Manajemen Perubahan: Konsep dan Implementasi I GDE DHARMA NUGRAHA
Proses Manajemen Perubahan
Nissan berhasil melalui proses manajemen manajemen perubahan.
Konsep Manajemen Perubahan
Manajemen Perubahan merupakan istilah yang komprehensif yang digunakan untuk menjelaskan berbagai macam perubahan baik yang terjadi pada dataran individu, organisasi dan lingkungan masyarakat.
Manajemen Perubahan digunakan untuk:
Tugas yang berhubungan dengan pengelolaan perubahan;
Area praktik yang bersifat professional dalam konteks perubahan;
Pengetahuan tentang perubahan yang terdiri atas: model, metode, teknik dan peralatan lainnya yang dibutuhkan;
Mekanisme control yang terdiri atas prasyarat, standar, proses dan prosedur dalam melakukan perubahan.
Konsep Manajemen Perubahan Proses formal dalam perubahan organisasi yang dilakukan melalui pendekatan sistematis dalam sebuah aplikasi pada pengetahuan, peralatan, dan sumber daya lainnya. Element:
Proses formal Pendekatan sistematis
Berbasis pengetahuan ilmiah
Menyaratkan kemampuan berubah
Manajemen Perubahan merupakan Proses Formal
Dalam pengertian pengertian ini, perubahan dikatakan formal jika perubahan tersebut sengaja diinisiasi, didorong dan dilakukan oleh otoritas pengelo pengelola la organisasi.
Perubahan bisa terjadi karena adanya kerugian atau pertumbuhan organisasi.
Pertumbuhan organisasi terbagi menjadi menjadi lima fase yaitu:
Tumbuh karena kreativitas
Tumbuh karena arahan
Tumbuh karena delegasi
Tumbuh karena koordinasi
Tumbuh karena kolaborasi.
Setiap fase memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda satu sama lain.
Pendekatan Sistematis dalam Manajemen Perubahan
Pihak manajemen manajemen yang berkepentingan terhadap perubahan organisasi tentu saja tidak melakukan perubahan dengan cara asal-asalan melainkan melalui sebuah proses yang sistematik. Leadership & Direction External Events
Need for Change
Readiness for Change
Planning
Processes Organization & Resources
Implementing Change Systems & Controls
Behaviours
Proses Perubahan Berbasis Pengetahuan
Manajemen perubahan merupakan hasil dari sebuah sebuah proses yang yang berbasis ilmu pengetahuan.
Teori-teori perubahan dikelompokkan menjadi:
Life Cycle Theory
Teleological Theory
Runtutan perubahan yang yang berawal dari penentuan visi visi yang menggambarkan masa depan organisasi yang ingin dituju.
Dialectical Theory
Proses perubahan yang terjadi terjadi secara berurutan sesuai dengan peristiwa yang terjadi di organisasi.
Proses perubahan yang merupakan merupakan hasil dari proses konfrontatif antara antara tesis dan antithesis yang menimbulkan konflik.
Evolutionary Theory
Perubahan bersifat evolutif yang melibatkan beberapa beberapa entitas dalam organisasi.
Kapasitas untuk Melakukan Perubahan
Perubahan organisasi bias Perubahan bias dilakukan dilakukan jika organisasi organisasi memilki energy dan kapasitas untuk berubah.
Kapasitas perubahan adalah kemampuan sebuah organisasi untuk melakukan perubahan dalam merespon dan mengantisipasi pergeseran lingkungan eksternal.
Kapasitas perubahan memiliki beberapa dimensi yang saling terkait baik pada level makro, meso dan mikro. Dapat dilihat pad table 3.1. pada halaman 3.17.
Perdebatan antara Manajemen Perubahan VS Pengembangan Organisasi
Perbedaan antara manajemen manajemen perubahan perubahan dan pengembangan organisasi adalah:
Secara teoritik, manajemen perubahan memiliki cakupan yang lebih luas ketimbang pengembangan organisasi.
Praktisi pengembangan organisasi adalah pihak luar yang sekedar menjadi fasilitator sementara konsultan manajemen perubahan biasanya menjadi bagian dari tim yang cakupannya sangat luas.
Pengembangan organisasi melakukan melakukan aktivi aktivitasnya tasnya dengan sasaran utama mengubah sikap dan nilai-nilai individu karyawan sebagai sarana untuk merubah struktur organisasi, sementara manajemen perubahan lebih menitikberatkan pada perubahan structural untuk memunculkan perilaku baru.
Kesiapan Berubah
Tanda-tanda karyawan mendukung perubahan adalah:
Keamanan
Uang
Otoritas
Prestise
Tanggung jawab
Kondisi kerja lebih baik
Kepuasan diri
Kontak antar antar individu lebih baik baik
Membutuhkan waktu dan usaha lebih sedikit
Kesiapan Berubah
Namun terkadang ada juga karyawan karyawan yang tidak tidak siap mengalami perubahan.
Persepsi karyawan terhadap proses perubahan dapat dilihat pada gambar 3.6 halaman 3.25.
Untuk mengukur kesiapan sebuah organisasi dalam berubah, halaman 3.28 memberikan contoh kuisioner yang bias digunakan.
Resistensi terhadap Perubahan
Dalam proses proses perubahan, perubahan, bisa menimbulkan resistensi dari para karyawan.
Gejala-gejala resistensi dapat dapat dilihat dari tingkah laku karyawan dalam menghadapi proses perubahan.
Terdapat metode-m metode-metode etode yang dapat dapat digunakan untuk mengelola resistensi karyawan:
Pendidikan dan komunikasi komunikasi
Partisipasi dan pelibatan
Fasilitasi dan dukunga dukungan n
Negoisasi dan kesepakatan
Manipulasi dan kooptasi
Ancaman – eksplisit eksplisit maupun implisit.
Model dan Implementasi Perubahan Organisasi
Model Manajemen Perubahan dibutuhkan untuk membantu mengarahkan proses perubahan ke tujuan yang diinginkan.
Menurut Burke (2002), lima cara agar model organisasi bisa digunakan adalah:
Menyederhanakan Menyederh anakan situasi yang kompleks ke dalam kategorikategori yang lebih mudah dipahami.
Membantu mengidentifi mengidentifikasi kasi kegiatankegiatan-kegiatan kegiatan organisasi atau property organisasi yang betul-betul membutuhkan perhatian.
Menyoroti kesalingterkaitan berbagai macam property organisasi seperti antara strategi dan struktur organisasi.
Menggunakan Menggunaka n Bahasa Bahasa yang sama sama ketika mendiskusikan mendiskusikan karakteristik organisasi.
Menyediakan pedoman tentang urutan tindakan yang harus diambil dalam situasi perubahan.
Lewin’s Three-Stage
Model
Mengajukan teori pertama pertama yang yang disebut disebut Quasi stationary equilibria, equilibria, menjelaskan bagaimana keseimbangan atau ketidakseimbangan “force-field” menentukan sejauh mana system social masyarakat bias mempertahankan keseimbangan atau harus berubah menuju titik keseimbangan baru. Teori kedua, disebut Three-stage model, model, menjelaskan bahwa perubahan dapat terjadi pada tiga level yang berbeda, yaitu:
Perubahan pada level individu karyawan yang bekerja di organisasi.
Perubahan pada struktur dan system organisasi.
Perubahan yang secara langsung merubah iklim organisasi dan gaya kepemimpinan.
Lewin’s Three-Stage
Model perubahan Lewin:
Contohnya pada proses perubahan peruba han British Airways.
Model
Model Bechard & Harris
Modelnya menekankan pentingnya motivasi perubahan.
Dihadirkan Dihadir kan dalam bentuk persamaan persamaan sederhana:
Perubahan = ABC > D
A = ketidakpuas ketidakpuasan an terhadap keadaan status quo
B = masa depan yang diharapkan
C = langkah-langkah praktis praktis yang dijalankan dijalankan dalam perubahan
D = biaya untuk melakukan perubahan
Critical Path Model
Berfokus pada pada unit aktivitas dan atau level organisasi bukan pada pada level individu.
Jalur kritis adalah adalah proses perubahan yang dipimpin oleh seorang manajer dengan melakukan tindakan-tindakan:
Memobilisasi Memobili sasi energy semua pemangku kepentingan.
Mengembangkan visi organisasi organisasi..
Membangun konsensus bahwa visi baru merupakan visi yang tepat, mampu dijalankan dan cukup kohesif untuk menggerakkan perubahan.
Merevitalisasi Merevital isasi semua departemen.
Melakukan konsolidasi perubahan melalui kebijakan, system dan struktur formal organisasi.
Secara terus menerus melakukan monitoring dan upaya-upaya strategi baru untuk merespon masalah yang akan muncul dalam proses perubahan.
Model Sistem
Model system menjelaskan apa yang akan diubah dalam proses perubahan.
Menekankan pentingnya memperhatikan aspek organisasi yang bersifat informal di samping aspek utama organisasi formal.
Pendekatan Manajemen Perubahan
Proses perubahan dapat dilakukan melalui pendekatan yang berbeda:
Ten Keys Appraoch
12 Action Steps
Ten Commandments
Transformation Trajectory.
Pendekatan Manajemen Perubahan menurut Kotter
Tabel 3.8 pada halaman 3.63 3.63 merangkum pendekatan perubahan menurut Kotter.
Pendekatan Manajemen Perubahan
Pendekatan Kontingesi
Pendekatan perubahan yang paling benar tergantung tergantung pada konteks yang melingkupinya.
Salah satu pendekatan kontingensi yang cukup popular adalah konsep yang dibangun oleh Dexter Dunphy & Doug Stace.
Melakukan pendekatan melalui dua perspektif – Gaya Gaya Manajemen dan Skala Perubahan.
Pendekatan Manajemen Perubahan
Pendekatan Proses
Mirip dengan pendekatan pendekatan kontingensi, tetapi tetapi lebih menekankan bahwa perubahan merupakan proses yang berjalan tiada awal dan tiada akhir.
Terima kasih
Pertanyaan?