PATOFISIOLOGI HIPERTENSI PADA LANSIA Pada lansia mekanisme dasar peningkatan sistoliknya sejalan dengan peningkatan usia terjadinya penurunan elastisitas dan meregang pada arteri besar. Tekanan aorta meningkat sangat tinggi dengan penambahan volume intavaskuler yang sedikit menunjukan menunjukan kekakuan pembuluh darah pada usia lanjut. Secara hemodinamik hipertensi sistolik di tandai dengan penurunan kelenturan pembuluh arteri besar resistensi feriper yang tinggi pengisian diastolic yang abnormal dan bertambahnya masa ventrikel kiri. Penurunanvolume darah dan output jantung disertai dengan kekakuan arteri besar menyebabkan penurunan tekanan diastolic. Usia lanjut dengan hipertensi sistolik dan diastolic output jantung, volume intravaskuler, aliran aliran darah darah keginj keginjal al aktivi aktivitas tas plasma plasma rennin rennin yang yang lebih lebih rendah rendah dan resiste resistensi nsi perifer perifer.. Perubahan aktifitas sistim saraf simpatis dengan bertambahnya nerophineprin menyebabkan penurunan tingkat kepekaan sistim reseptor beta adregenik sehingga berakibat penurunan fungsi relaksasi otot pembuluh darah.
Lanjut usia mengalami kerusakan stuktural dan fungsional pada arteri besar yang membawa darah dari jantung menyebabkan semakin parahnya pengerasan pembuluh darah dan tingginya tekanan darah. iposkan !!th "ctober #$!# oleh %i&al 'yonu
HIPERTENSI Hipertensi pada Lansia
"leh ( )urlaely *itriana '!+$$$- PENDAHULUAN Latar Belakang
/PS 0#$$+1 menyatakan salah satu outcome atau dampak dari pembangunan nasional yang telah dilaksanakan di 'ndonesia selama ini terutama di bidang kesehatan dan kesejahteraan adalah meningkatnya angka rata2rata usia harapan hidup penduduk. Peningkatan angka rata2 rata tersebut mencerminkan makin bertambah panjangnya masa hidup penduduk secara keseluruhan yang membawa konsekuensi makin bertambahnya jumlah lansia. /erbagai pihak menyadari bahwa jumlah lansia 0lanjut usia1 di 'ndonesia yang semakin bertambah akan membawa pengaruh besar dalam pengelolaan masalah kesehatannya. 3olongan lansia ini akan memberikan masalah kesehatan khusus yang membutuhkan pelayanan kesehatan tersendiri mulai dari gangguan mobilitas alat gerak sampai pada gangguan jantung. 45" 04orld 04orld 5ealth "rgani&ation1 menyatakan bahwa di dunia penyakit kardiovaskuler merupakan sebab kematian terbesar pada populasi usia 6 tahun ke atas dengan jumlah kematian lebih banyak di negara berkembang. iperkirakan penyakit kardiovaskuler merupakan $7 sebab kematian di negara industri maju dan 8 kematian di negara berkembang 09oswara #$$-1. Penyakit kardiovaskuler yang paling banyak dijumpai pada lansia adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, serta penyakit jantung pulmonik. 5ipertensi ser ing ditemukan pada lansia dan biasanya tekanan sistolenya yang meningkat. :enurut batasan hipertensi yang dipakai sekarang ini, diperkiran #-7 wanita dan !+7 pria berusia lebih dari 6 tahun menderita hipertensi. Sementara menurut para ahli, angka kematian akibat penyakit jantung pada lansia dengan hipertensi adalah tiga kali lebih sering dibandingkan lansia tanpa hipertensi pada usia yang sama 0Purwati et al. #$$#1. Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar !2#$7. 5ipertensi lebih banyak menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 26+ tahun. 5ipertensi di ;sia diperkirakan sudah mencapai <2!<7 pada tahun !==, hipertensi dijumpai pada +.+$$ per !$.$$$ penduduk 0epkes %' #$$-1. Prevalensi hipertensi di 'ndonesia mengalami kenaikan dari tahun !=<<>!==-. Prevalensi hipertensi pada laki2laki dari !-+ 0!-,671 naik menjadi !6 0!6,71, hipertensi pada perempuan dari !+ 0!6,$71 naik menjadi menjadi !6 0!,671 0;rjatmo T dan 5endra U #$$!1.
Pola konsumsi dan perilaku hidup dapat memicu dan meningkatkan risiko hipertensi pada manula. 9onsumsi makanan manis, asin, berlemak, jeroan, makanan yang diawetkan, minuman beralkohol dan minuman berkafein secara berlebihan serta kurang konsumsi serat dari sayur atau buah mempercepat terjadinya hipertensi. 3aya hidup yang diduga berhubungan dengan kejadian hipertensi antara lain aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan stres. Seseorang yang kurang aktif melakukan aktivitas fisik pada umumnya cenderung mengalami kegemukan sehingga akan menaikkan tekanan darah. Selain itu faktor lain yang menunjang terjadi hipertensi adalah stres dan merokok. 5ipertensi pada lansia pernah diabaikan karena dianggap bukan masalah, tetapi sekarang telah diakui bahwa hipertensi pada lansia memegang peranan besar sebagai faktor risiko baik untuk jantung maupun otak yang berakibat pada munculnya str oke dan penyakit jantung koroner. "leh karena itu untuk menurunkan angka morbiditas dan angka mortalitas karena penyakit kardiovaskuler adalah dengan memperbaiki keadaan hipertensi. Uraian di atas merupakan latar belakang yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hipertensi pada lansia. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mempelajari pengertian, kriteria dan klasifikasi, etiologi, faktor risiko, patofisiologi, gejala, komplikasi, diagnosa, penatalaksanaan, pencegahan, dan diet hipertensi khususnya pada lansia. Kegunaan
:akalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan kepada pembaca mengenai hipertensi pada lansia. /agi kelompok lansia, makalah ini dapat digunakan sebagai masukan untuk memperhatikan kebiasaan makan serta gaya hidup mereka yang merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Sedangkan bagi pemerintah, makalah ini sebagai bahan masukan dalam penanggulangan dan pencegahan kejadiaan hipertensi pada lansia sebagai wujud kepedulian dalam menekan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit kardiovaskuler. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Penuaan
/ila seseorang mulai menua, maka segala sel2sel tubuhnya dapat dipastikan sedang mengalami proses degenerasi secara fisiologik. Proses ini umumnya ditandai dengan semakin menurunnya kemampuan sel2sel tubuh untuk memperbaiki diri dari kerusakan dan efisiensi kerja yang berkurang dari kelenjar2kelenjar tubuh 0;stawan?4ahyuni !=<1. 9emunduran tersebut disebabkan oleh perubahan yang secara alami terjadi pada manula, antara lain ( 0!1 besar otot berkurang, karena jumlah dan besar serabut otot berkurang, 0#1 metabolisme basal menurun, 0-1 kemampuan bernafas menurun karena elastisitas paru2paru berkurang, 0+1 kepadatan tulang menurun karena berkurangnya mineral, sehingga lebih mudah cidera, 01 sistem kekebalan tubuh menurun hingga peka terhadap penyakit dan alergi, 061 sistem pencernaan terganggu yang disebabkan antara lain oleh tanggalnya gigi, kemampuan mencerna dan menyerap &at gi&i kurang efisien dan gerakan peristaltik usus
menurun, dan 01 indra pengecap dan pembau sudah kurang sensitif 0kurang peka1 yang menyebabkan selera makan menurun 09oswara #$$-1. Lansia
:enurut UU )o.!- Th.!==< tentang 9esejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 6$ tahun ke atas 0Tilarso dkk #$$$ dalam )adhira #$$61. 5al ini sejalan dengan pernyataan "rganisasi 9esehatan unia 045"1 yang menilai bahwa usia 6$ tahun adalah awal usia peralihan menuju ke arah segmen penduduk tua. Sedangkan untuk di 'ndonesia, menurut 4idya 9arya Pangan dan 3i&i 0!=<<1 yang digolongkan manula adalah mereka yang berumur di atas 6$ tahun. alam cakupan yang lebih luas, 45" menggunakan patokan pembagian umur lansia sebagai berikut ( usia pertengahan 0middle age) ialah kelompok usia + > = tahun@ lansia 0 elderly1 usia 6$ > + tahun@ tua 0old 1 usia > =$ tahun@ dan sangat tua 0 every old) di atas =$ tahun 09oswara #$$-1. Pengertian Hipertensi
5ipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. 5ipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala2gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya 0Lanny S dkk #$$+1. 5ipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang. 5ipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tingggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisme, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal 0;rmilawati #$$1. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika memiliki tekanan darah sistolik A !+$ mm5g atau tekanan darah diastolik A =$ mm5g atau keduanya. 5ipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah menjadi naik dan bertahan pada tekanan tersebut meskipun sudah relaks 0'man S #$$#1. :enurut ;llison 5ull 0!==61, hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah. ari definisi2definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Kriteria dan Klasiikasi
:enurut 45" 0World Health Organization1 batas normal tekanan darah adalah !#$>!+$ mm5g sistolik dan <$>=$ mm5g diastolik. an seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya B !+$ mm5g tekanan sistolik dan =$ mm5g tekanan diastoliknya. Tabel ! 9lasifikasi hipertensi menurut 45"C'S5
9lasifikasi
Sistolik 0mm5g1
iastolik 0mm5g1
)ormal
D !+$
D =$
5ipertensi %ingan
!+$2!<$
=$2!$
5ipertensi perbatasan
!+$2!6$
=$2=
5ipertensi sedang dan berat
B!<$
B!$
5ipertensi sistolik terisolasi
B!+$
D=$
5ipertensi sistolik perbatasan
!+$2!6$
D=$
Sumber( ;rif :ansjoer dkk #$$$ Peninggian tekanan sistolik tanpa diikuti oleh peninggian tekanan diastolik disebut hipertensi sistolik terisolasi 0isolated sytolic hypertension1. 5ipertensi sistolik terisolasi umumnya dijumpai pada usia lanjut, jika keadaan ini dijumpai pada masa dewasa muda lebih banyak dihubungkan sirkulasi hiperkinetik dan diramalkan dikemudian hari tekanan diastoliknya juga ikut meningkat. /atasan ini untuk individu dewasa diatas umur !< tahun, tidak dalam keadaan sakit mendadak. ikatakan hipertensi jika pada dua kali atau lebih kunjungan yang berbeda didapatkan tekanan darah rata2rata dari dua atau lebih pengukuran setiap kunjungan, diastoliknya =$ mm5g atau lebih, atau sistoliknya !+$ mm5g atau lebih 0%obin ? 9umar !==1. Tabel # 9lasifikasi pengukuran tekanan darah orang dewasa dengan usia diatas !< tahun menurut The Sixth Report Of The oint !ational "ommittee On #revention $etection% &valuation 'nd Treatment Of High lood #ressure 9lasifikasi Tekanan arah
Tekanan Sistolik dan iastolik 0mm5g1
)ormal
D!#$ dan D<$
Prehipertensi
!#$2!-= atau <$2<=
5ipertensi Stadium '
!+$2!= atau =$2==
5ipertensi Stadium ''
B!6$ atau B!$$
5ipertensi Stadium '''
B!<$ atau B!!$
Sumber( ;rif :ansjoer dkk #$$$ 9lasifikasi hipertensi menurut bentuknya ada dua yaitu hipertensi sistolik dan hipertensi diastolik 0Smith ? Tom !=<61. Pertama yaitu hipertensi sistolik adalah jantung berdenyut terlalu kuat sehingga dapat meningkatkan angka sistolik. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi 0denyut jantung1. 'ni adalah tekanan maksimum dalam arteri pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar. 9edua yaitu hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi diantara dua denyutan. Sedangkan menurut ;rjatmo T dan 5endra U
0#$$!1 faktor yang mempengaruhi prevalensi hipertensi antara lain ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi, adanya riwayat hipertensi dalam keluarga. 9lasifikasi hipertensi menurut sebabnya dibagi menjadi dua yaitu sekunder dan primer. 5ipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya namun ada beberapa faktor yang diduga menyebabkan terjadinya hipertensi tersebut antara lain( faktor keturunan, ciri perseorangan, dan kebiasaan hidup 0Puspita 4% #$$=1. 5ipertensi sekunder merupakan jenis yang penyebab spesifiknya dapat diketahui 0Lanny S dkk #$$+1. Penderita hipertensi sekunder ada 72!$7 kasus. Pada hipertensi penyebab dan patofisiologinya sudah diketahui sehingga dapat dikendalikan dengan obat2obatan atau pembedahan 0;rjatmo T ? 5endra U #$$!1. 9lasifikasi hipertensi menurut gejala dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi enigna dan hipertensi aligna. 5ipertensi enigna adalah keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan gejala2gejala, biasanya ditemukan pada saat penderita dicek up. 5ipertensi aligna adalah keadaan hipertensi yang membahayakan biasanya disertai dengan keadaan kegawatan yang merupakan akibat komplikasi organ2organ seperti otak, jantung dan ginjal 0:ahalul #$$ dalam Suheni E #$$1. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan2perubahan pada( Flastisitas dinding aorta menurun, 9atup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun !7 setiap tahun sesudah berumur #$ tahun, kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. 9ehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer 0;nonim #$$=1. Selain itu, faktor genetik dianggap penting sebagai sebab timbulnya hipertensi. ;nggapan ini didukung oleh banyak penelitian pada hewan percobaan dan tentunya pada manusia itu sendiri. *aktor genetik tampaknya bersifat mulifaktorial akibat defek pada beberapa gen yang berperan pada pengaturan tekanan darah. *aktor lingkungan merupakan faktor yang paling berperan dalam perjalanan munculnya penyakit hipertensi. Semakin banyak seseorang terpapar faktor2faktor tersebut maka semakin besar kemungkinan seseorang menderita hipertensi, juga seiring bertambahnya umur seseorang 0*auci ;S et al !==<1. !aktor Risiko Tidak Terkontrol
5ipertensi dapat disebabkan oleh adanya faktor2faktor yang secara alami telah ada pada seseorang. *aktor risiko tidak terkontrol 0mayor1 tersebut antara lain adalah kondisi fisiologis tubuh, umur, dan jenis kelamin. 9arakteristik umur dan jenis kelamin tersebut pada akhirnya juga berpengaruh terhadap kondisi fisiologis tubuh 0;sep Pajario #$$#1. Kondisi isiologi tu"u#
:unculnya hipertensi, tidak hanya disebabkan oleh tingginya tekanan darah, akan tetapi juga karena adanya faktor risiko lain, seperti keturunanCgenetik, komplikasi penyakit, dan kelainan pada organ target, yaitu jantung, otak, ginjal, dan pembuluh darah. 5ipertensi sering muncul
dengan faktor risiko lain yang timbul sebagai sindrom metabolik, yaitu hipertensi dengan gangguan toleransi glukosa atau diabetes mellitus 0:1, dislipidemia 0tingginya kolesterol darah1 dan obesitas 09rummel #$$+ dalam ;syiyah #$$=1. 9ondisi fisiologis lainnya dapat menyebabkan hipertensi diantaranya adalah aterosklerosis 0penebalan pada dinding ateri yang menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah1, bertambahnya jumlah darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenal, dan system saraf simpatis 03anong !==<1. 9elebihan berat badan, tekanan psikologis, stress, dan ketegangan pada ibu hamil bisa menyebabkan hipertensi 09homsan #$$+1 U$ur
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia <$ tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 26$ tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Penyakit hipertensi paling banyak dialami oleh kelompok umur -!2 tahun pada umumya berkembang pada saat umur seseorang mencapai paruh baya yakni cenderung meningkat khususnya yang berusia lebih dari +$ tahun bahkan pada usia lebih dari 6$ tahun keatas 09rummel #$$+ dalam ;syiyah #$$=1. 9ejadian hipertensi meningkat pada usia 26+ dan ':T kuantil ke2 0Tesfaye et al* #$$1. 4illiams 0!==!1 menyatakan bahwa umur, ras, jenis kelamin, merokok, kolesterol darah, intoleransi glukosa, dan berat badan dapat mempengaruhi kejadian hipertensi. %enis kela$in
Penyakit hipertensi cenderung lebih rendah pada jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan laki2laki. )amun demikian, perempuan yang mengalami masa premenopause cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi daripada laki2laki. 5al tersebut disebabkan oleh hormon estrogen yang dapat melindungi wanita dari penyakit kardiovaskuler. 5ormon esterogen ini kadarnya akan semakin menurun setelah menopause 0;rmilawati #$$1. Prevelensi hipertensi pada wanita 0#71 lebih besar daripada pria 0Tesfaye et al* #$$1. Selain sebagai hormon pada wanita, esterogen juga berfungsi sebagai antioksidan. 9olesterol LL lebih mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh darah apabila dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan adalah mencegah peranan oksidasi LL, sehingga kemampuan LL untuk menembus plak akan berkurang. Peranan estrogen yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh darah jantung, sehingga aliran darah menjadi lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen yang cukup 09homsan #$$+1. !aktor Risiko Terkontrol
9ejadian hipertensi juga ditentukan oleh faktor risiko yang terkontrol 0minor1. :odifikasi kebiasaan makan dan perilakuCgaya hidup melalui pengetahuan gi&i dapat dilakukan untuk meminimalisir faktor yang dapat memicu dan meningkatkan faktor yang dapat mencegah hipertensi. *aktor risiko yang bisa diubah antara lain adalah gaya hidup dan kebiasaan makan. &a'a Hidup
3aya hidup merupakan disposisi atau watak yang melatarbelakangi perilaku, reaksi atau respon seseorang terhadap diri dan lingkungan yang mempengaruhinya 0:ulyono !=<+ dalam ;ndiyani #$$1. 3aya hidup merupakan hasil penyaringan dari sejumlah intera ksi sosial, budaya, keadaan dan hasil pengaruh beragam variable bebas yang terjadi di dalam keluarga atau rumah tangga 0Suhardjo !=<=1. 3aya hidup yang diduga berhubungan dengan kejadian hipertensi antara lain meliputi aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan stres. Akti(itas isik
Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Tekanan darah akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas fisik dan lebih rendah ketika beristirahat 0;rmilawati #$$1. ;ktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru2paru memerlukan tambahan energi untuk meningkatkan &at2&at gi&i dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa2sisa dari tubuh 0Supariasa #$$!1. Seseorang dengan aktivitas fisik yang kurang memiliki kecenderungan -$72$7 terkena hipertensi daripada mereka yang masih aktif. Penelitian dari *armingharm Study menyatakan bahwa aktivitas fisik sedang dan berat dapat dapat mencegah terjadinya stoke. Selain itu, dua meta2analisis yang telah dilakukan juga menyebutkan hal yang sama. 5asil analisis pertama menyebutkan bahwa berjalan kaki dapat menurunkan tekanan darah pada orang dewasa sekitar #7 09elley #$$!1. ;nalisis kedua pada + randomized controlled trial 0%GT1, aktivitas aerobik menurunkan tekanan darah rata2rata + mm5g TS dan # mm5g T pada pasien dengan tanpa hipertensi. Peningkatan intesitas aktivitas fisik, -$2+ menit per hari, penting dilakukan sebagai strategi pencegahan dan pengelolaan hipertensi. "lahraga atau aktivitas fisik yang mampu membakar <$$2!$$$ kalori akan meningkatkan high density lipoprotein 05L1 sebesar +mm5g 09homsan #$$+1. Ke"iasaan $erokok
;sap rokok 0G"1 memiliki kemampuan menarik sel darah merah lebih kuat dari kemampuan menarik oksigen, sehingga dapat menurunkan kapasitas sel darah merah pembawa oksigen ke jantung dan jaringan lainnya. Laporan dari ;merika Serikat menunjukkan bahwa upaya menghentikan kebiasaan merokok dalam jangka waktu !$ tahun dapat menurunkan insiden penyakit jantung koroner 0PH91 sekitar #+.+7 09aryadi #$$#1 Tandra 0#$$-1 menyatakan bahwa nikotin mengganggu sistem saraf simpatis yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen jantung, meransang pelepasan adrenalin, serta menyebabkan gangguan irama jantung. )ikotin juga mengganggu saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. *ramingham 5eart Study yang meneliti pria dan wanita sekitar #$2+= tahun dilaporkan bahwa kadar kolesterol 5L lebih rendah +.26.7 pada perokok, dan pada studi lain dilaporkan bahwa pria yang merokok ebih dari #$ batang sehari akan mengalami penurunan 5L hingga !!7 dibandingkan bukan perokok 09aryadi #$$#1. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan pengaktifan platelet 0sel2sel penggumpal darah1.
Stres
Stres dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang mengatur fungsi saraf dan hormon, sehingga dapat meningkatkan denyut jantung, menyempitkan pembuluh darah, dan meningkatkan retensi air dan garam 0Syaifuddin #$$61. Pada saat stres, sekresi katekolamin akan semakin meningkat sehingga renin, angiotensin, dan aldosteron yang dihasilkan juga semakin meningkat 09labunde #$$ dalam ;siyiyah #$$=1. Peningkatan sekresi hormon tersebut berdampak pada peningkatan tekanan darah. Selain itu, faktor psikososial dari waktu terdesakCtidak sabar, prestasi kerja, kompetisi, permusuhan, depresi dan rasa gelisah berhubungan dengan kejadian hipertensi 0;siyiyah #$$=1. Ke"iasaan Makan
9ebiasaan makan yang diduga berhubungan dengan kejadian hipertensi adalah pola konsumsi buah dan sayur, makanan manis, makanan asin, makanan berlemak, jeroan, makanan awetan, minuman beralkohol, dan minuman berkafein. Konsu$si "ua# dan sa'ur
Penelitian yang dilakukan oleh auchet et al* 0#$$1 menyebutkan bahwa peningkatan konsumsi sayur dan buah serta penurunan konsumsi lemak pangan, disertai dengan penurunan konsumsi lemak total dan lemak jenuh, dapat menurunkan tekanan darah. Penemuan ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya, The !urse+s Health Study and the health #rofessionals ,ollo- up Study groups% yang menemukan bahwa penurunan risiko jantung koroner dan stroke berhubungan dengan tingginya pola konsumsi buah, sayur, kacang2kacangan, ikan, dan padi2padian tumbuk. 9onsumsi buah dan sayur B+$$ gram per hari dapat menurunkan risiko hipertensi dengan semakin bertambahnya umur. 5al ini tidak saja disebabkan oleh aktivitas antioksidan dalam buah dan sayur, tetapi juga karena adanya komponen lain seperti serat, mineral kalsium, dan magnesium. "rang yang mengonsumsi buah dan sayur bias anya memiliki kebiasaan yang lebih sehat, seperti( melakukan aktivitas fisik lebih banyak, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi alkohol, yang secara keseluruhan dapat menurunkan risiko hipertensi 0TS(2 !.6 mm5g, # D$.$#@ T(2! mm5g, # D$.$$1 0auchet et al* #$$1. Pasien hipertensi dianjurkan mengonsumsi buah dan sayur yang mengandung serat pangan minimal -$ mgChari 05artono #$$61. 9onsumsi tinggi sayur dan buah serta rendah karbohidrat dan lemak dapat digunakan sebagai pola makan untuk penurunan berat badan. Penelitian yang dilakukan oleh Ledikwe et al* 0#$$1 pada
:enurut penelitian Hhonson et al . 0#$$1, dosis fruktosa yang tinggi 0!$7 air menghasilkan I asupan energi dibandingkan dengan jumlah fruktosa yang biasa dikonsumsi 6$71 dapat meningkatkan tekanan darah dan perubahan mikrovaskuler. Seseorang yang mengonsumsi makananCminuman manis tidak akan merasa puas dan akan makan terus menerus. 9onsumsi yang berlebihan akan meningkatkan asupan energi yang selanjutnya disimpan dalam tubuh sebagai cadangan lemak. Penumpukan lemak tubuh pada perut akan menyebabkan obesitas sentral, sedangkan penumpukan pada pembuluh darah akan menyumbat peredarah darah akan membentuk plak 0arterosklerosis1 yang dapat berdampak pada hipertensi dan jantung koroner 0Hhonson et al . #$$1. Konsu$si $akanan asin dan a)etan
:akanan asin dan makanan yang diawetkan adalah makanan dengan kadar natrium tinggi. )atrium adalah mineral yang sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya hipertensi. 9risnatuti dan Eenrina 0#$$1 menyatakan bahwa makanan asin dan awetan biasanya memiliki rasa gurih 0umami1 sehingga dapat meningkatkan nafsu makan. Pengaruh asupan natrium terhadap hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma 0cairan tubuh1 dan tekanan darah. 4illiams 0!==!1 menjelaskan bahwa mekanisme yang mendasari sensitivitas garam pada beberapa pasien mungkin disebabkan oleh beberapa hal, antara lain( ketidakmampuan ginjal untuk mensekresikan natrium, pengaturan sirkulasi ginjal yang tidak normal dan sekresi aldosteron. 9onsumsi natrium akan mengatur reaksi adrenal dan renal vascular terhadap angiostensin ''. %eaksi adrenal akan meningkat dan reaksi renal vascular akan menurun dengan adanya pembatasan konsumsi natrium 04illiams !==!1. Konsu$si $akanan "erle$ak dan jeroan
9onsumsi jenis pangan yang digoreng 0 deep frying 1 berpengaruh meningkatnya asupan energi dari lipid. :akanan yang digoreng memiliki rasa gurih, renyah, enak, dan kaya lemak. 5al ini menyebabkan seseorang ingin makan terus menerus, sehingga memiliki densitas energi yang tinggi dan tingkat kepuasan yang r endah. %endahnya tingkat kepuasaan dapat berpengaruh tehadap kemampuan respon insulin dan leptin, hormon yang menstimulasi respon lapar2kenyang 03uallar?Gastillon et al #$$1. 9onsumsi pangan tinggi lemak juga dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah yang dikenal dengan arterosklerosis. Lemak yang berasal dari minyak goreng tersusun dari asam lemak jenuh rantai panjang 0long.saturated fatty acid 1. 9eberadaannya yang berlebih di dalam tubuh akan menyebabkan penumpukan dan pembentukan plak di pembuluh darah. Pembuluh darah menjadi semakin sempit dan elastisitasnya berkurang. 9andungan lemak atau minyak yang dapat menggangu kesehatan jika jumlahnya berlebih lainnya adalah ( kolesterol, trigliserida, lo- density lipoprotein 0LL1 0;lmatsier #$$-1. Heroan 0usus, hati, babat, lidah, jantung, dan otak, paru1 banyak mengandung asam lemak jenuh 0 saturated fatty acid S,'1. Heroan mengandung kolesterol +2! kali lebih tinggi dibandingkan dengan daging. Secara umum, asam lemak jenuh cenderung meningkatkan kolesterol darah, #26$7 lemak yang berasal dari hewani dan produknya merupakan asam lemak jenuh. Setiap peningkatan !7 energi dari asam lemak jenuh, diperkirakan akan meningkatkan #. mg CdL kolesterol darah, akan tetapi hal ini tidak terjadi pada semua orang.
Lemak jenuh terutama berasal dari minyak kelapa, santan, dan semua minyak lain seperti minyak jagung, minyak kedelai yang mendapat pemanasan tinggi atau dipanaskan berulang2 ulang. 9elebihan lemak jenuh akan menyebabkan peningkatan kadar LL kolesterol 0;lmatsier #$$-1. Konsu$si alko#ol
9onsumsi alkohol diakui sebagai faktor penting yang berhubungan dengan tekanan darah. 9ebiasaan konsumsi alkohol harus dihilangkan untuk menghindari peningkatan tekanan darah 05artono #$$61. Hika dibandingkan dengan orang yang bukan peminum a lkohol, maka terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal tingginya tekanan darah. 9onsumsi alkohol kali lipat per hari dapat menjadi pencetus meningkatnya tekanan darah dan berhubungan dengan peningkatan - mm5g. 9onsumsi alkohol seharusnya kurang dari # kali per hari 0#+ o& bir, !$ o& wine, atau # o& whiskey murni1 pada laki2laki untuk pencegahan peningkatan tekanan darah. /agi perempuan dan orang yang memiliki berat badan berlebih, direkomendasikan tidak lebih dari ! kali minum per hari 09rummel #$$+ dalam ;syiyah #$$=1. )amun akan lebih baik jika konsumsi alkohol tidak dilakukan. Konsu$si kaein
Penelitian mengenai pengaruh kafein terhadap kejadian hipertensi belum menunjukkan hasil yang konsisten. /eberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh negatif antara konsumsi kafein dengan kejadian hipertensi. ua studi kohort yang dilakukan selama ! tahun pada !.=+ wanita berusia -$2- tahun dari !urses Health Studies 0)5Ss1, keduanya tidak menunjukkan hubungan linear antara konsumsi kafein dengan risiko kejadian hipertensi. )amun ditemukan adanya hubungan dengan pola invers U antara konsumsi kopi dengan kejadian hipertensi 04hinkelmayer et al* #$$1. 9afein mempunyai sifat antagonis endogenous adenosin, sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi dan peningkatan resistensi pembuluh darah tepi. )amun, dosis yang digunakan dapat mempengaruhi efek peningkatan tekanan darah. Seseorang yang biasa minum kopi dengan dosis kecil mempunyai adaptasi yang rendah terhadap efek kafein daripada orang yang biasa mengonsumsinya dengan dosis besar 0Uiterwaal et al . #$$1. Patoisiologi Hipertensi
:ekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. ari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. %angsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. /erbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. 'ndividu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi 0/runner ? Suddarth #$$#1. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. :edulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. 9orteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Jasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. %ennin merangsang pembentukan angiotensin ' yang kemudian diubah menjadi angiotensin '', suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. 5ormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler 0/runner ? Suddarth #$$#1. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. 9onsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung 0 volume sekuncup1, mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perif er 0/runner ? Suddarth #$$#1. &ejala Hipertensi
:enurut Lanny Sustrani 0#$$+1 gejala>gejala hipertensi antara lain sakit kepala, Hantung berdebar2debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari telingga berdering 0tinnitus) dan dunia terasa berputar. Gara yang tepat untuk meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanan darahnya. 5ipertensi yang sudah mencapai taraf lanjut, yang berarti telah berlangsung beberapa tahun dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek, pandangan mata kabur, dan gangguan tidur 0Puspita 4% #$$=1. Ko$plikasi Hipertensi
:enurut Tabrani 0!==1 dalam Puspita 4% 0#$$=1 komplikasi hipertensi antara lain( a. Penyakit jantung arah tinggi dapat menimbulkan penyakit jantung karena jantung harus memompa darah lebih kuat untuk mengatasi tekanan yang harus dihadapi pada pemompaan jantung. ;da dua kelainan yang dapat terjadi pada jantung yaitu( !1 kelainan pembuluh darah jantung, yaitu timbulnya penyempitan pembuluh darah jantung yang disebut dengan penyakit ja ntung koroner, #1 payah jantung, yaitu penyakit jantung yang diakibatkan karena beban yang terlalu berat suatu waktu akan mengalami kepayahan sehingga darah harus dipompakan oleh jantung terkumpul di paru2paru dan menimbulkan sesak nafas yang hebat. Penyakit ini disebut dengan kelemahan jantung sisi kiri. b. Tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak 0stroke1 Tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah otak dapat menyebabkan terjadinya setengah lumpuh. Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embulus yang terlepas dari pembuluh non2 otak yang terpajan tekanan tinggi.
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri2arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah>daerah yang diperdarahi berkurang. c. 3agal ginjal 9egagalan yang ditimbulkan terhadap ginjal adalah tergangguanya pekerjaan pembuluh darah yang terdiri dari berjuta2juta pembuluh darah halus. /ila terjadi kegagalan ginjal tidak dapat mengeluarkan &at2&at yang harus dikeluarkan oleh tubuh misalnya ureum. d. 9elainan mata arah tinggi juga dapat menimbulkan kelainan pada mata berupa penyempitan pembuluh darah mata atau berkumpulnya cairan di sekitar saraf mata. 5al ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan penglihatan. e. iabetes mellitus iabetes melitus atau yang sering dikenal dengan penyakit kencing manis merupakan gangguan pengolahan gula 0glukosa1 oleh tubuh karena kekurangan insulin. Diagnosa Hipertensi
3ofir 0#$$#1 dalam Puspita 4% 0#$$=1 menyatakan bahwa tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama lima menit. :isalnya diperoleh angka !+$C=$ mm5g atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran. Hika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak dua kali pada dua hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat sphygmomanometer 0termometer1 dan stetoskop. 5asil pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan dara h tinggi tetapi digunakan juga untuk menggolongkan beratnya hipertensi. Setelah diagnosis ditegakkan dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama terutama pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal. Pemeriksaan untuk menentukan penyebab dari hipertensi terutama dilakukan pada penderita usia muda. Pemeriksaan ini bisanya berupa rongent dan radioisotope ginjal, rongent dada, serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk hormon tertentu 03ofir #$$# dalam Puspita 4% #$$=1. Penatalaksanaan Hipertensi
Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah secara cepat dan seaman mungkin untuk menyelamatkan jiwa penderita. :enurut Susialit 0!==1 dalam Puspita 4% 0#$$=1, penatalaksanaan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu( a. Penatalaksanaan non2farmakologis atau perubahan gaya hidup
Penatalaksanaan non2farmakologis berupa perubahan gaya hidup yang menghindari faktor risiko terhadap timbulnya suatu penyakit seperti merokok, minum alkohol, konsumsi garam berlebihan, hiperlipidema, obesitas, olahraga yang tidak teratur dan stres. b. Penatalaksanaan farmakologis atau dengan obat Pada sebagian besar pasien pengobatan dimulai dengan dosis kecil obat antihipertensi kemudian jika tidak ada kemajuan secara perlahan dosisnya dinaikkan namun disesuaikan juga dengan umur, kebutuhan, dan hasil pengobatan. "bat antihipertensi yang dipilih harus mempunyai efek penurunan tekanan darah selama #+ jam dengan dosis sekali sehari. Sebagai pengelompokan faktor risiko penyakit hipertensi berikut dengan pengobatannya dalam tabel berikut ini dipaparkan mengenai stratifikasi risiko dan pengobatan hipertensi. Tabel - Stratifikasi risiko dan pengobatan hipertensi berdasarkan The oint !ational "ommittee on $etection% &valuation and Treatment of High lood #ressure 0!==1 erajat 5ipertensi 0mm5g1
9elompok %isiko ; 0tidak ada faktor risiko, tidak ada kerusakan organ target1
9elompok %isiko / 9elompok %isiko G 0minimal ! faktor risiko, tidak 0kerusakan organ termasuk diabetes, tidak ada kerusakan target dan atau organ target1 diabetes, dengan atau tanpa faktor risiko lain1
)ormaltinggi
Perubahan gaya
Perubahan gaya
0!-$2
hidup
5idup
erajat !
Perubahan gaya
Perubahan gaya
0!+$2
hidup 0sampai !#
hidup 0sampai 6
!=C=$2==1
bulan1
bulan1
erajat #
Terapi obat
Terapi obat
Terapi obat
!-=C<2<=1
dan - 0A !6$CA!$$1
Terapi obat
Terapi obat
Sumber( 3ofir dkk 0#$$#1 dalam Puspita 4% 0#$$=1 Pen*ega#an Hipertensi
5ipertensi dapat dicegah dengan mengubah pola hidup terutama pada lansia menjadi pola hidup sehat untuk memperbaiki derajat kesehatan. Perubahan pola hidup sehat ini merupakan pengobatan non farmakologis yang bertujuan menghilangkan atau mengurangi faktor risiko yang dapat memperberat penyakitnya 0:arlian L ? S Tantan #$$1. Perubahan ini mencakup hal2hal berikut, yaitu( mengurangi asupan garam, mengurangi berat badan pada penderita yang obesitas, melakukan aktivitas fisik dan olahraga, mengurangi konsumsi makanan berlemak, mengurangiCmenghentikan kebiasaan merokok, menghindariCmengurangi minuman beralkohol dan kafein, menghindari stres, menghindari pemakaian obat2obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah, mengontrol kadar gula darah dan kolesterol bagi penderita hipertensi yang disertai dengan penyakit kencing manis dan hiperkolestrolemia 0:arlian L ? S Tantan #$$1. Diet Hipertensi
iet yang diberikan bagi pasien hipertensi adalah diet rendah garam yang terbagi menjadi tiga yaitu( pertama, rendah garam ' 0#$$2+$$ mg )a1 untuk hipertensi berat dengan edema, dan asites. 9edua, rendah garam '' 06$$2<$$ mg )a1 untuk hipertensi tidak terlalu berat dengan edema dan asites. 9etiga, rendah garam ''' 0!$$$2!#$$ mg )a1 untuk hipertensi ringan dengan edema. :akanan yang dianjurkan adalah sumber karbohidrat, sumber protein nabati, sayuran, buah2buahan, lemak, dan bumbu yang diolah ta npa garam dapur, sumber protein hewani seperti daging, ikan maksimal !$$ g sehari, dan telur maksimal ! butir sehari, serta dilarang mengkonsumsi minuman ringan 0;lmatsier #$$1. PENUTUP Kesi$pulan
5ipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. 9lasifikasi hipertensi menurut bentuknya ada dua yaitu hipertensi sistolik dan hipertensi diastolik. 9lasifikasi hipertensi menurut sebabnya dibagi menjadi dua yaitu sekunder dan primer. 9lasifikasi hipertensi menurut gejala dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi enigna dan hipertensi aligna. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan2perubahan pada( Flastisitas dinding aorta menurun, 9atup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun !7 setiap tahun sesudah berumur #$ tahun, kemampuan jantung memompa darah menurun, 9ehilangan elastisitas pembuluh darah, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. *aktor risiko hipertensi ada dua yaitu pertama, faktor risiko tidak terkontrol 0mayor1 tersebut antara lain adalah kondisi fisiologis tubuh, genetik, umur, dan jenis kelamin. 9edua, faktor risiko yang terkontrol 0minor1 yaitu gaya hidup dan kebiasaan makan. 3aya hidup meliputi aktivitas fisik, kebiasaan makan, kebiasaan merokok, dan stress. Sedangkan kebiasaan makan
antara lain adalah kebiasaan konsumsi buah dan sayur, makanan manis, asin, berlemak, jeroan, makanan yang diawetkan, minuman beralkohol, dan minuman berkafein. :ekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. ari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. :edulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. 9orteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Jasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. %ennin merangsang pembentukan angiotensin ' yang kemudian diubah menjadi angiotensin '', suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. 5ormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. 3ejala>gejala hipertensi antara lain sakit kepala, Hantung berdebar2debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari telingga berdering 0tinnitus) dan dunia terasa berputar. 9omplikasi hipertensi antara lain penyakit jantung, tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak 0stroke1, gagal ginjal, kelainan mata, dan diabetes mellitus. iagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran. Pemeriksaan yang dilakukan bisanya berupa rongent dan radioisotope ginjal, rongent dada, serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk hormon tertentu. Penatalaksanaan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu( penatalaksanaan non2farmakologis atau perubahan gaya hidup dan Penatalaksanaan farmakologis atau dengan obat. 5ipertensi dapat dicegah dengan mengubah pola hidup terutama pada lansia menjadi pola hidup sehat untuk memperbaiki derajat kesehatan. iet yang diberikan bagi pasien hipertensi adalah diet rendah garam yang terbagi menjadi tiga yaitu rendah garam ', rendah garam '', dan rendah garam '''. :akanan yang dianjurkan adalah makanan tanpa garam dapur. Saran
Untuk mengurangi risiko hipertensi pada lansia, hendaknya mengurangi asupan garam, makanan berlemak, jeroan, makanan yang diawetkan, minuman beralkohol dan berkafein, konsumsi rokok, meningkatkan aktifitas olahraga, konsumsi sayur dan buah, serta memiliki pola hidup sehat dengan sesekali menyempatkan diri untuk melakukan refreshing . Upaya sosialisasi kepada masyarakat, terkait dengan faktor2faktor risiko hipertensi hendaknya dilakukan secara terus2menerus baik oleh pemerintah maupun instansi terkait untuk menurunkan kejadian hipertensi yang merupakan salah satu penyakit yang memiliki risiko kematian tinggi. DA!TAR PUSTAKA
/'nonim0* 1223* &mpat 4elas masalah 5esehatan utama pada lansia* ---*nurse67*-ordpress*com / 89 Sep 12820*
;isyiyah )*. #$$=. *aktor risiko hipertensi pada empat kabupatenCkota dengan prevelensi hipertensi tertinggi di Hawa dan Sumatera Kskripsi. /ogor( *akultas Fkologi :anusia, 'nstitut Pertanian /ogor. ;lmatsier S. #$$-. #rinsip $asar :lmu ;izi* Hakarta( 3ramedia Pustaka Utama. ;lmatsier S. #$$. #enuntun $iet . Hakarta( 3ramedia Pustaka Utama. ;ndiyani S*. #$$. *aktor2faktor yang mempengaruhi gaya hidup dan coping mechanism guru S negeri dan swasta 0kejadian di 9ecamatan Purwakarta, 9ota Gilegon, Hawa /arat1 Kskripsi. /ogor( *akultas Pertanian, 'nstitut Pertanian /ogor. ;rif :ansjoer dkk. #$$$. Kapita Sele5ta Kedo5teran ilid : . Hakarta( :edia ;esculapius. ;rjatmo T, 5endra U. #$$!. :lmu #enya5it $alam* a5arta< /alai Penerbit *9U'. ;rmilawati dkk. #$$. 5ipertensi dan *aktor %isikonya dalam 9ajian Fpidemiologi. :akassar( /agian Fpidemioogi *9: U)5;S. ;sep Pajario. #$$#. :odifikasi gaya hidup. www. angelnet.infoCindeM K!+ Sep #$!$. ;stawan :, 4ahyuni :. !=<. ;izi dan Kesehatan anula (anusia =ansia)* Hakarta( :ediyatama Sarana Perkasa. K/PS. #$$+. Statisti5 #endudu5 =an>ut ?sia 122@. Hakarta( /iro Pusat Statistik. /runner, Suddarth. #$$#. Kepera-atan edi5al edah Aol 1. Hakarta( F3G. auchet et al* #$$. ietary patterns and blood pressure change over 2y follow up in the SU. J'. :;N cohort. 'm "lin !utr <(!6$26. Kepkes %'. #$$-. #edoman Tata =a5sana ;izi =ansia ?ntu5 Tenaga Kesehatan. Hakarta( epartemen 9esehatan %'. *auci ;S, /rauwald F, 'sselbacher 9H et al. !==<. 5arrisonOs Principles of 'nternal :edicine. :c 3raw 5ill, )ew Eork, !-<$2+. 3anong 4*. !==<. u5u '>ar ,isiologi Kedo5teran &d*87* 4idjajakusumah : dkk, penerjemah( 4idjajakusumah :, editor. Hakarta( F3G. Terjemahan dari( Revie- of edical #hysiological < 626=. 3uallar2Gastillon et al*#$$. 'ntake of fried foods is associated with obesity in the cohort of Spanish adults from the Furopean Prospective 'nvestigetion into cancer and )utrition. 'm "lin !utr <6( !=<2#$. 5artono ;. #$$6. Terapi ;izi dan $iet &d.1* Hakarta( F3G. 5ull ;lison. !==6. #enya5it antung% Hipertensi% dan !utrisi. Hakarta( /umi ;ksara.
'man Soeharto. #$$!* Kolesterol $an =ema5 ahat% Kolesterol $an =ema5 ai5% $an #roses Ter>adinya Serangan antung $an Stro5e . Hakarta( 3ramedia Pustaka utama. Hhonson et al* #$$. Potential role of sugar 0fructose1in the epidemic of hypertension, obesity and the metabolic syndrome, diabetes, kidney disease, and cardiovascular disease. 'm "lin !utr <6(<==2=$6. 9elley 3;, 9elley 9S, Tran J. #$$!. 4alking and resting blood pressure in adults( a meta analysis. #reventive ed BB<812.7* 9aryadi et al* #$$#. Hidup ersama #enya5it Hipertensi% 'sam ?rat% antung Koroner* Hakarta( 'ntisari :ediatama. 9homsan ;. #$$+. #eranan #angan dan ;izi ?ntu5 Kualitas Hidup* Hakarta( PT. 3rasindo. 9oswara S. #$$-. :enu sehat bagi manula. 0terhubung berkala1 http(CCwww.ebookpangan.comC;%T'9FLC:F)U7#$SF5;T7#$/;3'7#$:;)UL;.pdf K! Sep #$!$. 9risnatuti , Eenrina %. #$$. #erencanaan enu agi #enderita antung Koroner* Hakarta( Trubus ;griwidya. Lanny Sustrani dkk. #$$+* Hipertensi. Hakarta( 3ramedia Pustaka Utama. Ledikwe et al* #$$. %eductions in dietary energy are associated with weight loss in overweight and obesitas participants in yhe P%F:'F% trial. 'm "lin !utr <(!#!#2#!. :arliani L, S Tantan. #$$. 822 Cuestions D 'ns-er Hipertensi. Hakarta( FleM :edia 9omputindo. )adhira. #$$6. 9eadaan sosial ekonomi, pengetahuan gi&i, gaya hidup, konsumsi pangan, dan status gi&i lansia laki2laki di 9ecamatan Giampea, 9abupaten /ogor, Hawa /arat Kskripsi. /ogor( *akultas Pertanian, 'nstitut Pertanian /ogor. Purwati, Selimar, %ahayu S. #$$#. #erencanaan enu untu5 #enderita Te5anan $arah Tinggi* Hakarta( Penebar Swadaya. Puspita 4%. #$$=. 3aya hidup pada mahasiswa penderita hipertensi Kskripsi. Surakarta( *akultas Psikologi, Universitas :uhammadiyah Surakarta. %obbin, 9umar. !==. u5u '>ar #atologi :: . Hakarta( F3G. Suhardjo. !=<=. Sosio udaya ;izi* /ogor( epartemen Pendidikan dan 9ebudayaan irektorat Henderal Pendidikan Tinggi2Pusat ;ntar Universitas Pangan dan 3i&i2'nstitut Pertanian /ogor. Suheni E. #$$. 5ubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada laki2 laki usia +$ tahun ke atas di badan %umah Sakit aerah Gepu Kskripsi. Semarang( *akultas 'lmu 9eolahragaan, Universitas )egeri Semarang.
Supariasa et al*. #$$!. #enilaian Status ;izi. Hakarta( F3G. Smith, Tom. !=<6. Te5anan $arah Tinggi. Hakarta( ;rcan Syaifuddin. #$$6. 'natomi ,isiologi untu5 ahasis-a Kepera-atan &d.B* :onica Fster, editor. Hakarta( F3G. Tandra 5. #$$-. :erokok dan kesehatan. 0terhubung berkala1 http(CCwww.antirokok.or.idCberitaCberitaokok kesehatan.htm K!+ Sep #$!$. Tesfaye * et al* #$$. ;ssociation between body mass indeM and blood pressure across three population in ;frica and ;sia* of Human Hypertension #!( #<2-* Uiterwaal. #$$. Goffee intake and insidence of hypertension. 'm "lin !utr <0-1(!<2#-. 4hinkelmeyer 4G et al* hypertensive vascular disease. i dalam( 4ilson Hean .et al*%editor. Harisson+s #rinciples of :nternal edicine.81th ed . Spanish( :c3raw25ill( !$$!2 !$$. 4illiams 35. !==!. 5ypertensive vascular disease.di dalam( 4ilson Hean . et al*% editor. Harrsion+s #rinciples of :nternal edicine.81th ed* Spanish( :c3raw25ill, inc(!$$!2!$! http://nurlaelyn07.alumn.p!.a".#/$0%0/%0/%&/hperten'(pa#a(lan'a/