menandatangani surat pernyataan tersut akan mendapatkan inormasi yang detail terkait dengan segala macam prosedur pemeriksaan, pembedahan serta pembiusan yang akan dijalani. Aika petugas belum menjelaskan secara detail, maka pihak pasien&keluarganya berhak untuk menanyakan kembali sampai betul'betul paham. >al ini sangat penting untuk dilakukan karena jika tidak meka penyesalan akan dialami oleh pasien&keluarga setelah tindakan operasi yang dilakukan ternyata tidak sesuai dengan gambaran keluarga.
Berikut ini merupakan contoh orm inform consent + PERN;ATAAN PERSETU6UAN TINDAKAN *EDIS'OPERASI
NA*A PASIEN % No, R* % UNIT RAWAT %
7L'P9
(aya yang bertnda tangan di bawah ini + )ama + ................. *mur + .................. tahun Aenis kelamin + ................ #lamat + ................. (uami&istri&ayah&ibu &keluargaE dari pasien yang bernama + ...................................................... 7. Menyatakan (-T*A*&TI%#K (-T*A*E bahwa pasien tersebut akan dilakukan tindakan medis operasi dalam rangka penyembuhan pasien. 8. (aya mengerti dan memahami tujuan serta resiko&komplikasi yang mungkin terjadi dari tindakan medis&operasi yang dilakukan terhadap pasien dan oleh karena itu bila terjadi sesuatu diluar kemapuan dokter sebagai manusia dan dalam batas'batas etik kedokteran sehingga terjadi kematian&kecacatan pada pasien maka saya tidak akan menuntut siapapun baik dokter maupun umah (akit. $. (aya juga menyetujui dilakukannya tindakan pembiusan baik lokal maupun umum dalam kaitannya dengan tindakan medis&operasi tersebut. (aya juga mengerti dan memahami tujuan dan kemungkinan resiko akibat pembiusan yang dapat terjadi sehingga bila terjadi sesuatu diluar kemampuan dokter sebagai manusia ddan dalam batas'batas etik kedokteran sehingga terjadi kematian&kecacatan pada pasien maka saya tidak akan menuntut siapapun baik dokter maupu umah sakit.
Fogyakarta, ........................8==<
Mengetahui, %okter yang merawat,
GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG !tanda tangan dan nama lengkap" lengkap"
(aksi dari umah (akit,
(aya yang menyatakan, (uami&istri&ayah&ibu &keluargaE
GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG !tanda tangan dan nama
(aksi dari keluarga,
GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG GG !tanda tangan dan nama lengkap" lengkap"
GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG !tanda tangan dan nama
E coret yang tidak perlu
III, PERSIAPAN *ENTAL'PSIKIS
Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi isiknya. HTindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integeritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres isiologis maupun psikologis !Barbara 1. 6ong" 1ontoh perubahan isiologis yang muncul akibat kecemasan&ketakutan antara lain+ 7.
Pasien dengan riwayat hipertensi jika mengalami kecemasan sebelum operasi dapat mengakibatkan pasien sulit tidur dan tekanan darahnya akan meningkat sehingga operasi bisa dibatalkan.
8.
Pasien wanita yang terlalu cemas menghadapi operasi dapat mengalami menstruasi lebih cepat dari biasanya, sehingga operasi terpaksa harus ditunda
(etiap orang mempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi pengalaman operasi sehingga akan memberikan respon yang berbeda pula, akan tetapi sesungguhnya perasaan takut dan cemas selalu dialami setiap orang dalam menghadapi
pembedahan.
Berbagai
alasan
yang
dapat
menyebabkan
ketakutan&kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan antara lain + a.
Takut nyeri setelah pembedahan
b.
Takut terjadi perubahan isik, menjadi buruk rupa dan tidak berungsi normal !body image"
c.
Takut keganasan !bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti"
d.
Takut&cemas mengalami kondisi yang dama dengan orang lan yang mempunyai penyakit yang sama.
e.
Takut&ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas.
.
Takut mati saat dibius&tidak sadar lagi.
g.
Takut operasi gagal.
Ketakutan dan kecemasan yang mungkin dialami pasien dapat dideteksi dengan adanya perubahan'perubahan isik seperti + meningkatnya rekuensi nadi dan pernaasan, gerakan'gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menayakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, sering berkemih. Perawat perlu mengkaji mekanisme koping yang biasa digunakan oleh pasien dalam menghadapi stres. %isamping itu perawat perlu mengkaji hal'hal yang bisa digunakan untuk membantu pasien dalam menghadapi masalah ketakutan dan kecemasan ini, seperti adanya orang terdekat, tingkat perkembangan pasien, aktor pendukung& support system( *ntuk mengurangi dan mengatasi kecemasan pasien, perawat dapat menanyakan hal' hal yang terkait dengan persiapan operasi, antara lain + •
Pengalaman operasi sebelumnya
•
Pengertian pasien tentang tujuan&alasan tindakan operasi
•
Pengetahuan pasien tentang persiapan operasi baik isik maupun penunjang.
•
Pengetahuan pasien tentang situasi&kondisi kamar operasi dan petugas kamar operasi.
•
Pengetahuan pasien tentang prosedur !pre, intra, post operasi"
•
Pengetahuan tentang latihan'latihan yang harus dilakukan sebelum operasi dan harus dijalankan setalah operasi, seperti + latihan naas dalam, batuk eekti, M, dll.
Persiapan mental yang kurang memadai dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pasien dan keluarganya. (ehingga tidak jarang pasien menolak operasi yang sebelumnya telah disetujui dan biasanya pasien pulang tanpa operasi dan beberapa hari kemudian datang lagi ke rumah sakit setalah merasa sudah siap dan hal ini berarti telah menunda operasi yang mestinya sudah dilakukan beberapa hari&minggu yang lalu. leh karena itu persiapan mental pasien menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dan didukung oleh keluarga&orang terdekat pasien.
Persiapan mental dapat dilakukan dengan bantuan keluarga dan perawat. Kehadiran dan keterlibatan keluarga sangat mendukung persiapan mental pasien. Keluarga hanya perlu mendampingi pasien sebelum operasi, memberikan doa dan dukungan
pasien dengan kata'kata yang menenangkan hati pasien dan meneguhkan keputusan pasien untuk menjalani operasi. Peranan perawat dalam memberikan dukungan mental dapat dilakukan dengan berbagai cara+ 7.
Membantu pasien mengetahui tentang tindakan'tindakan yang dialami pasien sebelum operasi, memberikan inormasi pada pasien tentang waktu operasi, hal' hal yang akan dialami oleh pasien selama proses operasi, menunjukkan tempat kamar operasi, dll. %engan mengetahui berbagai inormasi selama operasi maka diharapkan pasien mejadi lebih siap menghadapi operasi, meskipun demikian ada keluarga yang tidak menghendaki pasien mengetahui tentang berbagai hal yang terkait dengan operasi yang akan dialami pasien.
8.
Memberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindakan persiapan operasi sesuai dengan tingkat perkembangan. ?unakan bahasa yang sederhana dan jelas. Misalnya+ jika pasien harus puasa, perawat akan menjelaskan kapan mulai puasa dan samapai kapan, manaatnya untuk apa, dan jika diambil darahnya, pasien perlu diberikan penjelasan tujuan dari pemeriksaan darah yang dilakukan, dll. %iharapkan dengan pemberian inormasi yang lengkap, kecemasan yang dialami oleh pasien akan dapat diturunkan dan mempersiapkan mental pasien dengan baik
$.
Memberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan tentang segala prosedur yang ada. %an memberi kesempatan pada pasien dan keluarga untuk berdoa bersama'sama sebelum pasien di antar ke kamar operasi.
9.
Mengoreksi pengertian yang saah tentang tindakan pembedahan dan hal'hal lain karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan pada pasien.
:.
Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian obat pre medikasi, seperti valium dan dia2epam tablet sebelum pasien tidur untuk menurunkan kecemasan dan pasien dapat tidur sehingga kebutuhan istirahatnya terpenuhi.
Pada saat pasien telah berada di ruang serah terima pasien di kamar operasi, petugas kesehatan di situ akan memperkenalkan diri sehingga membuat pasien merasa lebih tenang. *ntuk memberikan ketenangan pada pasien, keluarga juga diberikan kesempatn untuk mengantar pasien samapi ke batas kamar operasi dan diperkenankan untuk menunggu di ruang tunggu yang terletak di depan kamar operasi.
O(AT5O(ATAN PRE *EDIKASI
(ebelum operasi dilakukan pada esok harinya. Pasien akan diberikan obat'obatan permedikasi untuk memberikan kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat yang cukup. bat'obatan premedikasi yang diberikan biasanya adalah valium atau dia2epam. #ntibiotik proilaksis biasanya di berikan sebelum pasien di operasi. #ntibiotik proilaksis yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya ineksi selama tindakan operasi, antibiotika proilaksis biasanya di berikan 7'8 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca beda 8' $ kali. #ntibiotik yang dapat diberikan adalah cetriakson 7gram dan lain'lain sesuai indikasi pasien.
:, PERSIAPAN PASIEN DI KA*AR OPERASI
Persiapan operasi dilakukan terhadap pasien dimulai sejak pasien masuk ke ruang perawatan sampai saat pasien berada di kamar operasi sebelum tindakan bedah dilakukan. Persiapan di ruang serah terima diantaranya adalah prosedur administrasi, persiapan anastesi dan kemudian prosedur drapping. %i dalam kamar operasi persiapan yang harus dilakukan terhdap pasien yaitu berupa tindakan drapping yaitu penutupan pasien dengan menggunakan peralatan alat tenun !disebut + duk" steril dan hanya bagian yang akan di incisi saja yang dibiarkan terbuka dengan memberikan 2at desinektan seperti povide iodine 7=J dan alkohol <=J.
Prisip ti)a#a drapping a)a!ah% •
(eluruh anggota tim operasi harus bekerja sama dalam pelaksanaan prosedur drapping.
•
Perawat yang bertindak sebagai instrumentator harus mengatahui dengan baik dan benar prosedur dan prinsip'prinsip drapping.
•
(ebelum tindakan drapping dilakukan, harus yakin bahwa sarung tangan tang digunakan steril dan tidak bocor.
•
Pada saat pelaksanaan tindakan drapping, perawat bertindak sebagai omloop harus berdiri di belakang instrumentator untuk mencegah kontaminasi.
•
?unakan duk klem pada setiap keadaaan dimana alat tenun mudah bergeser.
•
%rape yang terpasang tidak boleh dipindah'pindah sampai operasi selesai dan harus di jaga kesterilannya.
•
Aumlah lapisan penutup yang baik minimal 8 lapis, satu lapis menggunkan kertas )ater prof atau plastik steril dan lapisan selanjutnya menggunakan alat tenun steril.
Te#i# Drapping %
•
6etakkan drape di tempat yang kering, lantai di sekitar meja operasi harus kering
•
Aangan memasang drape dengan tergesa'gesa, harus teliti dan memepertahankan prinsip steril
•
Pertahankan jarak antara daerah steril dengan daerah non steril
•
Pegang drape sedikit mungkin
•
Aangan melintasi daerah meja operasi yang sudah terpasang drape&alat tenun steril tanpa perlindungan gaun operasi.
•
Aaga kesterilan bagian depan gaun operasi, berdiri membelakangi daerah yang tidak steril.
•
Aangan melempar drape terlalu tinggi saat memasang drape !hati'hati menyentuh lampu operasi"
•
Aika alat tenun yang akan dipasang terkontaminasi. Maka perawat omloop bertugas menyingkirkan alat tenun tersebut.
•
>indari tangan yang sudah steril menyentuh daerah kulit pasien yang belum tertutup.
•
(etelah semua lapisan alat tenun terbentang dari kaki sampai bagian kepala meja operasi, jangan menyentuh hal'hal yang tidak perlu.
•
Aika ragu'ragu terhdap kesterilan alat tenun, lebih baik alat tenun tersebut dianggap terkontaminasi.
Tindakan keperawatan pre opereti merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperati. Persiapan isik maupun pemeriksaan penunjang serta pemeriksaan mental sangat diperlukan karena kesuksesan suatu tindakan pembedahan klien berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan selama tahap persiapan.
Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan preoperati apapun bentuknya dapat berdampak pada tahap'tahap selanjutnya, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara masing'masing komponen yang berkompeten untuk menghasilkan outcome yang optimal, yaitu kesembuhan pasien secara paripurna.
KEPERAWATAN INTRA OPERATIF A, PENDAHULUAN
Keperawatan intra operati merupakan bagian dari tahapan keperawatan perioperati. #ktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi. #ktivitas di ruang operasi oleh perawat diokuskan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan masalah'masalah isik yang mengganggu pasien. Tentunya pada saat dilakukan pembedahan akan muncul permasalahan baik isiologis maupun psikologis pada diri pasien. *ntuk itu keperawatan intra operati tidak hanya berokus pada masalah isiologis yang dihadapi oleh pasien selama operasi, namun juga harus berokus pada masalah psikologis yang dihadapi oleh pasien. (ehingga pada akhirnya akan menghasilkan outcome berupa asuhan keperawatan yang terintegrasi.
*ntuk menghasilkan hasil terbaik bagi diri pasien, tentunya diperlukan tenaga kesehatan yang kompeten dan kerja sama yang sinergis antara masing'masing anggota tim. (ecara umum anggota tim dalam prosedur pembedahan ada tiga kelompok besar, meliputi pertama, ahli anastesi dan perawat anastesi yang bertugas memberikan agen analgetik dan membaringkan pasien dalam posisi yang tepat di meja operasi, kedua ahli bedah dan asisten yang melakukan scrub dan pembedahan dan yang ketiga adalah perawat intra operati.
Perawat intra operati bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan !)ell being " pasien. *ntuk itu perawat intra operati perlu mengadakan koordinasi petugas ruang operasi dan pelaksanaan perawat scrub dan pengaturan aktivitas selama pembedahan. Peran lain perawat di ruang operasi adalah sebagai RNFA ! Registered *urse +irst 'ssitant ". Peran sebagai )5# ini sudah berlangsung dengan baik di negara'negara amerika utara dan eropa. )amun demikian praktiknya di indonesia masih belum sepenuhnya tepat. Peran perawat sebagai )5# diantaranya meliputi penanganan jaringan, memberikan pemajanan pada daerah operasi, penggunaan instrumen, jahitan bedah dan pemberian hemostatis.
*ntuk menjamin perawatan pasien yang optimal selama pembedahan, inormasi mengenai pasien harus dijelaskan pada ahli anastesi dan perawat anastesi, serta perawat bedah dan dokter bedahnya. (elain itu segala macam perkembangan yang berkaitan dengan perawatan pasien di unit perawatan pasca anastesi !P#1*" seperti perdarahan, temuan yang tidak diperkirakan, permasalahan cairan dan elektrolit,
syok, kesulitan pernaasan harus dicatat, didokumentasikan dan dikomunikasikan dengan sta P#1*.
(, PRINSIP5PRINSIP U*U* a,
Prisip asepsis ruaga
#ntisepsis dan asepsis adalah suatu usaha untuk agar dicapainya keadaan yang memungkinkan terdapatnya kuman'kuman pathogen dapat dikurangi atau ditiadakan, baik secara kimiawi, tindakan mekanis atau tindakan isik. Termasuk dalam cakupan tindakan antisepsis adalah selain alat'alat bedah, seluruh sarana kamar operasi, semua implantat, alat'alat yang dipakai personel operasi !sandal, celana, baju, masker, topi dan lain'lainnya" dan juga cara membersihkan&melakukan desineksi dari kulit&tangan -,
Prisip asepsis persoe!
Teknik persiapan personel sebelum operasi meliputi $ tahap, yaitu + (crubbing !cuci tangan steril", ?owning !teknik peggunaan gaun operasi", dan ?loving !teknik pemakaian sarung tangan steril". (emua anggota tim operasi harus memahami konsep tersebut diatas untuk dapat memberikan penatalaksanaan operasi secara asepsis dan antisepsis sehingga menghilangkan atau meminimalkan angka kuman. >al ini diperlukan untuk meghindarkan bahaya ineksi yang muncul akibat kontaminasi selama prosedur pembedahan !ineksi nosokomial". %isamping sebagai cara pencegahan terhadap ineksi nosokomial, teknik'teknik tersebut juga digunakan untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kesehatan terhadap bahaya yang didapatkan akibat prosedur tindakan. Bahaya yang dapat muncul diantranya penularan berbagai penyakit yang ditularkan melalui cairan tubuh pasien !darah, cairan peritoneum, dll" seperti >I/I%(, >epatitis dll. c,
Prisip asepsis pasie
Pasien yang akan menjalani pembedahan harus diasepsiskan. Maksudnya adalah dengan melakukan berbagai macam prosedur yang digunakan untuk membuat medan operasi steril. Prosedur'prosedur itu antara lain adalah kebersihan pasien, desineksi lapangan operasi dan tindakan drapping. ),
Prisip asepsis istru&e
Instrumen bedah yang digunakan untuk pembedahan pasien harus benar'benar berada dalam keadaan steril. Tindakan yang dapat dilakukan diantaranya adalah perawatan dan sterilisasi alat, mempertahankan kesterilan alat pada saat pembedahan dengan menggunakan teknik tanpa singgung dan menjaga agar tidak bersinggungan dengan benda'benda non steril.
:, FUN1SI KEPERAWATAN INTRA OPERATIF
(elain sebagai kepala advokat pasien dalam kamar operasi yang menjamin kelancaran jalannya operasi dan menjamin keselamatan pasien selama tindakan pembedahan. (ecara umum ungsi perawat di dalam kamar operasi seringkali dijelaskan dalam hubungan aktivitas'aktivitas sirkulasi dan scrub !instrumentator".
Perawat sirkulasi berperan mengatur ruang operasi dan melindungi keselamatan dan kebutuhan pasien dengan memantau aktivitas anggota tim bedah dan memeriksa kondisi di dalam ruang operasi. Tanggung jawab utamanya meliputi memastikan kebersihan, suhu yang sesuai, kelembapan, pencahayaan, menjaga peralatan tetap berungsi dan ketersediaan berbagai material yang dibutuhkan sebelum, selama dan sesudah operasi. Perawat sirkuler juga memantau praktik asepsis untuk menghindari pelanggaran teknik asepsis sambil mengkoordinasi perpindahan anggota tim yang berhubungan !tenaga medis, rontgen dan petugas laboratorium". Perawat sirkuler juga memantau kondisi pasien selama prosedur operasi untuk menjamin keselamatan pasien.
#ktivitas perawat sebagai scrub nurse termasuk melakukan desineksi lapangan pembedahan dan drapping, mengatur meja steril, menyiapkan alat jahit, diatermi dan peralatan khusus yang dibutuhkan untuk pembedahan. (elain itu perawat scrub juga membantu dokter bedah selama prosedur pembedahan dengan melakukan tindakan' tindakan yang diperlukan seperti mengantisipasi instrumen yang dibutuhkan, spon, kassa, drainage dan peralatan lain serta terus mengawasi kondisi pasien ketika pasien dibawah pengaruh anastesi. (aat luka ditutup perawat harus mengecek semua peralatan dan material untuk memastikan bahwa semua jarum, kassa dan instrumen sudah dihitung lengkap.
Kedua ungsi tersebut membutuhkan pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan perawat tentang anatomi, perawatan jaringan dan prinsip asepsis, mengerti tentang tujuan pembedahan, pemahaman dan kemampuan untuk mengantisipasi kebutuhan' kebutuhan dan untuk bekerja sebagai anggota tim yang terampil dan kemampuan untuk menangani segala situasi kedaruratan di ruang operasi.
D, AKTI
#ktivitas keperawatan yang dilakukan selama tahap intra operati meliputi 9 hal, yaitu + a. (aety Management
b. Monitoring 5isiologis c. Monitoring Psikologis d. Pengaturan dan koordinasi )ursing 1are
Safety *aage&et
Tindakan ini merupakan suatu bentuk jaminan keamanan bagi pasien selama prosedur pembedahan. Tindakan yang dilakukan untuk jaminan keamanan diantaranya adalah + 7. Pengaturan posisi pasien Pengaturan posisi pasien bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada klien dan memudahkan pembedahan. Perawat perioperati mengerti bahwa berbagai posisi operasi berkaitan dengan perubahan'perubahan isiologis yang timbul bila pasien ditempatkan pada posisi tertentu. 5aktor penting yang harus diperhatikan ketika mengatur posisi di ruang operasi adalah+ a.
%aerah operasi
b.
*sia
c.
Berat badan pasien
d.
Tipe anastesi
e.
)yeri + normalnya nyeri dialami oleh pasien yang mengalami gangguan pergerakan, seperti artritis.
Posisi yang diberikan tidak boleh mengganggu sirkulasi, respirasi, tidak melakukan penekanan yang berlebihan pada kulit dan tidak menutupi daerah atau medan operasi. >al'hal yang dilakukan oleh perawat terkait dengan pengaturan posisi pasien meliputi + a, Kese$a$ara fugsioa!
Maksudnya adalah memberikan posisi yang tepat selama operasi. perasi yang berbeda akan membutuhkan posisi yang berbeda pula. 1ontoh + •
(upine !dorsal recumbent" + hernia, laparotomy, laparotomy eksplorasi, appendiktomi, mastectomy atau pun reseksi usus.
•
Pronasi + operasi pada daerah punggung dan spinal. Misal + 6amninectomy
•
Trendelenburg + dengan menempatkan bagian usus diatas abdomen, sering digunakan untuk operasi pada daerah abdomen bawah atau pelvis.
•
6ithotomy + posisi ini mengekspose area perineal dan rectal dan biasanya digunakan untuk operasi vagina. %ilatasi dan kuretase dan pembedahan rectal seperti + >emmoiroidektomy
•
6ateral + digunakan untuk operasi ginjal, dada dan pinggul. .
-, Pe&a$aa area pe&-e)aha
Pemajanan daerah bedah maksudnya adalah daerah mana yang akan dilakukan tindakan pembedahan. %engan pengetahuan tentang hal ini perawat dapat mempersiapkan daerah operasi dengan teknik drapping c, *e&pertaha#a posisi sepa$ag prose)ur operasi
Posisi pasien di meja operasi selama prosedur pembedahan harus dipertahankan sedemikian rupa. >al ini selain untuk mempermudah proses pembedahan juga sebagai bentuk jaminan keselamatan pasien dengan memberikan posisi isiologis dan mencegah terjadinya injury.
8. Memasang alat grounding ke pasien $.
Memberikan dukungan isik dan psikologis pada klien untuk menenagkan pasien selama operasi sehingga pasien kooperati.
9.
Memastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan telah siap seperti + cairan inus, oksigen, jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat.
*oitorig Fisio!ogis
Pemantauan isiologis yang dilakukan meliputi + .,
*e!a#u#a -a!ace caira
Penghitungan balance cairan dilakuan untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien. Pemenuhan balance cairan dilakukan dengan cara menghitung jumlah cairan yang masuk dan yang keluar !cek pada kantong kateter urine" kemudian melakukan koreksi terhadap imbalance cairan yang terjadi. Misalnya dengan pemberian cairan inus. /,
*e&atau #o)isi car)iopu!&oa!
Pemantaun kondisi kardio pulmonal harus dilakukan secara kontinu untuk melihat apakah kondisi pasien normal atau tidak. Pemantauan yang dilakukan meliputi ungsi pernaasan, nadi dan tekanan darah, saturasi oksigen, perdarahan dll. 0,
Pe&ataua terha)ap peru-aha "ita! sig
Pemantauan tanda'tanda vital penting dilakukan untuk memastikan kondisi klien masih dalam batas normal. Aika terjadi gangguan harus dilakukan intervensi secepatnya.
Du#uga Psi#o!ogis !sebelum induksi dan bila pasien sadar"
%ukungan psikologis yang dilakukan antara lain + 7.
Memberikan dukungan emosional pada pasien
8.
Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur induksi
$.
Mengkaji status emosional klien
9.
Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan !jika ada perubahan"
Pegatura )a Koor)iasi Nursig :are
Tindakan yang dilakukan antara lain + 7.
Memanage keamanan isik pasien
8.
Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis
D, TI* OPERASI
(etelah kita tahu tentang aktivitas keperawatan yang dilakukan di kamar operasi, maka sekarang kita akan membahas anggota tim yang terlibat dalam operasi. #nggota tim operasi secara umum dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu anggota tim steril dan anggota tim non steril. Berikut adalah bagan anggota tim operasi. (teril + a. #hli bedah b. #sisten bedah c. Perawat Instrumentator ! cub nurse" )on (teril + a. #hli anastesi b. Perawat anastesi c. 1irculating nurse d. Teknisi !operator alat, ahli patologi dll." (urgical Team
Perawat steril bertugas + a.
Mempersiapkan pengadaan alat dan bahan yang diperlukan untuk operasi
b.
Membatu ahli bedah dan asisten saat prosedur bedah berlangsung
c.
Membantu persiapan pelaksanaan alat yang dibutuhkan seperti jatrum, pisau bedah, kassa dan instrumen yang dibutuhkan untuk operasi.
Perawat sirkuler bertugas + a.
Mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi aktivitas keperawatan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien.
b.
Mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman
c.
Menyiapkan bantuan kepada tiap anggota tim menurut kebutuhan.
d.
Memelihara komunikasi antar anggota tim di ruang operasi.
e.
Membantu mengatasi masalah yang terjadi.
E, DIA1NOSA KEPERAWATAN
%iagnosa keperawatan pada tahap intra operati yang biasanya muncul adalah+ esiko ineksi b.d prosedur invasi !luka incisi"
•
esiko injury b,d kondisi lingkungan eksternal misal struktrur lingkungan,
•
pemajanan peralatan, instrumentasi dan penggunaan obat'obatan anastesi.
F, I*PLE*ENTASI KEPERAWATAN
Implementasi tindakan keperawatan yang bisa dilakukan antara lain + .,
*e&-eri#a )u#uga e&osioa!
Kesejahteraan emosional pasien harus dijaga selama operasi. (ebelum dianastesi perawat bertanggung jawab untuk membuat pasien nyaman dan tidak cemas. Bila pasien sadar atau bangun selama prosedur pembedahan. Perawat bertugas menjelaskan prosedur tindakan yang dilakukan, memberikan dukungan psikologis dan menyakinkan pasien. Ketika pasien sadar dari pengaruh anastesi, penjelasan dan pendidikan kesehatan perlu dilakukan. >al ini dilakukan terhadap semua pasien, terutama pada operasi dengan sistem anastesi lokal maupun regional. Pemantauan kondisi pasien akan mempengaruhi kondisi isik dan kerja sama pasien.
/,
*egatur posisi yag sesuai utu# pasie
Posisi yang sesuai diperlukan untuk memudahkan pembedahan dan juga untuk menjamin keamanan isiologis pasien. Posisi yang diberikan pada saat pembedahan disesuaikan dengan kondisi pasien. 6ihat keterangan di atas.
0,
*e&pertaha#a #ea)aa asepsis se!a& pe&-e)aha
Perawat bertanggung jawab untuk mempertahankan keadaan asepsis selama operasi berlangsung. Perawat bertanggung jawab terhadap kesterilan alat dan bahan yang diperlukan dan juga bertanggung jawab terhdap seluruh anggota tim operasi dalam menerapkan prinsip steril. Aika ada sesuatu yang diangggap tidak steril menyentuh daerah steril, maka instrumen yang terkontaminasi harus segera diganti.
2,
*e$aga #esta-i!a te&peratur pasie
Temperatur di kamar operasi dipertahankan pada suhu standar kamar operasi dan kelembapannya diatur untuk mengahmabat pertumbuhan bakteri. Pasien biasanya merasa kedinginan di kamar operasi jika tidak diberik selimut yang sesuai. Kehilangan panas pada pasien berasal dari kulit dan daerah yang terbuka untuk dilakukan operasi. Ketika jaringan tidak tertutup kulit akan terekspose oleh udara, sehingga terjadi kehiilangan panas akan berlebihan. Pasien harus dijaga sehangat
mungkin untuk meminimalkan kehilangan panas tanpa menyebabkan vasodilatasi yang justru menyebabkan bertambahnya perdarahan.
3,
*e&oitor ter$a)iya hiperter&i &a!iga
Monitoring kejadian hipertermi maligan diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa kerusakan sistem sara pusat atau bahkan kematian. Monitoring secara kontinu diperlukan untuk menentukan tindakan pencegahan dan penanganan sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang dapat merugikan pasien. 4,
*e&-atu peutupa !u#a operasi
6angkah terakhir dalam prosedur pembedahan adalah penutupan luka operasi. Penutupan luka dilakukan lapis demi lapis dengan menggunakan benag yang sesuai dengan jenis jaringan. Penutupan kulit menggunakan benang bedah untuk mendekatkan tepi luka sampai dengan terjadi penyembuhan luka operasi. 6uka yang terkontaminasi dapat terbuka seluruhnya atau sebagian saja. #hli bedah memilih metode dan tipe jahitan atau penutupan luka beedasarkan daerah operasi, ukuran dan dalamnya luka operasi serta usia dan kondisi pasien. (etelah luka operasi dijahit kemudian dibalut dengan kassa steril untuk mencegah kontaminasi luka, mengabsorpsi drainage, dan membantu penutupan incisi. Aika penyembuhan luka terjadi tanpa komplikasi, jahitan biasanya bisa dibuka setelah < sampai dengan 7= hari tergantung letak lukanya.
=,
*e&-atu )raiage
%rain ditempatkan pada luka operasi untuk mengalirkan darah, serum,debris dari tempat operasi yang bila tidak dikeluarkan dapat memperlambat penyembuhan luka dan menyebabkan terjadinya ineksi. #da beberapa tipe drain bedah yang dipilih berdasarkan ukuran luka. Perawat bertanggung jawab mengkaji bahwa drain berungsi dengan baik. %arain bisaasanya dicabut bila produk drain sudah berkurang dalam jumlah yang signiikan. %an bentuk produk sudah serous, tidak dalam bentuk darah lagi.
>,
*e&i)ah#a pasie )ari ruag opersai #e ruag pe&u!iha'I:U
(esudah operasi, tim operasi akan memberikan pasien pakain yang bersih, kemudian memindahkan pasien dari meja operasi ke barankard. (elama pembedahan ini tim operasi meghindari membawa pasien pasien tanpa pakaian, karena disamping memalukan bagi pasien juga merupakan salah satu predisposisi terrjadinya kehilangan panas, ineksi respirasi dan shock, mencegah luka operasi terkontaminasi
serta kenyamanan pasien. >indari juga memindahkan pasien dengan tiba'tiba dan perubahan posisi yang terlalu sering yang merupakan predisposisi terjadinya hipotensi. Perubahan posisi pada pasien harus dilakukan secara bertahap, misalnya dari litotomi ke posisi hori2ontal kemudian kearah supinasi dan lateral. (aat memindahkan pasien post operasi harus dilakukan ekstra hati'hati dan mendapatkan bantuan yang adekuat dari sta. (esudah memindahkan pasien ke barnkard, pasien ditutup dengan selimut dan dipasang sabuk pengaman. Pengaman tempat tidur !side rail" harus selalu dipasang untuk keamanan pasien, karena pasien biasanya akan mengalami periode gelisah saat dipindahkan dari ruang operasi. H, KO*PLIKASI
Komplikasi
selama
operasi
bisa
muncul
sewaktu'waktu
selama
tindakan
pembedahan. Komplikasi yang paling sering muncul adalah hipotensi, hipotermi dan hipertermi malignan. Hipotesi
>ipotensi yeng terjadi selama pembedahan, biasanya dilakukan dengan pemberian obat'obatan tertentu !hipotensi di induksi". >ipotensi ini memang diinginkan untuk menurunkan tekanan darah pasien dengan tujuan untuk menurunkan jumlah perdarahan pada bagian yang dioperasi, sehingga menungkinkan operasi lebih cepat dilakukan dengan jumlah perdarahan yang sedikit. >ipotensi yang disengaja ini biasanya dilakukan melalui inhalasi atu suntikan medikasi yang mempengaruhi sistem sara simpatis dan otot polos perier. #gen anastetik inhalasi yang biasa digunakan adalah halotan. leh karena adanya hipotensi diinduksi ini, maka perlu kewaspadaan perawat untuk selalu memantau kondisi isiologis pasien, terutama ungsi kardiovaskulernya agar hipotensi yang tidak diinginkan tidak muncul, dan bila muncul hipotensi yang siatnya malhipotensi bisa segera ditangani dengan penanganan yang adekuat
Hipoter&i
>ipotermia adalah keadaan suhu tubuh dibawah $;,; o1 !normotermi + $;,; @ $<,: o
1". >ipotermi yang tidak diinginkan mungkin saja dialami pasien sebagai akibat
suhu rendah di kamar operasi !8: @ 8;,; o1", inus dengan cairan yang dingin, inhalasi gas'gas dingin, kavitas atau luka terbuka pada tubuh, aktivitas otot yang menurun, usia lanjut atau obat'obatan yang digunakan !vasodilator, anastetik umum, dan lain'lain". Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari hipotermi yang tidak diinginkan adalah atur suhu ruangan kamar operasi pada suhu ideal !8: @ 8;,; o1" jangan lebih rendah dari suhu tersebut, caiaran intravena dan irigasi dibuat pada suhu
$< o1, gaun operasi pasien dan selimut yang basah harus segera diganti dengan gaun dan selimut yang kering. Penggunaann topi operasi juga dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hipotermi. Penatalaksanaan pencegahan hipotermi ini dilakukan tidak hanya pada saat periode intra operati saja, namun juga sampai saat pasca operati.
Hiperter&i *a!iga
>ipertermi malignan sering kali terjadi pada pasien yang dioperasi. #ngka mortalitasnya sangat tinggi lebih dari :=J. (ehingga diperlukan penatalaksanaan yang adekuat. >ipertermi malignan terjadi akibat gangguan otot yang disebabkan oleh agen anastetik. (elama anastesi, agen anastesi inhalasi !halotan, enluran" dan relaksan otot !suksinilkolin" dapat memicu terjadinya hipertermi malignan. Ketika diinduksi agen anastetik, kalsium di dalam kantong sarkoplasma akan dilepaskan ke membran luar yang akan menyebabkan terjadinya kontraksi. (ecara normal, tubuh akan melakukan mekanisme pemompaan untuk mengembalikan kalsium ke dalam kantong sarkoplasma. (ehingga otot'otot akan kembali relaksasi. )amun pada orang dengan hipertermi malignan, mekanisme ini tidak terjadi sehingga otot akan terus berkontraksi dan tubuh akan mengalami hipermetabolisme. #kibatnya akan terjadi hipertermi malignan dan kerusakan sistem sara pusat. *ntuk menghindari mortalitas, maka segera diberikan oksigen 7==J, natrium dantrolen, natrium bikarbonat dan agen relaksan otot. lakukan juga monitoring terhadap kondisi pasien meliputi tanda'tanda vital, -K?, elektrolit dan analisa gas darah.
KEPERAWATAN POST OPERATIF ???????????????????????????????????????????????????????????????????? ????????? A, PENDAHULUAN
Keperawatan post operati adalah periode akhir dari keperawatan perioperati. (elama periode ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan e3ulibrium isiologis pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat dan intervensi segera membantu pasien kembali pada ungsi optimalnya dengan cepat, aman dan nyaman. *paya yang dapat dilakukan diarahkan untuk mengantisipasi dan mencegah masalah yang kemungkinan mucul pada tahap ini. Pengkajian dan penanganan yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi yang memperlama perawatan
di rumah sakit atau membayakan diri pasien. Memperhatikan hal ini, asuhan keperawatan post operati sama pentingnya dengan prosedur pembedahan itu sendiri.
(, TAHAPAN KEPERAWATAN POST OPERATIF
Perawatan post operati meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah + 7. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi !recovery room" 8. Perawatan post anastesi di ruang pemulihan !recovery room" $. Transportasi pasien ke ruang rawat 9. Perawatan di ruang rawat
.,
PE*INDAHAN
PASIEN
DARI
KA*AR
OPERASI
KE
RUAN1
PE*ULIHAN
Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan atau unit perawatan pasca anastesi !P#1*+ post anasthesia care unit " memerlukan pertimbangan'pertimbangan khusus. Pertimbangan itu diantaranya adalah letak incisi bedah, perubahan vaskuler dan pemajanan. 6etak incisi bedah harus selalu dipertimbangkan setiap kali pasien pasca operati dipidahkan. Banyak luka ditutup dengan tegangan yang cukup tinggi, dan setiap upaya dilakukan untuk mencegah regangan sutura lebih lanjut. (elain itu pasien diposisikan sehingga ia tidak berbaring pada posisi yang menyumbat drain dan selang drainase. >ipotensi arteri yang serius dapat terjadi ketika pasien digerakkan dari satu posisi ke posisi lainnya. (eperti posisi litotomi ke posisi hori2ontal atau dari posisi lateral ke posisi terlentang. Bahkan memindahkan pasien yang telah dianastesi ke brankard dapat menimbulkan masalah gangguan vaskuler juga. *ntuk itu pasien harus dipindahkan secara perlahan dan cermat. (egera setelah pasien dipindahkan ke barankard atau tempat tidur, gaun pasin yang basah !karena darah atau cairan
lainnnya" harus segera diganti dengan gaun yang kering untuk menghindari kontaminasi. (elama perjalanan transportasi tersebut pasien diselimuti dan diberikan pengikatan diatas lutut dan siku serta side rail harus dipasang untuk mencegah terjadi resiko injury. (elain hal tersebut diatas untuk mempertahankan keamanan dan kenyamanan pasien. (elang dan peralatan drainase harus ditangani dengan cermat agar dapat berungsi dengan optimal. Proses transportasi ini merupakan tanggung jawab perawat sirkuler dan perawat anastesi dengan koordinasi dari dokter anastesi yang bertanggung jawab.
/, PERAWATAN POST ANASTESI DI RUAN1 PE*ULIHAN 7 RECOVERY ROOM 9
(etelah selesai tindakan pembedahan, paseien harus dirawat sementara di ruang pulih sadar !recovery room RR" sampai kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan !bangsal perawatan". P#1* atau biasanya terletak berdekatan dengan ruang operasi. >al ini disebabkan untuk mempermudah akses bagi pasien untuk !7" perawat yang disiapkan dalam merawat pasca operati !perawat anastesi" !8" ahli anastesi dan ahli bedah !$" alat monitoring dan peralatan khusus penunjang lainnya. #lat monitoring yang terdapat di ruang ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap kondisi pasien. Aenis peralatan yang ada diantaranya adalah alat bantu pernaasan + oksigen, laringoskop, set trakheostomi, peralatan bronkhial, kateter nasal, ventilator mekanik dan peralatan suction. (elain itu di ruang ini juga harus terdapat alat yang digunakan untuk memantau status hemodinamika dan alat'alat untuk mengatasi permasalahan hemodinamika, seperti + apparatus tekanan darah, peralatan parenteral, plasma ekspander, set intravena, set pembuka jahitan, deibrilator, kateter vena, torni3uet. Bahan'bahan balutan bedah, narkotika dan medikasi kegawatdaruratan, set kateterisasi dan peralatan drainase. (elain alat'alat tersebut diatas, pasien post operasi juga harus ditempatkan pada tempat tidur khusus yang nyaman dan aman serta memudahkan akses bagi pasien, seperti + pemindahan darurat. %an dilengkapi dengan kelengkapan yang digunakan untuk mempermudah perawatan. (eperti tiang inus, side rail, tempat tidur beroda, dan rak penyimpanan catatan medis dan perawatan. Pasien tetap berada dalam P#1* sampai pulih sepenuhnya dari pegaruh anastesi, yaitu tekanan darah stabil, ungsi pernaasan adekuat, saturasi oksigen minimal :J dan tingkat kesadaran yang baik. Kriteria penilaian yang digunakan untuk menentukan kesiapan pasien untuk dikeluarkan dari P#1* adalah + •
5ungsi pulmonal yang tidak terganggu
>asil oksimetri nadi menunjukkan saturasi oksigen yang adekuat
•
Tanda'tanda vital stabil, termasuk tekanan darah
•
rientasi pasien terhadap tempat, waktu dan orang
•
•
>aluaran urine tidak kurang dari $= ml&jam
•
Mual dan muntah dalam kontrol
)yeri minimal
•
Berikut di bawah adalah orm pengkajian post anasteshia+ RUAN1 PE*ULIHAN POST ANASTESI
P-)I6#I#)
)ama uangan Tanggal
+
)ilai #khir + #hli bedahnasteshia Perawat .
+ +
Area peg#a$ia
Score
Saat peeri&aa . $a&
espirasi + Kemampuan naas dalam dan batuk *paya bernaas terbatas !dispneu" Tidak adan upaya naas spontan • • •
8 7 =
(irkulasi !tekanan sisteolik" = J dari pre anastesi := J dari pre anastesi L := J dari pre anastesi • • •
8 7 =
Tingkat Kesadaran + rientasi baik dan respon verbal positi Terbangun ketika dipanggil namanya Tidak ada respon •
8
• •
7
= Carna kulit + Carna dan penampilan kulit normal Pucat, agak kehitaman, keputihan. Ikterik (ianosis • •
8 7
•
= #ktivitas + Mampu menggerakkan semua ekstrimitas Mampu menggerakkan hanya 8 ekstrimitas Tak mampu mengontrol ektrimitas •
8
•
•
Total
7 =
+
Sete!ah / $a&
+
0 $a&
Keterangan + Pasien bisa dipindahkan ke ruang perawatan dari ruang P#1*& jika nilai pengkajian post anastesi <'.
TU6UAN PERAWATAN PASIEN DI PA:U adalah +
7.
Mempertahankan jalan naas %engan mengatur posisi, memasang suction dan pemasangan mayo&gudel.
8.
Mempertahankan ventilasi&oksigenasi /entilasi dan oksigenasi dapat dipertahankan dengan pemberian bantuan naas melalui ventilaot mekanik atau nasal kanul
$.
Mempertahakan sirkulasi darah Mempertahankan sirukais darah dapat dilakukan dengan pemberian caiaran plasma ekspander
9. bservasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase Keadaan umum dari pasien harus diobservasi untuk mengetahui keadaan pasien, seperti kesadaran dan sebagainya. /omitus atau muntahan mungkin saja terjadi akibat penagaruh anastesi sehingga perlu dipantau kondisi vomitusnya. (elain itu drainase sangat penting untuk dilakukan obeservasi terkait dengan kondisi perdarahan yang dialami pasien. :. Balance cairan >arus diperhatikan untuk mengetahui input dan output caiaran klien. 1airan harus balance untuk mencegah komplikasi lanjutan, seperti dehidrasi akibat perdarahan atau justru kelebihan cairan yang justru menjadi beban bagi jantung dan juga mungkin terkait dengan ungsi eleminasi pasien. ;. Mempertahanakn kenyamanan dan mencegah resiko injury Pasien post anastesi biasanya akan mengalami kecemasan, disorientasi dan beresiko besar untuk jatuh. Tempatkan pasien pada tempat tidur yang nyaman dan pasang side railnya. )yeri biasanya sangat dirasakan pasien, diperlukan intervensi keperawatan yang tepat juga kolaborasi dengan medi terkait dengan agen pemblok nyerinya.
Ha!5ha! yag harus )i#etahui o!eh pera+at aastesi )i ruag PA:U a)a!ah % .,
6eis pe&-e)aha
Aenis pembedahan yang berbeda tentunya akan berakibat pada jenis perawatan post anastesi yang berbeda pula. >al ini sangat terkait dengan jenis posisi yang akan diberikan pada pasien. /,
6eis aastesi
Perlu diperhatikan tentang jenis anastesi yang diberikan, karena hal ini penting untuk pemberian posisi kepada pasien post operasi. Pada pasien dengan anastesi spinal maka posisi kepala harus agak ditinggikan untuk mencegah depresi otot'otot pernaasan oleh obat'obatan anastesi, sedangkan untuk pasien dengan anastesi umum, maka pasien diposisika supine dengan posisi kepala sejajar dengan tubuh. 0,
Ko)isi pato!ogis #!ie
Kondisi patologis klien sebelum operasi harus diperhatikan dengan baik untuk memberikan inormasi awal terkait dengan perawatan post anastesi. Misalnya + pasien mempunyai riwayat hipertensi, maka jika pasca operasi tekanan darahnya tinggi, tidak masalah jika pasien dipindahkan ke ruang perawatan asalkan kondisinya stabil. Tidak perlu menunggu terlalu lama. 2,
6u&!ah per)araha itra operatif
Penting bagi perawata untuk mengetahui apa yang terjadi selama operasi !dengan melihat laporan operasi" terutama jumlah perdarahan yang terjadi. Karena dengan mengetahui jumlah perdarahan akan menentukan transusi yang diberikan. 3,
Pe&-eria trafusi se!a&a operasi
#pakah selama operasi pasien telah diberikan transusi atau belum, jumlahnya berapa dan sebagainya. >al ini diperlukan untuk menentukan apakah pasien masih layak untuk diberikan transusi ulangan atau tidak. 4,
6u&!ah )a $eis terapi caira se!a&a operasi
Aumlah dan jenis cairan operasi harus diperhatikan dan dihitung dibandingkan dengan keluarannya. Keluaran urine yang terbatas L $= ml&jam kemungkinan menunjukkan gangguan pada ungsi ginjalnya. =,
Ko&p!i#asi se!a&a pe&-e)aha
Komplikasi yang paling sering muncul adalah hipotensi, hipotermi dan hipertermi malignan. #pakah ada aktor penyulit dan sebagainya.
0, TRANSPORTASI PASIEN KE RUAN1 RAWAT Transportasi pasien bertujuan untuk mentranser pasien menuju ruang rawat dengan mempertahankan kondisi tetap stabil. Aika anda dapat tugas mentranser pasien, pastikan score post anastesi < atau yang menunjukkan kondisi pasien sudah
cukup stabil. Caspadai hal'hal berikut + henti naas, vomitus, aspirasi selama transportasi.
Fa#tor5fa#tor yag harus )iperhati#a pa)a saat trasportasi #!ie % a,
Perecaaa
Pemindahan klien merupakan prosedur yang dipersiapkan semuanya dari sumber daya manusia sampai dengan peralatannya. -, Su&-er )aya &ausia 7#eteagaa9
bukan sembarang orang yang bisa melakukan prosedur ini. rang yang boleh melakukan proses transer pasien adalah orang yang bisa menangani keadaan kegawatdaruratan yang mungkin terjadi sselama transportasi. Perhatikan juga perbandingan ukuran tubuh pasien dan perawat. >arus seimbang. c, Eguip&et 7pera!ata9
Peralatan yang dipersipkan untuk keadaan darurat, misal + tabung oksigen, sampai selimut tambahan untuk mencegah hipotermi harus dipersiapkan dengan lengkap dan dalam kondisi siap pakai. ), Prose)ur
*ntuk beberapa pasien setelah operasi harus ke bagian radiologi dulu dan sebagainya. (ehingga hendaknya sekali jalan saja. Prosedur'prosedur pemindahan pasien dan posisioning pasien harus benar'benar diperhatikan demi keamanan dan kenyamanan pasien.
e,
Passage 7$a!ur !itasa9
>endaknya memilih jalan yang aman, nyaman dan yang paling singkat. -kstra waspada terhadap kejadian lit yang macet dan sebagainya.
2,
PERAWATAN DI RUAN1 RAWAT
Ketika pasien sudah mencapai bangsal, maka hal yang harus kita lakukan, yaitu + a.
Monitor tanda'tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, tube&selang, dan komplikasi. Begitu pasien tiba di bangsal langsung monitor kondisinya. Pemerikasaan ini merupakan pemmeriksaan pertama yang dilakukan di bangsal setelah post operasi.
b.
Manajemen 6uka
#mati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan abnormal. bservasi discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai dengan pengangkatan jahitan. c.
Mobilisasi dini Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi M, naas dalam dan juga batuk eekti yang penting untuk mengaktikan kembali ungsi neuromuskuler dan mengeluarkan sekret dan lendir.
d.
ehabilitasi ehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali. ehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesiik yang diperlukan untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala.
e.
%ischarge Planning Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan inormasi kepada klien dan keluarganya tentang hal'hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondis&penyakitnya post operasi. #da 8 macam discharge planning + a.
*ntuk perawat + berisi point'point discahrge planing yang diberikan kepada klien !sebagai dokumentasi"
b.
*ntuk pasien + dengan bahasa yang bisa dimengerti pasien dan lebih detail.
1ontoh nota discharge planning pada pasien post tracheostomy + 7. *ntuk perawat + pecegahan ineksi pada area stoma 8. *ntuk klien + tutup lubang operasi di leher dengan kassa steril !sudah disiapkan"
%alam merencanakan kepulangan pasien, kita harus mempertimbangkan 9 hal berikut+ .,
Ho&e care preparatio
Memodiikasi lingkungan rumah sehingga tidak mengganggu kondisi klien. 1ontoh + klien harus diatas kursi roda&pakai alat bantu jalan, buat agar lantai rumah tidak licin. Kita harus juga memastikan ada yang merawat klien di rumah. /,
:!iet'fa&i!y e)ucatio
Berikan edukasi tentang kondisi klien. 1ara merawat luka dan hal'hal yang harus dilakukan atau dihindari kepada keluarga klien, terutama orang yang merawat klien. 0,
Psychososia! preparatio
Tujuan dari persiapan ini adalah untuk memastikan hubungan interpersonal sosial dan aspek psikososial klien tetap terjaga. 2,
Hea!th care resources
Pastikan bahwa klien atau keluarga mengetahui adanya pusat layanan kesehatan yang terdekat dari rumah klien, seperti rumah sakit, puskesmas dan lain'lain. Aadi jika dalam keadaan darurat bisa segera ada pertolongan.
:, DIA1NOSA KEPERAWATAN
%iagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada saat pasca operasi a.
Impaired gas eNchange r.t residual eect o anasthesia
b.
Ineective airway clearance r.t increased secretion
c.
Pain r.t surgical incision and positioning during surgery
d.
Impaired skin integerity r.t surgical woud, drains abd wound inection
e.
Potensial injury r.t eect o anasthesia, sedation and immobility
.
5luid volume deicit r.t uid loss during surgery
g.
#ltered patterns o urinary elimation !decreased" r.t anasthesia agent and immobility
h.
#ctivity intolerance r.t surgery and prolonged bed rest
i.
(elcare deicit r.t surgical wound, pain adn treatment regimen
j.
Knowledge deicit r.t lack o inormation about treatment regimen
*asa!ah #o!a-oratif %
a.
Perubahan
perusi
jaringan sekunder
terhadap hipovolemia dan
vasikontriksi b.
>ipovolemia
c.
PK + ineksi
d.
%an lain'lain
D, INTER
(ecara umum intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien psot operasi meliputi hal'hal sebagai berikut + 7.
Memastikan ungsi pernaasan yang optimal
8.
Meningkatkan ekspansi paru
$.
Menghilangkan ketidaknyamanan pasca operati + nyeri
9.
Menghilangkan kegelisahan
:.
menghilangkan mual dan muntah
;.
Menghilangakn distensi abdomen
<.
Menghilangkan cegukan
.
Mempertahankan suhu tubuh normal
.
Menghindari cedera
7=. Mempertahankan status nutrisi yang normal 77. Meningkantkan ungsi urinarious yang normal 78. Meningkatkan eliminasi usus 7$. Pengaturan posisi 79. #mbulasi 7:. 6atihan di tempat tidur
E, KO*PLIKASI POST OPERASI .,
Syo#
(yok yang terjadi pada pasien bedah biasanya berupa syok hipovolemik, syok nerogenik jarang terjadi. Tanda'tanda syok secara klasik adalah sebagai berikut + •
Pucat
Kulit dingin, basah
•
Pernaasan cepat
•
(ianosis pada bibir, gusi dan lidah
•
)adi cepat, lemah dan bergetar
•
Penurunan tekanan darah
•
*rine pekat
•
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah kolaborasi dengan dokter terkait dengan pengobatan yang dilakukan seperti terapi obat, penggantian cairan per I/ dan juga terapi pernaasan. Terapi obat yang diberikan meliputi obat'obatan kardiotonik !natrium sitroprusid", diuretik, vasodilator dan steroid. 1airan yang digunakan adalah cairan kristaloid sperti ringer laktat dan koloid seperti terapi komponen darah, albumin, plasma. Terapi pernaasan dilakukan dengan memantau gas darah arteri, ungsi pulmonal dan juga pemberian oksigen melalui intubasi atau nasal kanul. Intervensi mandiri keperawatan meliputi + •
%ukungan psikologis,
Pembatasan penggunaan energi,
•
Pemantauan reaksi pasien terhadap pengobatan
•
Peningkatan periode istirahat.
•
Pencegahan hipotermi dengan menjaga tubuh pasien agar tetap hangat karena
•
hipotermi mngurangi oksigenasi jaringan •
Melakukan perubahan posisi pasien tiap 8 jam dan mendorong pasien untuk
melakukan naas dalam untuk meningkatkan ungsi optimal paru •
Pencegahan komplikasi dengan memonitor pasien secara ketat selama 89 jam.
(eperti edema perier dan edema pulmonal.
/,
Per)araha
Penatalaksanaan perdarahan seperti halnya pada pasien syok. Pasien diberikan posisi terlentang dengan posisi tungkai kaki membentuk sudut 8= derajat dari tempat tidur sementara lutut harus dijag tetap lurus. Penyebab perdarahan harus dikaji dan diatasi. 6uka bedah harus selalu diinspeksi terhadap perdarahan. Aika perdarahan terjadi, kassa steril dan balutan yang kuat dipasangkan dan tempat perdarahan ditinggikan pada posisi ketinggian jantung. Pergantian cairan koloid disesuaikan dengan kondisi pasien.
0,
Tro&-osis "ea profu)a
Trombosis vena prounda adalah trombosis yang terjadi pada pembuluh darah vena bagian dalam. Komplikasi serius yang bisa ditimbulkan adalah embolisme pulmonari dan sindrom pasca lebitis.
2,
Retesi uri
etensi urine paling sering terjadi pada kasus'kasus pembedahan rektum, anus dan vagina. #tau juga setelah hernioari dan pembedahan pada daerah abdomen bawah. Penyebabnya adalah adanya spasme spinkter kandung kemih. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemasangan kateter untuk membatu mengeluarkan urine dari kandung kemih.
3,
Ife#si !u#a operasi 7)ehisiesi@ e"icerasi@ fistu!a@ e#rose@ a-ses9
Ineksi luka psot operasi seperti dehiseinsi dan sebaginya dapat terjadi karena adanya kontaminasi luka operasi pada saat operasi maupun pada saat perawatan di ruang perawatan. Pencegahan ineksi penting dilakukan dengan pemberian antibiotik sesuai indikasi dan juga perawatan luka dengan prinsip steril. 4,
Sepsis