NAMA
: GUSTYARI JADURANI GIRI
NIM
: P07134013039
JUDUL
: Pemeriksaan VDRL Carbon Antigen
I.
TUJUAN : Untuk mendeteksi adanya antibody non-treponemal pada sampel serum
II.
Dasar Teori
Treponema pallidum subspesies pallidum merupakan agen penyebab sifilis. Organisme tersebut merupakan parasit obligat bagi manusia. Treponema pallidum berbentuk spiral, negatifGram dengan panjang antara 6-20 μm dan diameter antara 0,09-0,18 μm. Pada umumnya dijumpai 16-18 busur, yang terdiri atas membran luar (outer sheath), ruang periplasma dengan flagel periplasma, dan lapisan peptidoglikan. Terdapat 3 macam gerakan yaitu rotasi cepat sepanjang aksis panjang heliks, fleksi sel, dan maju seperti gerakan pembuka tutup botol. Treponema pallidum dapat berenang dalam lingkungan viscous (contohnya rongga mulut, traktus intestinal), tetapi hanya dapat berputar dalam air karena gesekan minimal. Kontak dengan udara, antiseptik, atau cahaya matahari akan membunuh mikroba tersebut. Jika diletakkan di luar tubuh dalam lingkungan gelap dan lembab hanya bertahan tidak lebih dari 2 jam. Transmisi seksual sifilis dimungkinkan karena inokulasi pada abrasi akibat trauma seksual yang menyebabkan respons lokal sehingga terjadi erosi, lalu ulkus. Kejadian tersebut diikuti dengan penyebaran treponema ke kelenjar getah bening regional dan penyebaran hematogen pada bagian lain tubuh. Hingga kini belum sepenuhnya dimengerti bagaimana mekanisme kuman menyerang jaringan. .Pemeriksaan VDRL merupakan pemeriksaan penyaring atau Skrining Test, dimana apabila VDRL positif maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan TPHA (Trophonema
Phalidum
Heamaglutinasi). Pemeriksaan VDRL serum bisa memberikan hasil negatif palsu pada tahap late sifilis dan kurang sensitif dari RPR. Karena uji ini tidak langsung mendeteksi terhadap
keberadaan Treponema pallidum itu sendiri, maka uji ini bersifat non-spesifik. Hasil uji serologi tergantung pada stadium penyakit misalnya pada infeksi primer hasil pemeriksaan serologi biasanya menunnjukkan hasil non reaktif. Hasil serologi akan menunjukan positif 1-4 minggu setelah timbulnya chancre. Dan pada infeksi sekunder hasil serelogi akan selalu positif dengan titer yang terus meningkat. Pasien yang terinfeksi bakteri treponema akan membentuk antibody yang terjadi sebagai reaksi bahan-bahan yang dilepaskan karena kerusakan sel-sel. Andibody tersebut disebut regain.
III.
IV.
Alat dan Bahan a. Alat : 1. Slide test (latar putih) 2. Disposable dropper 3. Mikropipet 50µl dan tip 4. Tabung serologi
b. Bahan : 1. Sampel serum 2. NaCl 0,9 % 3. Tissue
Cara Kerja a. Test Kualitatif 1. Semua APD digunakan dengan baik, benar, dan lengkap. 2. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan 3. Sampel diteteskan sebanyak satu tetes (50µl) pada slide test 4. Reagen dihomogenkan dan diteteskan satu tetes pada slide test yang sudah ditetesi sampel. 5. Slide test digoyang-goyangkan selama 8 menit. 6. Dilihat secara makroskopis di cahaya yang bagus. 7. Hasil positif akan menunjukkan agregrasi hitam besar. 8. Sampel negative menunjukkan hasil abu-abu yang halus. b. Test Kuantitatif 1. Tabung disiapkan sebanyak 5 buah dan diberi label 1/2, 1/4, 1/8, 1/16. 2. Pengenceran berseri dilakukan dengan cara memipet 50µl saline ke masingmasing tabung. 3. Pada tabung pertama dimasukkan 50 µl sampel, kemudian dihomogenkan setelah itu dipipet 50µl pada tabung pertama, lalu dimasukkan dan dihomogenkan pada tabung kedua dst., 4. Pada tabung pertama dipipet 50 µl lalu diteteskan pada slide test. 5. Reagen diteteskan pada slide test yang sama, dihomogenkan lalu slide test digoyang-goyangkan selama 8 menit. 6. Hasil dilihat makroskopis, hasil positif menunjukkan adanya flokulasi. 7. Perlakuan yang sama dilakukan pada setiap pengenceran.
V.
Interpretasi Hasil a. Tes Kualitatif 1. Reaktif : bila tampak gumpalan sedang atau besar di tengah dan dipinggir lingkaran 2. Reaktif lemah : bila tampak gumpalan kecil-kecil halus pada pinggir lingkaran 3. Non-Reaktif : bila tidak tampak flokulasi/gumpalan
b. Tes Kuantitatif 1. Lingkaran terakhir yang memberikan hasil pemeriksaan reaktif (terjadi flokulasi) VI.
Hasil Pengamatan Identitas Probandus Nama Jenis Kelamin Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
VII.
: I Kadek Murniayan : laki-laki : Pemeriksaan VDRL : non-reaktif
Pembahasan Pemeriksaan VDRL merupakan pemeriksaan penyaring atau Skrining Test, dimana
VDRL positif maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan TPHA (Trophonema Phalidum Heamaglutinasi). Pemeriksaan VDRL serum bisa memberikan hasil negatif palsu pada tahap late sifilis dan kurang sensitif dari RPR. Pemeriksaan VDRL dapat menggunakan sampel serum atau plasma, sampel yang tidak hemolisis, dan sampel yang tidak terkontaminasi oleh bakteri. Tes VDRL dapat digunakan untuk penapisan atau screening dan untuk menilai hasil pengobatan. Hasil yang diberikan berupa reaktif, nonreaktif atau reaktif lemah, dan hasil kauntitatif dalam bentuk titer (1/2, 1/4, 1/8, dan seterusnya). Hasil pada sifilis stadium II dapat mencapai 1/64 atau 1/128. Pada tes flokulasi dapat terjadi reaksi negatif semu karena terlalu banyak reagin, reaksi ini disebut dengan Reaksi Prozon, jika diencerkan dan diperiksa lagi maka hasilnya akan menjadi positif. Prinsip dari pemeriksaan VDRL yaitu adanya reaksi flokulasi secara imunologis yang terjadi antara antibody non-treponemal (regain) yang terdapat dalam serum/plasma pasien
dengan antigen lipoid yang terdapat pada reagen VDRL yang mengandung mikro partikel karbon. Hasil pemeriksaan VDRL pada sampel serum atas nama I Kadek Murniayan (39 th) non-reaktif, ditandai dengan tidak terbentuknya flokulasi. Hasil negative ini menandakan bahwa tidak terdapat antibody non-treponemal di dalam sampel serum pasien. Jika hasil positif, makan akan terbentuknya flokulasi. VIII. Kesimpulan Hasil pemeriksaan VDRL pada sampel serum atas nama I Kadek Murniayan (39 th) di dapatkan hasil non-reaktif (tidak terbentuknta flokulasi)
DAFTAR PUSTAKA Akhyar Israr, Yayan.2009. Sifilis Kongenital. Pekanbaru : Faculty of Medicine – University of Riau “http://www.microrao.com/micronotes/vdrl.pdf” (online) diakses pada tanggal 20 September 2015 Agustina,Fitria. 2011. Sifilis Pada Infeksi Human Immunodeficiency Virus.Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo “http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/deridn/article/download/30/33sifilis.pdf” (online) diakses pada tanggal 20 September 2015 Kit Insert. ReiGed Diagnosis. VDRL Carbon Antigen