NUTRI SIPERI OPERATI F Ol eh:
Nas t i t iPut r iAr i ani 112011101031 Pembi mbi ng: Dr .Sams msulHuda,Sp. B
SMF MF/LABI LMU BEDAH RSD dr .Soe bandiJemb mber 2015
Pendahul uan
Nutrisi merupakan substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan Pembedahan, puasa yang lama, sakit berat atau trauma berkurangnya cadangan tubuh, terutama kebutuhan penyediaan protein yang meningkat karena terjadi hipermetabolisme
Nut r i siPer i oper at i f nutrisi perioperatif adalah nutrisi yang diberikan pada pra bedah, durante, dan pasca bedah dengan tujuan mencapai hasil yang optimal dari operasi dan mengurangi morbiditas operasi
Pe ni l ai ans t at usgi z i
Pe ni l ai ans t at usgi z i
Penggol onganSt at usGi z i Berdasarkan penilaian Berat badan relatif BB (kg) : (+B (cm) " &!!) &!!%
Gizi kurang (underweight)
: ! " # $!%
Gizi baik (ideal) : $!"&&!% Gizi lebih (o'erweight) : &&!"&!% *besitas
: &!%
Berdasarkan Penilaian -.+ BB (/g) 0 (+B (m) ) Kategori
IMT (Kg/m2)
1nderweight
# &2,3
4ormal
&2,3 5 6,$$
*'erweight
73,!!
Preobese
3,!! 5 $,$$
*besitas tingkat &
8!,!! 5 86,$$
*besitas tingkat
83,!! 5 8$,$
*besitas tingkat 8
76!,!
Sumber: WHO 2000
Mal nut r i si
.alnutrisi pada periode perioperatif (preoperatif dan postoperatif) Penurunan BB, Lambatnya penyembuhan lua, penurunan motilitas usus, edema, dehidrasi, ulus deubitus, beruran! "olume sirulasi darah, onsentrasi protein serum, Hb, dan eletrolit 9
.alnutrisi dapat terjadi setelah pembedahan misalnya berkurangnya asupan makanan pada pasien keganasan, obstruksi saluran cerna , peningkatan kebutuhan nutrient, atau peningkatan looses pada stel enterokutan, short bowel syndrom9
Penent uanKebut uhanNut r i si
/ebutuhan /alori Basal ;nergy ;penditure (B;;) B;; adalah kebutuhan energi yang mendukung proses dasar kehidupan9
.enentukan nilai dari B;; harus dalam kondisi basal meliputi< &"&= jam setelah makan, posisi berbaring, tidak ada akti'itas sik satu jam sebelum pemeriksaan, kondisi rileks, temperatur tubuh normal, temperatur ruang harus &"3!>, dan dalam kondisis kelembapan normal9
?umus @arris Benedict (Aaki"laki) ==,! C (&, BB0/g) C (3,! +B0>m) " =,2 (1sia0tahun) /kal0hari (Perempuan) =393 C ($,= Berat badan0/g) C (&, +inggi badan0>m) 5 (6, 1sia0tahun) /kal0hari
/oreksi katabolisme yang tinggi (pasca trauma, pasca bedah, infeksi sepsis) harus ditambah 7 3!% B;; namun tidak boleh lebih dari &3!% B;;
Kebut uhanNut r i si
Protein &9"&93 g0protein0kgBB0hari Penderita dengan katabolisme yang berat (trauma ganda, dan luka bakar) /arbohidrat D = g0kgBB0hari ;lektrolit unsur 4a, /, .g, >a, P, >l sama pentingnya dengan protein dan kalori dalam proses penggantian sel yang rusak9 4a : "6 m;E0kgBB0hari / : &" m;E0kgBB0hari Fitamin dan mineral : 'itamin c penting untuk penyembuhan luka dan perlu diberikan baik pre maupun pasca operasi
Rut ePember i anNut r i si
Beber apapi l i hanunt ukakse sent er al Pilihan Akses
Komentar
4asogastric +ube
Penggunaan
4asoduodenal0nasojeju
nasofaring< sering menyangkut9 Penggunaan jangka pendek< risiko aspirasi rendah pada
nal
jejunum<
jangka
adanya
pendek<
tantangan
risiko
dalam
aspirasi<
trauma
menempatkannya
Percutaneous
(bantuan radiogra sering diperlukan)9 iperlukan keterampilan endoskopi< dapat digunakan
endoscopic
untuk
gastrostomy (P;G)
aspirasi< bisa bertahan &"6 bulan< tingkat komplikasi
dekompresi
lambung
atau
bolus
feed<
risiko
sedikit lebih tinggi yaitu disebabkan cara penempatan dan *perasi gastrostomi
kebocoran pada lokasi penempatan9 .embutuhkan anestesi umum dan laparotomi mungkin duodenum
dapat
dibuat
jejunum
penempatan
yang
feeding
diperpanjang
<
kecil< port dapat
ditempatkan secara laparoskopik9 Gastrostomi Huoroskopi Penempatan jarum dan garpu + sebagai jangkar ke perut< dapat menyisipkan kateter kecil melalui gastrostomy ke duodenum 0 jejunum menggunakan Huoroskopi9
PEG-jejunal tube
item!atkan !a"a jejunum "engan en"osko!i biasa
#ang
tergantung
!a"a
o!erator$
jejunum
sering
retrogra"e$
!rose"ur
"ua
keahlian tersangkut
taha!
"engan
!enem!atan PEG% "iikuti "engan kon&ersi 'uorosko!i "engan tabung !engisi jejunum irect percutaneous
melalui PEG .enempatkan melalui endoskopik langsung dengan
endoscopic jejunostomy
enteroscope<
(P;I) *perasi Iejunostomi
penempatan< risiko cedera lebih besar9 1mumnya diterapkan saat laparotomi< anestesi umum<
Jluoroscopic jejunostomy
adanya
penempatan
tantangan
ilaparoskopi
dalam
biasanya
membutuhkan asisten untuk penyisipan kateter9 Pendekatannya sulit dengan risiko cedera< tidak umum dilakukan9
Jeni sDi e t
iet juga dibedakan atas "iet bebas dan "iet khusus iet "an nutrisi khusus Nutrisi .akanan >air
ara Pemberian *ral
ontoh In"ikasi *bstruksi esophagus, patah tulang rahang
iet khusus
*ral
iabetes, kolelitiasis, obstipasi, obesitas
+inggi kalori dan protein *ral0Parenteral Aengkap cair
iet dasar
Parenteral total
*ral0enteral
*ral0Parenteral
Parenteral
.alnutrisi kronis .alnutrisi, respirasi buatan, koma yang lama, perawatan intensif Penerbangan ruang angkasa, stel usus, ileus, morbus >rohn, colitis Jistel, short bowel syndrome, kolitis
Moni t or i ngTer apinut r i s i
Ktatus cairan harus die'aluasi setia! hari9 Pemeriksaan Aaboratorium : &9 Glukosa, 4a, /, Lsam"basa, dan ?J+ setiap hari
9 >a, P, dan .g minimal 80minggu 89 +rigliserida, AJ+, A setiap minggu selama fase akut cedera /eseimbangan nitrogen ('olume dan urea nitrogen) dapat dihitung setelah pengumpulan urine 6 jam
TERI MAKASI H