PATIENT SAFETY DI LAYANAN PRIMER ARMAIDI DARMAWAN, DARMAWAN, dr, dr, M.Epid Bagian Bagian IKM IKM/IK /IKP P FKIK Unja
Pendahuluan • Penerapan patient safety amanat nat dari UU no. no. 44 Rumah sakit tahun 2009 • Patient safety sela selallu dipa dipaut utk kan deng dengan an akr akredit editas asii RS dan dan Pusk Puskes esma mass • Agar Agar dapa dapatt terhi erhind ndar ar dari dari malp malprrakt aktek • Kemampuan patient safety kompe ompete tensi nsi harus harus dic dicapai apai dokt dokter er (SKD (SKDI, I, 2012 2012). ).
Setiap tahun, cukup banyak pasien yang menderita trauma bahkan kematian dalam pelayanan kesehatan. Banyak diantara penyebab itu, sebenarnya dapat dicegah.
Wayne meninggal dunia di “Qu “ Queen’s een’s Medical Center”, Nottingham,, Inggris, tepat pukul 08.00 setelah diberi “Vincristine” yang ham seharusnya IV, tapi diberikan ke tulang belakang. Yang seharusnya disuntikkan di tulang belakang adalah “Cytosine”. Dr. Feda M dikenai Dr. dikenai hukuman hukuman 8 bulan penjara setelah setelah mengakui secara tidak sengaja “membunuh” pasien leukemia yang usianya sangat muda.
OPERASI SALAH SISI
OPERASI SALAH ORANG
RS HARUS MEMILIKI SISTEM/CARA MENJAGA KEAMANAN DAN KESELAMATAN BAYI YANG DI RAWAT
5 Sept 2012
IJAZAH STAF HARUS DIVERIFIKASI DARI SUMBER UTAMANYA
15 Sept 2013
Resep lain, yang diberikan lain
Di Puskemas
“Berdasarkan keterangan ahli, seharusnya penyuntikan KCl dapat dilakukan dengan cara mencampurkan ke dalam infus sehingga cairan KCl dapat masuk tubuh penderita dengan cara masuk secara pelan-pelan”, demikian papar dakwaan jaksa.
DAFTAR PENYAKIT DI INDONESIA 1.087 JENIS SKDI (PERKONSIL NO 11/2012) • Penyakit yang dapat ditangani oleh Puskesmas/ Dokter Layanan Primer/ Dokter Umum/ Dokter Keluarga: 552 Jenis yang terdiri: • 144 - Harus Tuntas; • 260 - Diagnosis dan therapy pendahuluan; • 148 - Diagnosis dan therapy pendahuluan gawat darurat • Sisa: 535 Jenis adalah kompetensi Rumah Sakit/Dokter Spesialis/Dokter Subspesialis
144 enya it t
oe
iruju
waji
i ayani i e ayanan rimer
(Sumber : Konsil Kedokteran Indonesia)
a. Sistem Syaraf
b. Psikiatri
c. Mata
1 Kejang demam
8 Gangguan somatoform
2 Tetanus
9 Insomnia
3 HIV AIDS tanpa komplikasi 4 Tension headache 5 Migren 6 Bells’ palsy 7 Vertigo (Benign paroxysmal positional vertigo)
d. Telinga
10 11 12 13 14 15 16
Benda asing di konjungtiva Konjungtivitis Perdarahan subkonjungtiva Mata kering Blefaritis Hordeolum Trikiasis
e. Hidung
17 18 19 20 21 22
Episkleritis Hipermetropia ringan Miopia ringan Astigmatism ringan Presbiopia Buta senja
f. Sistem Respirasi
27 Furunkel pada hidung
33 Influenza
23 Otitis eksterna
28 Rhinitis akut
34 Pertusis
24 Otitis media akut
29 Rhinitis vasomotor
Telinga-Pendengaran & Keseimbangan
25 Serumen prop 26 Mabuk perjalanan
g. Paru 38 Asma bronkial 39 Bronkitis akut 40 Pneumonia, bronkopneumonia
35 Faringitis
30 Rhinitis alergika 31 Benda asing 32 Epistaksis
h. Sistem Kardiovaskuler 42 Hipertensi esensial
36 Tonsilitis 37 Laringitis
i. Hepar 43 Hepatitis A
j. Sistem Endokrin, Metabolik & Nutrisi
k.Sistem Ginjal & Sal Kemih 47 48 49 50 51
44 Diabetes melitus tipe 1 45 Diabetes melitus tipe 2 46 Hipoglikemia ringan
Infeksi saluran kemih Gonore Pielonefritis tanpa komplikasi Fimosis Parafimosis
l. Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier, Pankreas 52 53 54 55 56 57
Kandidiasis mulut Ulkus mulut (aptosa, herpes) Parotitis Infeksi pada umbilikus Gastritis Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis)
58 59 60 61 62 63
Refluks gastroesofagus Demam tifoid Intoleransi makanan Alergi makanan Keracunan makanan Penyakit cacing tambang
64 65 66 67 68 69
Strongiloidiasis Askariasis Skistosomiasis Taeniasis Disentri basiler, disentri amuba Hemoroid grade 1/2
m. Sistem Reproduksi 70
Sindrom duh (discharge) genital (gonore dan nongonore
77 Aborsi spontan komplit
71 Infeksi saluran kemih bagian bawah
78 Anemia defisiensi besi pada kehamilan
72 Vaginitis
79 Ruptur perineum tingkat 1-2
73 Vaginosis bakterialis
80 Abses folikel rambut atau kelenjar sebasea
74 Vulvitis
81
75 Salpingitis
82 Cracked nipple
Mastitis
n. Penyakit Kulit 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110
Akne vulgaris ringan Cutaneus larva migran Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant) Dermatitis kontak iritan Dermatitis numularis Dermatitis perioral Dermatitis seboroik Erisipelas Eritrasma Exanthematous drug eruption, fixed drug eruption Folikulitis superfisialis Furunkel, karbunkel Herpes simpleks tanpa komplikasi Herpes zoster tanpa komplikasi Hidradenitis supuratif Impetigo Impetigo ulseratif (ektima) Kandidosis mukokutan ringan Lepra Miliaria Moluskum kontagiosum M bl k lk
112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132
Napkin eczema Pedikulosis kapitis Pedikulosis pubis Pitiriasis rosea Pitiriasis vesikolor Reaksi gigitan serangga Sifilis stadium 1 dan 2 Skabies Skrofuloderma Tinea barbe Tinea fasialis Tinea kapitis Tinea korporis Tinea kruris Tinea manus Tinea pedis Tinea unguium Urtikaria akut Varisela tanpa komplikasi Veruka vulgaris Vulnus lasaratumpungtum L k b k d d
p. Sistem Hematologi & Imunologi
o. Gizi & Metabolisme 84 Malnutrisi energi-protein 85 Defisiensi vitamin 86 Defisiensi mineral 87 Dislipidemia 88 Hiperurisemia 89 Obesitas
q. Penyakit Autoimun
140 Reaksi anafilaktik
r. Sistem Muskuloskeletal
141 Ulkus pada tungkai 142 Li
135 136 137 138 139
Anemia defisiensi besi Limfadenitis Demam dengue, DHF Malaria Leptospirosis (tanpa komplikasi) s. Forensik
143 Kekerasan tumpul 144 Keke n t ja
Topik
System and Its Complexity Human Factor in Patient Safety
What is Patient Safety
Quality Improvement Clinical Risk Safety Procedures
Errors Infection Control
Effective Team Player
Patient and Carer
Medication Safety
Curriculum Medical School
Topik patient safety (eng) Topic 1: What is patient safety? Topic 2: What is human factors and why is it important to patient safety? Topic 3: Understanding systems and the impact of complexity on patient care Topic 4: Being an effective team player Topic 5: Understanding and learning from errors Topic 6: Understanding and managing clinical risk Topic 7: Introduction to quality improvement methods Topic 8: Engaging with patients and carers Topic 9: Minimizing infection through improved infection control Topic 10: Patient safety and invasive procedures Topic 11: Improving medication safety
Topik patient safety (ind) Topik 1: Apa itu keselamatan pasien ? Topik 2: Faktor manusia dan mengapa itu penting untuk pasien keselamatan? Topik 3: Memahami sistem dan dampak kompleksitas pada perawatan pasien Topik 4: Menjadi pemain tim yang efektif Topik 5: Memahami dan belajar dari kesalahan Topik 6: Memahami dan mengelola risiko klinis Topik 7: Pengantar metode peningkatan kualitas Topik 8: Melibatkan pasien dan pelaku rawat Topik 9: Menekan infeksi melalui peningkatan pengendalian infeksi Topik 10: Keselamatan pasien dan prosedur invasif Topik 11: Peningkatan Pengobatan yang aman
Topik 1: Apa itu keselamatan pasien • Keselamatan pasien (patient safety) : reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum. (The Canadian Patient Safety Dictionary, October 2003)
Topik 1: Apa itu keselamatan pasien … • Sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan (Permenkes No. 1691, 2011)
Topik 2: Faktor manusia dan mengapa itu penting untuk keselamatan pasien? • Fokus dari prinsip human factors adalah peningkatan efisiensi, kreativitas, produktivitas dan kepuasan kerja, dengan tujuan meminimalkan kesalahan. • Kegagalan untuk menerapkan prinsip human factors adalah aspek kunci dari sebagian besar kejadian tidak diinginkan (KTD) dalam pelayanan kesehatan • Dipengaruhi ‘IM SAFE’ = Illness (I), Medication (M), Stress (S), Alcohol (A), Fatigue (F), Emotion (E).
Topik 3: Memahami sistem dan dampak kompleksitas pada perawatan pasien • Semakin kompleks suatu sistem, semakin tinggi kemungkinan terjadinya kesalahan. • Perlu dilakukan pendekatan sistem dengan memahami secara keseluruhan bagaimana dan mengapa suatu kesalahan terjadi. • Suatu KTD bersifat multifaktor (faktor pasien, penyedia pelayanan kesehatan, tugas, teknologi, alat, tim pelayanan kesehatan, lingkungan, dan organisasi) • ‘Swiss cheese model’ untuk penelusuran akar masalah.
Topik 4: Menjadi pemain tim yang efektif • Perlu tim efektif dalam pelayanan kesehatan krn: (i) meningkatnya kompleksitas dan spesialisasi perawatan, (ii) peningkatan komorbiditas, (iii) peningkatan penyakit kronis, (iv) kurangnya tenaga kerja dan (v) inisiatif jam kerja yang aman. • Pentingnya kepemimpinan dalam tim yang efektif. • Komunikasi antar anggota tim sangat diperlukan: SBAR (situation-background-assessment-recommendation)
Topik 5: Memahami dan belajar dari kesalahan • Penting untuk merumuskan strategi untuk mencegah atau mengintervensi kesalahan sebelum membahayakan pasien. • Penting kemampuan untuk belajar dari kesalahan diri sendiri maupun orang lain • Belajar dari error akan lebih produktif jika dilakukan di tingkat organisasi. • Root cause analysis(RCA) merupakan pendekatan system yang terstruktur untuk melakukan analisis.
Topik 6: Memahami dan mengelola risiko klinis • Manajemen risiko yang efektif melibatkan setiap tingkat pelayanan kesehatan • Empat langkah sederhana proses yang umumnya digunakan untuk mengelola risiko klinis: – – – –
i. mengidentifikasi risiko ii. menilai frekuensi dan tingkat keparahan risiko iii. mengurangi atau menghilangkan risiko iv. menilai biaya yang dapat dihemat dengan mengurangi resiko atau biaya yang dikeluarkan jika risiko berlanjut
Topik 7: Pengantar metode peningkatan kualitas • Memulai memahami metode peningkatan kualitas dengan: – bertanya tentang langkah-langkah yang dapat meningkatkan kualitas dan keamanan – mengakui bahwa ide-ide bagus bisa datang dari siapa pun – menyadari bahwa situasi dalam lingkungan lokal merupakan faktor kunci dalam mencoba untuk melakukan perbaikan
• Prinsip dasar peningkatan kualitas: penghargaan terhadap sistem, menyadari variasi, teori, psikologi. • Metode peningkatan kualitas: siklus PDSA (Plan-Do-Study Act ), Clinical Practice Improvement Methodology (CPI), Root Cause Analysis (RCA).
Topik 8: Melibatkan pasien dan pelaku rawat • Komunikasi dengan pasien merupakan salah satu permasalahan utama dalam pelaksanaan patient safety di pelayanan kesehatan • Keterlibatan pasien, keluarga, dan pelaku rawat dalam pelayanan kesehatan primer sangatlah penting • Bentuk komunikasi dengan pasien: – Informed consent – Open disclosure
• Agar tercapai komunikasi efektif selain teknik komunikasi juga dibutuhkan empati, kejujuran, dan kompetensi budaya (cultural competence)
Topik 9: Menekan infeksi melalui peningkatan pengendalian infeksi • Infeksi di pelayanan kesehatan (nosocomial) menimbulkan penderitaan bagi pasien dan menjadikan waktu perawatan lebih lama. • Banyak yang menderita cacat permanen dan bahkan meninggal • Semua orang, baik tenaga kesehatan maupun pasien, memiliki tanggung jawab untuk mengurangi peluang kontaminasi • Beberapa upaya yg dapat dilakukan: – – – –
Kewaspadaan universal (universal precaution) Mendapatkan imunisasi hepatitis B Menggunakan alat pelindung diri (APD) Mengetahui apa yang harus dilakukan jika terpajan dengan risiko infeksi
Topik 10: Keselamatan pasien dan prosedur invasif – Penyebab utama timbulnya efek samping prosedur invasif: – Kurangnya pengontrolan infeksi – Manajemen pasien yang buruk – Buruknya koordinasi atau komunikasi antar petugas medis sebelum, selama, maupun setelah prosedur invasif – Pengendalian Infeksi dalam prosedur invasif: – Universal Precaution: berfungsi melindungi pasien dan dokter dari resiko infeksi – Penggolongan operasi bersih dan tidak bersih (perlu atau tidak antibiotik profilaksis
Topik 10: Keselamatan pasien dan prosedur invasif --2 – Beberapa penyebab terjadinya manajemen pasien yang kurang baik: • Implementasi guideline/ protokol yang kurang baik • Kerjasama atau kepemimpinan tim yang buruk • Konflik antar departemen • Kurangnya jumlah tenaga atau tenaga yang terlatih • Etos kerja yang kurang baik • Pekerjaan yang terlalu banyak (overwork)
Topik 11: Meningkatkan keamanan obat
Tindakan yang harus dilakukan dalam menjamin medication safety :
– Menggunakan nama generik dalam pemberian obat – Memberikan resep sesuai dengan individu setiap pasien – Melatih pengambilan informasi riwayat pengobatan dari pasien – Memahami obat apa saja yang beresiko tinggi dan memerlukan pengawasan – Memastikan obat yang diresepkan merupakan obat yang benar-benar dipahami – Menggunakan alat bantu untuk mengingat langkah-langkah medication safety – Selalu mengingat “5 R” dalam peresepan dan pemberian obat – Melakukan komunikasi dengan jelas – Mengembangkan sistem pengecekan dalam pemberian obat – Ajak pasien untuk ikut aktif dalam prosed pengobatan – Buat laporan dan pembahasan mengenai medication error sebagai pembelajaran
Topik 11: Meningkatkan keamanan obat..2 – Prinsip ‘5R’ dalam pemberian obat: – right drug – right route – right time – right dose – right patient – Hal-hal yang menyebabkan timbulnya masalah dalam pemantauan efek obat: – Minimnya monitoring efek samping obat – Obat tidak dihentikan ketika masa pengobatan sudah selesai, atau tidak memberikan efek yang baik – Obat dihentikan sebelum selesai masa pengobatan – Kadar obat dalam tubuh tidak dimonitor – Kesalahan komunikasi
Tujuh standar keselamatan pasien 1. Hak pasien dan keluarga mempunyai hak mendapat informasi ttg rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) 2. Mendidik pasien dan keluarga:tentang kewajiban dan tangung jawab pasien dalam asuhan pasien. 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan. 4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien. 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien: 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Manfaat Penerapan Sistem Keselamatan Pasien 1. Budaya Safety meningkat dan berkembang. (Blame-Free culture, Reporting culture, Learning culture) 2. Komunikasi dengan pasien berkembang. 3. KTD menurun, peta KTD selalu ada dan terkini. 4. Risiko Klinis menurun. 5. Keluhan dan Litigasi berkurang. 6. Mutu Pelayanan meningkat. 7. Citra Puskesmas/RS dan Kepercayaan masyarakat meningkat, diikuti Kepercayaan Diri yang meningkat.
Tujuh langkah menuju kesematan pasien 1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien:
– Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil 2. Pimpin dan dukung staf anda: – Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tetang keselamatan pasien 3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko: – Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko serta lakukan identifikasi dan kajian hal yang potensial bermasalah 4. Kembangkan sistem pelaporan: – Pastikan staf agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden, serta rumahsakit mengatur pelaoran kepada KKPRS 5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien: – Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien 6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien: – Dorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul 7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien: – Gunakan infromasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan sistem pelayanan
Jenis insiden dalam patient safety yang harus dilaporkan 1.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
2.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
3.
Kejadian Tidak Cedera (KTC)
4.
Kondisi Potensi Cedera (KPC)
5.
Sentinel event
Insiden keselamatan pasien tersebut di atas harus dilaporkan dalam waktu maksimal 2x 24 jam pada atasan langsung menggunakan formulir laporan insiden
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD, Harmful Incident, Adverse Event ): • Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. • Contoh: Transfusi yang salah mengakibatkan pasien ikterik atau bilirubinuria karena reaksi hemolisis.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC, Near Miss): • Terjadi insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. • Contoh: Darah transfusi sudah siap dipasang pada pasien yang salah tetapi kesalahan diketahui sebelum transfusi dimulai.
Kejadian Tidak Cedera (KTC, No Harm Incident ): • Suatu insiden sudah terpapar ke pasien tetapi tidak timbul cedera. • Contoh: Darah transfusi yang salah sudah dialirkan ke pasien tetapi tidak timbul cedera.
Kondisi Potensial Cedera (KPC, Reportable Circumstance): • Suatu kondisi/ situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera tetapi belum terjadi insiden. • Contoh: – ICU sangat sibuk tetapi jumlah staf selalu kurang (understaff ). – Defibrillator standby di UGD diketahui rusak.
Sentinel Event • Suatu kejadian yang tidak diantisipasi yang mengakibatkan kematian atau kehilangan fungsi permanen, dimana kejadian tersebut tidak berhubungan dengan riwayat penyakit yang mendasari atau penyakit penyerta. • Kejadian sentinel merupakan kejadian yang membutuhkan investigasi komprehensif (RCA) dan respon segera.
Yang termasuk kejadian sentinel 1. Kematian yang tidak diantisipasi yang tidak berhubungan dengan kejadian yang natural atau kejadian yg berhubungan dengan penyakitnya mis : bunuh diri 2.
Kehilangan fungsi organ yg tidak berhubungan dengan keadaan penyakitnya atau kondisi yang mendasarinya.
3.
Salah sisi atau salah prosedur atau salah pasien saat dilakukan tindakan, dan
4.
Penculikan atau tertukarnya bayi
Referensi 1. WHO, Patient safety curriculum guide for Medical School, 2009 2. Kemenkes, RI. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Jakarta 2006 3. Permenkes no. 1691 tahun 2011,Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Jakarta 2011 4. Canadian Patient Safety Institute, Patient Safety in Primary Care, Vancouver, 2010
Tugas latihan patient safety •
•
Seorang pasien laki-laki berusia 35 tahun datang ke Puskesmas, dengan keluhan demam. Saat mendaftar, dituliskan namanya di secarik kertas. Kemudian kertas kecil itu dibawa antri ke ruang periksa. Orang di sebelahnya berulang kali terbatuk-batuk padahal dia tidak menggunakan masker. Di sebelahnya lagi ada seorang Ibu menggendong bayinya. Cukup banyak pasien yang sama-sama menunggu saat itu. Agak lama, baru namanya dipanggil. Tanpa banyak bertanya dan tidak cuci tangan lebih dahulu, dokter memeriksa dengan stetoskop dan berkata “kena flu saja” kemudian menuliskan resep pada secarik kertas kecil. Setelah itu dia menumpuk kertas resep ke loket apotik yang diterima tanpa berkata apa-apa. Pasien kembali menunggu. Beberapa lama kemudian, namanya dipanggil dan diberikan bungkusan obat. Sampai di rumah, pasiennya minum obat. Tiba-tiba dia menjadi lemas. Setelah dibawa ke RS, pasien tidak tertolong. Dalam penelusuran didapatkan bahwa obat yang diberikan adalah obat untuk pasien lain yang namanya kebetulan sama.
Pertanyaan 1. Apakah kasus ini termasuk dalam ruang lingkup keselamatan pasien (Patient Safety )? Berikanlah penjelasan! 2. Lakukan analisis terhadapkasus tersebut masingmasing menurut 11 topik patient safety dan tuliskan langkah2 penyelesaianya Tugas dibuat masing2 di tulis di kerta double folio, dikumpul pada hr yg sama seminggu kemudian