Paper Pengantar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat)
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Pengantar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Kelas C
Desy Iswari A (132110101024)
Permata Ayu (132110101054)
Marga Retta Kurnia B (132110101079)
Teo Lukmanul H (132110101089)
Yuliana Rosa (132110101110)
Choni Kamerawati (132110101139)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Pengertian SWOT
SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) internal organisasi Puskesmas, serta Opportunity (kesempatan atau peluang) dan Threat (ancaman atau rintangan atau tantangan)dari lingkungan eksternal yang dihadapi organisasi Puskesmas. Yang dimaksud kekuatan adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi Puskesmas, sehingga Puskesmas memiliki keunggulan kompetitif di pasaran. Hal ini disebabkan karena Puskesmas memiliki sumber daya, keterampilan, produk, jasa andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pesaing dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja Puskesmas. Adapun peluang adalah sebagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi Puskesmas. Sedangkan ancaman merupakan kebalikan dari peluang, dengan demikian ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan Puskesmas. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan analisis strategik. Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta berperan untuk meminimalisasi kelemahan organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi. Analisis terhadap peluang dan ancaman merupakan analisis terhadap faktor-faktor yang berasal dari pihak luar perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan merupakan analisis terhadap faktor-faktor intern perusahaan. Hasil analisis ekstern ini digabungkan dengan hasil analisis intern untuk penentuan misi,visi dan tujuan organisasi.Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Manfaat Analisa SWOT
Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang sumber daya dan kemampuan yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan kemasa depan.
Untuk menganalisis kesempatan atau peluang dan kekuatan dalam membuat rencanajangka panjang.
Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan.
Untuk mengidentifikasi faktor eksternal (O dan S) danfaktor internal (S dan W)
Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan keempat faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa.
a. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
b. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
c. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga.
d. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah "keluar" dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah "mencairkan" sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.
Unsur – Unsur SWOT
Terdapat empat unsur pokok SWOT, yaitu :
Strength (Kekuatan)
Arti kata Strength di sini adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan maka akan berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
Weakness (Kelemahan)
Arti kata Weaknessdi sini adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan berperan besar, tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi
Opportunities (Peluang atau Kesempatan)
Arti kata Opportunities di sini adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan akan memiliki peranan yang besar dalam mencapai tujuan organisasi. Opportunities juga diartikan sebagai suatu peluang yang berkembang di masa yang akan datang dan akan terjadi.
Threat (Ancaman atau Hambatan)
Arti kata Threat di sini adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi oleh suatu organisasi dimana apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.
Unsur Strength dan Weakness bersifat internal, yaitu unsur yang ada atau muncul di dalam organisasi
Unsur Opportunities dan Threatbersifat eksternal, yaitu unsur yang ada atau muncul dari luar organisasi
Unsur Strength dan Opportunities merupakan faktor positif yang bersifat menguntungkan bagi organisasi
Unsur Weakness dan Threat merupakan faktor negatif yang bersifat merugikan bagi organisasi
Untuk keberhasilan pekerjaan perencanaan keempat unsur SWOT ini perlu dimiliki
Teknik SWOT
Teknik analisis SWOT dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu :
Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi
Hal – hal yang dapat dilakukan untuk melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi, yaitu :
Menetapkan unsur – unsur organisasi yang akan dinilai
Unsur – unsur yang akan dinilai biasanya dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
Unsur perangkat organisasi (tool of administration) yang terdiri dari tenaga (man), dana (money), sarana (material) dan metode (method)
Unsur fungsi organisasi (function of administration) yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) serta pengawasan (controlling)
Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai
Nilai yang diberikan untuk tiap unsur yang dinilai secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
Nilai penampilan (performance) yang dinyatakan dengan baik atau buruk.
Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan penting atau tidak penting
Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
Contoh matrik hasil penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi dapat dilihat pada gambar 5.1
GAMBAR 5.1
MATRIK KEKUATAN DAN KELEMAHAN ORGANISASI
PERFORMANCE
ABDCBaik
A
B
D
C
Buruk
Penting
IMPORTANCE
Tidak Penting
Menarik kesimpulan hasil penilaian
Pedoman yang dipakai untuk menarik kesimpulan dari hasil penilaian adalah sebagai berikut :
Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak A, maka berarti unsur yang dinilai tersebut merupakan salah satu dari kekuatan organisasi. Karena memang unsur – unsur yang masuk dalam kotak A ini, jika ditinjau dari kehendak untuk mencapai tujuan organisasi, mempunyai peranan yang penting serta keadaannya juga telah baik. Adalah selayaknya kekuatan organisasi ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (keep up the good work)
Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak B, maka berarti unsur yang dinilai tersebut merupakan salah satu dari kelemahan organisasi. Karena memang unsur – unsur yang masuk dalam kotak B ini, jika ditinjau dari kehendak untuk mencapai tujuan organisai, mempunyai peranan yang penting, yang sayangnya tidak berada dalam keadaan baik. Untuk keberhasilan prganisasi, kelemahan yang seperti ini perlu segera diperbaiki (concentrate here)
Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak C, maka berarti unsur yang dinilai tersebut juga merupakan salah satu dari kelemahan organisasi, meskipun peranannya tidak sepenting unsur – unsur yang termasuk dalam kotak B. Upaya perbaikan memang perlu dilakukan, tetapi menempati prioritas yang rendah (low priority)
Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak D, maka berarti unsur yang dinilai tersebut merupakan salah satu dari kekuatan organisasi karena keadaannnya memang telah baik. Sayangnya peranan unsur tersebut tidak sepenting unsur – unsur yang termasuk dalam kotak A.
Melakukan analisis kesempatan organisasi
Untuk dapat melakukan analisis kesempatan yang dimiliki oleh organisasi perlulah dilakukan hal – hal sebagai berikut :
Menetapkan unsur – unsur yang akan dinilai
Biasanya unsur– unsur yang akan dinilai tersebut merupakan hal–hal yang baru bagi organisasi. Misalnya perubahan kebijakan pemerintah, perubahan tingkat sosial ekonomi penduduk, perubahan keadaan sosial budaya penduduk dan lain sebagainya,
Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai
Nilai yang diberikan secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Nilai daya tarik (attractiveness) yang dinyatakan dengan tinggi dan rendah
Nilai kemungkinan keberhasilan (success probability) yang dinyatakan dengan tinggi dan rendah
Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
Contoh matrik dari hasil penilaian terhadap kesempatan yang dihadapai oleh organsasi dapat dilihat pada gambar 5.2
GAMBAR 5.2
MATRIK KESEMPATAN ORGANISASI
ATTRACTIVENES
ABDCTinggi
A
B
D
C
Rendah
Tinggi
SUCCES
PROBABILITIES
Rendah
Melakukan analisis hambatan organisasi
Untuk dapat melakukan analisis hambatan yang dihadapi oleh organisasi, perlu dilakukan hal – hal sebagai berikut :
Menetapkan unsur – unsur yang akan dinilai
Sama halnya dengan kesempatan, biasanya unsur– unsur yang akan dinilai merupakan hal–hal yang baru bagi organisasi. Misalnya perubahan kebijakan pemerintah, perubahan keadaan sosial budaya penduduk dan lain sebagainnya
Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai
Nilai yang diberikan secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
Nilai kemungkinan munculnya hambatan (probability of occurance) yang dinyatakan dengan sering dan jarang
Nilai seriusnya hambatan (seriousness) yang dinyatakan dengan serius dan tidak
Membuat matrik dari hasil penelaian yang dilakukan
Contoh matrik dari hasil penilaian terhadap hambatan yang dihadapi oleh organisasi dapat dilihat pada Gambar 5.3
GAMBAR 5.3
MATRIK KELEMAHAN ORGANISASI
PROBABILITY OF OCCURANCE
ABDCSering
A
B
D
C
Jarang
Serius
SERIOUSNESS
Tidak Serius
Menarik Kesimpulan hasil penelitian
Misal apabila unsur yang dinilai masuk dalam kolom A, maka berarti unsur yang dinilai tersebut merupakan salah satu dari hambatan organisasi. Karena memang unsur – unsur yang masuk dalam kotak A ini sering muncul dan bersifat serius.
Biasanya nilai kesempatan dan hambatan sering dipadukan. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan, tergantung dari kombinasi kedua nilai tersebut. Contoh nilai kombinasi yang dimaksud dapat dilihat pada table 5.4
TABEL 5.4
NILAI KOMBINASI ANALISIS SWOT
KESEMPATAN
HAMBATAN
NILAI KOMBINASI
A
A
B
D
D
A
D
A
Ideal business
Speculative business
Mature business
Troubled business
Ada delapan langkah yang diperlukan untuk menyusun matriks SWOT, yaitu:
Tulis peluang eksternal kunci organisasi
Tulis ancaman eksternal kunci organisasi
Tulis kekuatan internal kunci organisasi
Tulis kelemahan internal kunci organisasi
Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catatlah strategi SO dalam kuadrat yang sudah ditentukan
Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catatlah strategi WO dalam kuadrat yang sudah ditentukan
Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah strategi ST dalam kuadran yang sudah ditentukan
Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah strategi WT dalam kuadran yang sudah ditentukan.
Waktu yang Tepat Menggunakan SWOT
SWOT digunakan saat mengembangkan rencana strategis atau perencanaan solusi untuk masalah. Namun SWOT baru dapat diaplikasikan setelah menganalisis lingkungan eksternal dan internal.Cara menggunakannya:
Analisis Internal
Menguji kemampuan sistem tersebut. Ini dapat dilakukan dengan menganalisis suatu sistem dengan kekuatan dan kelemahan
Analisis Eksternal
Melihat pada titik-titik utama dalam analisis dan mengidentifikasi titik-titik yang menimbulkan peluang.Untuk sistem tersebut, dan yang menimbulkan ancaman atau hambatan terhadap kinerja.
Untuk membangun analisis SWOT dan mengatur sebuah program untuk perencanaan dan memeriksa situasi yang ada pada saat ini. Maka perlu diketahui terlebih dahulu kekuatan dan kelemahannya. Bagaimana kita bisa memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang ada, dan apakah peluang eksternal dan internal dalam ancaman bidang yang dipilih.
Proses Perencanaan dengan Analisa SWOT
Misi/TujuanFaktor EksternFaktor InternSWOTStrengthWeaknessOpportunityTreathSasaran / Rencana StrategisTargetAnggaran Operasional
Misi/Tujuan
Faktor Ekstern
Faktor Intern
SWOT
Strength
Weakness
Opportunity
Treath
Sasaran / Rencana Strategis
Target
Anggaran Operasional
Dari gambar tersebut kita dapat mengetahui proses perencanaan produksi dengan berbagai kaitan antara variabel-variabel yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan itu.
Pada gambar dapat dilihat bahwa tujuan perusahaan merupakan arah sasaran yang paling utama dimana tujuan bagian produksi harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Kemudian dalam tahap pencapaian tujuan bagi perusahaan,maka perlu dilihat kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ada serta tekanan-tekanan (threats) dari luar yang dialami perusahaan itu.
Setelah itu analisa intern terhadap faktor-faktor produksi akan menghasilkan rumusan tentang kekuatan-kekuatan (strengths) yang dimiliki serta kelemahan-kelemahan (weakness) yang ada. Dari hal tersebut haruslah ditentukan strategi pemanfaatan faktor-faktor produksinya untuk meraih kesempatan yang ada dengan kekuatan, kelemahan serta tekanan-tekanan yang dialaminya.
Contoh Analisis SWOT Puskesmas Tahun 2009
Analisis Lingkungan Dalam Puskesmas
Strength (kekuatan)
Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerja, Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas Pembantu sereta Puskesmas Keliling. Kecuali itu untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Juga ditunjang oleh Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) berupa Posyandu, Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) -Desa Siaga, dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)- Usia lanjut, dan lain-lain.
Pemerintah daerah telah menyediakan dana dari pengembalian retribusi pendapatan Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di setiap kabupaten/kota, pengadaan tenaga, obat-obatan, alat kesehatan dan sebagainya.
Adanya tenaga kesehatan Puskesmas yang telah ditempatkan di sarana kesehatan baik di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan Desa, Pos Kesehatan Desa dan Bidan Desa di wilayah kerja Puskesmas.
Adanya standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap dalam Puskesmas.
Adanya sistem informasi manajemen Puskesmas yang bersumber dari sitem pencatatan dan pelaporan Puskesmas, sistem informasi Posyandu, laporan sarana kesehatan swasta, laporan lintas sektor, dan lain-lain.
Adanya sistem Kesehatan Nasional dan UU tentang Kesehatan serta peraturan perundang-undangan lainnya sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Weakness (kelemahan)
Visi, misi dan tujuan Puskesmas belum dipahami sepenuhnya oleh pimpinan dan staf Puskesmas. Hal tersebut dapat melemahkan komitmen, dukungan dan keikutsertaan pegawai dalam mengembangkan fungsi Puskesmas. Mereka terperangkap oleh tugas-tugas rutin yang bersifat kuratif yang kebanyakan dilakukan di dalam gedung Puskesmas. Akibatnya, kegiatan Puskesmas di luar gedung yang bersifat promotif dan preventif kurang mendapatkan perhatian.
Beban kerja Puskesmassebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan kabupaten atau kota terlalu berat. Pertama karena rujukan kesehatan dan dari Dinas kesehatan kabupaten atau kota kurang berjalan. Keduakarena Dinas kesehatan kabupaten atau kota yang sebenarnya bertanggungjawab penuh terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan secara menyeluruh di wilayah kabupaten atau kota lebih banyak melaksanakan tugas-tugas administratif.
Puskesmas masih bersifat sentralistis, dimana Puskesmas belum memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Waktu kerja pegawai Puskesmas kurang efektif dan kurang optimal.
Ketidakefisienan Puskesmas juga tampak dari pemanfaatan ruang rawat inap di beberapa Puskesmas dengan tempat perawatan. Kurang tegasnya pemisahan antara tugas pokok untuk melakukan perawatan pasien rawat inap dengan pelayanan kesehatan masyarakat merupakam salah satu kendala pengembangan upaya kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas dengan tempat perawatan.
Citra Puskesmas masih kurang baik, utamanya yang berkaitan mutu, penampilan fisik Puskesmas kurah bersih, nyaman, disiplin profesionalisme, dan keramahan petugas dalam pelayanan kesehatan yang masih lemah.
Belum tersedianya sumber daya Puskesmas yang memadai seperti ketersediaan tenaga belum sesuai standar ketenagaan Puskesmas dan Penyebaran tidak merata, kemampuan dan kemauan petugas belum memadai, penanggung jawab program Puskesmas belum memiliki kemampuan manajerial program, pengembangan sumber daya tenaga kesehatan tidak berorientasi pada kebutuhan Puskesmas atau program, namun seringkali merupakan keinginan dari pegawai yang bersangkutan: kurangnya tanggung jawab, motivasi, dedikasi,loyalitas dan kinerja petugas Puskesmas.
Ketersediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlahnya terbatas, alat kesehatan juga kurang memadai, dana operasional maupun program sangat kurang dan hanya bersumber dari presentase pengembalian retribusi Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di setiap kabupaten atau kota.
Belum tersedianya data dan informasi registrasi vital tentang kependudukan dan program kesehatan yang sahid dan akurat.
Analisis Lingkungan Luar Puskesmas
Opportunity (kesempatan/peluang)
Amandemen UUD 1945 Pasal 28 H yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal merupakan dukungan landasan hukum sebagai peluang bagi pemerintah dan masyarakat dalam mempercepat upaya pemerataan pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Kebijakan desentralisasi sebagaimana diberlakukan UU RI No. 1999 yang kemudian disempurnakan dengan UU RI No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah memberi peluang yang besar bagai Puskesmas untuk memperbaiki sistem, rencana strategik, dan rencana operasional, mengembangkan program dan kegiatan Puskesmas secara mandiri sesuai kebutuhan masyarakat dan potensi yang tersedia.
Kesepakatan para bupati atau walikota pada tanggal 28 Juli 2000 untuk menyediakan alokasi dana kesehatan minimal 15 % dari APBD atau 15% PDRB merupakan peluang yang besar bagi Puskesmas untuk mengembangkan program-program kesehatan di wilayah kerjanya dengan dukungan anggaran yang memadai.
Adanya komitmen dan dukungan politis dari pemerintah daerah dan DPRD kabupaten atau kota untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan memberi peluang untuk mempercepat peningkatan pemerataan pelayanan serta kualitas pelayanan Puskesmas.
Adanya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatn berupa UKBM antara lain Posyandu, Polindes, Poskesdes, Posbindu, dan lain-lain.
Adanya sumber dana untuk pembiayaan kesehatan yang bersumber dari masyarakat melalui program JPKM, Dana Kesehatan Masyarakat, Dana Sekolah Sehat, Dana Sosial Ibu Bersalin, beras perelek atau jimpitan, dana kematian dan sebagainya.
Adanya dana stimulasi dari pemerintah daerah untuk dana sosial ibu bersalin yang dapat dikembangkan menjadi Dana Sehat berpola JPKM.
Adanya komitmen dan dukungan dari stakeholders serta tokoh masyarakat terhadap program Puskesmas.
Adanya momentum program kesehatan yang strategis seperti Gerakan Sayang Ibu, Desa Siaga, Gerakan Terpadu Nasional, dan lain-lain.
Keadaan geografis yang dapat dijangkau oleh kendaraan serta tersedianya sarana transportasi dan komunikasi yang sudah menjangkau seluruh wilayah kerja Puskesmas.
Threat (ancaman/ rintangan/ tantangan)
Ketidakmampuan pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan kabupaten ataukota untuk memanfaatkan era desentralisasi sebagai peluang dan kesempatan untuk melakukan reformasi Sistem Pembangunan Kesehatan Daerah dapat menjadi ancaman dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas
Terjadinya transisi epidemiologi baik oleh pengaruh perubahan struktur penduduk dan perubahan gaya hidup masyarakat menyebabkan beban ganda pelayanan kesehatan yaitu tidak saja pada masalah penyakit infeksi tetapi juga penyakit degeneratif. Selain itu pelayanan kesehatan juga menghadapi masalah penyakit yang pada akhir ini cenderung meningkat seperti tuberculosa, demam berdarah dengue. Fenomena-fenomena tersebut merupakan tantangan sekaligus ancaman pengembangan Puskesmas.
Terjadinya krisis ekonomi yang belum sepenuhnya pulih tidak saja menambahi jumlah penduduk miskin, tetapi juga menurunkan kemampuan pemerintah dalam menyediakan anggaran untuk pembangunan kesehatan.
Manajemen program Puskesmas belum dirumuskan oleh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota sebagai pedoman dan rujukan Puskesmas.
Kurangnya pembinaan dan bimbingan program dari Dinas Kesehatan kabupaten atau kota.
Kurangnya komitmen, dukungan dan keikutsertaan lintas sektoral dalam program kesehatan.
Kurangnya komitmen dan dukungan stakeholders Puskesmas terhadap program Puskesmas.
Jumlah kader kesehatan masih kurang, tingginya drop out kader, adanya kejenuhan dari kader, sulitnya mencari kader baru, kurangnya dana stimulasi kader, kurangnya sarana kegiatan kader seperti buku pegangan kader, sarana pencatatan dan pelaporan kegiatan kader dan sebagainya.
Sistem pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah perkembangan masa depan, yakni sistem pembiayaan praupaya untuk pelayanan kesehatan perorangan.
Puskesmas masih belum berhasil dalam menggali, menghimpun dan mengorganisasi partisipasi masyarakat serta membina kemitraan dengan sektor lain yang terkait.
Berkembangnya pelayanan kesehatan swasta yang lebih profesional, bermutu, dan bernuansa profit merupakan ancaman terhadap pelayanan kesehatan pemerintahan termasuk Puskesmas.
Kurangnya penggunaan obat generik karena banyaknya pasokan obat pasien menyebabkan tingginya harga obat-obatan dan merupakan ancaman pelayanan kesehatan terutama untuk masyarakat miskin.
Mobilisasi penduduk yang tinggi menyebabkan penularan penyakit yang cepat serta perubahan lingkungan dan perilaku sosial budaya masyarakat merupakan ancaman terhadap semakin meningkatnya masalah kesehatan.
Pemanfaat tenaga dan sarana kesehatan Puskesmas masih kurang, termasuk pemanfaatan bidan desa, dimana bidan desa lebih banyak dimanfaatkan dalam upaya promotif dan preventif.
Masih adanya persalinan dukun paraji dan belum tejalin kemitraan antara bidan desa dengan dukun paraji.
Perilaku Hidup Bersih dana Sehat (PHBS) masih belum memasyarakat dan membudaya baik PHBS rumah tangga, sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja, mauoun tempat-tempat umum.
Berdasarkan analisis SWOT Puskesmas tahun 2009 tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Puskesmas saat ini terdapat pada kuadran 4 yaitu menghadapi kondisi yang paling buruk karena harus menghadpi ancaman/ rintangan/ tantangan (threat) besar yang bersumber pada lingkungan luar dan pada saat yang bersamaan dilanda berbagai kelemahan internal (weakness). Strategi yang tepat pada keadaan demikian ialah strategi defensif dalam arti mengurangi atau mengubah bentuk perlayanan kesehatan yakni:
Mengubah paradigma yaitu dari paradigma sakit menjadi paradigma sehat. Paradigma sehat yakni upaya kesehatan menitikberatkan pada upaya promotif dan preventiftanpa mengesampingkan upaya promotif dan rehabilitatif.
Upaya kesehatan Puskesmas lebih menitikberatkan pada upaya kesehatan yanjg mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan AKI dan AKB seperti program keterpaduan KB-kesehatan di Posyandu
Upaya kesehatan Puskesmas menfokuskan pada program basic-six
Pembinaan dan pengembangan Puskesmas hendaknya diupayakan untuk memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang atau kesempatan (strategi SO (strength-oportunitty) atau Strategi Kekuatan-Peluang) dengan meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman (strategi WT-weatness-threat atau strategi kelemahan-ancaman), sehingga Puskesmas berada pada kuadran 1, dimana Puskesmas menghadapi berbagai peluang-kesempatan lingkungan luar dan memiliki berbagai kekuatan yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut, sehingga strategi yang tepat yaitu strategi pertumbuhan (agresif).
Kesimpulan keseluruhan mengenai SWOT:
SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan atau peluang) dan Threat (ancaman atau rintangan atau tantangan). Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan analisis strategik, karena analisis ini memiliki kemampuan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta berperan untuk meminimalisasi kelemahan organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.SWOT digunakan saat mengembangkan rencana strategis atau perencanaan solusi untuk masalah, namun baru dapat diaplikasikan setelah menganalisis lingkungan eksternal dan internal. Analisis SWOT merupakan perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam penelitian analisisSWOT kita ingin memperoleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan keempat faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa (strength, weakness, opportunity, dan threat)
Contoh Analisis dari Kelompok Kami Mengenai Penanganan Penyakit Hepatitis B pada Kalangan Mahasiswa:
Kekuatan
Kelemahan
Perilaku yang dianjurkan efektif untuk menurunkan kejadian penyakit Hepatitis B.
Khalayak sasaran mempunyai pemahaman yang baik mengenai manfaat ekonomis atas kesehatan mahasiswa.
Pendidikan kesehatan diberikan sejalan dengan peningkatan infrastruktur air dan sanitasinya serta kebersihan di daerah sekitarnya.
Kampanye mendapat dukungan politis yang kuat.
Jumlah SDM yang cukup memadai untuk promosi menjaga kesehatan tubuh agar terhindar dari penyakit Hepatitis B.
Penggunaan teknologi informasi yang memadai.
Akses ke tempat-tempat kosan mahasiswauntuk mempromosikan menjaga kesehatan tubuh agar terhindar dari penyakit Hepatitis B masih terbatas oleh transportasi dan jarak antara masyarakat.
Kurangnya program pelatihan yang baik untuk meningkatkan kualitas kesehatan SDM.
Organisasi kami belum terlalu dikenal oleh departemen-departemen pemerintah lainnya
Peluang
Ancaman
Khalayak dapat dijangkau melalui media.
Cuci tangan yang benar merupakan satu langkah awal bagi pelaku untuk dapat di lakukan.
Menggunakanberbagai macam alat suntik yang steril.
Memilih warung makan dan minum yang terjaga kebersihan hidangannya.
LSM lainnya dari wilayah kami akan mendukung upaya kami.
Mahasiswa kekurangan pendidikan dalam menerapkan kualitas hidup lebih sehat dan baik.
Kesehatan tidak di anggap sebagai kebutuhan yang paling penting.
Masalah kesehatan yang menjadi kepedulian kita.
Penyakit Hepatitis B
Khalayak utama potensial.
1.Mahasiswa
2. Penjual makanan dan minuman
3. Bapak dan Ibu Kos
Tantangan kunci yang harus kita fokuskan
Tantangan yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku khalayak sasaran
Tantangan yang berhubungan dengan kemampuan berkomunikasi secara efektif
Tantangan yang berhubungan dengan menciptakan suatu situasi yang membuat khalayak lebih mudah mengambil tindakan yang diinginkan
Khalayak kurang mengetahui efektivitas cuci tangan dan mengonsumsi makan-makanan sehat dan bergizi untuk mencegah penyakit Hepatitis B.
Kurangnya penerapan pendidikan komunikasi dalam menerapkan kualitas hidup sehat untuk lebih baik bagi tubuh dengan masyarakat disekeliling.
Tekanan dari lingkungan keluarga dan sosial yang memperkecil manfaat cuci tangan.
Khalayak sasaran juga menghadapi tantangan lainnya seperti kurangnya air bersih dan sanitasi lingkungan tidak mendukung.
Peluang kunci yang harus kita fokuskan
Peluang yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku khalayak sasaran
Peluang yang berhubungan dengan kemampuan berkomunikasi secara efektif
Peluang yang berhubungan dengan menciptakan suatu situasi yang membuat khalayak lebih mudah mengambil tindakan yang diinginkan
Khalayak sasaran memahami manfaat pengetahuan ekonomis tentang menjaga kesehatan dengan cuci tangan.
Berangkat dari upaya pendidikan kesehatan yang sudah ada oleh LSM
Memberi contoh cuci tangan yang baik, melakukan pola hidup sehat, menggunakan berbagai macam alat suntik yang steril
Kenyataan (faktor yang tidak bisa di ubah hingga bisa membatasi efektivitas kita).
Penggunaan alat suntik yang tidak steril pada tindik telinga, tato dan akupuntur
Kurangnya sadar diri untuk menjaga kebersihan tangan dan tubuh dari kotoran disekeliling kita.
Kurang berhati-hatinya dalam memilih untuk membeli makanan dan minuman sehari-hari di warung sekeliling.
Banyak fasilitas kesehatan tingkat rendah yang tidak memiliki tempat, staf atau perlengkapan untuk memberikan pelayanan.
Menimbang situasi di atas, kita berharap bisa memberikan kontribusi berikut ini untuk mencapai peningkatan kesehatan yang di inginkan.
Meningkatkan praktek cuci tangan
Menggerakkan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, memilih makanan bernilai gizi serta sadar akan pentingnya kesehatan.
Berdasarkan analisis SWOT mengenai Penanganan Penyakit Hepatitis B pada Kalangan Mahasiswa tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa banyak mahasiswa yang kurang sadar akan kebersihan menjaga tubuh, lingkungan dan konsumsi makanan di sekitar untuk mencukupi kebutuhan hidup sehatnya. Strategi yang tepat pada keadaan demikian ialah strategi defensif dalam arti mengurangi atau mengubah bentuk perilaku mahasiswa dalam menjaga kesehatan tubuhnya agar terhindar dari penyakit Hepatitis B, yakni menitikberatkan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Contohnya mengenalkan bahaya dan pencegahan penyakit Hepatitis B seperti menyarankan mahasiswa untuk: tidak kontak seksual sebelum waktunya, tidak menggunakan jarum suntik secara bersama, penggunaan jarum yang steril pada tindik telinga, tato dan akupuntur, tidak saling meminjamkan peralatan pribadi seperti alat cukur dan manicure, memilih mengonsumsi makanan sehat dan bernilai gizi tinggi, menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih sehingga menimbulkan keadaan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Azrul DR. Dr. M.P.H. 1996. PengantarAdministrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara.
Sulaeman, Endang Sutisna.2009.Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Mulyad. 2001, Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyono, Agus.; Gitosudarmo, Indriyo. 2001. Prinsip Dasar Manajemen Edisi 3 .Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.