MENGHITUNG SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)
TUJUAN PRAKTIKUM
Menghitung sel darah putih (SDP)
DASAR TEORI
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh darah. Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir darah) dancairan darah (plasma darah). Sel-sel darah merupakan bagian yang mempunyai bentuk. Ada 3 macam sel darah yaitu, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih(leukosit), dan keping darah (trombosit). (Wulangi, 1993)
Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisametabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Untuk dapat melihat perbedaan dari sel darah dengan plasma dapat dilakukan dengan carasentrifugasi tabung hematokrit berisi darah yang telah diberi bahan anti pembekuan. Eritrosit,Leukosit, Plasma Dapat dilihat untuk bagian yang berwarna merah merupakan eritrosit, selapis tipis warna putih merupakan kumpulan sel-sel darah putih ( leukosit) can cairan kuning merupakan plasma.(widayati,2010)
Jenis Sel Darah
Eritrosit
Pada umumnya sel darah merah yang tidak berinti mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan dengan sel darah merah yang berinti. Sel darah merahyang ukurannya paling besar terdapat pada hewan amfibia. (Eckert, 1978)
Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar 99%, oleh karena itu setiap pada sediaan darah yang paling banyak menonjol adalah sel-sel tersebut. Dalam keadaan normal,eritrosit manusia berbentuk bikonkaf dengan diameter sekitar 7 -8 mikrometer, tebal ± 2.6 mikrometer dan tebaltengah ± 0.8 mikrometer dan tanpa memiliki inti.
Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya terdiri dari air (60%)dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi eritrosit merupakan substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat elastis dan lunak. Eritrosit mengandung proteinyang sangat penting bagi fungsinya yaitu globin yang dikonjugasikan dengan pigmen hemmembentuk hemoglobin untuk mengikat oksigen yang akan diedarkan keseluruh bagian tubuh.Seperti halnya sel-sel yang lain, eritrositpun dibatasi oleh membran plasma yang bersifatsemipermeable dan berfungsi untuk mencegah agar koloid yang dikandungnya tetap didalam. Dari pengamatan eritrosit banyak hal yang harus diperhatikan untuk mengungkapkan berbagaikondisi kesehatan tubuh. Misalnya tentang bentuk, ukuran, warna dan tingkat kedewasaaneritrosit dapat berbeda dari normal. Jika dalam sediaan apus darah terdapat berbagai bentuk yangabnormal dinamakan poikilosit, sedangkan sel-selnya cukup banyak maka keadaan tersebut dinamakan poikilositosis. Eritrosit yang berukuran kurang dari normalnya dinamakan mikrositdan yang berukuran lebih dari normalnya dinamakan makrosit.Warna eritrosit tidak merata seluruh bagian, melainkan bagian tengah yang lebih pucat, karena bagian tengah lebih tipis daripada bagian pinggirnya.
Pada keadaan normal bagian tengah tidak melebihi 1/3 dari diameternya sehingga selnya dinamakan eritrosit normokhromatik.Apabila bagian tengah yang pucat melebar disertai bagian pinggir yang kurang terwarna maka eritrosittersebut dinamakan eritrosit hipokromatik. Sebaliknya apabila bagian tengah yang memucat menyempit selnya dimanakan eritrosit hiperkhromatik. (Widayati, 2010)
Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah putih. Leukositmempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Sebenarnya leukosit merupakan kelompok sel dari beberapa jenis.
Untuk klasifikasinya didasarkan pada morfologi inti adanya struktur khusus dalam sitoplasmanya.Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih dapat dibedakan yaitu :
Granulosit
Yang mempunyai granula spesifik, yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair,dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi.Terdapat tiga jenis leukosit granuler : Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (atau eosinofil)yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral, basa dan asam.
Agranulosit
Yang tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu : limfosit (sel kecil, sitoplasma sedikit) dan monosit (sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak).
Neutrofil
Di antara granulosit, netrofil merupakan merupakan jenis sel yang terbanyak yaitu sebanyak 6070% dari jumlah seluruh leukosit atau 3000-6000 per mm3 darah normal.Pada perkembangan sel netrofil dalam sumsum tulang, terjadi perubahan bentuk intinya,sehingga dalam darah perifer selalu terdapat bentuk-bentuk yang masih dalam perkembangan.Dalam keadaan normal perbandingan tahap-tahap mempunyai harga tertentu sehingga perubahan perbandingan tersebut dapat mencerminkan kelainan. Sel netrofil matang berbentuk bulat dengandiameter 10-12 mikrometer. Intinya berbentuk tidak bulat melainkan berlobus berjumlah 2-5 lobi bahkandapat lebih. Makin muda jumlah lobi akan berkurang. Yang dimaksudkan dengan lobus yaitu bahan inti yang terpisah-pisah oleh bahan inti berbentuk benang. Inti terisi penuh oleh butir-butir khromatin padat sehingga sangat mengikat zat warna basa menjadi biru atau ungu. Oleh karena padatnya inti, maka sukar untuk untuk memastikan adanya nukleolus.Dalam netrofil terdapat adanya bangunan pemukul genderang pada inti netrofil yang tidal lainsesuai dengan Barr Bodies yang terdapat pada inti sel wanita. Barr Bodies dalam inti netrofil tidak seperti sel biasa melainkan menyendiri sebagai benjolan kecil. Hal ini dapat digunakanuntuk menentukan apakah jenis kelamin seseorang wanita.Dalam sitoplasma terdapat 2 jenis butir-butir ata granul yang berbeda dalam penampilannyadengan ukuran antara (0.3-0.8 mikrometer).Granul pada neutrofil tersebut yaitu : Azurofilik yang mengandung enzym lisozom dan peroksidase, dimana sudah mulai tampak sejak masih dalam sumsum tulang yang makin dewasa makin berkurang jumlahnya.
Ukurannya lebih besar dari pada jenis butir yang kedua dan kebanyakan telah kehilangan kemampuanmengikat warna. Dengan pewarnaan Romanovsky butiran ini tampak ungu kemerah-merahan. Granul spesifik lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal(protein Kationik) yang dinamakan fagositin. Dinamakan butir spesifik karena hanya terdapat pada sel netrofil dengan ukran lebih halus. Butiran ini baru tampak dalam tahap mielosit, berwarna ungu merah muda dan pada sel dewasa akan tampak lebih banyak daripada butir azurofil. Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma granuler, sedikit mitokonria,apparatus Golgi rudimenter dan sedikit granula glikogen. Neutrofil merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap invasi jasad renik, menfagosit partikel kecil dengan aktif. Denganadanya asam amino D oksidase dalam granula azurofilik penting dalam pengenceran dinding sel bakteri yang mengandung asam amino D. Selama proses fagositosis dibentuk peroksidase. Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan dengan peroksida dan halida bekerja padamolekul tirosin dinding sel bakteri dan menghancurkannya.Dibawah pengaruh zat toksik tertentu seperti streptolisin toksin streptokokus membran granula-granula neutrofil pecah, mengakibatkan proses pembengkakandiikuti oleh aglutulasi organel - organel dan destruksi neutrofil. Neotrofil mempunyai metabolisme yang sangat aktif dan mampu melakukan glikolisis baik secara aerob maupun anaerob. Kemampuan nautrofil untuk hidup dalam lingkungan anaerobsangat menguntungkan, karena mereka dapat membunuh bakteri dan membantu membersihkandebris pada jaringan nekrotik.
Eosinofil
Jumlah sel eosinofil sebesar 1-3% dari seluruh lekosit atau 150-450 buah per mm3 darah.Ukurannya berdiameter 10-15 mikrometer, sedikit lebih besar dari netrofil. Intinya biasanya hanya terdiriatas 2 lobi yang dipisahkan oleh bahan inti yang sebagai benang. Butir-butir khromatinnya tidak begitu padat kalau dibandingkan dengan inti netrofil.Eosinofil berkaitan erat dengan peristiwa alergi, karena sel-sel ini ditemukan dalam jaringanyaang mengalami reaksi alergi. Eosinofil mempunyai kemampuan melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif dibanding neutrofil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen danantibodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap komplek antigen dan antibodi. Eosinofil mengandung profibrinolisin, diduga berperan mempertahankandarah dari pembekuan, khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses Patologi.
Limfosit
Limfosit dalam darah berkuran sangat bervariasi sehingga pada pengamatan sediaan apus darahdibedakan menjadi : limfosit kecil (7-8 mikrometer), limfosit sedang dan limfosit besar (12 mikrometer).Jumlah limfosit menduduki nomer 2 setelah netrofil yaitu sekitar 1000-3000 per mm3 darah atau20-30% dari seluruh leukosit. Di antara 3 jenis limfosit, limfosit kecil terdapat paling banyak.Limfosit kecil ini mempunyai inti bulat yang kadang-kadang bertakik sedikit. Intinya gelapkarena khromatinnya berkelompok dan tidak nampak nukleolus. Sitoplasmanya yang sedikittampak mengelilingi inti sebagai cincin berwarna biru muda. Kadang-kadang sitoplasmanyatidak jelas mungkin karena butir-butir azurofil yang berwarna ungu. Limfosit kecil kira-kira berjumlah 92% dari seluruh limfosit dalam darah.Limfosit mempunyai kedudukan yang penting dalam sistem imunitas tubuh, sehingga sel-seltersebut tidak saja terdapat dalam darah, melainkan dalam jaringan khusus yang dinamakan jaringan limfoid. Berbeda dengan sel-sel leukosit yang lain, limfosit setelah dilepaskan darisumsum tulang belum dapat berfungsi secara penuh oleh karena hars mengalami differensiasilebih lanjut.
Apabila sudah masak sehingga mampu berperan dalam respon immunologik, makasel-sel tersebut dinamakan sebagai sel imunokompeten. Sel limfosit imunokompeten dibedakanmenjadi limfosit B dan limfosit T, walaupun dalam sediaan apus kita tidak dapatmembedakannya. Limfosit T sebelumnya mengalami diferensiasi di dalam kelenjar thymus,sedangkan limfosit B dalam jaringan yang dinamakan Bursa ekivalen yang diduga keras jaringansumsum tulang sendiri. Kedua jenis limfosit ini berbeda dalam fngsi immunologiknya.Sel-sel limfosit T bertanggung jawab terhadap reaksi immune seluler dan mempunyai reseptor permukaan yang spesifik untuk mengenal antigen asing. Sel limfosit B bertugas untuk memproduksi antibody humoral antibody response yang beredar dalam peredaran darah danmengikat secara khusus dengan antigen asing yang menyebabkan antigen asing tersalut antibody,kompleks ini mempertinggi fagositosis, lisis sel dan sel pembunuh (killer sel atau sel K) dariorganisme yang menyerang. Sel T dan sel B secara marfologis hanya dapat dibedakan ketikadiaktifkan oleh antigen.
Monosit
Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh leukosit. Sel ini merupakan sel yangterbesar diantara sel leukosit karena diameternya sekitar 12-15 mikrometer. Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal kuda atau tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir khromatinnya lebihhalus dan tersebar rata dari pada butir khromatin limfosit. Sitoplasma monosit terdapat relatif lebih banyak tampak berwarna biru abu-abu. Berbeda dengan limfosit, sitoplasma monositmengandung butir-butir yang mengandung perioksidase seperti yang diketemukan dalamnetrofil. Monosit mampu mengadakan gerakan dengan jalan membentuk pseudopodia sehinggadapat bermigrasi menembus kapiler untuk masuk ke dalam jaringan pengikat. Dalam jaringan pengikat monosit berbah menjadi sel makrofag atau sel-sel lain yang diklasifikasikan sebagai selfagositik. Didalam jaringan mereka masih mempunyai membelah diri. Selain berfungsifagositosis makrofag dapat berperan menyampaikan antigen kepada limfosit untuk bekerjasamadalam sistem imun.
Pemeriksaan Darah Rutin
Pemeriksaan darah rutin bertujuan untuk menghitung jumlah sel-sel dalam darah.
Pemeriksaan darah rutin meliputi 6 jenis pemeriksaan, yaitu:
Hemoglobin / Haemoglobin (Hb)
Hematokrit (Ht)
Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)
Hitung trombosit / platelet count
Laju endap darah (LED) / erythrocyte sedimentation rate (ESR)
Hitung eritrosit (di beberapa instansi)
Hemoglobin (Hb)
Menurut Sonjaya (2010) bahwa hemoglobin adalah gabungan antara hemo danglobin yang mempunyai berat molekul 65.000. Hemo mempunyai 4% dari berathemoglobin yang memberikan derajat kemerahan eritrosit. Hemoglobin disebut juga sebagai pigmen respirasi karena mempunyai peranan dalam mengangkut gas yang terlibatdalam proses respirasi yaitu O2 dan CO2. Hemoglobin adalah pigmen respirasi yangterdapat dalam eritrosit yang terdiri atas Hem dan Globin yang berperan dalam mengikatO2 untuk warna darah merah.
Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15 gram/dL. Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27 gram/dL
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin.
Menurut Frandson (1992) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kadarhemoglobin pada makhluk hidup adalah jenis kelamin dimana pria jumlah hemoglobinnyalebih besar dari wanita, dimana jumlah sel darah merah pada pria lebih banyak yaknisekitar 5.440.000/mm³ dibanding dengan jumlah sel darah merah pada wanita yakni ±4.800.00/mm³, faktor kedua adalah spesies, jumlah sel darah merah, ketinggian tempatdimana untuk menjaga keseimbangan tubuh dan kadar Hemoglobin stabil, maka sum-summemproduksi sel darah merah lebih banyak dibandingkan dengan orang tinggal di dataranrendah, dan kondisi kesehatan individu dimana jumkah hemoglobin biasanya dibawah atau30 atau sekitar 5 gr per ml darah. Selain dipengaruhi oleh diferensiasi zat besi gizi tekanankurang baik, kekurangan asam folat, vitamin C yang kurang, kekurangan vitamin B12 danhemolisa sel darah merah dapat menyebabkan anemia.
Leukosit (Hitung total)
Sel ini disebut juga sel darah putih berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit, Jika tubuh kita diserang penyakit maka sel lekosit akan melakukan tugas perlindungan tubuh dengan cara mendeteksi, menandai dan memusnahkan. Kalau diumpamakan sel lekosit seperti pasukan penjaga keamanan yang terdiri dari bermacam-macam batalyon, ada batalyon tempur, perbekalan, pengolah data dll. Saat ada sel jahat maka sel lekosit akan mendeteksi apakah sel jahat ini sudah pernah datang sebelumnya , jika sel jahat tersebut pernah datang maka lekosit tahu pasukan mana yang bisa menghancurkannya. Jika sel jahat baru pertama kali masuk maka lekosit akan menandainya dan membentuk pasukan khusus untuk menghadapinya, sehingga jika suatu saat sel jahat ini kembali maka lekosit akan tahu pasukan mana cocok untuk menghancurkannya.
Nilai normal dari leukosit pada tubuh orang dewasa sekitar 4500-10000 sel/mm3. Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3, Anak 10 tahun 4500-13500/mm3, ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3, postpartum 9700-25700 sel/mm3 .
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
Anemia hemolitik
Sirosis hati dengan nekrosis
Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
Keracunan berbagai macam zat
Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
Berbeda dengan hewan mencit, Menurut Arrington (1972), jumlah butir darah putih normal pada mencit berkisar 6,0 -12,6 x 103/mm3.
Menurut Kornadi (1998), peran butir darah putih adalah sebagai unit yang aktif dalam system pertahanan tubuh serta melindungi tubuh dari infeksi. Hewan yang terinfeksi akan mempunyai jumlah butir darah putih yang melebihi batas normal (leukositosis) yang disebabkan oleh pengeluaran zat-zat tertentu dari benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan jaringan mati yang meningkatkan permeabilitas sinusoid sumsum tulang sehingga sumsum tulang akan mengeluarkan granulosit dan monosit kedalam peredaran darah.
Leukosit (hitung jenis)
Nilai normal pada hitung jenis, diantaranya:
Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)
Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)
Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)
Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)
Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)
Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)
Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.
Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.
METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Pipet khusus bertanda "11"
Bilik hitung
Blood lancet steril (disposable)
Kapas
Alkohol
Reagen Turk
Cara Kerja
Mensterilkan ujung jari tengah atau jari manis menggunakan kapas yang telah ditetesi alkohol, biarkan hingga mengering.
Menusuk ujung jari menggunakan blood lancet steril sehingga darah keluar.
Mengambil darah dengan pipet khusus sampai tanda 0,5 kemudian membersihkan ujungnya dengan kapas. Kemudian menghisap reagen Turk sampai tanda 11, lalu dikocok secara perlahan.
Meneteskan cairan diatas dengan pipet lewat tepi kaca penutup hingga merata dan menghitung jumlah SDP dengan mikroskop.
Menghitung dengan rumus :
Jumlah SDP/mm3 = (jumlah total SDP x 20 x 10)/4
Atau
Jumlah SDP/mm3 = jumlah rata-rata SDP x 20 x 10
HASIL PRAKTIKUM
No.
Nama
Usia
Jumlah SDP/mm3
1
Pungki Akmalitasari
20 th
4.250
2
Listya Dwi Anggarsari
21 th
7.050
3
Nurma Fauziana
20 th
600
4
Noni Wulandari
20 th
10.050
5
Fariha Suci Rahmasari
20 th
4.950
6
Aldila Kemas Agusta
20 th
2.600
7
Ainun Nasikah
20 th
7.400
8
Asih Rahayu
21 th
8.050
9
Annisa Rizqi Yasmine
-
10
Rahmawati Aisiyah
19 th
3.850
11
Nensi Nur Astari
19 th
4.250
12
Hasanah Fajar Sayekti
20 th
3.850
13
Galuh Ajeng Antasari
20 th
2.150
14
Mia Noor Shafira Pridiasari
20 th
8.800
15
Nia Umi Nuzullaila
20 th
3.000
16
Nurul Jannah Yuliani
20 th
500
17
Rieska Dies Rahmawulan
20 th
7.950
18
Esty Hardian Chrysnawati
20 th
4.150
19
Ajeng Sulistyowati
20 th
1.850
20
Ema Hannaputri
20 th
1.400
21
Deliya Minianur
20 th
2.750
22
Ihsan Adi Pratama
20 th
8.100
23
Dhanang Robbiansah
20 th
4.150
24
Safina Audiati Afiar
20 th
3.300
25
Intan Fajar Cahyanti
20 th
1.550
26
Eriza Deadara
20 th
1.200
27
Previa Rahmi Anjani
20 th
13.100
28
Novita Dwi Amandani
20 th
3.550
29
Setiarti Dwi Rahayu
20 th
2.000
30
Siti Nur Kholifah
20 th
2.700
31
Ramaida
20 th
5.100
32
Haerani Maysyarah
20 th
11.000
33
Nita Ayu Nurjannah
20 th
8.450
34
Margi Utami
20 th
2.950
35
Linda Indriawari
20 th
1.750
36
Sri Suwarni Yuliatiningsih
20 th
1.650
37
Henky Becheta Anggraeni
20 th
1.450
PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sel darah putih (SDP). Penghitungan jumlah SDP ini sangat diperlukan untuk mengetahui fungsi fisiologis pada manusia. Alat dan bahan yang digunakan yaitu pipet khusus bertanda "11", bilik hitung, blood lancet steril (disposable), kapas, dan alkohol. Pada praktikum ini, kesterilan sangan diperlukan untuk mengurangi potensi penularan penyakit tertentu. Prosedur kerja yang dilakukan yaitu mensterilkan ujung jari tengah atau jari manis menggunakan kapas yang telah ditetesi alkohol, biarkan hingga mengering. Kemudian menusuk ujung jari menggunakan blood lancet steril sehingga darah keluar. Setelah itu mengambil darah dengan pipet khusus sampai tanda 0,5 kemudian membersihkan ujungnya dengan kapas. Kemudian menghisap reagen Turk sampai tanda 11, lalu dikocok secara perlahan. Meneteskan cairan diatas dengan pipet lewat tepi kaca penutup hingga merata dan menghitung jumlah SDP Kemudian menghitung dengan rumus :
Jumlah SDP/mm3 = (jumlah total SDP x 20 x 10)/4
atau
Jumlah SDP/mm3 = jumlah rata-rata SDP x 20 x 10
Berdasarkan teori, jumlah leukosit pada orang dewasa normal berkisar 5.000 – 9.000/mm3. Hasil yang diperoleh dari 37 orang yang memiliki SDP kurang dari standar yaitu 25 orang. Sedangkan yang memiliki SDP lebih dari standar sebanyak 3 orang.
Jumlah SDP rendah dibawah standar mengindikasikan bahwa orang tersebut memiliki kelainan dalam proses penyembuhan dikarenakan kadar SDP yang sedikit. Sedangkan bagi orang yang memiliki SDP berlebih mengindikasikan potensi adanya leukimia, sehingga diharapkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
KESIMPULAN
Terdapat 25 orang yang memiliki SDP dibawah standar
Terdapat 3 orang yang memiliki SDP diatas standar 3
Jumlah SDP rendah dibawah standar mengindikasikan bahwa orang tersebut memiliki kelainan dalam proses penyembuhan dikarenakan kadar SDP yang sedikit. Sedangkan bagi orang yang memiliki SDP berlebih mengindikasikan potensi adanya leukimia, sehingga diharapkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Guyton A. C., Hall J. E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC.
Nurcahyo, Heru dan Harjana, Tri. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Yogyakarta : FMIPA UNY.
Soedjono, Basoeki. 1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.