Dislokasi Bahu Anterior Definisi Dislokasi shoulder adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis atau tulang lepas dari sendi. Keluarnya kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Epidemiologi Sebuah studi di Amerika Serikat dilaporkan bahwa kasus dislokasi sendi bahu berupa 95% dislokasi anterior, 4% dislokasi posterior, 0,5% dislokasi inferior, serta kurang dari 0,5% dislokasi superior. Sering ditemukan pada orang dewasa, jarang ditemukan pada anakanak-anak, dimana 71,8% laki-laki yang mengalami dislokasi, 46,8% penderita berusia antara 15-29 tahun, 48,3% terjadi akibat trauma seperti pada kegiatan olahraga. Etiologi Disebabkan oleh gerak berlebihan terutama saat berolahraga ataupun trauma lansung, kelemahan otot-otot sekitar dan kelainan kongenital ataupun bawaan dari caput humeri atau fossa glenoidalis. Patofisiologi Dislokasi terjadi karena kekuatan yang menyebabkan gerakan rotasi eksterna dan ekstensi sendi bahu. Kaput Kaput humerus didorong kedepan dan menimbulkan avulsi avulsi kapsul sendi dan kartilago beserta periosteum labrum glenoidalis bagian anterior. Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada bagian lengan. Humerus terdorong kedepan, merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid teravulsi. Kadang-kadang bagian posterolateral kaput hancur. Mesti jarang, prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke bawah dan menimbulkan luksasio erekta (dengan tangan mengarah ; lengan ini hampir selalu jatuh membawa kaput ke posisi di bawah karakoid). Dislokasi anterior disebut juga sebagai dislokasi pregnoid, subkorakoid dan subklavikuler. Dislokasi bahu anterior merupakan kondisi dimana keluarnya caput humeri dari cavitas artikulare sendi bahu yang dangkal. Dislokasi sendi bahu anterior biasanya terjadi setelah cedera akut karena lengan dipaksa berabduksi, berotasi eksterna dan ekstensi sendi bahu. Diagnosis Diagnosis kasus dislokasi bahu anterior ditegakkan melalui anamnesis (autoanamnesis atau alloanamnesis), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis dapat memberikan informasi riwayat trauma dan mekanisme terjadinya trauma tersebut, sehingga dapat lebih membantu menegakkan diagnosis dan mengetahui penyulit penyulit yang mungkin telah ada dan yang dapat muncul kemudian. kemudian. Dari pemeriksaan fisik ditemukan beberapa tanda diantaranya adanya nyeri, terdapat tonjolan pada bagian depan bahu, posisi lengan abduksi – eksorotasi, tepi bahu tampak menyudut, nyeri tekan, dan adanya gangguan gerak sendi bahu. Ada 2 tanda khas pada kasus dislokasi sendi bahu anterior ini yaitu sumbu humerus yang tidak
menunjuk ke bahu dan kontur bahu berubah karena daerah dibawah akromion kosong pada palpasi. Penderita merasakan sendinya keluar dan tidak mampu menggerakkan lengannya dan lengan yang cedera ditopang oleh tangan sebelah lain dan ia tidak dapat menyetuh dadanya. Lengan yang cedera tampak lebih panjang daripada normal, bahu terfiksasi sehingga mengalami fleksi dan lengan bawah berotasi kearah interna. Posisi badan penderita miring kearah sisi yang sakit. Pemeriksa terkadang dapat membuat skapula bergerak pada dadanya namun tidak akan dapat menggerakkan humerus pada scapula. Jika pasien tidak terlalu banyak menggerakka bahunya, maka pada kasus ini kaput humerus yang tergeser dapat diraba dibawah prosesus korakoideus. Diagnosis klinik untuk kasus dislokasi sendi bahu anterior ini dapat menggunakan tanda cemas (apprehension sign). Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengangkat lengan kedalam abduksi, rotasi luar dan kemudian ekstensi secara hati-hati dalam posisi duduk atau berbaring. Pada saat kritis pasien akan merasa bahwa kaput humerus seperti akan telepas ke bagian anterior dan tubuhnya menegang karena cemas. Uji ini harus diulangi dengan menekan bagian depan bahu, dimana dengan manuver ini pasien akan merasa lebih aman dan tanda cemasnya negatif. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah rontgen foto bahu anteroposterior (AP) dan lateral. Rontgen bagian AP akan memperlihatkan bayangan yang tumpang tindih antara kaput humerus dan fossa glenoid, kaput biasanya terletak di bawah dan medial terhadap mangkuk sendi. Foto lateral yang diarahkan pada daun skapula akan memperlihatkan kaput humerus keluar mangkuk sendi (Apley, 2010). Selain itu juga dianjurkan melakukan pemeriksaan pandangan oblik agar dapat dipastikan tidak terdapat dislokasi posterior kasus.Diagnosis banding dari kasus dislokasi anterior ini juga dapat disingkirkan dengan pemeriksaan pandangan oblik. Pemeriksaan pandangan oblik memang lebih sulit dilakukan namun lebih mudah diintepretasi.