien reaerasi, yang nilainya antara 0,05 untuk kolam/sungai kecil sampai dengan 0,50 untuk sungai
PEMODELAN LINGKUNGAN
35
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
besar dan turbulensinya tinggi. Koefisien reaerasi K 2 ditentukan di lapangan. Laju deoksigenasi dinyatakan dengan :
dD dt
= k1 (La – y )
…………………………………..
(3.22)
sedangkan laju reaerasi dinyatakan dengan :
dD dt
= k2 D
……………………………………………………
(3.23) Keterangan : D
= defisit oksigen, mg/l
La
= BOD ultimate campuran, mg/l
y
= banyaknya zat organic yang telah terurai, mg/l
Dengan demikian banyaknya oksigen terlarut yang ada dalam air sungai merupakan resultante dari proses deoksigenasi dan proses reaerasi, yaitu dD/dt merupakan selisih persamaan (3.22) dan (3.23).
dD dt
= K 1 (La – y) – K 2 D …………………………………… (3.24) y = La (1 – 10-Kt) ………………………………. (3.25)
Substitusi persamaan (3.25) ke persamaan (3.24) diperoleh
dD dt
PEMODELAN LINGKUNGAN
= K 1 [ La – La (1 – 10-K t ) ] - K 2D …. (3.26)
36
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Integrasi, dan selesaikan persamaan (3.26), menghasilkan
Dt =
K 1 L a
(10-Kt) + Da . 10-Kt……………….. (3.27)
K 2 − K 1
Keterangan : Dt
= defisit oksigen terlarut pada setiap titik, pada saat t hari, dalam mg/l
K 1
= konstanta deoksigenasi, hari-1
K 2
= konstanta reaerasi, hari-1
La
= BOD ultimate campuran, mg/l
Da
= defisit oksigen campuran, mg/l
K 1, K 2 dan La tergantung dari temperatur K 1(T) = K 1(20)(1,047) T-20 K 2(T) = K 2(20)(1,016) T-20 T
= nilai pada temperatur 20 O C
L T
= L20 [ 1 + 0,02 (T – 20) ]
Persamaan 3.27 adalah persamaan kurva oksigen terlarut dan dinamakan modal Streeter & Phelps. Secara grafis digambarkan pada gambar berikut (absis = waktu atau jarak, dan ordinat = defisit oksigen). P e n c e m a ra n O r g a n ik
D a
La
U
sungai
w a k t u a ta u ja r a k Da
D
D e f is i t oksigen
PEMODELAN LINGKUNGAN
tc
C
Kurva Dt S tr e e te r P h e lp s
37
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
GAMBAR 3.8 : FENOMENA OKSIGEN TERLARUT DEFISIT
Yang perlu menjadi perhaian pada kurva ini adalah waktu kritis t c dan defisit kritis DC. Waktu kritis adalah waktu dimana terjadi defisit oksigen yang maksimum = D C. Waktu kritis dinyatakan dengan :
tc =
1 K 2
K 1
−
log
K 1La −K 2Da + K 1 Da K 1 La
… K 1
K 2
(3.28) Defisit kritis
K 1
DC =
K 2
La 10-K1tc…………………………………………………………..….
(3.29) Nilai K 2 ditentukan berdasarkan pengukuran di lapangan. Beberapa rumus empiris dalam menetapkan nilai K 2 adalah : a. O’Connor, Churchill, Langbein & Durum
K 2
=
C
Un Hm
………………………………….
………………. (3.30) Keterangan : U
= kecepatan rata-rata aliran air (m/dtk)
H
= kedalaman penetrasi sinar matahari, diukur dengan Secchi Disk, m
PEMODELAN LINGKUNGAN
38
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
c, n, m = konstanta TABEL 3.2 : KONSTANTA PENCEMARAN
Peneliti O’Connor Churchill Langbein & Durum
C 1,29 5,0
m 0,5 1,0
n 1,5 5/3
3,3
1,0
4/3
b. Water Pollution Control Federation 1,4 U 0 ,8 R −2 ,1 (1 −e 30 R )
K 2 =
1 +18 B −1, 3
……………………….
(3.31) Keterangan : B
= lebar saluran, m
R
= jari-jari hidraulis, m
R
=
A keliling
basah
………………………………..
(3.32) c. US Geological Survey
K 2 =
3,3 U 0,32
R
------------------------------------- (3.33)
Notasi sama dengan model-model di atas Contoh Soal :
PEMODELAN LINGKUNGAN
39
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Diketahui sebuah sungai terdapat input buangan yang telah melalui
proses
pengolahan
dengan
metode
aerasi
dengan
gambaran sebagai berikut : BOD = 800 mg/l ; Q debit = 125 m 3/detik ; DO = 6 mg/l T = 31 0C
A BOD=20 mg/l DO = 8 mg/l T = 220C Q = 250 m 3/detik
Baku Mutu Air untuk DO > 5,0 m /l
A
Potongan A-A adalah :
30 m 50 m
Koefisien reaerasi ( φ
1
) = 1,05
Koefisien deksigenasi i ( φ
2
) = 1,02
Koefisien waktu penguraian : K 1 (20 ) = 0,23 hari
–1
untuk reaerasi;
K 2 (20 ) = 3,00 hari
–1
untuk reaerasi
Ditanyakan: 1.
Berapa BOD Maksimum yang boleh dibuang ke sungai ?
2.
Berapa efisiensi pengolahan yang seharusnya ada dan dimiliki oleh sumber buangan?;
3.
Bagaimana gambar profil pencemaran yang terjadi?. Gunakan metode Stretter Pelp untuk menyelesaikan masalah ini ?
PEMODELAN LINGKUNGAN
40
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Jawaban : 1.
Untuk parameter “ Dissolved Oksigen “ (DO) dan T “
DO
T
=
=
(8)( 250 ) + (6)(125 )
+125 )
(250
(22 )( 250 ) + (31)(125 ) ( 250
+125 )
= 7,33 mg / l = 25 0 C
Pada suhu normal T = 25 0 C , maka DO jenuh sebesar 8,38 mg/l (Metcalf Eddy, 1999) . Sehingga Da = DO defisit dapat diperhitungkan : DO defisit = 8,38 – 7,33 = 1,05 mg/l . 2.
Untuk parameter “ Biochemical Oxygen Demand /BOD “
BOD
=
(20 )( 250 ) + (800 )(125 ) (250
Menghitung
+125 ) koefisien
= 280 mg / l
K 1
dan
K2
dengan
mentransformasikan untuk suhu 25 0 C yaitu :
K 1 ( 25 0 C )
= (0,23)(1,05) 25 −20 = 0,29 hari −1
K 2 ( 25 0 C )
= (3,00 )(1,02 ) 25 −20 = 3,30 hari −1
Selanjutnya dengan menggunakan Metode Stretter Pelph dicari harga : tc dan Dc . Sesuai dengan baku mutu = Dc = 8,38 – 5,00 = 3,38 mg/l
PEMODELAN LINGKUNGAN
41
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Ini nilai DO baku mutu
t c
=
Dc
3,3 1,05 (3,3 − 0,29 ) ln 1 − ……………..(1) (3,3 − 0,29 ) 0,29 0,29 La 1
=
3,38
0,29 3,30
=
La .( e
0,29 3,30
0 , 29 .t c
−
La .( e
)
0 , 29 .t c
−
) …………………………………………..(2)
Dengan menggunakan metode pendekatan matematis “ trial and error “ untuk menyelesaikan persamaan ber “ anu dua buah “ yang belum diketahui yakni Coba 1 2 3 4 5 6 7
La (mg/l) 100 50 40 45 48 47 47,4
tc (hari) 0,770 0,727 0,703 0,716 0,723 0,721 0,722
Dc (mg/l) 7,03 3,56 2,87 3,12 3,42 3,35 3,38
La =47,4 mg/l (ultimate BOD) tc=0,722 hari (waktu mencapai Defisit)
Sesuai Dc yang diminta sehingga proses trial and error dihentikan dan harga pada baris ke tujuh yang berlaku
Sehingga dapat dihitung konsentrasi BOD campuran maksimal yang diijinkan :
y
= BODmaks = La.(1 − e− K .t )
BODmaks
1
c
= 47 ,4.(1 − e −0, 23 ..( 5) ) = 32 ,4mg / l
PEMODELAN LINGKUNGAN
42
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Sedangkan konsentrasi BOD maksimal yang harus keluar dari proses pengolahan adalah dihitung berdasarkan :
32 ,4mg / l =
C 1.(125 ) + (20 ).( 2500 ( 250
+125 )
……………sehingga
harga
C1
(konsentrasi BOD maksimal yang harus keluar ) adalah sebesar 93,2 mg/l. Pada hal sumber cemaran/industri membuang 800 mg/l maka efisiensi pengolahan adalah sebesar :
EffPengola han
=
800 − 93,2 800
x100%
= 88%
Selanjutnya untuk membuat diagram hubungan antara tc, Dt, dan BOD digunakan persamaan sebagai berikut :
K 1. La
(e− K 1t − e − K 2 t ) + Da .e− K 2 t
Dt
=
Dt
=
Dt
= 4,5667 .(e −0, 29 .t − e −3,3.t ) +1,05 .e −3,30 .t
K 2
− K 1
0,29 .( 47 ,4) (3,3 −0,29 )
(e
0 , 29 .t
−
−e
3, 30 .t
−
) +1,05 .e
3 , 30 .t
−
dengan memasukkan nilai “ t “ sembarang pada persamaan diatas sebanyak-banyak nya maka akan dapat digambarkan grafik hubungan antara Dt, t dan BOD sebagaimana gambar 3.8 diatas. Kondisi dialam diatas dalam skala laboratorium dapat dilakukan dengan mengubah skala variabel debit dan kecepatan serta morphologinya aliran dalam skala laboratorium akan tetapi dengan
PEMODELAN LINGKUNGAN
43
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
menggunakan jenis air yang sama dengan jenis air yang ada di alam (konsentrasinya tetap).
3.9.
PENCEMARAN
AIR
TERGENANG
(DANAU
DAN
RESERVOIR)
Danau merupakan badan air yang sering kali menerima buangan air limbah dari industri, domestik, maupun limbah pertanian. Ditinjau dari aspek hidraulis, aor dalam danau dapat tercampur sempurna atau berlapis (stratifield lake). Waktu tinggal hidraulis dalam danau td dinyatakan formula sebagai berikut :
td =
V Q
-------------------------- (3.34)
keterangan : V
= volume danau
Q
= debit air yang masuk kedalam danau
a. Danau tercampur sempurna Neraca masa dari suatu danau yang tercampur sempurna adalah :
dVC dt
= W (t) – QC – KVC …………………… (3.35)
keterangan : C
= konsentrasi
unsur
yang
ditinjau
dalam
danau PEMODELAN LINGKUNGAN
44
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
W
= beban pencemaran yang masuk ke dalam danau
t
= waktu
K
= koefisien laju penguraian unsur pencemar
Pencemaran (3.35) menyatakan bahwa laju penguraian (perubahan) konsentrasi C terhadap waktu t dalam suatu system adalah sama dengan banyaknya beban yang masuk dikurangi dengan masa yang keluar dan masa yang hilang oleh penguraian. K untuk unsur konservatif sama dengan nol. Persamaan (3.35), ditulis berdasarkan asumsi bahwa debit Q dan koefisien laju penguraian K konstan terhadap waktu. Apabila volume danau juga diasumsikan konstan, maka penyelesaian persamaan ini menjadi :
dVC dt
=v =v
dC dt dC dt
+C
dV dt
, dimana
dV dt
=0
Pada saat t = 0 maka C = C O, sehingga dengan demikian persamaan (3.35) menjadi :
v
dC dt
+ QC + KVC = Q(t) ………………………….
(3.36) atau v
dC dt
+ K’C = W(t) ………………………………..
(3.37)
PEMODELAN LINGKUNGAN
45
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dimana : K’ = Q + KV Input (masukan) dari persamaan (3.36) dan (3.37) adalah W(t),
outputnya
(keluaran)
adalah
C(t)
dan
sistem
parameternya konstan yaitu K, V dan Q. Penyelesaian persamaan
(3.35)
terdiri
dari
dua
bagian
yaitu
a)
penyelesaian pelengkap (implementary) dimana ruas kanan persamaan diatas sama dengan nol, dan b) penyelesaian khusus dimana W(t) mempunyai bentuk yang spesifik. Penyelesaian pertama, bila W(t) = 0, yaitu bila tidak ada input konsentrasi, maka :
dC
+
dt
K' C v
=0
dan pemecahan persamaan ini adalah :
C= CO exp. −
k' v
t
Q
= CO exp. − + K t v
1
= CO exp. − + K t ………………………. (3.38) td
Persamaan
(3.38)
menunjukkan
bahwa,
dengan
bertambahnya waktu, pengaruh dari kondisi konsentrasi awal CO akan berangsur-angsur berkurang dan hilang dari sistem. Pengurangan konsentrasi terhadap waktu pada suatu level tertentu tergantung dari dua faktor, yaitu : i) Berbanding terbalik dengan waktu tinggal dalam danau dan ii) Koefisien laju penguraian unsur pencemar Bentuk spesifik dari W(t) adalah apabila input berubah, dari satu level ke level yang lainnya tidak lagi pada konsentrasi PEMODELAN LINGKUNGAN
46
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
konstan
(atau
pembebanan
nol),
maka
persamaan
diferensialnya menjadi :
V
dC dt
+ K’C = W U(t) ………………………………..
(3.39) Keterangan : K’
= koefisien laju penguraian dari unsur pencemar yang baru
W
= pembebanan baru
Penyelesaian persamaan di atas menjadi :
CU =
W K
1 − exp − K' t ………………………….. v
(3.40) Atau
CU =
W Q + KV
Q − − + 1 exp K t V ……………….
(3.41)
=
W 1 −exp Q (1 +Ktd )
−
1 td
K t
+
………………….
…. (3.42) Indeks u menyatakan “step response” Apabila
C
adalah konsentrasi keseombangan (konsentrasi
jenuh) maka : PEMODELAN LINGKUNGAN
47
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
C=
W Q +KV
W ……………………… Q ( 1 +Ktd )
=
(3.43)
Untuk
unsur
konservatif K
=
0
sehingga
konsentrasi
keseimbangannya adalah :
C
=
W Q
………………………………………….. (3.44)
Respon total merupakan penjumlahan persamaan (3.38) sebagai kondisi awal, dan respon yang disebabkan oleh pembebanan tambahan (step load) persamaan (3.42), yaitu :
Q Q − − + K t + C O exp. 1 exp. + K t C = Q + KV V V W
…………………………………………………………………………. (3.45)
b. Danau berlapis Terjadinya
danau
berlapis
diakibatkan
oleh
perbedaan
temperatur air dibagian atas dan dibagian bawahnya. Bagian atas yang mempunyai temperatur lebih tinggi daripada dibagian bawah dinamakan zona epilimnion sedangkan dibagian bawahnya dinamakan hipolimnion.
PEMODELAN LINGKUNGAN
48
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
W
1
Q
1
E '1 2
E li m n i o n
H
1
H ip o lim n i o n
H
2
2
W
GAMBAR 3.9
2
: DANAU / KOLAM BERLAPIS
Zona epilimnion menerima beban W yang masuk dari luar dan juga aliran Q, namun kemudian tercampur dengan zona hipolimnion. Bagian bawah danau, atau lapisan bawah danau, juga menerima unsur/zat yang berasal dari bawah danau sebagai akibat dari penguraian sedimen. Persamaan neraca masa untuk epilimnion (indeks 1) dan hipolimnion (indeks 2) adalah :
V1
dC 1 dt
= W1 – QC1 + E’12 (C2 – C1) – V1K 1C1……………
(3.46) V2
dC 2 dt
= W2 + E’12 (C1 – C2) – V2K 2C2……………………
(3.47) dimana E’12 adalah koefisien pencampuran vertikal yang dinyatakan dengan :
PEMODELAN LINGKUNGAN
49
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
E’12
=
E 12 A12 Z12
………………………………………….
(3.48) dimana
E12
adalah
dispersi
vertikal.
A12
adalah
luas
permukaan antara lapisan 1 dan lapisan 2 (interfacial), dan Z12 adalah jarak vertikal dari pusat lapisan I sampai ke jarak yang sama di lapisan 2 apabila H 2 > H1, dan t yang sama. Jarak ini akan menjadi = H/2 bila H2 = H1, dimana H adalah kedalaman/tinggi air total sedangkan H1 dan H2 masingmasing adalah tingginya zona epilimnion dan hipolimnion. Penyelesaian persamaan (3.46) dan (3.47) pada keadaan tunak menghasilkan : (Q + E12’ + V1K 1) C1 + (-E12’) C2 = W1
…………………….
(3.49) (-E12’) C1 + (E12’ + V2K 2) C2 = W2 …………….…… (3.50) atau dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai berikut :
PEMODELAN LINGKUNGAN
50
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
a a C W = a a C W 1 1 1 1 21
………………………………… (3.51)
22 21 2
Keterangan : a11
= Q + E’12 + V1K 1
a12
= -E’12
a21
= -E’12
a22
= E’12 + V2K 2
Dengan demikian konsentrasi unsur pencemar di zona epilimnion dan hipolimnion masing-masing adalah :
C1 =
+ β W2 ) / Q ……………………… 1 + ( 1 −β ) E' 12 /Q + V1 K 1 /Q (
W1
(3.52)
PEMODELAN LINGKUNGAN
51
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
12
W
2 C2 = β C 1 + E ' …………………………………….
(3.53)
Keterangan :
β =
E '12 x E '12
+V 2 K 2
………………………………………..
(3.54)
Contoh Soal:
Jika suatu danau , kemasukkan beban limbah sebesar (W 1) sebesar 1000 lb/day dan pada danau itu pula terdapat masukkan debit dari sungai sekitarnya sebesar Q = 40 cfs dan beban sedimen sebesar W 2 = 100 lb/day . Bila luas permukaan danau adalah sebesar A = 1x 106 ft2 dan besarnya koefisien vertikal dispersion (E) sebesar 0,1 m2/sec dengan laju penguraian kandungan cemaran organik k = k 1 – k 2 = 0,2 hari-1 . Ditanyakan konsentrasi lapisan (1) dan lapisan (2) atau nilai C1 dan C2 .
Jawab :
PEMODELAN LINGKUNGAN
W1 = 1000 lb/day
52
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
H1 =4 ft
Q=40cfs
E
1 2
H2 = 6ft
W2 = 100 lb/day
Luas danau = A = 1 x 10 6 ft2
; Koefisien Vertikal Dispersi =(E12 = 0,1
cm2/sec Koefisien laju penguraian k = k1 = k2 = 0,2/hari Dari data yang diketahui H 1 ≅ H2 maka Z12’ = (H1 +H2 )/ 2
Z12’ = (4+6 )/ 2 = 5 ft bila 1 ft = 30,48 cm, maka
ft 2 x1 x106 ft 2 x (0,1) 2 2 sec 30,48 cm = = 21,52 ft 3 / sec 2
cm
'
E
=
EA '
Z 12
5 ft
Kemudian dilakukan pencarian volume lapisan epilimniom dan hipoliminiom sebagai mana berikut :
V 1
= AH 1 = (1 x10 6 ) ft 2 . x4 ft = 4.10 6 ft 3
V 2
= AH 2 = (1 x10 6 ) ft 2 . x6 ft = 6.10 6 ft 3
Mencari harga β dengan menggunakan rumus :
β =
E 12 ' 12
E
+ V 2 k 2
21,52
=
3
21,52
ft
sec
PEMODELAN LINGKUNGAN
+
ft 3
sec (6 x10 6 ) ft 3 .0, 2
= 0,6077 ≅ 0,608
86400 sec
53
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Mencari konsentrasi lapisan permukaan (1) dan (2)
C 1
=
(W 1 + β W 2 ) / Q (1 + (1 − β ) E '12 / Q + V 1k 1 / Q
(1000 C 1
=
lb day
+ 0,608 x100
1 + (1 − 0,607 )(
21,5 40
lb day
) /(40 cfsx 5,4)
) + ( 4 x10 x0,2) /( 86400 x40 )
= 3,41mg / l
6
dimana 1 mg/l = 5,4 lb/hari .
C 2 = β (C 1 +
W 2 E '12
) = 0,607(3,41 +
1000 21,5(5,4)
= 2,59 mg / l
Soal Lainnya :
Jika terdapat danau yang terletak seri pada suatu ekosistem aliran sebagaimana digambarkan pada diagram berikut : K=0
47 ug/l
270 ug/l
PEMODELAN LINGKUNGAN
54
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
td =99,1 th
td=22,6 th 1
2
51,900 cfs
175,400 cfs
Berapa lama waktu yang dibutuhkan di waduk/danau 1 dan 2 bila dikendaki konsentrasi dari masing-masing waduk tinggal 0,5 dari nilai maksimum pada saat pencemaran dihentikan ? Jawab :
Zat pencemar adalah konservatif maka nilai K = 0 sehingga pada Waduk (1) terdapat kondisi :
WADUK (1)
t d
=
V 1
= 99,1th
Q2
dan
α 1
=
Q12 V 1
+ K 1 =
1 t d
+0 =
1 99,1
+ 0 = 0,01009 / th
Konsentrasi maksimum di Waduk 1 adalah C10 = 270 ug/l sehingga :
C 1
= C 10 e−
α 1
t
mengingat sisa konsentrasi waduk yang diinginkan adalah C 1
= 270/2 =135 ug/l. Selanjutnya dicari nilai t dengan menggunakan rumus berikut :
C 1 C 10
= e−
α 1 .t
hingga
135 270
= e −0, 01009 .t
sehingga nilai t dapat dicari dengan 0,5 = exp( −0,01009 .t ) t untuk waduk (1) = 68,9 th
PEMODELAN LINGKUNGAN
55
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
WADUK (2)
α 2
α 12
=
=
1 t d 2
=
Q12 V 2
1 22,6
=
= 0,04425 / th
Q12 Q23 .t d 2
=
Q12 / Q23 t d 2
=
51,900 / 175,400 22,6
= 0,01309 / th
Sehingga nilai C2 dapat dicari.
C2 = C21 +C22
C 2
exp ( − α 1t ) exp ( − α 2t ) = α 12 .C 10 + + C 20 .e − (α 2 − α 1 ) (α 1 − α 2 )
C 2
= 0,01309
α 2
.270
t
exp( −0,01009 t ) exp( 0,04425 t ) (0,04425 − 0,01009 ) + (0,01009 − 0,04425 ) + 47 . exp( −0,04425
Dengan menggunakan hubungan C 2 dan t dan cara trial and error maka diperoleh : C2 maksimum =62 ug/l pada t = 26 tahun sehingga : C2 = 62/2 = 31 ug/l pada t = 120 tahun.
Bila digambarkan dalam sketsa gambar tanpa skala sebagaimana berikut :
C2 = 62 ug/l Washout dari waduk (1)
47 ug/l
C21
C2 =31 ug/l
PEMODELAN LINGKUNGAN
56
.t )
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
C22
26 tahun
120 tahun
Washout dari waduk 2
BAB IV PENCEMARAN TANAH DAN AIR TANAH 4.1
UMUM
Eksploatasi sumber alam secara besar-besaran dan limbah dalam kehidupan modern dapat menimbulkan dampak tercemar nya air tanah . Faktor -faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pencemar air tanah antara lain intrusi/resapan air garam, residu pupuk tanah pertanian, limbah septic tank, fermentasi mayat di pemakaman, buangan limbah lindi dari lokasi tempat pembuangan akhir, eksploatasi pertambangan , radioaktif dan sebagainya. PEMODELAN LINGKUNGAN
57
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Penyebab pencemar tersebut akan bergerak bersama-bersama dengan arah aliran air tanah dan bila kedua zat cair tersebut bertemu pada titik temunya akan terlihat batas yang tegas dan akan terbentuk pula daerah transisi dimana sifat kedua zat cair akan berubah . Perubahan zat cair disebabkan karena fenomena difusi molekuler dan permeabilitas pada media berpori ( media porous). Faktor yang berpengaruh pada terjadinya pencemar air tanah adalah arah penyebaran dan aliran air tanah. 4.2
KOMPONEN TANAH
Tanah sebagai sistim tersusun atas oleh tiga fase yaitu fase padat, fase cair dan fase gas ( Tan, 1982)
Fase padat merupakan
campuran mineral dan bahan organik yang membentuk jaringan atau struktur tanah . Dalam struktur
ini terdapat pori yang
ditempati bersama oleh fase cairan dan gas . Dari segi komponen, tanah terdiri atas lima komponen yaitu mineral, air, udara , materi organik dan organisme ( Luthin, 1970) . Dua yang utama adalah materi mineral ( inorganik) dan materi organik
yang dapat
dikelompokkan kedalamnya. Untuk selanjutnya pembahasan akan difokuskan pada ked` a komponen diatas .
4.2.1 KOMPONEN CAIR
Air tanah mengisi ruang ( pori)
tanah ataupun menempel pada
partikel tanah bila tanah tersebut dalam kondisi hanya lembab ( moist ) saja. Air tanah secara alami juga tidak murni ( pure) . Air tanah ini mengandung paling tidak sedikit gas dan padatan yang terlarut. Komposisi dari larutan tanah atau air tanah tergantung PEMODELAN LINGKUNGAN
58
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dari beberapa faktor seperti misalnya komposisi semula dari air itu sendiri sebelum sampai atau menjadi air tanah , tekanan parsial dari gas-gas yang terlarut , jenis mineral tanah dimana air tersebut telah atau sedang berada., pH dan potensial oksidasi dari air atau larutan tanah tersebut. Sebagai Pencemar
medium
untuk
bergeraknya
zat-zat
misalnya
zat
yang terlarut , fungsi air tanah ini sangat penting.
Raeaksi-reaksi antara zat pencemar dengan partikel tanah pada umumnya adalah reaksi antara zat dalam bentuk terlarut dalam air tanah
( solil solution) dengan partikel tanah. Sebaliknya tanah-
tanah yang telah tercemar akan melepaskan zat pencemarnya , melalui mekanisme desorpsi ataupun pelarutan kedalam air tanah tersebut yang selanjutnya akan bergerak bersama air tanahnya. Kondisi dinamis selalu terjadi antara zat atau kation yang terdapat dalam fase cair dengan yang terdapat dalam fase padat yakni massa tanah tersebut ( solid matrix) . Dalam hal ini jelas bahwa luas kontak antara partikel tanah dengan air merupakan faktor yang penting dalam reaksi zat terlarut denga tanah selain karakter dari zat pencemar tersebut.
Makin luas bidang kontak , akan
semakin intensif reaksi yang terjadi. Dengan demikian kadar atau konsentrasi zat atau ion-ion dalam air tanah akan selalu berubahubah tergantung lingkungannya
.Dalam
kondisi
tidak
jenuh
pergerakan massa air masih terjadi , walaupun tidak selancar pergerakan dalam kondisi jenuh. Pergerakan dalam kondisi tak jenuh ini umumnya adalah gerakan vertikal. Pada kondisi jenuh , air tanah mengisi penuh ruang atau pori antara butir tanah. Kondisi jenuh ini umumnya masih diisertai juga dengan adanya gelembung udara atau gas-gas
PEMODELAN LINGKUNGAN
lain. Selain itu,
59
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
didalam air juga terdapat gas-gas yang terlarut seperti misalnya oksigen, karbondioksida dan sulfida. Air ini dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya beberapa gaya yang bekerja padanya seperti gaya adhesi, kohesi dan gravitasi. Berdasrkan gaya-gaya tersebut diatas maka air didalam tanah dapat dibedakan menjadi : 1. Air higroskopis
Air yang diserap tanah dengan sangat kuat oleh gaya-gaya permukaan yang sangat kuat , seperti misalnya gaya adhesi antara partikel tanah dengan air dan gaya kohesi. Air yang terkat oleh gaya adhesi ini praktis atidak bergerak dan tidak bisa digunakan oleh tanaman. 2. Air Kapiler
Air kapiler adalah air yang terikat oleh gaya kohesi yatu gaya tarik antar molekul-molekul air yang terdapat dalam bentuk vcair berupa lapisan tipis air disekeliling partikel tanah dalam pori mikro. Air dalam kondisi ini dapat bergerak dan diserap oleh air . Reaksi antara zat pencemar dengantanah atau sebaliknya dapat terjadi secara intensif dalam air kehesi ini. 3. Air Gravitasi
Air gravitasi adalah air yang terdapat dalam pori makro dan bergerak bebas melalui pori-pori dalam responnya terhadap gravitasi . Air gravitasi ini dapat mengalir dengan bebas dan berperan penting dalam transportasi zat pencemar dalam tanah. 4.2.2 KOMPONEN PADAT
PEMODELAN LINGKUNGAN
60
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Ditinjau
dari
komponen
yang
membentuk padatan ,
tanah
terbentuk dari dua komponen yakni komponen anorganik dan komponen organik.
Komposisi dari kedua komponen tersebut
sangat bervariasi . Dari segi profil , dapat dikatakan bahwa lapisan atas top soil umumnya mempunyai komponen organik yang lebih banyak dibandingkan lapisan dibawahnya . Tanah dengan vegetasi penutup yang lebat juga mempunyai komponen organik yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan tanah yang tidak ditumbuhi
tanaman. Tanah hutan misalnya akan mempunyai lapisan humus (zat organik)
yang lebih banyak dibandingkan dengan tanah
gersang. Konsep yang membagi tanah sesuai dengan posisi vertikal /kedalaman dan tipikal kandungan zat organik atau tingkat pelapukannya sering digunakan dengan sebutan horizon tanah . Horizon tanah dapat digambarkan sebagai berikut : Horizon O Horizon A ( A1, A2…..An ) Horizon B ( B1, B2…..Bn ) Horizon C Bed Rock Gambar -1
: Horizon Tanah ( Suprihanto, 1994)
Keterangan :
Horizon O = merupakan tanah yang mengandung zat organik yang diantaranya belum terurai atau terdegradasi. Horizon ini biasanya dibuang.
Horizon A = merupakan tanah yang banyak mengandung zat organik yang telah terurai atau tidak dalam bentuk aslinya lagi . Biasanya mencapai berbagai lapisan-lapisan.
PEMODELAN LINGKUNGAN
61
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Horizon B
=
mengalami
merupakan
pelapukan
bagian
secara
tanah
sempurna
meng mengan andu dung ng unsu unsurr -uns -unsur ur dari dari luar luar
yang
belum
tetapi
telah
misa misaln lnya ya zat zat orga organi nik. k.
Bias Biasan anya ya bata batas s A dan dan B tida tidak k jela jelas s yang yang terb terbag agii atas atas dasa dasarr visualisasi warna misalnya.
Hori Horizo zon n C
=
tana tanah h asli asli yan yang g belu belum m melap melapuk uk ata atau u sedi sediki kitt
melapuk Selain padatan didalam tanah juga terdapat udara atau gas yang mengisi poriatau ruang antar padatan . Ruang pori tersebut juga mungkin terisi oleh air.
a. Komponen Anorganik
Komp Kompon onen en anor anorga gani nik k tana tanah h terd terdir irii atas atas frag fragme men n batu batuan an dan dan mineral dalam berbagai ukuran dan komposisi. Komposisi utama dari dari frag fragme men n batu batuan an umum umumny nya a terd terdiri iri atas atas mine mineral ral sili silika ka dan dan oksi oksida da.. Deng Dengan an ukur ukuran an yang yang berb berbed eda a , ukur ukuran an ters terseb ebut ut dapa dapatt digolo digolongk ngkan an menjadi menjadi menjad menjadii 3 kerlom kerlompok pok utama utama
yakni yakni fraksi fraksi
pasira pasiran n ( fraksi fraksi kasar kasar)) , fraksi fraksi sanga sangatt halus ( debu dan silt) silt) dan fraksi lempung ( liat ). Mineral silikat yang merupakan mineral utama dari kulit bumi dapat dig digolon longkan gkan
ber beradas adasrrkan kan
susu usunan
tetra etrahe hedr dra a
SiO SiO 4
dalam
strukturnya menjadi enam tipe yaitu ( Tan,1992) :
Inosilikat,
Nesosilikat,
Filosilikat,
Sorosilikat,
PEMODELAN LINGKUNGAN
62
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Siklosilikat,
Tektosilikat.
Fraksi pasir dan silt (debu) umumnya merupakan siklo, inomeso , sero atau tektosilikat. Fraksi inilah yang menyusun kerangka atau struktur tanah . Sedangkan bagian yang terhalus yaitu lempung umum umumny nya a dido didomi mina nasi si oleh oleh filo filosi sili likat kat.. Filos Filosil ilik ikat at ini ini meru merupa paka kan n mine mineral ral lemp lempun ung g deng dengan an stru strukt ktur ur lemb lembar aran an tetr tetrah ahed edra ra Si204 . Minera Mineral-m l-mine ineral ral terseb tersebut ut diatas diatas dengan dengan strukt struktur ur mineral mineral silika silikatt mempunyai ikatan yang kuat dibandingkan dengan struktur yang lain . Hal ini bisa dilihat dari energi pembentukannya yang relatif besa besarr yait yaitu u anta antara ra 3110 3110 - 3140 3140 kg kal/ kal/mo mol, l, bila bila diba diband ndin ingk gkan an misalnya misalnya dengan dengan mineral yang yang berbentuk berbentuk jaringan dengan dengan energi pemben pembentu tukan kannya nya yang yang hanya hanya sekita sekitarr 1800 1800 kg kal/mo kal/moll . Minera Minerall dengan
kation
K +
atau
Na+
bah bahkan kan
memp mempun unya yaii
ener energi gi
pembentukan yang lebih rendah lagi yaitu sekitar 300 kg kal / mol. Selain terbent terbentuk uk dari mineral mineral silikat silikat diatas diatas , fraksi lempung lempung juga dapat terbentuk terbentuk oleh oksida oksida
hidrous hidrous besi dan alumunium alumunium serta
kation lain yang termasuk dalam struktur mineralnya seperti Ca+ , Mg2+ dan K + .Fraks .Fraksii ini tidak tidak termas termasuk uk dalam dalam filosi filosilik likat at , tetapi tetapi merupakan oksida besi dan alumunium yang mengandung air yang bearasosiasi dengannya . Fraksi Fraksi lempun lempung g mempun mempunyai yai peran peran dalam dalam menunj menunjang ang terjad terjadiny inya a proses proses antara antara kompon komponen en tanah tanah dengan dengan dise diseba babk bkan an
lemp lempun ung g
merm mermpu puny nyai ai
zat pencem pencemar ar . Hal ini
perm permuk ukaa aan n
yang yang
berb berbed eda a
dibandingkan dengan mineral atau butir mineral dari fraksi yang lebi lebih h besa besarr . Lemp Lempun ung g yang yang umum umumny nya a terb terben entu tuk k oleh oleh kris krista tall mineral mineral , mengandung mengandung anion anion oksigen oksigen dan hidroks hidroksil il
yang terikat terikat
dengan dengan kation kation alumunium alumunium dan silikon. silikon. Dengan demikian demikian pada sisi-
PEMODELAN LINGKUNGAN
63
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
sisi sisi
dari dari kristal kristal tersebut tersebut , ikatan ikatan yang terbuk terbuka a dari anion anion atau
kation kation terseb tersebut ut memben membentuk tuk permuk permukaaa aaan n yang yang mungki mungkin n reaktif reaktif.. Oleh karena sifatnya yang penting dalam dalam proses atau reaksi antara zat pencemar dengan tanah , maka lempung akan dibahas lebih lanjut. Selain itu, ion logam atau kation yang membentuk inti kristal dari dari mine minera rall ters terseb ebut ut juga juga akan akan mene menent ntuk ukan an kara karakt kter er atau atau reaktifitas dari mineral . Hal ini disebabkan karena adanya proses subtitusi kation yang dinamakan proses subtitusi isomorfik yatitu proses subtitusi kation kation dengan kation kation lain tanpa tanpa merubah susunan susunan kristalnya sering terjadi.
a.
Lempung Lemp ung dan da n Struktur Stru kturnya nya .
Lempung terutama terdiri dari kristal alumunium atau magnesium silikat dengan struktur struktur lembar tetrahedra silikat , T, yang mengapit mengapit atau saling saling bersusun bersusunan an dengan dengan lembar lembar okatahedra okatahedrall O
misalnya misalnya
lapisan gipsite gipsite untuk alumunium . Lapisan Tetrahedral Tetrahedral merupakan susunan ataom silikon yang masing-masing dikelilingi oleh 4 atom oksigen tetrahedral ( Lihat Gambar 2 ) .
O2
Si
O2 O2 O2 Gambar-2 : Diagram Lapisan Tetrahedral Tetrahedral
PEMODELAN LINGKUNGAN
64
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Sementara lapisan oktahedral
ini terdiri dari 2 lembar
terbentuk dari ataom oksigen
yang
atau hidroksil dalam susunan
hexagonal dengan atom alumunium atau magnesium pada lokasi oktahedral atau bidang diagonalnya .
O2
O2
O2 O2
O2
O2
O2
Gambar -3 : Diagram Lapisan Oktahedral
Lembar lembar ini saling melekat membentuk lapisan yang terbentuk dari dua lembar atau tiga lembar (T-O atau T - O - T ) dimana atom ataom oksigen
menjadi pengikat antara masing-
masing struktur kristal dan digunakan bersama antara dua kristal . Atom oksigen dalam lembar O yang bebas artinya tidak digunakan oleh dua atau lebih sisi kristal akan menjadi grup hidroksil yang akan berperan penting dalam penentuan sifat-sifat elektrokimia lempung. Beberapa kelompok yang penting dari lempung tersebut antara lain dari kelompok kaolinite, montmorilonit, ilite dan klorit. Selain susunan lapis terdapat pula lempung dengan susunan campuran
PEMODELAN LINGKUNGAN
65
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
yang membentuk struktur lapis campuran seperti jaringan (fibrous) ( Grimm, 1969).
Kelompok Kaolinite
Lempung dari kelompok kaolinite mempunyai lembar dua lapis yang masing-masing lapis terdiri dari atas lembar T dan O yakni T O atau O - T . Beberapa contoh dari mineral kelompok ini adalah kaolinit dan halosit. Mineral kaolinite adalah alumino silikat terhidrasi dengan komposisi kimia umum 2SiO2.Al2O3.2H2O persel unit , sementara
haloisit
mempunyai komposisi kimia yang hampir sama dengan kaolinit yaitu
Al2O3.
2SiO2.4H2O.
Perbedaannya
hanya
terletak
pada
susunanlapisan yang kurang teratur dan kehadiran dua atau lebih lapis molekul air dalam ruang antar lapisan ( Tan, 1992) . Ditinjau dari pembentukannya , diduga haloisit merupakan precursor ( suatu pengaktif ) dari kaolinit karena pembentukannya kaolinit mengikuti suatau tahapan sebagai berikut : Batuan beku
montmorilonit
haloisit
metahaloisit
Kaonlinit
Lempung dari kelompok kaolinit ini mempunyai sifat mengembang atau mengerut yang kecil dan sulit dihancurkan (stabil). disebabkan oleh kekokohan
ikatan struktural
Hal ini
dari mineralnya .
Selain itu lempung kelompok ini mempunyai luas permukaan spesifik yang sempit sekitar 7 sampai dengan 30 m 2/gram dan kapasitas tukar kation ( KTK)
yang sangat rendah dan dapat
berubah dengan pH . Nilai KTK ini biasanya berkisar antara 1 sampai dengan 10 mev/100 gram lempung.
PEMODELAN LINGKUNGAN
66
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Kelompok kaolinite juga meempunyai sifat subtitusi isomorfik yang rendah . Subtitusi isomorfik artinya subtitusi atom dalam struktur kristal oleh atom lain tanpa merubah struktur kristal tersebut. Kondisi ini mendukung sifat kestabilan struktur mineral.
Kelompok Montmorilonit
Kelompok montmorilonit atau kadang kadang disebut sebagai kelompok ssmektit mempunyai struktur 3 lembar T-O-T . Kelompok montmorilonit ini mempunyai rumus umum yang sering dinyatakan sebagai Al2O3. 4SiO2.H2O + x H2O, walaupun komposisinya sangat beragam. Salah satu jenis lempung dari kelompok ini adalah yang dikenal dengan nama komersiel bentonit. Bentonit ini mempunyai atom-atom Mg dan ion-ion feri pada lembar oktahedralnya. Mineral-mineral
dalam
lempung
kelompok
montmorilonit
mempunyai ukuran butiran yang sangat halus . Luas area permukaan spesifiknyanadalh sebesar 700 s/d 800 m 2/g. Karena luasnya permukaan spesifik ini dan lemahnya ikatan antara lembar penyusunnya, menyebabkan lempung ini bila berkontak dengan air akan
mengembang.
Pengembangan
ini
disebabkan
oleh
penyerapan air dalam ruang antar lembar tersebut ( misel) dan dilaporkan hingga mencapai dua kali volume asalnya . Bila lempung tersebut mengering maka akan terjadi penyusutan dan pengerasan. Sifat penting lain dari lempung kelompok ini adalah kemampuan untuk menukar kation (KTK) yang cukup besar . Nilai KTK sebesar 70 s/d 100 mev/100g lempung dilaporkan sebagai nilai tipikal untuk montmorilonit.
Lempung
ini
juga
mempunyai
kapasitas
subtitusiisomorfik yang cukup baik.
PEMODELAN LINGKUNGAN
67
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Kelompok Illit
Kelompok illit merupakan kelompok lempung dengan struktur mineral lapis yang terdriri 3 lembar untuk setiap lapisnya seperti kelompok montmorilonit (T - O - T ) tetapi tidak mengembang. Lempung
kelompok
ini
adalah
tipe
mineral
lempung
yang
mengandung mika yang terbentuk secara sekunder. Mineral ini juga mengandung unsur Kalium (K) , dengan kadar yang umum variasinya antara 7 s/d 8 %. Kehadiran unsur K ini dalam struktur antar lapisnya menyebabkan lempung kelompok ini mempunyai ikatan antar
lembarnya
menjadi
kuat.
Kuatnya
ikatan ini
menyebabkan kelompok ini tidak mengembang bila terkena air. Kapasitas tukar kation (KTK) dari lempung kelompok ini berkisar antara 30 mev/100g lempung . Walaupun strukturnya leih dekat kedalam kelompok montmorilonit, tetapi sifat-sifat fisiknya
lebih
condong ke kaolinit. Contoh dari lempung kelompok illit ini adalah mineral muskovit Kelompok Chlorit
Kelompok chlorit mempunyai struktur lapisan yang berbentuk dari tiga lembar ( T - O - T ), tetapi lapisan tengah terdiri dari lembar O ( brucit, Mg(OH)2) . Mineral ini
komposisinya beragam tetapi
komposisi umumnya dilaporkan sebagai berikut (Tan, 1992) : ( Mg, Fe, Al )
6
(Si,Al )4 O10 (OH)8
Selain itu dapat pula terjadai bahwa beberap Al(III) menggantikan silikon dalam suatu proses subtitusi isomorfik . Sementara itu Mg pada posisi oktahedra (O) pun dapat disubtitusi oleh Al atau Fe.
PEMODELAN LINGKUNGAN
68
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Umumnya
lempung
dari
kelompok
ini
mempunyai
sifat
mengembang yang kecil. Lempung kelompok ini juga mempunyai KTK yang rendah. Keberadaan lempung ini dialam boleh dikatakan dalam frekuensi yang jarang.
4.3
FENOMENA ALIRAN PENCEMAR TANAH
4.3.1 Fenomena Transport Dan Dispersi Massa Zat Terlarut
Dalam mempelajari kontaminasi dahulu
dipahami
teori
dasar
air tanah , maka perlu terlebih pergerakan
zat
terlarut
yang
terkandung didalam air tanah. Secara umum pergerakan pencemar didalam air tanah akan dipengaruhi oleh pearmibilitas ,porositas dan tekanan piezometrik. Sedangkan mekanisme penyebaran pencemar didalam air tanah akan mengalami beberapa proses yaitu proses konveksi, proses difusi , proses dispersi dan proses kimiawi. Pada proses perpindahan atau pergerakan zat-zat ( Pencemar)
ini melalui media berpori adalah rumit.
terlarut Secara
matematis proses perpindahan atau pergerakan Pencemar dalam air tanah tetap dapat dirumuskan , namun dalam beberapa hal dibutuhkan
data
lapangan yang relatif
cukup
untuk
dapat
menerapkan persamaan -persamaan teori tersebut.
PEMODELAN LINGKUNGAN
69
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Ada dua proses dasar yang bekerja terhadap transport (konveksi) dan
dispersi
zat terlarut
dalam
air
tanah
(
Fetter,
1988)
sebagaimana terurai sebelumnya :
1.
Proses Konveksi adalah proses dimana pencemar terlarut
didalam air tanah mempunyai kecepatan dan arah pergerakan yang sama dengan aliran air tanah . Konveksi ini bergantung pada kecepatan aliran dimana kecepatan aliran dipengaruhi oleh aliran piezometris , pearmibilitas ( konduktivitas hidrolik) dan porositas dalam air tanah. Proses ini terdiri atas proses :
a.
Proses Difusi adalah proses spesies-spesies ionik dan
molekuler yang terurai dalam air berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi konsentrasi
(aktifitas kimia ) ke daerah dengan
rendah.
Proses
diffusi
pencampuran antara pencemar dengan
adalah
proses
air tanah secara
molekuler . Proses ini disebabkan oleh adanya perbedaan konsentrasi
antara
dua
konsentrasi berbeda.
cairan
yang
yang
memiliki
Proses melalui air dapat dijelaskan
dengan hukum Fick I
yang menjelaskan fluk suatu zat
terlarut pada kondisi mantap (Fetter, 1988) : F = −d .
dC dx
…………………………………………….(4.1)
Keterangan : F
= fluks massa zat terlarut persatuan luas persatuan
waktu, d
= Koefisien difusi ( luas / waktu)
C dC/dx
= Konsentrasi zat terlarut ( massa / volume) = gradien konsentrasi ( massa/volume/ jarak)
PEMODELAN LINGKUNGAN
70
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Tanda
negatif mengindikasikan bahwa perpindahan zat
terlarut adalah dari daerah konsentrasi tinggi kedaerah konsentrasi rendah . Untuk Kation dan anion utama dalam air harga berkisar dari 1 x 10 -9 sampai 2 x 10 -9 m2/detik. Bagi sistem-sistem dimana konsentrasi bisa berubah terhadap waktu maka Hukum Fick II bisa diterapkan ( Fetter, 1988) :
dC dt
= d .
d 2 C dx 2
…………………………………………. (4.2)
Keterangan : dC / dt = perubahan konsentrasi terhadap waktu d
= Koefisien difusi ( luas / waktu)
Kedua hukum Fick diatas hanya berlaku untuk situasi berdimensi tunggal . Oleh karena itu memperhitungkan 3 dimensi maka dibutuhkan persamaan yang lebih umum . Dalam media berpori, difusi tidak secepat difusi didalam air permukaan karena ion-ion harus menempuh jalur yang lebih panjang
ketika
lewat
disekitar
butir-butir
mineral
.
Disamping itu difusi berlangsung hanya melalui lubang -lubang
pori
karena
butir-butir
mineral
akan
sangat
menghambat atau menutup jalur. Untuk memperhitungkan ini harus dipakai suatu koefisien difusi effektif ( d* ) yang dapat dihitung : d *
= w.d ……………………………………………..…(4.3)
w adalah koefisien empiris yang ditentukan berdasarkan eksperimen
di laboratorium . Untuk zat-zat yang tidak
teradsorpsi pada permukaan mineral , nilai w berkisar dari 0,01 sampai 0,5. Jika zat terlarut diserap kepermukaan
PEMODELAN LINGKUNGAN
71
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
mineral yang merupakan medium berpori , maka laju difusi bersih jelas lebih kecil dari pada laju difusi untuk zat-zat yang tidak teradsorpsi. Zat terlarut
bisa bergerak melalui suatu medium berpori
dengan cara difus, bahkan walaupun air tanah tidak mengalir . Jadi walaupun gradien hidrolik sama dengan nol , suatu zat terlarut masih dapat mengalir atau berpindah . Dalam batuan dan tanah yang pearmibilitasnya sangat rendah , air mungkin akan mengalir walaupun lambat . Pada kondisi ini , difusi bisa menyebabkan zat terlarut berpindah lebih cepat dari pada air tanah . Pada kondisi
yang
demikian difusi lebih penting dari pada proses adveksi. b.
Proses Adveksi adalah proses air tanah yang mengalir dan
mengangkut zat terlarut.. Kecepatan aliran air tanah dapat ditentukan dari hukum Darcy ( Fetter, 1988) :
V x
=
k dh θ
dl
…………………………………………………….
(4.4)
Keterangan : Vx
= Keepatan linier rata-rata ( kecepatan pori )
cm/detik,, k
= Konduktifitas hidrolik ( cm/detik) θ
= Porositas effektif
dh/dl = gradien hidrolik Bahan Pencemar yang mengalami adveksi berpindah dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan rata-rata linier air tanah.
PEMODELAN LINGKUNGAN
72
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
2.
Proses Dipersi
adalah zat Pencemar dalam perpindahannya
mengalami proses penyebaran. Proses dispersi adalah proses penyebaran pencemar akibat adanya gradien kecepatan dalam pori-pori
tanah
.
Dispersi
ini
dapat
terjadi
dalam
arah
longitudinal dan dispersi dalam arah transversal. Proses ini untuk
mengencerkan
zat
terlarut
serta
memperkecil
konsentrasinya . Pengenceran Pencemar yang yang terjadi akibat
tercampurnya
fluida /zat terlarut
terkontaminasi
dengan yang tidak . Pencampuran yang terjadi sepanjang disepanjang jalur lintas fluida tersebut dinamakan dispersi longitudinal, sedang dispersi yang terjadi pada arah normal ( tegak lurus ) terhadap lintas fluida disebut dispersi lateral. Ada 3 faktor terjadinya dispersi longitudinal : -
Bila fluida bergerak melalui pori yang mana alirannya lebih cepat pada lubang pori dibandingkan melalui tepi pori,
-
Sebagian fluida itu akan berpindah melalui lintasan yang lebih panjang,
-
Fluida yang berpindah melalui lubang-lubang pori yang besar akan bergerak lebih cepat dari pada fluida yang bergerak melalui pori-poriyang lebih kecil.
Sedangkan dispersi lateral ditimbulkan oleh fakta karena fluida mengandung Pencemar yang mengalir melalui medium berpori maka lintasannya dapat terpecah dan bercabang . Ini terjadi sekalipun kondisinya merupakan kondisi lairan laminer, yang umum terjadi pada aliran air tanah. Secara umum dispersi mekanis dapat dirumuskan : Dm
= a L xV x
……………………………………………….(3.5)
Keterangan :
PEMODELAN LINGKUNGAN
73
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Dm
= Koefisien dispersi mekanis,
aL
= Besarnya dispersivitas dinamis,
Vx
= Kecepatan linier rata-rata.
Walaupun demikian pada kenyataannya proses difusi dan dispersi tidak dapat dapat dipisahkan pada air tanah yang mengalir. Oleh karena gabungan antara proses difusi dan proses dipersi mekanis disebut dispersi hidrodinamis yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
D L
= a L .V x + d *
……………………………………………….(3.6)
Keterangan : DL
= Koeffisien dispersi longitudinal,
aL
= Dispersivitas dinamis,
Vx d*
= Kecepatan linier rata-rata air tanah, = difusi molekuler.
Difusi dan dispersi mekanis menyebabkan zat terlarut bergerak maju lebih cepat dari pada yang diprediksi berdasarkan kecepatan linier rata-rata. Koefisien dispersi hidrodinamis (a L ) adalah fungsi yang berkaitan dengan skala
artinya semakin
luas daerah pengukurannya akan semakin besar harganya. Sejumlah harga di lapangan , untuk dispersivitas longitudinal sedimen aluvial adalah 39 - 200 ft ( 12 - 50 m) , sedangkan dispersi lateral untuk batuan yang sama misalnya berkisar 13 98 ft 9 4 - 30 m ) . Suatu penelitian tentang endapan glacier memperlihatkan harga dispersi longitudinal 69 ft ( 21 m) dan harga dispersi lateralnya 13 ft ( 4 m). Harga -harga yang lebih besar ditunjukkan oleh batuan basal yang pecah yang secara fisika bersifat heterogen. Untuk penggunaan praktis koefisien PEMODELAN LINGKUNGAN
74
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dispersiivitas longitudinal aL bisa dipilih dipilih kira-kir kira-kira a 0,1 panjang panjang lint lintas asan an
alir aliran an.D .Dal alam am
mate matera raia iall
homo homoge gen n
,
disp disper ersi sivi vita tas s
longitudinalnya konstan pada harga 3 ft ( 1 m) atau kurang pada jarak kira 164 ft dari sumber. Akibat Akibat disper dispersi si hidrod hidrodina inamis mis , konsen konsentra trasi si zat akan akan menuru menurun n bila bila jarak jarak bertam bertambah bah besar. besar. Zat terlar terlarutn utnya ya akan akan menyeb menyebar ar lebih lebih banyak banyak pada pada arah aliran aliran
air tanah tanah bila diban dibandin dingka gkan n
dengan penyebaran para arah tegak lurus terhadap arah aliran. Oleh karena karena dispersivi dispersivitas tas longitudin longitudinal al selalu cenderung lebih besar dari pada dispersi lateral. Dalam proses dispersi dan transport zat terlarut dalam air tanah disamping ada proses kimia diatas juga terdapat proses fisika yang ang
memp emperla erlamb mbat at
kecepatan
perg ergerak erakan an
perpi rpindahannya
tidak
zat
terla erlaru rutt
sebesar
seh sehing ingga kecepatan
perpindahan yang diiindikasikan oleh laju adveksi.
3.
Proses kimia adalah proses reaksi kimia yang meliputi reaksi
adsorpsi-desorpsi, reaksi presipitasi , reaksi reduksi dan oksidasi serta reaksi ion komplek dan reaksi sintesa secara mikrobiologis. Pros Proses es kimi kimia a ini ini sebe sebetu tuln lnya ya tida tidak k dapa dapatt dipi dipisa sahk hkan an dega degan n kondisi kimia tanahnya . Oleh karena itu yang berakitan dengan keberadaan keberadaan Pencemar dalam tanah adalah masalah adsorpsi dan dan pert pertuk ukara aran n kati kation on . Fenom Fenomen ena a jera jerapa pan n ( adso adsorp rpsi si)) dan dan pertuk pertukara aran n ion dikemu dikemukak kakan an pertam pertama a kali kali oleh oleh Thomas Thomas Way ( 1852). A. Kapasitas Kapasitas Tukar Tukar Kation Kation (KTK) (KTK)
Kapasitas Tukar Kation (KTK) suatu tanah dapat dikatakan suatu kemampuan kolod tanah menjerap dan mempertukarkan kation
PEMODELAN LINGKUNGAN
75
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
yang yang diny dinyat atak akan an dala dalam m mill millie ieku kuiv ivale alen n per per 100 100 gram gram ( Tan, Tan, 1982) Sedang Sedangkan kan adsorp adsorpsi si terjad terjadii sebaga sebagaii hasil hasil dari dari penari penarikan kan ion posi positi tiff oleh oleh ion ion nega negati tiff yang yang ada ada pada pada perm permuk ukaa aan n mine minera rall lempung, alumunium hidroksida , besi oksida dan lain-lain. KTK sebet ebetu ulnya lnya
sekal ekalig igu us
meru merup pakan akan
pen pentujn tujnju jukk kk
terh terhad adap ap
kemampuan kemampuan tanah tanah untuk mengadsorpsi mengadsorpsi ion-ion ion-ion positifdar positifdarii air limbah ( seperti logam beranya. Menu Menuru rutt pene penelit litia ian n dike diketa tahu huii bahw bahwa a lapi lapisa san n tana tanah h deng dengan an kandungan lempung dan organik tinggi memiliki adsorpsi yang sangat sangat besar besar diband dibanding ingkan kan tanah tanah pasir. pasir. Meskip Meskipun un demiki demikian an jenis
lempung
yang
terkandung
dalam
tanah
juga
mempengaruhi kapasitar penjerapan. Kenyataan KTK dari berbagai tanah sangat beragam , bahkan tana tanah h seje sejeni nisp spun un berb berbed eda a KTKn KTKnya ya . Besa Besarn rnya ya KTK KTK tana tanah h diupen diupengar garuhi uhi oleh oleh sifat dan ciri tanah tanah itu sendiri sendiri
antara antara lain
adalah ( Hakim Hakim dkk, 1986) : 1.Reaksi tanah atau pH, 2.Tekstur tanah atau jumlah liat, 3.Jenis mineral liat, 4.Bahan organiknya. Kapasi Kapasitas tas tukar tukar kation kation untuk untuk berbag berbagai ai tanah tanah di Indon Indonesi esia a dapat dilihat sebagaimana tabel dibawah ini : Tabel -1 : Kapasitas Tukar Kation beberapa Tanah di Indonesia Yang bearagam telksturnya ( Soepardi,1979)
N
Tanah asal
PEMODELAN LINGKUNGAN
Klas Tekstur
Kapasitas
Tukar
76
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
o
Kation
1 2
Ciletuk Pengubuan
(meq/100gram) Lempung berdebu 8,1 Lempung Liat 22,9
3 4
(lempung) Rentang Barat Glapan Sipadi
berdebu Liat berdebu Lempung
l i at
38,8 51,2
berdebu Sumber : Hakim, N dkk , Dasar-Dasar Ilmu Tanah ( 1986)
Tabel -2 : Kapasitas Kapasitas Tukar Kation Kation beberapa beberapa Mineral Tanah liat ( Coleman and Thomas,1967)
No
1 2 3 4 5
Mineral Liat
Kapasitas Tukar Kation
(meq/100gram) Ilit (muskovit0 37 Hidrobiovit 80 Montmorillonit 100 Kaolinit 5 Haloysit 5 Sumber : Hakim, N dkk , Dasar-Dasar Ilmu Tanah ( 1986)
B. Adsorpsi Tanah Adsorpsi adalah proses dimana atom,partikel atau molekul suatu zat terikat pada pemukaan zat padat karena adanya gaya tarik menari menarik k dari dari atom atom atau atau moleku molekull pada pada lapisa lapisan n bagian bagian luar luar atau atau permukaanzat padat ( Tan,1982 ). Partikel,atom atau molekul yang ditari ditarik k disebu disebutt adsorb adsorbat at (fasa (fasa terads teradsorp orpsi) si),se ,sedan dangka gkan n zat yang yang menariknya disebut adsorben.
PEMODELAN LINGKUNGAN
77
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Gaya-gaya yang bertanggung jawab atas reaksi adsorpsi (jerapan) mencakup gaya fisisk,ikatan hidrogen,ikatan elektrostatik dan reaksi koordinasi. Bila suatu kation dalam larutan mengadakan kontak dengan suatu medium penyerap (tanah),maka timbul reaksi adsorpsi-adsorpsi antara fase larutan dengan fase padat. Pada umumnya reaksi ini bisa berlangsung sesaat dimana konsentrasi keseimbangan segera tercapai dan sesudah itu timbul adsorpsi kinetik yang tergantung pada waktu dimana konsentrasi dalam tanah dan larutan berubah hingga mendekati keadaan setimbang. Isoterm adsorpsi lazim dipakai untuk menyatakan hubungan antara konsentrasi zat terlarut dalam tanah dan konsentrasi zat terlarut dalam
larutan
tertentu.Berbagai
dalam
keadaan
bentuk
isoterm
setimbang telah
pada
suhu
dikembangkan
untuk
menyatakan hubungan ini.
1.Isoterm Adsorpsi Linier Isoterm adsorpsi setimbang yang paling sederhana paling sering dipakai adalah isoterm adsorpsi linier. Isoterm adsorpsi linier dirumuskan dalam bentuk persamaan ( Mathew et al.,1980 ) : S = KC + a ……………………………………(4.7)
Keterangan : S = konsentrasi zat yang teradsorpsi dalam tanah C = Konsentrasi zat dalam larutan ( mg / l ) K = Koefisien distribusi adsorpsi setimbang a = y - intercept (titik potong dengan sumbu y ) 2.Isoterm Adsorpsi Nonlinier PEMODELAN LINGKUNGAN
78
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Ada empat type persamaan utama yang dapat digunakan untuk menguraikan isoterm adsorpsi non linier yaitu : 1.Persamaan Freundlich 2.Persamaan Langmuir 3.Persamaan BET ( Brunaeur,Emmett dan Teller). 4. Persamaan Gibbs.
Isoterm adsorpsi non linier yang paling sering digunakan aadalah isoterm Freundlich dan isoterm Langmuir ( Mathew et all, 1980) , sehingga dalam pembahasan ini akan dibatasi pada kedua isoterm tersebut. - Isoterm Freundlich. Isoterm ini dirumuskan dalam bentuk persamaan ( Mathew, 1980 ; Tan, 1990) : S = a. Cb ……………………………..(4.8) Keterangan a dan b adalah konstanta. Persamaan ini berbentuk parabolik. Untuk membuatnya linier , maka persamaan ini harus di logaritmis sehingga persamaan ini berbentuk : Log S = log a + b log C ……………………. (4.9)
Persamaan dalam bentuk log tersebut memberikan kurva garis lurus . Pada waktu menggunakan isoterm Freundlich , fleksibitas a dan b memungkinkan pencocokan dengan kurva . Seperti pada
PEMODELAN LINGKUNGAN
79
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
kasus isoterm linier , isoterm Freunlich
tidak mengandung suku
yang mewakili adsorpsi maksimum. - Isoterm Langmuir Persamaan adsorpsi Langmuir pada awalnya diturunkan untuk menerangkan adsopsi gas pada permukaan bidang . Namun juga digunakan secara luas untuk menerangkan adsorpsi ion-ion pada permukaan tanah . Persamaan langmuir didasarkan kepada asumsi bahwa satu lapisan non molekuler yang terbentuk pada permukaan - permukaan zat padat . Persamaan Langmuir dapat ditulis dalam bentuk (Mathew et al, 1980; Tan, 1990) sebagai berikut :
S =
( Sm ) x(bC ) 1 + bC
………………………………..…(4.10)
Keterangan : Sm = konsentrasi maksimum zat yang terserap dalam fase padat (mg/kg); B
= konstanta kesetimbangan Langmuir.
Perbedaannya
dengan
persamaan
Freundlich,
berada
pada
konsentrasi yang sangat tinggi sehingga " bC " dalam persamaan mencapai suatu nilai yang mengakibatkan faktor " 1" dapat diabaikan . Akhirnya persamaan Langmuir dapat dirubah mewnjadi S = Sm. Dengan kata lain bila terjadi nilai C yang tinggi, permukaan adsorben menjadi jenuh dan proses adsorpsi mencapai maksimum.
4.3.2 Penyebaran Pencemar dan Mekanisme Penyebaran
PEMODELAN LINGKUNGAN
80
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Pencemar akan bergerak bersama-bersama dengan aliran air tanah . Bila kedua jenis zat cair tersebut bertemu maka pada permulaan titik temu akan terlihat bahwa pada bidang kontak terdapat batas batas yang tegas, sejalan dengan waktu maka akan terbentuk daerah transisi dan sifata - sifat di antara keduanya akan berubah. Efek global tersebut disebabkanoleh beberapa phenomena fisik seperti difusi molekuler dan perbedaan permeabilitas pada media berpori yang berlaku serentak. Mekanisme penyebaran kontaminan merupakan resultan dari aksi mekanis dan aksi physicochemical. Aksi mekanis merupakan distribusi kecepatan dari zat cair yang mengalir melalui media berpori yang tidak seragam, hal ini disebabkan karena efek perbatasan dari lapisan tanah. Distribusi kecepatan tersebut dibagi dalam tiga type, yaitu : 1. Distribusi kecepatan pada zat cair kental, akan mempunyai kecepatan nol pada dinding pori, di mana gradien kecepatannya akan berbentuk gradien kecepatan pada pengaliran dalam tabung kapiler. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar -4 di bawah ini.
PEMODELAN LINGKUNGAN
81
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Gambar-4 : Gradien Kecepatan pada Aliran Zat Cair dalam Pipa Kapiler
2.
Dsitribusi kecepatan pada media yang tidak homogen,
akan
menimbulkan
penyebaran
kecepatan
maksimum
sepanjang sumbu pori.
Gambar -5 : Penyebaran Kecepatan Maksimum
3.
Distribusi kecepatan pada fluktuasi arus yang berhubungan dengan aliran rata - rata .
PEMODELAN LINGKUNGAN
82
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Gambar-6 : Distribusi Kecepatan pada Fluktuasi Arus
Ketiga
aksi
mekanis
tersebut
terjadi
secara
serentak
dan
menghasilkan penyebaran mekanis.
Gambar -7: Penyebaran Mekanis
Penyelidikan terhadap aksi mekanis ini memberikansuatu aspek penyebaran secara geometris. Dalam penyelidikan tersebut terdapat dua aspek dasar yaitu : a. Penyebaran longitudinal, adalah penyebaran pada arah aliranyang
disebabkan
karena
adanya
perbedaan
makroskopik kecepatan aliran zat cair yang bergerak melalui pori. Kecepatan rata - ratanya mempunyai resultan dari komponen kecepatan sepanjang arah aliran.
PEMODELAN LINGKUNGAN
83
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
b. Penyebaran lateral, adalah penyebaran yang terjadi pada arah normal aliran dan disebabkan karena adanya pemisahan dan pembelokan aliran yang berulang - ulang oleh partikel partikel dalam aliran zat cair. Kecepatan rata - ratanya merupakan resultan dari keceptan pada bidang yang tegak lurus arah aliran.
Gambar -7 : Penyebaran Longitudinal dan Penyebaran Lateral
Keterangan : A dan B Penyebaran Longitudinal C Penyebaran Lateral
Aksi physicochemical merupakan difusi molekuler yang disebabkan oleh gradien potensial kimiawi. Potensial dimiawi berhubungan dengan konsentrasi, dimana difusi molekuler terjadi pada fluida yang berada dalam keadaan tenang. Dengan adanya penyebaran pencemar dalam aliran zat cair, maka konsentrasi pencemar akan berkurang sejalan dengan bertambahnya jarak aliran. Penyebaran Pencemar dalam tanah dapat ditinjau pada reaktif maupun tidak reaktifnya Pencemar tanah tersebut disamping PEMODELAN LINGKUNGAN
84
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
medianya
yang
memiliki
karakteristik
media
homogen
dan
karakteristik heterogen. 2.2.1 Pencemar Non Reaktif Dalam Media Homogen
Pencemar
non
reaktif
adalah
pencemar
yang
selama
pergerakkannya tidak mengalami reaksi kimiawi , transformasi biologi dan perlindihan/perluruhan. Pergerakan pencemar non reaktif dalam media homogen disebabkan oleh adanya proses adveksi dan dispersi didalam tanah.Penyebaran pencemar non reaktif dalam media merupakan suatu bentuk kesetimbangan masa dalam suatu aquifer yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar-8 : Analisis Satu Dimensi Dari Pergerakan Pencemar Dalam Aquifer Air Tanah. Sumber : Wood,Eric.F, GroundWater Contaminatio From H azardous Waste , Prentice Hall,Inc , Englewood Cliffs, New Jersey 1984 Hal 419.
PEMODELAN LINGKUNGAN
85
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Berdasarkan konsep kesetimbangan massa dapat diturunkan persamaan aplikatif yang dapat digunakan untuk memprediksi konsentrasi pencemar non reaktif pada media homogen dalam suatu aquifer :
C Co
X −Vx .t X +Vx .t 1 Vx . X = erfc + exp erfc ………………………… 2 Dx Dx t Dx t 2 . 2 .
(4.11)
Keterangan : C = Konsentrasi pencemar pada jarak X (g/m 3); Co=Konsentrasi mula-mula pencemar (g/m 3); Erfc = angka fungsi kesalahan; X = jarak (m); Vx= Kecepatan rata-rata dalam arah X (m/det); Dx= Koefisien Hidrodinamik dalam arah X; 4.4 PENCEMAR NON REAKTIF DALAM MEDIA HETEROGEN
Penyebaran pencemar non reaktif di dalam media heterogen berbeda dengan penyebaran didalam media homogen . Perbedaan penyebaran disebabkan oleh nilai permeabilitas . Disamping berpengaruh terhadap penyebaran , permeabilitas berpengaruh pula terhadap percepatan distribusi pencemar . Media dengan nilai permeabilitas rendah akan mengakibatkan jangkauan penyebaran menjadi
kecil
demikian
pula
sebaliknya
.
Sebagai
ilustrasi
penyebaran pencemar dalam media yang heterogen dapat dilihat dalam gambar :
PEMODELAN LINGKUNGAN
86
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Gambar - 9 : Pengaruh lapisan terhadap Pola aliran Pencemar dalam air tanah (a) Kondisi Batas; (b)akifer homogen; (c).Lapisan Permeabilitas Tinggi; (d).dua lapisan dengan permeabilitas rendah ; (e) dua Lapisan dengan permeabilitas rendah. Sumber : Tood,DK, Ground Water Hydrology , New York, John Wiley and Sons, 1980 hal 343.
PEMODELAN LINGKUNGAN
87
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
4.5
PENCEMARAN ALIRAN AIR TANAH
4.5.1 fenomena aliran air tanah
Aliran air tanah adalah gerakan air tanah yang mengalir dari suatu ketinggian yang lebih tinggi ke yang lebih rendah melalui media berpori. Dalam hal ini yang dimaksud media berpori adalah ruangan antar butir ( intergranular) di mana ukuran pori dan jumlah pori digambarkan dalam bentuk porositas ( porosity ). Adapun definisi porositas adalah perbandingan volume pori dengan volume total. Aliran melalui media berpori dinyatakan dalam Hukum Darcy, dengan persamaan sebagai berikut :
Q
= kA
V =
Q A
dh dl
= k
…………………………………………………………………..(4.12) dh dl
……………………………………………………………….(4.13)
Keterangan :
Q
= flow rate zat cair yang melalui media dengan luas
penampang A [ L3 t-1] k
= koefisien permeabilitas [ L t-1]
dh
= kehilangan terkanan pada jarak dl
dh/dl = gradien hidrolik A
= luas penampang melintang aliran [ L2 ]
PEMODELAN LINGKUNGAN
88
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
V
= kecepatan aliran air tanah
Hukum Darcy ini hanya berlaku untuk aliran laminer pada media berpori. Untuk mengetahui apakah aliran tersebut aliran laminer atau aliran turbulen, maka digunakan batasan bilangan Reynold. Persamaan bilangan Reynold tersebut adalah sebagai berikut.
N R
=
ρ VD µ
………………………………………………………………….(4.14)
Keterangan :
V
= kecepatan aliran [ L T-1]
d
= diameter rata - rata butir media [ L]
ρ
= densitas zat cair [ M L -3]
µ
= viskositas zat cair [ M L -1 T-1]
Seperti telah dijelaskan dalam Hukum Darcy bahwa kecepatan aliran air tanah ditentukan oleh gradien hidrolik dan permeabilitas. Adapun yang dimaksud dengan permeabilitas adalah ' suatu ukuran yang menyatakan kemampuan tanah untuk menghantarkan air pada suatu gradien tekanan'. Koefisien permeabilitas K mempunyai dimensi [ LT -1], yang disebut juga sebagai konstanta transmisi atau konduktivitas hidrolik. Angka permeabilitas dapat ditentukan dengan percobaan di laboratorium dan pengukuran di lapangan. Angka permeabilitas tersebut tergantung pada : a. Porositas butir. b. Sifat - sifat aliran yang melalui pori c. Konstanta transmisi ( konduktivitas hidrolik ) Harga koefisien permeabilitas dari berbagai media berpori dapat dilihat pada Tabel berikut. PEMODELAN LINGKUNGAN
89
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Tabel-3 : Koefisien Permeabilitas dari Berbagai Jenis Tanah. Jenis Tanah
Permeabilitas [ cm/dt ]
Kerikil Pasir kasar Pasir bercampur tanah liat Pasir halus Pasir berlumpur Lempung berpasir Tanah organik terdekomposisi sedang Tanah organik terdekomposisi baik Lumpur Lempung / tanah liat
1 1 - 0.01 0.1 - 0.05 0.05 - 0.001 0.2 - 0.0001 0.005 - 0.003 0.006 - 0.002 0.008 - 0.0002 0.0005 - 0.00001 < 0.00001
Sumber : A.J. Raudkivi and R.A. Callander, Analysis of Ground Water Flow
4.5.2
METODA DAN ANALISA PERJALANAN PENCEMAR
4.5.2.1
Persamaan Penyebaran
Persamaan penyebaran dinyatakan dalam persamaan differensial yang umum memberikan gambaran hidrodinamika penyebaran dari media yang homogen. Persamaan tersebut diturunkan dari persamaan penyebaran dua dimensi dari suatu aliran zat cair pada media berpori dari suatu keadaaan aliran yang tenang menjadi suatu dimensi aliran dalam media. Persamaan adalah sebagai berikut :
2
D L
d C dX
2
+ DT
2
d C dY
2
−V X
dC dX
=
dC ……………………………………..(4.15) dT
Keterangan :
PEMODELAN LINGKUNGAN
90
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
C
: perbandingan konsentrasi relatif aliran zat cair dengan konsentrasi mula - mula pada media [ 0 < C < 1 ]
DL
: koefisien penyebaran longitudinal
DT
: koefisien penyebaran transversal
VX
: kecepatan zat cair pada arah X
X
: koordinat pada arah aliran
Y
: koordinat normal aliran
T
: waktu sejak permulaan penyebaran
Kecepatan zat cair selalu diambil dari keceptan rata - rata pori yang dihitung dari waktu perjalanan suatu pencemar antara dua titik. Dimensi koefisien dispersi adalah [ L 2 t-1], dan bila aliran dari zat cair tersebut masuk ke media berpori untuk suatu daerah yang luas, maka penyebaran transversal tidak diperhitungkan, dan persamaan di atas menjadi sebagai berikut :
D L
d 2 C dX 2
− V X
dC dX
=
dC dT
……………………………………………….(4.16)
Persamaan di atas adalah pemecahan secara analitik oleh Shamir dan Harleman untuk meramalkan penyebaran longitudianl suatu aliran ke bawah yang melalui media horizontal. Koefisien penyebaran ( DL ) dipengaruhi oleh : -
kecepatan aliran
-
bentuk pori
Dari percobaan di laboratorium oleh Harleman dan
Shamir
diperolah : -
harga DL berkisar antara 0.0002 - 0.015 cm 2/dt
-
ukuran pasir berkisar antara 0.45 - 1.4 mm
-
harga Vx berkisar antara 0.008 - 0.12 cm/dt
-
harga DT berkisar antara 0.0001 - 0.002 cm 2/dt
PEMODELAN LINGKUNGAN
91
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
ukuran rata - rata pasir ( D50 %) berkisar antara 0.48 -
-
1.67 mm Penurunan persamaan koefisien dispersi secara matematis tanpa melalui percobaan di laboratorium sangat sulit dilakukan. Pada tahun 1970 Bruch menurunkanpersamaan untuk koefisien penyebaran longitudinal dan transversal, berdasarkan percobaan di laboratorium diperoleh : - D50%
= 1.205 mm
- D90%
= 1.0 mm
- UC
= 1.17 ) Uniformity Coeficient )
- Porosity
= 39%
Dari percobaan tersebut persamaan yang dihasilkan adalah : 1.205
DL
= 1.8 υ NR
DT
= 0.11 υ NR0.7
Keterangan : υ
= viskositas kinematik aliran zat cair
NR
= Bilangan Reynold NR =
V X D50% υ
D50%= ukuran rata - rata partikel Persamaan itu jika diturunkan secara diferensial maka didapatkan persamaan error function complementary sebagai berikut :
C =
C t C o
=
1 / 2erfc
X − V X t 1
2( D L t )
…………………………………………………(4.17)
2
Keterangan : Co
= konsentrasi pencemar pada titik sumbernya
Ct
= konsentrasi pencemar pada waktu tempuh t
X
= jarak tempuh pencemar
PEMODELAN LINGKUNGAN
92
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Vx
= keceptan aliran air tanah
T
= waktu tempuh pencemar
DL
= koefisien penyebaran longitudinal
4.5.2.2 Tingkat Pencemar
Sebelum
menghitung
tingkat
pencemar
air
tanah
dengan
menggunakan rumus tersebut di atas, maka harus diketahui terlebih
dahulu
persamaan
matematik
yang
dipakai
untuk
menunjang perhitungan tersebut. Rumus matematik yang dipakai adalah sebagai berikut : • •
erfc X = 1 - erf X erf X = 1 - erfc X
keterangan :
erfcX
maka erfcX = 1 −
=
e − x
2
π X
e − x X
Dengan pertolongan Tabel 5 error function, maka didapatkan harga X. Tabel 5 : Harga Error Function X X
Erf X
X
Erf X
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0
0.0000 0.2227 0.4284 0.6039 0.7421 0.8427 0.9103 0.9523 0.9763 0.9891 0.9953
2.0 2.2 2.4 2.6 2.8 3.0 3.2 3.4 3.6 3.8 4.0
0.9553 0.9981 0.9993 0.9998 0.9999 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Sumber : Erwin Kreyszig, Advanced Engineering Mathematics
Contoh Perhitungan Perjalanan Pencemar
PEMODELAN LINGKUNGAN
93
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Misal akan dihitung sampai sejauh berapa suatu " Pencemar Besi " dari sumber pencemar yang masuk kedalam air tanah bersamasama dengan dengan aliran air tanah tepat mempunyai konsentrasi sama dengan nol, bila diasumsikan pada awal sebagai berikut : Vx = Kecepatan aliran air tanah = 28 x 10-4 cm/detik. X
= Jarak antara sumber pencemar dan sumur pipa air tanah
dangkal yang diperkirakan tercemar 5 meter, Co = konsentrasi Pencemar besi dalam sumber pencemar pada t = o detik adalah 550 mg/liter, Ct = adalah konsentrasi besi dalam air tanah pada waktu t detik dalam satuan mg/liter. = 40 mg/liter D50% = 1,205 mm
;
D 90% = 1,000 mm ; Porosity tanah = 39%
dan koeffisien uniformity = 1,17 Bila temperatur 270C maka diperoleh υ = 0,8554 x 10 -2 cm2 /detik . Dengan menggunakan cara matematis dan rumus-rumus umum tersebut maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :
N R
=
D L
=
C =
D50% xV x ν
1,8ν N R
C t C o
=
1 2
=
1, 205
erfc
(0,1205 )( 28 x10 −4 ) 0,8554 x10 −2
=
= 0,39 ≅ 0,4
1,8(0,8554 x10 2 )(0,4) 1, 20 5 −
=
5,1 x10 3 cm 2 / det ik −
X − Vx.t
2( D L .t ) 1 / 2
0,07273 =1/2 erfc X maka erfc X = 0,14546
PEMODELAN LINGKUNGAN
94
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
erfc x = 1 - erf X maka erf X = 1 - erfc X maka erf X = 1 - 0,14546 = 0,85454 dari tabel error function didapatkan harga x sebagai berikut : erf X = 0,8427 maka X = 1,0 erf X = 0,9103 maka X = 1,2 maka dengan interpolasi didapat harga X = 1,035
erfc1.035 erfc
x - Vx t
=
(
)
2 D L t
1.035 =
1 2
500 - 28 ×10 −4 t 2( 5.1×10 t ) −3
1
2
[ 0.1478 t1/2 = 500 - 28 x 10 -4 t ]
2
0.0218 t = 25 x 104 - 2.8t + 784 x 10 -8 t2 ( dikalikan 10 8 ) 784 t2 - 2.8218 x 108 t + 25 x 10 12 = 0 t 1−2
=
2.8218
± ( 2.8218 x10 8 ) − 4( 784 ) ( 25 ×10 12 ) 2 × 784
t1 = 202283 detik = 56.19 jam t2 = 157640 detik = 43.79 jam
Setelah di check ke persamaan
x - Vx t
(
)
2 D L t
=
1
X
2
Maka t yang memenuhi persyaratan adalah t = 43.79 jam. PEMODELAN LINGKUNGAN
95
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Jadi dengan jarak (x) = 5 meter waktu yang ditempuh untuk memperoleh konsentrasi besi sebesar 40 mg/l adalah : 43.79 jam Dengan menggunakan rumus - rumus dan cara perhitungan seperti tersebut di atas, maka didapatkan harga - harga seperti tabel di bawah ini : Tabel 6 : Harga Jarak Tempuh, Waktu Tempuh Pada Air Tanah Dangkal di Sekitar Sumber Pencemar Jarak (m)
Waktu ( Jam )
0 0 0.25 2.1895 0.50 4.3790 1.00 8.7580 1.50 13.1370 2.25 19.7055 3.00 26.2740 4.00 35.0320 5.00 43.7900 6.00 52.5480 8.00 70.0640 10.00 87.5800 12.00 105.0960 14.00 122.6120 16.00 140.1280 18.00 157.6440 20.00 175.1600 22.00 192.6760 24.00 210.1920 26.00 227.7080 28.00 245.2240 30.00 262.7400 32.00 280.2560 35.00 306.5300 38.30 335.4310 Sumber : Hasil Perhitungan, 1999
Ct/Co
1 0.366800 0.315200 0.248600 0.200000 0.154000 0.119000 0.086000 0.064000 0.047000 0.26800 0.015800 0.009300 0.005200 0.003300 0.001900 0.001200 0.000720 0.000420 0.000260 0.000140 0.000086 0.000064 0.000033 0.0
Ct (mg/l)
550 201.740 173.360 136.730 110.000 87.700 65.450 47.300 35.260 25.850 14.740 8.690 5.120 2.860 1.820 1.045 0.660 0.396 0.231 0.143 0.077 0.047 0.035 0.018 0.0
Dari hasil perhitungan dapat diperoleh berbagai sebagaimana berikut :
PEMODELAN LINGKUNGAN
96
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
1 Dari hasil perhitungan pada jarak 38,30 m dari sumber pencemar didapatkan
untuk
menempuh
Pencemar
sejauh
38,30
m
dibutuhkan waktu 335,431 jam, 2 Koefisien dispersi longitudinal tergantung pada degradasi butir tanah , porositas tanah dan pearmibiltas tanah . 3 Tingkat pencemar tanah ditentukan pula oleh jenis tanah juga dipengaruhi oleh aliran air tanah. 4 Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
rumus
penyebaran
Pencemar dapat diterapkan apabila kecepatan aliran air tanah konstan, jenis tanah homogen, dan koefisien dispersi lateral diabaikan. 5 Tingkat pencemar akan berkurang dengan bertambahnya jarak.
PEMODELAN LINGKUNGAN
97
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
BAB V PEMODELAN KUALITAS UDARA 5.1 UMUM
Di dalam kehidupan sehari-hari kita banyak membutuhkan udara untuk kehidupan kita. Udara kita butuhkan terutama untuk pernafasan kita. Kualitas udara yang kita butuhkan terutama oksigen semakin hari jumlahnya semakin menurun.Atmosfir yang digunakan untuk menerima buangan hasil aktivitas manusia menggunakan
proses
pembakaran
domestik maupun untuk
,baik
kebutuhan
untuk
energi
kebutuhan
(listrik).Akumulasi
buangan akibat aktivitas buangan manusia ditambah unsur yang sudah ada di atmosfer menyebabkan konsentrasi udara tertentu bertambah besar. Konsentrasi
yang rendah atau tinggi dapat
memberikan dampak negatif kepada manusia dan makhluk hidup lainnya. Pencemaran udara dapat membahayakan kesehatan manusia
serta
kesehatan
dan
kelestarian
tanaman
dan
hewan,menurunkan penglihatan atau menghasilkan bau yang tidak menyenangkan. Pemantauan terhadap pencemaran udara tidak selalu mudah karena tidak praktis untuk semua buangan dari suatu pencemar. Di pihak lain cukup beralasan untuk mengontrol buangan sampai pada suatu tingkat tertentu yang konsisten dengan teknologi yang ada dan
biaya
yang
terjangkau.
Dalam
prakteknya
seringkali
dibandingkan antara batasan emisi karena pemantauan emisi lebih
PEMODELAN LINGKUNGAN
98
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
mudah dilaksanakan walaupun yang ingin dicapai adalah kualitas udara ambien. Pada tugas ini kita diharapkan mampu menghitung dan menganalisa hasil pemantauan pencenaran udara yang ada di daerah pedurungan ,Semarang .Parameter yang diukur meliputi debu, SO2, CO, O3, NO2, NO. setelah menghitung parameter tersebut kita akan ketahui apakah udara di sekitar kawasan yang diukur tersebut sehat atau tidak ,melebihi ambang batas atau tidak. Dengan mengetahui hasil itu diharapkan tingkat pencemaran dapat dikurangi. 5.2
FENOMENA CEMARAN UDARA
5.2.1 PARTIKEL
Polutan udara berbentuk partikel-partikel kecil padatan dan droplet cairan yang terdapat dalam jumlah tinggi di udara perlu dibahas di sini karena hal partikel-partikel tersebut merupakan masalah lingkungan yang perlu mendapat perhatian, terutama di daerah perkotaan. Ukuran partikel berkisar antara diameter 0,0002 mikron sampai sekitar 500 mikron.
Pada kisaran
tersebut partikel
mempunyai umur dalam bentuk tersusupensi di udara antara beberapa detik sampai beberapa bulan. Umur partikel tersebut dipengaruhi oleh kecepatan pengendapan yang ditentukan dari ukuran densitas partikel serta aliran (turbulensi) udara. Sifat optik partikel adalah partikel yang mempunyai diameter kurang dari 0,1 mikroon mempuruhi molekul-molekul
dan
sinar seperti seperti halnya
menyebabkan
refraksi.
Partikel
yang
berukuran jauh lebih besar dari 1 mikron mempengaruhi partikel atmosfer terhadap radiasi dan visibilitas solar energi.
PEMODELAN LINGKUNGAN
99
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Sumber Polusi Partikel
Sumber polusi partikel berasal diantaranya dari proses alami seperti letusan volcano dan hembusan debu serta tanah dan angin. Akti Aktivi vita tas s manu manusi sia a juga juga berp berper eran an dala dalam m peny penyeb ebar aran an part partik ikel el misalnya dalam bentuk partikel-partikel debu dan asbes dari bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja dan asap dari proses proses pembak pembakara aran n tidak tidak sempur sempurna, na, teruta terutama ma dari dari abtu abtu arang. arang. Sumber partikel yang utama adalah dari pembakaran bahan bakar dari sumbernya, diikuti oleh proses-proses industri. Pengaruh Partikel Terhadap Lingkungan Pengaruh Partikel Terhadap Tanaman
Pengaruh partikel terpenting disini adalah debu, dimana debu terseb tersebut ut jika jika bergab bergabung ung dengan dengan uap air atau atau air hujan hujan gerimi gerimis s memben membentuk tuk kerak kerak yang yang tebal tebal pada pada permuk permukaan aan daun daun dan tidak tidak dapat dapat tercuc tercucii denagn denagn air hujan hujan kecuali kecuali denagn denagn menggo menggosok soknya nya.. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu proses fotosintesis pada tanam anaman an
dan
mengh engham amba batt
masu masukn knya ya
sina sinarr
matah atahar arii
dan
mencegah pertukaran CO2 dengan atmosfer. Pengaruh Partikel Terhadap Manusia
Polutan partikel masuk ke dalam tubuh manusia terutama mela melalu luii
sist sistem em pern pernaf afas asan an,,
oleh oleh kare karena na itu itu
peng pengar aruh uh yang yang
merugi merugikan kan langsu langsung ng teruta terutama ma terjad terjadii pada pada sistem sistem pernaf pernafasa asan. n. Fakt Faktor or yang yang pali paling ng berp berpen enga garu ruh h terh terhad adap ap sist sistem em pern pernaf afas asan an teru teruta tama ma adal adalah ah ukur ukuran an part partik ikel el kare karena na ukur ukuran an part partik ikel el yang yang menent menentuka ukan n seberap seberapa a jauh jauh penetr penetrasi asi partik partikel el ke dalam dalam sistem sistem pernafasan.
PEMODELAN LINGKUNGAN
100
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Partikel-partikel yang masuk dan tertinggal di dalam paruparu mungkin berbahaya bagi kesehatan karena tiga hal penting yaitu : 1.
partikel tersebut mu m ungkin be b eracun karena sifat ki k imia at a tau sifat fisiknya
2.
partikel te t ersebut mu m ungkin be b ersifat in i nert ( tidak be b ereaksi ) tetapi jika tertinggal dalam saluran pernafasan dapat menggagu pembersihan bahan-bahan lain yang berbahaya.
3.
partikel-partikel te tersebut mu mungkin da dapat membawa mo molekul – molekul gas yang berbahaya baik denagn cara mengabsorbsi atau meng mengad adso sorb rbsi si,,
sehi sehing ngga ga mole moleku kull-mo mole leku kull
gas gas
ters terseb ebut ut dapa dapatt
mencapai dan tertinggal di bagian paru-paru yang sensitif. Pengaruh Partikel Terhadap Benda Lain
Partikel-partikel yang terdapat diudara dapat menyebabkan berb berbag agai ai keru kerusa saka kan n pada pada berb berbag agai ai baha bahan. n. Jeni Jenis s dan dan ting tingka katt kerusakan yang dihasilkan oleh partikel dipengaruhi oleh komposisi kimia dan sifat fisik bahan tersebut. Part Partik ikel el dapat apat mera merang ngsa sang ng koro korosi si teru teruta tama ma dena denagn gn adan adanya ya komponen yang mengandung sulfur. Polutan partikel juga dapat merusak bangunan yang terbuat dari tanah, cat dan tekstil. Pengaruh Partikel Terhadap Radiasi Solar dan Iklim
Partikel yang terdapat dalam atmosfer berpengaruh terhadap jumla jumlah h dan jenis jenis radias radiasii solar solar yang yang dapat dapat mencap mencapai ai permua permuakan kan bumi. bumi. Penyeb Penyebabn abnya ya adalah adalah penyeb penyebara aran n dan absor absorbsi bsi sinar sinar oleh oleh partikel. Salah satu pengaruhnya adalah penurunan visibilitas. Partikel juga dapat mempengaruhi iklim pada waktu pembentukan awan, hujan maupun salju.
PEMODELAN LINGKUNGAN
101
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Kontrol Terhadap Emisi Partikel
Tekni Teknik k untuk untuk mengon mengontro troll emisi emisi partik partikel el semua semua didasa didasarka rkan n pada pada pena penang ngka kapa pan n part partik ikel el sebe sebelu lum m dile dilepa pask skan an ke atmo atmosf sfer er.. Meto Metode de
yang yang
digu diguna naka kan n
untu untuk k
menc mencap apai ai
tuju tujuan an
ters terseb ebut ut
dipengaruhi oleh ukuran partikel. Beberapa alat yang digunakan untu untuk k
menc mencap apai ai
tuju tujuan an
ters terseb ebut ut
dian dianta tara rany nya a
sist sistem em
ruan ruang g
pengendapan gravitasi, kolektor siklon, penggosok/sikat basah dan presipitor elektrostatik. 5.2.2 SULFUR OKSIDA
Polu Polusi si oleh oleh sulf sulfur ur oksi oksida da teru teruta tama ma dise diseba babk bkan an oleh oleh dua dua komponen gas yang tidak berwarna yaitu sulfur diokside ( SO 2 ) dan sulfur trioksida ( SO 3 ), dan keduanya disebut sebagai SO x. sulfur diok dioksi side de memp mempun unya yaii kara karakt kter eris isti tik k bau bau yang yang taja tajam m dan dan tida tidak k terbakar diudara, sedangkan sulfur triokside merupakan komponen yang reaktif. Mekani Mekanisme sme pemben pembentuk tukan an Sox dapat dapat dituli dituliska skan n dalam dalam dua tahap reaksi sebagai berikut : S
+
O2
SO2
2SO2 +
O2
2SO3
So3
bisanya
diproduksi
dalam
jumlah
kecil
sela elama
pembak pembakara aran. n. Hal ini diseba disebabka bkan n 2dua 2dua faktor faktor yang yang menyan menyangku gkutt reaksi diatas. Faktor pertama adalah kecepatan reaksi yang terjadi dan fakt fakto or
kedua edua adala dalah h kon konsent sentra ras si
ekuilibriu rium
yang
diha ihasilkan
dari
SO 3
reaksi ksi
dalam dalam campur campuran an ters ersebut.
Reaksi
pembentukan SO 3 berlangsung sangaat lambat pada suhu relatif rendah rendah,, tetapi tetapi kecepa kecepatan tan reaksi reaksi meninh meninhgka gkatt denaga denagan n kenaik kenaikan an suhu. Produksi SO3 terhambat pada zona pembakaran suhu tinggi karena kondisi ekuilibrium. Jika produk dijauhkan dari zona tersebut dan dan
didi diding ngin inka kan, n,
kond kondis isii
PEMODELAN LINGKUNGAN
ekui ekuili libr briu ium m
dapa dapatt
terc tercap apai ai,,
teta tetapi pi
102
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
kecepatan reaksi akan menghambat pembentukan SO3 dalam jumlah tinggi. Adanya SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup seperti biasanya , SO 3 dan air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat ( H 2SO4 ) dengan reaksi sebagai berikut : SO3
+
H2O
H2SO4
Oleh karena itu komponen yang normal terdapat di dalam atmosfer bukan SO3 melainkan H2SO4. Tetapi jumlah H 2SO4 atmosfer ternyata lebih tinggi dripada yang dihasilkan dari emisi SO3, hal ini menunjukkan bahwa produksi H 2SO4 juga berasal dari mekanismemekanisme lainnya. Sumber Polusi Sulfur Okside
Hanya
sepertiga
dari
jumlah
sulfur di
atmosfer
yang
merupakan hasil aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Sebanyak dua pertiga dari jumlah sulfur di atmosfer berasal dari sumber-sumber alam seperti volcano, dan terdapat dalam bentuk H2S dan okside. Masalah yang ditimbulkan oleh polutan yang dibuat manusia adalah hal distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada
daerah
tertentu,
bukan
dari
jumlah
keseluruhannya,
sedangkan polusi dari sumber alam biasanya lebih tersewbar merata. Transportasi bukan merupakan sumber utama polutan S) x, tetapi pembakaran bahan bakar yang merupakan sumber utama, misalnya pembakaran batu arang, minyak bakar, gas, kayu dan sebagainya. Sumber SO x yang kedua adalah proses-proses industri seperti industri pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya.
PEMODELAN LINGKUNGAN
103
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Pengaruh Sulfur Okside Terhadap Lingkungan ♦
Pengaruh SOx terhadap tanaman Kerusakan tanaman oleh SO 2 dipengaruhi dua faktor, yaitu
konsentrasi SO2 dan waktu kontak. Kerusakan tiba – tiba (akut) terjadi saat kontak denagn SO2 pada konsentrasi tinggi dalam waktu sebentar, denagn gejala beberapa bagian daun menjadi kering dan mati, dan biasanay warnanya memucat. Kontak denagn SO2 pada konsentrasi rendah dalam waktu lama menyebabkan kerusakan kronis yang ditandai denagn menguningnya warna daun karena terhambatnya mekanisme pembentukan khlorofil. Kerusakan
akut pada tanaman disebabkan kemampuan
tanaman yang disebabkan kemampuan tanaman untuk mengubah SO2 yang diabsorbsi menjadi H2SO4 kemudian menjadi sulfat. Garam-garam tersebut terkumpul pada ujung tepi daun. Sulfat yang
terbentuk
pada
daun
berkumpul
dengan sulfat yang
diabsorbsi dari akar, dan jika terakumulasi cukup tinggi terjadi gejala kronis yang disertai dengan gugurnay daun.
♦
Pengaruh SOx Terhadap Manusia Pengaruh utama polutan SO x terhadap manusia adalah iritasi
sisitem
pernafasan,
penelitian
menunjukkan
bahwa
iritasi
tenggorokan terjadi pada konsentrasi 5 ppm atau lebih, bahkan pada individu tertentu yang sensitive terjadi pada konsentrasi 1-2 ppm. SO2 dianggap polutan berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sisitem pernafasan dan kardiovaskular. Individu ini sangat sensitive
terhadap
kontak
dengan
SO2,
meskipun
dalam
konsentrasi yang rendah misalnya 0,2 ppm atau lebih.
♦
Pengaruh Sox Terhadap Bahan Lain
PEMODELAN LINGKUNGAN
104
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Kerusakan akibat polutan SO 2 terhadap bahan lain terutama disebabkan oleh asam sulfat yang diproduksi jika SO3 bereaksi denagn uap air diatmosfer. Salah satu pengaruh SO2 terhadap bahan lain adalah terhadap cat, dimana waktu pengeringan dan pengerasan beberapa cat meningkat jika mengalami kontak denagn SO2. Konsentrasi asam sulfat dalam jumlah tinggi sebagai polutan udara dapat menyerang berbagai bahan bangunan, terutama bahan-bahan yang mengandung karbonat seperti marmer , batu kapur dan batu. Kontrol Terhadap Polusi Sulfur Okside
Beberap metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengontrl emisi SO x adalah sebagai berikutc : 1. Penggunaan bahan bakar bersulfur rendah 2. Substitusi sumber energi lainnya untuk bahan pembakaran 3. Penghilanagn sulfur dari abhan bakar sebelum pembakaran 4.
Penghilangan SOx dari gas buanagn Penggunaanbahan bakar bersulfur rendah mungkin dilakukan
tetapi harganya lebih tinggi dibandingkan denagn bahan bakar bersulfur tinggi. Pembakaran minyak menyebabkan
emisi
SOx
sehingga
penggunaan bahan bakar minyak bersulfur rendah juga akan mengurangi emisi SOx, tetapi harganya lebih mahal dari batu arang dan persediannya juga terbatas. Penghilangan sulfur dari bahan bakar sebelum pembakaran membutuhkan beberapa cara tergantung dari bahan bakarnya dan bentuk sulfur di dalamnya. Efisien penghilangan So2 sebanyak 90% dapat tercapai denagn melalukan gas tersebut melalui larutan kapur. Masalah utama dalam sisitem ini adalah terbentuknya bahan bangunan
PEMODELAN LINGKUNGAN
105
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
yang cukup tinggi dalam bentuk CaSo 4 padat, batu kapur yang tidak bereaksi dan abu yang harus dibuang. Cara lainnya adalah menggunakan reaksi antara ion bisulfit dengan ion sitrat. 5.2.3 KARBON MONOKSIDA
Sumber karbon monoksida di udara.
Karbon monoksida adalah suatu komponen tidak berwarna tidak berbau dan tidak punya rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu di atas –192 °C. Komponen ini mempunyai berat sebesar 96,5 % dari berat air dan tidak larut di dalam air. Karbon monoksida yang terdapat di alam dari salah satu proses sebagai berikut: 1. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon 2. Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi. 3. Pada
suhu tinggi,karbon
dioksida
terurai
menjadi
karbon
monoksida dan oksigen.
Sedangkan CO dapat dihasilkan dari berbagai sumber ,yaitu : 1. Berbagai proses geofisika dan biologis dapat memproduksi CO tetapi kontribusi CO ke atmosfer relatif kecil. 2. Transportasi
terutama
dari
kendaraan
–kendaraan
yang
menggunakan bensin sebagai bahan bakar. 3. Pembakaran hasil-hasil pertanian seperti sampah, sisa-sisa kayu di hutan dan sisa-sisa tanaman di perkebunan. 4. Proses-proses industri terutama industri besi dan baja. PEMODELAN LINGKUNGAN
106
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Pengaruh Karbon Monoksida Terhadap Lingkungan ♦ Pengaruh CO terhadap tanaman
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian CO selama 1 sampai 3 minggu pada konsentrasi sampai 100 ppm tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tanaman-tanaman tingkat tinggi. Akan tetapi kemampuan untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas akan terhambat dengan pemberian CO selama 35 jam paada konsentrasi 2000 ppm. Demikian pula kemampuan untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri yang terdapat pada akar tanaman juga terhambat dengan pemberian CO sebesar 100 ppm selama satu bulan. Karena
konsentrasi Co di udara jarang
mencapai 100 ppm , meskipun dalam waktu sebentar, maka pengaruh CO terhadap tanaman biasanya tidak terlihat secara nyata.
♦ Pengaruh CO terhadap manusia
Pengaruh beracun CO terhadap tubuh terutama disebabkan oleh reaksi antara CO dengan hemoglobin ( Hb ) di dalam darah. Hemoglobin dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem transpor untuk membawa oksigen dalam bentuk oksihemoglobin ( O2Hb ) dari paru-paru ke sel-sel tubuh, dan membawa CO 2 dalam bentuk CO2Hb dari sel-sel tubuh ke paru-paru. Dengan adanya CO hemoglobin dapat membentuk kaarboksihemoglobin. Jika reaksi demikian terjadi, maka kemampuan darah menstranspor oksigen menjadi berkurang. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi daripada afinitas oksigen terhadap hrmoglobin, akibatnya jika CO dan O 2 terdapat bersama-sama di udara akan terbentuk COHb dalam jumlah jauh lebih banyak daripada O 2Hb. Faktor terpenting yang menentukan pengaruh CO terhadap
PEMODELAN LINGKUNGAN
107
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
manusia adalah konsentrasi COHb yang terdapat dalam darah , dimana semakin tinggi persentase henoglobin yang terikat dalam COHb , semakin parah pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Polusi udara oleh CO juga terjadi selama nerokok. Asap rokok mengandung konsentrasi lebih dari 20000 ppm. Selama dihisap , konsentrasi terencerkan menjadi 400-500 ppm. Konsentrasi CO yang tinggi tersrbut mengakibatkan kadar COHb di dalam darah meningkat.
♦ Kontrol Terhadap Polusi Karbon Monoksida
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengontrol polusi CO di udara. Kebanyakan usaha tersebut ditujukan untuk mengurangi polusi CO dari kendaraan bermotor karena sebanyak 64% dari seluruh emisi CO dihasilkan dari transportasi. Cara-cara tesebut diantaranya adalah sebagai berikut : 1. modifikasi mesin pembakar untuk mengurangi jumlah polutan yang terbentuk selama pembakaran . 2. Pengembangan pembakaran
reaktor
sistem
berlangsung
ekshaust
sempurna
sehingga
dan
polutan
proses yang
berbahaya diubah menjadi polutan yang lebih aman. 3. Penngembangan subtitusi bahan bakar untuk bensin sehingga menghasilkan
polutan
dengan
konsentrasi
rendah
selam
pembakaran. 4. Pengembanngan sumber tenaga yang rendah
polusi untuk
mengganti mesin pembakaran yang ada 5.2.4 OKSIDAN FOTOKIMIA
Sumber Oksidan Fotokimia
Oksidan fitokimia adalah komponen atmosfer yang diproduksi oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan
PEMODELAN LINGKUNGAN
108
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
sinar, yang akan mengoksida komponen-komponen yang tidak segera dapat dioksidasi oleh gas oksigen.Senyawa yang terbentuk merupakan
polutan sekunder yang diproduksi karena interaksi
antara primer dengan sinar. Polutan
sekunder yang paling
berbahaya yang dihasilkan oleh siklus fotolitik NO 2 adalah ozon ( O 3 ) dan peroksiasetilnitrit. Ozon bukan merupakan hidrokarbon, tetapi konsentrasi O3 di atmosfer naik sebagai akibat langsung dari reaksi hidrokarbon. Siklus fotolitik
NO2 akan terganggu jika terdapat
hidrokarbon karena kemampuannya untuk bereaksi dengan atom oksigen atau ozon yang diproduksi. Campuran produk-produk sebagai akibat gangguan hidrokarbon di dalam siklus fotolitik NO 2 disebut smog fotokimia, yaitu terdiri dari kumpulan O 3, CO, PAN dan komponen organik lainnya. Pengaruh Oksidan Fotokimia Terhadap Lingkungan Pengaruh terhadap tanaman
Polusi udara fotokimia dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman. Komponen yang paling merusak tanaman aadalah ozon. Pengaruh ozon yang dapat silihat secara langsung pada tanaman adalah teerjadinya pemucatan karena kematian sel-sel pada permukaan daun, dimana daun yang lebih tua lebih sensitif terhadap kerusakan tersebut. Pengaruh terhadap manusia
Oksidan fotokimia masuk kedalam tubuh sebagai bagian dari udara dan pada konsentrasi subletal dapat mengganggu proses pernafasan normal . Selain itu oksidan fotokimia juga dapat menyebabkan iritasi mata. Beberapa gejala dapat diamati pada manusia yang diberi perlakuan kontak dengan ozon,yaitu tidak ditemukan pengaruh apapun pada konsentrasi ozon sampai 0.2 ppm,dan pada konsentrasi 0.3 ppm mulai terjadi iritasi terhadap PEMODELAN LINGKUNGAN
109
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
hidung dan tenggorokan. Kontak dengan ozon pada konsentrasi 1.0 sampai 3.0 ppm selama 2 jam mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi pada beberapa orang yang sensitif.kontak dengan ozon pad konsentrasi sekitar 9.0 ppm selama beberapa waktu mengakibatkan edema pulmonari pada kebanyakan orang. Ozon dapat menyebabkan kerusakan kimia pada beberapa bahan tertentu seperti organik polimer,termasuk karet serta tekstil alami dan sintetis. Kontrol terhadap hidrokarbon dan polutan fotokimia
Ozon merupakan polutan sekunder oleh karena itu kontrol terhadap polutan tersebut tergantung kontrol terhadap prekursor primer, yaitu hidrokarbon dan nitrogen okside.Ada empat macam teknik yang telah digunakan untuk mengontrol emisi hidrokarbon dari sumbernya, yaitu : insinerasi Dua
macam alat insinerasi telah digunakan, yang pertama
menggunakan api untuk oksidasi lengkaaaap hidrokarbon menjadi CO2 dan air, dimana efisirmsi penghilangan hidrokarbon sangat tinggi. Alat yang kedua menggunakan katalis sehingga oksidasi hidrokarbon lengkap dapat terjadi pada suhu lebih rendah daripada dalam alat pertama .Tetapi masalah yang dihaadapi adalah kemungkinan terjadinya keracunan katalis. Adsorbsi Pada metode ini , gas-gas buangan
dilakukan pada bed yang
terdiri dari adsorber granular terbuat dari karbon aktif. Uap hidrokarbon diadsorbsi pada permukaan karbon dan tetap tinggal pada karbon tersebut sampai kemudian dihilangkan dengan cara melewatkan uap melalui sistem tersebut. Uap dan hidrokarbon
PEMODELAN LINGKUNGAN
110
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
kemudian dikondensasi menjadi cairan dan hidrokarbon dapat diperoleh kembali untuk penggunaan selanjutnya. Absorbsi Pada metode absorbsi ini garanya hampir sama dengan metode adsorbsi , hanya bedanya gas-gas buangan mengalami kontak dengan cairan dimana hidrokarbon akan terlarut atau tersuspensi. Kondensasi Metode ini dilakukan nerdasarkan kenyataan bahwa
pada suhu
yang cukup rendah gas hidrokarbon akan mengalmi kondensasi menjadi
cairan.
Jadi
gas-gas
buangan
dilewatkan
melalui
permukaan bersuhu rendah, dan cairan hidrokarbon NITROGEN OKSIDA
Nitrogen Oksida sering disebut sebagai NO x karena oksida nitrogen mempunyai 2 macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu gas NO2 dan gas NO. Sifat gas NO 2 adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung. Kadar NOx diudara di daerah perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia akan menambah kadar NO x diudara,
seperti
transportasi,
generator
pembangkit
listrik,
pembuangan sampah dan lain-lain. Pencemaran gas NOx
di udara terutama berasal dari gas
buangan hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listirk stasioner atau mesin-mesinn yang mneggunakan
bahan
bakar gas alam. Sumber pencemaran NO x dapat dilihat dalam tabel dibawah yang merupakaan data dari hasil penelitian di Amerika. Keberadaan gas NOx dapat di pengaruhi oleh sinar matahri yang mengikuti daur reaksi fotolitik gas NO2 berikut ini:
PEMODELAN LINGKUNGAN
111
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
NO2
+ sinar matahari O
+ O2
O3
NO O3
+ NO
+O
(ozon ) NO2 + O2
Daur reaksi fotolitik nitrogen oksida dapat pula digambarkan sebagai berikut : Daur reaksi fotolitik tersebut di atas dapat terganggu apabila dalam udara terdapat HC (hidrokarbon), karena hidrokarbon akan bereaksi
dengan
O
maupun
O2.
Reaksi
dengan
O
akan
menghasilkan radikal bebas HC yang sangat reaktif. Radikal bebas HC akan menyerang NO menjadi NO 2 sehingga jumlah NO akan berkurang. Radikal bebas HC dapat juga bereaksi dengan HC lainnya dan menghasilkan senyawa-senyawa organic. Disamping itu radikal bebas HC yang bereaksi dengan O 2
dan NO2
akan
menghasilkan Peroxy Acetyl Nitrares atau disingkat PAN. Campuran O3, CO, PAN dan senyawa-senyawa organic di udara tersebut sebagai Photo Chemistry Smog atau kabut foto kimia. Reaksi pembentukan Peroxy Acetyl Nitrares atau PAN akan mengikuti model reaksi foto kimia sebagai berikut : a.
mengikuti daur reaksi NOx : 1.
NO2
+ sinar matahari
2.
O
+ O2
3.
O3
+ NO
O3
NO + O
(ozon ) NO2 + O2
b. pembentukan asam nitrat : 4.
O3
+ NO2
NO3
5.
NO3
+ NO2
+ H2O
6.
NO
+ NO2
+ H2O
7.
HNO2+ sinar matahari
NO
+ O2 2 HNO3 2 HNO2 + OH
c. pembentukan aldehida dan radikal peroxy : PEMODELAN LINGKUNGAN
112
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
d.
8.
CO + OH
9.
HO2
+ O2
CO2
+ NO
+ H2O
NO2 + OH
10. HC
+ O
R*
+ RO*
11. HC
+ O3
l RO2* + m RCHO
12. HC
+ OH
13. HC
+ RO2
n RO2* + o RCHO p RO2* + q RCHO
oksidasi NO menjadi NO2 : 14.
RO2 + NO
NO2
+ RO*
e. pembentukan PAN : 15. RO2
+ NO2
PAN
Penyebaran Nitrogen Okside
Konsentrasi NOx di udara dalam suatu kota bervariasi sepanjang hari tergantung pada sinar matahari dan aktivitas kendaraan.
Perubahan
konsentrasi
NOx
berlangsung
sebagai
berikut : Sebelum matahari terbit, konsentrasi NO dan NO 2 tetap
1.
stabil pada konsentrasi sedikit lebih tinggi dari konsentrasi minimum sehari-hari. 2.
Segera setelah aktivitas manusia meningkat ( jam 6 – 8 pagi
)
konsentrasi
NO
meningkat
terutama
karena
meningkatnya aktivitas lalu lintas yaitu kendaraan bermotor. Konsentrasi NO tertinggi pada saat ini dapat mencapai 1 – 2 ppm. 3.
Dengan terbitnya sinar matahari yang memancarkan sinar ultraviolet, konsentrasi NO 2 meningkat karena perubahan NO primer menjadi NO2 sekunder. Konsentrasi NO2 pada saat ini dapat mencapai 0.5 ppm.
PEMODELAN LINGKUNGAN
113
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
4.
Konsentrasi
ozon
meningkat
dengan
menurunnya
konsentrasi NO sampai kurang dari 0.1 ppm. 5.
Jika intensitas energi solar ( sinar matahari ) menurun pada sore hari
( jam 5 – 8 sore ) konsentrasi NO meningkat
kembali. Energi matahari tidak tersedia untuk mengubah NO
6.
menjadi NO2 ( melalui reaksi hidrokarbon ), tetapi O3 yang terkumpul sepanjang hari akan bereaksi dengan NO. Akibatnya terjadi kenaikan konsentrasi NO 2 dengan penurunan konsentrasi O3. Dari perhitungan kecepatan emisi NOx dapat diketahui bahwa waktu tinggal rata-rata NO2 di atmosfer kira-kira adalah 3 hari, sedangkan waktu tinggal NO rata-rata 4 hari. Dari waktu tinggal ini dapat diketahui bahwa proses-proses alami , termasuk reaksi fotokimia, mengakibatkan hilangnya nitrogen okside tersebut. Produk akhir dari polusi NOx dapat berupa asm nitrat, yang kemudian diendapkan sebagai garam-garam nitrat di dalam air hujan atau debu. Pengaruh Nitrogen Okside Terhadap Lingkungan ♦ Pengaruh terhadap tanaman
Adanya NOx di atmosfer akan mengakibatkan kerusakan tanaman, tetapi sukar ditentukan apakah kerusakan tersebut disebabkan langsung oleh NO x atau karena polutan sekunder yang diproduksi dalam siklus fotolitik NO2. Beberapa polutan sekunder diketahui bersifat sangat merusak tanaman. Percobaan dengan cara fumigasi tanam-tanaman dengan NO x menunjukkan terjadinya bintik-bintik pada daun dan jika digunakan konsentrasi 1.0 ppm, sedangkan dengan konsentrasi lebih tinggi ( 3.5 ppm atau lebih ) terjadi nekrosis atau kerusakan tenunan daun.
PEMODELAN LINGKUNGAN
114
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Fumigasi tanaman buncis dan tomat dengan 10 ppm NO menunjukkan penurunan kecepatan fotosintesis sebanyak 60-70 %, yaitu dengan cara mengukur absorbsi CO2. Absorbsi CO2 akan kembali Perlakuan
normal
segera
tersebut tidak
setelah
pemberian
menyebabkan
NO
timbulnya
dihentikan. kerusakan
tenunan daun.
♦ Pengaruh terhadap manusia
Kedua bentuk nitrogen okside, yaitu NO dan NO2 sangat berbahaya terhadap manusia. Penelitian aktivitas mortalitas kedua komponen tersebut menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini belum pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Pada konsentrasi yang
normal ditemukan
di atmosfer,
NO tidak
mengakibatkan iritasi dan tidak berbahaya, tetapi pada konsentrasi udara ambient yang normal NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang lebih beracun. Hewan percobaan yang diberi NO dengan dosis yang sangat tinggi akan memprlihatkan gejala paralisi sistem syaraf dan konvulsi. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa tikus yang diberi NO sampai jumlah 2500 ppm akan hilang kesadarannya setelah 67 menit, tetapi jika kemudian diberi udara segar akan sembuh kembali setelah 4-6 menit. Tetapi jika pemberian NO pada konsentrasi tersebut dilakukan selama 12 menit, pengaruhnya tidak akan dapat dihilangkan kembali, dan semua tikus yang diuji akan mati. NO2 bersifat racun terutama terhadap paru-paru. Konsentrasi NO2 sebesar 800 ppm atau lebih mengakibatkan 100 % kematian pada hewan-hewan nyang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Pemberian sebanyak 5 ppm NO2 selama 10 menit terhadap
manusia
mengakibatkan
sedikit
kesukaran
dalam
bernafas.
PEMODELAN LINGKUNGAN
115
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Kontrol Terhadap Polusi Nitrogen Okside
Penelitian dan pengembangan kontrol terhadap polusi NOx terutama diarahkan pada dua macam metode kontrol yaitu modifikasi kondisi pembakaran untuk menurunkan jumlah NO x yang dihasilkan, dan metode lainnya adalah cara untuk menghilangkan NOx dari gas pembuangan. Dalam hal ini perlu diperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi pembentukan NO x dalam bentuk NO, yaitu suhu pembakaran, adanya kelebihan udara yang tersedia dan waktu tinggal reaktan-reaktan pada suhu pembakaran tersebut. Suhu pembakaran yang lebih tinggi menghasilkan lebih banyak NOx. Jumlah udara yang lebih rendah umumnya akan menghasilkan NOx lebih sedikit, tetapi kelebihan udara pada konsentrasi tertentu akan mengencerkan gas-gas pembakaran sehingga menghasilkan suhu pembakaran yang lebih rendah, dan akibatnya terjadi penurunan jumlah NOx. Dengan prinsip ini maka beberapa cara telah dilakukan untuk mengurangi jumlah NOx yang diproduksi selama pembakaran, misalnya dengan cara pembakaran dua tahapa, resirkulasi gas pembuangan, dan injeksi dengan uap atau air. Pada metode pembakaran dua tahap, sebagian bahan bakar dibakar dengan udara dalam jumlah stoikhiometrik lebih rendah dari yang tersedia, sehingga oksigen yang tersedia tidak berlebih dan
mengurangi
jumlah
produksi
NO.
Pada
tahap
kedua
pembakaran dilanjutkan setelah penyuntikan udara ke dalam campuran. Dengan cara menghilangkan panas
di antara dua
tahap, suhu dimana pembakaran terjadi pada keadaan udara berlebih menjadi lebih rendah sehingga konsentrasi NO juga akan berkurang. Resirkulasi
gas-gas
buangan
kembali
ke dalam
ruang
pembakaran akan menurunkan konsentrasi oksigen yang tersedia.
PEMODELAN LINGKUNGAN
116
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Kedua hal tersebut mengakibatkan penurunan produksi NO. Uap air atau air yang disuntikkan ke dalam ruang pembakaran juga dapat menurunkan suhu apai dan mengurangi produksi NO x. Penyuntikan dengan air lebih sering dilakukan daripada uap air karena lebih mudah
tersedia,
biayanya
lebih
murah,
dan
pengaruh
pendinginannya lebih besar. Penghilangan NOx dari gas-gas buangan terutama dilakukan menggunakan reactor katalitik atau sistem absorbsi. Penggunaan katalis untuk mengubah NOx kembali menjadi N2 merupakan pemecahan masalah dalam mengatasi emissi NO x dari kendaraan bermotor. Salah satu masalah yang harus dipecahkan adalah mendapatkan satu katalis yang tahan lama. Satu katalis yang baik sekaligus dapat memecahkan beberapa masalah polutan udara, yaitu produksi CO, hidrokarbon, dan NO x dari kendaraan bermotor. Pada sistem tersebut, suatu katalis pengoksidasi dibutuhkan untuk mengubah CO dan hidrokarbon menjadi CO2dan air, sedangkan katalis pereduksi dibutuhkan untuk mengubah NO x menjadi N2. Metode adsorbsi tidak praktis digunakan untuk mengontrol produksi NOx dari kendaraan bermotor, tetapi efektif digunakan untuk mengadsorbsi gas-gas yang keluar dari teropong asap. Gas yang keluar dilalukan
melalui adsorbser padat arau cair dimana
NOx akan tertahan. Sistem adsorbsi yang mengandung air akan lebih efektif digunakan, terutama jika air tersebut mengandung komponen
alkali
dikembangkan
atau
dapat
asam
sulfat.
menghilangkan
Sistem
NO2
yang
dan sulfur
telah okside
sekaligus. 5.5 CONTOH MODEL
PEMODELAN LINGKUNGAN
117
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
5.5.1 DATA
Misal data yang digunakan dalam laporan ini adalah data yang diperoleh dari Laporan harian kualitas udara di stasiun pemantau pada tanggal 2 Juli 2001 di stasiun SEF 2 (Pedurungan). Parameter yang dianalisa meliputi: ♦ Partikel (PM 10) ♦ Sulfur dioksida (SO2) ♦ Karbon monoksida (CO) ♦ Ozon (O3) ♦ Nitrogen oksida (NO2, NO)
Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel terlampir. 5.6
MODEL PERHITUNGAN
Data yang telah diperoleh dihitung untuk mendapatkan harga Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Perhitungan besarnya indek
parameter-parameter dasar
didasarkan pada Lampiran
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP-107/KABAPEDAL / III/1997 Tanggal 21 November 1997 Tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara sebagaimana berikut: ♦
Konsentrasi ambien dinyatakan dalam (Xx) dalam satuan ppm, mg/m3 dan lainnya.
♦ Angka nyata Indeks Standar Pencemar Udara dinyatakan dalam
(I) ♦ Rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah:
I =
dimana :
IA − IB XA − XB
( XX − XB ) + IB
I
= ISPU terhitung
IA
= ISPU batas atas
PEMODELAN LINGKUNGAN
118
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
IB
= ISPU batas bawah
XA
= Ambien batas atas
XB
= Ambien batas bawah
XX
= Kadar ambien nyata hasil pengukuran
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam tabel terlampir.
ANALISA 1. Partikel (PM 10)
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil ISPU rata-rata untuk partikel (PM 10) adalah 49.08. Kategori udara secara umum adalah baik, karena harga ISPU kurang dari 50. Pada kondisi pukul 07.30 sampai 09.00 WIB, ISPU menunjukkan kategori tidak sehat karena harga ISPU lebih dari 100. Pada kondisi ini jarak pandang turun dan terjadi pengotoram debu dimana-mana. Tingkat udara semacam ini bersifat merugikan bagi manusia maupun hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakkan pada tumbuhan dan nilai estetika. Ada juga beberapa kondisi yang menunjukkan kondisi udara dalam kategori sedang (ISPU dalam rentang 50 – 100). Dalam kondisi ini terjadi penurunan pada jarak pandang tetapi tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika. Pada jam 07.30 – 09.00, partikel meningkat sampai kondisi tidak sehat (ISPU > 100) karena pada jam tersebut merupakan jam sibuk lalu lintas. Partikel-partikel ini berasal dari proses-proses mekanis seperti
erosi
angin,
penghancuran
dan
penyemprotan,
dan
pelindasan benda-benda oleh kendaraan atau pejalan kaki.
PEMODELAN LINGKUNGAN
119
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Pada
kondisi
sedang
sampai
kondisi
tidak
sehat,
partikel
menimbulkan pengaruh antara lain:
♦ Pada tumbuhan, partikel tersebut jika bergabung dengan uap air
atau hujan gerimis, membentuk kerak yang
tebal
pada
permukaan daun, dan tidak dapat tercuci dengan air hujan kecuali dengan menggosoknya. Lapisan ini akan mengganggu proses
fotosintesis
pada
tanaman
karena
menghambat
masuknya sinar matahari dan mencegah pertukaran CO 2 dengan atmosfer. Sehingga pertumbuhan terganggu terlebih lagi jika partikel tersebut mengandung komponen kimia yang berbahaya. ♦ Pada
manusia,
udara
pada
kondisi
tidak sehat-lah yang
mempengaruhi kesehatan manusia. Partikel yang masuk dan tertinggal di dalam paru-paru mungkin berbahaya antara lain karena: ∼
Partikel tersebut mungkin beracun karena sifat kimia
dan fisiknya. ∼
Partikel tersebut mungkin bersifat inert (tidak bereaksi)
tetapi jika tertinggal di dalam saluran pernafasan dapat mengganggu
pembersihan
bahan-bahan
lain
yang
berbahaya. ∼
Partikel tersebut mungkin dapat membawa molekul-
molekul gas yang berbahaya. ♦ Pada bahan lain, partikel dapat merangsang korosi, terutama
dengan adanya komponen yang mengandung sulfur. 2. SULFUR OKSIDA (SO2)
Kondisi udara dengan parameter SO2 dalam kondisi baik. Hal ini ditunjukan dengan harga ISPU rata-rata 2,86. Pada kondisi ini akan menyebabkan luka pada beberapa spesies tumbuhan akibat kombinasi O3 selama 4 jam. Tanaman bervariasi dari spesies ke PEMODELAN LINGKUNGAN
120
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
spesies dalam sensitivitasnya terhadap kerusakan SO 2. Meskipun dalam satu spesies, terjadi perbedaan sensitivitas yang disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti suhu, air tanah, konsentrasi nutrien, dan
sebagainya.
Kerusakan
tanaman
ditandai
dengan
menguningnya warna daun karena terhambatnya mekanisme pembentukan klorofil. Kalau konsentrasi SO2 yang rendah sudah dapat merusakkan tanaman,
lain halnya dengan
menimbulkan
gangguan
konsentrasi SO2
terhadap
manusia
yang dapat
maupun
hewan.
Manusia dan hewan dapat terganggu oleh udara yang tercemar oleh gas SO2 yang konsentrasinya lebih tinggi. Jadi pada kondisi ini manusia dan hewan belum terpengaruh. 3. KARBON MONOKSIDA (CO)
Dari hasil perhitungan didapat nilai ISPU rata-rata sebesar 8.94 . Hali ini menunjukkan bahwa tingkat kualitas udara termasuk dalam kategori baik . Dimana tingkat kualitas udara tidak memberikan efek
begi
kesehatan
manusia
maupun
hewan
dan
tidak
berpengaruh pada tumbuhan,bangunan ataupun nilai estetika. Angka hasil perhitungan minimum adalah 1.4 sedangkan angka maksimum 40.2 . Nilai ISPU rata-rata untuk CO termasuk kecil dibandingkan nilai ISPU rata-rata paraneter yang lain . Hal ini berhubungan dengan mekanisne
alami
dari
penbersihan
CO
dari
udara
yang
kemungkinan terjadi disebabkan karena beberapa proses sebagai berikut: 1.
Reaksi
atmosfer
yeng
berjalan
sangat
lambat sehingga jumlah CO yang hilang sangat sedikit 2.
Aktivitas mikroorganisne yang terdapat di dalam tanah dapat menghilangkan CO dengan kecepatan relatif tinggi dari udara.
PEMODELAN LINGKUNGAN
121
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Berbagai mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah dapat menghilangkan CO dari udara secara cepat. Meskipun tanah dengan
mikroorganisme
didalamnya
dapat
berfungsi
dalam
pembersihan CO di atmosfer, tetapi kenaikan konsentrasi CO di udara sering terjadi. Hal ini disebabkan tanah yang tersedia tidak tersebar merata, bahkan di daerah-daerah dimana produksi CO sangat tinggi kadang persediaan tanah sangat terbatas. 4. OZON (O3)
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) rata-rata untuk ozon (O3) dari hasil perhitungan termasuk kategori baik karena nilainya kurang dari 50, yaitu 17.41. Efek adanya O3 sama dengan yang ditimbulkan SO2, karena O3 yang berkombinasi dengan SO2 dalam jangka waktu yang panjang (±
4 jam) akan menimbulkan
kerusakkan pada beberapa spesies tumbuhan. Pengaruh ozon yang dapat
terlihat
langsung
pada
tanaman
adalah
terjadinya
pemucatan karena kematian sel-sel pada permukaan daun, dimana daun yang lebih tua lebih sensitif terhadap kerusakkan tersebut. Efek pada manusia atau hewan tidak dapat ditemukan pada konsentrasi ozon yang rendah. 5.
NITROGEN OKSIDA (NO & NO2)
Pada perhitungan ISPU diperoleh nilai rata-rata ISPU NO 52.18, sedangkan NO2 83.29. Hal ini menunjukkan bahwa udara dalam kondisi sedang. Pada kondisi ini Nitrogen oksida akan menimbulkan bau. Adanya NOx di atmosfer akan mengakibatkan kerusakan tanaman ,tetapi sukar ditentukan apakah kerusakan tersebut disebabkan langsung oleh NOx atau karena polutan sekunder yang diproduksi dalam siklus fotolitik NOx. Pengaruh gas Nox pada tanaman ditunjukkan dengan terjadinya bintik-bintik pada daun
PEMODELAN LINGKUNGAN
122
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
sedangkan dengan konsentrasi yang lebih tinggi terjadi nekrosis atau kerusakan tenunan daun. Selain itu dapat menurunkan kecepatan fotosintesis daun sebanyak 60 – 70 %. Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali bila gas NO berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehingga menjadi gas NO2. Efek lain yang ditimbulkan yaitu timbulnya Peroxy Acetil Nitrates (PAN) yang menyebabkan iritasi pada mata (mata terasa pedih dan berair). Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut fotokimia atau photo chemistry smog yang sangat mengganggu lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi . 1992 . Polusi Air dan Udara . Kanisius : Yogyakarta .
Wardhana, Wisnu Arya . 1999 . Dampak Pencemaran Lingkungan . Andi Offset : Yogyakarta .
PEMODELAN LINGKUNGAN
123
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN
124