I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan suatu bidang kegiatan usaha yang tidak akan lepas dari kehidupan manusia dan alam, sebab secara hirarkhi di ekosiste ekosistem m beberapa beberapa komponen kehidupan membentuk membentuk mata rantai yang saling mempengaruhi, mempengaruhi, terputusnya terputusnya salah satu mata mata rantai rantai tersebut akan mengakibatkan atau berpengaruh terhadap kelangsungan makhluk hidup yang lain sehingga sehingga harus dilestarikan. dilestarikan. Dengan Dengan melihat melihat gejala gejala peril perilaku aku manusia manusia sebaga sebagaii komponen komponen yang yang paling aktif mengad akan eksplo rasi, pembud idayaan , p erubaha n, pengguna (konsumsi) dan lain-lain untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup yang semakin meningkat meningkat telah menimbulkan menimbulkan gejala yang mengarah pada kerusakan pencemaran lingkungan dan produk pertanian. Ironisnya pengguna bahan kimia dan bahan an-organik lainya yang sulit dirombak dan sekaligus merupakan bahan pencemar itu merupakan hasil karya para ahli yang mengharapkan dapat menjawab menjawab tantang tantangan an kebutuha kebutuhan n hidup hidup masyara masyarakat, kat, misalnya misalnya untuk untuk meningk meningkatka atkan n hasil suatu produk pertanian pertanian dalam proses budidaya budidaya tanaman menggun akan pestisida untuk pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), zat pengatur tumbuh untuk merangsang pembelahan pembelahan sel atau meningkatkan meningkatkan aktifitas aktifitas auxin sehingga pertumhuhan dapat optimal, penggunaan pupuk anorganik yang mudah didapat dan mudah aplikasinya sebagai penyedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Hasil yang diperoleh dari usahatani demikian apabila diperhatikan sekilas memang bagus, baik kualitas maupun kuantitasnya, tetapi jika jika kita tel teliti iti lebih lebih detai detail, l, terny ternyata ata dibalik keherhasilan tersebut terdapat suatu kerugian yang tidak k alah besarnya, yaitu adanya pencemaran lingkungan dan produk pertanian, pemutusan mata rantai kehidupan kehidupan dan efek-ef efek-efek ek negatif negatif lainnya lainnya yang akan sangat sangat terasa terasa bila sudah sudah berjal berjalan an beberap beberapaa waktu lamany lamanya. a.
Efek residu dari penggunaan pestisida antara lain dapat mencem mencemari ari tanah tanah disertai disertai
matinya matinya beberap beberapaa organisme organisme peromb perombak ak ta nah, mematikan serangga dan binatang lain yang mungkin seben sebenarn arnya ya binata binatang ng terse tersebut but dapat bermanfaat bagi bagi kita sehingga terputusnya terputusnya rantai makanan bagi hewan pemakan serangga hama. Dari hal ter sebut yang tidak kalah menariknya menariknya untuk kita renungkan adalah bahan aktif pestisida pestisida yang tertinggal tertinggal pada tanaman yang akan dikonsurnsi dikonsurnsi dapat meracuni kita dan akan terakum terakumula ulasi si di dalam dalam tubuh, tubuh, maka tidak heran banyak banyak gejala penyakit yang salah satu penyebabnya penyebabnya adalah bahan kimia terseb tersebut, ut, misainya kanker, radang, penyakit kulit dan lain-lain bahkan ada yang teracuni langsung, yaitu orang mengkonsumsi komponen tanaman (buah, 1
daun, bunga, umbi dan lain-lain) lain-lain) yang jelas-jelas jelas-jelas masih mengandung pestisida. Efek negatif yang berkepanjangan pada suatu areai pertanian akan menurunkan produktifitas lahan itu sendiri. Dengan demikian tujuan yang semula untuk memaksimalisasi produktivtas lahan pertanian justru terbalik, bahkan akan menjadikan bumerang bagi kita. Saat Saat ini ini untu untuk k peme pemenu nuha han n kebu kebutu tuha han n pang pangan an dari dari sekt sektor or pertanian pertanian mestinya mestinya sudah mengarah mengarah pada pertanian pertanian yang mempertahankan keseimbangan lingkungan. Salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan yang sudah kita dengar adalah Pertanian Organik . Pertanian Organik merupakan suatu tekhnologi budidaya tanaman yang pada penerapannya penerapannya disesuaikan disesuaikan dengan dengan
keadaan keadaan lingkungan, lingkungan, agar tidak terjadi perubahan ekosistem secara drastis sehingga tidak menggangu dan memutuskan memutuskan mata rantai rantai makhluk hidup.
1.2 Tujuan Tujuan utama pertanian organik, antara lain : •
Menghasilkan pangan berkualitas berkualitas tinggi yang bebas residu pestisida, residu pupuk kimia organik sistetik, dan bahan kimia lainnya untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat masyarakat
•
Melindungi Melindungi dan melestar melestarikan ikan keragama keragaman n hayati hayati agar dapat berfungsi berfungsi secara secara alami alami dalam dalam memperta mempertahanka hankan n interaks interaksii di ekosistem ekosistem pertanian sesuai sistem alami
•
Memasyarakatkan Memasyarakatkan kembali budidaya organik untuk mempertahankan mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan guna menunjang sistem usahatani yang berkelanjutan berkelanjutan •
Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan sarana produksi dari luar yang harganya mahal dan berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan sehingga petani dapat memperhitungkan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan pertanian organik dan pengolahannya
•
Mendorong meningkatnya siklus biologi dalam sistem usahatani dengan melibatkan tanah, tanaman, ternak, flora dan fauna dalam ekosistem 2
•
Mempertahankan Mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang secara berkelanjutan berkelanjutan
•
Efisiensi penggunaan air
•
Memanfaatkan Memanfaatkan dan mengoptimalkan mengoptimalkan sumber daya alam secara lokalita untuk mendukung sistem pertanian organik
•
Mengembangkan keseimbangan keseimbangan yang harmonis antara produksi pertanian dan peternakan
II.
PENGERT PENGERTIAN, IAN, BATASAN BATASAN,, DAN DAN PRINSIP PRINSIP DASAR DASAR PERTANIA PERTANIAN N ORGAN ORGANIK IK
2.1
Pengertian Pertanian Organik
Kegiatan usahatani secara menyeluruh dari proses produksi sampai proses pengolahan hasil yang dikelola secara alami dan ramah lingkungan tanpa penggunaan bahan kimia sintetis dan rekayasa genetic sehingga menghasilkan produk yang sehat dan bergizi.
2.2
Batasan Pertanian Organik
Sistem usahatani bisa dikatagorikan pertanian organik apabila : a. Lokasi, lahan dan tempat penyimpanan penyimpanan harus terpisah terpisah secara fisik dengan batas batas alami dari dari pertanian non organik. b. Masa konversi lahan dari pertanian pertanian non organik menjadi pertanian organik diperlukan waktu 12 bulan untuk untuk tanaman musiman dan 18 bulan untuk tanaman tahunan. c. Bahan tanaman tanaman ( Benih/bibit) Benih/bibit) bukan berasal berasal dari hasil rekayasa rekayasa genetika genetika dan tidak diperlakuk diperlakukan an dengan bahan kimia sintetik sintetik ataupun zat pengatur tumbuh. d. Media Media tumbuh tidak tidak mengguna menggunakan kan bahan bahan kimia sinteti sintetik k e. Perlindunga Perlindungan n tanaman tidak menggunakan menggunakan bahan kimia sintetik, sintetik, tapi berupa pengaturan pengaturan sistem sistem tanam/pola tanam/pola tanam tanam , pestisida pestisida nabati, nabati, agens hayati dan bahan alami lainnya. f. Pengelolaan produk harus terpisah terpisah dari produk non organik organik dan tidak menggunakan bahan yang yang mengandung additive. additive. 3
III. PROSPEK PERTANIAN PERTANIAN ORGANIK
Prospek pertanian organik di masa mendatang mempunyai peluang usaha yang sangat baik dan cerah, karena kesadaran konsumen untuk menkonsumsi sumber makanan yang sehat dan bergizi semakin meningkat. Konsumen Konsumen yang yang baik baik bukan hanya hanya memper memperhati hatikan kan porsi porsi yang ideal dan makanan yang baik dan sehat saja akan tetapi turut memperhatikan dan peduli tentang suatu proses produksi dan dampak-dampaknya. Hasil produks i dari pertanian organik ternyata lebih bermutu dibanding dibanding dengan budidaya budidaya pertanian pertanian biasa. Beberapa Beberapa kriteria kriteria yang yang mempunyai nilai lebih antara lain rasa lebih enak, lebih awet disimpan, warnanya lebih menarik dan pasti lebih sehat karena tidak mengandung residu bahan-bahan kimia. Produ k pertani an yang tidak menga mengandu ndung ng residu residu bahan bahan kimia kimia berba berbaha haya ya disuka disukaii konsume konsumen n saat ini dan masa mendatang, karena masyarakat yang telah memahami tent ang kese hatan akan memil ih dan mengk mengkons onsums umsii makan makanan an yang yang tidak tidak merug merugika ikan n keseha kesehata tan n tubuh. Dalam proses penerapan budidaya pertanian organik memang agak sulit dibandingkan dengan budidaya budidaya biasa yang menggunakan bahan bahan kimia (anorga (anorganik nik). ). Untuk Untuk itu orang yang akan akan mengemb mengembangk angkan an pertania pertanian n organik organik harus harus mempunyai jiwa juang dan cinta terhadap lingkungan dan semua isi alam.
Harus mau menge mengena nall alam dimana dimana dia dia berada berada,, mengem mengemban bangka gkan n cara cara-ca -cara ra berta bertani ni yan g
sesuai dengan keadaan alam setempat, mengenali dan mengembangkan sumber-sumber daya yang ada ditempat itu. Hal yang tidak kalah pentingnya dalan penerapan pertanian organik adalah pemahaman tentang makhluk hidup dalam hubungannya dengan lingkun gan, sehingga sehing ga mutlak dituntut kejelian kejelian dan ketelitian ketelitian dalam setiap pengambilan pengambilan keputusan serta serta tindakan di lahan lahan usahataninya. usahataninya. Sistem usahatani yang cocok untuk daerah tertentu belum tentu cocok untuk daerah lainnya, karena berkaitan dengan varietas yang ditanam ditanam akan sangat sangat dipengar dipengaruhi uhi oleh jenis jenis dan dan kesuburan kesuburan tanah, tanah, suhu, kelemb aban, s erta inten sitas cah aya matahari. Selain Selain itu jenis hama dan penyakit penyakit yang berkembang berkembang akan ditentukan oleh varietas varietas yang ditanam, ditanam, perlakuan perlakuan budidaya dan pengaruh pengaruh lingkungan lingkungan setempa setempat, t, sehingg sehinggaa kita kita haru haruss meny menyes esuai uaikan kan keadaan keadaan setempat setempat untuk menjag menjagaa hubunga hubungan n yang yang harmon harmonis is antara antara manusia manusia dengan dengan tumbuhan, binatang, mikroorganisme, tanah, udara dan unsur-unsur yang lainnya. 4
IV. TEKNOLOGI TEKNOLOGI PENERAPAN PENERAPAN PERTANIA PERTANIAN N ORGANIK ORGANIK
Proses belajar dalam pelaksanaan kegiatan Penerapan Pertanian Organik diwujudkan dalam bentuk fasilitasi kegiatan Demonstrasi Penerapan Pertanian Organik. Penerapan pertanian organik pada tahap awal dapat mengacu ke sistem Pengelolaan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) atau ke Sistem Rice Intensification Intensification (SRI). Dari sistem tersebut dapat dipilih dan diaplikasikan diaplikasikan di tingkat lapangan sesuai dengan keadaan/ kebutuhan di masing-masing lokasi, dengan gambaran sebagai berikut : a) Dasar Pemikiran Pemikiran Sistem PTT PTT Sistem Padi Sawah Masa Kini
Sistem Padi Sawah Masa Lalu
Lingkungan
Radia si
Radiasi
Lingkungan
Suhu
Suhu
Pengelolaan
Pengelolaan
Bhn Org
12 ton
11 ton
Biomas tanaman
Biomas tanaman Pertumb. tanaman
Pertumb. tanaman
Bhn Org Pupuk
<4 bln
>6 bln <1 bln
1- 6 bln bln Hara tdk tersedia
Hara tersedia
LAMBAT 0,4 kg N/hari
Hara tdk tersedia
Hara tanaman
Hara tersedia
S iste m Ta nama n
Tahapan menuju padi organik Nasional
n u Model h Supra a Insus T / Model u Supra t Insus k Model a Supra W Insus
0,8kg
Hara tanaman
Serapan tanaman
Serapan Sistem T anah
Siste m Tanah
CEPAT CEPAT N/hari
Perubah Peru bahan an Pro Propors porsii Lua Luas s Area Ado Adopsi psi
Model PTT Model PTT Model PTT
5
PTT-Organik/ Semi organik PTT-Organik/ Semi organik
PadiOrganik
Siste m Tanama n
b) Dasar Pemikiran SRI
PENGELOLAAN AGRO-EKOSISTEM (PHT SECARA UTUH) Teman petani
O2
Lahan Demonstrasi Penerapan Pertanian Organik merupakan salah satu fasili fasilitas tas dalam dalam proses proses belaja belajarr yang yang sangat sangat menent menentuka ukan. n. Lahan Lahan yang yang digunakan adalah lahan milik petani/ kelompok tani peserta yang lokasi dan tata tata letakn letaknya ya sesuai sesuai persyara persyaratan tan suatu suatu petak petak demont demontras rasi. i.
Pemakan tanaman
COLEOMBOLA
Luas Luas lahan lahan
demons demonstra trasi si ditent ditentuka ukan n seluas seluas ± 15 Ha yang yang dikelo dikelola la bersam bersamaa dengan dengan
BO nutrisi
chyromidae
N,P,K - cacing - belut
BAHAN ORGANIK silikat
perla perlakua kuan n yang yang sama, sama, yaitu yaitu sesuai sesuai ketent ketentuan uan/sy /syara arat-s t-sya yarat rat pener penerapa apan n pertanian organik. Pola pertanian organik/pertanian organik/pertanian ramah lingkungan yang yang
MICRO ORGANISME
memperkuat ketahanan tanaman terhadap pemakan tanaman
plankton
akan diterapkan diterapkan disesuaikan disesuaikan dengan keadaan dan kesesuaian kesesuaian di masingmasingmasing lokasi, antara lain :
1. Pola SRI
a. Pengolahan Lahan dan Pemupukan •
Pengolahan tanah dilakukan sebayak sebayak 3 kali, yaitu pembajakan, penggaruan, dan perataan perataan tanah (ngangler). (ngangler). Setelah pembajakan selesai, pupuk organik ditaburkan secara merata dengan dosis rata-rata 7.000 kg/ha atau sesuai kebutuhan setempat berdasarkan analisis analisis tanah dan analisis pupuk. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik organik yang bukan berasal dari kotoran ayam ras, tapi merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari fermentasi bahan organik (bokasi).
•
Pada saat dilakukan penggaruan dan pertaan tanah (ngangler) keadaan air macak-macak harus dipertahankan (pintu pemasukan dan pengeluaran air ditutup) agar tanah d an unsur hara tidak terbawa hanyut.
•
Setelah selesai perataan tanah dibuat saluran air tengah dan saluran air pinggir di sekeliling pematang. 6
b. b. Pese Pesema maia ian n Pesemaian dibuat sesuai dengan kebutuhan dan pola/sistem tanam yang akan digunakan yaitu : -
Pesema Pesemaian ian dila dilakuka kukan n pada baki/ baki/pip pipiti iti/ba /bak k kecil kecil terbua terbuatt dari dari kayu kayu
-
Benih Benih : 10 – 15 Kg/ha, Kg/ha, benih bukan bukan berasal berasal dari hasil hasil rekaya rekayasa sa genetik genetikaa dan tidak tidak diperla diperlakuka kukan n dengan dengan bahan bahan kimia kimia sintetik sintetik ataupun zat pengatur tumbuh dan bahan lain yang mengandung additive.
-
Media Media : campu campuran ran tana tanah h dengan dengan pupuk pupuk orga organik nik deng dengan an perba perbandi ndinga ngan n1:1
-
Umur Umur pese pesem maia aian 8 – 10 10 HSS HSS c. Pena enanam naman Penanaman disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing lokasi, seperti : -
Umur Umur beni benih h : 8 – 10 HSS HSS
-
Jumlah Jumlah tanam/ tanam/lub lubang ang : 1 batang batang/tu /tunas nas
-
Jarak Jarak tanam tanam disesuaika disesuaikan n dengan dengan kebutuhan kebutuhan setempa setempatt (20 cm x 20 cm, 22,5 22,5 cm x 22,5 cm, 25 cm x 25 cm) Untuk memudahkan dalam pemeliharaan, menekan persaingan unsur hara dan
cahaya, dianjurkan dianjurkan menggunakan tanam sistem legowo 2 : 1, 3 : 1 atau
4 : 1.
d. Peny Penyul ulam aman an Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati atau terkseran terkserang g OPT yang bersifat sistemik (virus) dengan menggunakan varietas dan umur yang sama (tanaman cadangan). e. Peme Pemeli liha hara raan an 7
Pemeliharaan tanaman yang sangat penting diperhatikan adalah p engaturan air, penyiangan, dan pengendalian OPT , yaitu : -
Pemberian Pemberian air harus diatur diatur dengan menggunaka menggunakan n saluran pengairan pengairan keliling keliling pematang pematang dan saluaran saluaran bedengan bedengan sehingga keadaan keadaan tanah tidak tergenang, tapi hanya lembab dengan tujuan menghemat air, memberikan kesempatan pada akar untuk mendapatkan udara (O2) sehingga dapat berkembang lebih dalam, mencegah terjadinya keracunan besi (Fe), dan mencegah penimbunan asam organik dan H2S yang dapat menghambat perkembangan akar.
-
Penyiangan Penyiangan dilakuka dilakukan n sesuai kebutuhan kebutuhan agar tidak tidak terjadi terjadi kompetisi kompetisi anatara anatara gulma dengan tanaman tanaman..
-
Pengendali Pengendalian an OPT OPT tidak tidak menggun menggunakan akan bahan bahan kimia sintetik, sintetik, tapi berupa pengaturan pengaturan sistem sistem budidaya budidaya,, pestisida pestisida nabati, nabati, agens agens hayati dan bahan alami lainnya.
f. Panen Pengelolaan produk harus dipisah dari produk non organik dan tidak menggunakan bahan yang mengandung additive.
2. Pola PTT
a. Pengolahan Lahan dan Pemupukan •
Pengolahan tanah dilakukan sebayak sebayak 3 kali, yaitu pembajakan, penggaruan, dan perataan perataan tanah (ngangler). (ngangler). Setelah pembajakan selesai, selesai, pupuk organik ditaburkan ditaburkan secara secara merata merata dengan dosis rata-rat rata-rataa 2.500 – 3.000 kg/ha, serta pengembalian pengembalian jerami setelah melalui proses pengomposan atau ditambah pupuk NPK sesuai kebutuhan tanaman yang jumlahnya berdasarkan analisis tanah dan analisis pupuk organik. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang bukan berasal dari kotoran ayam ras, tapi merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari fermentasi bahan organik (bokasi).
•
Pada saat dilakukan penggaruan dan pertaan tanah (ngangler) keadaan air macak-macak harus dipertahankan (pintu pemasukan dan pengeluaran air ditutup) agar tanah d an unsur hara tidak terbawa hanyut.
•
Setelah selesai perataan tanah dibuat saluran air tengah dan saluran air pinggir di sekeliling pematang.
b. b. Pese Pesema maia ian n 8
Pesemaian dibuat sesuai dengan kebutuhan, antara lain : -
Luas Luas pesemaia pesemaian n : 4 % dari luas lahan lahan pertana pertanaman man dengan dengan cara membua membuatt bedengan bedengan-be -beden dengan gan dengan dengan ukuran ukuran lebar 1,0-1,2 1,0-1,2 m, panjang disesuaikan keadaan petakan, tinggi permukaan tanah 10-15 cm
-
Lahan Lahan pesema pesemaian ian dipupuk dipupuk dengan dengan pupuk pupuk orga organik nik 2 kg/m kg/m2
-
Benih : 15 – 18 Kg/ha, Kg/ha, benih benih bukan bukan berasal berasal dari hasil hasil rekaya rekayasa sa genetika genetika (transge (transgenik) nik) dan tidak tidak diperla diperlakukan kukan dengan dengan bahan bahan kimia sintetik ataupun zat pengatur tumbuh dan bahan lain yang mengandung additive.
-
Umur Umur pese pesem maia aian 15 15 – 20 HSS
c. Pena Penana nam man Penanaman disesuaikan dengan kebutuhan dan pola/sistem tanam yang akan digunakan, yaitu : -
Umur be benih : 15 – 2 0 HSS
-
Juml Jumlah ah tana tanam/ m/lu luba bang ng : 3 bata batang ng/t /tuna unass
-
Jarak Jarak tanam tanam disesuaik disesuaikan an dengan dengan kebutuha kebutuhan n setempat setempat (20 (20 cm x 20 cm, cm, 22,5 cm x 22,5 22,5 cm, cm, 25 cm x 25 cm) cm) Untuk memudahkan dalam pemeliharaan, menekan persaingan unsur hara dan cahaya, dianjurkan menggunakan tanam sistem legowo 2
: 1, 3 : 1 atau 4 : 1. d. Peny Penyul ulam aman an Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati atau terkserang OPT yang bersifat sistemik (virus) dengan menggunakan varietas dan umur yang sama (tanaman cadangan). e. Peme Pemeli liha hara raan an Pemeliharaan tanaman yang sangat penting diperhatikan adalah pengaturan air, penyiangan, dan pengendalian OPT :
9
-
Pember Pemberian ian air harus diatur diatur dengan dengan menggu menggunak nakan an pengai pengaira ran n bersel berselang ang (inter (intermit mitten ten)) dengan dengan tujuan tujuan menghe menghemat mat air, air, member memberika ikan n kesempatan pada akar untuk mendapatkan udara (O2) sehingga dapat berkembang lebih dalam, mencegah terjadinya keracunan besi (Fe), dan mencegah penimbunan asam organik dan H2S yang dapat menghambat p erkembangan akar.
-
Penyiangan Penyiangan dilakukan dilakukan sesuai sesuai kebutuhan kebutuhan agar tidak tidak terjadi terjadi kompetisi kompetisi anatara anatara gulma dengan dengan tanaman. tanaman.
-
Pengen Pengendal dalian ian OPT OPT meng mengacu acu pada pada konsep konsep PHT. PHT.
f. Panen Pengelolaan produk harus dipisah dari produk non organik dan tidak menggunakan bahan yang mengandung additive.
V.
SARANA SARANA UTAMA UTAMA PENE PENERAP RAPAN AN PERT PERTANI ANIAN AN ORGA ORGANIK NIK
5. 1 Pupuk Organik 5.1.1 Jenis Pupuk Organik dan Teknologi Pembuatan Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan bahan-bahan alami yang dapat diperbaharui, diperbaharui, didaur ulang, dan dirombak dengan bantuan microorganisme dekomposer seperti bakteri dan cendawan menjadi unsur-unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman. Proses perombakan bahan organik menjadi p upuk organik itu d apat berlangsung secara alami atau buatan. Penggunaan pupuk organik dalam proses budidaya tanaman sudah dilakukan sejak dulu oleh nenek moyang kita, baik secara sengaja seperti pemanfaatan kotoran ternak/pupuk kandang atau secara tidak sengaja, yaitu adanya seresah yang tertimbun dan akhirnya menjadi humus. Proses alami yang terjadi sebagai sebagai anugrah, terus dipelajari dan dilaksanakan dilaksanakan pengembangan teknologi sehingga prosesnya prosesnya menjadi lebih cepat bila dibandingkan berjalan murni secara alami. Bukan suatu teknologi yang tertinggal apabila kita meninjau kembali adanya komponen-komponen organik sehagai bahan bahan 10
yang yang dapa dapatt memb memban antu tu mempe memperb rbai aiki ki ekosis ekosiste tem m pert pertan ania ian, n, justru merupakan suatu tantangan dan kewajiban bagi kita untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi. Adanya pengolahan dan pengembalian sisa-sisa tumbuhan dan bahan organik lainnya menjadi menjadi substra substratt penyusun penyusun tanah tanah dengan cara pembuatan pembuatan pupuk-pupuk organik, adalah adalah langkah langkah yang mulia dalam proses proses kehidupan manusia. Penambahan pupuk organik pada sistem pertanian organik adalah sangat penting karena dapat memperbaiki sifat fisik tanah (stuktur dan tekstur tanah), sifat kimia tanah (sumber paling utama tersedianya hara tanah, karena unsur hara yang terkandung jenisnya lengkap), juga dapat dapat memperbaiki sifat biologi tanah (media hidup mikroorganisme tanah yang bermanfaat). Secara umum Peranan/Fungsi Pupuk Organik, adalah sebagai berikut : •
Meningkatkan kemampuan tanah menjerap air
•
Meningkatkan kemampuan tanah menjerap nutrisi
•
Memperbaiki aerasi tanah
•
Sumber unsur hara tanaman yang lengkap
•
Sumber energi dan media hidup mokroorganisme tanah
•
Memperbaiki warna tanah Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. padat. Pupuk cair biasanya biasanya berupa air saringan saringan dari pupuk padat,
dimaksudkan dimaksudkan agar penggunaanny penggunaannyaa lehih mudah tidak mengandung mengandung kotoran dan sekaligus untuk menjaga kelembaban tanah.
Pupuk
padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk seresah, kompos, maupun pupuk kandang. Kesemuanya Kesemuanya adalah adalah berpengaruh berpengaruh positif terhadap tanah, jika pemberiannya setelah pupuk itu matang.
11
A. PUPUK PUPUK ORGANIK ORGANIK PADAT (KERING) (KERING) 1. Pupuk Hijau
Pupuk hijau merupakan pupuk yang bahannya berasal dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jeni s tanaman tanaman yang banyak digunakan digunakan dan memang lebih lebih baik kualitasnya kualitasnya dibanding dibanding tanaman lain adalah adalah jenis/fami jenis/familia lia Leguminoceae. Leguminoceae. Jenis tanaman tersebut mengandu ng unsu r hara yang lehih baik, baik, terutama terutama unsur Nitrogen Nitrogen dibanding dibanding tanaman tanaman lain. Jenis tanaman tanaman leguminosa mempunyai daya serap hara yang lebih besar dan mempunyai bintil akar. Di dalam metabolismenya bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang dapat mengikat unsur nitrogen dari udara. Keuntungan yang didapat jika menggunakan pupuk hijau : a. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta serta infiltrasi infiltrasi air. b. Mencegah adanya erosi c. Sangat bermanfaat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk anorganik. d. Manfaat Manfaat lain spesies spesies pupuk hijau hijau dapat dijadikan dijadikan sebagai sebagai pakan pakan ternak, ternak, kayu bakar bahkan sebagai makanan manusia. Syarat-syarat Syarat-syarat tanaman pupuk hijau yang akan di pilih adalah sebagai berikut : •
Menghasilkan banyak biomas.
•
Dapat menekan dan mengendalikan gulma.
•
Prosentase produksi daun lebih besar dari pada bagian yang berkayu.
•
Mempunyai kemampuan kemampuan mengikat nitrogennya tinggi dan melepaskan nutrisi pada tanah.
•
Berumur p endek, cepat tumbu h, mempunyai kemampuan megaku megakumul mulasi asi hara hara.. Tanaman yang berfungsi sebagai pupuk hijau, selain tanaman kacang-kacangan/polongkacang-kacangan/polong-polo polongan ngan,, jenis rumputrumput-rum rumputa putan n (
rumput gajah ), dan Azolla juga baik sebagai bahan pupuk hijau. Tanaman pupuk hijau yang cocok ditanam pada lahan pematang tanaman padi maupun lahan-lahan lahan-lahan yang kosong, sedangkan sedangkan Azolla adalah merupakan merupakan jenis tanaman pakuan air yang hidup di perairan. perairan. Seperti Seperti 12
azollae) yang hidup di halnya tanaman leguminosae, Azolla mampu menambat N2 udara karena berasosiasi dengan sianobakteri ( Anabaena azollae) dalam rongga daun Azolla. Menurut Khan (1983), kemampuan Azolla mengikat mengikat N2 dari udara berkisar antara 400 – 500 kg N/ha/tahun. Azolla berkembang Sangat cepat dan dapat menghasilkan biomassa sebanyak 10-15 ton/ha dengan C/N ratio 12 – 18, sehingga dalam waktu satu minggu Azolla telah terdekomposisi dengan sempurna. Pupuk hijau (leguminosa) sumber N
Spesies tanaman
Umur dipanen (hari)
Biomas yang dihasilkan (t/ha)
Cara membuat pupuk hijau : N yang dihasilkan (kg/ha)
Sesbania aculeata S. Cannabina
56 55
2,84 5,30
76 147
S. rostrata S. aureus
45 70
3,00 4,60
88 100
Crotalaria juncea Vigna Vign a sine sinensis nsis Phaseolus aureus Indigofera tinctoria
56 56 56 56
3,88 1,37 1,34 1,71
120 39 39 54
65 165
7,30 6,42
165 182
S. cannabina Indigofera tinctonia
Gali tanah sebagai tempat bakal pupuk yang ukurannya ukurannya disesuaikan disesuaikan dengan volume bahan yang akan dipendam. Pupuk hijau dibiarkan di dalam tanah kurang lebih empa empatt ming minggu gu atau atau menun menunggu ggu pupuk pupuk benar benar-be -benar nar sudah sudah siap siap dipaka dipakai. i. Untuk mempercepat proses pembusukan sebaiknya bahan dicincang kecil-kecil.
Sumber Sumber : BPTP BPTP Lemb Lemban an 2007 2007
2. Pupuk Kompos.
Pupuk kompos merupakan pupuk yang bahannya berasal dari pemanfaatan pemanfaatan limbah atau kompone komponen n tanaman tanaman yang yang sudah tidak tidak terpakai, misalnya jerami kering, bonggot jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lainlain Pada teknis pembuatan pupuk dari serasah serasah memerlukan memerlukan bio activat activator or untuk mengoptima mengoptimalkan lkan peran mikroorg mikroorganis anisme me decomposer agar proses perombakan berjalan cepat, kotoran ternak dan hijauan sebagai bahan tambahan. Selain itu kotoran ternak setelah terinkubasi merupakan bahan yang mengandung banyak unsur hara. Sumber pupuk organik yang berasal dari jerami padi sangat baik untuk dikelola dan dimanfaatkan di lahan sawah, sehingga tidak berlebihan apabila ada petani yang membakar jerami di sawahnya merupakan tindakan yang sangat keliru karena akan terjadi proses pentandusan tanah secara perlahan. Kandungan hara yang terdapat pada jerami, antara lain seperti pada tabel di bawah ini. 13
SUMBER DAN SUSUNAN UNSUR HARA BAHAN ORGANIK DARI JERAMI
UnsurHara
Jerami Jerami (%)
Gabah(%)
O,64
1,43
0,05
0,18
2,03
0,21
Mg
0,14
0,09
Ca
0,29
0,05
Zn
0,002
0,001
Si
8,8
1,1
N P K
Langkah-langkah dalam proses pembuatan pupuk organik yang bahan baku utamanya dari serasah dimaulai dari perbanyakan bio activator, selanjutnya beru pelaksanaan pembuatan pupuk organic kompos dari bahan serasah tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Proses Proses perbanyakan perbanyakan mikroorgani mikroorganisme sme pengurai/ pengurai/ perombak bahan organik organik a. Bahan Bahan yang yang dipe diperlu rlukan kan : •
1 kg dedak halus
•
2 ons terasi
•
2,5 ons gula
•
2 liter nira atau 2 liter air kelapa
•
liter air bersih
14
b. Alat Alat yang yang diperl diperluka ukan n •
Ember plastik ukuran 10 liter
•
Kain kassa/saringan
•
½ m Plastik
c. Cara Cara Per Perba bany nyak akan an •
Nira/air kelapa diangin-anginkan ditempat teduh selama 3 hari
•
Terasi dilarutkan dengan air panas sebanyak 1 liter
•
Gula dan dedak dicampur , masukkan 2 liter air panas kemudian d iaduk
•
Campurkan no1 dan no 2, b iarkan sampai dingin
•
Masukkan air nira/air kelapa pada campuran no 1 dan no 2 yang telah dingin kemudian diaduk sampai rata
•
Tutup rapat dengan plastik dan simpan di tempat teduh, setiap 2 hari diaduk kemudian tutup yang rapat
•
Setelah 5-7 hari proses sudah selesai , dengan tanda campuran berbusa dan bau asam
•
Saring dan simpan pada zerigen yang bersih
2) Proses pembuatan pupuk organik a. Bahan yang diperlukan : •
60 % Jerami
•
20 % kotoran khewan
•
10 % serbuk gergaji/sekam
•
10 % bahan lain yang tersedia di tempat ( Daun Kipait, Kirinyuh, dll
•
1 kg dedak halus untuk setiap M kubik bahan
•
Air 15
•
b.
Tanah
Alat Alat yang yang diperl diperluka ukan n •
Ember plastik
•
Golok
•
Cangkul garpu
c. Cara Pembuatan : •
Buatlah pembatas dari kayu atau batang pisang denga ukuran : tinggi 1 m, panjang dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan
•
Buatlah larutan mikroorganisme hasil perbanyakan dengan perbandingan 250 cc (1 Gelas ) untuk 20 liter air
•
Potong- potong jerami dengan ukuran panjang 10-20 cm
•
Campurkan semua bahan menjadi satu sambil disiram sehingga basahnya merata
•
Tumpuklah bahan tadi pada tempat yang disediakan secara bertahap dan setiap tahap tingginya 25 cm
•
Setiap tahapan ditaburi dedak halus sebanyak ¼ kg, kemudian d isemprot/disirami larutan mikroorganisme sebanyak 5 liter.
•
Lakukan tahapan tadi sampai mencapai mencapai 4 tahap ( tinggi 1 m )
•
Tahapan terakhir ditutup dengan tanah setebal 3–5 cm.
•
Akan lebih baik apabila diberi naungan.
•
Hal yang perlu diperhatikan agar proses kompos berjalan baik adalah kelembaban diupayakan tetap 60 % dan suhu 30 derajat Celcius, apabila kering dan panas segera disiram.
3. Pupuk Kandang
Pada penerapan penerapan pertanian organik, penggunaan penggunaan pupuk kandang merupakan manifestasi dari penggabungan peternakan dan pertanian yang sekaligus merupakan persyaratan persyaratan mutlak atau dasar un tuk konsep pertanian organik. Tingkat besarnya peternakan atau 16
prosentase antara peternakan peternakan dan pertanian tidakah terikat. Hanya saja pada areal pertanian pertanian organik yang jauh dari keberadaan pupuk kandang, mestinya harus diperhitungkan yang lebih matang lagi harus seberapa banyak dan jenis ternak apa yang harus dipelihara. dipelihara. Selain hal tersebut ada juga alternatif alternatif lain yaitu yaitu menggunakan jenis pupuk-pup uk organik yang lain. Pupuk kandang dapat diperoleh dari ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayam dan binatang lainnya. Pupuk kandang mempunyai beberapa sifat-sifat yang lebih baik dibanding pupuk organik lainnya, antara lain : a. Pupuk kandang merupakan h umus hasil hasil proses proses pemencaha pemencahan n sisa-sis sisa-sisaa tanaman tanaman dan hewan, hewan, terdiri dari dari zat orga organi nik k yang yang seda sedang ng menga mengalam lamii pelapuk pelapukan. an. Humus yang terbentuk dapat memperbaiki struktur tanah sehingga tanah mudah diolah dan mengandung oksigen. oksigen. Hasil percobaan menunjukan bahwa penambahan penambahan pupuk kandang yang meningkat meningkat akan meningkatka meningkatkan n kesuburan kesuburan dan produksi pertanian. selain itu tanah akan lebih banyak menahan air dan pada fungsinya unsur hara yang berada disitu akan terlarut dan mudah diserap oleh bulu-bulu akar. b. Pupuk kandang sebagai sebagai sumber dari unsur hara hara makro maupun mikro yang dalam keadaan seimbang Unsur Makro seperti N, P, K Ca dan lain-lain sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lain, tersedia dalam pupuk kandang misalnya Mg, S, Mn, Co, Br dan lain-lain. c. Pupuk kandang banyak mengandung mikroorganisme yang berfungsi sebaga sebagaii penghan penghancur cur sampa sampah-s h-samp ampah ah sehinga sehinga menja menjadi di humus dalam t anah . Mikroorganisme juga dapat mensintesa senyawa-senyawa senyawa-senyawa tertentu yang sangat berguna bagi tanaman , sehingga pupuk kandang merupakan merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman.
Prosentase Prosentase kandungan unsur yang berada dalam pupuk kandang bermacambermacam-maca macam, m, karena karena dipengaruh dipengaruhii oleh jenis ternak, ternak, jenis makanan ternak, dan fungsi ternak sendiri (sebagai pekerja, pedaging, perah dan lain-lain), sehingga hasil penelitian para ahlipun kadang-kadang berbeda-beda. Kandungan hara pupuk kandang kandang dapat dilihat pada tabel tabel di bawah ini.
17
Tanaman Gamal
NH - N
O rg . N
Tot .N
P
K
1 69 ,0
12,0
1 8 1 ,0
1, 8
21 8, 5
Lamtorogung
97 ,5
3 5,5
13 1,0
11,1
234,0
Ppk kandang
26,7
4 ,9
31 ,6
2, 6
15 8, 5
Sumber : Saifudin Sarief.
Sedangkan kandungan unsur hara dari urine ternak yang adalah sebagai berikut : Jenis ternak
% air
BO
N%
PZ05
K 20
CaO %
Sapi Kerbau Kambing Babi Kuda
92 81 86 ,3 96 ,6 89,6 ,
4,8 9,3 1, 5 8,0
1 ,2 1 06 1, 47 0, 38 1 ,2 9
0 ,01 sedikit 0 ,0 5 0 ,1 0 0 ,01
1, 35 61 1,96 0 ,9 9 1,39
1 ,3 5 sedikit 0,16 0,20 0 ,45
Sumber : BSB
B. PUPUK ORGANIK CAIR
Pupuk organik organik bukan hanya hanya berbentuk berbentuk padat akan tetapi tetapi dapat dibuat juga dalam bentuk pupu k cair seperti pupuk anorganik. Pup uk cair sepertinya sepertinya lebih mudah dimanfaatkan dimanfaatkan oleh tanaman karena unsure-unsur yang yang terkandung terkandung di dalamnya dalamnya sudah terurai terurai dan tidak dalam jumtah jumtah yang terla terlalu lu banyak. sehingga manfaatnya lebih cepat teras a. Bahan baku pupuk organik cair dapat berasal berasal dari pupuk hijau, kompos, kompos, maupun maupun pupuk kandang, yaitu yaitu dengan dengan perlakuan 18
perendaman. Setelah beberapa minggu melalui beberapa perlakukan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair. Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga, karena : -
Pengerjaan Pengerjaan pemupukan pemupukan dengan dengan pupuk cair akan akan lebih lebih cepat cepat dibanding dibanding dengan dengan pupuk pupuk padat. padat.
-
Aplikasi Aplikasi pupuk pupuk cair dapat dapat dicampur dicampur dengan dengan pestisida pestisida organik organik (pestis (pestisida ida nabati). nabati). Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digun akan untuk pembuatan pupuk cair misalnya misalnya : sianeu) - Daun johar ( Cassia sianeu)
- Gamal (Gliricidia septum) - Lamtorogung ( Leucaena leucocsphala) leucocsphala)
Lebih spesifik spesifik lagi, tanaman tanaman yang biasa digunakan digunakan adalah adalah jenis tanaman Leguminoceae. Bahkan dari beberapa percobaan hasil yang yang didapat didapat bahwa pupuk cair yang terbuat terbuat dari pupuk hijau lebih baik dari pupuk cair yang terbuat dart pupuk kandang, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut Jenis ternak % air BO
N%
P205
K 20
CaO
C/N ratio
Kambing
64
31
0, 7
0 ,4
0, 2 5
0,4
20 - 2 5
Ayam
57
29
1,5
1,3
0, 8
4,0
9- 11
Babi
78
17
0,5
0 ,4
0, 4
0,0 7
19-20
Kuda
73
22
0 ,5
0,25
0, 3
0,2
24
19
C. PERLAKUAN DAN PENYIMPANAN PUPUK ORGANIK Ada beberapa beberapa hal yang perlu perlu diingat apabila apabila pupuk organik organik sudah jadi dan belum sempat digunakan, yaitu adanya defisiensi unsur hara jika dibiarkan tanpa perawatan. Hilangnya unsur hara dapat terjadi karena tercuci air hujan atau menguap, sehingga perlu adanya tempat penyimpanan. Penyimpanan pupuk juga mempunyai manfaat antara lain: •
untuk memudahkan perawatan dan penyebaran
•
untuk meningkatkan pengaruh yang positif dari pupuk
•
untuk menguraikan unsur-unsur yang terkandung di dalammnya. dalammnya. Pada perawatan dan penyimanan yang perlu sekali diperhatikan adalah pupuk harus tetap kering angin, tidak terkena sinar matahari
langsung, dan air hujan.
D. PENGGUNAAN DAN APLIKASI Takaran Takaran penggunaan penggunaan pupuk organik dari masing-masing masing-masing jenis jenis pupuk sebaiknya sebaiknya disesuaik disesuaikan an dengan dengan kebutuhan kebutuhan unsur hara tanaman yang akan dibudidayakan. Meskipun banyak anggapan bahwa pemberian pemberian pupuk organik yang berlebihan akan dapat meningkatkan hasil, akan tetapi jika penambahan yang terus menerus dan pada dosis yang terlalu tinggi dikhawatirkan akan terjadi penimbunan bahan organik dan dapat menurunkan tingkat keasaman tanah. Penambahan pup uk organik dan p engapuran pada lahan tanah alkalis alkalis adala adalah h sangat dianjurkan.
5. 2 Agens Hayati dan Pestisida Nabati
Dalam suatu proses produksi pertanian, seringkali mendapat tantangan yang harus dihadapi, yaitu gangguan hama dan penyakit (OPT). Gangguan Gangguan tersebut tersebut jika tidak tidak dilaksana dilaksanakan kan pengendalia pengendalian n akan menimbulka menimbulkan n kerugian, bahkan dapat menggagalkan panen sama 20
sekali sehingga sehingga diperlukan langkah-langk langkah-langkah ah atau upaya-upay upaya-upayaa pengendalia pengendaliannya. nnya.
Pengendalia Pengendalian n hama dan penyakit penyakit yang tidak
bijaksana, dapat menimbulkan masalah baru, diantaranya terjadinya resistensi/ kekebalan terhadap insecticida, musnahmya musuh alami, alami, dan tercemarny tercemarnyaa lingkungan dan produk pertanian. pertanian.
Agar terhindar terhindar dari masalah tersebut, tersebut, maka pengendalian pengendalian hama dan
penyakit mengacu ke prinsip/sitem pengendalian hama terpadu (PHT). Untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit agar tidak terjadi eksplosi, maka maka perlu didukung dengan tambahan pengetahuan dan informasi tentang berbagai jenis hama yang menyerang tanaman pangan (ekobiologi, siklus hidup, gejala serangan dan ambang ekonomi) serta teknik pengendaliannya secara lengkap. Kebijakan Perlindungan Tanaman Perlindungan tanaman Bertujuan mengupayakan terjaminnya produk pertanian secara kontinyu dengan kuantitas sesuai dengan harapan dan kualitas yang baik dan berdayasaing tinggi dalam rangka mendukung sistem dan usaha agribisnis yang lestari. Landasan kebijakan untuk menyelenggarakan perlindungan tanaman adalah Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang tentang Sistem Sistem Budidaya Budidaya Tanaman, Peraturan Peraturan Pemerinta Pemerintah h No.6 Tahun 1995 tentang Perlindunga Perlindungan n Tanaman Tanaman dan Keputusan Keputusan Menteri Pertanian Pertanian No.887/Kpts/OT2 No.887/Kpts/OT210/97 10/97 tentang Pedoman Pengendalian Pengendalian Organisme Organisme Pengganggu Pengganggu Tumbuhan. Tumbuhan.
Dalam Dalam pelaksana pelaksanaannya annya
perlindung perlindungan an tanaman tanaman dilaksanak dilaksanakan an dengan dengan sistem sistem Pengendali Pengendalian an Hama Terpadu (PHT) yaitu yaitu pengendali pengendalian an populasi populasi hama dengan memanfaat memanfaatkan kan semua teknik yang kompatibel kompatibel dalam suatu sistem yang harmonis untuk menurunkan menurunkan dan mempertaha mempertahankan nkan populasi di bawah tingkat yang tidak menyebabkan menyebabkan kerusakan secara ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom, Kewenangan Kewenangan Daerah Otonom adalah mengatur mengatur dan mengurus mengurus kepentingan kepentingan masyaraka masyarakatt setempat setempat menurut menurut prakarsa prakarsa sendiri sendiri berdasarka berdasarkan n aspirasi masyarakat setempat. Kewenangan Pemerintah Pusat dibidang perlindungan tanaman adalah penetapan norma dan standar teknis pengendalian, serta menetapkan kebijakan kebijakan untuk mendukung pembangunan secara makro. Sedangkan Sedangkan pemerintah propinsi mempunyai kewenangan menangani serangan OPT lintas kabupatan/kota, pemantauan, peramalan dan pengendalian serta penanggulangan eksplosi. Secara tegas dalam PP No. 25 tahun 2000 disebutkan bahwa wewenang pemerintah kabupaten/kota dalam pengendalian OPT meliputi pengamatan OPT dan faktor yang mempengaruhinya, pengendalian dan eradikasi, pengawasan pestisida serta melaksanakan bimbingan 21
terhadap petani/masyarakat tani. Sesuai dengan kebijakan perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit, salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan pengedalian hama penyakit dan sesuai dengan kriteria pertanian organik alternatifnya adalah penggunaan agens hayati dan pestisida nabati.
5.2. 5.2.1 1
Agen Agenss Haya Hayati ti
Dengan ditemukannya dampak negatif dari penggunaan pestisida tersebut, telah mendorong meningkatkan pentingnya penelitian kearah pengendalian non-kimiawi. Salah satu pengendalian non-kimiawi yang dampak negatifnya kecil terhadap lingkungan adalah dengan pengendalian hayati Potensi musuh alami akhir- akhir ini sudah banyak dikembangkan, artinya pengendalian OPT sudah banyak memanfaatkan peran musuh alami, seperti predator, parasitoid, patogen serangga dan agens antagonis. Keberhasilan pengembangan musuh alami, khususnya parasitoid, agens antagonis dan patogen serangga, sangat tergantung pada keterampilan dan kesungguhan sumber daya petani dengan dukungan peralatan yang memadai. A. Pengertian Pengendalian Pengendalian Hayati dan Agens Hayati
1. Pengertian Pengendalian Hayati Pengendalian hayati adalah teknik pengendalian OPT dengan melibatkan peranan musuh alami dari OPT tersebut. 2. Pengertian Agens Agens Hayati Hayati Agens Hayati adalah suatu organisme yang dalam kelangsungan hidupnya memangsa/menumpang pada tubuh organisme pengganggu tumbuhan (OPT). 22
Secara umum musuh alami dapat digolongkan sebagai berikut :
Serangga parasitoid
Serangga predator
Patogen serangga hama
Hewan vertebrata pemangsa hama
Agens antagonis patogen penyebab penyakit
1) Serang Serangga ga Para Parasit sitoid oid Parasitoid Adalah serangga yang memarasit atau hidup dan berkembang dengan menumpang pada serangga lain (disebut inang). Dalam satu siklus hidupnya, biasanya yang berfungsi sebagai parasitoid adalah pada fase pradewasa (larva) sedangkan fase dewasanya hidup bebas. Contoh Trichogramma japonicum memarasit telur hama penggerek polong kedelai dan Penggerek Batang Padi. 2) Serang Serangga ga Predat Predator or Predator Predator Adalah organisme organisme yang memakan memakan hama untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan hidupnya. hidupnya. Contoh laba-laba laba-laba memangsa memangsa wereng wereng batang coklat. 3) Patoge Patogen n Serang Serangga ga Hama Hama Patogen Patogen Merupakan Merupakan mikroorganism mikroorganismee yang menyebabkan menyebabkan
infeksi infeksi dan menimbulkan menimbulkan
penyakit penyakit pada OPT. Contoh Contoh Cendawan
Beauveria bassiana yang menyerang Walangsangit, WBC, dan Belalang, sedangkan Metarhizium anisopliae dapat menyerang kepinding tanah dan kepik hijau 4) Hewan Hewan Vertebr Vertebrata ata Pemangsa Pemangsa Hama Hama
23
Vertebrat Vertebrataa pemangsa pemangsa hama adalah organisme organisme yang tubuhnya tubuhnya memiliki memiliki rangka rangka sempurna sempurna (bertulan (bertulang g belakang) belakang) yang hidupnya hidupnya memangsa atau memakan hama, hama, contoh : burung hantu pemangsa tikus. 5) Agens Antagon Antagonis is Penyebab Penyebab Penyaki Penyakitt Tanaman Tanaman Agens Agens Antago Antagonis nis merupak merupakan an mikroo mikroorga rganis nisme me yang yang menye menyebabk babkan an
kemati kematian/ an/ kerusa kerusakan kan// terham terhambat batny nyaa pertum pertumbuh buhan an
mikroorganisme penyebab penyebab penyakit pada tumbuhan. Contoh Cendawan Trichoderma sp. agens antagonis patogen penyebab penyakit Phytophthora infestans pada kentang/tomat dan layu Fusarium pada cabe/tomat/kentang. B. Kelebihan dan Kekurangan Kekurangan Agens Hayati
1) Kelebihan/kebaikan Agens Hayati, Hayati, antara lain : •
Selektifitasnya tinggi dan tidak dapat menimbulkan ledakan hama baru dan resurgensi hama.
•
Faktor pengendali (agens) yang digunakan tersedia di lapang.
•
Agens hayati (parasitoid dan predator) dapat mencari sendiri inang atau mangsanya.
•
Agens hayati (parasitoid dan predator, patogen) dapat berkembang biak dan menyebar.
•
Tidak menimbulkan resistensi terhadap serangga inang/mangsa ataupun kalau terjadi, sangat lambat.
•
Pengendalian ini dapat berjalan dengan sendirinya karena sifat agens hayati tersebut.
•
Tidak ada pengaruh samping yang buruk seperti pada penggunaan pestisida
•
Pengendalian hayati relatif murah.
2) Kekurangan/kelemahan Agens Hayati, antara lain : •
Pengendalian terhadap OPT berjalan lambat.
•
Hasilnya tidak dapat diramalkan
•
Sukar untuk pengembangan dan penggunaannya. 24
•
Dalam pelaksanaannya pengendalian hayati memerlukan pengawasan pakar dalam bidangnya.
•
Dalam mengembangkan pengendalian hayati harus selalu dikawal/dimonitor.
C. Teknik Perbanyakan Perbanyakan Agens Hayati
sp.) 1) Perbanyakan Agens Hayati Parasitoid Telur (Trichogramma (Trichogramma sp.) Langkah-langkah perbanyakan : 1. Eksp Eksplo lora rasi si Eksplorasi adalah kegiatan pengambilan populasi awal di alam, baik bagi inang asli yaitu parasitoid telur Trichogrammatidae cephalonica. Adapun teknik eksplorasi adalah maupun inang pengganti yaitu Corcyra cephalonica. adalah sebagai berikut : a) Eksplorasi Corcyra cephalonica Alat: tabung reaksi kecil, tabung silinder, nampan, dan kuas. Teknik eksplorasi: •
Apabila kita menyimpan bahan makanan seperti beras, jagung, dan kacang-kacangan dalam waktu yang lama, maka kita akan menemukan gumpalan-gumpalan kecil yang diduga berisi larva Corcyra sp. sp.
•
Kumpulkan gumpalan tersebut pada stoples plastik berventilasi kasa.
•
Setelah ± 20-30 hari akan muncul imago, kita identifikasi. Apabila dari hasil identifikasi adalah Corcyra sp. maka imago tersebut kita ambil dengan alat kemudian dimasukkan ke dalam tabung silinder. Satu hari kemudian imago telah menghasilkan telur yang diletakkan diatas permukaan kasa silinder.
•
Telur dibersihkan dengan kuas dan siap digunakan untuk perbanyakan
b) Eksplorasi Eksplorasi Trichogra Trichogrammati mmatidae. dae. Alat: Tabung reaksi, kain penutup, dan karet gelang. 25
Teknik eksplorasi: •
Kumpulkan telur penggerek batang padi yang biasanya diletakkan pada ujung daun bagian bawah, kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi dan tutup dengan kain penutup.
•
Corcyra Amati dan apabila ditemukan serangga parasitoid trichogrammatidae, masukkan ke dalamnya, pias yang telah berisi telur telur Corcyra sp. sp.
•
Setelah Setelah 3-5 hari kemudian, kemudian, apabila pias yang berisi berisi telur Corcyra telur Corcyra sp berubah warna menjadi hitam, pindahkan pias tersebut ke dalam tabung reaksi yang baru, dan dalam hal ini kita telah berhasil mendapatkan starter Trichogrammatidae yang akan kita gunakan untuk perbanyakan
2. Identifikasi Identifikasi merupakan salah satu tahapan yang penting dalam pemanfaatan agens hayati. Identifikasi parasitoid dilakukan dengan menggunakan beberapa karakter morfologis (antena, sayap depan, d an lain-lain). Corcyra cephalonica (Lepidoptera, Pyralidae)
Ciri: disebut juga ngengat beras (rice moth), banyak ditemukan pada bahan makanan seperti padi, beras, jagung, kacang tanah.berkembang pada kelembaban rendah (< 20 % RH). Serangga dewasa berwarna coklat dengan panjang 12-15 mm.Imago betina dicirikan dari labial yang panjang dan menjorok ke depan, imago jantan labialnya pendek. 3. Perbanyakan Adapun teknik perbanyakan parasitoid telur Trichogrammatidae adalah sebagai berikut: •
Media tepung jagung dan dedak di oven hingga mencapai suhu 150°C, hal ini dimaksudkan untuk mengendalikan hama gudang lain.
26
•
Media dicampur dengan perbandingan 2:1, selanjutnya media ditaburkan secara merata ke dalam kotak pembiakan (garis tengah 22 cm, tinggi 12 cm) dengan ketinggian 3 cm dan telur Corcyra telur Corcyra sp. ±0,06 gr ditaburkan pada permukaan media.
•
40-50 hari kemudian imago Corcyra sp. akan muncul. Imago dipindahkan ke dalam tabung silinder berdiameter 15cm, tinggi 20 cm dengan bagian atas dan bawah terbuat dari kawat kasa.
•
sp. akan meletakkan telurnya pada kawat kasa. Pengumpulan telur tersebut dilakukan Satu hari setelah pengambilan, imago Corcyra sp. dengan menggunakan kuas dengan cara menyikat dan kemudian dibersihkan.
•
Telur yang bersih disinar dengan lampu Ultra Violet selama 20 menit agar embrio tidak tumbuh dan berkembang
•
Telur tersebut direkatkan dengan gum arab cair pada kertas 2x8 cm pada bagian 2x2 cm
•
Telur tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi ke dalam tabung reaksi yang telah berisi imago parasitoid Trichogrammatidae
•
Telur yang terparasit pada hari keempat setelah investasi akan berwarna dan telur siap untuk diaplikasikan.
Parasitoid
Trichogramma sp.
Pias telur Corcyra yang terparasit Trichogramma sp hasil perbanyakan
27
Pias Parasitoid Trichogramma sp siap diaplikasikan
2) Perbanyakan Agens Hayati (Patogen Serangga Hama dan Agens Antagonis) Antagonis) Langkah-langkah perbanyakan : Beras Jagung (1 kg) dicuci bersih
Masukkan kedalam kantong plastik sebanyak 250 gr
Dikukus didandang selama 40 menit Diangkat kemudian + air mendidih + 70 gr gula + 7,5 cc cuka/kg jagung. Diaduk hingga rata.
Sterilisasi dengan autoclave suhu 121º C tekanan 1 ATM selama 20 menit atau dengan dandang selama 3 hari, dengan lama pengukuran masing-masing 1 jam/hari atau dikukus
Dikukus kembali selama 15 menit
Dinginkan dan siap dipergunakan untuk perbanyakan jamur
Angkat dan dinginkan
Metode ini telah dikembangkan di Laboratorium PPOPT Subang D. Teknik Aplikasi Aplikasi Agens Hayati 1) Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi Padi
Pelepasan Pelepasan parasitoid parasitoid telur Trichogramm Trichogrammatidae atidae pada umumnya umumnya dilakukan dilakukan dengan dengan sistem pelepasan pelepasan satu sumber, yaitu yaitu melepas melepas parasitoid pada tempat-tempat tertentu dengan harapan parasitoid akan bergerak sendiri mencari inangnya. Adapun teknik aplikasi adalah sebagai berikut : 28
•
Pias yang sudah berisi telur Trichogramma telur Trichogramma sp. diselipkan pada ajir yang telah dibelah dan dilindungi dengan gelas plastik
•
Tancapkan secara merata sedikit diatas permukaan tanaman, dan untuk menghindari gangguan binatang lain diolesi vaselin
•
Jarak antar pias ± 25-30 meter (sesuai dengan kondisi lahan)
•
Dosis pelepasan ± 100 pias/ha (untuk tanaman padi). Pelepasan dilaksanakan 8 kali. Pelepasan I : 18 pias, Pelepasan II s/d VIII masingmasing 12 pias
•
Waktu aplikasi, waktu aplikasi parasitoid harus memperhitungkan ketersediaan inang di pertanaman, yaitu jika di pertanaman telah ditemukan telur serangga hama sasaran. Pada tanaman padi dan jagung pelepasan diawali pada awal tanam, sedangkan pada tanaman kedelai pelepasan dilaksanakan pada saat pembungaan.
2) Patogen Serangga
Aplikasi dilakukan pada sore hari (jam 15.30 WIB-selesai). Adapun cara aplikasinya adalah: •
200gr inokulum padat dilarutkan dalam 1 liter air bersih dan diremas-remas hingga tercampur rata dan saring dengan penyaring
•
tambahkan 100gr gula pasir
•
tambahkan air sebanyak 19 liter, aduk sampai rata dan masukkan ke dalam tangki semprot yang telah dicuci bersih.
•
Kebutuhan untuk 1 ha adalah kurang lebih 6.000 gram (30 bungkus @ 200 gram)
•
Aplikasi dilakukan pada sore hari (jam 15.30 WIB-selesai).
•
Adapun cara aplikasinya adalah:
200gr inokulum padat dilarutkan dalam 1 liter air bersih dan diremas-remas hingga tercampur rata dan saring dengan penyaring
tambahkan 100gr gula pasir
tambahkan air sebanyak 19 liter, aduk sampai rata dan masukkan ke dalam tangki semprot yang telah dicuci bersih.
29
5.2.2 5.2.2
Pest Pestisi isida da Naba Nabati ti Di bawah ini ada beberapa contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati :
1. Jenu/ tuba ( Deris Deris eliptica ) Masyarakat kita banyak yang menggunakan tanaman jenu untuk meracuni meracuni ikan dikali dikali (mancari (mancari ikan). Jika digunakan digunakan sebagai sebagai pestisida, jenu dapat untuk menanggulangi berbagai jenis serangga. Caranya yaitu akar dan kulit kayu ditumbuk tambahkan air dan disaring. Takaran aplikasi 6 sendok makan ekstrak untukdicampur dengan 3 liter air. air. Perlakuan dengan dengan disemprotkan. 2. Tembakau ( Nicotiana Nicotiana tabacum ) Jenis tanaan ini dapat digunakan untuk menanggulangi berbagai berbagai jenis serangga. Cara pembuatan ekstranya yaitu dengan merendam batang dan tulang daunnya dalam air selama 3-4 hari atau dengan mendidihkan sebentar, setelah dingin baru disaring. 3. Tembelekan ( Lamtana camara ) Abu hasil pembakaran pembakaran semua komponen komponen tanaman ini dapat digunakan untuk menanggulangi berbagai jenis kumbang dan penggerek batang.
30