PANDUAN PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH DI RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
1
TIM PENYUSUN PANDUAN PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER 1. Selfi Eka Suraidha, AMd. Keb 2. Fareintis Rahayu Idamiah, AMd. Keb 3. Sulistyowati, AMd. Keb
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan pertolongan dan petunjuk kepada kita sehingga kita berhasil menyusun buku Panduan Risiko Jatuh. Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab seluruh petugas di rumah sakit. Dalam rangka menurunkan risiko cedera akibat jatuh pada pasien, petugas akan menilai dan melakukan penilaian ulang terhadap kategori risiko jatuh pasien, serta bekerjasama dalam memberikan intervensi pencegahan jatuh sesuai prosedur. Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja/ tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin).Untuk mengurangi resiko tersebut dibuatlah suatu panduan. Kami menyadari bahwa panduan ini masih belum sempurna.Untuk itu kami harapkan masukan bagi penyempurnaan panduan ini di kemudian hari.
Jember ,16 Juni 2016 Direktur RS Citra Husada Jember
dr. Susilo Wardhani S, MM
3
DAFTAR ISI JUDUL ……………………………………………………………………….
i
TIM PENYUSUN …………………………………………………………...
ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………
iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...
iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..
v
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CITRA HUSADA NO. 06.12/RSCH/Per.Dir/VI/2016 TENTANG PANDUAN PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH RUMAH SAKIT CITRA HUSADA JEMBER
vi
BAB I DEFINISI ……………………………………………………………
1
BAB II RUANG LINGKUP ………………………………………………..
2
BAB III TATA LAKSANA ………………………………………………...
3
BAB IV DOKUMENTASI …………………………………………………
13
BAB V PENUTUP ………………………………………………………….
14
4
DAFTAR TABEL TABEL 1.
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY PADA PASIEN PEDIATRI
TABEL 2.
SKALA RISIKO JATUH MORSE PADA PASIEN DEWASA
5
BAB I DEFINISI A. Latar Belakang Sebagai upaya dalam menjalankan amanat Peraturan Menteri Kesehatan No. 1691 / MENKES / PER / VII / 2011 tentang keselamatan pasien Rumah Sakit, bab 4 pasal 8 bahwasanya Rumah Sakit mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien. Enam sasaran keselamatan pasien dan salah satunya adalah “ Pengurangan Risiko Pasien Jatuh”. Falls atau pasien jatuh merupakan insiden di Rumah Sakit yang sering terjadi dan dapat mengakibatkan cedera serius dan kematian. Pasien jatuh merupakan adverse event kedua terbanyak dalam institusi perawatan kesehatan setelah kesalahan pengobatan / medication eror ( AHRQ ). Insiden pasien jatuh tidak hanya berdampak kepada fisik pasien tetapi juga dampak keuangan yang ditanggung pasien dan Rumah Sakit. Dalam rangka menurunkan risiko cidera akibat jatuh pada pasien, maka tenaga kesehatan perlu melakukan assesmen awal dan assesmen ulang terhadap kategori risiko jatuh dan bekerjasama dalam memberikan intervensi pencegahan pasien jatuh sesuai dengan prosedur yang ada di Rumah Sakit Citra Husada. B. Tujuan Panduan Risiko Jatuh disusun sebagai acuan bagi staf atau tenaga kesehatan dalam upaya menurunkan risiko cidera akibat jatuh pada pasien di Rumah Sakit Citra husada. C. Pengertian Pengurangan risiko pasien jatuh di Rumah Sakit merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien Rumah Sakit. Jatuh adalah suatu peristiwa dimana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja serta tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Pengurangan risiko pasien jatuh adalah
1
suatu tindakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit untuk mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh, mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Adapun upaya dalam mengurangi risiko pasien jatuh di Rumah Sakit Citra Husada, maka semua pasien yang dirawat dan atau akan dirawat di Rumah Sakit Citra Husada wajib dilakukan assessment awal dan assessment ulang terhadap risiko jatuh. Assesment merupakan suatu proses identifikasi pasien yang mempunyai risiko jatuh selama perawatan di Rumah Sakit. Assesment awal dan assessment ulang dilakukan dengan menggunakan “ checklist “ risiko jatuh. Checklist risiko jatuh terbagi menjadi 2 yaitu : formulir “ humpty dumpty” untuk pasien anak – anak dan formulir “ morse “ untuk pasien dewasa. Morse Fall Scale (MFS) adalah instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko jatuh. Dengan menghitung Morse Fall Scale dapat ditentukan risiko jatuh dari pasien tersebut dan manajemen pencegahan jatuh yang perlu dilakukan sesuai dengan standar prosedur operasional pencegahan jatuh yang telah ada dan berlaku di seluruh unit di Rumah Sakit Citra Husada.
BAB II RUANG LINGKUP Panduan ini diterapkan untuk seluruh tindakan yang berhubungan dengan pencegahan pasien risiko jatuh, yang dilakukan mulai dari assessment awal sampai dengan managemen pencegahan risiko jatuh di Rumah Sakit Citra Husada. Prinsip pencegahan risiko pasien jatuh di Rumah Sakit Citra Husada meliputi : 2
1. Assessment pasien risiko jatuh dibutuhkan dalam membuat keputusan terkait bagaimana manajemen pengurangan risiko pasien jatuh yang dapat terjadi selama pasien di rawat di Rumah Sakit Citra Husada 2. Pengelolaan / manajemen risiko pasien jatuh dilakukan pada pasien yang dirawat di ruangan : a.
UGD
b. Rawat Inap c. Ruang Bersalin d. Ruang Perinatologi e. Ruang Operasi f. Instalasi rawat intensif ( ICU) 3. Dalam pelaksanaan tindakan pencegahan pasien dengan risiko jatuh, di Rumah Sakit Citra Husada melibatkan seluruh petugas kesehatan yang meliputi : a. Dokter b. Perawat c. Bidan
BAB III TATA LAKSANA Rumah Sakit Citra Husada menerapkan upaya pengurangan risiko pasien jatuh. Dalam penatalaksanaan pengelolaan pasien dengan risiko jatuh di Rumah Sakit Citra Husada meliputi : A. IDENTIFIKASI PASIEN JATUH B. MANAJEMEN PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH C. PELAPORAN PASIEN JATUH
3
1. Asesmen awal a. Perawat akan melakukan penilaian asesmen risiko pasien jatuh denganMorse Fall Scale untuk pasien dewasa dan humpty dumpty untuk pasien anak – anak dalam waktu 4 jam dari pasien masuk RS dan mendokumentasikan hasil asesmen. b. Rencana intervensi segera disusun, diimplementasikan, dan dicatat dalam rencana keperawatan interdisipliner dalam waktu 2 jam setelah skrinning. c. Skrining farmasi dan atau fisioterapi dilakukan jika terdapat adanya risiko jatuh pada pasien. 2. Asesmen ulang a. Asesmen setiap pasien risiko di lakukan setiap 2x sehari, atau saat transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi pasien, adanya kejadian jatuh pada pasien.
b. Penilaian menggunakan asesmen pasien risiko jatuh Morse Fall Scale untuk pasien dewasa dan humpty dumpty untuk pasien anak – anakdan rencana keperawatan interdisiplin akan diperbaharui sesuai dengan hasil asesmen. c. Untuk mengubah kategori dari risiko tinggi ke risiko rendah diperlukan skor < 25 dalam pemeriksaan 2x berturut-turut. 3. Perawat penanggung jawab pelayananyang bertugas akan mengidentifikasi
dan
menerapkan
prosedur
pencegahan
jatuh
berdasarkan : a. Kategori Risiko jatuh ( rendah, sedang, tinggi) b. Kebutuhan dan keterbatasan pasien c. Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman (safety devices) d. Asesmen klinis harian 4. Prosedur pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko rendah, sedang dan tinggi harus diimplementasikan dan penggunaan peralatan yang sesuai harus optimal. A. Intervensi pencegahan jatuh
4
1. Tindakan pencegahan umum (untuk semua kategori) a. Lakukan orientasi ruang rawat inap kepada pasien b. Posisikan posisi tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua sisi pegangan tempat tidur terpasang dengan baik. c. Ruangan rapi d. Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan (telpon genggam, kacamata, tombol panggilan dan air minum) e. Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan dengankebutuhan) f. Alat bantu berada dalam jangkauan (tongkat , alat penopang) g. Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu dengar, h. i. j. k.
pastikan bersih dan berfungsi. Pantau efek obat-obatan. Anjurkan untuk ke kamar mandi secara rutin Sediakan dukungan emosional dan psikologis Berikan edukasi mengenai pencegahan jatuh pada pasien dan
keluarga 2. Kategori risiko tinggi : Lakukan tindakan pencegahan umum ditambah dengan hal-hal berikut ini : a. Beri tulisan ditempat tidur pasien “ Pencegahan Jatuh” b. Beri penanda gelang berwarna kuningdipakaikan di pergelangan tangan pasien. c. Gunakan sandal anti licin. d. Tawarkan bantuan ke kamar mandi atau penggunaan pispot setiap 2 jam (saat pasien bangun) dan secara periodic (saat malam hari). e. Kunjungi dan amati pasien tiap 2 jam f. Nilai kebutuhan akan : Fisioterapi dan Okupasi, Alarm tempat tidur, Tempat tidur rendah (khusus), usahakan lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat (nurse station). B. Strategi pengurangan pasien jatuh 1. Strategi umum untuk pasien risiko jatuh, yaitu : a. Tawarkan bantuan ke kamar mandi tiap 2 jam b. Gunakan 2-3 pegangan sisi tempat tidur c. Lampu panggilan berada dalam jangkauan
pasien,
demonstrasikan cara penggunaan lampu panggilan. d. Jangan ragu untuk meminta bantuan e. Barang-barang pribadi dalam jangkauan f. Adakan koferensi multidisiplin mingguan dengan partisipasi tim keperawatan.
5
g. Rujuk ke departemen yang sesuai untuk asesmen yang lebih spesifik missal fisioterapi. h. Anjurkan pasien menggunakan sisi tubuh yang lebih kuat saat turun dari tempat tidur. 2. Strategi untuk mengurangi / mengantisipasi kejadian jatuh fisiologis a. Lakukan orientasi kamar tidur pada pasien b. Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-hari c. Pantau efek penggunaan obat-obatan termasuk psikotropika. d. Hindari suara berisik/bising e. Lakukan asesmen ulang f. Sediakan dukungan emosional dan psikologis. 3. Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh, yaitu : a. Lampu panggilan berada dalam jangkauan. b. Posisi tempat tidur rendah c. Lantai tidak silau / memantul dan tidak licin. d. Pencahayaan yang adekuat e. Ruangan rapi f. Sarana toilet dekat dengan pasien. C. Manajemen setelah kejadian jatuh . 1. Nilai apakah ada akibat cidera setelah jatuh (abrasi, kontusio, laserasi, 2. 3. 4. 5. 6. 7.
fraktur, cidera kepala) Observasi tanda vital Nilai adanya keterbatasan gerak Pantau pasien dengan ketat Catat dalam status pasien (Dokumen Rekam Medis) Laporkan kejadian jatuh dan lengkapi laporan insidens. Modifikasi rencana keperawatan interdisiplin sesuai dengan kondisi pasien.
D. Edukasi pasien / keluarga. 1. Pasien dan keluarga harus diinformasikanmengenai factor risiko jatuh dan setuju untuk mengikuti strategi pencegahan jatuh yang telah ditetapkan. Pasien dan keluarga harus di edukasi mengenai factor risiko jatuh dilingkungan RS dan melanjutkan keikutsertaan dalam perawatan pasien. Tahapan dalam edukasi pasien : a. Informasikan pasien dan keluarga dalam semua aktivitas sebelum memulai penggunaan alat bantu.
6
b. Ajari pasien untuk menggunakan pegangan dinding c. Informasikan pasien mengenai dosis dan frekwensi konsumsi obat-obatan,
efek
samping
serta
interaksinya
dengan
makanan/obat-obatan lain.
BAB IV DOKUMENTASI Dokumentasikan semua kegiatan semua pencegahan jatuh direkam medis pada : 1. 2. 3.
Dokumen assesmen risiko pasien jatuh Dokumen pemberian informasi risiko pasien jatuh Dokumen catatan keperawatan
7
BAB V PENUTUP Demikian Panduan Pengurangan Risiko Jatuh ini dibuat agar dapat digunakan sebagai acuan Rumah Sakit untuk mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh, mengevaluasi risiko paien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuhdalam setiap pelayanan di Rumah Sakit Citra Husada. Namun demikian upaya – upaya ini akan lebih berhasil jika didukung oleh direktur rumah sakit dan kerja sama yang baik dari seluruh unit kerja di Rumah Sakit Citra Husada ini.
8
Direktur Rumah Sakit Citra Husada Jember ( dr. Susilo Wardhani S, MM )
9