MODEL DESKRIPTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dihadapkan Dihadapkan pada situasi yang hasilnya hasilnya tidak pasti, pengambil keputusan menggu menggunaka nakan n suatu suatu mekani mekanisme sme psikol psikologi ogiss untuk untuk membant membantu u mereka mereka mengamb mengambil il keputusan. Mekanisme psikologis yang terpenting adalah mengenai cara seseorang menggunakan informasi yang rumit, kompleks, acak, dan tidak dikenali menjadi suatu rumusan yang memungkinkan mereka mengambil keputusan.
A. Model Deskriptif Deskriptif dala dala Pe!"a#ila! Pe!"a#ila! Kep$t$sa! Kep$t$sa! Menu Menuru rutt Plous Plous (199 (1993 3 terd terdapa apatt beber beberapa apa model model desk deskri ript ptif if dala dalam m
pengambilan keputusan, yaitu %. Mode Modell Kep$ Kep$as asa! a! (Satisficing) !es !eseor eorang ang yang yang membu embuat at
suat suatu u
kepu keputu tussan
bias biasan any ya
lebi lebih h
mengutamakan kepuasan dibandingkan sesuatu yang optimal. Dalam teori utilitas harapan, pembuat keputusan diasumsikan memiliki informasi yang leng lengkap kap meng mengena enaii pelu peluan ang g dan dan kons konseku ekuen ensi si yang yang mele melekat kat pada pada seti setiap ap alternatif alternatif tindakan. "ntuk mendapatkan mendapatkan kepuasan tersebut tersebut adalah dengan memili memilih h satu satu cara cara yang diangga dianggap p memuas memuaskan, kan, sesuat sesuatu u yang yang dibutu dibutuhka hkan n meskipun
pil pilihan
tersebut
mung ungkin kin
tidak dak
ideal
atau
opt optimal. al.
#enyataannya,informasi mengenai alternatif tidak sepenuhnya tersedia dan mengandung mengandung ketidakpast ketidakpastian. ian. Dengan demikian, demikian, $alaupun $alaupun utilitas utilitas harapan harapan tidak tidak bergun bergunaa sebagai sebagai model model normat normatif if dari dari pembuat pembuatan an keputus keputusan an (model (model mengena mengenaii sebera seberapa pa rasion rasional al peril perilaku aku seseor seseorang ang,, utilit utilitas as harapa harapan n tidak tidak berguna sebagai model deskriptif (model mengenai bagaimana sebenarnya membuat keputusan. &. Teori ori Pro Prospek spek %eori %eori ini dikemba dikembangka ngkan n oleh oleh #ahnem #ahneman an dan %&ersky %&ersky (19' (19'
dan
memi memili liki ki perbe perbedaa daan n denga dengan n teor teorii eksp ekspek ekta tasi si kegun kegunaa aan n dalam dalam juml jumlah ah tanggap tanggapan an pentin penting. g. %eori eori prospe prospek k mempred memprediks iksii bah$a bah$a suatu suatu keputus keputusan an tergantung pada bagaimana suatu masalah disusun. )ika suatu nilai referensi dide didefi fini nisi sikan kan seba sebaga gaii suat suatu u peng pengel elua uara ran n yang yang terl terlih ihat at sebag sebagai ai sebu sebuah ah
keuntungan, maka hasil nilai fungsi akan menjadi cekung dan pembuat keputusan akan menolak mengambil risiko. !ebaliknya, jika nilai referensi didefinisikan sebagai pengeluaran yang terlihat sebagai kerugian, maka nilai fungsi menjadi cembung dan pembuat keputusan akan mengambil keputusan untuk mengambil risiko. '. Dapak Kepastia! (The Certainty Effect) #etika seseorang telah yakin, akan nilai referensi yang mereka dapatkan dari teori prospek, maka pembuat keputusan akan berusaha untuk menghilangkan atau menghindari risiko secara keseluruhan dibandingkan dengan mengurangi risiko tersebut. ). Pseudocertainty "ntuk model pengambilan keputusan ini, pengambil keputusan membuat suatu kebijakan dimana kebijakan tersebut tidak terlihat jelas atau tidak terlihat langsung dampaknya. *. Theory Regret (Teori Pe!+esala!, *asis dari teori penyesalan adalah bentuk counterfactual reasoning, dimana teori ini didapat berdasarkan ketika seseorang membandingkan kausalitas dari keputusan mereka dengan apa yang akan terjadim jika mereka membuat pilihan yang berbeda. %eori ini berasai dari dua asumsi+ pertama, bah$a banyak pengalaman orangorang yang merasakan sensasi penyesalan dan kegembiraan dan kedua, bah$a dalam membuat keputusan diba$ah ketidakpastian,
maka
mereka
mencoba
untuk
mengantisipasi
dan
mengindahkan sensansisensasi diatas. %eori ini memiliki risiko prediksi, yang sama dengan teori kemungkinan, hanya saja teori ini penyesalan memprediksi pilihan dengan menambahkan &ariabel baru, penyesalan ke fungsi kegunaan normal.
-. Pilia! Bera"a Sifat Di beberapa situasi, hasil tidak dapat diukur dengan satuan ukuran
tertentu. !ebagaian besar hasil penelitian, pilihan beragam sifat lebih fokus pada -bagaimana dibandingkan -seberapa baik seseorang membuat
keputusan. /rangorang menggunakan sejumlah strategi keputusan yang berbeda untuk membuat pilihan beragam sifat dan strategistrategi ini sangat tergantung pada jenis masalah. #etika pembuat keputusan dihadapkan pada pilihan sederhana antara dua alternatif, mereka sering menggunakan sesuatu yang dikenal sebagai -strategi pengganti. !trategi lainnya adalah -model linier, pada strategi ini setiap dimensi ditimbang berdasarkan kepentingan dan pertimbangan nilai disimpulkan pada bentuk indeksi keseluruhan bentuk. !trategi pengganti lain dikenal dengan -model tambahan berbeda. Model ini mirip dengan model linier, kecuali pada model linier, setiap alternatif die&aluasi pada semua dimensi kemudian dibandingkan dengan alternatif lain. Dimana pada model tambahan berbeda, setiap dimensi die&aluasi satu persatu di tiap alternatif dan perbedaan di antara alternatif ditimbang dan dijumlahkan bersama. /. Strate"i No!0Kope!sasi #etika seseorang bertemu dengan pilihan yang rumit diantara sejumlah alternatif, maka mereka biasa menggunakan -strategi tanpa pengganti. Pembuat keputusan menggunakan aturan konjungtif, yaitu mengeliminasi berbagai alternatif yang berada di luar batas sebelum definisi. Di sisi lain, seorang pembuat keputusan memakai aturan disjungtif dimana setiap alternatif die&aluasi pada syaratsyarat sifat terbaik. !trategi ketiga dari strategi tanpa pengganti adalah lexicographic. Pembuat keputusan menggunakan strategi ini dimulai dari mengidentifikasi dimensi yang paling penting untuk diperbandingkandan dipilih sebuah alternatif yang paling diperlukan. !trategi keempat adalah strategi -eliminasi oleh aspekaspek. *erdasarkan strategi ini, setiap aspek perbandingan diseleksi dengan proporsi kemungkinan ke kepentingan. *erbagai alternatif dibandingkan dengan tanggapan dari aspek yang terseleksi, alternatif inferior lalu dieliminasi, aspek lain yang diperbandingkan diseleksi, alternatif tambahan dieliminasi dan sampai pada hanya satu alternatif. 1. Die!si Pali!" Pe!ti!"
0ipotesis dari dimensi paling penting adalah memberi pilihan di antara dua alternatif yang sama. /rangorang akan memilih alternatif yang superior pada dimensi yang paling penting. )adi konsep ini mengatakan bah$a hal ini merupakan -hipotesis dimensi yang paling penting. Pembuat keputusan dapat ditelaah dari segi normati&e ataupun dari segi deskriptif. Pendekatan normati&e menitikberatkan
pada apa yang
seharusnya dilakukan oleh pembuat keputusan agar keputusannya juga dapat dikaji dari dua sudut pandang, yaitu+ keputusan yang dibuat dalam suasana tanpa risiko (riskless choice) dan keputusan yang dibuat dalam suasana yang mengandung risiko (risky choice). Pada akhirakhir ini pendekatan normati&e terhadap pengambilan keputusan
sering
kali
digugat
(0astjarjo,1991.
*eberapa
peneliti
menemukan bah$a orang acap bertindak melanggar prinsipprinsip dominan dan in&arian. Mereka lalu mengajukan sebuah teori yang dinamai teori prospek (prospect theory) yang pada dasarnya merupakan deskriptif mengenai pengambilan keputusan dalam situasi yang mengandung risiko. B. Pe#i!"kaia! I!forasi (Framing) Pembingkaian informasi (framing) adalah efek pada penilaian yang kita
buat karena cara penyampaian informasi. nformasi yang sama bila disampaikan dengan cara yang berbeda akan menimbulkan penilaian yang berbeda (0astjarjo,1991. !ecara umum, jika informaasi yang bersifat positif yang disampaikan pertama kali lalu disusul dengan informasi yang bersifat negatif, maka seseorang akan member penilaian yang positif, begitupula sebaliknya. Dalam penelitian mengenai pembuatan keputusan, biasanya subjek diberi sejumlah masalah hipotesis. !etiap masalah, mencakup+ 1 sjumlah alternatif alternatif (options) atau tindakantindakan (acts) yang harus dipilih, 2 hasilhasil (outcomes) dari alternatif tersebut atau konsekuensikonsekuensi dari tindakan tindakan tersebut, dan 3 probabilitas atau kontijensi yang menghubungkan hasil hasil dengan tindakantindakan tadi. espons seseorang terhadap masalah
masalah hipotesis tersebut diharapkan dapat mengungkap sikapsikap dasar orang tersebut terhadap nilai dan risiko.
2. F$!"si Nilai da! Pe#o#ota!
#ahneman dan %&ersky (19'9 mencoba memberikan penjelasan atas kecenderungan subjek dalam menghadapi masalhmasalah di atas. Penjelasa penjelasan tersebut merupakan ciriciri teori prospek. 1. 0asil hasil (outcomes diekspresikan dalam bentuk de&iasi positif ( gains atau de&iasi negatif (losses dari satu titik referensi netral yang dianggap bernilai nol. 2. Mengikuti jejak *ernoulli, #ahneman dan %&ersky (19'9 menandaskan bah$a dalam menge&aluasi suatu prospek orang tidak menggunakan hasil hasil objektif prospek tersebut, akan tetapi orang mengembangkan penilaian subjektif terhadap hasilhasil dari prospek tadi. #hususnya, fungsi nilai (value function memiliki bentuk !, bersifat cekung di atas titik referensi dan bersifat cembung diba$ah titik referensi.
3. Dalam teoriteori pengambilan keputusan yang normatif, misalnya expected utility theory, maka nilai dari satu hasil dibobot (weighted berdasarkan probabilitasnya. 4kan tetapi, dalam teori prospek, nilai satu hasil dikalikan dengan bobot keputusan (decision weight, (p. *obot keputusan merupakan satu fungsi monotonik dari probabilitas namun ia bukan merupakan probabilitas. 5ungsi pembobotan (weighting function memiliki ciriciri sebagai berikut+ (a kejadiankejadian yang mustahil dibuang π
π
(1 7 1, dan (b untuk probabilitasprobabilitas rendah
namun
π
cenderung
(p 8 dilebih
π
(6 7 6 dan π
(p 7 p,
(1p 1. )adi, probabilitasprobabilitas rendah
tinggikan
(overweighted ,
sedangkan
probabilitas
probabilitas sedang dan tinggi cenderung dilebihrendahkan (underweighted .
D. Ak$!ta!si Me!tal ( Mental Accounting ,
“Framing “ juga dapat diterapkan pada pilihan terhadap alternatifalternatif yang mempunyai banyak atribut. Dalam menge&aluasi satu pilihan yang mempunyai banyak atribut, maka orang biasanya mengembangkan satu perhitungan mental dengan cara memerinci keuntungan dan kerugian dari alternatif tersebut jika dibandingkan dengan satu referensi.
E. Pe!elitia! Teori Prospek
Pengaruh perbedaan formulasi satu masalah terhadap perbedaan tingkah laku memilih ( framing effects yang merupakan ciri khas %eori Prospek telah banyak diteliti. :e&in, ;hampman, dan )ohnson (19<< dalam 0astjarjo (1991, misalnya meminta baik pasien di satu rumah sakit maupun para dokternya untuk memilih antara terapi pembedahan dan radiasi dalam mengobati kanker paruparu. #elompok pertama diberi informasi mengenai efekti&itas terapi tersebut dalam bentuk survival statistics, yang menunjukkan presentase pasien yang mampu bertahan hidup sesudah mendapatkan terapi. #elompok kedua diberi informasi yang sama hanya dalam bentuk mortality statistics, yang menyajikan presentase pasienpasien yang telah meninggal. Pilihan subjek terhadap kedua masalah tersebut sangatlah berbeda. Misalnyua, jika efekti&itas terapi radiasi disajikan dalam bentuk “survival frame”, maka hanya 1<= dari subjek yang memilihnya. !ebaliknya, jika efekti&itas terapi radiasi disajikan dalam bentuk “mortality frame”, maka = dari subjek memilihnya. :e&in, ;hapman, dan )ohnson (19<< dalam 0astjarjo (1991 melakukan dua eksperimen yang meminta subjek untuk berjudi secara hipotesis (>ksperimen 1 dan berjudi dengan uang betulan (>ksperimen 2. "ntuk kondisi perolehan, besarnya uang yang dapat dimenangkan berkisar dari p166 sampai p266 dengan peluang berkisar dari ?= sampai dengan 26=. !edangkan untuk kondisi kekalahan, subjek dapat kalah sekitar p166 sampai p266 dengan peluang kalah sebesar <6= sampai dengan 9?=. !ubjek mengekspresikan lebih besar kemauan untuk bermain judi jika judi dirumuskan dalam presentase peluang untuk menang daripada jika dirumuskan dalam presentase kalah. ;hristensen (19<9 dalam 0astjarjo (1991 mengadakan empat penelitian terhadap tingkah laku memilih, yang terdiri dari satu penelitian lapangan, satu simulasi -berbelanja, dan dua penelitian yang menggunakan kuesioner. *erdasar
bentuk kur&a fungsi nilai dalam %eori Prospek, hipotesis yang diajukan adalah semakin tinggi rekening@pengeluaran seseorang semakin berminat orang itu untuk membeli barangbarang ekstra, oleh karena pengeluaranpengeluaran untuk barang barang tambahan tersebut hanya dinilai sebagai pengeluaran yang relati&e kecil jika ditambahkan ke dalam pengeluaran yang lebih banyak (pengeluaran pokok. #eempat macam penelitian yang dilakukan mendukung hipotesis penelitian. !ecara ringkas, satu implikasi teori prospek yang sangat penting ialah bah$a dengan memanipulasi formulasi suatu masalah ( framing atau dengan mengubah titik laku tertentu, yakni apakah ia akan cenderung mengambil atau menghindari resiko.
F. Ba"aia!a di Ak$!ta!si3
*anyak
penelitian
akuntansi
pada
tahun
19A6an
secara
implisit
mengamsumsikan bah$a in&estor gagal untuk menyesuaikan secara penuh pengaruh dari pemilihan metoda akuntansi terhadap alokasi sumber daya. Pasar tak ubahnya sebuah -fair game dari in&estor yang tidak canggih. Penelitian yang dilakukan oleh Bonedes dan Dopuch (19' menjadi tonggak dari perubahan pandangan ini. Pada decade tahun 19<6an sampai 1996an, banyak studi yang melaporkan terjadinya inefisiensi pasar, hal ini ditandai dengan adanya fenomena post announcement drift yaitu suatu reaksi berkepanjangan atas suatu peristi$a di pasar, padahal esensi terpenting dari pasar efesien adalah kecepatan informasi dan informasi akan lenyap begitu menerima informasi baru lagi. 5enomena ini dapat dijelaskan oleh %eori Prospek, yang intinya adanya prospek (peluang masa depan sebagai reaksi atas peristi$a masa kini %eori prospek merupakan teori yang bersifat deskriptif dibandingkan normatif dalam pengambilan keputusan yang mengandung unsur ketidakpastian. n&estor akan sangat menyukai suatu pola laba tertentu, yang merupakan bentuk dari fungsi nilai
teori prospek yang menyebabkan manajemen akan melakukan suatu kreasi terhadap laba yang dilaporkan. #ecenderungan in&estor kea rah perilaku menjual saham lebih dini aham $inner (saham berkinerja superrior dan menahan lebih lama saham loser (saham yang merugi merupakan suatu bentuk bias psikologis para in&estor di pasar modal (Pangeran, 266'. #erugian atas kekayaan para in&estor terjadi karena saham $inner yang mereka jual cenderung terus berkinerja baik, sementara saham loser yang meraka tahan ternya terus berkinerja buruk. *ias psikologis ini terjadi secara sistematis dan berulangulang di pasar modal. 5enomena ini dikenal dengan disposisionerror . 5enomena disposition error merugikan tingkat kekayaan in&estor. Mengapa fenomena ini terjadiC >sensi penjelasannya dapat dilakukan dengan teori prospek. Penjelasan teori prospek lebih memberi tekanan pada askep kognitif in&estor. :ebih lanjut, menurut Pangeran (266' penjelasan teori prospek tentang fenomena disposition error terus mengalami tentangan dari temuan emperis. %emuan emperis mengindikasikan fakta yang berla$anan dengan prediksi teori prospek. %eori lain yang bias menjadi alternati&e adalah teori penyesalan. %eori prospek tidak membedakan antara opsi yang dipilih dan yang tidak dipilih. %eori prospek tidak membandingkan perbedaan antara kinerja portofolio seorang dan kinerja portofolio pasar. !eperti yang telah dipaparkan sebelumnya, esensi dari teori penyesalan adalah indi&idu akan mengalami sensasisensasi yang disebut penyesalan. a akan merasa menyesal atas suatu hasil buruk akibat pilihan yang salah. Perasaan menyesal itu berasal dari dua sumber, yaitu perasaan menyesal akibat bertindak dan akibat tidak bertindak. Dalam konteks in&estasi, in&estor akan sangat menyesal jika kerugian dikaitkan dengan keputusan yang salah (Pangeran, 266'. 4ntisipasi atas perasaan
menyesal sebelumnya mendorong seorang in&estor bersikap pasif selama diba$ah kondisi ketidakpastian. #eputusan untuk menjual lebih dini saham $inner sering disebabkan oleh sikap yang terburuburu, kha$atir akan lepasnya keuntungan yang sudah di tangan. !elain itu, keputusan untuk menahan lebih lama saham loser juga disebabkan oleh adanya harapan harga naik serta keengganan untuk mengakui kesalahan in&estasi yang dilakukan. *erdasarkan pada penjelasan teori penyesalan, in&estor memiliki emosi penyesalan yang intens atas hasil negati&e sebagai akibat bertindak dalam keputusan in&estasi. n&estor yang takut akan munculnya penyesalan atas hasil negatif akibat dari tindakan serupa cenderung menahan lebih lama saham loser $alaupun harga saham terus menurun. Di pihak lain, in&estor akan memiliki perasaan penyesalan yang intens atas hasil buruk positif sebagai akibat tak bertindak dalam keputusan in&estasi.