LAPORAN SKENARIO KASUS PBL 1 BLOK LIFE CYCLE ( LC ) “
”
Menunggu Sang Buah Hati
Tutor : dr. Yudhi Wibowo
Kelompok 5 Tutor: dr. Yudhi Wibowo 1. MEGA
G1A009006
2. DIKODEMUS GINTING
G1A009019
3. PRASASTIE GITA W.
G1A009023
4. AYU ASTRINI N PS
G1A009037
5. BUNGA WIHARNING S. P.
G1A009060
6. ALFIAN TAGAR A P
G1A009064
7. ZAHRA IBADINA SILMI
G1A009082
8. DHYAKSA CAHYA P
G1A009088
9. ALIFAH NURMALA SARI
G1A009099
10. RENDHA FATIMA RYSTA
G1A009123
11. HAFIDH RIZA PERDANA
G1A009127
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO 2009
BAB I PEMBAHASAN 1. Kejelasan Istilah dan konsep
NO. 1.
ISTILAH Azoospermia
ARTI
REFERENSI
Tidak adanya spermatozoa di dalam
Kamus
semen atau kegagalan pembentukan
Kedokteran
spermatozoa
Dorland Edisi 29,
Berdasarkan penyebabnya azoospermia
222
dibagi menjadi dua :
1) Azoospermia obstruktif terjadi akibat adanya sumbatan pada
saluran
sperma
menyebabkan
yang
gangguan
transportasi sperma
2) Azoospermia
non
abstruktif
terjadi akibat penurunan produksi sperma pada testis
2
Janin
Keturunan yang belum dilahirkan pada
Kamus
setiap hewan vivipar, pada manusia sejak
Kedokteran
sembilan
Dorland Edisi 29,
minggu
setelah
fertilisasi
sampai kelahiran
Hal. 815
Masa awal bulan ketiga penyempurnaan jaringan atau organ .
3
HSG
Pemantulan dengan sinar rontgen uterus
Kamus
dari tuba fallopi. Setelah diisi zat kontras
Kedokteran FKUI Edisi 3, 2001 http://www.adv
BAB I PEMBAHASAN 1. Kejelasan Istilah dan konsep
NO. 1.
ISTILAH Azoospermia
ARTI
REFERENSI
Tidak adanya spermatozoa di dalam
Kamus
semen atau kegagalan pembentukan
Kedokteran
spermatozoa
Dorland Edisi 29,
Berdasarkan penyebabnya azoospermia
222
dibagi menjadi dua :
1) Azoospermia obstruktif terjadi akibat adanya sumbatan pada
saluran
sperma
menyebabkan
yang
gangguan
transportasi sperma
2) Azoospermia
non
abstruktif
terjadi akibat penurunan produksi sperma pada testis
2
Janin
Keturunan yang belum dilahirkan pada
Kamus
setiap hewan vivipar, pada manusia sejak
Kedokteran
sembilan
Dorland Edisi 29,
minggu
setelah
fertilisasi
sampai kelahiran
Hal. 815
Masa awal bulan ketiga penyempurnaan jaringan atau organ .
3
HSG
Pemantulan dengan sinar rontgen uterus
Kamus
dari tuba fallopi. Setelah diisi zat kontras
Kedokteran FKUI Edisi 3, 2001 http://www.adv
Pemeriksaan
HSG
digunakan
untuk
mengetahui apakah terjadi sumbatan
atau tidak. Pemeriksaan yang tepat pada hari ke 9, 10, 11 setelah haid pertama agar cairan kontras tidak masuk ke pembuluh
darah.
pembuluh
Jika
darah
masuk
akan
ke
terjadi
penyumbatan. Selain itu ditakutkan akan mempengaruhi kualitas ovumnya.
Tidak boleh dilakukan pada pasien yang sedang
hamil
muda,
mengalami
pendarahan dan pasien dengan penyakit TBC, setelah mengalami kuret.
Efek
dari
pemeriksaan
menimbulkan
HSG
bercak-bercak,
dapat infeksi
ancedfertility.co m/hsg.htm
Rahim, memberikan efek nyeri, dan alergi. 4
USG
USG adalah Visualisasi dalam tubuh dengan merekam pantulan gelombang ultrasonic yang diarahkan ke jaringan tersebut. Tujuannya tidaknya
untuk
mengetahui
kehamilan,
berapa
kehamilannya,
apakah
ada
ada umur
ancaman
keguguran atau tidak, ada masalah dengan
plasenta,
mengukur
cairan
ketuban, menentukan jenis kelamin 5
Pestisida
Pestisida adalah bahan yang digunakan
Toksikologi
untuk
Lingkungan / H.J.
mengendalikan,
menolak,
memikat, atau membasmi organisme
Mukono-Cet 1
pengganggu. Namaini berasal dari pest
Surabaya:
("hama")
Airlangga
yang
("pembasmi")
diberiakhiran
-cide
.Sasarannyabermacam-
macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang
dianggap
mengganggu.Pestisida
biasanya, tapi tak selalu, beracun .dalam bahasa sehari-hari, pestisida sering kali disebut
sebagai
"racun".
Beberapa
macam jenis pestisida yaitu insektisida, fungisida, akarisida.
rodentisida,
herbisida,
University Press, 2005
2. Menetapkan Definisi atau Batasan Permasalahan yang Tepat Dalam skenario PBL kali ini, kami menetapkan batasan permasalahan diskusi adalah sebagai berikut: 1.
Sepasang suami istri mendambakan anak dan sudah menikah 4 tahun, tetapi belum ada tanda-tanda kehamilan.
2.
Suami bekerja sebagai keryawan produksi di pabrik pestisida.
3.
Semen suami menunjukkan azoospermia.
4.
Hasil pemeriksaan HSG pada istri ditemukan sumbatan pada tuba falopii, sedangkan pemeriksaan hormon suami istri tersebut dalam batas normal.
5.
Pasangan suami istri ini mengkonsumsi protein agar produksi sperma dan ovum baik.
6.
Setelah menjalani terapi akhirnya sang istri hamil
7.
5 bulan kemudian diketahui terdapat 2 janin dalam uterus ibu melalui hasil USG.
3. Menganalisa Masalah
1. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya infertilisasi ? 2. Adakah hubungan pestisida terhadap fertilitas sperma ? 3. Faktor apa yang menjadi penyebab sehingga terjadi gangguan spermatogonia yang dalam kasus ini adalah azoospermia ? 4. Terapi apa yang bisa dilakukan pada kasus ini ? 5. Apa hubungan antara mengkonsumsi protein dengan produksi sel gonad ? 6. Mengapa terdapat 2 janin dalam uterus istri setelah 5 bulan? 7. Apa saja yang bisa disebut sebagai tanda-tanda kehamilan ? 8. Apa saja yang menyebabkan penyumbatan pada tuba falopii ?
4. Menyusun berbagai penjelasan mengenai permasalahan.
NO. 1.
MASALAH Faktor – faktor
PEMBAHASAN Infertilitas dibagi menjadi 2:
yang mempengaruhi
a. infertilitas primer adalah istilah yang digunakan jika pasangan suami istri sama sekali belum punya anak dan
infertilitas
sudah tinggal bersama selama 1 tahun. b. Infertilitas sekunder adalah istilah yang digunakan jika sebelumnya pasangan suami istri pernah memiliki anak, tetapi kehamilan berikutnya belum berhasil dicapai. Infertilitas
dibagi
menjadi
2
macam
pula
menurut
kesengajaan: a.
Infertilitas disengaja (pemakaian kondom)dan
b. Tidak di sengaja (gangguan spermatogenesis : pria) (proses okulasi:wanita) Beberapa faktor penyebab infertilitas pada pria : 1) anatomi :
Hypo-epispadia (kelainan letak lubang kencing)
micropenis (penis sangat kecil),
Undescencus Testis (testis masih dalam perut / lipat paha), dll
2) Gangguan fungsi :
Disfungsi Ereksi berat (Impotensi),
Ejakulasi Retrogade (ejakulasi balik), dll
3) Gangguan spermatogenesia : Oligo/terato/asthenozoospermia (kelainan jumlah, bentuk, gerak sperma) 4) Faktor Lain Hernia Scrotalis (Hernia berat sampai ke kantung testis), Varikokel (varises pembuluh darah balik testis), Imunologis, Infeksi, dll Sedangkan beberapa faktor penyebab infertilitas pada wanita adalah sebagai berikut: 1) Faktor Vagina (anatomi) :
Vaginismus (kejang otot vagina),
Vaginitis (radang / infeksi vagina),
atresia vaginae, dll
2) Faktor Uterus:
Myoma (tumor ototrahim),
Endometritis (radang sel. lendirrahim),
Endometriosis (tumbuh sel endometrium bukan pada tempatnya),
Uterus bicornis,
arcuatus,
asherman’s syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim),
Prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke
bawah). 3) Faktor Cervix (Mulut Rahim) :
Polip (tumor jinak),
Stenosis (kekakuan mulut rahim),
Non Hostile Mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek),
Anti Sperm Antibody (antibody terhadap sperma), dll.
4) Faktor Tuba Fallopi (Saluran Telur) : Pembuntuan, penyempitan, perlengketan saluran telur (bias karena infeksi atau kelainan bawaan). 5) Faktor Ovarium (Indung Telur) :
Tumor,
Cyste,
Gangguan
menstruasi
(Amenorhoe,
Oligomenorhoe dengan / tanpaovulasi). Organ ini berinteraksi dengan pusat pengendali hormone di otak (Hypothalamus dan Hipofisis) dalam mengatur siklus menstruasi. 6) Faktor Lain : Prolactinoma
(tumor
padaHipofisis),
Hiper/hypotroid (kelebihan/ kekurangan hormone tiroid), dll.
2
Pengaruh
Pestisida
Pestisida Pada
diproduksi berkurang. Pestisida mengandung berbagai
Organ
macam zat yang dapat mempengaruhi organ reproduksi, zat-
Reproduksi
zat tersebut diantaranya : a.
dapat
menyebabkan
jumlah
sperma
yang
Asefat insektisida Menyebabkan kelainan alat reproduksi, kanker, mutagen
b. BHC Insektisida
Beracun
terhadap
alat
reproduksi c.
Klorobensilat Insektisida
:Beracun terhadap alat reproduksi, mutagen, kanker
d. Klorotalonis fungisida Beracun terhadap alat reproduksi e.
Dibromo Kloro Propanon Dapat
menyebabkan
seseorang
menderita
azoospermia
3
Faktor penyebab azoospermia
Tiga penyebab kurangnya produksi sperma yaitu : 1. Gangguan hormon Testis
memerlukan
hormon
hipofisis
untuk
merangsang membuat sperma. Jika hormon tersebut tidak ada atau sangat kurang, maka testis tidak akan memproduksi sperma secara maksimal. 2. Kegagalan testis Kegagalan testis atau ketidakmampuan testis (epitel seminiferus) memproduksi sperma, untuk membuat jumlah sperma matang yang memadai. Alasan lain karena testis tidak memiliki sel sertoli
sehingga
sperma
tidak
mampu
menyelesaikan
tahap
perkembangannya dan juga disebabkan oleh adanya kelaianan genetik. 3. Varicocele Varicocele
atau
varises
di
buah
zakar
adalah
terbukanya pembuluh darah di dalam skrotum.
Dalam
kasus
ini,
dimungkinkan
azoospermia
yang
ditemukan pada pasien disebabkan oleh kegagalan testis dalam memproduksi sperma. Sehingga oligozoospermia pada pasien bersifat non obstruktif.
4
Terapi
a) Untuk Pria Beberapa
kasus
infertilitas
pada
pria,
seperti
Oligozoospermia dan Azoospermia dapat ditangani dengan melakukan Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI). Dengan teknik ini, sperma, yang dapat diambil dari saluran reproduksi pria, dapat diinjeksi ke dalam sitoplasma sel telur untuk
melakukan
fertilisasi.
Hal
ini
memungkinkan
pasangan suami istri sebuah alternatif untuk menggunakan donor sperma untuk IVF (In Vitro Fertilization)
Seorang pria dengan azoospermia dapat memiliki anak dengan 2 cara: 1. Operasi perbaikan obstruksi 2. Pengambilan sperma dari saluran reproduksi pria untuk IVF/ICSI
Bisa dilakukan pula terapi hormon jika yang ditemukan ada gangguan keseimbangan hormone.
Selain itu ada beberapa terapi lain yang mungkin dilakukan:
1. Terapi medis berupa pemberian obat-obatan atau hormone misalnya untuk memperbaiki jumlah sperma.
2. Terapi bedah bila berkenaan dengan kelainan anatomis
3. Pada kasus azoospermis atau oligospermis yang berat, dimana kehamilan terjadi sangat jarang maka tindakan yang terbaik adalah melakukan AID ( artificial inseminasi donor). Metode ini dengan cara menempatkan sperma dalam saluran reproduksi wanita tidak dengan cara melakukan hubungan seksual dimana sperma berasal dari donor (orang lain). AID yang dilakukan setiap bulan selama satu tahun dapat memungkinkan kehamilan sebesar 65 %.
4. Bila hanya terdapat sebuah spermatozoa maka dapat dilakukan metode ICSI ( intracytoplasmic sperm injection) , metode dimana sebuah spermatozoa disuntikkan dalam sitoplasma ovum.
b) Untuk wanita,
Terapi yang bisa dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Terapi medis berupa pemberian obat-obatan atau hormone misalnya untuk memperbaiki induksi ovulasi.
2. Terapi bedah bila berkenaan dengan kelainan anatomis atau masalah bedah yang berkaitan dengan kasus infertilitas pada wanita misalnya tumor mulut rahim dll.
3. Condom therapy, dimana kondom dipakai secara terus-menerus setiap berhubungan seks selama lebih kurang 6-8 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, diharapkan kadar antibodi telah menurun dan tidak ada lagi di daerah reproduksi wanita, sehingga sperma
yang
selama
ini
diaglutinasikan
atau
dimobilisasikan oleh antibodi menjadi bebas dan mampu bergerak untuk bermigrasi sampai di saluran tuba falopii (saluran telur) dan bertemu dengan sel telur tanpa halangan.
4. Pada kasus anovulasi (tidak ada telur) diberikan obat induksi ovulasi desertai dengan hubungan seksual yang terjadwal.
5. Pada kasus lendir serviks yang buruk dimana tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, dapat dilakukan antara lain :
6. IVF ( in vitro fertilization) yaitu pembuahan sel telur ibu dengan sperma di luar tubuh (bayi tabung).
7. GIFT ( gamet intra fallopian transfer ) yaitu menempatkan sel telur ibu dan sperma ke dalam ujung distal tuba fallopi/saluran telur.
8. ZIFT ( zygote intra fallopian transfer ) yaitu bila telah
terjadi pembuahan di luar tubuh dengan cara IVF maka hasil pembuahan (zygote) diletakkan ke dalam saluran telur/tuba fallopi melalui kanulasi trans abdominal. 5
Hubungan
Hubungan protein dengan produksi spermatogenesis adalah
antara
disebabkan karena sperma itu sendiri adalah protein (
mengkonsumsi
khususnya
protein dengan
meningkatkan kesuburan sperma dibutuhkan pula protein
produksi sel
yang cukup.
di
bagian
ekor
sperma)
sehingga
untuk
gonad Di sperma pun terdapat protein pengikat androgen yang berfungsi mengikat testosterone yang esensial untuk spermatogenesis. Itu menunjukkan protein pada sperma memiliki fungsi esensial pula dalam proses spermatogenesis.
Protein yang terdapat pada ekor spermatozoa yang telah berdiferensiasi memiliki kegunaan untuk motilitas.
6
Kehamilan
Pengertiannya kehamilan kembar adalah kehamilan janin
ganda
kembar yang terjadi akibat pembuahan dua ovum yang berbeda. Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya bayi kembar : 1. Ras 2. Hereditas 3. Usia Ibu dan Paritas 4. Faktor Gizi 5. Terapi Kesuburan Mengenai penyebabnya, ada dua kemungkinan. Pertama, pemakaian obat penyubur atau pemicu ovulasi. Kedua, disengaja dengan menyuntikkan dua atau lebih sel telur pada kasus bayi tabung.
Macam-macam kehamilan ganda :
Dizigotik/ Fraternal Terjadi saat 2 ovum yang dibuahi oleh 2 spermatozoa yang berbeda. Pada kehamilan kembar dizigotik ini, masing-masing zigot berimplantasi sendiri-sendiri, plasenta, amnion, dan kantong korion
sendiri-sendiri.
Hal
tersebut
dapat
mengakibatkan jenis kelamin dan golongan darah dari kedua zigot dapat sama dan dapat juga berbeda.
Monozigotik Terjadi
saat
menghasilkan
pembelahan
blastokista
yang
tingkat
2,
berimplantasi
terpisah, masing-masing mudigah punya plasenta dan kantong korion sendiri, mirip dengan kembar dizigot tetapi pada monzigot memiliki kemiripan yang lebih besar. Massa sel terpecah menjadi dua kelompok sel yang
terpisah
dalam
satu
blastokista.
Kedua
mudigah punya satu plasenta dan 1 rongga korion, tapi amnion terpisah. Pemisahan terjadi pada tingkat cakram mudigah berlapis dua, terbentuk dua mudigah dengan satu plasenta,
rongga
korion
dan
rongga
amnion.
Pemisahan tak sempurna aksial cakram mudigah menghasilkan bayi kembar dempet. Pembentukan kembar monozigotik terjadi saatsaat berikut : 1) Apabila pembelahan terjadi sebelum masa sel dalam (morula) terbentuk dan lapisan luar blastokista belum pasti menjadi korion, yaitu, dalam 72 jam pertama setelah pembuahan, maka akan terbentuk 2
mudigah, 2 amnion, dan 2 korion. 2) Apabila pembelahan terjadi hari keempat dan kedelapan setelah masa sel dalam terbentuk dan selsel yang ditakdirkan menjadi korion sudah mulai berdiferensiasi tetapi sel-sel amnion belum, maka akan terbentuk 2 mudigah, masing-masing dengan kantong amnion terpisah yang ditutupi oleh sebuah korion bersama. 3) Apabila amnion sudah terbentuk, yang terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan, pembelahan akan menghasilkan 2 mudigah dalam satu kantong amnion bersama. 4) Apabila pembelahan dimulai lebih belakangan, yaitu setelah
lempeng
embrionik
terbentuk,
maka
pemisahan tidak lengkap dan terbentuk kembar siam.
7
Tanda-tanda
Ciri yang dialami oleh para calon ibu yang sedang hamil, di
kehamilan
antaranya
:
1) Morning Sickness
Biasanya berupa mual dan muntah di pagi, siang dan sore
hari pada kehamilan trimester pertama
2) Sering buang air kecil
Keadaan ini berlangsung dalam 2 periode,yaitu periode hamil muda dan periode hamil tua.
3) Perut membesar
Disebabkan adanya pertumbuhan janin, Pada kehamilan 20 minggu bagian teratas rahim sejajar dengan pusar. Sebagian wanita mulai mengalami pembesaran perut pada kehamilan 16 minggu.
4) Sakit perut bagian bawah
Perut akan terasa lebih kencang seperti mau BAB (Buang Air Besar). Akan dirasakan pada kehamilan 16 - 18 minggu akibat kontraksi.
5) Payudara kencang dan membesar Perubahan ini akan dirasakan pada usia kehamilan 3 bulan. Puting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan membesar.
6) Kaki dan tangan membengkak Hal ini disebabkan karena adanya perubahan volume darah yang otomatis akan bertambah 2 kali lipat untuk memenuhi kebutuhan janin sehingga beban jantung bertambah berat.
7) Lebih sensitif
mudah marah, cemburu, menangis, malas dandan atau malas beraktivitas. Hal ini disebabkan karena produksi hormon progesteron dan estrogen yang cenderung naik turun.
8) Sulit berkonsentrasi
9) Perubahan kulit
Timbulnya flek-flek hitam di wajah dan lipatan tubuh. Hal ini dsebabkan karena adanya perubahan hormon.
10) Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal akan menyebabkan kuku akan tumbuh lebih kuat dan rambut akan tumbuh lebih banyak. 8
Penyebab
Sumbatan pada tuba falopii disebabkan karena adanya
penyumbatan
jaringan parut inflamasi. Inflamasi disebabkan oleh penyakit
pada tuba
peradangan pelviks, apendisitis dengan ruptur, aborsi s eptik,
falopii
pascaoperasi, dan kadang-kadang penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim. Lokasi sumbatan tersebut terletak pada ujung tuba yang berfimbria di bagian distal.
5. Merumuskan tujuan belajar Dari hasil diskusi tutorial pertama, didapatkan beberapa sasaran belajar yang harus dijawab dan digali lebih dalam untuk dibahas pada tutorial ke dua. Tujuan belajarnya antara lain sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan terapi hormon ? 2. Jelaskan proses beserta faktor-faktor terjadinya oogenesis dan spermatogenesis ? 3. Apa sajakah peran hormon dalam fertilitasi ? 4. Apa yang dimaksud dengan analisis sperma? 5.
Jelaskan tentang proses fertilisasi beserta fase-fasenya !
6. Jelaskan pengertian Embryogenesis beserta tahapannya ! 7. Apa pengaruh dibromo kloro propanon terhadap azoospermia ?
6. Belajar mandiri secara individual atau kelompok Telah dilaksanakan. 7. Menarik atau mengambil sistem informasi yang dibutuhkan dari informasi yang ada NO.
MASALAH
PEMBAHASAN
1.
Terapi Hormon
Terapi lain yang diterapkan dalam azoospermia adalah ”Terapi hormon”
Terapi LH
LH dalam bentuk HCG selama 3 bulan dengan dosis 1000 dan 3000 UI ( dua atau tiga kali seminggu) Pengobatan ini akan merangsang 1. merangsang pengembangan cirri-ciri seks sekunder 2. menambah besar testis 3. menambah limbido seksualis 4. menambah potensi dan volume ejakulat
Terapi FSH
FSH dalam bentuk HCG dan didalam preparat FSH ini juga mengandung LH yang berasal dari urin. Satu ampulnya mengandung 75 UI LH dan 75 UI FSH. Biasanya dibutuhkan 3-4 ampul setiap minggu. Pengobatan ini akan merangsang spermatogenensis Lama pengobatan terapi hormon ini bervariasi antara 4 bulan sampai 2 tahun.
2
Proses spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel spermatozoa.
Dibentuk
di
dalam
tubula
seminiferus.
Dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan
sperma
merangsang
sel
sertoli
(Androgen
Binding
secara
langsung.
Serta
untuk
meghasilkan
ABP
Protein)
untuk
memacu
spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis.
2. Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma).
Berlangsung selama 74 hari sampai terbentuknya sperma yang fungsional. Sperma ini dapat dihasilkan
sepanjang usia. Sehingga tidak ada batasan waktu, kecuali bila terjadi suatu kelainan yang menghambat penghasilan sperma pada pria.
Sementara pada wanita terjadi Oogenesis
Oogenesis
merupakan
perkembangan
sel
proses ovum.
pembentukan Proses
dan
oogenensis
dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum. 2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH. 3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum). 4.
Hormon
progesteron
yang
berfungsi
untuk
menghambat sekresi FSH dan LH
3
Hormon yang
Hormon yang berperanan dalam kehamilan
berpengaruh
1. Progesteron dan estrogen, merupakan hormon yang berperanan dalam masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil alih oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia kandungan karena fungsinya
yang
merangsang
kontraksi
uterus.
Sedangkan hormon progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang menghambat kontraksi uterus.
2. Prolaktin merupakan hormon yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi.
3. HCG (hormone chorionic gonadotrophin) merupakan hormone untuk mendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari
ke-8
hingga
minggu
ke-8
pada
masa
kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan.
4.
Hormon
berperan
oksitosin dalam
merupakan
kontraksi
hormone
uterus
yang
menjelang
persalianan.
Hormon
yang
berperanan
dalam
kelahiran/persalinan
1. Relaksin merupakan hormon yang mempengaruhi peregangan otot simfisis pubis
2. Estrogen merupakan hormon yang mempengaruhi hormon progesteron yang menghambat kontraksi uterus.
3. Oksitosin merupakan hormon yang mempengaruhi kontraksi dinding uterus. 4
Analisis sperma
a.
Pemeriksaan makroskopis
1. Warna Normal
: berwarna putih kelabu homogen, kadangkala
didapatkan butiran seperti jeli yang tidak mencair. Abnormal : Jernih menandakan jumlah sperma sangat sedikit Merah kecoklatan adanya sel darah merah Kuning pada penderita ikterus atau minum vitamin 1. Bau Normal : bau khas seperti bunga akasia Abnoramal : bau busuk infeksi 2. Likuefaksi (mencairnya semen) Sediaan diamati pada suhu kamar dan dicatat waktu pencairan Normal : mencair dalam 60 menit, rata-rata ± 15 menit 3. Volume Diukur dengan tabung/gelas ukur dari kaca
Normal : > 2 ml 4. Konsistensi Cara : -
Sampel diambil dengan pipet atau ujung jarum, kemudian biarkan menetes
-
Amati benang yang terbentuk dan sisa ampel di ujung pipet/jarum
Normal : benang yang terbentuk < 2 cm atau sisa sampel di ujung pipet/jarum hanya sedikit 5. pH Cara : -
Teteskan sampel pada kertas pH meter
-
Bacalah hasilnya setelah 30 detik dengan membandingkan dengan kertas standar
Normal
: pH 7,2 – 7,8
Abnormal
: pH > 7,8 infeksi jika pH < 7
pada semen azoospermia, perlu dipikirkan kemungkinan disgenesis vas deferens, vesika seminal, atau epididimis
c.
Pemeriksaan mikroskopis 1. Pemeriksaan estimasi jumlah sperma 2. Motilitas sperma 3. Morfologi sperma 4. Pemeriksaan elemen bukan sperma 5. Pemeriksaan hitung jumlah sperma
d. Pemeriksaan biakan sperma e.
Pemeriksaan antibodi
f.
Pemeriksaan analisis biokimia
g.
Pemeriksaan CASA
Selain itu, juga diperiksa faktor imunoandrologis istri terhadap spermatozoa suami untuk menilai apakah terdapat zat antibodi anti-sperma yang dapat menghambat perjalanan spermatozoa
menuju
sel
telur.
Pemeriksaan
imunoandrologis meliputi: · Uji Kibrick, untuk menilai adanya faktor penggumpal (aglutinasi) spermatozoa suami dalam serum darah istri. · Uji Isojima, untuk menilai adanya faktor penghambat gerak spermatozoa dalam serum darah istri. · Uji adaptasi sperma, untuk menilai berapa lama dayatahan hidup spermatozoa dalam serum darah istri Gambar 1. Sperma normal :
Neck
Gambar 2. Sperma abnormal
5
Fertilisasi
1. Fertilisasi penggabungan sel haploid antara sel telur dan sel perma yang menghasilkan sel diploid untuk menjadi individu baru.
Pembuahan atau Fertilisasi Pembuahan yaitu proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah ampulla tuba fallopii. Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke
dalam saluran
telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot – otot uterus dan tuba. Spermatozoa mampu membuahi oosit melalui proses kapasitasi dan reaksi akrosom.
Kapasitasi adalah masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita dan berlangsung selama kurang lebih 7 jam (pada manusia). Selubung glikoprotein dari protein – protein plasma semen dibuang dari selaput plasma yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang menjalani kapasitasi yang apat melewati sel corona dan mengalami reaksi akrosom. Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi oleh protein – protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim – enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain : akrosin, dan zat – zat serupa tripsin.
Fase – fase fertilisasi
Penembusan Corona Radiata Dari 200 – 300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke saluran kelamin wanita hanya 300 – 500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya 1 diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan. Dan diduga bahwa sperma – sperma lainnya membantu sperma yang akan membuahi menembus sawar – sawar yang melindungi gamet wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas menembus sel corona.
Penembusan Zona Pelusida Zona
Pelusida
sekeliling
telur
mempertahankan
adalah yang
perisai
glikoprotein
mempermudah
pengikatan
sperma
di dan dan
menginduksi reaksi akrosom. Pelepasan enzim – enzim akrosom memungkinkan sperma menembus
zona pelusida sehingga akan bertemu dengan membran plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida berubah
ketika
permukaan
kepala
oosit.
Hal
sperma ini
me
nyentuh
mengakibatkan
pembebasan enzim – enzim lisosom dari granul – granul korteks yang melapisi membran plasma oosit. Pada gilirannya, enzim – enzim ini menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat – tempat reseptor bagi spermatozoa pada
permukaan
zona
yang
spesifik
spesies.
Spermatozoa lain ternyata bisa masuk ke zona pelusida, tetapi hanya 1 yang terlihat mampu menembus oosit.
Penyatuan Oosit dan membran sel sperma Setelah sel sperma menyentuh membran sel oosit, kedua selaput sel plasma tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang membungkus kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang melindungi bagian belakang kepala sperma. Pada manusia, baik kepala maupun ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertinggal di permukaan oosit. Setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur menanggapinya dengan 3 cara yang berbeda : a.
Reaksi Kortikal dan Zona Sebagai akibat dari terlepasnya butir – butir kortikal
oosit,
selaput
oosit
tak
dapat
ditembus lagi oleh spermatozoa lainnya dan zona
pelusida
mengubah
struktur
dan
komposisinya untuk mencegah penambatan
dan penetrasi sperma. Dengan cara ini terjadinya polispermi dapat dicegah. b. Melanjutkan pembelahan meiosis II Oosit menyelesaikan pembelahan meiosis II setelah ada spermatozoa masuk. Salah satu dari sel anaknya hampir tidak mendapatkan sitoplasma dan dikenal sebagai badan kutub ke-2, sel anak lainnya adalah oosit definitif. Kromosomnya (22 + X) tersusun di dalam sebuah inti vesikuler yang dikenal sebagai pronukleus wanita. c.
Penggiatan metabolik Sel Telur Faktor penggiat diperkirakan dibawa oleh spermatozoa. Penggiatan setelah penyatuan diperkirakan
untuk
mengulangi
kembali
peristiwa permulaan selular dan molekuler yang
berhubungan
dengan
awal
embriogenesis. Sementara itu spermatozoa bergerak maju terus hingga dekat sekali dengan
pronukleus
wanita.
Intinya
membengkak dan membentuk pronukleus pria,
sedangkan
ekornya
terlepas
dan
berdegenerasi. Hasil utama pembuahan : Pengembalian menjadi jumlah kromosom diploid lagi, separuh dari ayah dan separuh dari ibu. Oleh karena itu, zigot mengandung kombinasi kromosom baru yang berbeda dari kedua orang tuanya. Penentuan jenis kelamin individu baru. Spermatozoa pembawa X akan menghasilkan 1 mudigah wanita ( XX
),
dan
spermatozoa
pembawa
Y
akan
menghasilkan 1 mudigah pria ( XY ). Oleh karena itu jenis
kelamin
kromosom
mudigah
tersebut
ditentukan pada saat pembuahan. Dimulainya pembelahan. Tanpa pembuahan, oosit biasanya akan berdegenerasi 24 jam setelah ovulasi. Pembelahan Sel zigot mencapai tingkat 2 sel, ia menjalani serangkaian pembelahan mitosis, mengakibatkan bertambahnya jumlah sel dengan cepat. Sel yang menjadi semakin kecil pada pembelahan ini disebut blastomer dan sampai tingkat 8 sel, sel – selnya membentuk sebuah gumpalan terususun longgar. Tetapi setelah pembelahan ke – 3, hubungan antara blastomer semakin rapat sehingga membentuk sebuah bola sel yang padat yang disatukan oleh persambungan yang kuat. Proses ini yang dikenal sebagai pemadatan memisahkan sel – sel bagian dalam, yang saling berkomunikasi secara ekstensif dengan gap junction, dari sel – sel bagian luar. Kira – kira 3 hari setelah pembuahan, sel – sel embrio yang termampatkan tersebut membela lagi membentuk morula dengan 16 sel. Sel – sel bagian dalam morula merupakan massa sel dalam, sedangkan sel – sel sekitar membentuk massa sel luar. Massa sel dalam akan membentuk jaringan – jaringan embrio yang sebenarnya, sementara massa sel luar membentuk tropoblas, yang kemudian ikut membentuk plasenta. Pembentukan Blasotokista Kira – kira pada waktu morula memasuki rongga rahim, cairan mulai menembus zona pelusida masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur –
angsur ruang antar sel menyatu, dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga, blastokel. Pada saat ini mudigah dikenal sebagai blastokista. Sel – sel di dalam massa sel dalam, sekarang disebut embrioblas, terletak pada salah satu kutub, sedangkan sel – sel di masssa sel luar atau trofoblas, menipis dan membentuk dinding sel epitel untuk blastokista. Zona pelusida kini sudah menghilang, sehingga implantasi bisa dimulai. 6
Embriogenesis
Embriogenesis : proses dari awal fertilisasi sampai terbentuknya janin. Embriogenesis melalui tahap : 1. Gametogenesis 2. Fertilisasi 3. Implantasi 4. Organogenesis (minggu ke-4) a. Formasi bilaminar disc (minggu ke-2) akan membentuk lapisan ektoderm dan endoderm. b
Formasi trilaminar disck (minggu ke-3)
terletak di antara tiga lapisan di antara amniotic cavity and yolk sac a. Ectoderm
–
bakal
(kulit,kuku,
rambut,dan Sistem Syaraf Pusat b. Mesoderm – bakal musculus, eritrosit, cor
c. Endoderm – bakal tractus digestivus, sel alveoli
7
Pengaruh dibromo kloro
Pada penelitian yang dilakukan pada tikus, apabila tikus
propanon pada
di paparkan dengan dobromo cloro propanon maka akan
azoospermia
berakibat sebagai berikut : a. Degenerasi tubulus seminiferus b. Penambahan jumlah sel sertoli c. Pengurangan ukuran testis
BAB II KESIMPULAN Pasangan suami istri yang datang dengan keluhan tidak bisa mempunyai anak setelah beberapa tahun menikah harus diperiksa keadaan sistem reproduksinya. Dari pihak suami dan istri keduanya harus diperiksa agar dokter bisa tahu di mana akar permasalahannya dan kepada siapa terapi fertilitas diberikan. Secara alamiah, proses terbentuknya individu baru sendiri harus melalui rangkaian proses gametogenesis, fertilisasi, cleavage, implantasi, dan plasentasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi gametogenesis, di antaranya adalah hormon-hormon reproduksi. Setelah proses gametogenesis selesai, maka harus ada fertilisasi yang mempertemukan sperma dan ovum yang terjadi di pars ampulla tuba falopii. Hanya ada satu sperma matur dan normal yang bisa membuahi sel telur setelah melewati berbagai reaksi terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan proses implantasi yang terjadi sekitar 7 hari setelah fertilisasi, dimana sel telur yang telah dibuahi menempel pada endometrium yang telah diperkuat oleh hormon progesteron. Dalam kasus yang telah didiskusikan bersama, didapatkan hasil normal dari pemeriksaan hormon. Dari hasil pemeriksaan terhadap organ reproduksi suami, diketahui bahwa sang suami mengalami azoospermia, sedangkan dari pemeriksaan organ reproduksi istri didapatkan penyumbatan pada tuba falopii. Berdasarkan skenario yang ada dan hasil diskusi yang telah dilakukan, diketahui bahwa sang suami mengalami azoospermia nonobstruktif, dimana terjadi kegagalan produksi spermatozoa pada tubulus
seminiferus
yang
bisa
juga
disebabkan
oleh
lamanya
paparan
terhadap
zat
Dibromochloropropanon yang terkandung dalam pestisida. Sedangkan kemungkinan yang terjadi pada organ reproduksi istri adalah penyumbatan pada salah satu tuba falopiinya sehingga diprioritaskan dilakukan terapi pada suami terlebih dahulu. Salah satu terapi yang bisa dilakukan adalah dengan terapi hormon LH dalam bentuk HCG dan hormon FSH untuk merangsang pematangan tanda-tanda seks sekunder dan merangsang terjadinya proses spermatogenesis. Selain itu bisa juga dilakukan terapi secara edukatif, yaitu dengan menyarankan sang suami untuk menghindari paparan terhadap pestisida dengan meminta kepada atasannya untuk memindahkan dirinya ke bagian lain di pabrik tersebut.