Patomekanisme penyakit dengan gejala pilek, yaitu: Rinitis alergi merupakan suatu penyakit inflamasi yang diawali dengan tahap sensitasi dan diikuti dengan reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari dua fase yaitu Immediate Phase Allergic Reaction atau Reaction atau Reaksi Alergi Fase Cepat (RAFC) yang erlangsung sejak kontak dengan alergen sampai ! jam setelahnya dan Late Phase Allergic Reaction atau Reaksi Reaksi Alergi Alergi Fase "amat (RAF") yang yang erlangsung # $ % jam dengan pun&ak ' $ jam (fase hiperreaktifitas) setelah pemaparan dan dapat erlangsung sampai #% $ % jam. Pada kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitasi, makrofag atau monosit yang yan g er erper peran an se seaga agaii sel penyaji penyaji ( Antigen Antigen Presenting Cell Cell AP APC) C) aka akan n men menang angkap kap alergen yang menempel di permukaan mukosa hidung. *etelah di proses, antigen akan mem me ment entuk uk fr frag agme men n pe pend ndek ek pe pept ptid ida a da dan n e erg rga aung ung de deng ngan an mo mole leku kull +" +"A A ke kela las s mement mem entuk uk kom komple pleks ks pep peptid tida a -+C kel kelas as ( Major Histo Histocompat compatibili ibility ty Comple Compleks ks)) yang kemudian di presentasikan pada sel helper (h /). 0emudian sel penyaji akan melepas sitokin seperti interleukin $ ! (" !) yang akan mengaktifkan h / untuk erploriferasi menjadi h ! dan h #. h # akan menghasilkan eragai sitokin seperti " 1, " %, " 2 dan " !1. " % dan " !1 dapat diikat oleh reseptornya di permukaan sel limfosit 3, sehingga sel limfosit 3 menjadi aktif dan akan memproduksi mmunogloulin 4 (g 4). g 4 di sirkulasi darah akan masuk ke jaringan dan diikat oleh reseptor g 4 di permukaan sel mastosit atau asofil (sel mediator) sehingga kedua sel ini menjadi aktif. Proses ini diseut sensitasi yang menghasilkan sel mediator yang tersensitasi. 3ila mukosa yang sudah tersensitasi terpapar dengan alergen yang sama, maka kedua rantai g 4 akan mengikat alergen spesifik dan terjadi degranulasi (pe&ahnya dinding sel) mastosit dan asofil dengan akiat terlepasnya mediator kimia yang sudah terentuk (Perfo ( Performed rmed Mediat Mediators ors)) terut terutama ama hist histamin. amin. *elain histamin juga dikeluarkan Newly ormed Mediatorsantara Mediatorsantara lain prostaglandin 5# (P65#), "eukotrien 5% (" 5%), "eukotrien C% (" C%), radikinin, Platelet Acti!ating actor (PAF) (PAF) dan eragai sitokin. (" 1, " %, " 2, " ', 6-7C*F ( "ran#l "ran#locyt ocyte e Macro Macrophage phage Colony $tim#lating actor ) dll. nilah yang diseut seagai Reaksi Alergi Fase Cepat (RAFC). +ist +i stam amin in ak akan an me mera rang ngsa sang ng re rese sept ptor or +! pa pada da uj ujun ung g sa sara raff 8i 8idi dian anus us se sehi hing ngga ga menimulkan rasa gatal pada hidung dan ersin7ersin. +istamin juga akan menyeakan kelenj kel enjar ar muk mukosa osa dan sel go golet let men mengal galami ami hip hipers ersekr ekresi esi dan perm permea eaili ilitas tas 8as 8askul kuler er meningkat sehingga terjadi rinore. 6ejala lain adalah hidung tersumat akiat 8asodilatasi sinusoid. *elain histamin merangsang ujung saraf 8idianis, juga menyeakan rangsangan pada pad a muk mukosa osa hidu hidung ng seh sehing ingga ga ter terjad jadii pen pengel geluar uaran an Int Inter er Cel Cell#la l#larr Ad Adhes hesion ion Mol Molec# ec#le le % &ICAM %'( Pada Pa da RA RAFC FC,, se sell ma mast stos osit it ju juga ga ak akan an me mele lepa pask skan an mo mole leku kull ke kemo mota takt ktik ik yan ang g menye men yeak akan an aku akumul mulasi asi sel eos eosino inofil fil dan net netrof rofilil di jar jaring ingan an tar target get.. Res Respon pon ini tid tidak ak
erhenti sampai disini saja, tetapi gejala akan erlanjut dan men&apai pun&ak '7 jam setelah pemaparan. Pada RAF" ini ditandai dengan penamahan jenis dan jumlah sel inflamasi seperti eosinofil, limfosit, netrofil, asofil dan mastosit di mukosa hidung serta peningkatan sitokin seperti " 1, " %, " 2 dan "ran#locyte Macrophage Colony $tim#lating actor (6-7C*F) dan CA- ! pada sekret hidung. imulnya gejala hiperaktif atau hiperresponsif hidung adalah akiat peranan eosinofil dengan mediator infalmasi dari granulnya
seperti )osinophilic
Cationic
Protein (4CP), )osinophilic
*eri!ed
Protein (45P), Major +asic Protein (-3P), dan )osinophilic Pero,idase(4P9). Pada fase ini, selain faktor spesifik (alergen), iritasi oleh faktor nonspesifik dapat mempererat gejala seperti asap rokok, au yang merangsang, peruahan &ua&a dan kelemaan udara yang tinggi.