Nama : Rudy Suwardi NIM : 1111084000009 Dosen Pembimbing : Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si Fakultas Ekonomi dan Studi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Dampak nilai tukar rupiah …Full description
Tugas Pengantar Ekonomi Internasional
Nama Kelompok : I WAYAN ARI SUDANA (0906105083) I KADEK KRISNA A (0906105097) I PUTU PURNAM JAYA (1006105071)
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA 2012
Nilai Tukar Perdagangan (Terms of Trade) dan Pembangunan Ekonomi
Pada bagian pembahasan ini, pertama-tama kita perlu mendefinisikan berbagai istilah dalam dunia perdagangan yang begitu populernya sehingga sering disalah tafsirkan. Langkah seperti ini mutlak perlu kita lakukan guna memungkinkan terselenggarakannya suatu analisis yang tajam untuk mengungkap sejauh mana keberadaan pendapat yang mengatakan bahwasanya nilai tukar perdagangan (terms of trade) dari Negara-negara berkembang yang aktif dalam perdagangan internasional cenderung memburuk. Hal terakhir yang vakan kita bahas pada subbab ini adalah hasil-hasil dari sejumlah studi empiris terbaru yang mencoba mengukur perubahan pendapat dan nilai tukar perdagangan Negara-negara berkembang dari waktu ke waktu.
Variasi Nilai Tukar Perdagangan
Ada beberapa macam istilah nilai tukar perdagangan yang satu sama lain memiliki perbedaanperbedaan penting. Adapun jenis-jenis nilai tukar perdagangan tersebut adalah: nilai tukar perdagangan yang berkenaan dengan pendapatan (income terms of trade), nilai tukar perdagangan faktor tunggal (single factoral terms of trade), dan nilai tukar perdagangan factor ganda ( doublefactoral terms of trade). Nilai tukar perdagangan berkenaan dengan komoditi (commodity terms of trade) atau barter neto (N) sebagai rasio indeks harga komoditi ekspor suatu Negara (P x) terhadap indeks harga komoditi-komoditi impornya (P M) dikalikan 100 (guna menyatakan nilai tukar perdagangan tersebut dalam angka persen). Ada pun persamaan matematisnya adalah sebagai berikut: N = (P X /PM)100
Sebagai contoh, jika kita mengambil tahun 1960 sebagai tahun landasan (N = 100), dan kita mendapati bahwa pada akhir tahun 1995 P X suatu Negara turun 5 persen sehingga menjadi 95, sedangkan P M nya meningkat 10 persen sehingga menjadi 110, maka nilai tukar perdagangan komoditi (commodity terms of trade) Negara tersebut akan mengalami kemerosotan menjadi: N = (95/110)100 = 86,36
Hal itu berarti bahwa antara tahun 1960 hingga tahun 1995, harga-harga komoditi ekspor Negara tersebut mengalami penurunan sebesar hampir 14 persen jika dikaitkan dengan harga komoditi impornya. Adapun persamaan matematika sederhana untuk nilai tukar perdagangan berkenaan dengan pendapatan suatu Negara (income terms of trade), atau yang biasa disimbolkan dengan I, adalah sebagai berikut: I = (PX /PM)Q X
Simbol QX melambangkan indeks volume ekspor. Dengan demikian I mengukur kapasitas impor suatu Negara didasarkan kepada kemampuan ekspornya. Kembali pada contoh kita tadi, jika Q
X
meningkat dari 100 pada tahun 1960 menjadi 120 pada tahun 1995, maka nilai tukar perdagangan berkenaan dengan pendapataan Negara tersebut akan mengalami peningkatan menjadi: I = (95/110)120 = (0,8636)(120) = 103,63
Itu berarti bahwa sejak tahun 1960 hingga tahun 1995 kapasitas impor Negara tersebut jika didasarkan pada kemampuan atau pendapatan ekspornya mengalami peningkatan sebesar 3,63 persen (sekalipun P X /PM mengalami penurunan). Perubahan dalam nilai tukar perdagangan yang dihitung atas dasar pendapatan itu sangatlah penting bagi Negara-negara berkembang, karena mereka pada umumnya sangat memerlukan faktor produksi modal yang harus diimpor bagi kelangsungan proses pembangunan ekonominya. Sedangkan nilai tukar perdagangan faktor tunggal (S) dari suatu Negara dapat dihitung berdasarkan rumus berikut ini: S = (PX /PM)ZX
Simbol ZX, melambangkan indeks produktivitasnya dalam ekonomi atau sektor industri di suatu Negara yang memproduksi komoditiekspor. Dengan demikian S mengukur jumlah impor yang dapat diperoleh oleh Negara itu berdasarkan satuan unit faktor produksi domestik yang yang terkandung dalam komoditi ekspornya. Sebagai contoh, jika produktivitasnya pada sector penghasilkomoditi ekspor di Negara tersebut mengalami kenaikan dari 100 di tahun 1960
menjadi 130 pada tahun 1995, maka nilai tukar perdagangan faktor tunggal Negara tersebut mengalami kenaikan menjadi: S = (95/110)130 = (0,8636)(130) = 112,27 Intepretasi atas hasil tersebut adalah bahwa pada tahun 1995 negara yang bersangkutan menerima impor 12,27 persen lebih banyak dari setiap satuan atau unit faktor produksi domestik yang terkandung dalam ekspornya ketimbang yang diperolehnya dalam tahun 1960.