Pada Pada prak prakti tikum kum kali kali ini ini dila dilakuk kukan an pene penent ntuan uan juml jumlah ah sel sel leuko leukosi sit. t. Seba Sebagai gai obje objek k digunakan sampel darah manusia golongan darah O. Menurut Pearce, E (2004, darah adalah salah satu bagian tubuh !ang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia sebab darah ber"ungsi sebagai alat transportasi utama bagi bag i oksigen, nutrisi, dan #at$#at lain !ang dibutuhkan d ibutuhkan seluruh jaringan tubuh. %arah terdiri atas plasma dan sel darah. Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit, sel darah putih (leukosit, dan keping darah (trombosit. Menurut S!ai"uddin (&'', )eukosit terbagi menjadi dua !aitu granulosit (leukosit !ang memiliki granula sitoplasma dan agranulosit (leukosit !ang tidak memiliki granula sitoplasma. *ranulosit terdiri atas neutro"il, eosino"il, dan baso"il sedangkan agranulosit terdiri atas lim"osit dan monosit. +dapun +dapun "ungsi "ungsi leukos leukosit it agranu agranulos losit it antara antara lain lain monosit memiliki memiliki dua "ungsi "ungsi utama dalam sistem kekebalan !aitu menambah jumlah makro"ag dan sel dendritik pada daerah !ang normal serta merespon peradangan,. Monosit dapat bergerak cepat (sekitar -$&2 jam ke daerah in"e in"eks ksii pada pada jari jaringa ngan n dan dan berd berdi" i"er eren ensi sias asii menja menjadi di makr makro" o"ag ag sert sertaa sel sel dendr dendrit itik ik untu untuk k mendapatkan respon imun. Sedangkan "ungsi dari lim"osit adalah membunuh dan memakan bakteri !ang masuk kedalam jaringan tubuh. ungsi makro"ag adalah untuk "agositosis (menelan dan kemudian mencerna selular, puing$puing dan pathogen baik sebagai sel mobile juga untuk merangsang lim"osit dan sel imun lainn!a dalam merespon pathogen (E""endi, / 200'. Sedangkan "ungsi leukosit granulosit antara lain neutro"il bersi"at "agositik dan sangat akti", hingga dapat mencapai jaringan terin"eksi untuk men!erang irus dan bakteri. Eosino"il bersi"at "agositik meskipun lemah, selain itu eosino"il juga bersi"at detoksikasi histamin !ang dihasi dihasilka lkan n sel mast mast dan jaring jaringan an !ang luka luka saat saat in"lam in"lamasi asi berlan berlangsu gsung, ng, serta serta mengand mengandung ung peroksidase dan "os"atase !aitu en#im !ang mungkin terlibat dalam detoksi"ikasi bakteri. 1aso"il menghasilkan histamin untuk memicu aliran darah ke sekitar luka serta menghasilkan heparin !aitu #at antikoagulan untuk untuk mencegah gumpalan darah di pembuluh (E""endi, (E""endi, / 200'. erdapat dua metode untuk menghitung jumlah sel leukosit, !aitu metode elektronik dan metode kamar hitung. Metode elektronik umum digunakan di laboratorium penelitian, dimana dengan dengan metode metode ini secara secara otomat otomatis is jumlah jumlah sel leukos leukosit it dan kompon komponen en darah darah lainn! lainn!aa dapat dapat dihitung. Sedangkan pada metode kamar hitung, jumlah sel leukosit dihitung secara manual,
dimana sampel darah harus diencerkan terlebih dahulu, lalu dihitung menggunakan alat !ang disebut haemoc!tometer. 3ntuk kamar hitung leukosit terdiri atas 2 kamar, sedangkan eritrosit terdiri atas 40 kamar. 5al ini disebabkan ukuran sel leukosit !ang lebih besar dibanding eritrosit. 3ntuk mengambil sampel darah, pertama$tama !ang dilakukan adalah membersihkan jari manis kiri dengan kapas !ang telah dibasahi dengan alkohol 06, lalu tusuk menggunakan lanset dimana tetesan pertama dibuang dan tetesan selanjutn!a diteteskan pada salah satu ujung dari objek glass. 7emudian dibuat sediaan apus darah, sediaan apus darah ini dibuat tidak han!a untuk mempelajari sel darah tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah masing$masing sel darah. Pembuatan sediaan apus darah biasan!a menggunakan dua buah kaca sediaan !ang sangat bersih terutama harus bebas lemak. Satu buah kaca sediaan digunakan sebagai tempat tetes darah !ang hendak diperiksa dan !ang lain sebagai alat untuk meratakan tetes darah agar didapatkan lapisan tipis darah. %arah !ang digunakan adalah darah manusia golongan O. %arah diratakan dengan salah satu ujung sisi pendek kaca perata !ang diletakan miring dengan sudut kira$ kira 809 tepat di depan tetes darah sehingga darah men!ebar sepanjang sisi pendek kaca perata, dan kaca perata digerakan secara cepat sehingga terbentuklah selapis tipis darah di atas kaca sediaan. Setelah sediaan darah dikeringkan, dilakukan proses "iksasi dengan pelarut methanol. ujuann!a adalah untuk membunuh sel$sel pada sediaan darah tersebut tanpa mengubah posisi (struktur organel !ang ada di dalamn!a. Selain itu, pemberian methanol juga berguna untuk menghentikan proses metabolisme secara cepat, mencegah kerusakan jaringan, menga:etkan komponen$komponen sitologis dan histologis, menga:etkan keadaan sebenarn!a, dan mengeraskan. 7emudian sediaan apus darah diberi larutan pe:arna giemsa atau !ang sering disebut juga pe:arna ;omano:ski. Pe:arna *iemsa merupakan pe:arna !ang umum digunakan dalam pembuatan sediaan apus, tujuann!a adalah agar sediaan terlihat lebih jelas. Metode pe:arnaan ini ban!ak dipakai untuk mempelajari mor"ologi darah, sel$sel sumsum dan juga untuk identi"ikasi parasit$parasit darah misaln!a dari jenis proto#oa. )arutan *iemsa memberikan :arna biru pada leukosit.
7emudian sediaan darah dicuci dengan a