BAB I DEFINISI Info Inform rmed ed Consent terd terdir irii dari dari dua dua kata kata yait yaitu u “ informed ” yang yang berarti berarti telah telah mendapat mendapat penjelas penjelasan an atau keterang keterangan an (informas (informasi), i), dan “consent ” yang berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed consent consent”” mengandun mengandung g pengerti pengertian an suatu suatu persetuj persetujuan uan yang yang diberika diberikan n setelah mendapat informasi. engan demikian “ informed consent ” dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau keluarga keluarganya nya atas atas dasar dasar penjela penjelasan san mengenai mengenai tindakan tindakan medis medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya. !enu !enuru rutt . "eroni ronika ka #oma #omala la$a $ati ti,, %& , “ informed informed consent consent ” dirumuskan sebagai suatu kesepakatan'persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan dokter terhadap dirinya setelah memperoleh infor informas masii dari dari dokter dokter menge mengenai nai upay upaya a medis medis yang yang dapat dapat dilak dilakuk ukan an untuk menolong dirinya disertai informasi mengenai segala resiko yang mungkin terjadi. Komponen-komponen ) hres hresho hold ld elemen elements ts
Informed Consent
*lemen ini sebenarnya tidak tepat dianggap sebagai elemen, oleh oleh karen karena a sifatn sifatnya ya lebih lebih ke arah arah syara syarat, t, yaitu yaitu pembe pemberi ri conse consent nt haruslah seseorang yang kompeten (cakap). #ompeten disini diartikan sebagai sebagai kapasita kapasitas s untuk untuk membuat membuat keputusa keputusan n medis. medis. #ompete #ompetensi nsi manusia manusia untuk untuk membuat membuat keputus keputusan an sebenarny sebenarnya a merupakan merupakan suaut suaut kontinuum, dari sama sekali tidak memiliki kompetensi hingga memiliki komp kompet eten ensi si yang yang penu penuh h dian dianta tara rany nya a terd terdap apat at berb berbag agai ai ting tingka katt kompetensi membuat keputusan tertentu. %ecara hukum seseorang dianggap cakap (kompeten) apabila telah de$asa, sadar dan berada dalam keadaan mental yang tidak di ba$ah pengampuan. e$asa diartikan sebagai usia telah mencapai + tahun tahun atau atau telah telah pernah pernah menikah. menikah. %edangk %edangkan an keadaan keadaan mental mental yang dianggap tidak kompeten adalah apabila mempunyai penyakit mental sedemikian rupa sehingga kemampuan membuat keputusan menjadi terganggu. +) Inform Informati ation on eleme elements nts
1
erdiri dari dua bagian yaitu, disclosure (pengungkapan) dan understanding (pemahaman). *lemen ini berdasarkan pemahaman yang adekuat memba$a konsekuensi kepada tenaga medis untuk memberikan informasi (disclosure) sedemikian rupa sehingga pasien dapat mencapai pemahaman yang adekuat. alam hal ini, seberapa ”baik” informasi harus diberikan kepada pasien, dapat dilihat dari standar, yaitu •
%tandar raktik rofesi /ah$a ke$ajiban memberikan informasi dan kriteria keadekuatan informasi ditentukan bagaimana biasanya dilakukan dalam komunitas tenga medis. alam standar ini ada kemungkinan bakebiasaan tersebut di atas tidak sesuai dengan nilai0nilai sosial setempat, misalnya resiko yang ”tidak bermakna” (menurut medis) tidak diinformasikan, padahal mungkin bermakna dari sisi sosial pasien.
•
%tandar %ubyektif /ah$a keputusan harus didasarkan atas nilai0nilai yang dianut oleh pasien secara pribadi, sehingga informasi yang diberikan harus memadai untuk pasien tersebut dalam membuat keputusan. #esulitannya adalah mustahil (dalam hal $aktu'kesempatan) bagi profesional medis memahami nilai0nilai yang secara indi1idual dianut oleh pasien.
•
%tandar pada reasonable person %tandar ini merupakan hasil kompromi dari kedua standar sebelumnya, yaitu dianggap cukup apabila informasi yang diberikan telah memenuhi kebutuhan umumnya orang a$am.
) 2onsent elements 2
*lemen
ini
(kesukarelaan,
terdiri
dari
kebebasan)
dua
bagian
yaitu,
dan
authorization
1oluntariness (persetujuan).
#esukarelaan mengharuskan tidak ada tipuan, misrepresentasi ataupun paksaan. asien juga harus bebas dari ”tekanan” yang dilakukan tenaga medis yang bersikap seolah0olah akan ”dibiarkan” apabila tidak menyetujui ta$arannya
BAB II
3
RUANG LINGKUP
INFORMED CONSENT
3uang lingkup dan materi informasi yang diberikan tergantung pada pengetahuan medis pasien saat itu. Jika memungkinkan, pasien juga diberitahu mengenai tanggung ja$ab orang lain yang berperan serta dalam pengobatan pasien. i 4lorida dinyatakan bah$a setiap orang de$asa yang kompeten memiliki hak dasar menentukan tindakan medis atas dirinya termasuk pelaksanaan
dan
penghentian
pengobatan
yang
bersifat
memperpanjang nya$a. /eberapa pengadilan membolehkan dokter untuk tidak memberitahukan diagnosis pada beberapa keadaan. alam mempertimbangkan perlu tidaknya mengungkapkan diagnosis penyakit yang berat, faktor emosional pasien harus dipertimbangkan terutama kemungkinan
bah$a
pengungkapan tersebut dapat mengancam
kemungkinan pulihnya pasien. asien memiliki hak atas informasi tentang kecurigaan dokter akan adanya penyakit tertentu $alaupun hasil pemeriksaan yang telah dilakukan inkonklusif. &ak0hak pasien dalam pemberian inform consent adalah . &ak atas informasi Informasi yang diberikan meliputi diagnosis penyakit yang diderita, tindakan medik apa yang hendak dilakukan, kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya, alternatif terapi lainnya, prognosanya, perkiraan biaya pengobatan. + . &ak atas persetujuan (Consent ) Consent merupakan suatu tindakan atau aksi beralasan yg diberikan tanpa paksaan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang keputusan yang ia berikan ,dimana orang tersebut secara hukum mampu memberikan consent . #riteria consent yang syah yaitu tertulis, ditandatangani oleh klien atau orang yang betanggung ja$ab, hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan, memenuhi beberapa elemen penting, penjelasan tentang kondisi, prosedur dan konsekuensinya. &ak persetujuan atas dasar informasi (Informed Consent ).
4
a) &ak atas rahasia medis b) &ak atas pendapat kedua (Second opinion) c) &ak untuk melihat rekam medik d) &ak
perlindungan bagi
orang yg
tidak berdaya
(lansia,
gangguann mental, anak dan remaja di ba$ah umur) e) &ak pasien dalam penelitian &ak pasien membuat keputusan sendiri untuk berpartisipasi, mendapatkan informasi yang lengkap, menghentikan partisipasi dalam penelitian tanpa sangsi, bebas bahaya, percakapan tentang sumber pribadi dan hak terhindar dari pelayanan orang yang tidak kompeten. . &ak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit +. &ak memperoleh pelayanan yg adil dan manusia$i . &ak memperoleh pelayanan kepera$atan dan asuhan yang bermutu sesuai dengan standar profesi kepera$atan tanpa diskriminasi 5. &ak
memilih
dokter
dan
kelas
pera$atan
sesuai
dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yg berlaku di rumah sakit 6. &ak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta pera$atan atas tanggung ja$ab sendiri sesudah memperoleh informasi yg jelas tentang penyakitnya 7. &ak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis 8. &ak menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya 9. &ak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam pera$atan di rumah sakit :. &ak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya ;.&ak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual . &ak didampingi pera$at atau keluarga pada saat diperiksa dokter
5
Peran Perawat dalam Pemberian
Informed Consent
eran merupakan sekumpulan harapan yang dikaitkan dengan suatu posisi dalam masyarakat. eran adalah seperangkat tingkah laku yang
diharapkan
oleh
orang
lain
terhadap
seseorang, sesuai
kedudukannya dalam suatu sistem. /erhubungan dengan profesi kepera$atan, orang lain dalam definisi ini adalah orang0orang yang berinteraksi dengan pera$at baik interaksi langsung maupun tidak langsung terutama pasien sebagai konsumen pengguna jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit. eran pera$at professional dalam pemberian informed consent adalah dapat sebagai c lient advocate dan educator. Client advocate yaitu pera$at bertanggung ja$ab untuk membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (informed consent ) atas tindakan kepera$atan yang diberikan kepadanya. A client advocate is an advocate of client’s rights . %edangkan educator yaitu sebagai pemberi pendidikan kesehatan bagikliendankeluarga. Hal !al "an# dapat di in$orma%ikan . &asil emeriksaan asien memiliki hak untuk mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. !isalnya perubahan keganasan pada hasil ap smear.
6
dan terdapat dokter lain yang dapat melakukannya, ia $ajib memberitahukan pada pasien. .
dan
pengetahuan yang
ia miliki kurang untuk
melaksanakan terapi pada pasien0pasien tertentu. engadilan menyatakan bah$a dokter harus merujuk saat ia merasa tidak mampu melaksanakan terapi karena keterbatasan kemampuannya dan ia mengetahui adanya dokter lain yang dapat menangani pasien tersebut lebih baik darinya. 6. rognosis asien berhak mengetahui semua prognosis, komplikasi, sekuele, ketidaknyamanan, biaya, kesulitan dan risiko dari setiap pilihan termasuk tidak mendapat pengobatan atau tidak mendapat tindakan apapun. asien juga berhak mengetahui apa yang diharapkan dari dan apa yang terjadi dengan mereka. %emua ini berdasarkan atas kejadian0kejadian
beralasan
yang dapat
diduga oleh dokter.
#ejadian yang jarang atau tidak biasa bukan merupakan bagian dari informed consent .
A%pek H&k&m
Informed Consent
alam hubungan hukum, pelaksana dan pengguna jasa tindakan medis (dokter, dan pasien) bertindak sebagai “subyek hukum ” yakni orang yang mempunyai hak dan ke$ajiban, sedangkan “jasa tindakan medis” sebagai “obyek hukum” yakni sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi orang sebagai subyek hukum, dan akan terjadi perbuatan hukum yaitu perbuatan yang akibatnya diatur oleh hukum, baik yang dilakukan satu pihak saja maupun oleh dua pihak.
7
alam masalah “informed consent ” dokter sebagai pelaksana jasa tindakan medis, disamping terikat oleh #=*#I (#ode *tik #edokteran Indonesia) bagi dokter, juga tetap tidak dapat melepaskan diri dari ketentuan0ketentuan hukun perdata, hukum pidana maupun hukum administrasi, sepanjang hal itu dapat diterapkan. ada pelaksanaan tindakan medis, masalah etik dan hukum perdata, tolok ukur yang digunakan adalah “kesalahan kecil” ( culpa levis), sehingga jika terjadi kesalahan kecil dalam tindakan medis yang merugikan
pasien,
maka
sudah
dapat
dimintakan
pertanggungja$abannya secara hukum. &al ini disebabkan pada hukum perdata secara umum berlaku adagium “barang siapa merugikan orang lain
harus
memberikan
ganti
rugi”.
%edangkan pada masalah hukum pidana, tolok ukur yang dipergunakan adalah “kesalahan berat” (culpa lata). =leh karena itu adanya kesalahan kecil (ringan) pada pelaksanaan tindakan medis belum dapat dipakai sebagai tolok ukur untuk menjatuhkan sanksi pidana.
telah
melakukan
suatu
perbuatan
mela$an
hukum
(onrechtmatige daad ) berdasarkan asal 76 #itab >ndang0undang &ukum erdata (#>&er). &al ini karena pasien mempunyai hak atas tubuhnya, sehingga dokter dan harus menghormatinya?
ndang0>ndang &ukum idana (#>&) tentang penganiayaan. %uatu tindakan in1asi1e (misalnya pembedahan, tindakan radiology invasive) yang dilakukan pelaksana jasa tindakan medis tanpa adanya izin dari pihak pasien, maka pelaksana jasa tindakan medis dapat dituntut telah melakukan tindak pidana penganiayaan yaitu telah melakukan pelanggaran terhadap asal 6 #>&.
8
%ebagai salah satu pelaksana jasa tindakan medis dokter harus menyadari bah$a “informed consent ” benar0benar dapat menjamin terlaksananya hubungan hukum antara pihak pasien dengan dokter, atas dasar saling memenuhi hak dan ke$ajiban masing0masing pihak yang seimbang dan dapat dipertanggungja$abkan. !asih banyak seluk beluk dari informed consent ini sifatnya relati1e, misalnya tidak mudah untuk menentukan apakah suatu inforamsi sudah atau belum cukup diberikan oleh dokter. &al tersebut sulit untuk ditetapkan secara pasti dan dasar teoritis0yuridisnya juga belum mantap, sehingga diperlukan pengkajian yang lebih mendalam lagi terhadap masalah hukum yang berkenaan dengan informed consent ini.
Hal-!al "an# 'empen#ar&!i Pro%e% Informed Consent . /agi pasien a) /ahasa yang digunakan untuk menjelaskan terlalu teknis b) erilaku dokter yang terlihat terburu0buru atau tidak perhatian, atau tidak ada $aktu untuk tanya ja$ab c) asien sedang dalam keadaan stress emosional sehingga tidak mampu mencerna informasi d) asien dalam keadaan tidak sadar atau mengantuk. +. /agi petugas kesehatan e) asien tidak mau diberitahu. f) asien tak mampu memahami. g) 3esiko terlalu umum atau terlalu jarang terjadi. h) %ituasi ga$at darurat atau $aktu yang sempit. K&alita% In$orma%i "an# di berikan #ualitas
informasi
sangat
ditentukan
oleh
pengetahuan,
pengalaman, selera, dan iman seseorang mengolah stimulus menjadi informasi. /urch (:97-6) mengatakan bah$a sebuah informasi yang berkualitas sangat ditentukan oleh kecermatan ( accuracy ), tepat $aktu (timeliness) dan rele1ansinya ( relevancy ). #eakuratan informasi adalah bila informasi tersebut terbebas dari bias. Informasi dikatakan tepat $aktu bila dihasilkan pada saat diperlukan.
pera$atan
9
klien
di
3umah
%akit
seperti
kecemasan pada keluarga menolak dilakukan tindakan medik atau tindakan kepera$atan in1asif.
informasi sangat dipengaruhi
oleh kemampuan
pera$at dalam menyampaikan pesan melalui komunikasi terapeutik, pengetahuan
dan
pemahaman
dasar
tentang
penyakit.
alam
melaksanakan tindakan in1asif hal0hal yang perlu diinformasikan adalah.
enerimaan informasi bagi seseorang dipengaruhi oleh) ingkat pendidikan %emakin tinggi pendidikan orang tua akan semakin luas $a$asan pengetahuan dan akan semakin mudah untuk menerima dan mengangkat informasi yang disampaikan. ingkat pendidikan ini akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi, penerimaan informasi oleh petugas kesehatan serta menentukan penilaian objektif dan kognitif terhadap pengalaman prioritas yang lain (
engalama
baik
bersifat
efektif
dan
kognitif
akan
mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan terhadap
10
kehidupannya, pengalaman juga dapat terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. enginderaan terjadi melalui panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengethuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (
yang
ditinjau
dari
segi
nilai0nilai,
kemanusiaan
pengaruh dari indi1idu lain dan sebagainya. %istem nilai yang dianut oleh sesorang akan dapat mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan. alam pembangunan kesehatan, aspek tingkah laku yang didasari oleh faktor sosial budaya perlu mendapat perhatian, karena umumnya program kesehatan lebih berhasil apabila intensitas tingkah laku sosial budaya indi1idu ataupun masyarakat tidak begitu kuat (
BAB III (A(ALAKSANA INF)R'ED *)NSEN( a. %etelah pasien diperiksa status kesehatannya oleh dokter, bila diperlukan suatu tindakan medis maka dokter yang memeriksa harus memberikan informasi selengkap lengkapnya kecuali bila dokter
menilai
bah$a
informasi
tersebut
dapat
merugikan
kepentingan kesehatan pasien. b. ada saat dokter memberikan penjelasan kepada pasien maka dokter harus menjelaskan mengenai -
iagnosis penyakitnya
-
%ifat dan luasnya tindakan medis yang akan dilakukan
-
!anfaat dan urgensinya dilakukan tindakan medis tersebut
-
3esiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
-
11
-
#onsekuensinya
apabila
tidak
dilakukan
tindakan medis
tersebut. -
rognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan atau tidak dilakukan.
-
&ari depan dari akibat penyakit tindakan medis tersebut.
-
#eberhasilan'ketidak berhasilan tindakan medis tersebut.
c. elaksanaan Informed 2onsent dianggap benar bila persetujuan atau penolakan indakan medis
iberi tanpa paksaan iberikan setelah mendapat informasi dan penjelasan yang
diperlukan. ilakukan oleh pasien de$asa yang sehat mental (lebih dari
+ tahun) /agi pasien diba$ah umur + tahun dan tidak mempunyai
orang tua'$ali atau orang tua'$ali berhalangan hadir, maka perseujuan diberikan oleh keluarga terdekat atau induk semang dengan menandatangani format yang disediakan. ersetujuan tindakan medis ini diperlukan untuk tindakan medis bedah yang menggunakan narkose umum, tindakan medis yang beresiko tinggi, tindakan medis pada pasien ga$at darurat yang tidak sadar. d. enjelasan diberikan oleh dokter yang mera$at pasien tersebut atau pera$at yang sudah mendapat limpahan dari dokter yang mera$at. e. Eang berhak menandatangani persetujuan tindakan adalah -
asien itu sendiri dan dalam kondisi penuh dengan usia F 9 tahun
-
asangan hidup pasien ( suami atau isteri)
-
=rang tua'$ali
-
asien yang berumur G 9 tahun , $ali atau orang tua keluarga terdekat menjadi penanggung ja$ab.
f. %etelah pasien dan keluarga paham tentang tindakan yang akan dilakukan , kemudian menandatangain
surat persetujuan yang
telah tersedia dengan disertai saksi sesuai dengan format surat pernyataan.
12
BAB I+ D)KU'EN(ASI . 4ormulir Informed 2onsent +. 4ormulir enolakan indakan !edis 3. /erkas 3ekam !edis asien
13